بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ , الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ , الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ , مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ , إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ , اهْدِنَا الصِّرَاطَ المُسْتَقِيمَ , صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ , غَيْرِ المَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ.
Assalamualaikum w.b.t/السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
Meja www.peceq.blogspot.com
Assalamualaikum w.b.t/السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Mahukah aku khabarkan kepada kalian tentang orang yang diharamkan masuk ke Neraka atau orang yang diharamkan ke atasnya neraka? Mereka ialah orang yang berdamping rapat dengan orang ramai (baik pergaulannya), lemah lembut serta mudah dibawa berunding.” (HR. Tirmidzi)
Rasulullah Shalallahu`alaihiwassalam bersabda :“Sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, mereka hanyalah mewariskan ilmu. Sesiapa yang mengambilnya, maka dia telah memperolehi keuntungan yang banyak.” (HR Abu Dawud)
Sabda Nabi saw. "Setiap nabi-nabi ada doa yang dimakbulkan Tuhan. Maka semua nabi-nabi itu bersegera mengajukan permohonannya. Tetapi saya menyimpan doa saya itu untuk memberi syafaat kepada umatku di hari kiamat nanti. Dan ia akan mencapai insya-Allah orang yang mati tanpa mempersekutukan Allah." (Hadis riwayat Imam Muslim no: 199)
Diriwayatkan bahwa Abbas bin Abdul Mutalib bermimpi bertemu Abu Lahab dan bertanya padanya, “bagaimana keadaan mu?”, Abu Lahab menjawab, “aku sedang disiksa, tetapi pada setiap hari isnin siksaan ke atas aku diringankan kerana pada hari kelahiran Muhammad saw., aku telah membebaskan hambaku Tsuwaibah kerana sangat gembira dengan kelahirannya”. (Sahih Bukhari no.4813)
Manusia yang zalim pun diberi keringanan siksaan kerana pernah gembira dengan kelahiran Nabi saw.
Alhamdulillah kerana menjadi umat Nabi Muhammad saw.
Manusia yang zalim pun diberi keringanan siksaan kerana pernah gembira dengan kelahiran Nabi saw.
Alhamdulillah kerana menjadi umat Nabi Muhammad saw.
Wajib Cintai Nabi.
Rasulullah saw. bersabda, "Tidaklah dianggap beriman di kalangan kamu sehingga aku lebih dicintainya daripada ibubapanya, anaknya dan manusia seluruhnya." (HR Bukhari)
Rasulullah saw. bersabda, "Tidaklah dianggap beriman di kalangan kamu sehingga aku lebih dicintainya daripada ibubapanya, anaknya dan manusia seluruhnya." (HR Bukhari)
Tip untuk khusyuk.. Sa'id Ibn Mu'az yang mengatakan "Tidak pernah aku bersolat di mana aku memikirkan sesuatu daripada urusan dunia di dalam solatku itu sampai aku selesai".
Sadaqallahul 'azim - Maha Benar Allah, yang Maha Agung
Al-Imam Al-Qurthubi menuliskan dalam kitab tafsir, Al-Jami’ li Ahkamil Quran bahwa Al-Imam At-Tirmizy mengatakan tentang adab membaca Al-Quran. Salah satunya adalah pada saat selesai membaca Al-Quran, dianjurkan untuk mengucapkan lafaz shadaqallahul a’zim atau lafaz lainnya yang semakna.
Syaikh Athiyah Saqr, Mufti Mesir, ketika ditanya apa hukum membaca Shadaqallahul ‘Azhim. Beliau berkata: “Kalimat Shadaqallahul ‘Azim yang diucapkan oleh pembaca Alquran atau oleh pendengar setelah selesai membaca atau mendengar ayat-ayat Alquran, bukanlah bid’ah tercela, bahkan memiliki landasan yang cukup kuat. Iaitu:
1. Tidak ada satu pun dalil yang melarangnya.
2. Kalimat itu merupakan zikir.
3. Para ulama menjadikannya sebagai salah satu adab ketika hendak membaca Al Quran. Bahkan menurut mereka jika ia diucapkan dalam solat, tidak membatalkan solat. Demikianlah pendapat kalangan mazhab Hanafi dan Syafi’e.
4. Lafal atau ucapan tersebut demikian dekat dengan apa yang diperintahkan dalam Alquran serta merupakan ucapan orang mukmin di saat akan perang.”
Wallahu 'alam.
Al-Imam Al-Qurthubi menuliskan dalam kitab tafsir, Al-Jami’ li Ahkamil Quran bahwa Al-Imam At-Tirmizy mengatakan tentang adab membaca Al-Quran. Salah satunya adalah pada saat selesai membaca Al-Quran, dianjurkan untuk mengucapkan lafaz shadaqallahul a’zim atau lafaz lainnya yang semakna.
Syaikh Athiyah Saqr, Mufti Mesir, ketika ditanya apa hukum membaca Shadaqallahul ‘Azhim. Beliau berkata: “Kalimat Shadaqallahul ‘Azim yang diucapkan oleh pembaca Alquran atau oleh pendengar setelah selesai membaca atau mendengar ayat-ayat Alquran, bukanlah bid’ah tercela, bahkan memiliki landasan yang cukup kuat. Iaitu:
1. Tidak ada satu pun dalil yang melarangnya.
2. Kalimat itu merupakan zikir.
3. Para ulama menjadikannya sebagai salah satu adab ketika hendak membaca Al Quran. Bahkan menurut mereka jika ia diucapkan dalam solat, tidak membatalkan solat. Demikianlah pendapat kalangan mazhab Hanafi dan Syafi’e.
4. Lafal atau ucapan tersebut demikian dekat dengan apa yang diperintahkan dalam Alquran serta merupakan ucapan orang mukmin di saat akan perang.”
Wallahu 'alam.
s3v3n
7tcmv.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan