Selasa, 10 September 2013

1591. Menghormati pendapat orang lain.


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ  , الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ , الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ,  مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ , إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ , اهْدِنَا الصِّرَاطَ المُسْتَقِيمَ  , صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ , غَيْرِ المَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ.

Assalamualaikum w.b.t/السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
Meja www.peceq.blogspot.com 
Munafik dan kafir laknatullah sebenarnya pemberontak dan pengganas. 
Kita tidak akan dapat memuaskan hati setiap orang. Dalam mencari yang mana lebih bijak itu sulit sekali. Begitu juga dengan amal. Untuk melakukan kebaikan itu pasti akan ada orang yang tidak senang dengan kita. Namun ingatlah, jika kau melakukan sesuatu karna selain Allah, itu syirik. Dan jika kau meninggalkan sesuatu kebaikan karna manusia, itulah riya kepada Allah. Maka, lakukanlah segala sesuatu itu hanya karna Allah. Lakukanlah hanya karna mengharapkan ridho Allah dan untuk mendapatkan pahala dari Allah. Dan itulah keikhlasan sebenarnya.
Bijaksana Terhadap Pendapat Orang Lain…
By  on 22.49
Pendapat Mana yang Harus Dituruti??
Dalam hidup sering kita mendapatkan berbagai pendapat yang kadang membuat bingung mana yang harus dituruti untuk membuat kita yakin akan pendapat kita mari kita ikuti salah satu kisah yang menarik ini …

Di suatu padang pasir yang panas terik, bermulalah perjalanan musafir seorang ayah dan anak lelakinya dengan seekor unta sebagai kendaraan mereka. Dengan hanya ada seekor unta, maka mereka terpaksa mengendarainya secara bergilir…

Anak yang soleh itu pun mempersilahkan ayahnya untuk naik ke atas unta mereka. “Wahai ayahku, naiklah dan biarkan aku yang berjalan karna aku lebih muda dan bertenaga dibanding ayah.” Maka sang ayah pun naik dengan perasaan bangga terhadap kebaikan anaknya.

Perjalanan mereka diteruskan sehingga melalui sebuah perkampungan. Orang-orang di situ memandang mereka berdua dengan pandangan yang sangat heran.

“Ya syeikh, apa ini?! Kamu membiarkan anakmu yang berjalan sedangkan kamu enak-enak saja di atas unta itu,” kedengaran suara seseorang yang begitu heran melihat situasi itu.

Si ayah merasa malu. Dengan perasaan serba salah, maka dia pun turun dari unta itu.

“Wahai anakku, sudah kau dengar bukan? Sekarang, naiklah dan biarkan aku yang berjalan karna aku ini ayahmu yang seharusnya melindungimu. Naiklah.” Kata si ayah bernada lembut.

Maka sang anak pun naik dengan perasaan yang terharu atas keinginan si ayah. Perjalanan mereka pun diteruskan sehinggalah mereka melalui sebuah lagi kampung yang lain. Ternyata, di kampung itu juga, mereka dipandang sinis dan heran.

“Hai anak muda! Sungguh, perbuatanmu sangat-sangat tidak berbudi dan dzalim. Apakah kau tidak kasihan akan ayahmu yang sudah tua itu, berjalan kaki sedangkan tubuhmu yang muda dan segar itu menunggang unta ini?”

Si anak jadi sedih mendengar hardikan itu lalu ia pun turun dengan penuh rasa  malu. Nah, jadi…yang mana yang benar? Mana yang seharusnya dituruti? Waduh, bikin pusing saja! Akhirnya, sang ayah dan anak pun sama-sama berjalan kaki karna tidak tahu yang mana yang harus mereka ikuti.

Perjalanan pun diteruskan sehingga mereka melalui satu lagi kampung yang lain. Nah lagi-lagi, orang-orang di situ tersenyum-senyum sinis dengan lirikan mata yang mengejek.

“Wahai si tua dan anak muda, apakah kamu berdua ini tidak punya otak? Atau kamu berdua ini sakit? Kamu kan punya unta sebagai kendaraan. Mengapa tidak dinaiki?”

