Jumaat, 4 Januari 2019

Akhirnya Allah jadikan Islam Agama Yang Tidak Dapat Dikalahkan. Allahu Akbar. 8983.


Bukan tiada usaha jahat, sabotaj, propaganda demi mencapai cita-cita pemerintah untuk menghapuskan Islam kononnya di tanah mereka. Walhal sesetengah kawasan asalnya memang wilayah Islam.

Sami Utama Buddha Thailand pun telah menasihati dan menyatakan Islam tidak akan dihapuskan di Siam. Beliau berpandangan jangan cuba-cuba mengkhianati orang Islam nanti buruk padahnya kepada Thailand. Jangan diusik orang Islam sebab orang Islam tidak mengacau pun kehidupan lain agama di Thailand. Hal ini diperolehi dari kajiannya dari sumber Al Quran.

Khutbah Jumat: Peduli Muslim Uighur

Foto: Muslim Uighur (BBC)
Naskah Khutbah Jumat PDF bisa diunduh di sini
Khutbah Pertama
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ،
وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
قال تعالى:
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
وقال رسول الله:
اتَّقِ اللهِ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
إِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ، وَشَرُّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلُّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ، وَكُلُّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ.
أَمَّا بَعْدُ مَعَاشِرَ المُؤْمِنِيْنَ: اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى وَرَاقِبُوْهُ مُرَاقَبَةً مَنْ يَعْلَمُ أَنَّ رَبَّهُ يَسْمَعُهُ وَيَرَاهُ
ثُمَّ أَمَّا بَعْدُ:
 Ma’asyiral Muslimin Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah,
Pertama, kami wasiatkan kepada diri kami, dan juga kepada jamaah sekalian untuk senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah ‘azza wajalla, dengan jalan mengamalkan semaksimal mungkin seluruh perintah-perintah Allah ‘azza wajalla dan rasul-Nya, serta semaksimal mungkin menjauhi segala larangan-larangan Allah ‘azza wajalla dan Rasul-Nya.
Mari kita pertahankan dan perbaiki kualitas amalan ibadah wajib kita, mari kita perbanyak amalan ibadah sunnah kita, dan mari tinggalkan semua hal-hal yang haram.
Mari kita berderma kepada saudara yang membutuhkan, mari kita bantu saudara yang kesulitan, mari kita ulurkan tangan kepada saudara yang lemah, mari kita tolong saudara yang dianiaya, mari kita selamatkan saudara kita yang ditindas.
Dengan selalu memohon pertolongan Allah ‘azza wajalla, kita berharap bisa mengakhiri cobaan kehidupan dunia ini dengan husnul khatimah.
Ma’asyiral Muslimin Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah,
Sejak beberapa pekan yang lalu, sosial media kita kembali diguncangkan dengan peristiwa duka. Kali ini, kabar yang cukup menyakitkan hati itu datang dari saudara-saudara kita dari umat islam etnis Uighur di Xinjiang, China. Menurut laporan yang dirilis oleh Organisasi pemantau HAM PBB, Human Rights Watch (HRW), ada sebanyak 13 juta Muslim di wilayah Xinjiang menjadi sasaran indoktrinasi politik, hukuman massal, pembatasan gerakan dan komunikasi, peningkatan pembatasan agama dan pengawasan kolektif.
Dalam laporan tersebut, disampaikan juga bahwa hingga saat ini lebih dari 2 juta Muslim Uyghur dikurung di kamp konsentrasi mirip dengan gaya Nazi. Dengan dalih “memerangi ekstremisme” mereka dipaksa meninggalkan keyakinan mereka, diperintahkan menyanyi lagu-lagu komunis, disuruh mengonsumsi alkohol dan daging babi.
Mereka dilarang mengamalkan ajaran Islam, mereka dilarang membaca al-Qur’an, mereka tidak boleh berpuasa. Anak-anak yang baru lahir dilarang menggunakan nama islam, sementara wanita tidak diperkenankan menggunakan hijab dan dinikahkan dengan orang-orang komunis China. Sungguh penindasan yang luar biasa.
Akibatnya, tidak sedikit di antara mereka yang disiksa, ditindas, dan diintimidasi ketika menolak paksaan rezim. Hingga saat ini, entah berapa ribu nyawa yang hilang ketika mereka berani menantang dan melawan kebijakan rezim.  Namun, dunia diam melihat aksi kekejaman itu. Tidak ada aksi serius untuk menghentikan kekejaman rezim China terhadap Muslim Uighur. Bahkan pemerintah kita pun belum mengeluarkan pernyataan resmi mengutuk kezaliman tersebut. Lalu, dengan kondisi yang seperti itu akankah kita turut berdiam saja? Lupakah kita akan ukhuwah Islamiyah?
Ma’asyiral Muslimin Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah,
Sebagai sesama muslim yang terikat dengan tali yang kokoh, iman dan akidah, kita tidak bisa hanya melihat saudara-saudara kita dizalimi seperti itu. Kita harus bangkit membela saudara-saudara kita dengan mendukung dan menguatkan mereka. Segala usaha harus dikerahkan umat muslim untuk membela dan menolong mereka di sana. Derita dan ketakutan mereka juga menjadi tanggungjawab kita untuk membantu menyelesaikannya, karena sesama muslim bersaudara. Ibarat satu tubuh, jika satu anggota sakit maka seluruh tubuh akan merasakan demam dan tak bisa tidur. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallambersabda:
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ الْوَاحِدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
“Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal kasih sayang, kecintaan dan kelemah-lembutan diantara mereka adalah bagaikan satu tubuh, apabila ada satu anggotanya yang sakit maka seluruh tubuh juga merasakan demam dan tidak bisa tidur.” (Muttafaqun ‘Alaih)
Dan dari Abu Musa radliyallaahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:
الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا
“Orang mukmin dengan mukmin lainnya laksana satu bangunan, satu dengan yang lainnya saling menguatkan.” Lalu beliau shallallaahu ‘alaihi wasallam lalu beliau menautkan antar jari-jemarinya. (Muttafaq ‘alaih)
Ma’asyiral Muslimin Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah,
Jika bantuan fisik secara langsung berupa jihad fi sabilillah belum mungkin dilakukan di sana, maka setidaknya kita aktif mendesak pemerintah pusat agar segera mengambil langkah strategis-diplomatif dengan pemerintah China untuk segera menghentikan kekerasan dan diskriminasi terhadap kaum Muslim Uighur serta membuka akses bantuan internasional terhadap Muslim Uighur.
Apapun yang kita sanggup, wajib kita persembahkan untuk meringankan penderitaan mereka. Bila hari ini belum ada akses mengirimkan bantuan materi untuk mereka maka minimal doa harus selalu kita panjatkan. Semua ini sebagai tuntutan dari Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan seislam), karena sesama muslim bersaudara. Bahkan, kepedulian tersebut merupakan tuntutan dari kesempurnaan iman. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
لا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حتَّى يُحِبَّ لأَخيهِ ما يُحِبُّ لِنَفسه
Tidaklah beriman salah seorang kalian sehingga ia mencintai untuk saudaranya sebagaimana apa saja yang ia sukai untuk dirinya sendiri (yakni kebaikan).” (HR. Bukhari-Muslim)
Ma’asyiral Muslimin Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah,
Akhir kata, sejatinya, hari ini kita sedang diuji oleh Allah Ta’ala tentang seberapa kuatkah ikatan iman yang ada dalam jiwa kita saat saudara-saudara kita di belahan bumi sana ditindas dan dizalimi. Seberapa sakitkah rasa yang kita alami ketika saudara-saudara kita mengalami kesulitan hidup di bawah tirani komunis? Bukankah mereka juga bagian dari tubuh kita? Lalu apa yang telah kita lakukan untuk mereka?
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا َوَاسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ إِنَّهُ هُوَ السَمِيْعُ العَلِيْمُ
Khutbah Kedua
اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِي يَاَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَا وَاهِبَ الْعَطِيَّاتِ.
اَللّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلاَءَ وَالْوَبَاءَ وَالزِّنَا وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ. وَسُوْءَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بَلاَدِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ.
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْتَعِينُكَ وَنَسْتَغْفِرُكَ وَنَسْتَهْدِيكَ وَنُؤْمِنُ بِكَ وَنَتَوَكَّلُ عَلَيْكَ وَنُثْنِي عَلَيْكَ الْخَيْرَ كُلَّهُ
نَشْكُرَكَ وَلَا نَكْفُرُكَ وَنَخْلَعُ وَنَتْرُكُ مَنْ يَفْجُرُكَ
اللَّهُمَّ إيَّاكَ نَعْبُدُ وَلَك نُصَلِّي وَنَسْجُدُ وَإِلَيْكَ
نَسْعَى وَنَحْفِدُ نَرْجُو رَحْمَتَك وَنَخْشَى عَذَابَكَ إنَّ عَذَابَك الْجِدَّ بِالْكُفَّارِ مُلْحَقٌ
اَللّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ
اَللّهُمَّ أَنْجِ الْمُؤْمِنِيْنَ فِي الْغَوْطَةَ خَاصَّةً، وَفِي أَنْحَاءِ بِلَادِ الْمُؤْمِنِيْنَ عَامَّةً،
اَللّهُمَّ اشْدُدْ وَطْأَتَكَ عَلَى الْكُفَّارِ وَالْمُحَارِبِيْنَ وَشُرَكَاؤَهُمْ، وَاشْطِطْ شَمْلَهُمْ وَفَرِّقْ جَمْعَهُمْ،
اَللّهُمَّ اهْزِمْ وَزَلْزِلْهُمْ!
رَبّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى اّلذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبّنَا وَلاَ تًحَمّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. عِبَادَاللهِ
إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ

Khutbah Jumat: Peduli Muslim Uighur - Kiblat

BERITA TERKAIT

 

TITIAN

Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud r.a.: Rasulullah SAW pernah bersabda, "Manusia disimpan dalam rahim ibunya selama 40 hari, kemudian berubah menjadi gumpalan darah untuk tempoh yang sama lalu menjadi segumpal daging juga dalam tempoh yang sama. Kemudian Allah mengutus malaikat dan menyuruhnya menuliskan empat hal. Dia berfirman kepadanya: "Tulislah perbuatan-perbuatannya, kehidupannya, (tanggal) kematiannya, dan apakah kelak (pada hari kiamat) ia (termasuk orang yang) diberkahi atau disiksa. Jadi, mungkin saja salah seorang dari kalian melakukan perbuatan-perbuatan baik sehingga jarak dirinya dengan syurga tinggal sejengkal saja dan kemudian apa yang telah dituliskan untuknya mengubah perilakunya sehingga mulai melakukan perbuatan-perbuatan buruk yang dilakukan oleh para penghuni neraka. Begitu juga seseorang dari kalian mungkin saja melakukan perbuatan-perbuatan buruk sehingga jarak dirinya dengan neraka tinggal sejengkal saja namun apa yang dituliskan untuknya mengubah perilakunya sehingga mulai melakukan perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan para penghuni syurga." (Sahih Bukhari)

Kembara Mencari Redha - Halaman Utama




































Tiada ulasan: