Sabtu, 27 Januari 2018

7032. Firman Allah yang menggambarkan sifat penghuni surga: “Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri, kepada Rabb-nya lah mereka melihat.” (al-Qiyamah: 22-23).

ﺑِﺴْــــــــــــــــﻢِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦِ ﺍﻟﺮَّﺣِﻴْـــﻢ

ماشاءالله

سبحان الله

الله اکبر

    سُبْحَانَ اللَّهِ اَللَّهُمَّ صَلِّي عَلَى سَيّدنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلۓِ سَيّدنَا مُحَمَّدٍ الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على أشرف المرسلين، وعلى آله وصحبه أجمعين

اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ وَلاَ عُدْوَانَ إِلاَّ عَلَى الظَّالِمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى ءَالِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْن

Allah berfirman yang bermaksud; “Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya.” (QS: Al Imran 3:185) 
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّـيْطٰنِ الرَّجِيْمِ

بسم الله الرحمن الرحيم
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على أشرف المرسلين، 

وعلى آله وصحبه أجمعين
.
Isian entry 7032. 
1. Apakah Orang Yang Berbuat Jahat Akan Dibalas Langsung Di Dunia? 
2. Sudah Kenalkah Dengan Lima Macam Nafsu Ini? 
3. Kisah Syekh Hatim: Pura-Pura Tuli Selama 15 Tahun. 
4. 8 Kebiasaan Sehari-Hari Yang Bisa Menolak Datangnya Rezeki. 
5. Apakah Benar Penghuni Surga Bisa Melihat Allah? 
6. Hikmah Dibalik Gempa. 
7. Mengapa Islam Melarang Meminta Oleh-Oleh? Ini Penjelasannya. 
8. Ini 2 Hadiah Terbaik Untuk Ibu Yang Diajarkan Rasulullah SAW. 
9. Adab-Adab Ketika Sedang Makan. 
1. Apakah Orang Yang Berbuat Jahat Akan Dibalas Langsung Di Dunia? 
By Abdul  Last updated Jan 22, 2018

Apakah Allah Menghukum pelaku kejahatan di dunia, ataukah menundanya sampai hari akhirat nanti?

Jawab:

Banyak kejahatan yang dilakukan manusia di dunia, dan hukumannya pun di dunia juga. Kalau hukuman atas kejahatan semuanya ditunda di akhirat, tentu orang-orang yang tidak beriman kapada hari akhir akan melakukan kejahatan dengan sewenang-wenang.

Seandainya Allah tidak menindak pelaku kezaliman dan kejahatan yang melanggar hukum Allah di dunia, banyak manusia menjadi ragu akan kebenaran firman Allah pada al-An’am: 129:

وَكَذَالِكَ نُوَلِّى بَعْضَ الظَّالِمِينَ بَعْضًا بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

“Dan demikianlah Kami jadikan sebagian orang-orang yang zalim itu menjadi teman bagi sebagian yang lain disebabkan apa yang mereka usahakan.”

Mereka berbuat zalim, digukum perbuatannya oleh orang-orang yang sama zalimnya, atau bahkan yang lebih zalim lagi. Mereka tidak dikuasai oleh orang-prang yang baik. Karena pada umumnya, orang baik berhati lembut dan lemah.


Anda Bertanya Islam Menjawab, Syekh Mutawalli asy-Sya’rawi.

Sumber: 
Foto: wilx
GUIDANCE
2. Sudah Kenalkah Dengan Lima Macam Nafsu Ini? 
By Abdul  Last updated Jan 22, 2018

Ada banyak perbedaan antara satu dengan yang lainnya. Ada lima macam nafsu yang tercantum dalam Al-Qur’an, yaitu:

1. Ammarah bissu; yang selalu mendorong kepada pelanggaran dan kejahatan

2. Lawwamah; yang mengingatkan, menggugah, mengoreksi, dan menyalahkan perbuatan buruk

3. Muthmainnah, yang tenang dan tenteram

4. Radhiyah; yang selalu ridha dan puas

5. Mardhiyah; yang memperoleh keridhaan Allah.

Nafsu Amarah, lawwamah dan muthmainnah berkaitan dengan ajaran Allah dalam kehidupan dunia, sedangkan radhiyah dan mardhiyah berkaitan dengan kehidupan di akhirat. Nafsu ini yang menjadi penentu antara kepatuhan dan keinkaran. []


Syekh Mutawalli asy-Sya’rawi

Sumber: 
Sudah Kenalkah dengan Lima Macam Nafsu Ini? - Inspira Data
Foto: Segiempat
GUIDANCE
3. Kisah Syekh Hatim: Pura-Pura Tuli Selama 15 Tahun. 
By Abdul  Last updated Jan 22, 2018

Abu Abdirrahman Hatim bin Alwan (w. 237 H/751 M), atau lebih dikenal sebagai Syekh Hatim al-Asham seorang syekh yang dikenal zuhud dan penasihat. Asal tahu saja, nama al-Asham di belakangnya berarti Tuli atau orang tuli.

Ternyata, di balik nama al-asham nya tersebut ada cerita menarik dan inspiratif yang harus kita tiru.

Dalam syarh Syu’abul Iman, Syekh Abu Ali ad-Daqqaq (w. 405 H/1015M) menghikayatkan, suatu hari ada seorang wanita yang mendatangi Syekh Hatim. Ia memiliki permasalahan yang hendak diadukan.

Di tengah-tengah pembicaraan, wanita tersebut buang angin—alias kentut. Ia pun kelabakan dengan kejadian memalukannya tersebut di depan sang syekh, ia merasa malu jikalau syekh mengetahuinya.

Namun alih-alih menegur atau menertawakan si wanita tersebut, syekh berpura-pura tak mendengarnya. Ia berperilaku seolah-olah tuli, meski mengetahui dengan jelas kalau si wanita itu kentut.

Dengan kebijaksanaannya, Syekh meminta, “Keraskanlah suaramu hai wanita!”

Dengan perasaan lega, wanita tersebut meneruskan urusannya bersama Syekh tanpa rasa canggung. Ia beranggapan syekh tidak mendengar kentutnya tadi.

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Syekh Hatim al-Asham berpura-pura tuli selama kurang lebih 15 tahun selama wanita tersebut hidup. []

Sumber: 
Foto: Pexels
GUIDANCE
4. 8 Kebiasaan Sehari-Hari Yang Bisa Menolak Datangnya Rezeki. 
By Yudi  On Jan 23, 2018

Allah SWT telah menjamin setiap umatnya atas rezeki yang ia dapatkan setiap saatnya. Setiap insan telah memiliki takaran rezekinya masing-masing. Bahkan seekor cicak di dinding dan cacing di bawah tanah pun telah mempunyai rezekinya masing-masing.

Apalagi seorang manusia yang diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya dengan akal dan pikiran yang dimilikinya. Tentulah Allah SWT telah membuka pintu rezeki-Nya. Tinggal bagaimana manusia tersebut mampu mencari kunci untuk membuka pintu-pintu rezeki tersebut.

Namun ternyata, ada beberapa hal kebiasaan sehari-hari manusia yang tidak disadari jusrtu dapat menyebabkan ditolaknya rezeki. Inilah kebiasaan-kebiasaan manusia yang disinyalir dapat memboikot pintu rezekinya dilansir dari laman Sholiha.

1. Kebanyakan Mengeluh
Kebiasaan kurang bersyukur menyebabkan banyak keluhan-keluhan terucap atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT. Hal tersebut tentu menghambat datangnya rezeki.

2. Materialistis Alias Matre
Kebiasaan bersikap matre dapat membuat manusia mendewakan harta di atas segala-galanya. Hal ini tentu saja bisa menjerumuskan manusia tersebut pada syirik, dosa besar yang tidak akan diampuni oleh Allah SWT.

3. Makan Makanan Haram
Ternyata mengonsumsi makanan haram tersebut bisa menjadi salah satu kebiasaan yang tanpa disadari dapat menolak rezeki dari Allah Allah SWT. tubuh yang tumbuh dengan makanan haram, maka tidak akan malu untuk melakukan perbuatan yang diharamkan pula ketika mencari rezeki.

4. Terlalu Fokus Pada Dunia
Dengan kesibukan mereka berfokus kepada dunia, membuat mereka lupa menabung amalan kebaikan untuk di akhirat kelak. Padahal kebiasaan yang demikian ini menjadi salah satu hal yang tanpa disadari bisa menolak rezeki. Bagaimana Allah akan memberikan rezeki-Nya sementara kita tidak pernah mengingat-Nya dan mengerjakan segala perintah-Nya.

5. Tak Menjaga Badan
Kebiasaan mengabaikan kesehatan badan ini menandakan bahwa ia tidak menjaga karunia dan rezeki yang diberikan oleh Allah SWT.

6. Kebanyakan Gosip
Ketika bergosip, berarti orang tersebut telah menghabiskan waktu untuk mencela dan mempergunjingkan kehidupan orang lain. Ternyata kebiasaan ini tanpa disadaari bisa menjaadi salah satu tanda bahwa kita menolak rezeki dari Allah SWT.

7. Penggerutu dan Suka Marah
Orang yang gemar menggerutu biasa selalu merasa tidak puas dan tidak bisa memaafkan kesalahan orang lain. Bahkan ia bisa marah-marah sepanjang waktu karena merasa tidak puas dengan kondisi yang tengah dialami.

8. Riya dan Suka Pamer
Tidak dapat dipungkiri bahwa banyak orang yang suka memamerkan harta, benda dan amalan kebaikan yang dilakukannya. Hal ini dilakukan demi untuk mendapatkan pujian dari sesama manusia. Ia melakukan sedekah, shalat, haji dan ibadah lainnnya semata-mata hanya untuk ditunjukkan kepada manusia. Padahal seharusnya semua perbuatan tersebut harus diniatkan untuk ditujukan kepada Allah SWT.


Itulah bebrapa kebiasaan yang tidak disadari oleh seseorang namun dianggap bisa menghambat datangnya rezeki. Meski terlihat sepele, namun kebiasaan tersebut berpengaruh besar dalam segi kehidupan. []

Sumber: 
8 Kebiasaan Sehari-hari yang Bisa Menolak Datangnya Rezeki - Inspira Data
Foto: ThoughtCo
GUIDANCE
5. Apakah Benar Penghuni Surga Bisa Melihat Allah? 
By Abdul  Last updated Jan 22, 2018

Ada salah satu firman Allah yang menggambarkan sifat penghuni surga:

“Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri, kepada Rabb-nya lah mereka melihat.” (al-Qiyamah: 22-23)

Di samping itu Rasulullah telah bersabda,

إِنَّكُمْ سَتَرَوْنَ رَبًّكُمْ عَيْنًا كَمَا تَرَوْنَ هَذَا الْقَمَرَ

“Sesungguhnya kalian akan dapat melihat rabbmu sebagaimana kamu melihat bulan.”

Para ulama berkata bahwa melihat Allah dimungkinkan secara akal dan wajib secara “nagel” (sesuai urutan riwayat) tanpa disebut tata cara maupun batasannya.

Allah dilihat bukan di suatu tempat atau penjuru.

Firman Allah,

“Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya.” (Yunus: 26). Sementara yang dimaksud tambahannya adalah kenikmatan melihat Allah.

Anda Bertanya Islam Menjawab, Syekh Mutawalli asy-Sya’rawi.

Sumber: 
Foto: Tribun Jogja
GUIDANCE
6. Hikmah Dibalik Gempa. 
By Matiar  Last updated Jan 24, 2018

Gempa bumi sejatinya adalah peringatan Allah kepada hamba-Nya. Bukan sekadar fenomena alam belaka. Allah menciptakan musibah dan bencana alam untuk mengingatkan manusia agar mereka takut dan berharap kembali pada Allah.

Allah Swt. berfirman,

وَمَا نُرْسِلُ بِالْآيَاتِ إِلَّا تَخْوِيفًا

“Tidaklah kami mengirim tanda-tanda kekuasaan itu (berupa musibah dan sejenisnya), selain dalam rangka menakut-nakuti mereka.” (QS. Al-Isra’: 59)

Suatu hari pernah terjadi gempa bumi di Madinah.

Rasulullah SAW lalu meletakkan kedua tangannya di atas tanah dan bersabda, “Tenanglah … belum datang saatnya bagimu.”

Selanjutnya, Nabi SAW menoleh ke arah para sahabat dan berkata, “Sesungguhnya, Rabb kalian menegur kalian … maka jawablah (buatlah Allah ridha kepada kalian)!”

Sepertinya, Umar bin Khathab RA mengingat kejadian itu.

Ketika terjadi gempa pada masa kekhalifahannya, ia berkata kepada penduduk Madinah, “Wahai Manusia, apa ini? Alangkah cepatnya apa yang kalian kerjakan (dari maksiat kepada Allah)? Andai kata gempa ini kembali terjadi, aku tak akan bersama kalian lagi!”

Umar bin Khathab bisa merasakan bahwa kemaksiatan yang dilakukan oleh para penduduk Madinah, sepeninggal Rasulullah dan Abu Bakar As-Shiddiq telah mengundang bencana.

Karena itu, Umar mengingatkan kaum muslimin agar menjauhi maksiat dan segera kembali kepada Allah.

Demikian pula yang disampaikan oleh Imam Ibnul Qoyyim dalam kitab Al-Jawab Al-Kafy berkenaan dengan gempa:

“Dan terkadang Allah menggetarkan bumi dengan guncangan yang dahsyat, menimbulkan rasa takut, khusyuk, rasa ingin kembali dan tunduk kepada Allah, serta meninggalkan kemaksiatan dan penyesalan atas kekeliruan manusia. Di kalangan salaf, jika terjadi gempa bumi mereka berkata, ‘Sesungguhnya Tuhan sedang menegur kalian’.”

Hakikatnya, gempa bumi adalah suatu bentuk musibah berupa peringatan, teguran, bahkan hukuman dari Allah Al-Jabbar (Dzat Yang Maha Perkasa) atas perbuatan manusia yang telah banyak melakukan maksiat dan dosa.

Karena itu, sebelum Allah kembali menegur kita dengan teguran yang lebih keras, sudah saatnya bagi kita untuk segera bertobat dan meningkatkan takwa dengan sebenar-benarnya. Wallahu ‘alam []

Sumber : 
Ahmad Syahirul Alim Lc/Republika
Hikmah Dibalik Gempa - Inspira Data
Foto: MIMBAR HADITS
GUIDANCE
7. Mengapa Islam Melarang Meminta Oleh-Oleh? Ini Penjelasannya. 
By Yudi  Last updated Jan 23, 2018

Kita mungkin sudah terbiasa meminta oleh-oleh kepada teman atau saudara yang hendak bepergian. Terlepas dari keberatannya atau tidak mereka membelikan oleh-oleh, bagaimanakah sebenarnya hukum meminta oleh-oleh ini dalam Islam?

Perlu Anda ketahui, meminta oleh-oleh dari teman atau saudara yang berpergian ternyata dilarang oleh Rasulullah SAW. Benarkah seperti itu? Berikut penjelasannya.

Meminta oleh-oleh ternyata sama dengan tindakan meminta-minta kepada sesama manusia. Hal ini sangat dilarang Rasulullah SAW, kecuali memang ada kebutuhan yang sangat mendesak.

Karena meminta-minta itu adalah bentuk perbuatan yang menghinakan diri kepada manusia lainnya, maka Rosulullah melarangnya. Menghinakan diri hanya boleh kita lakukan kepada Allah saja.

Dalam haditsnya, Rasulullah pun menjelaskan akibat yang didapat jika kita meminta kepada manusia. Orang yang meminta-minta, pada hari kiamat akan datang dalam keadaan tidak ada sepotong dagingpun yang melekat di wajahnya.

Rasulullah SAW bersabda: ” Terus-menerus seseorang itu suka meminta-minta kepada orang lain hingga pada hari kiamat dia datang dalam keadaan di wajahnya tidak ada sepotong dagingpun,” (HR. Al-Bukhari no. 1474 dan Muslim no. 1725). []

Sumber: 
Foto: Kafe Menyusui khusus ibu dan bayi (media maya)
GUIDANCE
8. Ini 2 Hadiah Terbaik Untuk Ibu Yang Diajarkan Rasulullah SAW. 
By Yudi  Last updated Nov 2, 2017

Ibu adalah orang yang paling berjasa dan harus dimuliakan oleh manusia. Hal ini dilandasi oleh Sabda Rasulullah SAW yang ditanya oleh seorang pemuda mengenai siapa yang lebih perlu dimuliakan dan diutamakan di antara kedua orang tauanya? Rasulullahpun menjawab dengan meyebut kata ibu sebanyak tiga kali baru kemudian dilanjutkan dengan kata ayah di jawabannya yang ke empat.

Karena besarnya jasa yang telah diberikan ibu kepada kita, maka sudah sepantasnya lah kita mengabdikan diri kita kepada ibu. Selama ini banyak yang mengira bahwa hadiah terbaik untuk ibu haruslah hadiah yang mewah dan berharga mahal. Padahal, hal ini tidak selalu benar adanya. Lantas, apa hadah terbaik untuk ibu kita?

Hadiah terindah untuk ibu tentu banyak dijadikan pilihan, namun hadiah terindah untuk ibu adalah hadiah yang telah direkomendasikan oleh Nabi SAW berikut ini:

“Apabila anak Adam (manusia) meninggal dunia, maka terputuslah semua amalnya, kecuali tiga hal: Sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakannya.” (HR. Muslim).

Dari hadits di atas, ternyata hadiah terbaik untuk orangtua khususnya ibu adalah sedekah jariyah dan menjadi anak yang soleh.

Melalui sedekah jariyah atas nama ibu kita sejatinya kita sudah memberikan hadiah terbaik untuk ibu kita, Dalilnya adalah hadits yang disebutkan dalam Shahih al-Bukhari:

“Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu ‘alahi wasallam dan berkata, “Ibu saya meninggal tiba-tiba, dan saya yakin seandainya dia bisa bicara, dia bersedekah. Bolehkah aku bersedekah atas namanya ?” Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Ya, boleh, bershadaqahlah atas namanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadiah kedua yaitu anak yang shalih. Dalam hadits di atas sangat jelas disebutkan ciri anak yang shalih adalah anak yang selalu mendoakan kedua orang tuanya. Sementara kita telah sama mengetahui bahwa anak yang senang mendoakan orang tuanya adalah anak sedari kecil telah terbiasa terdidik dalam melaksanakan kebaikan-kebaikan,melaksanakan perintah-perintah Allah Subhannahu wa Ta’ala , dan menjauhi larangan-laranganNya.

Dengan demikian, gambaran anak yang shalih yaitu anak yang taat kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala , menjauhi larangan-laranganNya, selalu mendoakan orang tuanya dan selalu melaksanakan kebaikan-kebaikan.

Dari paparan diatas, ternyata hadiah terbaik untuk orang yang kita sayangi tidak hanya berbentuk materi saja. Sebab, materi itu hanya digunakan saat di dunia saja sementara shadakah jariah dan menjadi anak yang shalih akan dibawa dan berguna untuk ibu kita sampai ke liang lahat.

Itulah hadiah terbaik untuk ibu yang direkomendasikan oleh Rasulullah SAW. []

Sumber: 
Ini 2 Hadiah Terbaik Untuk Ibu yang Diajarkan Rasulullah - Inspira Data
Foto: Tongkrongan Islami
GUIDANCE
9. Adab-Adab Ketika Sedang Makan. 
By Matiar  Last updated Jan 23, 2018

Kesempurnaan Islam sebagai agama sekaligus aturan hidup bagi manusia mencakup seluruh aspek kehidupan. Termasuk hal-hal kecil dan sederhana sekalipun, seperti makan dan minum, diatur dalam Islam. 

Mulai dari jenis makanan dan minumannya, cara mendapatkannya, hingga adab-adab yang ada di dalamnya pun Islam mengatur dan memberi panduan agar manusia beroleh berkah.

Dengan begitu, aktivitas makan dan minum bukan sekadar pemenuhan kebutuhan jasmani yang wajib dipenuhi, melainkan juga bernilai pahala dan menghasilkan energi positif dalam kehidupan.

Karena itu, penting untuk mengetahui adab-adab makan dan minum yang diatur oleh Islam, di antaranya adab ketika sedang makan sebagaimana berikut.

1. Memulai makan dengan “Bismillaah”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَذْكُرِ اسْمَ اللهِ تَعَالَى، فَإِذَا نَسِيَ أَنْ يَذْكُرَ اسْمَ اللهِ فِيْ أَوَّلِهِ فَلْيَقُلْ: بِسْمِ اللهِ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ.

“Apabila salah seorang di antara kalian hendak makan, maka ucapkanlah: ‘Bismillaah’, dan jika ia lupa untuk mengucapkan bismillaah di awal makan, maka hendaklah ia mengucapkan: ‘Bismillaah awwaalahu wa aakhirahu’ (dengan menyebut Nama Allah di awal dan akhirnya).” (HR. Abu Dawud No. 3767)

2. Mengakhiri makan dengan pujian kepada Allah
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنَ أَكَلَ طَعَاماً وَقَالَ: اَلْحَمْدُ ِِللهِ الَّذِيْ أَطْعَمَنِيْ هَذَا وَرَزَقَنِيْهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّيْ وَلاَ قُوَّةٍ، غُفِرَ لَهُ مَاتَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ.

“Barangsiapa sesudah selesai makan berdo’a: ‘Alhamdulillaahilladzi ath‘amani hadza wa razaqqaniihi min ghairi haulin minni walaa quwwatin (Segala puji bagi Allah yang telah memberi makanan ini kepadaku dan yang telah memberi rizki kepadaku tanpa daya dan kekuatanku),’ niscaya akan diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Abu Dawud No. 4023)

3. Makan dengan tiga jari tangan kanan
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَأْكُلُ بِثَلاَثِ أَصَابِعَ، فَِإذَا فَرَغَ لَعِقَهَا.

“Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa makan dengan menggunakan tiga jari tangan (kanan) apabila sudah selesai makan, beliau menjilatinya.” (HR. Muslim No. 2032 [132], Abu Dawud No. 3848)

Selain itu, umat Islam juga sangat dianjurkan untuk menyedikitkan suapan, memperbanyak kunyahan, makan dengan apa yang terdekat darinya, dan tidak memulai makan dari bagian tengah piring.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَا غُلاَمُ سَمِّ اللهَ وَكُلْ بِيَمِيْنِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيْكَ.

“Wahai anak muda, sebutlah Nama Allah (Bismillaah), makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah dari apa-apa yang dekat denganmu.” (HR. Al-Bukhari No. 5376 dan Muslim No. 2022)

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الْبَرَكَةُ تَنْزِلُ وَسَطَ الطَّعَامِ فَكُلُوْا مِنْ حَافَتَيْهِ وَلاَ تَأْكُلُوْا مِنْ وَسَطِهِ.

“Keberkahan itu turun di tengah-tengah makanan, maka makanlah dari pinggir-piring dan janganlah memulai dari bagian tengahnya.” (HR. Muslim No. 2031 [129])

4. Menjilati jari-jemari setelah makan
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ طَعَاماً فَلاَ يَمْسَحْ يَدَهُ حَتَّى يَلْعَقَهَا أَوْ يُلْعِقَهَا.

“Apabila salah seorang di antara kalian telah selesai makan, maka janganlah ia mengusap tangannya hingga ia menjilatinya atau minta dijilatkan (kepada isterinya, anaknya).” (HR. Al-Bukhari No. 5456 dan Muslim No. 2031 [129])

5. Memungut makanan yang terjatuh dan membersihkannya
Apabila ada sesuatu dari makanan kita terjatuh, hendaknya dibersihkan bagian yang kotornya kemudian memakannya.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا سَقَطَتْ مِنْ أَحَدِكُمْ اللُّقْمَةُ فَلْيُمِطْ ماَ كَانَ بِهَا مِنْ أَذَى ثُمَّ لِيَأْكُلْهَا وَلاَ يَدَعْهَا لِلشَّيْطَانِ.

“Apabila ada sesuap makanan dari salah seorang di antara kalian terjatuh, maka hendaklah dia membersihkan bagiannya yang kotor, kemudian memakannya dan jangan meninggalkannya untuk syaitan.” (HR. Muslim No. 2033 [135])

6. Tidak meniup dan memakan makanan yang masih panas
Hendaknya tidak meniup pada makanan yang masih panas dan tidak memakannya hingga menjadi lebih dingin.

Tidak boleh juga, untuk meniup pada minuman yang masih panas.

Apabila hendak bernapas, lakukanlah di luar gelas sebanyak tiga kali sebagaimana hadis Anas bin Malik.

كَانَ يَتَنَفَّسُ فِي الشَّراَبِ ثَلاَثاً

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam jika minum, beliau bernapas (meneguknya) tiga kali (bernapas di luar gelas).” (HR. Al-Bukhari No. 5631 dan Muslim No. 2028)

Begitu juga hadits Abu Sa’id al-Khudri r.a.:

نَهَى عَنِ النَّفْخِ فِي الشُّرْبِ.

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang untuk meniup (dalam gelas) ketika minum.” (HR. Aat-Tirmidzi No. 1887) []

Sumber: 

Syaikh ‘Abdul Hamid bin ‘Abdirrahman as-Suhaibani (almanhaj.or.id)
Adab-Adab ketika Sedang Makan - Inspira Data


Daftar Isi Al-Quran dan Terjemahan - Silakan Klik untuk membacanya:
  1. Surat Al Fatihah (Pembukaan)
  2. Surat Al Baqarah (Sapi Betina)
  3. Surat Ali 'Imran (Keluarga 'Imran)
  4. Surat An Nisa' (Wanita)
  5. Surat Al Ma'idah (Hidangan)
  6. Surat Al An'am (Binatang Ternak)
  7. Surat Al A'raf  (Tempat Tertinggi)
  8. Surat Al Anfal (Rampasan Perang)
  9. Surat At Taubah (Pengampunan)
  10. Surat Yunus (Nabi Yunus A.S.)
  11. Surat Hud (Nabi Huud A.S.)
  12. Surat Yusuf (Nabi Yusuf A.S.)
  13. Surat Ar Ra'd (Guruh)
  14. Surat Ibrahim (Nabi Ibrahim A.S.)
  15. Surat Al Hijr (Daerah Pegunungan)
  16. Surat An Nahl (Lebah)
  17. Surat Al Israa' (Memperjalankan Di Malam Hari)
  18. Surat Al Kahfi (Gua)
  19. Surat Maryam (Maryam)
  20. Surat Thaha (Thaahaa)
  21. Surat Al Anbiya' (Kisah Para Nabi)
  22. Surat Al Hajj (Ibadah Haji)
  23. Surat Al Mu'minun (Orang Mukmin)
  24. Surat An Nur (Cahaya)
  25. Surat Al Furqaan (Pembeda)
  26. Surat Asy Syu'ara' (Penyair)
  27. Surat An Naml (Semut)
  28. Surat Al Qashash (Cerita)
  29. Surat Al 'Ankabuut (Laba-Laba)
  30. Surat Ar Ruum (Bangsa Rumawi)
  31. Surat Luqman (Luqman)
  32. Surat As Sajdah ((Sujud)
  33. Surat Al Ahzab (Golongan Yang Bersekutu)
  34. Surat Saba' (Kaum Saba')
  35. Surat Fathir (Pencipta)
  36. Surat Yaasiin
  37. Surat Ash Shaffat (Yang Bershaf-Shaf)
  38. Surat Shaad
  39. Surat Az Zumar (Rombongan-Rombongan)
  40. Surat Al Mu'min (Orang Yang Beriman)
  41. Surat Fushshilat (Yang Dijelaskan)
  42. Surat Asy Syuura (Musyawarah)
  43. Surat Az Zukhruf (Perhiasan)
  44. Surat Ad Dukhaan (Kabut)
  45. Surat Al Jaatsiyah (Yang Berlutut)
  46. Surat Al Ahqaaf (Bukit Pasir)
  47. Surat Muhammad (Nabi Muhammad SAW)
  48. Surat Al Fath (Kemenangan)
  49. Surat Al Hujuraat (Kamar-Kamar)
  50. Surat Qaaf
  51. Surat Adz Dzaariyaat (Angin Yang Menerbangkan)
  52. Surat Ath Thuur (Bukit)
  53. Surat An Najm (Bintang)
  54. Surat Al Qamar (Bulan)
  55. Surat Ar Rahmaan (Yang Maha Pemurah)
  56. Surat Al Waaqi'ah (Hari Kiamat)
  57. Surat Al Hadid (Besi)
  58. Surat Al Mujadilah (Wanita Yang Mengajukan Gugatan)
  59. Surat Al Hasyr (Pengusiran)
  60. Surat Al Mumtahanah (Wanita Yang Diuji)
  61. Surat Ash Shaff (Barisan)
  62. Surat Al Jumu'ah (Hari Jum'at)
  63. Surat Al-Munafiqun (Orang-Orang Munafik)
  64. Surat At Taghabun (Hari Ditampakkan Kesalahan-Kesalahan)
  65. Surat Ath Thalaaq (Talak)
  66. Surat At Tahrim (Mengharamkan)
  67. Surat Al Mulk (Kerajaan)
  68. Surat Al Qalam (Pena)
  69. Surat Al Haqqah (Kiamat)
  70. Surat Al Ma'arij (Tempat-Tempat Naik)
  71. Surat Nuh (Nabi Nuh A.S)
  72. Surat Al Jin (Jin)
  73. Surat Al Muzzammil (Orang Yang Berselimut)
  74. Surat Al Muddatstsir (Orang Yang Berselimut)
  75. Surat Al Qiyamah (Hari Kiamat)
  76. Surat Al Insaan (Manusia)
  77. Surat Al Mursalat (Malaikat-Malaikat Yang Diutus)
  78. Surat An Naba´ (Berita Besar)
  79. Surat An Naazi´ (Malaikat-Malaikat Yang Mencabut)
  80. Surat 'Abasa (Bermuka Masam)
  81. Surat At Takwir (Menggulung)
  82. Surat Al Infithar (Terbelah)
  83. Surat Al Muthaffifiin (Orang-Orang Yang Curang)
  84. Surat Al Insyiqaaq (Terbelah)
  85. Surat Al Buruuj (Gugusan Bintang)
  86. Surat Ath Thaariq (Yang Datang Di Malam Hari)
  87. Surat Al A´Laa (Yang Paling Tinggi)
  88. Surat Al Ghaasyiyah (Hari Kiamat)
  89. Surat Al Fajr (Fajar)
  90. Surat Al Balad (Negeri)
  91. Surat Asy Syams (Matahari)
  92. Surat Al Lail (Malam)
  93. Surat Adh Dhuhaa (Waktu Dhuha)
  94. Surat Alam Nasyrah /Al Insyirah (Bukankah Kami Telah Melapangkan)
  95. Surat At Tiin (Buah Tin)
  96. Surat Al 'Alaq (Segumpal Darah)
  97. Surat Al Qadr (Kemuliaan)
  98. Surat Al Bayyinah (Bukti Yang Nyata)
  99. Surat Al Zalzalah (Goncangan)
  100. Surat Al 'Adiyat (Kuda Perang Yang Berlari Kencang)
  101. Surat Al Qari'ah (Hari Kiamat)
  102. Surat At Takatsur (Bermegah-Megahan)
  103. Surat Al 'Ashr (Masa)
  104. Surat Al Humazah (Pengumpat)
  105. Surat Al Fiil (Gajah)
  106. Surat Quraisy (Suku Quraisy)
  107. Surat Al Ma'un (Barang-Barang Yang Berguna)
  108. Surat Al Kautsar (Nikmat Yang Banyak)
  109. Surat Al Kafirun (Orang-Orang Kafir)
  110. Surat An Nashr (Pertolongan)
  111. Surat Al Lahab (Gejolak Api)
  112. Surat Al Ikhlas (Memurnikan Keesaan Allah)
  113. Surat Al Falaq (Waktu Subuh)
  114. Surat An Naas (Manusia)
....................................

Tiada ulasan: