Selasa, 19 Februari 2019

Kisah Nabi ﷺ.


Abu Ruhm Tak Sengaja Menabrak Betis Rasulullah ﷺ. 
by yudi
betis rasulullah
KETIKA Thaif berhasil ditaklukan, Rasulullah berjalan menuju Ji’ranah dengan membawa ghanimah (harta rampasan perang). Ketika Rasulullah sedang mengendarai untanya, di samping beliau ada unta Kaltsum al-Manhur Abi Ruhm al-Ghifari, tanpa sengaja ia menabrak betis Rasulullah hingga beliau kesakitan.
“Engkau telah membuatku sakit, geserlah kakimu.” ujar Rasulullah sambil memukul kakinya dengan cambuk.
Abu Ruhm bertutur, “Hal ini membuatku gelisah dan aku sungguh khawatir Allah menurunkan ayat terkait dengan hal ini akibat kesalahanku. Pada pagi harinya di Ji’ranah, aku keluar untuk menggembalakan untaku—hari itu aku malu dan ingin menjauh—dengan harapan ada utusan Rasulullah yang datang mencariku. Benar, ketika kembali beberapa sahabat berkata, ‘Rasulullah mencarimu.’”
Aku berkata, “Sungguh! Aku pun mendatanginya sambil melihat-lihat Rasulullah.”
Beliau berkata, “Abu Ruhm, kakimu telah melukai kakiku, aku pun memukulmu dengan cambuk, maka ambillah kambing ini sebagai balasan atas pukulanku tadi.”
Lalu Abu Ruhm mengambil kambing tersebut dan berkata, “Ridha beliau padaku lebih aku senangi daripada dunia dan seisinya.” []
Sumber: Walid al-A’zhami, Nabi Muhammad di Hati Sahabat., hal 239, 240.
Abu Ruhm Tak Sengaja Menabrak Betis Rasulullah - Islampos

Harta yang Paling Dicintai Abu Thalhah
by yudi
harta abu thalhah
ANAS bin Malik berkata: Abi Thalhah –Zaid bin Sahl– adalah sahabat Anshar yang paling banyak memiliki pohon kurma. Kebun yang paling ia sukai adalah Bayruha’, sebuah kebun yang biasa digunakan Rasulullah berteduh. Lokasi kebun itu menghadap ke arah masjid yang juga biasa orang-orang berlalu lalang masuk dan berteduh, juga minum dari airnya.
Kemudian turunlah ayat yang berbunyi, “Sekali-kali kamu tidak akan sampai pada kebaikan (yang sempurna) sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai.” (QS. Ali ‘Imran Ayat 92).
Dengan segera Abu Thalhah mendatangi Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah telah menurunkan firman-Nya. Harta yang paling aku cintai adalah kebun Bayruha’. Aku sedekahkan kebun tersebut dengan harapan mendapatkan kebaikan darinya sekaligus sebagai simpanan di sisi Allah. Maka ambilah dan letakkan ia di tempat yang pantas menurutmu.”
Lalu Rasulullah berkata, “Inilah harta yang diberkahi. Aku telah mendengar apa yang kau ucapkan dan aku menerimanya. Aku kembalikan lagi kepadamu dan berikanlah ia kepada kerabat-kerabat terdekatmu.”
“Akan kulakukan hal tersebut wahai Rasulullah.” jawab Abu Thalhah.
Setelah itu, Abu Thalhah membagikannya  kepada kerabat-kerabat dan sepupunya. Ia juga memberikan bagian itu kepada Rasulullah. Kemudian Rasulullah memberikan bagiannya kepada seorang penyair bernama Hassan bin Tsabit al-Anshari. []
Sumber: Walid al-A’zhami, Nabi Muhammad di Hati Sahabat., hal 174, 175.
Harta yang Paling Dicintai Abu Thalhah - Islampos

Dukhan, Ditakuti Dajjal, Kenapa?
by Saad Saefullah
Merokok, Membatalkan Wudhu?
MENJELANG berakhirnya zaman ini, akan datang sesosok manusia yang membawa malapetaka. Dialah Dajjal, orang yang menunjukkan pada kebenaran padahal sejatinya itu jalan yang salah. Hanya orang-orang yang tak mampu menguatkan keimanannya saja yang mampu tergoda olehnya.
Layaknya manusia biasa, Dajjal pun memiliki suatu hal yang disenangi dan ditakuti. Jika kita berbicara tentang kesenangannya, mungkin itu sudah biasa, yakni ia sangat senang jika banyak orang yang mengikuti jejaknya. Lalu, apa ya yang ditakuti olehnya?
Adanya al-Malhamah berupa jatuhnya meteor ke bumi, menyebabkan ledakan yang dahsyat sehingga debu-debu berterbangan membentuk kabut/ asap atau dukhan. Hal inilah yang menyebabkan Dajjal menjadi cacat dan pasukannya hancur lebur di medan Armageddon. Inilah janji nubuat yang paling ditakuti Dajjal. Oleh karena itu, ketika Rasulullah ﷺ mendatangi Ibnu Shayyad untuk menguji apakah dia Dajjal atau bukan, maka Rasulullah menanyakan tentang perkara dukhan (kabut).
Imam Ahmad dalam musnadnya meriwayatkan bahwa Abu Dzar RA berkata, “Kemudian Rasulullah bertanya kepadanya (Ibnu Shayyad), ‘Sesungguhnya saya menyembunyikan sesuatu kepadamu.’ Dia (Ibnu Shayyad) berkata, ‘Engkau menyembunyikan bagian depan hidung dan mulut kambing serta ad-dukh (asab) kepadaku’.” Kata Abu Dzar, “Ia hendak mengucapkan ad-dukhaan (asap/kabut) tetapi tidak dapat, lalu ia mengucapkan ad-dukh, ad-dukh.”
Yang dimaksud dengan ad-dukhan di sini adalah firman Allah SWT dalam Al-Quran surah ad-Dukhan ayat 10-12, “Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut (dukhan) yang nyata. Yang meliputi seluruh manusia. Inilah azab yang pedih.”
Teks hadis di atas menunjukkan bahwa Rasulullah mengetahui tentang hakekat Dajjal. Rasulullah sangat memahami bagaimana menguji seseorang itu Dajjal atau bukan, yaitu dengan menanyakannya tentang dukhan . Terlepas bahwa Ibnu Shayyad itu Dajjal atau bukan, bahwa perkara yang paling ditakuti Dajjal adalah munculnya dukhan. Dengan munculnya dukhan inilah, maka Dajjal menjadi ‘terhapus’ (cacat), yaitu buta sebelah, terdapat tulisan kafir di dahinya. Oleh karena itu, Dajjal dinamakan Almasih ‘terhapus’ karena Dajjal terhapus, yaitu terhapus fisiknya dari normal menjadi cacat.
Begitu juga seluruh orang kafir serta orang Yahudi yang berada di Khurasan. Tubuh mereka dari kepala sampai kaki mengalami pembengkakan. Sebagaimana disebutkan dlam hadis riwayat Ahmad bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Dajjal akan keluar di bumi bagian timur yang disebut Khurasan. Ia takuti oleh beberapa oleh beberapa kaum yang wajah mereka seperti perisai yang dipukuli.”
Dalam hadis tersebut disebutkan bahwa Dajjal akan muncul dari Khurasan dengan diikuti oleh beberapa kaum yang wajahnya seperti perisai yang dipukuli. Maksud dari kalimat wajahnya seperti perisai yang dipukuli adalah menggambarkan bahwa wajah mereka bengkak-bengkak akibat al-Malhamah dan dukhan. Bekas bengkak-bengkak di seluruh tubuhnya itulah yang ketika sembuh menyebabkan wajah mereka bengap, seperti habis dipukuli, benjol-benjol.
Dukhan, Ditakuti Dajjal, Kenapa? - Islampos

Tsabit ibn Qais Sungguh Khawatir Amalannya Terhapus
by yudi
tsabit ibn qais
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan dengan suara keras sebagaimana kerasnya (suara) sebagain kamu terhadap yang lain, nanti (pahala) segala amalmu bisa terhapus sedangkan kamu tidak menyadarinya.” (QS. Al-Hujurat Ayat 2).
FIRMAH Allah yang membuat Tsabit ibn Qais ibn Syammas al-Anshari menangis. Ia adalah juru bicara Rasulullah, suaranya keras dan juga lantang.
Tsabit duduk terdiam dan menangis di rumahnya, sampai-sampai Rasulullah mencari dan bertanya mengenai keberadaannya kepada para sahabat. Mereka akhirnya memberi tahu apa yang terjadi pada Tsabit.
Rasulullah pun memanggilnya untuk menanyakan kondisinya.
“Wahai Rasulullah, Allah telah melarang kami untuk meninggikan suara di atas suaramu. Wahai Rasulullah, aku memiliki suara keras. Aku sungguh khawatir amalanku terhapus namun aku tidak menyadarinya,” tutur Tsabit dengan jujur.
Rasulullah pun menghiburnya dan mendoakan kebaikan untuknya. []
Sumber: Walid al-A’zhami, Nabi Muhammad di Hati Sahabat., hal 247, 248.
Tsabit ibn Qais Sungguh Khawatir Amalannya Terhapus - Islampos


Keluarnya Dajjal karena Kemarahannya - Islampos
Apakah Ada Hubungannya antara Maksiat dengan Bencana Alam? - Islampos
Budak Abu Lahab yang Menyayangi Nabi - Islampos
Niat Kebaikan dan Keburukan - Islampos
Saudaraku, Ringankanlah Hidupmu dengan Ikhlas - Islampos
Sosok Zaid bin Tsabit - Islampos














Tiada ulasan: