Rabu, 8 November 2017

6320. Perbedaan Bala, Ujian dan Musibah.

Bismillahi Walhamdulillah ...bila seseorang atau satu pihak ditimpa musibah ...akan ada seseorang atau pihak lawannya akan melakukan provokasi. Mari kita jejaki dan selidiki mengapa keadaan itu boleh terjadi.... untuk mengukuhkan bantera muhasabah diri kerana Allah. Aamiin.
kaum Nabi Luth
Takkan kita nak kena azab seperti umat-umat terdahulu baru kita nak kembali pada Allah? Muhasabah.

Apa beza BALA dan UJIAN?

1) Allah berfirman dalam hadith qudsi:

إن الله عز و جل يقول للملائكة : انطلقوا إلى عبدي فصبوا عليه البلاء صبا فيحمد الله فيرجعون فيقولون صببنا عليه البلاء صبا كما أمرتنا فيقول ارجعوا فإني أحب أن أسمع صوته

“Allah berfirman kepada Malaikat-Nya, “Pergilah kamu kepada hamba-Ku, lalu kamu timpakan bermacam-macam ujian kepadanya kerana Aku suka mendengar rintihannya….” (HR Baihaqi & Tabrani)

2) Hayati dan fahami juga hadith nabi ini:

مَا يُصِيبُ الْمُؤْمِنَ مِنْ شَوْكَةٍ فَمَا فَوْقَهَا إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَةً أَوْ حَطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَة

“Tidak ada satupun musibah yang menimpa seorang yang beriman berupa duri atau yang semisalnya, melainkan dengannya Allah akan mengangkat darjatnya atau menghapus kesalahannya!!” (HR Muslim)

“Musibah yang sebenar bukanlah orang yang mati anaknya atau kehilangan harta, keluarga atau kekasih. Tetapi, musibah yang sebenar adalah orang yang di hentam dengan dosa, di serang oleh syahwat, dan di hempap oleh pelbagai kesalahan! Inilah musibah yang sebenar!

Mereka menghabiskan waktu mudanya untuk meraih segala kenikmatan, mereka menghabiskan umur mereka untuk melakukan segala maksiat dan perkara terlarang!!

Jangan kau menganggap orang yang berduka dan mendapat musibah adalah mereka yang terkena penyakit, di landa kemiskinan, atau sedang di penjara. Boleh jadi, semua itu membuatkan mereka lebih dekat dengan Allah dan memperoleh redhaNya. Adakalanya kesembuhan itu datang setelah meminum ubat yang pahit.

Tetapi, hakikatnya, yang sebenarnya di timpa musibah adalah mereka yang bermaksiat pada Allah dan tidak bertaubat dari dosa!! Mereka memasukkan kotoran maksiat ke dalam hati mereka yang bersih! Mereka penuhkan neraka dosa dalam kalbu mereka sehingga mereka mati…

Apabila engaku di tanya tentang ‘Apakah yang patut di ratapi?’ , maka, kau jawablah, ‘yang sepatutnya di ratapi adalah seorang hamba yang Allah kurniakan kesihatan dan kekayaan, namun dia menghabiskan kedua-duanya untuk bermaksiat pada Allah….” (Ibn Athoillah, kitab Bahjah Annufus)


عَجِبْتُ مِنْ أَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَ الْمُؤْمِنِ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَلِكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ كَانَ ذَلِكَ لَهُ خَيْرًا وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ فَصَبَرَ كَانَ ذَلِكَ لَهُ خَيْرًا

”Sungguh menakjubkan perkaranya orang yang beriman, karena segala urusannya adalah baik baginya. Dan hal yang demikian itu tidak akan terdapat kecuali hanya pada orang mukmin; yaitu jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia BERSYUKUR, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik untuknya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia BERSABAR, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya.” (HR Ahmad)

Perbedaan Bala, Ujian, dan Musibah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Adapun bala dalam konteks ujian yang baik terdapat dalam firman Allah SWT berikut ini, "Maka sebenarnya, bukan kamu yang membunuh mereka. Akan tetapi, Allah-lah yang membunuh mereka dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar. Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin, dengan kemenangan yang baik (balaan hasanan). Sesungguhnya Allah Mahamendengar lagi Mahamengetahui," (QS al-Anfal [8]: 17).

Imam al-Baidhawi dalam Tafsir al-Baidhawi menjelaskan, kata bala dalam ayat tersebut merupakan kenikmatan yang diberikan oleh Allah kepada orang-orang beriman, yang berwujud pertolongan-Nya, harta rampasan perang, dan mati syahid. Karena itu, bala dalam ayat ini dapat bermakna ujian yang baik.

Selain kedua makna bala tersebut, kewajiban-kewajiban keagamaan juga disebut bala karena merupakan ujian untuk mengetahui kualitas seseorang dan karena berat dipikul. Sehingga, kata ini digunakan untuk suatu ujian yang sifatnya panjang atau sangat berat dan berdampak panjang.

Seperti yang disebut M Quraish Shihab, di dalam Alquran kata bala disebutkan di enam tempat, dengan makna yang berbeda-beda. Empat di antaranya berkaitan dengan Firaun dan penyiksaannya atas umat Nabi Musa (QS al-Baqarah [2]: 49, QS al-A'raf [7]: 141, QS Ibrahim [14]: 6, dan QS ad-Dukhan [44]: 33).

Satu surah lagi berkaitan dengan Nabi Ibrahim yang diuji dengan perintah menyembelih putra beliau (QS ash-Shafat [37]: 106) dan satu surah lainnya berkaitan dengan ujian yang dihadapi umat Islam dalam Perang Badar (QS al-Anfal [8]:17).

Imam al-Raziy dalam kitab Mukhtar al-Shihab juga memberikan penjelasan bahwa bala memang digunakan untuk menggambarkan ujian baik atau buruk. Namun, salah satu istilah yang hampir mirip dengan bala adalah musibah.

Perbedaannya dengan musibah, ketika Alquran berbicara tentang musibah maka ada sangkut pautnya dengan tingkah laku atau ulah manusia itu sendiri. Sementara, ketika berbicara tentang bala, maka datangnya mutlak dari Allah SWT.

Untuk menggambarkan istilah musibah, bisa dilihat dalam firman Allah yang berbunyi,  "Allah yang menciptakan hidup dan mati untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya." (QS al-Mulk [67]: 2). Sementara, bala yang datangnya dari Allah langsung dapat dilihat dalam surah lainnya

Ref:
http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-digest/16/02/12/o2fbfe313-perbedaan-bala-ujian-dan-musibah

Dua Makna Bala

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama ini sebagian umat mungkin beranggapan bahwa bala hanya merupakan sebuah ujian yang buruk (negatif). Padahal, istilah bala tak hanya bermakna demikian, tapi juga bermakna ujian yang baik (positif). Untuk menjernihkan hal ini, kiranya perlu untuk dijelaskan sesuai dengan yang tertera dalam Alquran.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah bala hanya diartikan sebagai 'malapetaka', 'kemalangan', atau 'cobaan'. Sementara, dalam Alquran bala mempunyai makna tersendiri. M Quraish Shihab menyebut dalam bukunya M Quraish Shihab Menjawab, kata bala digunakan dalam Alquran sebanyak enam kali, selain sekitar 28 kali bentuk lain dari akar kata yang sama.

Awalnya kata ini digunakan untuk melukiskan "lapuknya pakaian karena telah lama dipakai." Dari sini, kata bala kemudian diartikan sebagai ujian sampai seakan-akan seseorang yang mengalaminya telah "lapuk" lantaran banyak atau lamanya cobaan dan ujian yang telah dilaluinya.

Secara literal, al-bala bermakna al-ikhtibar atau ujian. Namun, istilah ini dalam Alquran digunakan untuk menggambarkan ujian yang baik (positif) ataupun yang buruk (negatif). Hal ini didasarkan pada firman Allah yang berbunyi. "....Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk agar kembali (kepada kebenaran)." (QS al-A'raf [7]: 168).

Bala dalam konteks ujian yang buruk, misalnya, dapat dilihat dalam Alquran surah al-Baqarah yang berbunyi, "Dan pada yang demikian itu terdapat cobaan-cobaan yang besar dari Tuhanmu." (QS al-Baqarah [2]: 49).

Ayat tersebut bercerita tentang diselamatkannya Bani Israil dari penyembelihan dan kekejaman Firaun. Menurut Ali ash-Shabuni, bala dalam ayat tersebut merupakan sebuah ujian dan cobaan yang ditimpakan oleh Firaun kepada Bani Israil, yakni penyembelihan anak laki-laki. Dengan demikian, istilah bala dalam ayat tersebut bisa dikatakan bermakna buruk.

Ref:
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-digest/16/02/12/o2fb92313-dua-makna-bala

.

Tiada ulasan: