Ahad, 17 Februari 2019

Islam itu Benar. 9164.



Bahagialah Anda yang Sedang Menuntut Ilmu
by Saad Saefullah
Saat Ilmu Menjaga Amal
ILMU agama merupakan hal yang sangat penting bagi setiap muslim. Dengannya seorang muslim dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Ilmu agama juga akan memberikan tuntunan kepada setiap muslim untuk jalan yang diridhai oleh Allah dan Rasul-Nya. Ilmu agama yang diamalkan dengan baik akan membuat pemiliknya bahagia di dunia dan di akhirat.
Orang yang ingin memiliki ilmu, maka ia harus mencari dan mempelajarinya dari orang-orang yang berilmu. Dan tentu saja, hal ini memerlukan pengorbanan dan kesabaran.
Setiap orang dari kita adalah penuntut ilmu, baik itu tua atau tua, baik laki-laki maupun perempuan, semuanya wajib diperlukan ilmu. Dan perlu diketahui pula, menuntut ilmu agama tidak harus di pondok pesantren, namun bisa juga di masjid dan tempat-tempat lain.
Agar lebih termotivasi dan lebih bersemangat dalam belajar sains agama, ada yang bisa kita bahas beberapa keutamaan yang akan diberikan kepada orang-orang yang mau jalan atau mau menuntut ilmu. Di antara keutamaan ini adalah sebagai berikut.
1. Dimudahkan jalannya menuju surga
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda: “Dan barangsiapa yang bergerak di jalan yang menuntut ilmu, Allah akan menyediakan jalan yang menuju surga.” (HR Muslim)
2. Para malaikat ridha apa yang dikerjakannya
Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah seseorang keluar dari rumah untuk meminta ilmu, selain malaikat pasti memakai (mengepakkan) sayap-sayapnya karena ridha dengan apa yang dibawa.” (HR At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban)
3. Kedudukannya seperti orang-orang yang berjihad di jalan Allah
Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang akan datangi masjidku ini (yaitu Masjid An-Nabawi) akan dikembalikan jika demi kebaikan yang akan dipelajari atau didukungnya, maka ia akan ditempatkan di kedudukan seperti orang-orang yang berjihad di jalan Allah. Dan barangsiapa datang dengan niat selain itu, maka kedudukannya laksana seorang laki-laki yang hanya memandang-mandang barang (perbekalan) saudaranya. “(HR Ibnu Majah dan Al-Baihaqi)
Demikianlah beberapa hadits yang menunjukkan dengan jelas tentang keutamaan yang akan diberikan kepada orang-orang yang pergi atau berjalan dalam rangka belajar ilmu agama. []
REDAKTUR: LARAS SETIANI
Bahagialah Anda yang Sedang Menuntut Ilmu - Islampos

Orang Jahat Menganggap Dosa seperti Lalat yang Hinggap di Hidung

Sesorang terkadang memandang lebih mulia diri orang lain karena mereka memiki darah biru yang mengalir di dalam tubuhnya.

Pelajaran Berharga dari Kisah Ibrahim dan Hajar

Allah tak akan menelantarkan kami

Minta Terus Jangan Ragu

Pokoknya sama Allah mah minta…minta..dan minta.. terus meminta. Yang tidak kalah pentingnya, bagaimana ketika permintaan bertambahn ibadah juga bertambah.

Awas, Allah SWT Selalu Mengawasimu

Ini adalah sesuatu yang penting. Selalu merasa diawasi oleh Allah adalah buah dari rasa takut pada-Nya.

Hapuslah Dosa-dosa Besarnya

Orang itu langsung menjawab, ‘Betul dan saya tidak bisa mengelak darinya sedikitpun.’

Syekh Abdullah Al Azzam Berlari Bersama Murid-muridnya

Para murid pun langsung berlari untuk membangunkan sang syekh.

Orang Jahat Menganggap Dosa seperti Lalat yang Hinggap di Hidung
by Saad Saefullah
Molly Carlson Mengenang Ramadhan Pertama
SIFAT ujub merupakan salah satu penyakit yang apabila ada orang yang terkena penyakit itu, mereka akan meremehkan dosa-dosa yang ia lakukan dan juga menganggapnya hanya sebagai angin lalu saja.
Rasulullah SAW pernah mengabarkan kepada kita di dalam sebuah hadits yang berbunyi: “Orang yang jahat, mereka akan melihat dosa-dosanya itu seperti lalat yang hinggap pada hidungnya, dengan santainya dapat diusirnya hanya mengibaskan tangan. Adapun seorang mukmin yang melihat dosa-dosanya itu bagaikan duduk di bawah kaki gunung yang kapanpun siap menimpanya. “ (HR. Al-Bukhari)
Ada banyak faktor yang menyebabkan seseorang memiliki sifat ujub. Berikut ini merupakan sebab-sebab sifat ujub, diantaranya sebagai berikut.
1. Sanjungan dan Pujian yang Berlebihan
Sanjungan yang berlebihan tanpa memperhatikan etika dalam agama dapat diidentikkan sebagai suatu penyembelihan, sebagaimana yang disebutkan di dalam sebuah hadits. Hal ini sangat sering kita temui sebagian orang yang dalam memuji terlalu berlebihan, sehingga seringkali membuat orang yang dipuji itu lupa diri.
2. Bergaul Dengan Orang yang Terkena Penyakit Ujub
Tidak baik bagi seseorang yang akan melatahi tingkah laku dari temannya. Rasulullah SAW sendiri bersabda:
“Perumpamaan teman yang shalih dengan teman yang jahat, seperti halnya orang yang berteman dengan penjual minyak wangi dan juga dengan pandai besi.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
3. Kufur Nikmat
Begitu banyak nikmat yang diterima oleh seorang hamba, namun dia lupa kepada Allah SWT yang sudah memberikannya nikmat itu. Sehingga hal-hal seperti itu menggiringnya kepada penyakit, yang disebut dengan ujub, ia sangat membanggakan dirinya yang sebenarnya tak pantas untuk dibangga-banggakan.
4. Mengabaikan Hakikat Diri
Seandainya seseorang mau merenungi dirinya, kemudian sang pencipta dan sampai tumbuh hingga menjadi manusia yang sempurna, maka dia tak akan terkena penyakit ujub.
Dia pasti akan meminta kepada Allah SWT agar dirinya dihindarkan dari penyakit ujub sejauh mungkin.
5. Bangga Dengan Nasab/Keturunan
Sesorang terkadang memandang lebih mulia diri orang lain karena mereka memiki darah biru yang mengalir di dalam tubuhnya. Sehingga ia menganggap dirinya itu lebih utama dari orang lain.
6. Berlebih-lebihan Dalam Memuliakan
Barangkali hal ini merupakan salah satu dari hikmahnya Rasulullah SAW yang melarang sahabat-sahabat nya untuk berdiri dalam rangka menyambut beliau.
Dalam sebuah hadits yang di riwayatkan oleh Abu Dawud, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang suka agar orang-orang berdiri menyambutnya, maka bersiaplah dia untuk menempati tempatnya di Neraka.” (HR. At-Tirmidzi). []
REDAKTUR : LARAS SETIANI
Orang Jahat Menganggap Dosa seperti Lalat yang Hinggap di Hidung - Islampos

Jangan Biarkan ‘Paku’ Menancap di Hatimu

Seperti dinding itulah kira-kira hatimu saat ini.

5 Cara Tahan Amarah, Begini
by Saad Saefullah
Ini Akibat dari Memfitnah Sesama Muslim
DARI Abu Hurairah Ra berkata, seorang lelaki berkata kepada Rasulullah SAW, “Berilah aku wasiat.” Beliau menjawab, “Janganlah engkau marah.” Lelaki itu mengulang-ulang permintaannya, (namun) Rasulullah SAW (selalu) menjawab, “Janganlah engkau marah.” (HR. Bukhari).
Di bawah ini ada beberapa cara agar kita bisa menahan amarah, yaitu :
1. Membaca ta’awudz
“Pada suatu hari aku duduk bersama Rasulullah SAW sedang dua orang lelaki sedang saling mengeluarkan kata-kata kotor satu dan lainnya. Salah seorang di antara mereka telah merah mukanya dan tegang pula urat lehernya.
Lalu Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya aku tahu satu perkataan sekiranya dibaca tentu hilang rasa marahnya, jika sekiranya ia mau membaca, ‘A’udzubillahi minas-syaitani’ (Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan), niscaya hilang kemarahan yang dialaminya.” (HR Bukhari, no. 3282)
2. Lebih baik diam
Karena yang namanya marah itu jika dikeluarkan kadang orang akan berkata-kata yang tidak Allah ridhai. Ada yang marah keluar kata-kata kufur, ada yang marah keluar kalimat mencaci maki, ada yang marah keluar kalimat laknat, ada yang marah keluar kalimat cerai hingga hal-hal sekitarnya pun bisa hancur. Kalau seseorang memaksa dirinya untuk diam ketika akan marah, hal-hal yang rusak tadi tidak akan terjadi.
Ada hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, “Jika salah seorang di antara kalian marah, diamlah.” (HR. Ahmad)
3. Berganti posisi
Dari Abu Dzarr radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda, “Bila salah satu di antara kalian marah saat berdiri, maka duduklah. Jika marahnya telah hilang (maka sudah cukup). Namun jika tidak lenyap pula maka berbaringlah.” (HR. Abu Daud).
4. Mengambil air wudhu
Dari Athiyyah As-Sa’di radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya amarah itu dari setan dan setan diciptakan dari api. Api akan padam dengan air. Apabila salah seorang dari kalian marah, hendaknya berwudhu.” (HR. Abu Daud)
5. Ingat wasiat Rasulullah SAW dan janji beliau
Dari Mu’adz radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa menahan amarahnya padahal mampu meluapkannya, Allah akan memanggilnya di hadapan para makhluk pada hari Kiamat untuk memberinya pilihan bidadari yang ia inginkan.” (HR. Abu Daud)
Dari Abu Ad-Darda’ radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Wahai Rasulullah tunjukkanlah kepadaku suatu amalan yang dapat memasukkan dalam surga.” Rasulullah SAW lantas bersabda “Janganlah engkau marah, maka bagimu surga.” (HR. Thabrani dalam Al-Kabir). []
REDAKTUR : LARAS SETIANI
5 Cara Tahan Amarah, Begini - Islampos

Akibat Maksiat dan Dosa

Masih banyak yang enggan meninggalkan tradisi yang menyalahi agama islam.

Orang yang Meninggalkan Shalat …

Atau bahkan ada yang shalatnya satu tahun dua kali, yaitu saat Hari Raya Idul fitri dan Idul Adha.

Wafatnya Thalhah bin al-Barra

Rasulullah pun duduk di dekatnya, lalu pergi seraya berkata, “Tampaknya sebentar lagi ia akan meninggal dunia. Bila ia meninggal, panggil...

Muslimah Berdosa tanpa Sadar (2-Habis)

Bagian 1 KELIMA, menyebutkan kekurangan orang lain, untuk dijadikan bahan candaan. Dia sebutkan aib-aib saudaranya, supaya orang-orang tertawa. Keenam, mengucapkan...

Berapa Jumlah Muslim di AS saat Ini? 

Mereka tidak hanya berasal dari satu negara tertentu tetapi dari seluruh dunia, terbanyak biasanya dari Asia Selatan.

Tanpa Sadar, Muslimah Bisa Berdosa karena Ini (1)

SETAN tak akan pernah lelah untuk membisikkan manusia melakukan kemaksiatan. Ada banyak bentuk kemaksiatan, salah satunya adalah ghibah. Muslimah, tentu...

Berikan Kesempatan Padaku untuk Membalas
by yudi
Sawad ibn Ghaziyyah
IBNU Ishaq meriwayatkan dari Hibban ibn Wasi’ dari sejumlah tokoh kaumnya: Saat Perang Badar, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam meluruskan barisan sahabat. Beliau memegang busur untuk meluruskan mereka.
Saat mengecek barisan, Rasulullah melewati Sawad ibn Ghaziyyah yang agak maju dari barisan. Beliau pun memukul perutnya dengan busur tadi seraya berkata, “Luruskan barisanmu, Sawad!”
Namun Sawad menjawab, “Sakit, wahai Rasulullah. Allah telah mengutusmu dengan membawa kebenaran dan keadilan. Berikan kesempatan padaku untuk membalas!”
Seketika itu juga Rasulullah membuka perutnya sambil berkata, “Silahkan membalas!”
Ternyata Sawad malah memeluk dan mencium perut beliau.
“Mengapa kau melakukan ini, Sawad? Bukankah kau ingin membalas!” tanya beliau.
“Wahai Rasulullah, engkau melihat sendiri bahwasanya perang akan segera terjadi. Aku ingin di kali terakhir bersamamu kulitku menyentuh kulitmu.”
Mendengar hal itu, Rasulullah pun mendoakan kebaikan untuknya. []
Sumber: Walid al-A’zhami, Nabi Muhammad di Hati Sahabat., hal 48, 49.

Wafatnya Thalhah bin al-Barra

Rasulullah pun duduk di dekatnya, lalu pergi seraya berkata, “Tampaknya sebentar lagi ia akan meninggal dunia. Bila ia meninggal, panggil...




Tiada ulasan: