Jumaat, 3 Februari 2017

6192. Pembunuh Saidina Ali bin Abi Thalib.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ  , الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ , الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ,  مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ , إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ , اهْدِنَا الصِّرَاطَ المُسْتَقِيمَ  , صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ , غَيْرِ المَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ.

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على أشرف المرسلين، وعلى آله وصحبه أجمعين
استغفر الله لا إله إلا هو الذي الحي القيوم واتوب إليه
استغفر الله لا إله إلا هو الذي الحي القيوم واتوب إليه
استغفر الله لا إله إلا هو الذي الحي القيوم واتوب إليه
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ , الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ , الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ , مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ , إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ , اهْدِنَا الصِّرَاطَ المُسْتَقِيمَ , صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ , غَيْرِ المَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ
الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على أشرف المرسلين، وعلى آله وصحبه أجمعين
سبحان الله وبحمده سبحان الله العظيم
آمين...آمين... آمين... ياالله يَآرَبْ آلٌعَآلَمِِيِن
ﺑِﺴْــــــــــــــــﻢِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦِ ﺍﻟﺮَّﺣِﻴْـــﻢ
Pembunuh Saidina Ali bin Abi Thalib adalah seorang celaka yang di kenal dengan 3 keutamaan iaitu:

1.Shoimun Nahar (hampir setiap hari puasa, kemungkinan besar yang di amalkannya adalah Puasa Daud yakni sehari puasa dan sehari tidak).

2.Qiyamul Lail (kuat sholat malamnya).

3.Hafidzul Qur'an (penghafal Al Qur'an 30 Juz).

Tetapi perbuatan yang di lakukannya adalah seburuk-buruk perbuatan yakni dengan membunuh Saidina Ali. Pelajaran yang bisa kita ambil dari peristiwa ini adalah jangan mudah silau dengan penampilan dan amal ibadah seseorang. 

3 keutamaan di atas ternyata bukan jaminan utama seseorang mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat karena Islam bukan agama simbol tetapi agama esensi.

Mengukur seseorang telah berislam dengan baik bukan dari kuatnya sholat malam, bukan dari seringnya puasa sunnah dan bukan dari sempurnanya hafalan Al Qur'an namun dilihat dari sejauh mana dia memperlakukan manusia lainnya.

Apakah ada Rahmat dalam setiap tutur kata dan perilakunya ataukah malah sebaliknya.

Terkadang Surga dan Neraka hanya di pisahkan oleh satu garis tipis. Berapa banyak riwayat yang menyebutkan bahwa seorang dengan segudang amal ibadah justru tergelincir ke Neraka hanya dengan buruk akhlaknya kepada manusia lain, sementara seorang (maaf) Pelacur Bani Israel justru tergelincir ke Surga hanya karena memberi minum seekor Anjing kehausan.

Berfikirlah wahai orang-orang yang Berakal...









Tiada ulasan: