.
Sumber:
(http://detikislam.blogspot.com/2014/03/matahari-ditahan-terbenam-untuk-nabi.html)
.
♡ ﺑِﺴْــــــــــــــــﻢِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦِ ﺍﻟﺮَّﺣِﻴْـــﻢ ♡
◆▬▬▬▬▬ஜ ♥ ஜ▬▬▬▬▬◆
☆•*´¨`*•.¸¸.•*´¨`*•.¸¸.•*´¨`*•.¸¸.•*´¨`*•.¸¸.•★´¨`*•.¸¸.•★
♡ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه ♡
◆◙◙◙◙◙◙◙◙◙◙◙◙◙ஜ۩۩ ♥ ۩۩ஜ◙◙◙◙◙◙◙◙◙◙◙◙◆
اللهُــــــم
۩★۩ صَـلٌ ۩★۩ علَى سَــيدنـا مُحـمَّـدْ ۩★۩ وعلَى آل ســيدنا مُحـمَّـدْ
۩★۩ كما صلٌيت علَى ســيدنـا إِبْرَاهِيـمَ ۩★۩ وعلَى آل سًــيدنــُا
إِبْرَاهِيـمَ ۩★۩ وبارك علَى ُسَــيدنـُا مُحــمَّـدْ ۩★۩ وعلَى آل
سَـيدنا مُحـمَّــدْ ۩★۩ كما باركت علَى سًـيدنا إِبْرَاهِيمَ ۩★۩ وعلَى آل
ًسيدنا إِبْرَاهِيمَ ً۩★۩ فى الْعَالَمِينَ ۩★۩ إن ك حَمِيدٌ مَجِيدْ
♡ ﷺ ♡ ﷺ ♡ ﷺ ♡ ﷺ ♡ ﷺ ♡
◆◙◙◙◙◙◙◙◙◙◙◙◙ஜ۩۩ ♡ ۩۩ஜ◙◙◙◙◙◙◙◙◙◙◙◙◆
♡ الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على أشرف المرسلين، وعلى آله وصحبه أجمعين ♡
“”
•
استغفر الله لا إله إلا هو الذي الحي القيوم واتوب إليه
استغفر الله لا إله إلا هو الذي الحي القيوم واتوب إليه
استغفر الله لا إله إلا هو الذي الحي القيوم واتوب إليه
•
بِسْمِ
اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ , الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ,
الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ , مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ , إِيَّاكَ نَعْبُدُ
وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ , اهْدِنَا الصِّرَاطَ المُسْتَقِيمَ , صِرَاطَ
الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ , غَيْرِ المَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ
الضَّالِّينَ
•
الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على أشرف المرسلين، وعلى آله وصحبه أجمعين
•
سبحان الله وبحمده سبحان الله العظيم
•
آمين...آمين... آمين... ياالله يَآرَبْ آلٌعَآلَمِِيِن
•
ﺑِﺴْــــــــــــــــﻢِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦِ ﺍﻟﺮَّﺣِﻴْـــﻢ
•
“”
Matahari Ditahan Terbenam Untuk Nabi Yusya’ Bin Nun
Nabi Musa ‘alaihis salam
memiliki seorang murid yang menemaninya mencari Ilmu. Dia adalah Yusya’
Bin Nun dan Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan Hikmah keNabian dan Mukjizat yang nyata kepadanya.
Setelah Nabi Musa ‘alaihis salam wafat,
Nabi Yusya’ bin Nun ‘alaihis salam membawa Bani Israil ke luar dari
padang pasir. Mereka berjalan hingga menyeberangi sungai Yordania dan
akhirnya sampai di kota Jerica.
Kota Jerica adalah
sebuah kota yang mempunyai pagar dan pintu gerbang yang kuat.
Bangunan-bangunan di dalamnya tinggi-tinggi serta berpenduduk padat.
Nabi Yusya’ dan Bani Israil yang bersamanya, mengepung kota tersebut
sampai enam bulan lamanya.
Suatu hari, mereka
bersepakat untuk menyerbu ke dalam. Diiringi dengan suara terompet dan
pekikan takbir dan dengan satu semangat yang kuat, mereka pun berhasil
menghancurkan pagar pembatas kota, kemudian memasukinya. Di situ mereka
mengambil harta rampasan dan membunuh dua belas ribu pria dan wanita.
Mereka juga memerangi sejumlah raja yang berkuasa. Mereka berhasil
mengalahkan sebelas raja dan raja-raja yang berkuasa di Syam.
Hari itu
hari Jum’at, peperangan belum juga usai, sementara matahari sudah hampir
terbenam. Berarti hari Jum’at akan berlalu, dan hari Sabtu akan tiba.
Padahal, menurut Syari’at pada saat itu, pada Sabtu dilarang melakukan peperangan.
Oleh
karena itu Nabi Yusya’ bin Nun berkata: “Wahai matahari, sesungguhnya
engkau hanya mengikuti perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala, begitu pula
aku. Aku bersujud mengikuti perintahNya.
Ya Allah Subhanahu wa Ta’ala,
tahanlah matahari itu untukku agar tidak terbenam dulu!”
Maka Allah
S.w.t menahan matahari agar tidak terbenam sampai dia berhasil
menaklukan negeri ini dan memerintahkan bulan agar tidak menampakkan
dirinya.
Dari Abu Hurairah
radhiallahu ‘anhu, dia berkata, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
Sallam bersabda, yang artinya: “Sesungguhnya matahari itu tidak pernah
tertahan tidak terbenam hanya karena seorang manusia kecuali untuk
Yusya’. Yakni pada malam-malam dia berjalan ke Baitul Maqdis (untuk
jihad).’” (HR: Ahmad dan sanad-nya sesuai dengan syarat Al-Bukhari).
Akhirnya Nabi Yusya’ dan
kaumnya berhasil memerangi dan menguasai kota tersebut. Setelah itu
Nabi Yusya’ bin Nun memerintahkan kaumnya untuk mengumpulkan harta
rampasan perang untuk dibakar.
Namun api tidak mau membakarnya. Lalu
Beliau meminta sumpah kepada kaumnya. Dan akhirnya diketahui ternyata
ada dari kaumnya yang berkhianat dengan menyembunyikan emas sebesar
kepala sapi.
Akhirnya orang-orang
yang berkhianat mengembalikan apa yang mereka curi dari harta rampasan
perang itu. Kemudian dikumpulkan dengan harta rampasan perang lainnya.
Barulah kemudian api mau membakarnya.
Demikian Syariat yang
dibawa oleh Nabi sebelum Nabi Muhammad Shollallahu ‘alaihi Wa Sallam.
Yaitu tidak boleh mengambil harta rampasan perang.
Allah Subhanahu
wa Ta’ala menyempurnakan Syariat-Nya dengan memperbolehkan bagi
Rasulullah Shollallahu ‘alaihi Wa Sallam untuk mengambil rampasan perang
agar dapat diambil manfaat yang banyak dari harta rampasan perang itu.
Setelah Baitul Maqdis
dapat dikuasai oleh Bani Israil, maka mereka hidup di dalamnya dan di
antara mereka ada Nabi Yusya’ yang memerintah mereka dengan Kitab Allah
Subhanahu wa Ta’ala, Taurat, sampai akhir hayatnya.
Dia kembali ke
hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala saat berumur seratus dua puluh tujuh
tahun dan masa hidupnya setelah wafatnya Nabi Musa ‘alaihis salam
adalah dua puluh tujuh tahun.
(Sumber Rujukan: Al Qur’anul Karim; Riyadhus Shalihin; Syarah Lum’atil I’tiqod)
*Sumber dari suatuperjalananmaya.com
Sumber:
(http://detikislam.blogspot.com/2014/03/matahari-ditahan-terbenam-untuk-nabi.html)
.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan