Selasa, 30 Januari 2018

7060. “Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.” ( QS Al Mu’min [40]:39) “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya) dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan.” (QS Al Anbiyaa [21]:35)

ﺑِﺴْــــــــــــــــﻢِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦِ ﺍﻟﺮَّﺣِﻴْـــﻢ

ماشاءالله

سبحان الله

الله اکبر

    سُبْحَانَ اللَّهِ اَللَّهُمَّ صَلِّي عَلَى سَيّدنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلۓِ سَيّدنَا مُحَمَّدٍ الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على أشرف المرسلين، وعلى آله وصحبه أجمعين

اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ وَلاَ عُدْوَانَ إِلاَّ عَلَى الظَّالِمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى ءَالِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْن

Allah berfirman yang bermaksud; “Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya.” (QS: Al Imran 3:185) 


أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّـيْطٰنِ الرَّجِيْمِ

بسم الله الرحمن الرحيم
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على أشرف المرسلين، 

وعلى آله وصحبه أجمعين
.
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
💞SAHABAT SEJATI TULUS DARI DALAM.HATI💞

💕Bersyukurlah kalau kita memiliki sahabat yang tulus dari dalam hati

💖Sahabat yang selalu mengingatkan kita untuk kebaikan diri kita.Perlu kita pertahankan dan kita juga berterimaksih.

💞Jangan pernah menyia- nyiakan persahabatan yang tulus dan ikhlas dari.dalam hati.

💞💕💖Mencari sahabat sejati sangatlah sulit ditemukan.
Maka bersyukurlah jika kita mempunyai sahabat sejati.

💞💕💖Semoga kita semua bisa menjadi sahabat sejati.Yang selalu dirindukan dan diharapkan kehadiran kita.Oleh sahabat - sahabat kita.Dan bermanfaat bagi sahabat - sahabat kita
Agar hidup kita selalu mendapat petunjuk dan hidayah dari Allah Subahannahu Wa Ta'alla.
Aamiin Ya Robbal'Aalamiin

____________________🍃💌

Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh 🙏

Iman dan Keyakinan Hati Kita

Kita percaya bahwa segala sesuatu terjadi atas izin Allah Namun apakah kita sudah yakin sepenuh hati dengan apa yang kita percaya itu atau hanya sekedar ucapan dimulut saja.

Disinilah diuji keyakinan kita itu, satu contoh kita dijahati, atau difitnah oleh seseorang sehingga banyak orang yang percaya dengan fitnah itu.

Namun kalau kebenarannya kita tidak salah dan kita yakin kepada Allah, kita akan tetap tenang menghadapi ujian fitnah tersebut.

Karena kita yakin siapa yang berbuat disetentang orang yang menebar fitnah itu, kalau kita masih melihat orang yang berbuat maka akan marah dan panaslah hati ini dan berusaha untuk membalasnya.

Namun kalau kita memandang ada Kuasa Allah yang menjadikan orang yang menebar fitnah tentang kita, sebagai penguji iman dan keyakinan hati kita, maka selamatlah hati dan jiwa kita ini.

Ujian dan cobaan hidup di Akhir zaman ini akan semakin bertambah, karena sudah banyaknya fitnah2 yang merajalela dimuka bumi ini, banyaknya dosa-dosa yang diperbuat sudah seperti buih dilautan, sementara kebaikan hanya dipandang bagaikan setetes air yang hina dipijak-pijak oleh umat manusia SubhaanAllah.

Mari kita perkuat iman dan keyakinan kepada Allah SWT dengan menjalankan syariat dan hakikat agama dengan baik dan benar yang sesuai dengan tuntunan yang diajarkan Baginda Nabi Muhammad Rasulullah Saw.

Hanya Agamalah benteng diri penyelamat jiwa raga ini, untuk diri, Keluarga dan orang-orang yang kita sayangi semoga kita selamat menempuh Sirat Dunia ini selamat sampai ke kampung keabadian akhirat nanti Aamiin Yaa Rabbal'aalamiin 🙏.

Terima kasih atas partisipasinya selalu buat akhi wa ukhti #Berbagi, semoga apa-apa yang kita bagikan bermanfaat buat diri dan sesama Aamiin Yaa Rabbal'aalamiin 🙏

Salam santun dalam Berbagi Ilmu dan Kebaikan

[Ttd: Pemilik dan Moderator"]

TAZKIYATUN NUFUS

Tunggulah Hatimu

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

#Renungan-untuku-dan-untuk-mu

Roda hidup terus menggelinding. Banyak cerita dan episode yang dilewati pada setiap putarannya. Ada sedih, ada senang. Ada derita, ada bahagia. Ada suka, ada duka. Ada kesempitan, ada keluasan. Ada kesulitan, dan ada kemudahan. Tidak ada manusia yang tidak melewatinya. Hanya kadarnya saja yang mungkin tidak selalu sama. Maka, situasi apapun yang tengah ini jalani saat ini, tenangkanlah hatimu ..

Manusia bukan milik kehidupan. Tidak ada manusia yang selalu berhasil meraih keinginannya. Hari ini bersorak sukses, esok lusa bisa jadi menangis meratapi kegagalan. Saat ini bertemu, tidak lama kemudian berpisah. Detik ini Kuat dengan apa yang dimilikinya, detik berikutnya sedih karena kehilangannya. Maka, episode apapun yang sedang ada lalui pada detik ini, tenangkanlah hatimu ..

Cerita tidak selalu sama. Episode terus berubah. Berganti dari satu situasi dengan situasi yang lain. Berbolak-balik. Bertukar-tukar. Kadang diatas, kadang-kadang dibawah. Terkadang maju, kadang mundur. Itulah kehidupan. Namun, satu hal yang seharusnya tidak pernah berubah pada kita; yaitu, hati yang selalu tenang dan tetap teguh dalam ...

Saudaraku, ketenangan sangat kita dalam dalam segala hal dalam hidup ini. Dalam situasi sulit dan ditimpa musibah. Jika hati dalam kondisi tenang, maka buahnya lisan dan anggota badan pun akan tenang. Tindakan akan tetap pada jalur yang dibenarkan dan jauh dari sikap membahayakan. Kata-kata akan tetap hikmah dan tidak keluar dari kesantunan, sesulit dan separah apa pun situasi yang kita hadapi. Dan dengan itu lah maka -insya Allah-kita akan meraih keuntungan.

Ketenangan Milik Orang yang Beriman

Ketenangan adalah karunia Allah yang hanya diberikan kepada orang-orang yang beriman. Tentang hal ini Allah berfirman yang bermaksud:
"Dia-lah yang telah jatuh hati ke dalam hati orang-orang mukmin agar keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. " (QS Al Fath [48]: 4)

Syaikh Abdurrahman As-Si'dy rahimahullah mengatakan , "Allah mengabarkan tentang karunia-Nya atas orang-orang yang beriman dengan diturunkan kepada hati mereka sakinah. Ia adalah ketenangan dan keteguhan dalam kondisi terhimpit cobaan dan kesulitan yang menggoyahkan hati, meluangkan pikiran dan melemahkan jiwa. Maka atas nikmat Allah atas orang-orang yang beriman dalam situasi ini adalah, Allah meneguhkan dan menguatkan hati mereka, agar mereka senantiasa dapat menjalankan kondisi ini dengan jiwa yang tenang dan hati yang teguh, sehingga mereka tetap dapat menunaikan perintah Allah dalam kondisi sulit seperti ini permainan kata-kata. Maka bertambahlah keimanan mereka, semakin sempurnalah keteguhan mereka. "( Taisir al Karim : 791)

ثم أنزل الله سكينته على رسوله وعلى المؤمنين

"Kemudian Allah turunkan kepada RasulNya dan kepada orang-orang yang beriman." (QS Al Taubah [9]: 26)

قليهم وأثابهم فتحا قريبا-

"Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin saat mereka setia setia di bawah pohon, maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu turun ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya)." (QS. Al Fath [48]: 18)

Senjata Orang Beriman

Jiwa yang tenang dan hati yang teguh adalah senjata orang-orang shaleh dari karena dalam kondisi sulit yang mereka temui dalam kehidupan mereka.

Ashabul Kahfi adalah penting. Saat mereka mengumandangkan tauhid dan orang-orang yang berusaha untuk menyakiti mereka, agar mereka terusir dari tempat mereka dengan keluarga dan kenyamanan hidup yang sedang mereka nikmati, dan tinggal di gua tanpa makanan dan minuman, ketenangan dan keteguhanlah yang mereka bisa bertahan. Allah berfirman tentang mereka,

"Kami kisahkanantu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Terimalah mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuknya. Dan Kami meneguhkan hati mereka diwaktu mereka berdiri, lalu mereka pun mengatakan, "Tuhan kami adalah Tuhan seluruh langit dan bumi; Kami-sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia, sebenarnya kami kalau sudah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran. " (QS Al Kahfi [18]: 14)

Dalam perjalanan dakwah dan jihad Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, kita pasti ingat kisah perjalanan hijrah Rasulullah shallallahu' alaihi wa sallam dan sahabatnya yang mulia Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu 'anhu. Saat mereka berdua masuk ke gua, berlindung dari kejaran orang-orang musyrik yang saat itu tengah dalam kemarahan yang memuncak dan dengan pedang-pedang yang terhunus, hingga Abu Bakar mengatakan, "Jika salah satu mereka menundukkan pandangannya ke arah kedua sandalnya, niscaya ia akan melihat kita. "Dalam kondisi genting itu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dengan penuh ketenangan mengatakan," Bagaimana menurutmu tentang dua orang, yang Allah ketiganya. "(Lihat Shahîh al Bukhâri no: 3653, Shahîh Muslim no: 2381)

Allah berfirman:-

إلا تنصروه فقد نصره الله إذ أخرجه الذين كفروا ثاني اثنين إذ هما في الغار إذ يقول لصاحبه لا تحزن إن الله معنا فأنزل الله سكينته عليه وأيده بجنود لم تروها

"Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) dikeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika masuk dalam gua, di waktu dia mengatakan kepada teman: "Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah telah mencintaiku." Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihat. " (QS Al Taubah [9]: 40)

Kisah tersendiri yang sangat menakjubkan adalah kisah pada hari perang badar. Musuh dalam kondisi sangat kuat dan digdaya, dengan persenjataan yang cukup lengkap di depan mata, nah tentara Allah yang sedikit, persenjataan kurang dan tanpa persiapan untuk berperang. Akan tetap tenang bersemayam dalam hati-hati mereka. Maka Allah memenangkan mereka dengan kemenangan yang jelas.

Ibnu Qayyim Al Jauziyyah mengatakan, "Oleh karena itu, Allah mengabarkan tentang turunnya ketenangan kepada Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam dan orang-orang yang beriman dalam situasi-situasi sulit." ( Madâriju al Sâlikîn : 4/392 cet. Dâr al Thîbah)

Meraih Ketenangan

Jika demikian penting ketenangan dalam hidup kita, karena susah juga sangat tergantung, maka bagaimanakah cara untuk meraih ketenangan itu? Sebagian orang mencari ketenangan dengan sia sia, sebagian mereka bahkan mencari ketenangan di tempat-tempat kemaksiatan. Semua itu keliru dan fatal akibatnya. Alih-alih ketenangan, semua itu akan menjadi solusi yang matang diliputi kesedihan. Jika pun ketenangan itu didapat, maka dia adalah ketenangan yang palsu dan sesaat.

Syaikh Dr. Sa'ad bin Nashir al Syatsry semoga Allah menjaganya dalam kitabnya "Hayâtu al Qulûb" sebutkan arahan-arahan yang ada dalam al-Qur'an dan sunnah untuk meraih ketenangan tersebut:

Berkumpul dalam kerangka mencari ilmu.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabada:-

«ما اجتمع قوم في بيت من بيوت الله تبارك وتعالى يتلون كتاب الله عز وجل, ويتدارسونه بينهم, إلا نزلت عليهم السكينة, وغشيتهم الرحمة, وحفتهم الملائكة, وذكرهم الله فيمن عنده»

"Tidaklah sebuah rumah panti asuhan Allah tabaraka wa ta'ala, mereka membaca Kitabullah azza wa jalla, mempelajarinya sesama mereka, pelan-pelan akan turun ke mereka sakinah, rahmat akan mereka, para malaikan akan membimbing mereka dan Allah senantiasa menyebut-nyebut mereka dihadapan malaikan yang berada di sisi-Nya. "(HR Muslim no 2699)

Berdoa.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya pernah mengulang-ulang kalimat doa berikut dalam perang ahzab:-

فأنزلن سكينة علينا وثبت الأقدام إن لاقينا

"Maka turunkanlah ketenangan kepada kami

Serta teguhkan lah kaki-kaki kami saat kami bertemu (musuh) "

Maka Allah memberikan mereka kemenangan dan meneguhkan mereka.

Membaca al Qur`an
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:-

-«تلك السكينة تنزلت بالقرآن»

"Ia adalah ketenangan yang turun karena al Qur`an." (HR Bukhari: 4839, Muslim: 795)-

Memperbanyak dzikrullah.
Allah berfirman:-

الذين آمنوا وتطمئن قلوبهم بذكر الله ألا بذكر الله تطمئن القلوب

"(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. " (QS Al Ra'du [13]: 28)

Bersikap wara '(hati-hati) dari perkara syubhat.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:-

البر ما سكنت إليه النفس واطمأن إليه القلب والإثم ما لم تسكن إليه النفس ولم يطمئن إليه القلب وإن أفتاك المفتون

"Kebaikan itu adalah yang jiwa merasa tenang dan hati merasa tentram. Sementara dosa adalah yang jiwa meresa tidak tenang dan hati merasa tidak tentram genggam, walaupun orang-orang mememberimu fatwa (mejadikan untukmu keringanan). "(HR Ahmad no 17894, dishahihkan al Albani dalam Shahîh al Jâmi no: 2881)

Jujur dalam perkataan dan.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:-

فإن الصدق طمأنينة وإن الكذب ريب

"Sesungguhnya jujur ​​itu ketenangan dan dusta itu keragu-raguan." (HR Tirmidzi no: 2518)

Begitu pun ketaatan kepada Allah dan sikap senantiasa bersegera kepada amal shaleh adalah faktor yang akan mendatangkan ketenangan kepada hati seorang mukmin. Jika kita selalu mendengar dan berusaha untuk mentaati Allah dan rasul-Nya, maka hati kita akan kian tenang dan teguh. Allah berfirman:-

"... Dan sesungguhnya kalau mereka mengusung pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah hal yang lebih baik bagi mereka dan lebih kokohkan, dan kalau demikian, pasti kami sampaikan kepada mereka pahala yang besar dari sisi kami, dan pasti Kami tunjuki mereka kepada jalan yang lurus. " (QS. An Nisâ [4]: ​​68)

Saudaraku, jika kita dapat mempertahankan ketenangan hati agar senantiasa teguh berada di jalan Allah, apa pun yang terjadi kepada kita, maka bergisik, karena kelak saat kita menyimpan dunia yang fana ini, akan ada yang berseru kepada kita dengan seruan ini:-

"Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku. " (QS. Al Fajr [89]: 27-30) (Lihat Hayâtu al Qulûb : 90-91)

Wallâhu 'alam, wa shallallâhu' alâ nabiyyinâ Muhammad.

[Meteri ilmiah dalam tulisan ini banyak diispirasi oleh Kitab Madâruju al Sâlikîn karya Imam Ibnul Qayyim rahimahullâh , cet. Dâr al Thîbah dan Kitab Hayâtu al Qulûb cet. Dar Kunûz Isybîliyâ karya Syaikhunâ Dr. Sa'ad bin Nashir al Syatsry hafidzahullâh ]

Riyadh, 27 Jumada Tsani 1433 H

Penulis: Ustadz Abu Khalid Resa Gunarsa, Lc (Alumni Universitas Al Azhar Mesir dan da'i di Maktab Jaliyat Bathah Riyadh KSA)

Artikel http://Muslim.Or.Id

TOPIK: MANAJEMEN HATI , MANAJEMEN QALBU , TAZKIYATUN NAFS , USTADZ

ALAMAT KAMI
Pogung Rejo No. 412, RT 13 / RW 51, kelurahan Sinduadi, kecamatan Mlati, kabupaten Sleman, kode pos: 55284
Kontak: +62 857-4952-5735
E-mail: http://muslim.or.id [at] http://gmail.com

Hak Cipta 2018 http://Muslim.Or.Id . Seluruh hak cipta.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Tahukah kamu apa maksud serta perbedaan dari kata "Jazakallah, Jazakillah, dan Jazakumullah,,,?
yuuk kita bahas bersama di pagi yang ceria... (^_^)
.
Terkadang kita mendengar seseorang mengucapkan "jazakallahu khaira."
Di lain waktu kita mendengar "jazakumullahu khaira."
Terdengar berbeda,,,?
Yaa, betul sekali.
Namun sudahkah kita tahu perbedaannya,,,?

Kalimat "jazakallah" (جزاك الله) terdiri atas 3 buah kata :
جزا + ك + الله

Kata جزا merupakan fi'il madhi yang mempunyai membalas.
Dalam kaidah bahasa arab fi'il madhi bisa memiliki arti sebagai perlambang do'a.
.
Setelah itu, kata ك merupakan dhamir mutthasil "anta" sebagai penanda dari objek.
Artinya, yang dido'akan agar dibalas adalah "kamu seorang laki-laki."
.
Sedangkan kata الله berfungsi sebagai fa'il atau pelaku pekerjaan.
Maka yang diharapkan untuk memberikan balasan kepada objek adalah Allah.
.
Maka jika dirangkai kalimat "jazakallah" mempunyai arti;
"Semoga Allah membalasmu."
.
Kalimat di atas sendiri terasa rancu apabila hanya berdiri seperti itu saja.
Karena tidak jelas dibalas dengan apa.
Apakah dengan kejahatan atau kebaikan.
Maka lengkapilah kelimat tersebut dengan kata;
"khaira" yang artinya "kebaikan."
.
Kemudian perbedaan antara "jazakallah" dan "jazakumullah" terletak pada objeknya.
.
Jika "jazakallah" objeknya adalah dhamir muttashil "anta", maka "jazakumullah" objeknya adalah "antum".
Sehingga artinya adalah;
"Semoga Allah membalas kalian."
.
Adapun beberapa variasi lain dari kalimat ini berdasarkan objeknya antara lain :
.
Jazakallah : "Semoga Allah membalas kamu (laki-laki)."
Jazakumullah : "Semoga Allah membalas kalian semua."
Jazakillah : "Semoga Allah membalas kamu (perempuan)."
.
InsyaAllah sahabat-sahabat sekalian dah bisa memahami arti serta perbedaan yang ada yaa.
Semoga dapat bermanfaat tuk kita semua. (^_^)

#BerbagiIlmuManfaat🌺🌺🌺
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~🍀🍀🍀

Terbukanya Mata Hati Memperlihatkan Dekatnya Allah Kepadamu

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum wr. wb

“Terbukanya mata hati memperlihatkan dekatnya Allah kepadamu. Penyaksian mata hati memperlihatkan ketiadaanmu di samping wujud Allah. Penyaksian hakiki mata hati menunjukkan kepadamu hanya Allah yang wujud. Bukan ketiadaanmu, bukan pula wujudmu.”

Hikmah ini menjelaskan tingkatan hamba di dalam proses wusul kepada Allah melalui nur-nur anugerah dari-Nya.

Tingkat pertama dan ini yang paling rendah adalah hamba yang memiliki شعاع البصيرة. Kedua, عين البصيرة. Ketiga dan ini yang paling tinggi, حق البصيرة

Yang dimaksud dengan yang pertama adalah cahaya akal. Artinya, hamba dapat mengetahui eksistensi Allah berkat bantuan akalnya. Dalam mengetahui Allah akal ini tak bisa berdiri sendiri. Ia butuh bantuan ilmu. Ilmu dan akal adalah saling berkelindan, tak bisa dipisahkan. Akal akan semakin kuat di dalam proses mengenal Allah apabila disertai sokongan ilmu yang mendalam. Begitu juga, ilmu ini akan semakin tajam apabila disertai akal yang mengasahnya tiap hari. Keduanya tak bisa dipisahkan.

Kita akan yakin bahwa Allah itu ada apabila disertai dengan nalar akal sehat yang dibentengi ilmu yang kuat. Peranan akal dan ilmu tak hanya dibutuhkan di dalam mengetahui eksistensi Allah, tapi juga dalam semua aspek kehidupan yang lain. Ayat yang menegaskan pentingnya ilmu pengetahuan:
“Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.” QS. Al-Ankabuut 29:43

Ayat mewarning mengikuti sesuatu tanpa berdasarkan dalil ilmu:
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” QS. Al Isra 17:36

Ayat yang memotivasi manusia agar menggunakan akalnya dalam segala hal:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” QS. Al Baqarah 2:164

Ancaman bagi yang tak menggunakan akal di dalam mencari kebenaran:
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” QS. Al A’raaf 7:179

Ketika kita bisa menggunakan cahaya akal di dalam mengetahui Allah, akibatnya adalah kita akan merasa Allah semakin dekat dengan kita. Sebab ilmu dan akal kita jadi tahu bahwa Allah itu bersifat esa. Tidak beranak dan tak pula diperanakkan.

Ketika keyakinan ini semaki kuat, maka kita akan terus termotivasi tuk berbuat taat dan meninggalkan maksiat, karena Allah pasti melihat. Model pertama di dalam proses mengenal dan meyakini Allah ini dinamakan proses ilmiah. Proses yang dilalui melaui akal dan ilmu pengetahuan.

Model hamba yang kedua adalah hamba yang sampai kepada Allah melalui عين البصيرة Apa maksudnya? Untuk menjelaskannya kita urut dari awal dulu. Karena tingkatan kedua di dalam mengenal Allah ini adalah lanjutan darii proses yang pertama tadi. Tadi disebuntukan, ketika hamba sudah mengenal dan meyakini Allah melalui jalur akal dan ilmu, otomatis dia semakin dekat dengan-Nya. Dia selalu berusaha berada dalam kondisi taat dan tak maksiat. Lambat laun, adalah kebiasaan ini bertahan terus akan jadi karakter. Sehingga dia akan menemukan kepuasan, kenikmatan dan kedamaian bersama Allah yang telah diyakininya itu. Dalam kondisi seperti ini, dia akan syuhud/menyaksikan Allah. Sehingga menganggap dirinya fana, lebur dalam keagungan Allah.

Dia sudah tak membutuhkan lagi nalar-nalar akal untuk mengetahui Alllah, seperti yang dialaminya saat berada dalam posisi شعاع البصيرة. Bagi dia akal sudah bukan instrument penting lagi. Karena dia lebih banyak merasakan dengan hati dan tenggelam dalam kenikmatan bersama-Nya. Dulu akal dibutuhkan tuk menepis keraguan dan syubhat terhadap Allah. Sedangkan dalam kondisi عين البصيرةitu tidak dibutuhkan lagi.

Perbedaan hamba di tingkat kedua ini dibanding dengan yang pertama adalah saat ini dia sudah menyaksikan Allah berkat istikamah dalam ketaatan. Sedangkan yang pertama dia yakin kepada Allah berkat analisa melalui media akal dan ilmu. Atau dengan kata lain, yang pertama melalui proses ilmiah يقين علمي. Yang kedua melalui proses amaliyah شهود عملي

Karenanya, hamba yang berada di pangkat kedua ini tak melihat entitas apapun di dunia ini, kecuali mengantarkannya semakin yakin pada Allah. Ketika melihat bintang, langit, hewan, dan apapun saja, dia otomatis melihat keagungan Allah di balik semua yang dilihat itu. Yang perlu diingat, pangkat kedua ini tak akan didapat apabila tidak melalui proses yang pertama dulu, yakni akal dan ilmu. Karena itu hamba model kedua ini menganagap dirinya tak ada, bukan tak ada secara fisik, tapi dia tak memiliki daya apapun di dalam proses menjalani hidup, kecual berkat pertolongan Allah.

Terakhir dan ini merupakan tingkatan tertinggi, yaitu حق البصيرة Orang-orang di tingkat ini memandang Allah dengan hakikat pandang yang sebenar-benarnya. Hamba yang ada pada tingkatan ini adalah yang paling tinggi levelnya, sebab dalam pandangan mereka yang ada hanya Allah. Segala hakikat dunia dan segala isinya tampak tak nyata bagi mereka. Bahkan diri mereka sekalipun. Semua hanyalah bayang-bayang fatamorangana. Dikatakan paling tinggi, sebab orang-orang di tingkatan ini merasa seakan-akan berpindah tempat: dari tingkatan kedua menuju tingkat ketiga.

Jika orang-orang di tingakatan kedua tadi merasa dirinya hilang (fana’), maka ditingkatan ini mereka akan dipaksa ada (baqa’). Diri mereka yang hilang harus kembali lagi, sebab akan bertemu dan menyaksikan Allah secara langsung. Bahwa Allah hadir begitu dekat. Mereka tak akan pernah menoleh sedikit pun pada selain Allah. Keindahan isi bumi, langit dan segala hal selain Allah hanya nisbi belaka. Jika suatu ketika mereka berinteraksi dengan orang-orang atau alam di sekitarnya, maka itu adalah nur ilahi yang meng-hegemoni tubuh mereka. Tubuh mereka tak bisa dikendalikan sendiri, seakan-akan pikiran dan tubuh sudah tak sinkron. Nur ilahi telah mengalahkan kekuatan akalnya.

Mungkin hal macam inilah yang dialami orang-orang seperti al-Hallaj hingga ia berkata “Tak ada seorang pun dalam jubbahku kecuali Allah,” ما في الجُبَّة إلاّ اللّه Orang-orang seperti ini sebenarnya yakin jika keberadaan alam ini nyata, tapi mereka merasa dirinya hilang dari kenyataan alam ini.

Inilah cara pandang tingkat tinggi. Cara pandang yang dialami secara nyata oleh para Rasul, Nabi, Wali, para rabbani dan shiddiqun.
Demikian hikmah 36. Semoga bermanfaat dan membuat kita semangat merengkuh anugrah dari-Nya. Amin ya Rabbal Alamin.

Assalamualaikum wr.wb

Bersyukurlah pada Allah

Asy Syaukani berkata, “Bersyukur pada Allah adalah memuji-Nya sebagai balasan atas nikmat yang diberikan dengan cara melakukan ketaatan pada-Nya” (Fathul Qodir, 5: 487).
.
Para ulama menjelaskan bahwa seseorang dinamakan bersyukur ketika ia memenuhi 3 rukun syukur:
.

(1) mengakui nikmat tersebut secara batin (dalam hati)
.
(2) membicarakan nikmat tersebut secara zhohir (dalam lisan)
.
(3) menggunakan nikmat tersebut pada tempat-tempat yang diridhoi Allah (dengan anggota badan).
.
Ibnu Taimiyah menyatakan, “Syukur haruslah dijalani dengan mengakui nikmat dalam hati, dalam lisan dan menggunakan nikmat tersebut dalam anggota badan.” (Majmu’ Al Fatawa, 11: 135)
.
Keutamaan syukur: akan ditambahkan nikmatnya
.
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.”.” (QS. Ibrahim: 7).
.
Al Hasan Al Bashri mengatakan, “Barangsiapa bersyukur pada Allah atas berbagai macam nikmat yang dianugerahkan, Allah akan menjadikannya semakin taat.”
.
Begitu pula terhadap nikmat yang terlihat kecil dan sepele, syukurilah. Jika nikmat kecil saja tidak bisa disyukuri, bagaimana lagi dengan nikmat yang besar.
.
“Barang siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia tidak akan mampu mensyukuri sesuatu yang banyak.” siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia tidak akan mampu mensyukuri sesuatu yang banyak.” (HR. Ahmad, 4: 278.
.
Semoga kita tergolong sebagai hamba yang pandai bersyukur, aamiin

Bismillahirrahmanirrahim
#HATI_MANUSIA.

Sesungguhnya manusia itu yang dinilai adalah Hatinya, semakin kotor Hati manusia maka semakin jauhlah manusia itu dari Allah swt. Sebaliknya semakin bersih dan suci hati manusia maka semakin dekatlah Allah swt kepadanya,
Bila Hati sudah bersih maka timbulah pada dirinya Kasih kepada dirinya, kepada sesama, kepada Tuhan semesta alam.

Sesungguhnya pembersihan hati itu untuk membuka jalan agar manusia dapat mengenal dirinya, karena tanpa mengenal diri maka manusia tidak dapat memberikan kasih sayang yang sebenar-benarnya kepada Tuhannya.

Hati yang kotor akan dikuasai oleh iblis, hati yang kotor akan menjadi istana iblis atau sebagai pemerintahan Iblis yang akan menjajah seluruh alam saghir yaitu tubuh kita.

Bila Iblis menguasai kerajaan alam sagir, maka seluruh dasar pemerintahannya adalah bertujuan untuk melalikan kita dari mengingat kepada Allah dan menjauhkan diri kita dari Allah swt. Semakin lama dibiarkan iblis menguasai kerajaan maka selama itulah manusia jauh dari Allah, bahkan hanya akan membawa manusia kedalam lembah yang hina...

Seperti FirmanNya dlm surat Yusuf : 5

"Sesungguhnya syeitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia"

Bila Syeitan menjadi penguasa didalam kerajaan diri kita, maka tidak mungkin kita akan mendapat petunjuk dari Allah,
Bahkan Mata Hati kita akan terhindar dari sinar makrifatNya.

Akan tetapi bila Allah beristana dihati maka akan terbitlah dan munculah Mata hati yang akan memberi daya keyakinan yang mutlak dan pegangan yang sejati terhadap sesuatu....meski itu keluar dari jangkauan manusia.

Seperti dalam FirmanNya yang tercantum dalam Surat Al-Baqarah : 5

Mereka itulah mendapat petunjuk dari pada Tuhannya dan merekalah orang-orang yang beruntung.

Dengan mendapat mata hati yaitu mata bashir, maka manusia akan mendapat Cahaya (Nur Qalbu) yang membawa manusia mengenal Allah swt.
Sesungguhnya nur qalbu itulah yang menjadi dasar perjuangan kepada proses penyucian hati, Kesucian hati pada peringkat awal dapat diukur dengan berhasilnya mendapat Nur Qalbu yang memancar pada Mata Batin.

Sesungguhnya mata bashir akan terpancar apabila hati bersih dari Allah SWT, dan dengan adanya mata bashir maka manusia bukan saja dapat melihat sesuatu yang zahir tetapi dapat menyaksikan sesuatu yang ghaib dan keluar dari daya pemikiran manusia, dan dengan demikian perasaan kasih dan keagungan terhadap Allah akan semakin tebal dan kukuh.

Dengan demikian manusia akan memberikan segala kasih sayang, cinta dan rasa keagungan pada Allah semata, dan bergantung sepenuhnya hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Minta pertolongan dari pada selain Allah, mereka hanya mengharapkan untuk mendapat petunjuk dan ilmu serta pertolongan dari Allah SWT seperti yang pernah diberikan kepada Rasul-rasul, Nabi-nabi, Aulia-aulia dan orang-orang yang diridhai .

Seperti dalam Firman Allah :
Yang Menguasai Hari Kebangkitan, kepadanya di bangkitkan dan kepadanya dimohon pertolongan untuk mendapat jalan sebenarnya yaitu jalan orang-orang yang diridhai dan bukan jalan kesesatan.
(Al-Fatihah : 4-7)

Sesungguhnya Mata bashir itulah yang memberi jalan petunjuk kepada manusia itu, menghasilkan suatu Nur (cahaya) yang bernama Nur Qalbu, Nur inilah yang menghasilkan Keyakinan.

Salam, Samudra Pasai.
Nurul A'lam.


Bismillahi rahman nirahim
Assalamualaikum...
Pada asalnya dikongsi oleh Mas Yudhistyra 
CINTA BUKAN PILIHAN
_________________________💕🌿🌹

💕Cinta..adalah kata yang tak pernah bisa memberikan kepuasan dalam pilihan.Kita dibiarkan dan di bebaskan memilih dari sekian banyak pilihan.Bahkan cinta akan selalu menjanjikan keindahan, meski kita telah menjatuhkan ke seribu pilihan.Tapi tanyakan pada nurani kita,apakah sudah terpenuhi ambisi kita pada pilihan kita??.

💕Cinta..adalah dimana kita bisa menerima apa adanya dia,tanpa kita membandingkan dengan yang lainya.Karena jika kita masih memberlakukan seperti itu,itu artinya kita belum menemukan pilihan.Kita hanya megikuti idealisme bahwa cinta #harus seperti yang kita inginkan,sedangkan keinginan kita tak terbatas.

💕Cinta..adalah kerelaan bukan sebuah keharusan.Di saat mind side kita mengharuskan cinta #harus seperti yang kita pinta,harus ganteng atau cantik,harus saleh atau saleha,harus punya rumah,punya mobil dan seterusnya,artinya kita bukan mencari cinta,tapi itu hanya pemenuhan ambisi dan pelampiasan keinginan.Sedangkan kita sadar bahwa keinginan dan ambisi manusia tak akan habis sampai ajal menjemput nanti.

💕Cinta..adalah jika kita bisa memilikinya, dan kita tak perlu lagi menginginkan yang lainya.Terimalah kekuranganya,tutuplah kelemahanya,dan nikmatilah kelebihanya.Dan sadarlah bahwa kitapun punya kekuranga dan kelebihan seperti pasangan kita.Cinta akan memberikan berjuta warna indah untuk kehidupan kita,manakala kita bisa menekan ambisi dan idealisme kita.

💕Cinta..adalah perasaan yang akan menjadi kebahagiaan yang hakiki,manakala kita bisa mensyukuri apa yang kita miliki dan menekan keinginan kita untuk mimilih yang lain.Karena seberapapun banyaknya pilihan di depan matamu,semuanya tak akan cukup untuk mencukupi keinginanmu.Nikmatilah cinta yang kita miliki saat ini,saling berbagilah atas kekurangan kita,karena semakin sibuk kita memilih,itu berarti semakin jauh kita membuang waktu dan usia kita hanya untuk memilih tanpa bisa memiliki dan menikmati cinta seutuhnya.Karena...
Cinta Bukan Pilihan🌹🍁🍁🍃...
“Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal .“ ( QS Al Mu’min [40]:39)

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya) dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan.“ (QS Al Anbiyaa [21]:35)


Jika hidup ini adalah sementara, maka perlu kesungguhan dalam beramal. Tidak ada lagi santai, mengandai-ngandai, panjangan angan-angan apalagi malas karena kita tidak hidup ini tidak selamanya. Bergeraklah sekarang, bertindaklah sekarang, dan berlomba-lombalah dalam kebaikan.
MENIPU HATI SENDIRI DAN IYA.

Yang menjadi cacat bagi orang hidup itu biasanya dikarenakan menipu hatinya sendiri.
Karena senang kepada sandang dan harta, kemudian berpendapat, demikian: “Kewajiban orang hidup itu tentunya berikhtiar mencari penghidupan, mengurusi kekayaannya, untuk merawat raganya, serta anak istrinya.

Mana ada orang yang menolak uang, mana ada orang yang menerima ada adanya. Orang yang ditinglkan oleh harta pasti pikirannya menjadi bingung, yang bisa menumbuhkan pikiran jelek.

Pendapat yang demikian itu pada dasarnya memang benar, namun apa tidak ada bedanya menipu diri sendiri dengan yang sejatinya (Saksi, keterangan apa tidak ada?).

Walau pun hidup manusia mempunyai kewenangan, mengurusi keduniaan, namun orang yang mengharapkan dunia dengan yang menggantungkan harapannya kepada Allah itu, sangat terlihat perbedaannya.

1. Orang yang menggantungkan harapannya kepada Allah. Banyak tuma’ninah-nya, orang yang menggantungkan harapannya kepada dunia terlalu ngaya.
2. Orang yang menggantungkan harapannya kepada Allah. Banyak sabarnya, orang yang menggantungkan harapannya kepada banyak nafsunya tentang harta.
3. Orang yang menggantungkan harapannya kepada Allah. Banyak ingatnya kepada perbuatan baik, dan omongan baik , orang yang menggantungkan harapannya kepada dunia banyak lupanya, menolak perbuatan baik.
4. Orang yang menggantungkan harapannya kepada Allah. Banyak ihlasnya, menerima, dan syukurnya, orang yang menggantungkan harapannya kepada dunia banyak mengeluhnya.
5. Orang yang menggantungkan harapannya kepada Allah. Banyak kasihnya kepada sesama, orang yang menggantungkan harapannya kepada dunia banyak serakahnya dan keluhannya.
6. Orang yang menggantungkan harapannya kepada Allah. Banyak dingin hatinya dan enak, orang yang menggantungkan harapannya kepada dunia banyak panas hatinya dan pikirannya.
7. Orang yang menggantungkan harapannya kepada Allah. Banyak kasih kepada sesama, orang yang menggantungkan harapannya kepada dunia banyak bendi dan irihatinya serta syirik, Jikan senang dan asih karena ada pamrihnya.
8. Orang yang menggantungkan harapannya kepada Allah. Memilih miskin dibanding rusak Imannya, orang yang menggantungkan harapannya kepada dunia tidak memperdulikan Iman.


Demikianlah, dan seterusnya.
Intinya : Baik yang ingat dan sadar, satu dalam tekadnya (tidak bohong). BOHONG itu ada yang di dalam lahir dan ada yang di dalam batin. Bohong batin itu Menipu hati sendiri, berkudung anggapan diri. Itulah yang menipu hidupnya sendiri.


Semoga dalam hidup ini untuk bisa merasa : MALU dan Dipermalukan atas hidupnya sendiri, Aamiin!!

Jika sudah bisa membadakan berbagai macam rasa diri. Karena sering merasakan. Dengan Memperhatikan itu disebut PRAYITNA. (Waspada)

Setelah bisa yang demikian itu, kemudian memisah-misahkan yang baik dan yang buruk.

Yang buruk tidak dipakai dengan jalan tidak didperhatikan atau dilupakan. Sedangkan yang benar dihidup-hidupkan. Jika sudah bisa yang demikian itu disebut : WEWEKA. (Menganalisa)

Setelah dipisah-pisah, yang baik dan yang benar di tata. Diterapkan daya kekuatannya.

Jika sudah bisa merawat yang baik dan yang benar sesuai yang seharusnya, itu disebut WIRAGNYA.

(Ahli dalam kebenaran).
#assalamualaikum
salam pagi
smoga hr ini diberi kelancaran dlm beraktifitas
di ladang Allah

#aamiin

#twiing

#acsaNicAaBiie
❄❄❄💐🙏🏻💐🌹😊❄❄


Assalamualaikum, saudaraku, Kalau sholeh itu hanya terdefinisikan “tidak mabuk- mabukan, tidak membuat huru- hara, patuh pada orang tua”. Lalu mari bertanya, apakah sholeh hanya sekedar itu yang kita inginkan dan panjatkan dalam doa ? Mari simak penjelasannya, semoga berkah...amin.

https://youtu.be/p_eZYho4Xzs
Assalamualaikum wr.wb selamat pagi dan selamat menjalankan aktivitas 😊 sebelom berangkat kerja, sekolah atau pun yang lain enaknya baca dulu nih cerita dan motivasi sebagai inspirans hari ini 🙏

Klik link di bawah👇
http://www.z-ikhwan.com/2018/01/dont-judge-if-you-dont-know.html




Assalamualaikum...
mari simak ini dia penyakit umat akhir zaman...
semoga kita dijauhkan dari penyakit tersebut, amin...
https://youtu.be/F5P_FbB3zsM

💞💓 BISMILLAH.. 💓💞

Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh

Do'a adalah sumber kekuatan yang tidak terbayangkan..
Do'a akan memeluk mimpi-mimpi..
Do'a akan melindungi harapan..
Do'a akan senantiasa memberkati..
Do'a adalah komunikasi terbaik nan sejati.

Yang setiap detik dapat tercurah..
Yang setiap waktu dapat mengajari cara menegarkan hati..
Yang setiap waktu dapat menentramkan jiwa dan hati..
Yang menegarkan hati dari kegelisahan yang tak kunjung padam kau hadapi..
Yang dapat merangkum tercapai keberhasilan sebuah keinginan langsung dari yang Illahi.

Do'a adalah mantra mustajab untuk mengembalikan yang "belum tercapai"..
Walaupun kita merasa tak punya daya memulangkannya kembali..
Namun yakinlah Allah akan memampukanmu sebab seluruh keyakinan pada do'a yang terpendam dalam hati..
Sumber yang bisa memampukan kita atas dasar seluruh terbitan usaha.

Jadi, berjuanglah dengan setiap hembusan nafas keyakinan seminimal "Bismillah"..
Dan percaya bahwa Allah takkan meninggalkanmu sendiri..
Dan percaya bahwa Allah akan selalu menyemangati dan meridhoi..
Dan yakinlah untuk memperbaiki diri, serta memupuk kesyukuran atas setiap masalah yang terjadi, agar berkah selalu mendatangi.


#Assalammu a'laikum wr wb.

Santun siang bakda solat dhuhur sahabat hati BIK.
Salam santun.ukhuwah fiilah.

#Orang beraklak mulia insha Allah dia mengajak hal hal kebaikan yaitu amal makruf nahi mungkar, Karena kita nanti di mata/kehadapan ,ALLAH,SWT statusnya atau kedudukannya sama. Sekali lagi mumpung kita masih diberi kesempatan hidup didunia marilah kita berlomba lomba u/hal hal kebaikan.

Sebab kita tidak tahu kapan dimana n bagaimana sakaratul maut ajal sewaktu waktu akan menjemputvkita lakukanlah tobat nasuka.

Barakallah fiikum umrik. Aamiin.

Wasalammu a'laikum wr wb.
DUMP Terima kasih.


رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَّمْ تَغْفِرْلَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ

رَبَّنَا ءَاتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

وَصَلَّى الله ُعَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ


وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمين
Daftar Isi Al-Quran dan Terjemahan - Silakan Klik untuk membacanya:
  1. Surat Al Fatihah (Pembukaan)
  2. Surat Al Baqarah (Sapi Betina)
  3. Surat Ali 'Imran (Keluarga 'Imran)
  4. Surat An Nisa' (Wanita)
  5. Surat Al Ma'idah (Hidangan)
  6. Surat Al An'am (Binatang Ternak)
  7. Surat Al A'raf  (Tempat Tertinggi)
  8. Surat Al Anfal (Rampasan Perang)
  9. Surat At Taubah (Pengampunan)
  10. Surat Yunus (Nabi Yunus A.S.)
  11. Surat Hud (Nabi Huud A.S.)
  12. Surat Yusuf (Nabi Yusuf A.S.)
  13. Surat Ar Ra'd (Guruh)
  14. Surat Ibrahim (Nabi Ibrahim A.S.)
  15. Surat Al Hijr (Daerah Pegunungan)
  16. Surat An Nahl (Lebah)
  17. Surat Al Israa' (Memperjalankan Di Malam Hari)
  18. Surat Al Kahfi (Gua)
  19. Surat Maryam (Maryam)
  20. Surat Thaha (Thaahaa)
  21. Surat Al Anbiya' (Kisah Para Nabi)
  22. Surat Al Hajj (Ibadah Haji)
  23. Surat Al Mu'minun (Orang Mukmin)
  24. Surat An Nur (Cahaya)
  25. Surat Al Furqaan (Pembeda)
  26. Surat Asy Syu'ara' (Penyair)
  27. Surat An Naml (Semut)
  28. Surat Al Qashash (Cerita)
  29. Surat Al 'Ankabuut (Laba-Laba)
  30. Surat Ar Ruum (Bangsa Rumawi)
  31. Surat Luqman (Luqman)
  32. Surat As Sajdah ((Sujud)
  33. Surat Al Ahzab (Golongan Yang Bersekutu)
  34. Surat Saba' (Kaum Saba')
  35. Surat Fathir (Pencipta)
  36. Surat Yaasiin
  37. Surat Ash Shaffat (Yang Bershaf-Shaf)
  38. Surat Shaad
  39. Surat Az Zumar (Rombongan-Rombongan)
  40. Surat Al Mu'min (Orang Yang Beriman)
  41. Surat Fushshilat (Yang Dijelaskan)
  42. Surat Asy Syuura (Musyawarah)
  43. Surat Az Zukhruf (Perhiasan)
  44. Surat Ad Dukhaan (Kabut)
  45. Surat Al Jaatsiyah (Yang Berlutut)
  46. Surat Al Ahqaaf (Bukit Pasir)
  47. Surat Muhammad (Nabi Muhammad SAW)
  48. Surat Al Fath (Kemenangan)
  49. Surat Al Hujuraat (Kamar-Kamar)
  50. Surat Qaaf
  51. Surat Adz Dzaariyaat (Angin Yang Menerbangkan)
  52. Surat Ath Thuur (Bukit)
  53. Surat An Najm (Bintang)
  54. Surat Al Qamar (Bulan)
  55. Surat Ar Rahmaan (Yang Maha Pemurah)
  56. Surat Al Waaqi'ah (Hari Kiamat)
  57. Surat Al Hadid (Besi)
  58. Surat Al Mujadilah (Wanita Yang Mengajukan Gugatan)
  59. Surat Al Hasyr (Pengusiran)
  60. Surat Al Mumtahanah (Wanita Yang Diuji)
  61. Surat Ash Shaff (Barisan)
  62. Surat Al Jumu'ah (Hari Jum'at)
  63. Surat Al-Munafiqun (Orang-Orang Munafik)
  64. Surat At Taghabun (Hari Ditampakkan Kesalahan-Kesalahan)
  65. Surat Ath Thalaaq (Talak)
  66. Surat At Tahrim (Mengharamkan)
  67. Surat Al Mulk (Kerajaan)
  68. Surat Al Qalam (Pena)
  69. Surat Al Haqqah (Kiamat)
  70. Surat Al Ma'arij (Tempat-Tempat Naik)
  71. Surat Nuh (Nabi Nuh A.S)
  72. Surat Al Jin (Jin)
  73. Surat Al Muzzammil (Orang Yang Berselimut)
  74. Surat Al Muddatstsir (Orang Yang Berselimut)
  75. Surat Al Qiyamah (Hari Kiamat)
  76. Surat Al Insaan (Manusia)
  77. Surat Al Mursalat (Malaikat-Malaikat Yang Diutus)
  78. Surat An Naba´ (Berita Besar)
  79. Surat An Naazi´ (Malaikat-Malaikat Yang Mencabut)
  80. Surat 'Abasa (Bermuka Masam)
  81. Surat At Takwir (Menggulung)
  82. Surat Al Infithar (Terbelah)
  83. Surat Al Muthaffifiin (Orang-Orang Yang Curang)
  84. Surat Al Insyiqaaq (Terbelah)
  85. Surat Al Buruuj (Gugusan Bintang)
  86. Surat Ath Thaariq (Yang Datang Di Malam Hari)
  87. Surat Al A´Laa (Yang Paling Tinggi)
  88. Surat Al Ghaasyiyah (Hari Kiamat)
  89. Surat Al Fajr (Fajar)
  90. Surat Al Balad (Negeri)
  91. Surat Asy Syams (Matahari)
  92. Surat Al Lail (Malam)
  93. Surat Adh Dhuhaa (Waktu Dhuha)
  94. Surat Alam Nasyrah /Al Insyirah (Bukankah Kami Telah Melapangkan)
  95. Surat At Tiin (Buah Tin)
  96. Surat Al 'Alaq (Segumpal Darah)
  97. Surat Al Qadr (Kemuliaan)
  98. Surat Al Bayyinah (Bukti Yang Nyata)
  99. Surat Al Zalzalah (Goncangan)
  100. Surat Al 'Adiyat (Kuda Perang Yang Berlari Kencang)
  101. Surat Al Qari'ah (Hari Kiamat)
  102. Surat At Takatsur (Bermegah-Megahan)
  103. Surat Al 'Ashr (Masa)
  104. Surat Al Humazah (Pengumpat)
  105. Surat Al Fiil (Gajah)
  106. Surat Quraisy (Suku Quraisy)
  107. Surat Al Ma'un (Barang-Barang Yang Berguna)
  108. Surat Al Kautsar (Nikmat Yang Banyak)
  109. Surat Al Kafirun (Orang-Orang Kafir)
  110. Surat An Nashr (Pertolongan)
  111. Surat Al Lahab (Gejolak Api)
  112. Surat Al Ikhlas (Memurnikan Keesaan Allah)
  113. Surat Al Falaq (Waktu Subuh)
  114. Surat An Naas (Manusia)
....................................

Tiada ulasan: