Isnin, 9 Disember 2013

2749. Ayat al-Quran berkenaan dengan orang yang munafik.


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ  , الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ , الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ,  مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ , إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ , اهْدِنَا الصِّرَاطَ المُسْتَقِيمَ  , صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ , غَيْرِ المَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ.


Assalamualaikum w.b.t/السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

"Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku." (QS. Yusuf: 86) . 
Islam Agamaku. 
Meja www.peceq.blogspot.com 


Tidak sedikit orang munafik yang berada di tengah-tengah para sahabat di masa Rasulullah SAW.

Firman Allah Ta‘ala, yang artinya, “Janganlah kalian mengambil orang di luar kalian”, yakni di luar agamamu, ”sebagai teman akrab”. 

Tidak sedikit orang munafik yang berada di tengah-tengah para sahabat di masa Rasulullah SAW. Me­reka menampakkan keimanan di ha­dapan Beliau SAW dan Para Sahabat, padahal hati mereka tidak beriman. 

Allah SWT meng­ingatkan agar Orang-orang Mukmin tidak menjadikan orang-orang munafik itu sebagai teman kepercayaan mereka se­hingga mengetahui rahsia-rahsia me­reka. 

Jika demikian, mereka akan sangat merugikan dan membahayakan Kaum Mukmin. 

Banyak ayat Al-Qur’an yang berbi­cara tentang kaum munafik. Ayat 118 hingga 120 surah Ali ‘Imran berikut ini adalah di antaranya.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ


 http://quran.com/3

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ


 http://quran.com/3

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ



Marilah kita perhatikan ayat-ayat tersebut dan penafsirannya sebagaimana yang di­sebutkan oleh Ibnu Katsir dalam tafsir­nya. 


Allah SWT berfirman bermaksud: "Hai orang-orang yang beriman, ja­nganlah kalian ambil menjadi teman ke­percayaan kalian orang-orang yang di luar kalangan kalian, (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) ke­mudharatan bagi kalian. Mereka menyu­kai apa yang menyusahkan kalian. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepada kalian ayat-ayat (Kami), jika kalian memahaminya.

Beginilah kalian, kalian menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kalian, dan kalian beriman kepada kitab-kitab semuanya. Apabila mereka men­jum­pai kalian, mereka berkata, “Kami ber­iman.” Dan apabila mereka menyen­diri, mereka menggigit ujung jari lantaran marah bercampur benci terhadap kalian. Katakanlah (kepada mereka), “Matilah kalian kerana kemarahan kalian itu.” 

Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati. Jika kalian memperoleh kebaik­an, niscaya mereka bersedih hati; tetapi jika kalian mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kalian ber­sabar dan bertaqwa, niscaya tipu daya mereka sedikit pun tidak mendatangkan kemudharatan terhadap kalian. Sesung­guhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan. 

Allah SWT., Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi, berfirman, melarang hamba-ham­ba-Nya yang beriman menjadikan kaum munafik sebagai teman dekat (orang kepercayaan) dengan memperlihatkan rahasia-rahasia mereka dan apa-apa yang mereka sembunyikan dari musuh-musuh mereka. 

Mengapa? Karena, kaum munafik, dengan upaya dan ke­mampuan mereka, senantiasa berusaha untuk merugikan dan memudharatkan kaum mukminin dengan berbagai cara serta dengan segala muslihat dan tipu daya yang dapat mereka lakukan. Me­reka sangat menyukai sesuatu yang dapat menyusahkan, menyengsarakan, dan memberatkan kaum mukmin. 

Firman Allah Ta‘ala, yang artinya, “Janganlah kalian mengambil orang di luar kalian”, yakni di luar agamamu, ”sebagai teman akrab”. 

Al-Bukhari dan An-Nasa‘i meriwayatkan dari Abu Sa‘id bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah Allah mengutus seorang Nabi dan tidaklah Dia mengangkat seorang Khalifah melainkan ia memiliki dua ke­lompok dekat. Kelompok yang satu me­nyuruh kepada kebaikan dan mengan­jurkan untuk melakukannya, dan kelom­pok dekat yang lain menyuruh kepada kejahatan dan menganjurkannya. Orang ma‘shum ialah yang dipelihara Allah (dari kesalahan dan dosa).” (HR Al-Bukhari dan An-Nasa’i). 

Firman Allah Ta‘ala, yang artinya, “Sungguh nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi”, maksudnya, nyata benar permusuhan itu dari raut muka dan lontaran ucapan mereka. Demikian pula kebencian yang tersembunyi dalam hati mereka dan tanda lain yang terlihat nyata bagi orang yang berakal. 

Oleh karena itu, Allah Ta‘ala berfirman, yang artinya, “Sesung­guhnya Kami telah menjelaskan ayat-ayat itu kepadamu, jika kamu berpikir.” 

Firman Allah Ta‘ala, yang artinya, “Be­ginilah kamu. Kamu menyukai me­reka padahal mereka tidak menyukai kamu”, yakni, kalian, wahai orang-orang mukmin, mencintai mereka (orang-orang munafik) lantaran mereka menunjukkan keimanan kepada kalian sehingga kalian men­cintai mereka dengan dasar itu, se­dangkan mereka tidak mencintai kalian, baik secara zahir maupun bathin. 

“Kamu beriman kepada Alkitab se­utuhnya.” Artinya, tidak ada sedikit pun dari kitab itu yang kamu ragukan dan bimbangkan. 

Ibnu Abbas berkata bahwa maksud penggalan ayat itu: Kalian ber­iman kepada kitabmu, kepada kitab me­reka, serta kepada kitab-kitab terdahulu, se­dangkan mereka kafir terhadap kitab­mu.” “Apabila mereka bertemu dengan­mu, mereka berkata, ‘Kami telah ber­iman.’ Dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari lantaran ma­rah bercampur benci terhadap kalian.” 

Itulah perilaku kaum munafik. Mere­ka menampakkan keimanan dan kecin­taan, serta menyembunyikan kekafiran dan kebencian, sebagaimana Allah ber­firman, yang artinya, ”Jika mereka me­nyendiri, me­reka menggigit ujung jari lan­taran ma­rah bercampur benci terhadap kalian.” Hal itu karena sangat benci dan marahnya me­reka. 

Allah Ta‘ala berfir­man, yang artinya, ”Katakanlah (kepada me­reka), ‘Matilah kalian karena kema­rahan kalian itu.’ Se­sungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang ada dalam hati.” 

Kemudian Allah berfirman, yang arti­nya, “Apabila kalian mendapat kebaikan, mereka berduka. Dan apabila kalian men­dapat bencana, mereka bergem­bira.” 

Hal ini disebabkan demikian besar­nya per­musuhan mereka terhadap kaum muk­min. Jika kaum mukmin mendapat ke­baikan dan kemenangan, hal itu meng­gundahkan mereka. Dan apabila kejelek­an dan kekalahan (lantaran ada sesuatu hikmah yang diketahui Allah seperti yang terjadi dalam Perang Uhud) menimpa mereka, bergembiralah kaum munafik itu. 

Kemudian Allah menunjukkan fir­man-Nya kepada kaum mukmin, yang artinya, ”Jika kalian bersabar dan ber­taqwa, niscaya tipu daya mereka sedikit pun tidak men­datangkan kemudharatan terhadap kali­an.” 

Artinya, jika kalian ber­tawakal ke­pada Allah, tipu daya mereka tidak akan menyentuh kalian, sebab kali­an berada dalam perlindungan Allah. Ti­dak ada sebuah perkara pun yang terjadi melain­kan sesuai dengan takdir dan ke­hendak Allah. Barang siapa berserah diri kepada-Nya, cukuplah. AY

Sumber: www.majalah-alkisah.com -^_.
Baca Juga: 1214. Kemanakah Perginya Air Mandian Jenazah Rasulullah SAW?.

Baca Kisah Empat Nabi Allah S.W.T Yang Masih Hidup Sampai Sekarang. Berikut kisah tentang empat nabi yang masih hidup sampai sekarang: Nabi Isa Alaihissalam, Nabi Khidir Alaihissalam, Nabi Idris Alaihissalam dan Nabi Ilyas Alaihissalam. Klik http://peceq.blogspot.com/2013/08/1294-kisah-empat-nabi-yang-masih-hidup.html

Firman Allah S.W.T., yang bermaksud: “Katakanlah (wahai Muhammad): Hai orang kafir. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah dan kamu tidak mahu menyembah (Allah) apa yang aku sembah. Dan aku tidak akan beribadat secara kamu beribadat dan kamu pula tidak mahu beribadat dan secara aku beribadat. Bagi kamu agama kamu, dan bagi aku agamaku.” (Surah al-Kafirun, ayat 1-6)

Firman Allah S.W.T., yang bermaksud: "..KEHIDUPAN DUNIA HANYALAH Kesenangan YANG MEMPERDAYA" [QS. AL 'IMRAN (3):185].  

Firman Allah S.W.T., yang bermaksud: “Perkataan yang baik dan pemberian maaf, lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.” (Al Baqarah: 263).  

Firman Allah S.W.T., yang bermaksud: “Mereka yang berjuang di jalan Kami nescaya Kami tunjukkan jalan-jalan Kami. Sesungguhnya Allah berserta orang yang berbuat baik.” (Al Ankabut: 69). 

Firman Allah S.W.T., yang bermaksud: "Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku." (QS. Yusuf: 86).  

Semasa hidup sederhanakanlah kegembiraan. Supaya wujud keseimbangan jiwa dan roh, bila menerima kesedihan yang pasti ditemui juga. Mengingatkan diri sendiri menjadi keutamaaan sebelum mengingatkan orang lain . In Syaa Allah ''palis'' sekali dari sifat-sifat sombong dan keji. Semuanya kerana Allah S.W.T.. Amin Ya Rob.  (Peceq Admin).  
Perhatian: Pemaparan tajuk-tajuk, gambar-gambar dan segala bagai, adalah pandangan dan pendapat peribadi yang lebih menjurus kepada sikap dan sifat untuk menjadi lebih baik dengan mengamalkan gaya hidup menurut perentah dan larangan Allah S.W.T., antaranya bersikap dengan tiada prasangka, tidak bertujuan untuk kebencian, tidak berkeperluan untuk bersubahat dengan perkara bohong dan tiada kaitan dan berkepentingan dengan mana-mana individu. Jujur., aku hanyalah hamba Allah S.W.T., yang hina dina. BERSANGKA BAIK KERANA ALLAH S.W.T.. 


KLIK UNTUK KE MENU UTAMA. eaho™. >>> ... ENTRY SETERUSNYA <<< .  eaho™.   ('_') Google Translate ('_') .

Tiada ulasan: