Isnin, 31 Disember 2018

Kita mahluk Nya kosong habis xpunya apa-apa untuk dibanggakan. 8945.


Surat Al-Kafirun dan Terjemahan

Mahukah anda memiliki kasyaf (sixth sense)? 


Bagi pengamal Tasawuf apalagi yang sudah pernah iktikaf, rasanya tidak asing mendengar kata Kasyaf atau pengucapan mudahnya menjadi “Kasyaf”. Kalau ada teman seperguruan yang boleh meneka isi hati orang lain atau mengetahui hal-hal yang belum terjadi kemudian kita menamakannya dengan kasyaf. Kita semua sepakat bahawa seorang yang kasyaf adalah orang yang mempunyai kemampuan untuk mengetahui hal-hal ghaib baik tentang dirinya maupun diluar dirinya, yang telah terjadi atau yang akan terjadi. Akan tetapi pada umumnya kita tidak terlalu membincangkan makna kasyaf yang sebenarnya.

Prof. Dr. Djama’an Nur Guru Besar IAIN Raden Patah Palembang dalam bukunya “Tasawuf mengatakan bahawa Ilmu Kasyaf adalah ilmu yang diperoleh dengan terbukanya hijab (dinding atau tabir), sehingga hati nurani manusia mengetahui rahsia Ilahi, alam ghaib sebagai rahmat dari Allah SWT, setelah dekatnya yang bersangkutan dengan Allah. Menurut bahasa, kasyaf berarti terbuka atau tidak tertutup. Ilmu Kasyaf itu berpusat di hati sanubari manusia yang berada di dalam dada.


Muhammad Solikhin dalam buku “Ajaran Makrifat Syekh Siti Jenar” mengatakan bahawa kasyaf adalah penyingkapan atau wahyu, atau pengetahuan langsung dari Allah setelah seorang sufi berhasil melampaui tahap dzauq. Kasyaf merupakan salah satu jenis pengetahuan langsung, yang dengan itu pengetahuan tentang Hakikat diungkapkan pada hati seorang sufi dan kekasih yang mencintai Allah.

Dengan sifat rahmat-Nya, Allah memberikan kepadanya sebuah Pengungkapan diri Allah. Tidak hanya menambah pengetahuannya tentang Allah, melainkan juga menambah kerinduannya yang bergelora dalam lautan cintanya kepada Allah. Disinilah seorang sufi sampai pada sebutan Ahli al-kasyaf wa al-wujud (Kaum Penyingkap dan Penemu). Dalam penyingkapan itulah mereka “menemukan” dan “bertemu” Allah.

Dalam dunia sufi, terdapat lima jenis penyingkapan yang sering terjadi pada para sufi :


1. Kasyf ‘aqli; Penyingkapan melalui akal. Ini merupakan tingkatan pengetahuan intuitif yang paling rendah. Allah tidak boleh diketahui dan dicintai melalui akal (al-‘agl), kerana akal membelenggu dan menghalangi manusia dalam tahap akhir kenaikan menuju Allah. Akal mempunyai dimensi rendah tentu saja tidak akan boleh menjaungkau Zat yang Tidak Terhingga yag mempunyai dimensi sangat tinggi. Siapapun yang mencari Allah menggunakan akal tidak akan boleh menemukan Hakikat Allah yang sebenarnya. : “Bumi dan langit-Ku tidak sanggup memuat-Ku, hanyalah hati hamba-Ku yang lembut lagi tenang yang sanggup memuat-Ku”.

2. Kasyaf arwah. Adalah bentuk penyingkapan roh-roh. dimulakan tentang pengetahuan atas roh diri sendiri, kemudian tentang roh-roh manusia dan makhluk lain, lalu meningkat ke roh dalam seluruh dimensi “alam al-ghaib. Puncak pada pengetahuan langsung roh al-idhafi, dan diarahkan kepada al-Roh al-Haqq.

3. Kasyf Bashari atau juga kasyf kauni. Merupakan penyingkapan pada tataran makhluk. Penyingkapan visual yang terjadi melalui penciptaan yang dilakukan Allah. Dalam suatu peristiwa (tempat, tindakan, atau ucapan manusia) seorang yang suci boleh menjadi tempat bagi penyingkapan visual ini. Allah adalah Yang Maha Mutlak. Dia adalah Keindahan (Jamal) dan Keagungan (Jalal). Melalui makhlukNya, Allah boleh mengungkapkan diri-Nya pada hamba-Nya melalui salah satu Nama Keindahan-Nya yang akan menimbulkan kemanisan dan kesenangan. Atau lewat salah satu Nama Keagungan-Nya yang akan melahirkan ketakziman dan ketakutan. Disinilah peranan al-asma’ al-husna atau al-asma’ al-nabi sangat strategik untuk menghantarkan dan membawa seorang sufi ke dalam samudera penghayatan rohaniah.

4. Kasyf Imani. Penyingkapan melalui keimanan. Penyingkapan ini terjadi melalui ketulusan iman seorang mukmin. Kadar intensiti penyingkapan ini boleh berfungsi sebagai katalisator yang mengaktifkan sang Mukmin untuk lebih banyak lagi mencari dan pengetahuan spritual.

5. Al-kasyf al-Ilahi. Penyingkapan Illahi. Penyingkapan ini merupakan buah manis dari ibadah terus menerus dan menghiasi hati dengan mengingat Allah (Dzikurullah). Prosesnya boleh melalui dzikir, wirid, atau mujahadah dan sejenisnya. Penyingkapan Ilahi ini boleh terjadi secara langsung dalam hati, tanpa bantuan visual apapun, yakni ketika keindahan Allah masuk kedalam hati seorang sufi dan pecinta-Nya. Ini juga boleh terjadi dengan bantuan visual berupa lokus tertentu bagi Cahaya Ilahi, seperti dengan senjata wushuliyah seorang suci (Mursyid), benda atau tempat suci. Menghadirkan Mursyid terus menerus dalam hati ibarat menyambungkan elektrik ke pusat sumber elektrik sehingga elektrik mengalir dengan sempurna dan boleh dipergunakan untuk apa saja. Atau ibarat menyambungkan sebatang paip agar air boleh mengalir dari sumbernya dan boleh dipergunakan menurut keperluan. Seseorang yang memperoleh penyingkapan ini akan Melihat Wajah Allah yang tercermin melalui senjata hantaran yang ada, dan terpantul ke dalam lubuk hati.


Dari semua tingkatan itu maka Al-kasyaf al-Ilahi mempunyai kedudukan yang sangat tinggi kerana pada tahap ini seorang hamba boleh melihat dengan jelas Tuhannya melalui hati yang bening dan tenang. Melihat Tuhan adalah puncak dari terbukanya hijab sedangkan kemampuan melihat hal-hal ghaib lain seperti Malaikat, Jin dan lain-lain adalah tingkatan dibawahnya begitu juga kemampuan membaca isi hati orang lain adalah salah satu kemampuan yang di dapat oleh orang yang sudah terbuka hijabnya.

Ilmu Kasyaf, Ilmu Laduni dan kemampuan ghaib adalah ilmu yang dimiliki oleh orang yang dekat dengan Allah. Kalau kita membuka cacatan sejarah akan kita jumpai banyak sekali kekeramatan yang dimiliki oleh Para Wali Allah dan juga Ulama yang dekat dengan-Nya. Syekh Abdul Qadir Jailani, Syekh Abu Yazid Al Bisthami, Rabi’ah Al Adawiyah, Junaidi Al-Baghdadi, Abu Said Al-Kharaj, Imam AL-Ghazali adalah orang-orang yang mempunyai kekeramatan dan dicatat dalam sejarah Islam. Kemampuan mereka bukan untuk ditampilkan dengan penuh kesombongan akan tetapi semata-mata sebagai senjata dakwah untuk menambah keimanan orang.

Bagi kaum Sufi, kadang-kadang mereka tidak pernah tahu tentang definisi dan tingkatan kasyaf akan tetapi mereka sudah berada di alam kasyaf dan itu jauh lebih baik daripada menghafal definisi dan pembagian kasyaf namun tidak pernah sampai kepada alam-Nya.

Menutup tulisan ini saya mengutip sebuah pesanan di antara Sembilan Pesan Penting yang selalu dibacakan di saat penutupan iktikaf sebagai peringatan kita semua agar selalu berhati-hati dan terus bermujahadah tanpa henti.

“…Jika engkau diperintahkan mengamalkan satu khatam, maka amalkanlah sekurang-kurangnya satu khatam, jika engkau diperintahkan mengamalkan sekali duduk maka amalkanlah sekurang-kurangnya sekali duduk. Jika engkau patuhi semuanya maka akan bertambah-tambah akan kasyaf mu dan jika tidak engkau kerjakan maka lambat laun akan hilang semuanya walau engkau Ahli Kasyaf sekalipun…”


Sumber: Diari Seorang Mualij: Mahukah anda memiliki kasyaf ( sixth sense ) ?

Daftar Isi Al-Quran dan Terjemahan - Silakan Klik untuk membacanya:
  1. Surat Al Fatihah (Pembukaan)
  2. Surat Al Baqarah (Sapi Betina)
  3. Surat Ali 'Imran (Keluarga 'Imran)
  4. Surat An Nisa' (Wanita)
  5. Surat Al Ma'idah (Hidangan)
  6. Surat Al An'am (Binatang Ternak)
  7. Surat Al A'raf  (Tempat Tertinggi)
  8. Surat Al Anfal (Rampasan Perang)
  9. Surat At Taubah (Pengampunan)
  10. Surat Yunus (Nabi Yunus A.S.)
  11. Surat Hud (Nabi Huud A.S.)
  12. Surat Yusuf (Nabi Yusuf A.S.)
  13. Surat Ar Ra'd (Guruh)
  14. Surat Ibrahim (Nabi Ibrahim A.S.)
  15. Surat Al Hijr (Daerah Pegunungan)
  16. Surat An Nahl (Lebah)
  17. Surat Al Israa' (Memperjalankan Di Malam Hari)
  18. Surat Al Kahfi (Gua)
  19. Surat Maryam (Maryam)
  20. Surat Thaha (Thaahaa)
  21. Surat Al Anbiya' (Kisah Para Nabi)
  22. Surat Al Hajj (Ibadah Haji)
  23. Surat Al Mu'minun (Orang Mukmin)
  24. Surat An Nur (Cahaya)
  25. Surat Al Furqaan (Pembeda)
  26. Surat Asy Syu'ara' (Penyair)
  27. Surat An Naml (Semut)
  28. Surat Al Qashash (Cerita)
  29. Surat Al 'Ankabuut (Laba-Laba)
  30. Surat Ar Ruum (Bangsa Rumawi)
  31. Surat Luqman (Luqman)
  32. Surat As Sajdah ((Sujud)
  33. Surat Al Ahzab (Golongan Yang Bersekutu)
  34. Surat Saba' (Kaum Saba')
  35. Surat Fathir (Pencipta)
  36. Surat Yaasiin
  37. Surat Ash Shaffat (Yang Bershaf-Shaf)
  38. Surat Shaad
  39. Surat Az Zumar (Rombongan-Rombongan)
  40. Surat Al Mu'min (Orang Yang Beriman)
  41. Surat Fushshilat (Yang Dijelaskan)
  42. Surat Asy Syuura (Musyawarah)
  43. Surat Az Zukhruf (Perhiasan)
  44. Surat Ad Dukhaan (Kabut)
  45. Surat Al Jaatsiyah (Yang Berlutut)
  46. Surat Al Ahqaaf (Bukit Pasir)
  47. Surat Muhammad (Nabi Muhammad SAW)
  48. Surat Al Fath (Kemenangan)
  49. Surat Al Hujuraat (Kamar-Kamar)
  50. Surat Qaaf
  51. Surat Adz Dzaariyaat (Angin Yang Menerbangkan)
  52. Surat Ath Thuur (Bukit)
  53. Surat An Najm (Bintang)
  54. Surat Al Qamar (Bulan)
  55. Surat Ar Rahmaan (Yang Maha Pemurah)
  56. Surat Al Waaqi'ah (Hari Kiamat)
  57. Surat Al Hadid (Besi)
  58. Surat Al Mujadilah (Wanita Yang Mengajukan Gugatan)
  59. Surat Al Hasyr (Pengusiran)
  60. Surat Al Mumtahanah (Wanita Yang Diuji)
  61. Surat Ash Shaff (Barisan)
  62. Surat Al Jumu'ah (Hari Jum'at)
  63. Surat Al-Munafiqun (Orang-Orang Munafik)
  64. Surat At Taghabun (Hari Ditampakkan Kesalahan-Kesalahan)
  65. Surat Ath Thalaaq (Talak)
  66. Surat At Tahrim (Mengharamkan)
  67. Surat Al Mulk (Kerajaan)
  68. Surat Al Qalam (Pena)
  69. Surat Al Haqqah (Kiamat)
  70. Surat Al Ma'arij (Tempat-Tempat Naik)
  71. Surat Nuh (Nabi Nuh A.S)
  72. Surat Al Jin (Jin)
  73. Surat Al Muzzammil (Orang Yang Berselimut)
  74. Surat Al Muddatstsir (Orang Yang Berselimut)
  75. Surat Al Qiyamah (Hari Kiamat)
  76. Surat Al Insaan (Manusia)
  77. Surat Al Mursalat (Malaikat-Malaikat Yang Diutus)
  78. Surat An Naba´ (Berita Besar)
  79. Surat An Naazi´ (Malaikat-Malaikat Yang Mencabut)
  80. Surat 'Abasa (Bermuka Masam)
  81. Surat At Takwir (Menggulung)
  82. Surat Al Infithar (Terbelah)
  83. Surat Al Muthaffifiin (Orang-Orang Yang Curang)
  84. Surat Al Insyiqaaq (Terbelah)
  85. Surat Al Buruuj (Gugusan Bintang)
  86. Surat Ath Thaariq (Yang Datang Di Malam Hari)
  87. Surat Al A´Laa (Yang Paling Tinggi)
  88. Surat Al Ghaasyiyah (Hari Kiamat)
  89. Surat Al Fajr (Fajar)
  90. Surat Al Balad (Negeri)
  91. Surat Asy Syams (Matahari)
  92. Surat Al Lail (Malam)
  93. Surat Adh Dhuhaa (Waktu Dhuha)
  94. Surat Alam Nasyrah /Al Insyirah (Bukankah Kami Telah Melapangkan)
  95. Surat At Tiin (Buah Tin)
  96. Surat Al 'Alaq (Segumpal Darah)
  97. Surat Al Qadr (Kemuliaan)
  98. Surat Al Bayyinah (Bukti Yang Nyata)
  99. Surat Al Zalzalah (Goncangan)
  100. Surat Al 'Adiyat (Kuda Perang Yang Berlari Kencang)
  101. Surat Al Qari'ah (Hari Kiamat)
  102. Surat At Takatsur (Bermegah-Megahan)
  103. Surat Al 'Ashr (Masa)
  104. Surat Al Humazah (Pengumpat)
  105. Surat Al Fiil (Gajah)
  106. Surat Quraisy (Suku Quraisy)
  107. Surat Al Ma'un (Barang-Barang Yang Berguna)
  108. Surat Al Kautsar (Nikmat Yang Banyak)
  109. Surat Al Kafirun (Orang-Orang Kafir)
  110. Surat An Nashr (Pertolongan)
  111. Surat Al Lahab (Gejolak Api)
  112. Surat Al Ikhlas (Memurnikan Keesaan Allah)
  113. Surat Al Falaq (Waktu Subuh)
  114. Surat An Naas (Manusia)

Tiada ulasan: