Jumaat, 24 Ogos 2018

Mulai Tahun 2019 Rakyat Indonesia kemahuannya, mahu Presiden Republik Indonesia yang baharu. 8097.


Allah Maha Melihat. Allah Maha Mendengar. Nak sorok mana yang bersifat hamba dan bersifat baharu dan semua manusia yang bakal mati. Allah berfirman yang bermaksud: Dan tidaklah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main, dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.” (QS .Alankabuut: 64).

Allah ﷻ dan Rasulullah ﷺ
Allah ﷻ dan Rasulullah ﷺ
Allah ﷻ dan Rasulullah ﷺ

Antara akhlak mulia Rasulullah ﷺ didalam hadis ialah Suka memudahkan dan tidak suka menyulitkan.” 

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ  , الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ , الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ,  مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ , إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ , اهْدِنَا الصِّرَاطَ المُسْتَقِيمَ  , صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ , غَيْرِ المَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ.


Apakah pengertian novel Keluarga Gerilya by Pramoedya Ananta Toer kepada Rakyat Indonesia khasnya dan Nusantara umumnya. Keluarga Gerilya: Kisah Keluarga Manusia dalam Tiga Hari-Tiga Malam.
by Pramoedya Ananta Toer

Wahab dihukum mati Belanda, tanpa membocorkan rahasia kawannya. Novel ini penuh imajinasi, meskipun beberapa bagian merupakan fakta nyata, terutama pengalaman revolusi pengarangnya yang dijadikan acuan pokok untuk memberikan makna kepada gejala zamannya. 

Novel ini dapat memberi makna tentang semangat cinta tanah air dan bangsa melebihi cintanya kepada keluarga dan diri sendiri. Novel ini berisi kisah yang berlangsung tiga hari tiga malam di Jakarta pada zaman revolusi sekitar tahun 1947. Banyak pendapat yang menyatakan bahwa novel ini berkata jujur tentang keadaan revolusi, tanpa melebih lebihkan atau menyembunyikan. 

Sabda Nabi ﷺ Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau diam.” (Hadis Riwayat Bukhari & Muslim)

Novel : Keluarga Gerilya
Penulis : Pramoedya Ananta Toer
Penerbit : Penerbit Fajar Bakti 1988

Sinopsis

Melukiskan seorang pengarang dan keadaannnya secara utuh, jelas, mustahil. Yang utuh itu tetap orangnya sendiri dan keadaannya. Itu sebab sudah pada awalnya dia kunamai Sa’aman. Nama sebenarnya: Wahab. Sa’aman bukan tiruan dari Wahab, tetapi Wahab dalam gambaranku, pengarangnya. Wahab sebuah realitas baru, relitas sastera, kerana ia menjadi realitas hanya melalui sastera.

Dan siapa Wahab?

Dia adalah wakil komandan sebuah seksi di bawah pimpinanku. Tahun 1946. menjelang akhir tahun tersebut. Kami berdua meninggalkan pangkalan, Cikampek, menyusup ke Jakarta, yang semasa itu dalam pendudukan tentera kolonial Belanda. Pada bulan Julai 1947 aku sendiri tertangkap, dia tetap lolos.

Beberapa bulan menjelang akhir 1949, dalam penjara, aku ikut mendengarkan pembacaan koran. Sebuah berita memuat semua tawanan terpaku : Wahab bekas wakil komandanku, oleh pengadilan militer Belanda dijatuhi hukuman mati dan menjalani eksekusi. Nurani peribadi, tradisi menghormati siapa pun untuk membuat sesuatu. Dan hanya satu yang bisa kulakukan : berkurung diri sehabis kerja paksa dan di malam hari . menulis. Empat minggu kemudian lahirlah ia: Keluarga Gerilya.

Pada bulan September 1949, Belanda membebaskan tahanan terakhir dari penjara Bukit Duri. Aku termasuk di antara rombongan akhir di penjara Bukit Duri. Aku mendapat tempat di sebuah kampung miskin. Ternyata marhum Wahab juga tinggal di kampung ini tadinya. Terakhir datang ke kampung ini marhum digotong dalam bungkusan tikar. Para tetanggga telah mengumpulkan wang tebusan f2.50 untuk izin membawa pulang jenazahnya. Dengan biaya para tetanggga juga dia mendapatkan penguburan yang wajar dan manusiawi. Itulah kisah terakhir tentangnya pada awal kedatangannya di tempat baru itu.

Tentu masih ada yang mengingati Wahab, kalau tidak banyak. Dan kisah yang ku tulis ini tak lain dari sebuah monumen yang kudirikan sendiri. Bukan sekadar bunga yang ditaburkan pada kuburannya pada setiap Hari Pahlawan. Paling tidak sebagai pengganti sumbangan wang tebusan dan biaya penguburannya.

Pramoedya Ananta Toer, Jakarta April 1988

Sepatah kata mendahului halaman Keluarga Gerilya sudah cukup layak untuk menggambarkan isi dan kandungan. Tiada kata-kata lain yang selayaknya lebih tepat untuk itu.

Ulasan

Pram punya latar pengalaman yang sangat berharga untuk dikongsi. Seorang pejuang. Seorang pemimpin revolusi. Hidup dalam buangan. Terpenjara di Pulau Buru selama puluhan tahun. Tidak kalah dengan ketajaman bayonet dan kepantasan peluru meluncur dari tangannya, Pram juga sangat tajam pemikiran dan mata penanya.

Naskah karya Pram lahir dari pengalaman beliau sendiri dan pengalaman manusia dan watak yang berlegar disekitar. Daya pengataman Pram sangat tinggi dan teliti.

Yang menjadikan Pram besar bukan semata perjalanan hidupnya yang berputar dan berliku, namun lebih dari itu Pram mampu menitipkan semula semua itu dalam susunan perkataan yang indah dan terperinci. 

Biarpun tanpa kertas dan pena (ketika merakamkan Tetralogi Pulau Buru). Pram manusia ajaib yang pernah lahir dalam Alam Melayu. 

Keluarga Gerilya punya sedikit unsur-unsur ‘tricky’. Di awal bab pertama Amilah tidak dikesan langsung sebagai seorang yang hilang waras. Tentang baju kebaya Salmah dan beberapa bahagian lain. Namun ketidak warasan Amilah berjaya disembunyikan. Ini mengingatkan saya kepada novel kecil Pram yang berjudul Perburuan. Sungguh-sunguh pembaca akan terpedaya dengan helah dan tipu daya di awal babak pertama.

Keupayaan begini jarang-jarang dimiliki oleh penulis-penulis lain.

Keluarga Gerilya mengangkat tema kemanusiaan dan manusia itu sendiri. Tentang perjuangan menentang Penjajahan Belanda (yang menjadi tema kegemaran Pram). Ternyata lahirnya novel-novel Pram itu sendiri sebahagian dari perjuangan. Untuk catatan, karya-karya Pram yang sudah diterjemah ke dalam puluhan bahasa dunia, hanya dibenarkan terbit dalam negaranya sendiri Indonesia selepas tahun 2000.

KG mamaparkan pergolakan keluarga Sa’aman yang kehilangan tonggak. Si ayah mati ditembak anak sendiri yang berbeza ideologi. Si ibu menjadi tidak waras setelah anak lelaki Sa’aman ditahan pemerintah atas alasan menyertai pergerakan bawah tanah. 2 anak lelakinya yang lain hilang tanpa khabar setelah menyertai gerilya.

Amat rugi jika tidak menelaah isi dan kandungan Keluagra Gerilya.
https://ikatkata.wordpress.com/2007/08/27/novel-keluarga-gerilya/
Novel : Keluarga Gerilya | Abu Abdillah Riduan Khairi

Dari
Islamic Cyber Community (ICC) - Google+
https://plus.google.com/communities/117811740143524157778
undefined

Ito Wito - #2019GantiPresiden
Isi Pembukaan UUD 1945 Republik Indonesia

Pembukaan UUD 1945

"Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan."

"Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur."

"Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya."

"Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada :

Ketuhanan Yang Maha Esa, 

kemanusiaan yang adil dan beradab, 

persatuan Indonesia

kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, 


serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia." 

Aden Zaied Alfarobi - #2019GantiPresiden

Banyak pertimbangan dan juga analisa yang bisa buat saya dan teman-teman pendukung Jokowi lainnya mengambil kesimpulan begitu. Mengambil cawapres Makruf Amin sebagai pemicunya. Pemberitaan ILC semalam memperjelas bahwa sosok Jokowi yang kita dukung ternyata tidak pernah lepas dari campur tangan orang di belakangnya. Yang paling ngenes lagi, Sandiaga jadi cawapres Prabowo. Berat perjuangan Jokowi untuk 2 periode 'wan...." Dia menjelaskan apa alasannya.

2019 Ganti Presiden, Saat Die Hard Relawan Jokowi Tersadar
Neng Santi -  #2019GantiPresiden
Mensos BLAK-BLAKAN kampanye pake duit BANSOS nih
Parah ..
................
Dana Bansos Naik 100 Persen, Mensos Harap Masyarakat Pilih Jokowi Lagi

Dana Bansos Naik 100 Persen, Mensos Harap Masyarakat Pilih Jokowi Lagi - Kompas.com
Dana Bansos Naik 100 Persen, Mensos Harap Masyarakat Pilih Jokowi Lagi - Kompas.com





Alhamdulillah..
Elia AzzahraPengen video ini. Tp kok g bs didownload ya
Mohammad Rifai+Elia Azzahra maaf ya klu g bisa di download..
Coba di youtube..
Santun sore..
titik nur fajriyahAlhamdulillaah... Jatim mantappp
Video
University Librarians Publication Series

Keluarga Gerilya by Pramoedya Ananta Toer: Translation of Chapter 1-3

Elizabeth B. Fitzpatrick, University of Massachusetts AmherstFollow
Publication Date
January 2001

Abstract
This is a translation of the first three chapters of Pramoedya Ananta Toer's novel Keluarga Gerilya, originally published in Jakarta during the first years of the new Indonesian Republic. This translation was part of my Comparative Literature thesis project.

Recommended Citation
Fitzpatrick, Elizabeth B., "Keluarga Gerilya by Pramoedya Ananta Toer: Translation of Chapter 1-3" (2001). University Librarians Publication Series. 35. 
Retrieved from https://scholarworks.umass.edu/librarian_pubs/35

https://scholarworks.umass.edu/librarian_pubs/35/

Bacaan: Novel Keluarga Gerilya (Pramoedya Ananta Toer).
Keluarga Gerilya

Pramoedya Ananta Toer (kemudian dari ini dirujuk sebagai ‘Pak Pram’) merupakan seorang tokoh besar Angkatan ’45 Indonesia. Sebagai seorang pelopor prosa dan sasterawan jurubicara Revolusi Kemerdekaan Indonesia, jasa Pak Pram memang tak terkira banyaknya.

Pernah meringkuk lama di balik tirai besi – mendekam redha sebagai pejuang yang tak kenal erti takut dan kekalahan – beliau menghasilkan banyak karya penting, antaranya; ‘Bumi Manusia’; ‘Gulat di Jakarta’; ‘Subuh’; ‘Kerupsi’; ‘Percikan Revolusi’; ‘Midah si Manis Begigi Mas’; ‘Cerita Dari Blora’; ‘Panggil Aku Kartini Saja’ dan tentulah, ‘Keluarga Gerilya’

‘Keluarga Gerilya’ pernah diangkat sebagai teks sastera STP di Malaysia tidak berapa lama dahulu. Karya ini mengisahkan cerita tragis sebuah keluarga pejuang yang mengorbankan segala-galanya demi kemerdekaan tanahair tercinta.

Keluarga Amilah dan keluarga Sa’aman telah diangkat sebagai simbol dan watak-watak manusia yang menderita, bahagia dan hancur dek perang serta penjajahan.

Saya terkesan dengan perenggan akhir halaman 218 novel ini yang dinukilkan seperti berikut: 

“…Engkau harus berjanji pada dirimu sendiri, bahawa engkau akan belajar terus sampai tua. Kalau engkau sudah terlentang di balaimu, engkau harus bilang begini: aku akan belajar terus sampai tua. Ulang-ulangi kalimat itu sampai engkau tertidur. Dan engkau akan jadi pandai kelak. Engkau sekarang masih kecil, Hasan! Tapi kalau engkau mau belajar banyak-banyak, tahu-tahu engkau sudah jadi besar dan boleh jadi jenderal…”

Pengarang naskah ini menyatakan bahawa kejadian-kejadian yang berlaku sewaktu era revolusi nasional Republik Indonesia telah mencetuskan ilham untuk terhasilnya ‘Keluarga Gerilya’. 

Al-Fatihah yang sekudusnya, buat Pak Pram. *Naskah yang saya miliki ini merupakan terbitan Pustaka Antara, Kuala Lumpur, dan dicetak pada 1977 (cetakan ketiga).

http://chedinsphere.blogspot.com/2012/01/bacaan-novel-keluarga-gerilya-pramoedya.html

Apakah pengertian novel Keluarga Gerilya by Pramoedya Ananta Toer kepada Rakyat Indonesia khasnya dan Nusantara umumnya.

Pahlawan yang tidak terdendang... Beriman dengan Al Quran. Daftar Isi Al Quran dan Terjemahan: Sila Klik Untuk Membaca dan Mengkajinya. 
  1. Surat Al Fatihah (Pembukaan)
  2. Surat Al Baqarah (Sapi Betina)
  3. Surat Ali 'Imran (Keluarga 'Imran)
  4. Surat An Nisa' (Wanita)
  5. Surat Al Ma'idah (Hidangan)
  6. Surat Al An'am (Binatang Ternak)
  7. Surat Al A'raf  (Tempat Tertinggi)
  8. Surat Al Anfal (Rampasan Perang)
  9. Surat At Taubah (Pengampunan)
  10. Surat Yunus (Nabi Yunus A.S.)
  11. Surat Hud (Nabi Huud A.S.)
  12. Surat Yusuf (Nabi Yusuf A.S.)
  13. Surat Ar Ra'd (Guruh)
  14. Surat Ibrahim (Nabi Ibrahim A.S.)
  15. Surat Al Hijr (Daerah Pegunungan)
  16. Surat An Nahl (Lebah)
  17. Surat Al Israa' (Memperjalankan Di Malam Hari)
  18. Surat Al Kahfi (Gua)
  19. Surat Maryam (Maryam)
  20. Surat Thaha (Thaahaa)
  21. Surat Al Anbiya' (Kisah Para Nabi)
  22. Surat Al Hajj (Ibadah Haji)
  23. Surat Al Mu'minun (Orang Mukmin)
  24. Surat An Nur (Cahaya)
  25. Surat Al Furqaan (Pembeda)
  26. Surat Asy Syu'ara' (Penyair)
  27. Surat An Naml (Semut)
  28. Surat Al Qashash (Cerita)
  29. Surat Al 'Ankabuut (Laba-Laba)
  30. Surat Ar Ruum (Bangsa Rumawi)
  31. Surat Luqman (Luqman)
  32. Surat As Sajdah ((Sujud)
  33. Surat Al Ahzab (Golongan Yang Bersekutu)
  34. Surat Saba' (Kaum Saba')
  35. Surat Fathir (Pencipta)
  36. Surat Yaasiin
  37. Surat Ash Shaffat (Yang Bershaf-Shaf)
  38. Surat Shaad
  39. Surat Az Zumar (Rombongan-Rombongan)
  40. Surat Al Mu'min (Orang Yang Beriman)
  41. Surat Fushshilat (Yang Dijelaskan)
  42. Surat Asy Syuura (Musyawarah)
  43. Surat Az Zukhruf (Perhiasan)
  44. Surat Ad Dukhaan (Kabut)
  45. Surat Al Jaatsiyah (Yang Berlutut)
  46. Surat Al Ahqaaf (Bukit Pasir)
  47. Surat Muhammad (Nabi Muhammad SAW)
  48. Surat Al Fath (Kemenangan)
  49. Surat Al Hujuraat (Kamar-Kamar)
  50. Surat Qaaf
  51. Surat Adz Dzaariyaat (Angin Yang Menerbangkan)
  52. Surat Ath Thuur (Bukit)
  53. Surat An Najm (Bintang)
  54. Surat Al Qamar (Bulan)
  55. Surat Ar Rahmaan (Yang Maha Pemurah)
  56. Surat Al Waaqi'ah (Hari Kiamat)
  57. Surat Al Hadid (Besi)
  58. Surat Al Mujadilah (Wanita Yang Mengajukan Gugatan)
  59. Surat Al Hasyr (Pengusiran)
  60. Surat Al Mumtahanah (Wanita Yang Diuji)
  61. Surat Ash Shaff (Barisan)
  62. Surat Al Jumu'ah (Hari Jum'at)
  63. Surat Al-Munafiqun (Orang-Orang Munafik)
  64. Surat At Taghabun (Hari Ditampakkan Kesalahan-Kesalahan)
  65. Surat Ath Thalaaq (Talak)
  66. Surat At Tahrim (Mengharamkan)
  67. Surat Al Mulk (Kerajaan)
  68. Surat Al Qalam (Pena)
  69. Surat Al Haqqah (Kiamat)
  70. Surat Al Ma'arij (Tempat-Tempat Naik)
  71. Surat Nuh (Nabi Nuh A.S)
  72. Surat Al Jin (Jin)
  73. Surat Al Muzzammil (Orang Yang Berselimut)
  74. Surat Al Muddatstsir (Orang Yang Berselimut)
  75. Surat Al Qiyamah (Hari Kiamat)
  76. Surat Al Insaan (Manusia)
  77. Surat Al Mursalat (Malaikat-Malaikat Yang Diutus)
  78. Surat An Naba´ (Berita Besar)
  79. Surat An Naazi´ (Malaikat-Malaikat Yang Mencabut)
  80. Surat 'Abasa (Bermuka Masam)
  81. Surat At Takwir (Menggulung)
  82. Surat Al Infithar (Terbelah)
  83. Surat Al Muthaffifiin (Orang-Orang Yang Curang)
  84. Surat Al Insyiqaaq (Terbelah)
  85. Surat Al Buruuj (Gugusan Bintang)
  86. Surat Ath Thaariq (Yang Datang Di Malam Hari)
  87. Surat Al A´Laa (Yang Paling Tinggi)
  88. Surat Al Ghaasyiyah (Hari Kiamat)
  89. Surat Al Fajr (Fajar)
  90. Surat Al Balad (Negeri)
  91. Surat Asy Syams (Matahari)
  92. Surat Al Lail (Malam)
  93. Surat Adh Dhuhaa (Waktu Dhuha)
  94. Surat Alam Nasyrah /Al Insyirah (Bukankah Kami Telah Melapangkan)
  95. Surat At Tiin (Buah Tin)
  96. Surat Al 'Alaq (Segumpal Darah)
  97. Surat Al Qadr (Kemuliaan)
  98. Surat Al Bayyinah (Bukti Yang Nyata)
  99. Surat Al Zalzalah (Goncangan)
  100. Surat Al 'Adiyat (Kuda Perang Yang Berlari Kencang)
  101. Surat Al Qari'ah (Hari Kiamat)
  102. Surat At Takatsur (Bermegah-Megahan)
  103. Surat Al 'Ashr (Masa)
  104. Surat Al Humazah (Pengumpat)
  105. Surat Al Fiil (Gajah)
  106. Surat Quraisy (Suku Quraisy)
  107. Surat Al Ma'un (Barang-Barang Yang Berguna)
  108. Surat Al Kautsar (Nikmat Yang Banyak)
  109. Surat Al Kafirun (Orang-Orang Kafir)
  110. Surat An Nashr (Pertolongan)
  111. Surat Al Lahab (Gejolak Api)
  112. Surat Al Ikhlas (Memurnikan Keesaan Allah)
  113. Surat Al Falaq (Waktu Subuh)
  114. Surat An Naas (Manusia)

Tiada ulasan: