Ahad, 12 November 2017

6334. Islam dan hukum karma.

"Wahai Tuhanku, demi nikmat-nikmat yang Engkau kurniakan kepadaku, (peliharalah daku) supaya aku tidak akan menjadi penyokong kepada golongan yang bersalah" (Surah Al-Qasas ayat 17) 
Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul" niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu. (Surah An-Nisa Ayat 61) 
Firman Allah swt dalam Surah Az-Zalzalah ayat 99:7-8 maksudnya: Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula.
Firman Allah S.W.T“Sesungguhnya agama (yang diredhai) di sisi Allah hanyalah Islam.” (Surah Ali Imran, 3: 19)
Dan firman-Nya lagi“Barangsiapa yang mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (Surah Ali Imran, 3: 85) 


Apakah hukum karma?Adakah dalil yang menerima atau menolaknya?

Hukum Karma boleh didefinasikan sebagai pembalasan atas perbuatan yang dilakukan oleh seseorang samada ianya perbuatan baik atau buruk yang dibalas kembali menurut hukum alam atas apa yang telah seseorang itu lakukan.  Jika ianya perbuatan baik, maka baiklah balasannya dan jika sebaliknya...maka buruklah pembalasan yang seseorang itu akan terima. 

Dari segi bahasanya.....Hukum Karma ini bunyinya seakan-akan selari dengan ajaran agama Islam. Tetapi jika diselami dengan lebih mendalam, ianya sangat jauh berbeza dengan ajaran Agama Islam.  

Pandangan Islam amat jelas melalui Firman Allah swt dalam Surah Az-Zalzalah ayat 99:7-8 maksudnya: Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula.

Tetapi harus diingat !!!...Apabila disebut Hukum Karma, ianya tidak boleh lari dari kepercayaan penganut- penganut agama Hindu akan pembalasan baik dan buruk ini.

Menurut kepercayaan agama Hindu, Hukum Karma  atau the Law of Karma bermaksud "perbuatan". Karma yang baik diberi pahala dan yang buruk pula mendapat dosa dan akan menjelma dalam bentuk binatang.

Bagi setiap penganut Hindu, mereka perlu melakukan karma atau perbuatan yang baik agar terlepas daripada kelahiran semula yakni lahir semula ke dunia dalam bentuk binatang.  Jika dilakukan perbuatan yang baik,  maka mereka akan kembali Bersama Tuhan penciptanya iaitu Brahma di “Nirwana” atau Syurga menurut agama Hindu.  Agama Hindu dan Buddha keduanya mempercayai akan “Hukum Karma” ini.

Selagi seseorang penganut Hindu itu gagal mencapai Karma yg baik, selagi itu dia akan alami kelahiran semula selepas memasuki neraka buat sementara waktu.

Ini sangat berbeza dengan ajaran islam.   Islam berpandangan bahawa Pertama:, tiada istilah kelahiran semula ke dunia, manusia yang diciptakan Allah hanya hidup sekali sahaja di dunia ini dan hanya dibangkitkan di akhirat bagi Allah menghitung dan membalas amal perbuatan mereka semasa hidup di dunia ini samada masuk Neraka atau Ke Syurga.   Oleh itu hukum karma itu tertolak dengan sendiri.

Mempercayai hukum karma menurut pandangan dan fahaman agama Hindu seperti dilahirkan semula ke dunia ini buat kali yang kedua boleh menyebabkan seseorang Islam itu terkeluar dari Agama Islam yang suci.  Oleh itu adalah haram kita mempercayai kelahiran semula ini, kerana sesudah mati,  kita akan menanti hingga datangnya hari pembalasan iaitu hari Kiamat.

Ada yang bertanyakan tentang konsep Kifarah dalam islam yang seakan sama dengan hukum karma.   

Ok...maksud Kifarah ialah:

Kifarah adalah balasan Allah di dunia akibat dosa yang dilakukan oleh seorang hambanya, juga ujian-ujian Allah itu boleh berlaku, yang mungkin melibatkan kematian orang yang dikasihi, kehilangan harta benda ataupun penyakit, tidak kira sama ada penyakit tersebut berlaku dalam tempoh masa yang lama ataupun sekejap bergantung kepada ketentuan (qada’) Ilahi atau buat selama-lamanya sehingga mati. Selagi ketentuan (qada’) bagi sakit itu belum menepati qada’ Allah, maka sakit (kifarah) tadi tidak akan sembuh biarpun pelbagai usaha dilakukan oleh manusia jelas di.sini membuktikan bahawa ada di antara penyakit itu akan sembuh dengan sendiri biarpun tanpa usaha manusia untuk mendapatkan kesembuhan ataupun tidak akan sembuh biarpun banyak usaha untuk menyembuhkannya telah dilakukan.


Perlu kita faham.... bahawa hukum karma menurut agama Hindu, jika berbuat jahat... akan dibalas seseorang itu dengan dihidupkan semula ke dunia ini dalam bentuk binatang. Manakala Kifarah dalam Islam... contohnya seperti maksud di atas dan... seperti dosa menderhaka kepada kedua ibu dan bapa... Allah S.W.T membayar CASH atau membalas perbuatan itu terhadap anak derhaka tersebut ketika hidup di dunia ini tanpa menunggu ia mati.

Tidakkah ajaran Islam itu sangat berbeza dengan hukum Karma tersebut.

Hukum karma adalah kepercayaan orang yang beragama Hindu. Kita sebagai orang Islam memiliki rukun Islam dan rukun Iman kita sendiri.

Kenapa harus kita mengambil hukum yang selain dari hukum Allah.

Firman Allah S.W.T“Sesungguhnya agama (yang diredhai) di sisi Allah hanyalah Islam.” (Surah Ali Imran, 3: 19)

Dan firman-Nya lagi, “Barangsiapa yang mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (Surah Ali Imran, 3: 85)

Kerana itu jugalah Allah S.W.T. mengutuskan hamba dan Rasul-Nya, Muhammad S.A.W yang menjadi rahmat sekalian alam supaya mengajak Ahlul Kitab sama ada dari orang-orang Yahudi atau pun Nasrani (Kristian) serta golongan yang ummi dari kalangan orang-orang musyrik kepada jalan agama Allah iaitu Islam yang mengandungi petunjuk dan syari’at-Nya.
sumber:
http://daulatpang5.blogspot.my/2011/02/apakah-wujud-hukum-karma-dalam-islam.html

Hukum Karma Dalam islam dan Dalilnya


Istilah karma merupakan ajaran dari agama Budha dan juga Hindu yang jika diartikan secara sederhana berarti semua perbuatan yang sudah dilakukan akan memberikan akibat untuk pelakunya pada masa yang akan datang. Di dalam Kitab Abhidamma, tertulis jika impresi rasa yaitu semua tingkah laku manusia dianggap sebagai akibat yang ditimbulkan karma.


Istilah karma sendiri merupakan bahasa asli dari Sansekerta yang berarti perbuatan dan hasil yang akan didapat dari perbuatan tersebut dinamakan karmaphala, sementara akibat yang ditimbulkan dari perbuatan disebut dengan karma vipaka. Oleh karena istilah ini bersumber dari agama diluar Islam yakni Hindu dan Budha, mungkin kita akan secara langsung mengatakan jika tidak terdapat di dalam Islam.  Bisa disimpulkan bahwa doktrin karma yang ada di dalam agama Budha Hindu merupakan adanya hukum sebab akibat yang terjadi di dunia. Selain itu, terjadi juga peristiwa reinkarnasi yaitu hidup saat ini merupakan titisan dari kehidupan yang sudah terjadi di masa lalu yang kemudian akan menitis pada kehidupan orang lain di masa yang akan datang.

Artikel terkait:


Apabila dilihat dari istilahnya memang tidak terdapat dalam khazanah Islam, akan tetapi yang Islam juga sepakati adalah jika hal tersebut nyata dan ada bagian tertentu dari hukum karma yang juga sejalan dengan aqidah Islam.


Pandangan Islam Mengenai Karma


Islam sendiri juga mengenal doktrin jika perbuatan baik juga akan menghasilkan sesuatu yang baik, sedangkan tingkah laku yang buruk juga akan mengakibatkan sebuah keburukan juga. Akibat dari perbuatan manusia terkadang bisa dirasakan saat masih di dunia selama kita hidup dan ini serupa dengan karma.


  • QS Ar-Rum 30:41 Allah berfirman,” Jika terlihat kerusakan di darat serta laut yang disebabkan perbuatan manusia, supaya Allah merasakan pada mereka sebahagian dari [akibat] perbuatan mereka, supaya mereka kembali [ke jalan kebenaran].”

  • Dalam QS As-Sajdah 32:21 Allah berfirman, “Dan Sesungguhnya Kami merasakan kepada mereka sebahagian azab yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat), mudah-mudahan mereka kembali (ke jalan yang benar).”

  • Dalam QS An-Nahl 16:61 Allah berfirman, “Jikalau Allah menghukum manusia karena kezalimannya, niscaya tidak akan ditinggalkan-Nya di muka bumi sesuatupun dari makhluk yang melata, tetapi Allah menangguhkan mereka sampai kepada waktu yang ditentukan. Maka apabila telah tiba waktunya (yang ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukannya.”

  • Dalam QS An Najm 53:39-41 Allah berfirman, “Bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya), kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna.”

Artikel terkait:


A. Hukum Karma Menurut Pandangan Islam.

Hukum karma dalam ajaran Islam memiliki arti dari reaksi amalan baik dan juga keburukan manusia. Menurut, Islam, reaksi dan juga hasil dari perbuatan yang sudah dilakukan manusia akan terlihat di dunia berbentuk wfwk wadhi amalan dan kembali pada masing-masing manusia itu sendiri. Apabila amalan baik dan terpuji, maka akan menghasilkan efek wadhi yang juga baik seperti jika silahturahmi atau berbuat baik pada orangtua, maka usianya juga akan bertambah.

Namun, jika amalan yang dilakukan buruk dan tercela, maka akan menghasilkan efek wadhi yang juga buruk dan tentunya akan membuat manusia tersebut menjadi menderita seperti contohnya melakukan zina, maka rezeki akan berkurang dan jika membunuh ayahnya maka ia tidak diqisas usianya akan berkurang.

Artikel terkait:


B. Islam Tidak Mempercayai Reinkarnasi.

Untuk menjawab apakah ada hukum karma di dalam Islam, maka sudah sepantasnya kita memilih dengan seksama, sebab konsep karma dalam Hindu – Budha memiliki arti yang luas, tidak sekedar hukum timbal balik saja. Di dalam konsep Hindu – Budha, kehidupan yang ada saat ini [prarabdha karmaphala] merupakan akibat dari akumulasi atau kumpulan perbuatan yang sudah dilakukan pada masa lalu yang disebut dengan sanchita karmaphala.

Seperti juga dengan perbuatan saat ini yang juga menjadi penentu dari kelahiran kembali atau reinkarnasi pada masa yang akan datang yang disebut dengan kriyamana karmaphala. Dari sini kita bisa melihat jika penggunaan istilah “masa lalu” dan juga “masa yang akan datang” di dalam Hindu – Budha berhubungan dengan peristiwa reinkarnasi yakni keyakinan jika sesudah kematian akan dibangkitkan kembali pada kehidupan berikutnya. Konsep ini sudah jelas tidak sesuai dengan kaidah Islam, sebab Islam sendiri tidak meyakini jika akan ada reinkarnasi.

Artikel terkait:


C. Islam Sepakat Jika Perbuatan Memiliki Balasan

Di dalam Islam, konsep karma Vipaka atau akibat dari perbuatan juga terdapat di dalam Islam dan termasuk ke dalam aqidah Islam jika semua perbuatan meskipun seberat dzarah atau atom juga akan mendapatkan balasan. Jika seseorang berbuat kebaikan seberat dzarah, maka niscaya ia juga akan mendapatkan balasannya, sedangkan jika ia melakukan kejahatan meski sebesar dzarah, maka ia juga akan mendapat balasannya.

Apabila hukum karma yang dimaksud adalah jika semua perbuatan pasti akan mendapatkan balasan seimbang dengan baik dan buruknya perbuatan, maka bisa dijawab Islam juga memiliki keyakinan yang serupa.

Sahal bin Sa’ad r.a.,ia berkata, “Malaikat Jibril a.s. datang kepada Nabi s.a.w. lalu berkata, ‘Wahai Muhammad, hiduplah sebebas-bebasnya, namun kamu pasti akan mati. Berbuatlah semaumu, namun pasti kamu akan dapat balasan. Cintailah orang yang engkau mau, namun pasti kamu akan berpisah, H.R. Tirmidzi.”

Artikel terkait:
D. Tidak Ada Hukum Karma Dalam Islam.

Namun, ada sebagian yang berpendapat jika banyak orang yang sudah terpengaruh dengan doktrin diluar agama Islam, sehingga ini menyebabkan mencampur ajaran haq dengan ajaran batil.


QS Al Baqarah (2) : 42, “Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui.”

Di dalam hukum Islam sebenarnya tidak ditemukan istilah karma sebab Allah sendiri sudah berfirman di dalam Alquran. Q.s 35:18. Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain[1252]. Q.s 6:164 dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Q.s 53: 38. (yaitu) bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain.

Sesungguhnya pula, istilah karma tidak dikenal dalam syari’at Islam sebab istilah tersebut adalah istilah dalam sebuah ideologi pokok atau keyakinan dharma. Karena itulah, sudah selayaknya kita semua bertaqlid mengaminkan kesimpulan jika hukum karma diakui keabsahannya dalam Islam kecuali sesudah kita mengetahui hal tersebut secara ilmiah hakekat hukum tersebut.

Allah Ta’ala berfirman, “Dan janganlah engkau mengikuti apa yang engkau tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawaban.” (QS. Al-Isra’: 36).”

Dari uraian yang sudah diberikan bisa disimpulkan jika dalam aqidah Islam tertulis jika perbuatan baik juga akan mendapatkan balasan yang berkali lipat, sementara jika manusia melakukan perbuatan jahat, maka balasan yang akan diterima juga setimpal dengan kejahatannya tersebut. Apabila diartikan sebagai hukum karma, maka hal tersebut juga ada di dalam Islam.

Apabila hukum karma memiliki makna perbuatan baik yang dilakukan pada orang lain, maka juga akan mendapatkan balasan yakni orang lain juga akan berbuat baik kepada kita dan Islam menyetujui dan ada pula sebagian yang tidak setuju, sebab timbal balik bisa saja terjadi dan bisa juga tidak. Balasan ini terkadang bisa terjadi di dunia, namun juga bisa terjadi di akhirat. Sebagian hal balasannya kontan di dunia, sementara ada hal lain yang sebagian lagi akan di dapat di akhirat.


Apabila hukum karma tersebut memiliki arti jika kondisi diri sekarang sudah miskin atau sial yang terjadi karena kita di kehidupan masa lalu dimana terjadi namun kita tidak mengetahui dan tidak mengingatnya, maka Islam menolak konsep tersebut. Demikian juga halnya apabila hukum karma berarti baik buruknya perbuatan dalam kehidupan sekarang menghasilkan baik buruknya kehidupan saat akan dilahirkan kembali dalam kehidupan yang lain, maka Islam juga menolak konsep ini. Sebab di dalam Islam, semua orang yang sudah mati akan masuk ke dalam alam barzakh atau alam kubur untuk menunggu dibangkitkan di yaumul akhir dan tidak ada istilah reinkarnasi tersebut.

*Jika artikel ini bermanfaat, mohon di share ^V^!
Sumber:
https://dalamislam.com/hukum-islam/hukum-karma-dalam-islam
.
7 Fakta Tentang Hukum Karma

Hukum Karma atau lebih mudahnya disebut hukum sebab-akibat. Hukum ini sangat mirip dengan Hukum Ketiga Newton – setiap tindakan memiliki reaksi yang sama dan berlawanan. Apapun yang kita lakukan, apapun tindakan yang kita ambil akhirnya bermanifestasi pada kehidupan kita sendiri. Artinya, apa saja perbuatan yang kita lakukan akan kita dapatkan kembali. Setiap kali kita mengambil tindakan, kita menggerakkan lingkaran energi alam semesta yang selalu berputar. Oleh karena itu, jika kita melakukan perbuatan baik, kebaikan akan datang kembali kepada kita, meski awalnya kita tidak pernah menyadari. Demikian juga, jika kita melakukan hal-hal buruk, kita tidak bisa lepas menuai akibat dari keburukan yang sudah kita buat di masa lalu. Pola itu selalu berulang, ini adalah hukum universal yang telah dikenal orang sejak zaman dahulu. Saat ini sedang diperkuat oleh temuan dan teori fisikawan kuantum modern dan trainer motivasi seperti yang sekarang kita kenal sebagai Hukum Law of Attraction (Hukum Tarik-Menarik). Semua Hukum ini berbicara tentang hal yang sama, dan Hukum Karma merupakan inti dari semua kajian penelitian itu. Berikut adalah 7 fakta utama tentang Hukum Karma.

“Ketika burung masih hidup, ia makan semut. Ketika burung telah mati, giliran semut makan burung. Waktu dan keadaan dapat berubah sewaktu-waktu. Jangan merendahkan atau menyakiti siapa pun dalam hidup. Anda bisa saja berkuasa saat ini. Tapi ingat, waktu lebih kuat dari Anda…”

1. Hukum Karma menekankan pada hubungan sebab dan akibat antara perbuatan kita dan kehidupan kita. Ini menyatakan bahwa apapun yang kita lakukan di masa lalu berkaitan erat dengan apapun yang terjadi kepada kita di masa depan – termasuk orang, keadaan, dan situasi. 
Perbuatan baik menarik orang, situasi, dan keadaan positif, sementara perbuatan buruk pasti menarik segala sesuatu yang negatif. Jadi jika ada hal-hal buruk yang terjadi pada Anda, tanyakan pada diri Anda apa yang sudah Anda kerjakan.

“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrah-pun, niscaya dia akan melihat (balasan)-nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarrah-pun, niscaya dia akan melihat (balasan)-nya pula.” (QS. 99 : 7-8)

2. Kerendahan hati adalah sifat yang diperlukan agar benar-benar bahagia. Ketika seseorang rendah hati, maka tidak akan berpikir merendahkan orang lain dan mudah menghilangkan pikiran negatif. Jika Anda suka menghakimi atau memandang rendah orang lain yang tidak seberuntung Anda, maka Anda sendirilah yang menutup pintu kebahagiaan Anda sendiri. Tapi jika Anda mampu rendah hati, pikiran negatif seperti itu tidak akan pernah menghinggapi Anda. 

3. Jika Anda ingin tumbuh sebagai manusia, Anda bukan hanya melakukan hal-hal yang baik, tetapi juga mampu membawa perubahan positif dalam kehidupan Anda. Bila Anda mengubah diri Anda untuk menjadi manusia yang lebih baik, Anda selalu melakukan hal-hal yang positif dan akan membawa perubahan positif dalam hidup orang lain juga. Perubahan ini meningkatkan pertumbuhan Anda sendiri, pertumbuhan menuju kebahagiaan sejati.

4. Hukum Karma juga mencakup Hukum Pertanggungjawaban, ini menyatakan bahwa Anda harus berhenti mengeluhkan ‘cobaan dari Tuhan’ dan mengambil tanggung jawab penuh atas tindakan Anda sendiri. Jika hal-hal buruk terjadi pada Anda, itu tandanya Anda harus bertanggung jawab atas akibatnya. Jadi, hadapilah tanggung jawab, introspeksi diri, dan segera rubah dengan perbuatan positif jika Anda ingin membawa perubahan dalam hidup Anda, bukan mengeluhkan nasib buruk dan menyalahkan orang lain.

5. Ketika Anda fokus hanya pada satu hal, pasti akan berpengaruh pada pikiran dan tindakan akhirnya. Jadi selalu fokus pada apa yang benar-benar Anda inginkan dan membebaskan diri dari pikiran ngawur. Hal ini akan membawa kebahagiaan dalam hidup Anda.

6. Apa yang Anda berikan, adalah apa yang Anda terima nanti. Jika Anda menginginkan persahabatan, kejujuran, kepercayaan dan cinta yang positif dalam hidup, berarti Anda harus memulai hal positif dalam diri Anda sendiri terlebih dahulu. Apa saja yang Anda lakukan, mereka akan selalu datang kembali kepada Anda – mungkin dalam bentuk dan cara yang berbeda, tetapi kejadian akan selalu datang kembali kepada Anda.

7. Jika Anda telah melakukan perbuatan baik, itu sangatlah mulia. Tapi jika Anda melakukan sesuatu dan mengharapkan imbalan instan, Anda mungkin akan kecewa. Faktor waktu selalu ada. Setiap karma memiliki tenggat waktu tertentu untuk bereaksi, ada yang bereaksi menghasilkan buah lebih cepat dan ada pula yang lambat, sehingga sulit diduga kemunculannya. Terlepas dari apakah Anda percaya hukum karma atau tidak, hukum ini bereaksi seperti gravitasi, itu pasti akan mempengaruhi Anda.

Secara intuitif, setiap manusia bisa menerima dan mempercayai adanya hukum yang saling mengikat di antara mereka atas perbuatan-perbuatan yang mereka lakukan selama mereka berinteraksi dengan lingkungannya. Setiap kita melakukan sesuatu yang mengakibatkan kerugian bagi orang lain, intuisi kita secara misterius mendesak seakan kita harus membayar kerugian yang sama di lain waktu. Demikian pula setiap kali kita berbuat kebaikan, secara misterius kebaikan akan mendatangi kita, dan uniknya, hadir dalam takaran yang lebih banyak dari apa yang telah kita perbuat.

sumber:
https://bramardianto.com/7-fakta-tentang-hukum-karma.html
...........

Nota kaki.....

Waalaikummussalam abg bro
Bab mcm ni takut nak jawab
Sbb tergantung pada niat
Sbb ada yg ckp panggil umie pada wife berdosa
Sbb maksud umie@ummie ikut bahasa Arab adalah ibu ku
Tapi ada juga yg tak pernah tahu maksud dlm Arab tu ibu
Terus amal sebut pada isteri sampai isteri dia meninggal
Mcm saya. Terus panggil isteri umie hingga kini walau faham istilah Arab bermaksud isteriku
# CUMA SAYA TAK PERNAH RASA DIA TU IBU. STILL ISTERI.
HUKUM KARMA PULA MCM TU JUGA SAYA PERHATIKAN PADA MASYARAKAT KITA.
Ada yg kata itu fahaman Hindu
Ada yg taklik itu lah dia QADA QADAR
Ada juga yg bila di tanya pendapat dan pencerahan langsung tak berbunyi.Mungkin tak penting pada dia.Mudah cakap Islam keturunan.
Perkataan ALLAH pun mcm tu pada masyarakat kita Melayu Malaysia
Berebut dgn non Muslim.
Sedang dia Arab perkataan ALLAH tu milik semua baik Muslim & Kafir
# di Arab
Kalau cikgu tanya saya yg bukan ustaz ni. Kira mcm tu lah bunyi pencerahannya. Tak berapa sempurna. Sekadar yakin berdiri dpn Allah swt nnt saya tak menduakan NYA.
😘
😘
😘

Dr Zakir Naik sentiasa konsisten dlm setiap ceramahnya KITAB HINDU ada menceritakan perihal kedatangan Nabi Muhammad SAW.
Kita umat Islam Melayu sentiasa terbiasa dgn fenomena KITAB HINDU itu GAJAH BERTANGAN 9
Saya pula sentiasa terbiasa dgn fenomena HINDU ada lah KELING
Wife pula terkongkong dgn fenomena HINDU adalah TAMIL
Anak2 pula bila ditanya diorang terkongkong dgn minda HINDU mesti Peguam yg hebat
Bagi saya cikgu sahabat ISTIMEWA yg membawa saya ke satu dimensi perbetulkan yg betul kepada yg lebih betul. 
👌👌👌👌

BETUL CIKGU ADA HUKUM KARMA DALAM ISLAM
BAIK PERBUATAN KITA. 
INSHAALLAH DAPAT PEMBALASAN BAIK JUGA
QADA QADAR PUN ADA TINGKATAN JUGA
Mcm jiran empat pintu dari rumah saya.QADA QADAR dia jutawan.
Tapi dia pilih hidup SEDERHANA. 
Kalau orang tengok dia dgn saya. 
Musti orang cakap saya ni lebih kaya dari dia 😂😂😂😂
.

Tiada ulasan: