Dua #Istri Nabi Isma’il 'Alaihissalaam
Pada suatu ketika, Nabi Ibrahim 'alaihissalaam datang ke Mekkah untuk mengunjungi anaknya, yaitu Nabi Isma’il 'alaihissalaam. Akan tetapi, Nabi Isma’il 'alaihissalaam saat itu sedang tidak berada di rumah. Ia sedang pergi berburu. Nabi Ibrahim 'alaihissalaam menemui istri Nabi Isma’il 'alaihissalaam dan bertanya ke mana suaminya dan apa pekerjaannya.
Maka istri Nabi Isma’il 'alaihissalaam menceritakan bahwa suaminya pergi berburu dan kehidupan mereka sangat sulit. Maka Nabi Ibrahim 'alaihissalaam berkata kepadanya, “Apabila suamimu datang, sampaikan salam dariku dan katakan agar ia mengganti palang pintu rumahnya.”...
Kemudian Nabi Ibrahim 'alaihissalaam segera pulang.
Tatkala Nabi Isma’il telah datang, ia seakan merasakan sesuatu, maka ia bertanya kepada istrinya.
Istrinya lalu bercerita, “Tadi ada seorang tua datang yang sifatnya demikian (ia menyebutkan sifat-sifat Nabi Ibrahim 'alaihissalaam). Ia bertanya tentang engkau dan aku kabarkan kepadanya. Dia juga bertanya tentang kehidupan kita dan aku kabarkan bahwa sesungguhnya kita dalam kesulitan. Dia menitip salam untukmu dan mengatakan agar engkau mengganti palang pintu rumahmu.”
Maka Nabi Isma’il 'alaihissalaam pun berkata, “Dia adalah ayahku, dan engkaulah yang dimaksud dengan palang pintu itu. Kembalilah engkau kepada orang tuamu (Nabi Isma’il 'alaihissalaam menceraikan istrinya, ed.)!”
Kemudian Nabi Isma’il 'alaihisalaam menikah lagi dengan wanita lain. Setelah itu, Nabi Ibrahim 'alaihissalaam datang lagi pada waktu yan lain, dan Nabi Isma’il 'alaihissalaam atas kehendak Allah juga sedang pergi berburu. Maka Nabi Ibrahim 'alaihissalaam menemui istri Nabi Isma’il 'alaihissalaam dan bertanya tentang Nabi Isma’il. Maka istrinya bersyukur kepada Allah dan juga menceritakannya.
Kemudian Nabi Ibrahim 'alaihissalaam menanyakan tentang kehidupan mereka. Istri Nabi isma’il menceritakan bahwa kehidupan mereka penuh dengan nikmat dan kebaikan. Istri Nabi isma’il 'alaihissalam tersebut adalah seorang wanita yang baik, yang bersyukur kepada Allah dan juga kepada suaminya. Kemudian Nabi Ibrahim 'alaihissalaam berkata kepadanya, “Jika suamimu datang, sampaikanlah salam kepadanya dan katakan kepadanya agar ia mengokohkan palang pintu rumahnya.”
Setelah itu, Nabi Ibrahim 'alaihissalaam pun segera pulang.
Maka tatkala Nabi Isma’il 'alaihissalaam pulang, ia bertanya kepada istrinya, “Apakah tadi ada yang mengunjungimu?
Istrinya menjawab, “Tadi datang kepadaku seorang tua yang keadaannya demikian….”
Nabi Isma’il 'alaihissalaam bertanya, “Apakah ada sesuatu yang ia katakan kepadamu?”
Istrinya menjawab, “Dia bertanya kepadaku tentang dirimu, dan aku pun menceritakannya. Dan ia bertanya pula tentang kehidupan kita, maka aku sampaikan bahwa kita berada dalam kenikmatan, dan aku mengucapkan syukur memuji Allah.”
Nabi Isma’il 'alaihissalaam bertanya lagi, “Kemudian apalagi yang ia katakan?”
Istrinya menjawab, “Ia menitipkan salam untukmu dan memerintahkannmu untuk mengokohkan palang pintu rumahmu.”
Nabi Isma’il 'alaihissalaam lantas berkata, “Dia adalah ayahku, dan engkau adalah palang pintu itu. Ia memerintahkan agar aku tetap mempertahankanmu (sebagai istri).”
*
Pelajaran yang bisa diambil dari kisah ini:
1. Banyak berkeluh kesah kepada manusia adalah perbuatan tercela.
2. Jangan suka menceritakan aib keluarga, apalagi terhadap orang yang baru dikenal.
3. Bersyukur kepada Allah serta bersyukur kepada manusia adalah akhlak yang terpuji.
4. Termasuk sifat istri shalihah adalah bersyukur kepada Allah kemudian bersyukur kepada suami.
Sumber: Kisah-Kisah Pilihan untuk Anak Muslim Seri-4, karya Ummu Usamah ‘Aliyyah, Ummu Mu’adz Rofi’ah, dkk. Mei 2007. Penerbit Darul Ilmi, Yogyakarta
Tiada ulasan:
Catat Ulasan