بِسْمِ
اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ , الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
, الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ , مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ , إِيَّاكَ نَعْبُدُ
وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ , اهْدِنَا الصِّرَاطَ المُسْتَقِيمَ , صِرَاطَ
الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ , غَيْرِ المَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ
الضَّالِّينَ.
Assalamualaikum w.b.t/السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
Munafik dan kafir laknatullah sebenarnya pemberontak dan pengganas.
Islam Agama Ku.
Biografi Imam Ghazali: Ahli Tasawuf Islam.
Nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghazali
dilahirkan di Thus, sebuah kota di Khurasan, Persia, pada tahun 450 H
atau 1058 M. Ayahnya seorang pemintal wool, yang selalu memintal dan
menjualnya sendiri di kota itu. Al-Ghazali mempunyai seorang saudara.
Ketika akan meninggal, ayahnya berpesan kepada sahabat setianya agar
kedua putranya itu diasuh dan disempurnakan pendidikannya
setuntas-tuntasnya. Sahabatnya segera melaksanakan wasiat ayah
al-Ghazali. Kedua anak itu dididik dan disekolahkan, setelah harta
pusaka peninggalan ayah mereka habis, mereka dinasehati agar meneruskan
mencari ilmu semampu-mampunya.
Imam Ghazali sejak kecil dikenal sebagai seorang anak yang cinta ilmu
pengetahuan dan penggandrung mencari kebenaran yang hakiki sekalipun
diterpa duka cita, dilanda aneka rupa duka nestapa dan sengsara. Dan di
masa kanak-kanak, Imam Ghazali belajar kepada Ahmad bin Muhammad
ar-Radzikani di Thus kemudian belajar kepada Abi Nashr al-Ismaili di
Jurjani dan akhirnya kembali ke Thus lagi.
Sesudah itu Imam Ghazali
pindah ke Nisabur untuk belajar kepada seorang ahli agama kenamaan di
masanya, yaitu al-Juwaini, Imam al-Harmain (w. 478 H atau 1085 M). Dari
beliau inilah Imam Ghazali belajar ilmu kalam, ilmu ushul, dan ilmu
pengetahuan agama lainnya.
Imam Ghazali memang orang yang cerdas dan sanggup mendebat segala
sesuatu yang tidak sesuai dengan penalaran yang jernih hingga Imam
al-Juwaini sempat memberi predikat beliau itu sebagai orang yang
memiliki ilmu yang sangat luas bagaikan "laut dalam nan menenggelamkan (bahrun mughriq)".
Ketika gurunya meninggal dunia, al-Ghazali meninggalkan Nisabur menuju
ke istana Nidzam al-Mulk yang menjadi seorang perdana menteri Sultan
Bani Seljuk. Karena kehebatan ilmunya, akhirnya pada tahun 484 atau 1091
Nidzam al-Mulk mengangkat Imam Ghazali sebagai guru besar di
Universitas yang didirikannya di Baghdad.
Di tengah-tengah kesibukannya mengajar di Baghdad, beliau masih sempat mengarang sejumlah kitab seperti Al-Basith,
Al-Wasith, Al-Wajiz, Khulashah Ilmu Fiqh, Al-Munqil fi Ilm al-Jadal
(Ilmu Berdebat), Ma'khadz al-Khalaf, Lubab al-Nadzar, Tashin
al-Ma'akhidz, dan Al-Mabadi' wa al-Ghayat fi Fann al-Khalaf.
Begitu juga di tengah-tengah kesibukan ini, beliau juga belajar berbagai
ilmu pengetahuan dan filsafat klasik seperti filsafat Yunani,
sebagaimana beliau juga mempelajari berbagai aliran agama yang beraneka
ragam yang terkenal di waktu itu. Beliau mendalami berbagai bidang studi
ini dengan harapan agar dapat menolongnya mencapai ilmu pengetahuan
sejati yang sangat didambakan.
Setelah empat tahun, beliau memutuskan untuk berhenti mengajar di
Baghdad. Lalu ditinggalkannya kota tersebut untuk menunaikan ibadah
haji. Setelah itu beliau menuju Syam, hidup dalam Jami' Umawy dengan
kehidupan serba penuh ibadah, dilanjutkan pengembaraan ke berbagai
padang pasir untuk melatih diri menjauhi barang-barang terlarang
(haram), meninggalkan kesejahteraan dan kemewahan hidup, mendalami
masalah keruhanian dan penghayatan agama.
Kemudian pada suatu waktu, beliau pulang ke Baghdad kembali mengajar di
sana. Hanya saja beliau menjadi guru besar dalam bidang studi lain tidak
seperti dahulu lagi. Setelah menjadi guru besar dalam berbagai ilmu
pengetahuan agama, sekarang tugas beliau menjadi imam ahli agama dan
tasawuf serta penasehat spesialis dalam bidang agama. Kitab pertama yang
beliau karang setelah kembali ke Baghdad ialah kitab Al-Munqidz min al-Dholal (Penyelamat dari Kesesatan).
Kitab ini dianggap sebagai salah satu buku referensi yang paling
penting bagi sejarawan yang ingin mendapatkan pengetahuan tentang
kehidupan Imam Ghazali. Kitab ini mengandung keterangan sejarah hidupnya
di waktu transisi yang mengubah pandangannya tentang nilai-nilai
kehidupan.
Dalam kitab ini juga, beliau menjelaskan bagaimana iman dalam
jiwa itu tumbuh dan berkembang, bagaimana hakikat ketuhanan itu dapat
tersingkap atau terbuka bagi umat manusia, bagaimana mencapai
pengetahuan sejati (ilmu yaqin) dengan cara tanpa berpikir dan logika
namun dengan cara ilham dan mukasyafah (terbuka hijab) menurut ajaran tasawuf.
Sekembalinya Imam Ghazali ke Baghdad sekitar sepuluh tahun, beliau
pindah ke Naisaburi dan sibuk mengajar di sana dalam waktu yang tidak
lama, setelah itu beliau meninggal dunia di kota Thus, kota
kelahirannya, pada tahun 505 H atau 1111 M.
Sumber: Buku Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam
"Anda sedang membaca artikel atau pun makalah tentang Biografi Imam Ghazali: Ahli Tasawuf Islam dan Anda bisa menemukan artikel atau pun makalah Biografi Imam Ghazali: Ahli Tasawuf Islam ini dengan url http://serunaihati.blogspot.com/2012/10/biografi-imam-ghazali-ahli-tasawuf-islam.html, Anda boleh menyebarluaskannya atau mengcopypaste-nya jika artikel atau pun makalah Biografi Imam Ghazali: Ahli Tasawuf Islam ini sangat bermanfaat bagi Anda sekalian, namun jangan lupa untuk meletakkan link Biografi Imam Ghazali: Ahli Tasawuf Islam sebagai sumbernya. Terima kasih."
Artikel Terkait: Bidang Agama
- Biografi Buya Hamka: Ulama Otodidak
- Biografi K.H. Hasyim Asy’ari: Ulama Pembaharu Pesantren
- Biografi Wali Songo Syekh Maulana Malik Ibrahim
- Biografi Abu Ja'far Al-Mansur: Pendiri Dinasti Abbasiyah
- Biografi Harun Al-Rasyid: Puncak Kegemilangan Dinasti Abbasiyah
- Biografi K.H. Ahmad Dahlan: Pendiri Muhammadiyah
- Biografi Ahmad Hasan: Guru Utama Persatuan Islam
- Biografi Imam Hanbal: Pendiri Mazhab Hanbali
- Biografi Imam Syafi'i: Pendiri Mazhab Syafi'iyah
- Biografi Imam Malik: Pendiri Mazhab Malikiyah
- Biografi Imam Abu Hanifah: Pendiri Mazhab Hanafiyah
- Biografi Imam Muslim: Ahli Hadits Terkemuka
- Biografi Imam Bukhari: Amirul Mukminin fil Hadits
- Biografi Mohammad Natsir: Kiai Perdana Menteri
- Biografi Imam Ghazali: Ahli Tasawuf Islam
Sumber: (Biografi Imam Ghazali) .
"..KEHIDUPAN DUNIA HANYALAH Kesenangan YANG MEMPERDAYA" [QS. AL 'IMRAN (3):185].
Firman Allah S.W.T., yang bermaksud: Wahai orang yang beriman! Janganlah kamu mengambil orang yang bukan daripada kalangan kamu (seperti Yahudi, Nasrani, dan Munafiq) menjadi teman karib (yang dipercayai). Mereka tidak akan berhenti berusaha mendatangkan kesusahan kepada kamu. Mereka sukakan apa yang menyusahkan kamu. Telah pun nyata (tanda) kebencian mereka pada pertuturan mulut mereka, dan apa yang tersembunyi oleh hati mereka lebih besar lagi. Sesungguhnya Kami telah jelaskan kepada kamu ayat ayat (Kami), jika kamu memahaminya (memikirkannya).” - [Al Quran Surah Al Imran ayat 118-120] .
Baca Juga:
Firman Allah S.W.T., yang
bermaksud: “Perkataan yang baik dan pemberian maaf, lebih baik dari
sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan
penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.” (Al Baqarah: 263).
Tiada ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.
Firman Allah S.W.T., yang
bermaksud: “Mereka yang berjuang di jalan Kami nescaya Kami tunjukkan
jalan-jalan Kami. Sesungguhnya Allah berserta orang yang berbuat baik.”
(Al Ankabut: 69).
"Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku." (QS. Yusuf: 86).
Semasa hidup sederhanakanlah kegembiraan. Supaya wujud keseimbangan jiwa dan roh, bila menerima kesedihan yang pasti ditemui juga. Mengingatkan diri sendiri menjadi keutamaaan sebelum mengingatkan orang lain . In Syaa Allah ''palis'' sekali dari sifat-sifat sombong dan keji. Semuanya kerana Allah S.W.T.. Amin Ya Rob. (Peceq Admin).
"Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku." (QS. Yusuf: 86).
Semasa hidup sederhanakanlah kegembiraan. Supaya wujud keseimbangan jiwa dan roh, bila menerima kesedihan yang pasti ditemui juga. Mengingatkan diri sendiri menjadi keutamaaan sebelum mengingatkan orang lain . In Syaa Allah ''palis'' sekali dari sifat-sifat sombong dan keji. Semuanya kerana Allah S.W.T.. Amin Ya Rob. (Peceq Admin).
Perhatian: Pemaparan
tajuk-tajuk, gambar-gambar dan segala bagai, adalah pandangan dan
pendapat peribadi yang lebih menjurus kepada sikap dan sifat untuk
menjadi lebih baik dengan mengamalkan gaya hidup menurut perentah dan
larangan Allah S.W.T., antaranya bersikap dengan tiada prasangka, tidak
bertujuan untuk kebencian, tidak berkeperluan untuk bersubahat dengan
perkara bohong dan tiada kaitan dan berkepentingan dengan mana-mana
individu. Jujur., aku hanyalah hamba Allah S.W.T., yang hina dina.
BERSANGKA BAIK KERANA ALLAH S.W.T..
Tiada ulasan:
Catat Ulasan