بِسْمِ
اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ , الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
, الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ , مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ , إِيَّاكَ نَعْبُدُ
وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ , اهْدِنَا الصِّرَاطَ المُسْتَقِيمَ , صِرَاطَ
الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ , غَيْرِ المَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ
الضَّالِّينَ.
Assalamualaikum w.b.t/السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
Munafik dan kafir laknatullah sebenarnya pemberontak dan pengganas.
Islam Agama Ku.
Adab Masuk Kamar Mandi atau WC
WC
dan yang semisalnya merupakan salah satu tempat yang dihuni oleh setan.
Maka sepantasnya seorang hamba meminta perlindungan kepada Allah
subhanahu wata’ala dari kejelekan makhluk tersebut. Oleh karena itu
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan do’a ketika akan
masuk WC:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُبِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَ الْخَبَائِثِ
“(Dengan
menyebut nama Allah) Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu
dari kejelekan setan laki-laki dan setan perempuan.” (HR. Al-Bukhari no.
142 dan Muslim no. 375. Adapun tambahan basmalah diawal hadits
diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani)
2. Mendahulukan Kaki Kiri Ketika Masuk WC Dan Mendahulukan Kaki Kanan Ketika Keluar
Dalam
masalah ini tidak terdapat hadits shahih yang secara khusus menyebutkan
disukainya mendahulukan kaki kiri ketika hendak masuk WC. Hanya saja
terdapat hadits ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata: “Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wasallam menyukai mendahulukan yang kanan pada setiap
perkara yang baik.” (HR. Muslim). Oleh karena itu, beberapa ulama
seperti Al-Imam An-Nawawi dalam kitab beliau, Syarhu Shahih Muslim, dan
juga Al-Imam Ibnu Daqiqil ‘Id menyebutkan disukainya seseorang yang
masuk WC dengan mendahulukan kaki kiri dan ketika keluar dengan
mendahulukan kaki kanan.
3. Tidak Membawa Sesuatu Yang Terdapat Padanya Nama Allah
Sesuatu
apapun yang terdapat padanya nama Allah subhanahu wata’ala, atau
terdapat padanya ayat Al-Qur’an, atau terdapat padanya nama yang
disandarkan kepada salah satu dari nama Allah subhanahu wata’ala seperti
Abdullah, Abdurrahman dan yang lainnya, maka tidak sepantasnya
dimasukkan ke tempat buang hajat (WC). Allah subhanahu wata’ala
berfirman: “Barangsiapa yang mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka
sesungguhnya itu timbul dari ketaqwaan hati.” (QS. Al-Hajj: 32)
4. Berhati-hati Dari Percikan Najis
Tidak
berhati-hati dari percikan kencing merupakan salah satu penyebab
diadzabnya seseorang di alam kubur. Tetapi perkara ini sering
disepelekan oleh kebanyakan orang.
Suatu ketika Rasulullah shalallahu
‘alaihi wasallam melewati dua kuburan, seraya beliau shalallahu ‘alaihi
wasallam bersabda:
“Sungguh
dua penghuni kubur ini sedang diadzab. Tidaklah keduanya diadzab
melainkan karena menganggap sepele perkara besar. Adapun salah satunya,
ia diadzab karena tidak menjaga dirinya dari kencing. Sedangkan yang
lainnya, ia diadzab karena suka mengadu domba….” (HR. Al-Bukhari no. 216
dan Muslim no. 292)
5. Tidak Menampakkan Aurat
Menutup
aurat merupakan perkara yang wajib dalam Islam. Oleh karena itu
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam melarang seseorang dalam keadaan
apapun, termasuk ketika buang hajat, untuk menampakkan auratnya di
hadapan orang lain. Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Apabila dua orang buang hajat, maka hendaklah keduanya saling menutup
auratnya dari yang lain dan janganlah keduanya saling
berbincang-bincang. Sesungguhnya Allah sangat murka dengan perbuatan
tersebut.” (HR. Ahmad dishahihkan Ibnus Sakan, Ibnul Qathan, dan
Al-Albani, dari Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhu)
6. Tidak Beristinja’ dengan Tangan Kanan
Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wasallam melarang beristinja’ dengan tangan kanan
sebagaimana sabda beliau shalallahu ‘alaihi wasallam: “Janganlah
seseorang diantara kalian memegang kemaluan dengan tangan kanannya
ketika sedang kencing dan jangan pula cebok dengan tangan kanan.” (HR.
Al-Bukhari dan Muslim dari shahabat Abu Qotadah radhiallahu ‘anhu)
7. Boleh Bersuci dengan Batu (Istijmar)
Diantara
bentuk kemudahan dari Allah subhanahu wata’ala ialah dibolehkan bagi
seseorang untuk bersuci dengan batu (istijmar). Abdullah bin Mas’ud
radhiallahu ‘anhu berkata: “Suatu hari Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wasallam buang hajat, lalu beliau meminta kepadaku tiga batu untuk
bersuci.” (HR. Al-Bukhari No. 156)
8. Larangan Beristinja’ dengan Tulang dan Kotoran Binatang
Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wasallam melarang beristinja’ dengan tulang atau
kotoran binatang, disamping keduanya merupakan benda yang tidak dapat
menyucikan. Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wasallam telah melarang beristinja’ dengan tulang dan
kotoran binatang.” (HR. Muslim)
9. Tidak Menghadap Atau Membelakangi Kiblat Ketika Buang Hajat
Para
ulama berbeda pendapat dalam permasalahan ini. Sebagian ulama
berpendapat dilarangnya buang hajat dengan menghadap atau membelakangi
kiblat secara mutlak, baik di tempat terbuka maupun di tempat tertutup.
Inilah pendapat Ibnu Taimiyyah, Asy-Syaukani, Asy-Syaikh Al-Albani dan
yang lainnya. Berdalil dengan hadits dari Abu Ayyub Al-Anshari
radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Apabila
seseorang dari kalian buang hajat, maka janganlah menghadap kiblat atau
membelakanginya. Akan tetapi hendaknya ia menyamping dari arah kiblat.”
(HR. Al-Bukhari No. 394 dan Muslim No. 264)
10. Berdo’a Setelah Keluar WC
Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan do’a yang dibaca ketika keluar
dari tempat buang hajat. ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: “Bahwasanya
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam jika keluar dari tempat buang
hajat membaca do’a:
غُفْرَانَكَ
“(Aku
memohon pengampunanmu).” (HR. Abu Daud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu
Majah dan dishahihkan Al-Albani dalam Irwa’ul Ghalil No. 52)
wallahu'alam
Sumber: (Adab-masuk-kamar-mandi) .
"..KEHIDUPAN DUNIA HANYALAH Kesenangan YANG MEMPERDAYA" [QS. AL 'IMRAN (3):185].
Firman Allah S.W.T., yang bermaksud: Wahai orang yang beriman! Janganlah kamu mengambil orang yang bukan daripada kalangan kamu (seperti Yahudi, Nasrani, dan Munafiq) menjadi teman karib (yang dipercayai). Mereka tidak akan berhenti berusaha mendatangkan kesusahan kepada kamu. Mereka sukakan apa yang menyusahkan kamu. Telah pun nyata (tanda) kebencian mereka pada pertuturan mulut mereka, dan apa yang tersembunyi oleh hati mereka lebih besar lagi. Sesungguhnya Kami telah jelaskan kepada kamu ayat ayat (Kami), jika kamu memahaminya (memikirkannya).” - [Al Quran Surah Al Imran ayat 118-120] .
Baca Juga:
Firman Allah S.W.T., yang
bermaksud: “Perkataan yang baik dan pemberian maaf, lebih baik dari
sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan
penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.” (Al Baqarah: 263).
Tiada ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.
Firman Allah S.W.T., yang
bermaksud: “Mereka yang berjuang di jalan Kami nescaya Kami tunjukkan
jalan-jalan Kami. Sesungguhnya Allah berserta orang yang berbuat baik.”
(Al Ankabut: 69).
"Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku." (QS. Yusuf: 86).
Semasa hidup sederhanakanlah kegembiraan. Supaya wujud keseimbangan jiwa dan roh, bila menerima kesedihan yang pasti ditemui juga. Mengingatkan diri sendiri menjadi keutamaaan sebelum mengingatkan orang lain . In Syaa Allah ''palis'' sekali dari sifat-sifat sombong dan keji. Semuanya kerana Allah S.W.T.. Amin Ya Rob. (Peceq Admin).
"Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku." (QS. Yusuf: 86).
Semasa hidup sederhanakanlah kegembiraan. Supaya wujud keseimbangan jiwa dan roh, bila menerima kesedihan yang pasti ditemui juga. Mengingatkan diri sendiri menjadi keutamaaan sebelum mengingatkan orang lain . In Syaa Allah ''palis'' sekali dari sifat-sifat sombong dan keji. Semuanya kerana Allah S.W.T.. Amin Ya Rob. (Peceq Admin).
Perhatian: Pemaparan
tajuk-tajuk, gambar-gambar dan segala bagai, adalah pandangan dan
pendapat peribadi yang lebih menjurus kepada sikap dan sifat untuk
menjadi lebih baik dengan mengamalkan gaya hidup menurut perentah dan
larangan Allah S.W.T., antaranya bersikap dengan tiada prasangka, tidak
bertujuan untuk kebencian, tidak berkeperluan untuk bersubahat dengan
perkara bohong dan tiada kaitan dan berkepentingan dengan mana-mana
individu. Jujur., aku hanyalah hamba Allah S.W.T., yang hina dina.
BERSANGKA BAIK KERANA ALLAH S.W.T..
Tiada ulasan:
Catat Ulasan