Sang ayah dan si anak lalu berpandangan mereka jadi bingung.

Anak-anakku, Kita tidak akan dapat memuaskan hati setiap orang. Dalam mencari yang mana lebih bijak itu sulit sekali. Begitu juga dengan amal. Untuk melakukan kebaikan itu pasti akan ada orang yang tidak senang dengan kita. Namun ingatlah, jika kau melakukan sesuatu karna selain Allah, itu syirik. Dan jika kau meninggalkan sesuatu kebaikan karna manusia, itulah riya kepada Allah. Maka, lakukanlah segala sesuatu itu hanya karna Allah. Lakukanlah hanya karna mengharapkan ridho Allah dan untuk mendapatkan pahala dari Allah. Dan itulah keikhlasan sebenarnya.

Bila ada orang mengejekmu, maka tersenyumlah dan ceria selalu. Karna apa? Karna kita sedang mendapat pelajaran(ujian) dari orang tersebut. Jadi, kenapa harus sedih? Betul?

Berprilakulah sesuai fitrah dan akidah jadi janganlah berprilaku hanya karena manfaat dan maslahat. Semoga setiap amal kita didasari rasa ikhlas karena Allah.
Wallahu’alam...

Sumber : Kata2 Hikmah

Sumber: (Wordpress.com) 

Sumber: (Bijaksana-terhadap-pendapat-orang-lain). 

"..KEHIDUPAN DUNIA HANYALAH Kesenangan YANG MEMPERDAYA" [QS. AL 'IMRAN (3):185]. 

Firman Allah S.W.T., yang bermaksud: Wahai orang yang beriman! Janganlah kamu mengambil orang yang bukan daripada kalangan kamu (seperti Yahudi, Nasrani, dan Munafiq) menjadi teman karib (yang dipercayai). Mereka tidak akan berhenti berusaha mendatangkan kesusahan kepada kamu. Mereka sukakan apa yang menyusahkan kamu. Telah pun nyata (tanda) kebencian mereka pada pertuturan mulut mereka, dan apa yang tersembunyi oleh hati mereka lebih besar lagi. Sesungguhnya Kami telah jelaskan kepada kamu ayat ayat (Kami), jika kamu memahaminya (memikirkannya).” - [Al Quran Surah Al Imran ayat 118-120] . 
Baca Juga: 
Firman Allah S.W.T., yang bermaksud: “Perkataan yang baik dan pemberian maaf, lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.” (Al Baqarah: 263). 
Tiada ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah
Firman Allah S.W.T., yang bermaksud: “Mereka yang berjuang di jalan Kami nescaya Kami tunjukkan jalan-jalan Kami. Sesungguhnya Allah berserta orang yang berbuat baik.” (Al Ankabut: 69). 

"Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku." (QS. Yusuf: 86). 


Semasa hidup sederhanakanlah kegembiraan. Supaya wujud keseimbangan jiwa dan roh, bila menerima kesedihan yang pasti ditemui juga. Mengingatkan diri sendiri menjadi keutamaaan sebelum mengingatkan orang lain . In Syaa Allah ''palis'' sekali dari sifat-sifat sombong dan keji. Semuanya kerana Allah S.W.T.. Amin Ya Rob.  (Peceq Admin). 
Perhatian: Pemaparan tajuk-tajuk, gambar-gambar dan segala bagai, adalah pandangan dan pendapat peribadi yang lebih menjurus kepada sikap dan sifat untuk menjadi lebih baik dengan mengamalkan gaya hidup menurut perentah dan larangan Allah S.W.T., antaranya bersikap dengan tiada prasangka, tidak bertujuan untuk kebencian, tidak berkeperluan untuk bersubahat dengan perkara bohong dan tiada kaitan dan berkepentingan dengan mana-mana individu. Jujur., aku hanyalah hamba Allah S.W.T., yang hina dina. BERSANGKA BAIK KERANA ALLAH S.W.T.. 

KLIK UNTUK KE MENU UTAMA. eaho™. 
>>> ... ENTRY SETERUSNYA <<< .  eaho™.   ('_') Google Translate ('_') .

Tiada ulasan: