Jumaat, 4 Januari 2019

Laluan mendekatkan diri pada Allah Subhanahuwataalla. 8992.



Larangan Berbuat Zalim Dan Perintah Mengembalikan Hak Yang Terzalimi

Zalim (Arab: ظلم, Dholim) dalam Islam adalah meletakkan sesuatu/ perkara bukan pada tempatnya. Orang yang berbuat zalim disebut zalimin dan lawan kata dari zalim adalah adil.

Kata zalim berasal dari bahasa Arab, dengan huruf “dho la ma” (ظ ل م ) yang bermaksud gelap. Di dalam al-Qur’an menggunakan kata zhulm selain itu juga digunakan kata baghy, yang artinya juga sama dengan zalim yaitu melanggar hak orang lain.

Kezaliman itu memiliki berbagai bentuk di antaranya adalah syirik. Kalimat zalim bisa juga digunakan untuk melambangkan sifat kejam, bengis, tidak berperikemanusiaan, suka melihat orang dalam penderitaan dan kesengsaraan, melakukan kemungkaran, penganiayaan, kemusnahan harta benda, ketidak adilan dan banyak lagi pengertian yang dapat diambil dari sifat zalim tersebut, yang mana pada dasarnya sifat ini merupakan sifat yang keji dan hina, dan sangat bertentangan dengan akhlak dan fitrah manusia, yang seharusnya menggunakan akal untuk melakukan kebaikan.

Kezaliman Yang Merajalela

Dari abu Sa’id al Khudri ra bahwa Rasulullah SAW bersabda,“Akan turun kepada umatku di akhir zaman nanti cobaan yang dahsyat dari pemimpin mereka. Belum pernah terdengar cobaan yang lebih dahsyat darinya sehingga bumi yang luas itu terasa sempit bagi mereka karena bumi dipenuhi dengan kejahatan dan kezaliman. Seorang mukmin tidak mendapatkan tempat berpindah dari kezaliman itu…” (HR. Hakim)

Kezaliman yang merajalela bias kita lihat hingga saat ini, diantaranya:

1) Orang kaya terhadap orang miskin, misalnya sikap majikan terhadap pegawai bawahan

2) Yang kuat terhadap yang lemah, misalnya: Kezaliman terhadap muslim Rohingya

3) Penguasa terhadap rakyatnya, misalnya adanya kenaikan tarif listrik, kenaikan BBM, Reklamasi pulau-pulau dan juga kriminalisasi ulama dan OrMas Islam.

Ancaman Berbuat Zalim

Salah satu tanda akhir zaman adalah kejahatan yang semakin merata dan kedzoliman yang semakin merajalela. Hati manusia seakan tak memiliki penghalang untuk menindas sesama.Tidak semua orang berniat untuk mendzolimi atau menyakiti seseorang, tapi mereka yang menjadi korban selalu merasakan. Lalu, apa ancaman Al-Qur’an kepada orang-orang yang dzolim? Apa ancaman Allah terhadap mereka?

Beberapa akibat berbuat dzalim dapat kita rinci berikut ini:

1) Hukuman dan akibat yang diperoleh di dunia

Terkadang orang yang berbuat dzalim terhalang dari mendapatkan petunjuk/hidayah taufiq. Allah SWT menyatakan hal ini dalam firman-Nya: “…Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang berbuat dzalim.” (TQS.Al-An’am: 144).

Balasan kedzaliman akan diterima di dunia, sebelum nantinya akan dibalas pula di akhirat.

Abu Bakrah Nufai’ ibnul Harits ra berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada satu dosa yang paling pantas untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala segerakan hukumannya di dunia disertai simpanan hukuman yang akan diperolehnya di akhirat, selain dosa kedzaliman dan memutuskan silaturahim.” (HR. Abu Dawud no. 4902)

“Sesungguhnya bagi orang-orang yang dzalim, mereka akan beroleh adzab sebelum kematian mereka , akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (Ath-Thur: 47)

Meratanya adzab pada suatu tempat karena penduduknya berbuat zalim

Apabila kedzaliman telah tersebar di tengah masyarakat dan penduduknya melakukan perbuatan dzalim secara terang-terangan, maka bisa jadi Allah SWT akan meratakan adzab kepada mereka sehingga hampir-hampir tak ada seorang pun dari mereka yang selamat, bahkan orang shalih sekalipun.

Sebagaimana Allah SWT menyebutkan tentang apa yang diperbuat-Nya kepada penduduk negeri yang dzalim:

وَكَمْ قَصَمْنَا مِنْ قَرْيَةٍ كَانَتْ ظَالِمَةً وَأَنْشَأْنَا بَعْدَهَا قَوْمًا آخَرِينَ

“Dan berapa banyak penduduk negeri yang dzalim yang telah Kami binasakan dan Kami adakan sesudah mereka itu kaum yang lain sebagai penggantinya.” (Al-Anbiya: 11)

وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً ۖ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

“Dan jagalah diri-diri kalian dari fitnah (adzab/ujian) yang tidak hanya menimpa orang-orang dzalim di antara kalian secara khusus.” (Al-Anfal: 25)

2. Hukuman dan Akibat yang Diperoleh di Akhirat

– Orang-orang yang dzalim tidak memiliki penolong, teman dekat dan pemberi syafaat

Allah SWT berfirman: “Dan tidak ada penolong bagi orang-orang dzalim.” (Ali Imran: 192)

“Ada dua golongan dari umatku yang tidak akan beroleh syafaatku yaitu pemimpin yang sangat dzalim lagi lalim dan setiap orang yang ghuluw yang keluar/menyimpang dari agama.” (HR. Ath-Thabrani dalam Al-Kabir 8/337/8079)

وَأَنذِرْهُمْ يَوْمَ الْآزِفَةِ إِذِ الْقُلُوبُ لَدَى الْحَنَاجِرِ كَاظِمِينَ ۚ مَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ حَمِيمٍ وَلَا شَفِيعٍ يُطَاعُ

“Berilah mereka peringatan dengan hari yang dekat (hari kiamat yaitu) ketika hati (menyesak) sampai di kerongkongan dengan menahan kesedihan. Orang-orang yang zalim tidak mempunyai teman setia seorangpun dan tidak (pula) mempunyai seorang pemberi syafa’at yang diterima syafa’atnya. (QS.Ghofir:18)

Bangkrutnya orang-orang dzalim pada hari ditampakkannya amalan.

Rasulullah SAW bersabda: “Tahukah kalian siapakah orang yang bangkrut itu?” Mereka menjawab: “Orang yang bangkrut di kalangan kami adalah orang yang tidak memiliki dirham dan tidak pula memiliki harta/barang.” Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa, dan zakat. Namun ia juga datang dengan membawa dosa kedzaliman. Ia pernah mencerca si ini, menuduh tanpa bukti terhadap si itu, memakan harta si anu, menumpahkan darah orang ini dan memukul orang itu.

Maka sebagai tebusan atas kedzalimannya tersebut, diberikanlah di antara kebaikannya kepada si ini, si anu dan si itu. Hingga apabila kebaikannya telah habis dibagi-bagikan kepada orang-orang yang didzaliminya sementara belum semua kedzalimannya tertebus, diambillah kejelekan/kesalahyang dimiliki oleh orang yang didzaliminya lalu ditimpakan kepadanya, kemudian ia dicampakkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim no. 6522)

Rasulullah SAW juga bersabda: “Siapa yang pernah berbuat kedzaliman terhadap saudaranya baik menyangkut kehormatan saudaranya atau perkara-perkara lainnya , maka hendaklah ia meminta kehalalan dari saudaranya tersebut pada hari ini (di dunia) sebelum (datang suatu hari di mana di sana) tidak ada lagi dinar dan tidak pula dirham (untuk menebus kesalahan yang dilakukan, yakni pada hari kiamat). Bila ia memiliki amal shalih diambillah amal tersebut darinya sesuai kadar kedzalimannya (untuk diberikan kepada orang yang didzaliminya sebagai tebusan/pengganti kedzaliman yang pernah dilakukannya). Namun bila ia tidak memiliki kebaikan maka diambillah kejelekan orang yang pernah didzaliminya lalu dipikulkan kepadanya.” (HR. Al-Bukhari no. 2449)

Penyesalan mereka pada hari kiamat dan Ancaman masuk neraka bagi orang yang berbuat dzalim.

Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang mengambil hak seorang muslim maka sungguh Allah telah mewajibkan neraka baginya dan mengharamkan surga baginya”. Ada seseorang yang bertanya: “Walaupun itu sesuatu yang remeh/sedikit wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Walaupun cuma sepotong kayu arak.” (HR. Muslim no. 351).

وَلَوْ أَنَّ لِكُلِّ نَفْسٍ ظَلَمَتْ مَا فِي الْأَرْضِ لَافْتَدَتْ بِهِ ۗ وَأَسَرُّوا النَّدَامَةَ لَمَّا رَأَوُا الْعَذَابَ ۖ وَقُضِيَ بَيْنَهُمْ بِالْقِسْطِ ۚ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ

“Kalau seandainya setiap diri yang dzalim itu memiliki segala apa yang ada di bumi ini, niscaya dia akan menebus dirinya dengan itu, dan mereka menyembunyikan penyesalannya ketika mereka telah menyaksikan adzab itu. Dan telah diberikan keputusan di antara mereka dengan adil sedang mereka tidak dianiaya.” (Yunus: 54)

Tidak ada tabir antara do’a orang yang dianiaya
Allah Ta’ala berfirman,

لَا يُحِبُّ اللَّهُ الْجَهْرَ بِالسُّوءِ مِنَ الْقَوْلِ إِلَّا مَنْ ظُلِمَ وَكَانَ اللَّهُ سَمِيعًا عَلِيمًا

“Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Nisa’: 148)
Ibnu Abbas berkata tentang ayat ini: “Allah tidak suka seseorang mendoakan keburukan, kecuali dalam keadaan dizalimi.

Allah memberikan keringanan baginya untuk mendoakan keburukan atas orang yang menzaliminya dan itu ditunjukkan oleh firman-Nya, “Kecuali oleh orang yang dianiaya.” (namun), jika bersabar maka itu lebih baik baginya.

Allah akan mengabulkan doa orang yang terzalimi.

Rasulullah SAW bersabda:

ثَلَاثَةٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَالْإِمَامُ الْعَادِلُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ

“Tiga orang yang tidak akan ditolak doanya: orang puasa sampai ia berbuka, imam yang adil, dan doa orang yang dizalimi.” (HR. Al-Tirmidzi).

Rasulullah SAW berpesan kepada Mu’ad bin Jabal saat mengutusnya ke Yaman,

وَاتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ فَإِنَّهُ لَيْسَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ

“Dan takutlah doa orang terzalimi, karena tidak ada hijab (penghalang) antara ia dengan Allah.” (Muttafaq ‘Alaih)

Orang Mati Syahid Belum Tentu Langsung Terampuni

Diriwayatkan Muslim dari Abdullah bin Amr bin Ash sesungguhnya Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda,

يُغْفَرُ لِلشَّهِيدِ كُلُّ ذَنْبٍ إِلَّا الدَّيْنَ

“Orang yang mati syahid diampuni semua dosa kecuali hutang.”

