Jumaat, 4 Januari 2019

Tanpa disedari Islam dibunuh dalam sepi. Mengapa hal ini terjadi dan menjadi tragedi. Masya Allah. 8982.


Khutbah Jumat: Mewaspadai Dosa Tersembunyi 
Jum'at, 4 Januari 2019 01:58
Foto: Khutbah Jumat
Khutbah Pertama

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي أَصْلَحَ الضَمَائِرَ، وَنَقَّى السَرَائِرَ، فَهَدَى الْقَلْبَ الحَائِرَ إِلَى طَرِيْقِ أَوْلَي البَصَائِرَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيُكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أَنْقَى العَالَمِيْنَ سَرِيْرَةً وَأَزكْاَهُمْ سِيْرَةً، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ سَارَ عَلَى هَدْيِهِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ

قَالَ تَعَالَى: يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

وَقَالَ يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

وَقَالَ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا أَمَّا بَعْدُ 

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.

Jamaah Jumat Rahimakumullah

Dalam sebuah ayat, Allah ta’ala berfirman:

وَذَرُوا۟ ظَٰهِرَ ٱلْإِثْمِ وَبَاطِنَهُۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَكْسِبُونَ ٱلْإِثْمَ سَيُجْزَوْنَ بِمَا كَانُوا۟ يَقْتَرِفُونَ

“Dan tinggalkanlah dosa yang nampak dan yang tersembunyi. Sesungguhnya orang-orang yang mengerjakan dosa, kelak akan diberi pembalasan (pada hari kiamat), disebabkan apa yang telah mereka kerjakan.“ (QS. Al An’aam: 120)

Ayat Allah yang mulia ini mengingatkan manusia tentang dua macam dosa yang menimpa manusia. Keduanya sama-sama berbahaya dan wajib ditinggalkan. Dosa itu adalah dosa zahir (terlihat dan terdengar) dan dosa batin (kemaksiatan hati). Sebagaimana istilah itu sendiri, dosa zahir merupakan bentuk dosa yang jelas tampak di depan kasat mata kita, atau terdengar oleh telinga kita. Contohnya seperti minum khamr, zina, judi, membunuh, ghibah, mengadu domba dan lain-lain. Sedangkan dosa batin adalah dosa yang sifatnya tersembunyi, menyangkut dengan hati kita masing-masing, contohnya; sombong, hasad, congkak, riya’ dan lan sebagainya.

Umumnya, banyak di antara kita yang sadar dan mampu menghindarkan diri dari setiap perbuatan dosa lahiriyah, namun sedikit sekali yang mampu selamat dari dosa batin. Banyak di antara kita yang mampu menjaga diri dari larangan berbuat zina, judi, minum khamer dan sebagainya, namun terkadang tidak sedikit di antara kita yang sulit menjaga hati ini dari maksiat-maksiat batin; sombong, merasa paling hebat sendiri lalu meremehkan yang lain, tidak ikhlas dalam beramal atau ketika memberi, suka pamer, hasad, dengki dan sebagainya.

Jamaah Jumat Rahimakumullah

Padahal bila kita telusuri lebih dalam tentang wejangan para ulama dalam hal ini, maka kita akan menyimpulkan bahwa dosa batin yang sulit kita hindari itu justru lebih berbahaya daripada dosa zahir. Mengapa demikian? Mari kita mulai dengan sebuah hadis yang diriwayatkan oleh sahabat Nu’aim bin Basyir, Nabi SAW bersabda:

أَلاَ وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً، إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ

“…Ketahuilah, sesungguhnya di dalam jasad ini ada segumpal daging, apabila ia baik, baiklah seluruh jasadnya dan apabila ia  rusak, maka rusaklah seluruh jasadnya. Ketahuilah, segumpal daging  itu adalah hati,” (HR. Bukhari dan Muslim)

Maknanya, sumber kerusakan yang terjadi pada manusia justru bermula dari rusaknya hati karena maksiat-maksiat yang menutupinya. Efeknya, ketika hati rusak maka jasad manusia pun ikut terbawa kepada kerusakan. Karena itu, dalam makna yang lebih luas, hadis ini ada kaitannya dengan sabda Nabi SAW:

إِنَّ الله لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَلاَ إِلَى أَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ

“Sesungguhnya Allah tidaklah melihat kepada bentuk-bentuk tubuh dan harta-harta kalian, akan tetapi Allah melihat kepada hati dan amal-amal kalian,” (HR. Muslim)


Jamaah Jumat Rahimakumullah

Dosa zahir umunya terjadi karena adanya dosa batin, ketika hatinya rusak dengan maksiat-maksiat batin maka hal itu akan membawa pengaruh kepada raganya untuk bertindak dengan maksiat yang zahir. Dosa pertama kali yang dilakukan oleh anak adam di muka bumi menjadi contoh yang cukup nyata. Yaitu ketika hati Qabil memiliki hasad kepada Habil yang kemudian berujung kepada pembunuhan.

Karena itu, dalam kitab Zaadul Masiir (9/276), Imam Ibnul Jauzi berkata, “Hasad adalah (termasuk) tabiat yang terjelek. Ia menjadi penyebab adanya maksiat pertama kali di langit, yaitu hasad iblis kepada Nabi Adam ‘alahis salam dan penyebab adanya maksiat pertama kali di muka bumi, yaitu hasad Qabil kepada Habil,”

Demikian juga dengan kekufuran yang dilakukan oleh orang-orang yahudi ketika risalah Islam disampaikan oleh Nabi SAW. Tidak ada yang menghalangi mereka untuk beriman kecuali karena hasad yang ada dalam hati mereka.

“Sebahagian besar ahli kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran,” (Al-Baqarah: 109)

Sama halnya dengan Fir’aun yang menolak risalah yang disampaikan oleh Nabi Musa ‘Alaihissalam, juga karena rasa sombong yang mengotori hatinya. Allah ta’ala berfirman:

وَجَحَدُوۡا بِهَا وَاسۡتَیۡقَنَتۡهَا اَنۡفُسُهُمۡ ظُلۡمًا وَّعُلُوًّا

“Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan (mereka) padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya…” (QS. An-Naml: 14)

Jamaah Jumat Rahimakumullah

Dosa zahir, pada umumnya juga mudah menyadarkan pelakunya. Banyak pelaku maksiat zahir yang mengaku kalau apa yang dilakukannya adalah salah dan kemudian sadar untuk berubah. Demikian juga dalam pandangan orang lain, perbuatannya akan dianggap melampaui batas. Sehingga harapan untuk sadar dan bertaubat lebih terbuka. Sedangkan perbuatan dosa batin, biasanya pelakunya tidak sadar atau bahkan menganggap dirinya tidak bersalah. Sehingga pintu taubat pun akan terasa sulit baginya.

Dua contoh di berikut ini akan menggambarkan hal itu, pertama: kisah taubatnya Nabi Adam ‘alaihissalam, beliau melakukan perbuatan dosa zahir dengan memakan buah dari pohon yang terlarang, kemudian setelah itu beliau tersadarkan dan dengan mudah kembali kepada Allah, Allah ta’ala berfirman tentang penyesalan dan pertaubatan beliau dan istrinya:

قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

“Keduanya berkata, “Ya Tuhan Kami, Kami telah menganiaya diri Kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni Kami dan memberi rahmat kepada Kami, niscaya pastilah Kami termasuk orang-orang yang merugi,” (QS. Al-A’raf: 23).

Berbeda halnya dengan iblis, dosanya jenis dosa batin, yaitu sombong, maka terasa berat baginya untuk bertaubat. Bahkan dia menganggap dirinya lah berada di atas kebenaran. Dalam Al-Quran Allah Ta’ala abadikan beberapa kali kisah iblis ini. Di antaranya Allah Ta’ala berfirman:

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ أَبَىٰ وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ

“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada Para Malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam,” Maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan ia termasuk golongan orang-orang yang kafir,” (QS. Al-Baqarah: 34)


Jamaah Jumat Rahimakumullah

Dua kisah di atas mengabarkan kepada kita bahwa dosa batin bukanlah perkara yang ringan. Walaupun tidak terlihat namun pengaruhnya dahsyat. Mampu menjerumuskan kira kepada dosa-dosa zahir tanpa disadari oleh jiwa itu sendiri. Dari sini kemudian Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah menyimpulkan bahwa,” “Dosa-dosa besar, seperti riya, ujub (bangga terhadap amal), kibr (sombong), fakhr (membanggakan amal), khuyala` (angkuh), putus asa, tidak mengharap rahmat Allah, merasa aman dari makar Allah, riang gembira atas penderitaan kaum Muslimin, senang atas musibah yang menimpa mereka, senang dengan tersebarnya fahisyah (maksiat) di tengah-tengah mereka, dengki terhadap anugerah Allah kepada mereka, berangan-angan anugerah tersebut hilang dari mereka, dan hal-hal yang mengikuti dosa-dosa ini yang statusnya lebih haram dari zina, meminum minuman keras, dan dosa-dosa besar yang zahir selain keduanya” (Madarijus-Salikin, 1/133)

اَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا

أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ

 وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنْ خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِيْنَ، وَعَنْ أَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ المُؤْمِنِيْنَ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنْ المُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ.

اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعاً مَرْحُوْماً، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقاً مَعْصُوْماً، وَلا تَدَعْ فِيْنَا وَلا مَعَنَا شَقِيًّا وَلا مَحْرُوْماً.

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى.

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ أَنْ تَرْزُقَ كُلاًّ مِنَّا لِسَاناً صَادِقاً ذَاكِراً، وَقَلْباً خَاشِعاً مُنِيْباً، وَعَمَلاً صَالِحاً زَاكِياً، وَعِلْماً نَافِعاً رَافِعاً، وَإِيْمَاناً رَاسِخاً ثَابِتاً، وَيَقِيْناً صَادِقاً خَالِصاً، وَرِزْقاً حَلاَلاً طَيِّباً وَاسِعاً، يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ.

اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَأَجمع كلمتهم عَلَى الحق، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظالمين، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعَبادك أجمعين.

اللَّهُمَّ رَبَّنَا اسْقِنَا مِنْ فَيْضِكَ الْمِدْرَارِ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الذَّاكِرِيْنَ لَكَ في اللَيْلِ وَالنَّهَارِ، الْمُسْتَغْفِرِيْنَ لَكَ بِالْعَشِيِّ وَالأَسْحَارِ.

اللَّهُمَّ أَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاء وَأَخْرِجْ لَنَا مِنْ خَيْرَاتِ الأَرْضِ، وَبَارِكْ لَنَا في ثِمَارِنَا وَزُرُوْعِنَا يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ.

رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ.

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ
إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
Khutbah Jumat: Mewaspadai Dosa Tersembunyi - Kiblat

BERITA TERKAIT

TITIAN

Khutbah Jumat: Mewaspadai Dosa Tersembunyi - Kiblat

Mimpi-mimpi orang mukmin di akhir zaman

Pada akhir zaman, sesuatu yang tidak diragukan lagi bahawa mimpi baik atau benar atau mendekati kebenaran yang dilihat orang mukminin merupakan dalil dalil atau tanda tanda khusus dari Allah SWT baginya. Rasulullah SAW telah mengingatkan bahawa mimpi yang baik dan benar itu merupakan satu perempat puluh enam (1/46) dari kenabian.

Dari Anas dan Ubadah bin Ash Shamit ra bahawa Rasulullah SAW bersabda, "Mimpi orang beriman itu merupakan satu perempat puluh enam dari kenabian." (HR Bukhari, Muslim, Ahmad, Turmudzi dan Abu Daud)

صحيح البخاري 6473: حدثنا يحيى بن قزعة حدثنا إبراهيم بن سعد عن الزهري عن سعيد بن المسيب عن أبي هريرة رضي الله عنه
أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال رؤيا المؤمن جزء من ستة وأربعين جزءا من النبوة
ورواه ثابت وحميد وإسحاق بن عبد الله وشعيب عن أنس عن النبي صلى الله عليه وسلم

Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Qaza'ah telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Sa'ad dari Az Zuhri dari Sa'id bin Musayyab dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu' alaihi wasallam bersabda: "Mimpi seorang mukmin adalah sebahagian daripada enam atau empat puluh enam bahagian kenabian. "Dan hadits ini diriwayatkan oleh Tsabit, Humaid, Ishaq bin Abdullah dan Syu'aib dari Anas dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. (HR Bukhari)

Mimpi baik seorang mukmin merupakan khabar gembira bagi amal-amal baiknya dan merupakan sebahagian tanda dekatnya kiamat. Rasulullah SAW telah menjelaskan bahawa mimpi seorang mukmin di akhir zaman, sedikit sekali yang bohong atau terjadi dari syaitan.

Rasulullah SAW bersabda, "Jika zaman itu telah dekat (kiamat), banyak mimpi orang beriman tidak bohong. Dan, sebenar-benar mimpi di antara kalian adalah mimpi orang yang paling jujur ​​dalam perkataan. "(HR Muslim)

صحيح مسلم 4203: و حدثنا إسمعيل بن الخليل أخبرنا علي بن مسهر عن الأعمش ح و حدثنا ابن نمير حدثنا أبي حدثنا الأعمش عن أبي صالح عن أبي هريرة قال
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم رؤيا المسلم يراها أو ترى له وفي حديث ابن مسهر الرؤيا الصالحة جزء من ستة وأربعين جزءا من النبوة

Dan telah menceritakan kepada kami Isma'il bin Al Khalil; Telah mengkhabarkan kepada kami 'Ali bin Mushir dari Al A'masy; Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepada kami Ibnu Numair; Telah menceritakan kepada kami Bapakku telah menceritakan kepada kami al A'masy dari Abu Shalih dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Mimpinya orang muslim adalah yang dia lihat, atau yang diperlihatkan kepadanya. Dan di dalam Hadits Ibnu Mushir; "Mimpi yang baik adalah sebahagian daripada empat puluh enam kenabian." (HR Muslim)

Demikianlah Rasulullah SAW menganggap masa kenabiannya telah habis dan tinggal peringatan-peringatannya, sebagaimana disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari. Rasulullah SAW bersabda, "Tidak tersisa dari kenabian, kecuali peringatan-peringatan." Mereka bertanya, "Apa peringatan peringatan itu?" Rasulullah SAW menjawab, "Mimpi yang baik atau benar."

Para ulama membahagikan kebenaran mimpi orang mukmin menjadi tiga bahagian iaitu:

1. Berlaku dalam keadaan memerangi kekafiran dan kebodohan. Maka, orang mukmin terhibur dengan mimpi baik itu.

2. Berlaku dalam penguasaan ilmu ketika terjadi kekacauan dan fitnah. Dalam keadaan seperti ini, orang mukmin juga terhibur dengan mimpi yang baik itu.

3. Berlaku pada zaman turunnya Isa as dan kekhilafahan Al Mahdi kerana pada waktu itu, zaman telah berubah menjadi baik, sebagaimana Rasulullah SAW memberitahu kepada kita bahawa pada waktu itu, mimpi orang orang mukmin yang jujur ​​tidak bohong.

Wallahu'alam bissawab والله أعلمُ بالـصـواب


Kembara Mencari Redha - Halaman Utama


China Tutup Tiga Masjid di Yunnan dengan Dalih Ajarkan Agama Secara Ilegal

KIBLAT.NET, Foshan – Pihak berwenang China menutup tiga masjid di daerah Foshan, provinsi barat daya Yunnan, dengan dalih “mengajarkan ilmu agama secara ilegal”.
Surat kabar lokal “South China Morning Post” melaporkan pada Selasa (01/01/2019) bahwa pemerintah setempat melarang ibadah di masjid dengan dalih “mengajarkan ilmu-ilmu agama ilegal.”
Surat kabar itu menunjuk bentrokan antara pasukan keamanan lokal dan Muslim “Hui” yang mencoba menghalangi penutupan masjid.
Dalam rekaman video yang ditampilkan surat kabar tersebut, bentrokan terjadi di pintu sebuah masjid.
Mengomentari keputusan penutupan, pemerintah Foshan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pasukan keamanan menutup masjid di tiga desa, karena pengajaran ilmu agama ilegal di dalamnya.
Pemerintah daerah menjelaskan bahwa beberapa orang di tiga desa telah mendirikan fasilitas keagamaan tanpa persetujuan dari otoritas agama, dan melakukan kegiatan keagamaan yang tidak diizinkan.
Angka-angka tidak resmi menunjukkan ada sekitar 700.000 Muslim Hui di Provinsi Yunnan.
Pada bulan Agustus, ratusan orang di Daerah Otonomi Ningxia, rumah bagi mayoritas Muslim di China utara, memprotes pemerintah lokal atas rencana perobohan sebuah masjid bersejarah di daerah tersebut.
Cina adalah rumah bagi 10 kelompok etnis Muslim dari total 56 etnis di Negara itu. Etnis-etnis muslim itu , Khoi Hui, Kyrgyz, Kazaq, Uyghur, Tajik, Tatar, Uzbek, Sallar, Albun dan Dongxiang.
Sumber: Anadolu Agency
Redaktur: Sulhi El-Izzi

China Tutup Tiga Masjid di Yunnan dengan Dalih Ajarkan Ilmu Agama Secara Ilegal

BERITA TERKAIT

TITIAN

Turkistan Timur, Negeri Islam yang Dibunuh dalam Diam 

Sabtu, 22 Desember 2018 22:18

Foto: Turkistan Timur
Oleh: Muhammad Amin Al-Uighuriy, Mahasiswa Pasca Sarjana Uighur di Turki
KIBLAT.NET – Pada 27 Mei 2017, pemerintah China memberitakan kabar wafatnya  salah seorang ulama besar  Uighur, syaikh Abdul Ahad bin Bara’ah Al-Makhdum. Pewaris Nabi ini menghembuskan nafas terakhirnya di penjara rezim china pada usia 87 tahun. Berita duka ini baru tersebar setelah enam bulan kesyahidannya dari  penjara rezim China yang menindas dan merampas hak kaum muslimin Uighur.

Ini bukanlah hal baru bagi syaikh, sebelumnya ia telah keluar masuk dari penjara rezim sebanyak lima kali selama kurun waktu 30 tahun. 
Penangkapannya terakhir adalah tahun 2017 dan satu bulan dipenuhi dengan siksaan yang brutal. Penyiksaan brutal itulah yang membuat syaikh menghembuskan nyawa, selain bertindak kejam dalam penyiksaan ternyata rezim Cina juga membungkam pemberitaan hingga setengah tahun baru tersebar kesyahidannya.

Pembunuhan ulama, da’i dan aktivis adalah sebuah fenomena yang nyata terjadi dan dilakukan oleh pemerintah Cina. Proyek ini memang ditujukan untuk menghambat kemajuan, perkembangan dan intelektualitas masyarakat Uighur. Sebagai perbandingan kasus pembunuhan salah seorang akademisi Palestina, Dr Fadi Al-Batsh dan seorang insinyur penerbangan Tunisia, Muhammad Zouari yang pemberitaannya begitu membahana di media sosial.

Tapi tahukah kita bahwa apa yang terjadi di Turkisan lebih mengerikan, lebih besar dan lebih buruk dari itu? Turkistan Timur adalah sebuah negara Islam yang telah dirampas tangan-tangan kotor, jahat dan kejam. Turkistan Timur adalah medan jihad terpenting dan garis pertahanan kaum muslimin di masa lalu. Namun hari ini penduduknya terlupakan selama hampir satu abad, mereka adalah orang Uighur.

Turkistan, Negeri yang Terlupakan

Rezim Cina telah melakukan “pembersihan” sejumlah ulama dan da’i. Syaikh Abdul Ahad adalah satu dari sekian banyak korban kebiadaban dan korban yang terakhir sampai saat ini. Syaikh tinggal di penjara selama hampir tiga puluh tahun dan kematian menghampirinya ketika beranjak usia delapan puluh tujuh tahun karena siksaan di penjara.

Apakah anda tahu bahwa Turkistan Timur adalah sebuah negara Islam yang besar wilayah dan populasinya. Dibebaskan Bani Umayah oleh komandan Qutaibah bin Muslim Al-Bahiliy dan sejak saat itu menjadi negeri Islam yang dipenuhi dengan ilmu pengetahuan dan keimanan hingga dijajah oleh komunis Cina sejak tahun 1949.

Secara geografis, Turkistan terletak di jantung Asia dan dikenal dalam literatur Islam sebagai negara dibalik sungai (ma waroan nahri) dinisbatkan pada sungai Sihun dan Jihun. Setelah Islam masuk wilayah ini, beberapa tempat dibangun oleh beberapa negara Islam, diantaranya Al-Qarakhoniyah, As-Sa’idiyah, Al-Ghaznawiyah dan Al-Khawarizmiyah. Muncul juga salah seorang tokoh besar yang benama Ahmad Yuknakiy, ilmuwan matematika dan fisika Al-Biruni, penemu ilmu geografi dan peta yaitu penulis buku “Diwan Al-lughah At-Turk” Mahmud Al-Kashghariy, Al Farabi dan Yusuf Al Hajib. Dalam bidang Fiqih, Al-Murginani serta dalam ilmu balaghah, Yusuf As-Sakaki dan lainnya.

Pemerintahan komunis Cina telah membunuh lebih dari enam puluh juta muslim Uighur sejak menduduki wilayah Turkistan. Jumlah ini sepuluh kali lipat dari para syuhada Bosnia Herzegovina,  Iraq, Afghanistan, Chechnya dan Palestina. Pada 1952, rezim mengeksekusi seratus dua puluh ribu muslim di Turkistan Timur, sebagian besar mereka adalah para ulama di bidang syariah, sebagaimana yang dikatakan oleh gubernur Turkistan saat itu, Burhan Shahidi.

Antara 1949 dan 1979, komunis Cina kembali beraksi dengan merubuhkan sekitar tiga belas ribu masjid. Dari tahun 1997 hingga detik ini, Cina menutup sepertiga dari seluruh masjid yang ada. Mereka mengklaim bahwa masjid yang dirobohkan berdekatan dengan sekolah negeri dan kantor pemerintahan atau berada di ranah-ranah publik. Siapa yang berkunjung ke Turkistan akan melihat banyaknya masjid yang dihancurkan menaranya dan dirobohkan. 

BACA JUGA  Khutbah Jumat: Mewaspadai Dosa Tersembunyi

Pemerintah komunis mengubahkan menjadi taman hiburan, klub malam dan kantor pusat pengubahan budaya di Turkistan Timur. Semua hal yang dilakukan rezim intoleransi ini untuk mengubah identitas komunitas muslim menjadi komunis. Bahkan beberapa masjid yang dihancurkan diubah menjadi kantor partai komunis atau penjara untuk tahanan. Bukan hanya masjid, rezim juga membakar lebih dari tiga ratus tujuh puluh ribu madrasah Al-Quran dan madrasah Ulum Syar’iyah hingga mengubah Turkistan menjadi sebuah kota yang benar-benar berbeda dari sebelumnya.

Tiga tahun lalu, rezim Cina melakukan penangkapan intensif sejumlah ulama, da’i, imam masjid, pemuda serta pemudi Uighur dan menjebloskannya ke kamp-kamp pencucian otak yang mereka namakan “Pusat Pendidikan Politik dan Pengubahan Ideologi” dengan tujuan untuk menghapuskan nilai keislaman di daerah tersebut. Yang lebih memprihatinkan adalah otoritas penjara memaksa tahahan setiap hari untuk mengucapkan kalimat kufur dan bernada ateis.

Mereka dipaksa mengatakan bahwa Allah tidak ada dan Islam adalah agama takhayul. Siksaan ditimpakan pada tahanan dengan cara yang paling sadis dan keji hingga mereka melepaskan keimanan dari sanubari. Saking gencarnya tindakan ini, keluar perintah dari rezim untuk menangkapi dan membunuhi para ulama, pengusaha, pemilik modal dan pabrik, akademisi, seniman dan sesiapa yang bersuara di dalam wilayah Turkistan. Tindakan ini adalah upaya untuk membungkam para penuntut hak mereka dan mencegah mereka berbicara ke dunia luar.

Statistik terbaru dari rezim Cina sendiri menunjukkan bahwa banyaknya penangkapan yang terjadi, di wilayah Khotan 40%, wilayah Kashgar 30% dan di wilayah lainnya 10%. Semua penduduk yang ditangkap dijebloskan ke kamp-kamp konsentrasi tanpa memandang jenis kelamin. Di Turkistan Timur ada 17 provinsi seperti Khotan dan Kashgar dan 84 kota. Data ini bukanlah mengada-ada, akan tetapi data resmi yang dirilis oleh pegawai resmi dan situs rsmi rezim Cina.Sengaja dipublikasikan agar membuat warga merasa takut dan menuruti apa kemauan rezim.

Setiap hari pemerintah memberikan kebijakan baru yang bertujuan untuk menghapus identitas keislaman, budaya Uighur diganti dengan cinaisasi. Di antaranya kebijakan menikahkan wanita-wanita Uighur dengan orang Cina, kebijakan persaudaraan antara orang Uighur dengan para pekerja Cina, penunjukan pegawai Cina di setiap keluarga muslim yang hidup sehari-hari bersama mereka, makan dan minum di satu rumah, mengumpulkan para imam masjid yang tidak ditangkap di pusat kebudayaan dan memaksa mereka untuk menari di depan khalayak.

Kampanye “sterilisasi” ulama telah dilakukan komunis Cina pada sejumlah pewaris Nabi, dimana yang terakhir adalah syaikh Abdul Wahid Al-Makhdum. Seorang ulama besar yang hidup di dalam penjara selama tiga puluh tahun dan ketika umurnya menginjak delapan puluh tujuh tahun kematian menghampirinya karena beratnya siksaan. Berita kematian baru diketahui pihak keluarga setelah enam bulan berlalu. Syaikh benar-benar telah menghabiskan hidupnya untuk berjuang fi sabilillah dan menghabiskan hidupnya  di dalam penjara. Sebuah penjara dimana tidak keluar seseorang darinya pasti dalam keadaan tidak bernyawa, gila, anggota tubuh rusak atau hilang tidak diketahui rimbanya. 


Sungguh syaikh hidup selama delapan puluh tujuh tahun merasakan penderitaan yang bertubi-tubi di penjara. Juga beratnya jihad di jalan Allah memimpin umat-nya untuk mempertahankan keimanan dan izzatul Islam wa muslimin. Slogan yang masyhur darinya adalah.

“لا وجه لقوم بفخر شهدائهم حتى ينتصروا على أعدائهم”

Artinya, “Tidak ada pilihan bagi suatu kaum di hadapan para syuhada mereka kecuali mereka harus menang atas musuh-musuh mereka.

Inilah imam Al-Muwahhidin di Turkistan Timur yang menjadi pelopor reformasi, mengentaskan kebodohan dan keterbelakangan, dialah syaikh Abdul Ahad Bara’ah Al-Makhdum

Lahir pada tahun 1931 di kota Qarabash di Provinsi Khotan, Turkistan Timur selatan di desa Dar As-Sakal. Ayahnya dikenal sebagai seorang ulama yang saleh begitu pula ibunya. Abdul Ahad tumbuh di dalam keluarga berpendidikan. Masa kecilnya di Khotah membuatnya bergelimang ilmu pengetahuan. Saat itu memang provinsi itu dikenal sebagai pusat ilmu sya’iyah dan pergerakan jihad. Ia belajar di sebiah madrasah yang paling masyhur di sana antara tahun 1950-1958. Setelah masa pendidikannya selesai, ia mulai mengajarkan apa yang ia pelajari selama ini. Ketika masa mengajar berjalan baru enam bulan, komunis Cina memberikannya peringatan berkali-kali dan berujung pada penangkapan pada tahun 1958 dan divonis kurungan dua belas tahun penjara.

Saat itu memang sedang digencarkan gerakan “pembersihan” ilmuwan dan guru pengajar, dan Abdul Ahad langsung merasakan dampaknya. Ulama kelahiran Qarabash ini disiksa dengan keji dan tidak manusiawi. Setelah masa tahanan usai, Abdul Ahad tidak begitu saja dilepaskan, ia kembali dipaksa kerja keras. Seolah memang pemerintah tidak rela guru-guru Uighur ini bebas dan kembali pada masyarakat. Maka, jalan satu-satunya adalah dengan melarikan diri. Memang, ia lolos dari kerja paksa yang diterapkan pemerintah. Namun, ia kembali ditangkap dan ditambah hukuman kurungannya dua tahun. Sehingga total hukumannya menjadi empat belas tahun penjara hanya karena menjalankan tugasnya sebagai guru, yaitu mengajarkan ilmu.
Abdul Ahad Makhdum
Abdul Ahad Makhdum
Tahun 1979, Abdul Ahad kembali ditangkap dan dibebaskan dua tahun kemudian. Kemudian memasuki  tahun milenium, ia kembali ditangkap pada 2001 bersama anaknya Abdur Rauf, mereka berdua dibebaskan setelah menjalani tahanan rumah.

Pada era 80-an. setelah ia menjalani masa penahanan kedua, situasi politik memang sedikit meningkat. Abdul Ahad muncul di tengah masyarakat sebagai murabbi generasi baru. Ia mulai mengajar dan mendidik muridnya dengan sembunyi-sembunyi. Memilih jalan pertengahan di segala urusan dan memanfaatkan kesempatan sebaik-baiknya serta menyibukan diri dalam hal kebaikan. Dengan sekuat tenaga mengibarkan bendera kebangkitan, melawan kebodohan dan keterbelakangan di saat hak-hak untuk mendapat pendidikan dikekang oleh komunis Cina.

Abdul Ahad dikenal di kalangan masyarakat Uighur sebagai sumber ilmu pengetahuan dan penggerak reformasi. Ibarat kegelapan malam, ia adalah obor yang menerangi masyarakat Uighur. Dari tangannya-lah lahir ratusan ulama dan da’i yang menjadi simbol di dalam dan luar negeri
Tahun 2004, ia kembali ditangkap untuk keempat kalinya dan divonis lima tahun penjara. Setelah masa tahanan selesai, Abdul Ahad dipaksa tinggal di sebuah tempat penahanan, sehingga dilarang berhubungan dengan siapa pun. Penangkapan kelima kalinya pada tahun 2017 dan saat itulah ia menjemput syahid.

Alih Bahasa: Dhani El_Ashim
Editor: Arju
Sumber: https://blogs.aljazeera.net/
Turkistan Timur, Negeri Islam yang Dibunuh dalam Diam - Kiblat

BERITA TERKAIT


TITIAN








Tiada ulasan: