Allah ﷻ dan Rasulullah ﷺ
BEGITU MAHALNYA HARGA SEBUAH KETAQWAAN..!!!
-----------------------------------------------------------
Ada sahabat Rasulullah ﷺ yang bernama Abu Dujanah. Ia mempunyai kebiasaan tergesa-gesa meninggalkan jama’ah seusai Shalat Subuh , tidak seperti halnya sahabat yang lain yang menunggu hingga Rasulullah ﷺ Berdoa.
.
Suatu ketika Rasulullah ﷺ menegurnya , “Wahai Abu Dujanah, tidakkah kau memiliki permintaan kepada Allah ﷻ.......?” Kenapa engkau tidak menunggu sampai aku berdoa......?
Abu Dujanah menjawab: “Ya Rasulullah ﷺ, tentu aku mempunyai permintaan kepada Allah ﷻ.”*
.
Rasulullah ﷺ berkata: “Lalu mengapa engkau segera pulang.....?”
.
Abu Dujanah pun menjelaskan udzurnya: "Bukannya aku tidak mau mendengarkan doamu ya Rasululah ﷺ…....Namun aku ini memiliki anak kecil di rumah yang sedang lapar, tidak satupun makanan ada di rumahku , bahkan tidak jarang kami seharian menahan lapar.”
.
“Sedangkan aku memiliki tetangga yang memiliki pohon kurma yang batangnya condong ke rumahku, maka jika malam angin bertiup kencang, pasti buah-buahnya jatuh ke halaman rumahku.”
.
“Pernah suatu hari usai Shalat Subuh, aku menunggu sampai mendengarkan engkau ﷺ membacakan Doa , namun yang terjadi ketika aku sampai di rumah, aku lihat anakku sedang memungut kurma tetanggaku yang jatuh di halaman rumahku dan ia memakannya karena lapar.”
.
“Maka segera aku keluarkan kurma itu dari mulutnya. Aku tidak mau anakku memakan yang bukan haknya. Aku katakan kepadanya: “Nak, jangan kau permalukan ayahmu di akhirat nanti, lantaran perbuatanmu ini… Ayah lebih suka engkau mati dalam keadaan lapar, daripada engkau hidup dengan memakan barang haram.”
.
Mendengar kisah Abu Dujanah , Rasulullah ﷺ dan para sahabat meneteskan air mata. Sambil menangis , Rasulullah ﷺ memberikan penawaran kepada si pemilik pohon kurma dengan imbalan pohon-pohon kurma di Surga.
.
Kontan saja si pemilik yang munafik itu menolaknya. Segera Sayyidina Abu Bakar melakukan penawaran berikutnya: *“Hai fulan, ku beli pohon kormamu dengan 10 pohon kurma terbaikku di kota Madinah.”*
.
Mendengar penawaran yang menguntungkan itu, si Munafik menyetujuinya. Sayyidina Abu Bakar berhasil membelinya , lalu memberikannya kepada Abu Dujanah.
.
Begitulah orang-orang yang bertakwa akan senantiasa mendapatkan jalan keluar dan penolong di setiap kesulitannya.
.
Subhanallah.... Sebuah kisah yg menyentuh hati, ketika saya membacanya pun sampai meneteskan air mata, sungguh begitu mahalnya harga ketaqwaan bagi orang beriman, ia benar2 tdk membiarkan dirinya dan kelurganya terjerumus dlm dosa, padahal secara hukum buah yg jatuh di pekarangan kita halal untuk di makan, namun karena ketaqwaannya kpd Allah ia ttp merasa kwatir mendapat dosa.
Lalu bagaimana dgn kita yg biasa makan RIBA dan jg PARA tukang KORUPSI yg begitu bangga dan seolah tak memiliki rasa bersalah makan uang haram. Na'udzubillahmindzalik... Maka tiada balasan bagi dia kecuali azab neraka.
.
Semoga kita semua dijaga Allah dari harta yg haram, yg akan menjadi bahan bakar nanti di neraka. Aamiin
Sumber:
Kitab 'lanatuth Thalibin Bab Luqatah, Juz 3 Halaman : 239
Bung Karno: Tak Ada Pemimpin yang Lebih Besar dari Nabi Muhammad ﷺ.
IDTODAY.CO - Presiden Sukarno punya cara berbeda untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad shalallahu alahi wassalam ketika berada di luar negeri. Ketika itu, dia berserta rombongan yang dibawanya tengah berkunjung ke Kairo, Mesir. Dalam kunjungannnya itu agenda Sukarno bertemu dengan Presiden Gamal Abdul Naseer. Di tengah rangkaian kegiatannya pertemuannya itu, Bung Karno menyadari hari itu adalah hari kelahiran baginda Rasulullah ﷺ.
“Di Kairo itu saya tidak berhenti-berhenti ingat. Wah, ini bulan Maulid, kita nanti di Jakarta harus mengadakan peringatan Maulid yang sebaik-baiknya,” kata Bung Karno dalam pidato saat peringatan Maulid Nabi di Istana Negara pada 1963.
Mengetahui Mesir mempunyai perindustrian film yang memproduksi cerita film Salahuddin Al Ayubi - pemimpin besar Islam yang memerintahkan untuk menyelenggarakan Maulid- Sukarno pun lantas memerintahkan Kedutaan Besar di Kairo untuk memutarkan film itu agar dapat disaksikan dirinya dan rombongan yang dibawanya.
Scrol untuk lanjutkan membaca
“Saya segera memerintahkan kepada kedutaan besar kita di Kairo untuk memertunjukan film Salahudin itu di hadapan rombongan yang saya bawa dari Jakarta. Dan salah satu ruangan dari pada Hotel Hilton pada satu malam dipertunjukan film Salahudin ini. Yang film itu kita melihat perjuangan yang hebat dari pada umat Islam di bawah pimpinan Shalahudin perjuangan umat Islam yang mengambil suri teladan dari perjuangan Nabi kita Muhammad shalallahu alahi wassalam,” tutur Sukarno.
Sukarno pun menjelskan di setiap masa selalu ada orang-orang besar. Kendati demikian, Nabi Muhammad ﷺ adalah pemimpin terbesar.
“Kita sebagai umat Islam harus, harus menganggap Muhammad ﷺ itu sebagai pemimpin besar yang terbesar. Bahkan harus kita mengatakan, tidak ada pemimpin yang lebih besar dari pada Muhammad shalallahu alahi wassalam,” katanya.
Sumber:
Republika.co.id
Tiada ulasan:
Catat Ulasan