Diriwayatkan oleh Muslim, (114) dari Ibnu Abbas berkata Umar bin Khottab memberitahukan kepadaku berkata,

لَمَّا كَانَ يَوْمُ خَيْبَرَ أَقْبَلَ نَفَرٌ مِنْ صَحَابَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا : فُلَانٌ شَهِيدٌ فُلَانٌ شَهِيدٌ ، حَتَّى مَرُّوا عَلَى رَجُلٍ فَقَالُوا فُلَانٌ شَهِيدٌ ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ( كَلَّا ، إِنِّي رَأَيْتُهُ فِي النَّارِ فِي بُرْدَةٍ غَلَّهَا أَوْ عَبَاءَةٍ ) ، ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ( يَا ابْنَ الْخَطَّابِ ! اذْهَبْ فَنَادِ فِي النَّاسِ أَنَّهُ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ إِلَّا الْمُؤْمِنُونَ ) قَالَ : فَخَرَجْتُ فَنَادَيْتُ : أَلَا إِنَّهُ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ إِلَّا الْمُؤْمِنُونَ ”

“Ketika waktu perang Khoibar, sekelompok shahabat Nabi SAW menghadap dan mengatakan, “Fulan Syahid, fulan syahid.” Kemudian mereka melewati seseorang (yang terbunuh), maka mereka mengatakan ‘Orang ini Syahid.’ Maka Rasulullah SAW bersabda, “Tidak, sesungguhnya saya melihat dia di neraka karena selendang (burdah) atau baju penutup yang disembunyikan.” Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Wahai Ibnu Khattab! Keluarlah, dan sampaikan kepada orang-orang bahwa tidak akan masuk surga kecuali orang mukmin. Maka saya keluar dan menyeru,”Ketahuilah bahwa tidak ada yang masuk surga kecuali mukmin.”

Hadits pertama menunjukkan bahwa orang mati syahid diampuni semua dosa yang dilakukannya antara dia dan Tuhannya kecuali hutang. Maka ia tidak diampuniNya. Karena tergantung dengan urusan antar manusia. Maka, hak-hak Bani Adam tidak dapat diampuni dengan mati syahid.

Imam An-Nawawi rahimahullah mengatakan, “Sabda Nabi sallallahu alaihi wa sallam (Kecuali hutang) di dalamnya terdapat peringatan terhadap semua hak Bani Adam. Bahwa jihad dan mati syahid dan selain dari dua amalan kebaikan tidak dapat menghapus hak Bani Adam. Akan tetapi dapat menghapus hak Allah Ta’ala.” Syarh Muslim, 13/29.

Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah berkata, “Adapun hadits lainnya yang shahih, bahwa orang mati syahid itu diampuni seluruh dosanya kecuali hutang. Dapat diambil pelajaran bahwa mati syahid itu tidak dapat menghapus hak orang lain.

Sedangkan adanya hak orang pada dirinya, tidak menghalanginya mendapatkan derajat syahadah/syahid. Tidak ada makna syahadah melainkan bahwa Allah memberikan kepada orang yang mendapatkan syahadah dengan pahala khusus. Dimuliakan dengan kemuliaan yang berlebih. Sungguh dalam hadits telah diterangkan bahwa Allah mengampuni (semua dosa) kecuali ada sangkutan (hak manusia). Jika orang yang mati syahid itu mempunyai amalan-amalan saleh, dan syahadah dapat menghapuskan kejelekan selain dari sangkutan (hak). Maka amalan-amalan saleh akan bermanfaat dalam timbangan (untuk menghapus) sangkutan (hak). Sehingga derajat syahadah akan tetap (diperoleh) sempurna. Jika tidak mempunyai amalan saleh, maka itu tergantung (keputusan Allah). Wallahu’alam.” Fathul Bari, 10/193

Hadits kedua adalah tentang Ghulul. Ghulul adalah pencurian ghanimah sebelum dibagi.

Imam Nawawi rahimahullah mengatakan, “(Al-Ghulul) pengkhianatan, asalnya adalah pencurian dari harta rampasan (ghanimah) sebelum dibagi.” Maka syahadah tidak dapat menghapuskan ghulul, karena syahadah tidak dapat menghapus hak-hak anak adam, seperti (yang dijelaskan) tadi.

Sebagian ahli ilmu berpendapat bahwa ghulul menghalangi status syahid tertinggi terhadap orang yang mencuri ghanimah yang membuatnya tidak layak untuk mendapatkan ampunan atas seluruh dosanya, meskipun hal tersebut tidak menghalanginya untuk mendapatkan dasar syahid dan keutamaannya.

Imam An-Nawawi rahimahullah mengatakan, “Ghulul dapat menghalangi status syahid secara umum bagi pelakunya kalau dia terbunuh.”

KHATIMAH

Segera tunaikanlah Hak sesama manusia di dunia ini kerana kita tidak tahu kapan kita akan meninggal dunia. Sekiranya hak ini tidak diselesaikan di dunia hak ini akan di adili dimahkamah Allah SWT.

Hak manusia yang wajib di tunaikan seperti hutang-piutang, melanggar perjanjian, pernah mengambil hak orang lain seperti tanah, buah-buahan, makanan, monopoli harta pusaka keluarga (tidak dibahagikan secara adil sesama hak waris mengikut hukum faraid).

Hak sesama manusia ini ada yang berbentuk bukan benda seperti pernah membuat fitnah, mengumpat, memaki, memukul dan mencederakan orang lain, membunuh dan membuat perbuatan sihir (kerana hasad dengki).

Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang merosak nama baik atau harta benda orang lain, maka minta maaflah kepadanya sekarang ini, sebelum datang hari di mana mata wang tidak laku lagi. Kalau ia mempunyai amal baik, sebahagian dari amal baiknya itu akan diambil, sesuai dengan kadar aniaya yang telah dilakukannya. Kalau ia tidak mempunyai amal baik, maka dosa orang lain itu diambil dan ditambahkan kepada dosanya.”(Hadis Riwayat Bukhari)

Dari Abu Sa’id Al-Khudri r.a., bahawa Nabi S.A.W. bersabda: “Tidak ada seseorang yang melakukan sesuatu perbuatan aniaya terhadap orang lain di dunia dengan tidak menyerah dirinya kepada orang itu untuk membalasnya, nescaya Tuhan akan menyerahkannya kepada orang itu supaya membalasnya pada hari kiamat.”(Hadis Riwayat Baihaqi)

Rasulullah SAW bersabda maksudnya : “Seorang mukmin akan dibebaskan dari api neraka, lalu mereka diberhentikan di atas jambatan (qanthrah) antara syurga dan neraka, mereka akan saling diqisas antara satu sama lainnya atas kezaliman mereka di dunia. Setelah mereka bersih dan terbebas dari segalanya, barulah mereka diizinkan masuk syurga. Demi Zat yang jiwa Muhammad di tangan-Nya, seorang diantara kalian lebih mengenal tempat tinggalnya di syurga daripada tempat tinggalnya di dunia”.(Hadis Riwayat Bukhari).

Wallahu a’lam…

Khutbah Jumat: Jagalah Lisanmu – Ust. Muiz Abu Turab 
Jum'at, 4 Januari 2019 16:44

KIBLAT.NET- Dan katakanlah kepada seluruh manusia yang baik-baik saja, maka apa yang didengar dari lisan kita jangan sampai itu buruk. Karena lisan bisa menjadi penentu apakah kita akan masuk surga atau neraka.
Video dapat dilihat dan diunduh di sini.
Editor: Gulam Nazih

https://youtu.be/EX5lfr3MYaQ
Khutbah Jumat: Jagalah Lisanmu - Ust. Muiz Abu Turab - Kiblat

TITIAN


BERITA TERKAIT


TERPOPULER


BERITA LAINNYA


PBNU akan menggelar Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konfrensi Besar (Konbes) NU 27 Februari hingga 1 Maret
 Jum'at, 04/01/2019 16:21   0  

Gallagher menikam remaja itu di leher dan tubuhnya dengan pisau setelah ia diserahkan ke SEAL di kota Mosul Irak
 Jum'at, 04/01/2019 14:34   0  

Ustadz Felix Siauw tidak habis mengerti dengan pihak-pihak yang menuduhnya sebagai pribadi intoleran.
 Jum'at, 04/01/2019 13:54   0  

Tujuh warga negara Cina menghadapi pengadilan Zimbabwe pada Kamis (03/01/2018) dengan dakwaan melanggar hukum margasatwa.
 Jum'at, 04/01/2019 13:10   0  

AS telah mengajukan proposal penjualan sistem pertahanan udara dan rudal Patriot senilai $ 3,5 miliar ke Turki.
 Jum'at, 04/01/2019 12:07   0  

"Sekitar 4,5 sampai 5 juta penduduk masyarakat kita, itu terancam oleh letusan gunung api dan ancaman tsunami terhadap beberapa juta orang,” kata Rudy.
 Jum'at, 04/01/2019 11:30   0  

KIBLAT.NET- Pada Kamis, 3 Januari 2019, Duta besar Arab Saudi melakukan kunjungan ke PBNU. Dan...
 Jum'at, 04/01/2019 10:56   0  

Pernyataan itu mengatakan bahwa jaksa menuntut para terdakwa dengan hukuman sesuai “syariat”. Lima di antaranya dituntut hukuman mati karena kejahatan pembunuhan.
 Jum'at, 04/01/2019 10:35   0  

Said mengatakan dengan adanya hubungan antara Dubes Saudi dan PBNU nantinya diadakan penambahan jalur dan kuota beasiswa.
 Jum'at, 04/01/2019 10:33   0  

Pompeo menolak menjelaskan jadwal penarikan pasukan AS dari Suriah.
 Jum'at, 04/01/2019 09:57 

Kisah Uwais Al Qarni, Lelaki Yang Solatnya Tidak Pernah Ditolak Dan Doanya Sentiasa Dimakbulkan  Allah SWT. 

Seorang manusia boleh berbangga apabila ia terkenal di seluruh dunia. Tetapi itu tidak menjamin dirinya menjadi terkenal di kalangan penduduk langit. Dalam sebuah hadis disebutkan bahawa di langit ada ribuan malaikat yang selalu mengucapkan kalimat pujian kepada Allah SWT.

Khususnya dengan adanya Takhta Tuhan di sana, ia menjadikan kedudukan langit menjadi sangat istimewa dalam Islam. Ternyata ada kelas manusia yang sangat terkenal di kalangan penduduk langit.

Bukan artis, atau selebriti, dia hanya manusia biasa yang bekerja sebagai kawanan kambing miskin dan miskin yatim piatu. Walau bagaimanapun, Rasulullah SAW mengatakan bahawa semua penghuni langit mengenalnya, bahkan doanya selalu diberikan oleh Allah SWT. Siapa dia? Berikut adalah kajian semula.

Adakah Uwais Al Qarni, seorang lelaki yang namanya terkenal di kalangan penduduk langit. Bahkan Nabi Muhammad SAW memerintahkan Ali bin Abu Talib dan Umar bin Khattab meminta doa oleh Uwais Al Qarni, kerana solatnya tidak pernah ditolak oleh Allah SWT.

Al-Uwais Al-Qarni hidup begitu teruk, tetapi Dia tidak pernah mengadukan dan menguji dengan sabar. Lelaki muda ini datang dari Yemen dan menderita pen yakit Kopak atau tu buhnya terperangkap.

Keadaan ini tidak memisahkannya dari Tuhan. Ia adalah badan Uwais Al Qarni yang tepat menjadi lebih saleh dan sangat mengabdikan kepada satu-satunya ibu bapa yang memiliki ibu.

Ternyata keadaan ibunya tidak kurang khawatir. Ibunya tua mengalami lumpuh, memerlukan Uwais untuk menjaga dan memenuhi semua permintaan.

Walau bagaimanapun, terdapat satu permintaan Ibu yang kelihatan sukar untuk diberikan, iaitu untuk menunaikan haji ke tanah suci. Bagaimanakah Uwais yang miskin dapat menghantar ibu ke ziarah?

Sementara untuk bisa sampai ke sana harus melewati gurun pasir tandus yang panas dengan perbekalan yang tidak sedikit. Namun Allah tentu memiliki cara untuk mengundang Hamba-hamba pilihan-Nya.

“Anakku, mungkin Ibu tak lama lagi akan bersama dengan kamu, ikhtiarkan agar Ibu dapat mengerjakan haji,” pinta Ibunya.

Meski terkejut dengan permintaan sang ibu, namun Ia tidak patah arang. Ia kemudian berpikir tentang bagaimana mencari jalan keluar. Kemudian Ia membeli seekor anak lembu.

Ternyata Uwais membuatkan kandang di puncak bukit. Setiap pagi beliau bolak balik menggendong anak lembu itu naik turun bukit. Tindakan ini membuat orang desa begitu heran, bahkan sebagian menganggapnya aneh dan gi la.

Lembu tersebut semakin hari semakin besar, sehingga membutuhkan tenaga yang besar pula untuk bisa mengangkatnya. Namun karena sudah terbiasa setiap hari, lembu tersebut tidak terasa berat lagi.

Setelah 8 bulan berlalu, sampailah musim Haji. Lembu Uwais telah mencapai 100 kg, begitu juga dengan otot Uwais yang makin membesar.

Ia menjadi kuat mengangkat barang. Tahulah sekarang orang-orang apa maksud Uwais menggendong lembu setiap hari. Ternyata ia latihan untuk menggendong Ibunya.

Saat musim haji tiba, Ia benar-benar menggendong ibunya dari Yaman menuju Mekkah. Masya Allah. Begitu besarnya kasih sayang Uwais kepada sang Ibu. Ia rela menempuh perjalanan jauh dan sulit, demi memenuhi keinginan ibunya.

Uwais berjalan tegap menggendong ibunya tawaf di Ka’bah. Ibunya terharu dan bercucuran air mata telah melihat Baitullah. Di hadapan Ka’bah, ibu dan anak itu berdoa.

“Ya Allah, ampuni semua dosa ibu,” kata Uwais. “Bagaimana dengan dosamu?” tanya ibunya heran. Uwais menjawab, “Dengan terampunnya dosa Ibu, maka Ibu akan masuk surga. Cukuplah ridho dari Ibu yang akan membawa aku ke surga.”

Subhanallah, itulah keinganan Uwais yang tulus dan penuh cinta. Allah SWT pun memberikan karunianya, Uwais seketika itu juga disembuhkan dari penyakit sopaknya.

Hanya tertinggal bulatan putih ditengkuknya. Hikmahnya adalah agar mudah ditemukan oleh Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib. Karena saat masih hidup Rasulullah berpesan agar kedua sahabat Nabi itu menemukan Uwais dan meminta di doakan karena doanya sangat makbul.

“Di zaman kamu nanti akan lahir seorang manusia yang doanya sangat makbul. Kamu berdua pergilah cari dia. Dia akan datang dari arah Yaman, dia dibesarkan di Yaman. Dia akan muncul di zaman kamu, carilah dia. Kalau berjumpa dengan dia minta tolong dia berdua untuk kamu berdua.”

“Sesungguhnya Allah mengharamkan atas kamu, durhaka pada ibu dan menolak kewajiban, dan meminta yang bukan haknya, dan membunuh anak hidup-hidup, dan Allah, membenci padamu banyak bicara, dan banyak bertanya demikian pula memboroskan harta (menghamburkan kekayaan).” (HR. Bukhari dan Muslim)

Pertemuan Uwais Al-Qarni dengan Umar bin Khattab dan Ali bin Abu Thalib

Dalam hidupnya, Uwais Al-Qarni sangat mecintai Rasulullah SAW. Ia begitu sedih saat melihat tetangganya kembali dari Madinah dan bisa menemui kecintaannya itu.

Saat itu, berita tentang patahnya gigi Nabi Muhammad saat perang Uhud terdengar ke berbagai negeri. Ia pun kemudian menggetok salah satu giginya dengan batu hingga patah sebagai ungkapan rasa cintanya kepada Nabi Muhammmad SAW.

Ternyata kerinduan Uwais memuncak. Akhirnya Ia mendekati ibunya untuk meminta izin pergi menemui Rasul. Mendengaar permohonan sang anak, Ibu Uwais mengizinkannya pergi.

“Pergilah wahai Uwais, anakku! Temuilah Nabi di rumahnya. Dan bila telah berjumpa dengan Nabi, segeralah engkau kembali pulang.”

Hati Uwais begitu gembira. Ia segera berkemas dan meninggalkan Yaman. Namun Ia terlebih dahulu mempersiapkan segala kebutuhan sang Ibu, serta berpesan kepada tetangganya agar dapat menemani ibunya selama ia pergi. Sesudah berpamitan sembari mencium ibunya, berangkatlah Uwais Al-Qarni menuju Madinah.

Perjalanan pun dimulai, jauhnya Madinah ternyata tidak menyurutkan niatnya. Setelah sampai di Madinah, sampailah Uwais di rumah Nabi.

Sayang, pada saat itu Nabi tengah dalam peperangan dan hanya ditemukan Aisyah ra. Betapa kecewanya hati Uwais. Dari jauh ia datang untuk berjumpa langsung dengan Nabi saw, tetapi Nabi saw tidak dapat dijumpainya.

Dalam hati Uwais Al-Qarni bergolak perasaan ingin menunggu kedatangan Nabi saw dari medan perang. Tapi kapankah Nabi pulang? Sedangkan masih terngiang di telinganya pesan ibunya yang sudah tua dan sakit-sakitan itu, agar ia cepat pulang ke Yaman.

Akhirnya, karena ketaatannya kepada ibunya, pesan ibunya mengalahkan suara hati dan kemauannya untuk menunggu dan berjumpa dengan Nabi saw.

Karena hal itu tidak mungkin, Uwais Al-Qarni dengan terpaksa pamit kepada Siti Aisyah ra untuk segera pulang kembali ke Yaman, dia hanya menitipkan salamnya untuk Nabi saw. Setelah itu, Uwais Al-Qarni pun segera berangkat mengayunkan langkahnya dengan perasaan amat haru.

Setelah peperangan usai, Nabi Muhammad SAW kemudian kembali ke Madinah. Sesampainya di rumah, Nabi bertanya kepada Siti Aisyah perihal siapa yang datang mencarinya.

Nabi mengatakan bahwa Uwais Al-Qarni anak yang taat kepada ibunya, adalah penghuni langit. Mendengar perkataan Nabi saw, Siti Aisyah ra dan para sahabat tertegun.

Menurut keterangan Siti Aisyah ra, memang benar ada yang mencari Nabi saw dan segera pulang kembali ke Yaman, karena ibunya sudah tua dan sakit-sakitan sehingga ia tidak dapat meninggalkan ibunya terlalu lama.

Nabi Muhammad saw melanjutkan keterangannya tentang Uwais Al-Qarni, penghuni langit itu, kepada para sahabatnya., “Kalau kalian ingin berjumpa dengan dia, perhatikanlah ia mempunyai tanda putih ditengah talapak tangannya.”

Sesudah itu Nabi saw memandang kepada Ali ra dan Umar ra seraya berkata, “suatu ketika apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah doa dan istighfarnya, dia adalah penghuni langit, bukan orang bumi.”

Waktu terus berganti, dan Nabi saw kemudian wafat. Kekhalifahan Abu Bakar pun telah digantikan pula oleh Umar bin Khatab. Suatu ketika, khalifah Umar teringat akan sabda Nabi saw tentang Uwais Al-Qarni, penghuni langit.

Beliau segera mengingatkan kembali sabda Nabi saw itu kepada sahabat Ali bin Abi Thalib ra. Sejak saat itu setiap ada kafilah yang datang dari Yaman, Khalifah Umar ra dan Ali ra selalu menanyakan tentang Uwais Al Qarni, si fakir yang tak punya apa-apa itu, yang kerjanya hanya menggembalakan domba dan unta setiap hari? Mengapa khalifah Umar ra dan sahabat Nabi, Ali ra, selalu menanyakan dia?

Rombongan kalifah dari Yaman menuju Syam silih berganti, membawa barang dagangan mereka. Suatu ketika, Uwais Al-Qarni turut bersama mereka.

Rombongan kalifah itu pun tiba di kota Madinah. Melihat ada rombongan kalifah yang baru datang dari Yaman, segera khalifah Umar ra dan Ali ra mendatangi mereka dan menanyakan apakah Uwais Al-Qarni turut bersama mereka.

Rombongan kafilah itu mengatakan bahwa Uwais Al-Qarni ada bersama mereka, dia sedang menjaga unta-unta mereka di perbatasan kota. Mendengar jawaban itu, khalifah Umar ra dan Ali ra segera pergi menjumpai Uwais Al-Qarni.

Sesampainya di kemah tempat Uwais berada, khalifah Umar ra dan Ali ra memberi salam. Tapi rupanya Uwais sedang shalat.

Setelah mengakhiri shalatnya dengan salam, Uwais menjawab salam khalifah Umar ra dan Ali ra sambil mendekati kedua sahabat Nabi saw ini dan mengulurkan tangannya untuk bersalaman.

Sewaktu berjabatan, Khalifah Umar ra dengan segera membalikkan tangan Uwais, untuk membuktikan kebenaran tanda putih yang berada di telapak tangan Uwais, seperti yang pernah dikatakan oleh Nabi saw. Memang benar! Tampaklah tanda putih di telapak tangan Uwais Al-Qarni.

Wajah Uwais Al-Qarni bersinar. Memang benar seperti yang dikatakan Rasulullah bahawa dia adalah penghuni surga. Khalifah Umar ra dan Ali ra meminta namanya, dan menjawab, “Abdullah.”

Apa kata anda? Dah Baca, Jangan Lupa Komen Dan Kongsi Ya. Terima Kasih
Sumber: Sumber
Kisah Uwais Al Qarni, Lelaki Yang Solatnya Tidak Pernah Ditolak Dan Doanya Sentiasa Dimakbulkan Allah SWT. – Rileks Media



Wanita Ini Pesan Amalkanlah Yasin 7 Mubin Kepada Mereka Yang Ditimpa Uji4n Atau Duga4n Luar Biasa. – Rileks Media





Sampai hati anak buat mcmtu. Emak tua ni kongsi cerita dia ‘terasa hati’ dgn anak. – Rileks Media





Kenapa arah kiblat berubah? sedangkan kedudukan Ka’bah tidak berubah. – Rileks Media





3 Amalan Ini Agar Dosa Z1n4 Diampuni Allah – Rileks Media





Kesilapan meletak jari kaki ketika sujud dalam solat – Rileks Media


Kisah Uwais Al Qarni, Lelaki Yang Solatnya Tidak Pernah Ditolak Dan Doanya Sentiasa Dimakbulkan Allah SWT. – Rileks Media

Ciri sahabat yang baik | Bersahabat kerana Allah hingga ke syurga


Persahabatan yang ikhlas kerana Allah sudah pasti membawa berkat. Antara ciri sahabat sejati adalah memiliki pemikiran yang baik, cinta yang ikhlas, pandai menjaga rahsia serta setia dalam bersahabat. Termasuk ciri Muslim yang soleh untuk dipilih sebagai teman ialah dia tidak iri hati dengan kelebihan temannya, sentiasa rasa bertanggungjawab menjaga kemuliaan sahabatnya daripada dihina atau dicerca.
Ya, penting untuk kita mengusahakan untuk mencari sahabat yang soleh, yang bukan saja baik untuk dirinya malah boleh mengajak orang lain juga berbuat baik. 

Persahabatan menurut Buya Hamka
  • Persahabatan yang jujur itu adalah salah satu daripada tangga kejayaan.
  • Supaya engkau beroleh sahabat, hendaklah engkau sendiri cekap menjadi sahabat orang.
  • Sahabatmu suka kepadamu, tetapi tidaklah tiap-tiap orang yang suka kepadamu itu adalah sahabatmu
  • Kesenangan hidupmu memperbanyakkan teman tetapi pateri persahabatan yang setia adalah pada waktu menempuh kesukaran
  • Yang semulia-mulia kewajipan bersahabat ialah supaya engkau ketahui kehendak dan kemahuan sahabatmu sebelum dikatakannya lantas engkau perkenankan permintaannya sebelum dimintanya.
  • Kalau jadi sahabat orang ramai, tidak boleh jadi sahabat orang seorang
  • Jika engkau memberikan sesuatu kepada sahabatmu, beerti memberi kepada dirimu sendiri
  • Pengubat jerih hidup manusia adalah dua. Pertama; iman kepadaAllah SWT. Kedua; percaya kepada sahabat.
  • Apabila orang telah berasa dirinya besar, dia lupa akan salahnya. Hanya sahabat setia yang sanggup membukaka matanya
  • Teman yang 'berudang di balik batu' terhadap engkau adalah seumpama anjing di tepi jalan. Perkara yang ditujunya hanyalah tulang yang akan dilemparkan kepadanya, bukan tangan yang melemparkan tulang itu.
Adakah kita sendiri sudah menjadi teman sejati?

- Bersangka baik terhadap teman
- Memuji teman di belakang
- Rasa bertanggungjawab menjaga kemuliaan teman
"Dan jadikanlah dirimu sentiasa berdamping rapat dengan orang-orang yang beribadat kepada Tuhan mereka pada waktu pagi dan petang, yang mengharapkan keredaan Allah semata-mata; dan janganlah engkau memalingkan pandanganmu daripada mereka hanya kerana engkau mahukan kesenangan hidup di dunia; dan janganlah engkau mematuhi orang yang Kami ketahui hatinya lalai daripada mengingati dan mematuhi pengajaran Kami di dalam Al-Quran, serta ia menurut hawa nafsunya, dan tingkah-lakunya pula adalah melampaui kebenaran". (Terjemahan al-Kahfi 18:28)
6 Kategori Sahabat:
  • Yang baik:
- Memahami
- Mendorong
- Menolong

"Sebenarnya orang-orang yang beriman itu adalah bersaudara, maka damaikanlah di antara dua saudara kamu (yang bertelingkah) itu; dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beroleh rahmat." (Terjemahan al-Hujuraat 49:10)

  • Jangan jadi seorang sahabat yang:
- Menjatuhkan
- Mengambil kesempatan
- Pentingkan diri

6 cara bersahabat dalam organisasi atau syarikat pula:

Ketepikan pemikiran sempit dan pentingkan diri, bersilaturahimlah demi agama, bangsa dan negara. Biar sama-sama tenang dan dapat bekerja pun dengan senang.

- Hapuskan jurang
- Setia
- Saling memahami
- Muafakat
- Berkerjasama
- Gigih
"Pada hari itu sahabat-sahabat karib: setengahnya akan menjadi musuh kepada setengahnya yang lain, kecuali orang-orang yang persahabatannya berdasarkan taqwa (iman dan amal soleh)." (Terjemahan az-Zukhruf 43:67)

Jika ada masalah:

Jika ada masalah perlu: bersangka baik, disconnect to reconnect (Kadangkala kita perlu memutuskan seketika komunikasi secara maya, untuk menyambung kembali komunikasi secara bersemuka).

Elakkan bermusuh. Syaitan suka.
"Dan katakanlah (wahai Muhammad) kepada hamba-hambaKu (yang beriman), supaya mereka berkata dengan kata-kata yang amat baik (kepada orang-orang yang menentang kebenaran); sesungguhnya Syaitan itu sentiasa menghasut di antara mereka (yang mukmin dan yang menentang); sesungguhnya Syaitan itu adalah musuh yang amat nyata bagi manusia." (Terjemahan al-Israa' 17:53)
- Doakan sahabat selalu, dalam diam juga.
- Bersahabatlah sampai syurga

Doa yang boleh diamalkan untuk mendapat sahabat yang baik: 


 "Wahai Tuhanku, berikanlah daku ilmu pengetahuan agama, dan hubungkanlah daku dengan orang-orang yang soleh;" (Asy-Syu'araa' 26:83)
Jalan setiap orang berbeza. Hidup sementara, jadi jadilah seorang yang bermanfaat kepada orang lain. Sabarlah selalu dan doalah baik-baik. Selamat menghargai sahabat!

Sumber:
- Terjemahan ayat-ayat Quran dalam artikel ini: surah.my
- "Persahabatan Menurut Buya Hamka", Majalah Solusi 118
- "Tip mencari teman sejati", Ustaz Dr. Hj. Zahazan Mohamed, Solusi 80
- "Kenali Sahabatmu", Norfatiha Binti Othman. Ruangan Gen-Q, Solusi 73
- "6 Cara bersahabat dalam organisasi" Ruangan Ulfah: Hj. Zainuddin Ali, Solusi 92
- "Membina semula nilai persahabatan",  Azrul Azlan, Ruangan Zikir Fikir - Majalah Solusi 118
Baginda bersabda bermaksud, "Jika seseorang itu sayang kepada sahabatnya, hendaklah dia memberitahu bahawa dia menyayanginya." (Riwayat Abu Dawud)
https://arnamee.blogspot.com/2019/01/ciri-sahabat-yang-baik-bersahabat.html

PADANG MAHSYAR

MAHSYAR

Di padang Mahsyar ni punya la lama sampai kita hari ni tak mampu fikir berapa lama kita akan berada di alam mahsyar. 
Para sahabat Rasulullah saw tanya, mahsyar kat mana? 
Jawab Rasulullah saw, mahsyar ni di bumi ini sendiri di mana bumi ini dihamparkan. 
Tiada pokok, tiada sungai, gunung ganang, tempat berteduh dan tiada bertepian.
Ini terjadi bila malaikat israfil tiup sangka kala pada pertama kali. 

Kali kedua malaikat israfil tiup, semua manusia akan bangkit dari kubur masing2 dalam keadaan yang sungguh terpinga2. 
Lalu manusia bertanya sesama sendiri, dimana kita? 

Lalu datang api dari laut yang meluap-luap menghambat manusia ke mahsyar. 
Bayangkan manusia seluruhnya dari zaman nabi Adam as sampai manusia terakhir hidup di atas muka bumi ini dibangkitkan dalam keadaan lapar dan haus yang bersangatan serta bertelanjang bulat dihambat ke mahsyar.
Rujuk surah yassin ayat 52-54. 
ditambah dengan binatang lagi, jadi tak dapat dipastikan jumlah makhluk pada hari tu.
Saidatina Aisyah ra pernah bertanya Rasulullah saw, tidakkah kaum lelaki memandang aurat wanita. 
Lalu dijawab nabi saw dengan memetik ayat quran, pada hari itu semua manusia sibuk dengan urusan diri sendiri.
Rujuk surah a'basa ayat 37(80:37).

Ada yang ke mahsyar dengan menunggang binatang, ada yang pergi dengan mukanya, ada yang berjalan, dan yang istimewa dibawa oleh malaikat munkar dan nakir. 
Bila sampai di mahsyar,perbicaraan tak berjalan lagi. Kena tunggu entah berapa lama.
Lalu keseluruhan umat manusia tadi pergi kepada nabi Adam as hanya untuk meminta syafaat untuk Allah swt percepatkan hisab. 
Jawab nabi adam as dia tak boleh bagi syafaat kerana dia pernah melakukan dosa. Pergilah seluruh umat manusia ini kepada seluruh rasul ulul azmi, bermula nabi nuh a.s, musa a.s, isa a.s, dan ibrahim a.s tetapi nabi2 ini hanya berdoa keselamatan diri masing2.
Lalu pergi semua manusia kepada nabi Muhammad saw, lalu baginda berdoa dan Allah swt memperkenankan untuk mempercepatkan hisab.

Bayangkan semasa menanti perbicaraan, ada orang dah minta pd Allah swt awal2 agar disegerakan masuk ke neraka sebab tak tahan lamanya berdiri di mahsyar. 
Bayangkan ruang yang ada hanya untuk meletakkan tapak kaki kite je krn padatnya manusia pada hari tu.

Sebelum hisab bermula, kitab2 amalan kita akan turun dari arash. 
Masa tu tahulah kita tangan mana yang sambut kitab tu. Kalaupun tangan kanan yang ambil kitab kita, masih tak menjamin kita ke syurga. 
Kemudian Allah swt panggil sorang2 untuk dihisab. Sebelum Allah swt mula hisab, Allah swt suruh kita baca semua amalan yang tercatat dalam buku kita disaksikan semua manusia. 
Tiada satu pun yg tertinggal. 

Lepas habis baca Allah swt akan tanya kita 3 soalan.
1) Adakah terdapat pahala kamu yang tidak dicatat oleh malaikat raqib dan atid
2) tak ingat
3) apa alasan kamu atas segala dosa yang kamu lakukan.

Setelah ditimbang di al mizan, didapati pahala kita la melebihi dosa kita. 
Seolah-olah sikit lagi kita ke syurga, tetapi final check Allah swt lakukan. 
Allah swt tanya kepada semua orang, siapa yang kenal kita sila tampil kedepan untuk menuntut hak mereka.
Antara yang mula2 bangun adalah anak isteri keluarga, jiran2, kawan2 dll.
Jika ada hak mereka yang tidak ditunaikan, pahala kita tadi terpaksa bagi pd mereka. 
Jika pahala dah habis, dosa mereka pula kita tanggung (ini yang dimaksudkan suami akan tanggung dosa anak2 dan isteri).

Kita yang perempuan, jagalah diri kita. Sebab apa yang kita buat tak effect diri kita sorang, tp effect jugak orang2 yang kita sayang.
Ayah kita, abang dan adik2 lelaki kita, suami kita. 
Kalau betul sayang mereka, lindungi mereka, jangan jadi penarik mereka ke neraka.. Tutup aurat, jaga maruah, jaga akhlak, jaga agama kita.
Hari mahsyar hari yang sangat dahsyat. 
hidup di dunia janganlah kita kejar populariti, nak terkenal, takut tak tertanggung kesannya kat akhirat nanti.
Kedua, jagalah amanah dan kejujuran kita sebab pada hari tu amanah dan kejujuran kita akan membantu.

Yakinkah kita tergolong dlm golongan mereka yang terpilih Allah swt ke syurga? Nak masuk syurga bukan senang..
Jom sama-sama bantu diri dan kawan-kawan.. Moga Allah swt bantu kita di hari pembalasan nanti. InshaaAllah.. Aamiin..
Wallahu'alam. 
p/s: 
Kawan yang sharing ni minta didoakan sekali.

Terdapat dua jenis manusia,
1. Bila dia baca dan lihat ilmu ini dia abaikan..
2. Bila dia baca sesuatu yg bermanfaat dia sebarkan.

Follow: DESIGN STYLO
#designstylo
Padang Mahsyar




Tiada ulasan: