Ahad, 24 Mac 2019

Mengindahkan kehidupan. 9288.


Ingin Dikabul, Ketika Sujud Berdoalah
by Saad Saefullah
Shalat Sunnah, Lebih Utama di Rumah
foto: Fotolia
SETIAP insan tentu memiliki kebutuhan dan keinginan untuk melengkapi perjalanan hidupnya di dunia. Untuk memenuhinya, tentu membutuhkan perjuangan. Dan perjuangan sebesar apapun tidak akan berhasil tanpa adanya ridha dari Allah SWT. Maka, berdoa menjadi salah satu cara yang paling ampuh untuk kita memohon segala apa yang kita butuhkan dan inginkan pada-Nya.
Meski begitu, terkadang kita merasa doa yang dipanjatkan belum saja dikabul. Nah, selain kita perbanyak istighfar kepada Allah, karena boleh jadi doa belum saa diijabah akibat dosa yang bertumpuk. Kita juga harus bisa mencari waktu yang pas untuk berdoa agar mudah diijabah. Kapankah itu?
Salah satu waktu yang pas bagi kita untuk berdoa ialah ketika sujud. Ya, ketika sujud kita memohon apa yang diinginkan dan dibutuhkan. Sujud terakhir dalam shalat itu paling utama. Mengapa ketika sujud? Sebab, sujud itu lebih mendekatkan kita kepada Allah SWT.
Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah ﷺ bersabda, “Keadaan yang paling dekat antara seorang hamba dengan Rabb-nya adalah ketika sujud, maka perbanyaklah doa (ketika sujud),” (HR. Muslim). []
Referensi: Doa, Dzikir dan Ruqyah dari Al-Quran dan As-Sunnah/Karya: DR. Said bin Ali bin Al-Qathani/Penerbit: Aqwam
https://www.islampos.com/ingin-dikabul-ketika-sujud-berdoalah-2-140495/

Ini Tata Cara Shalat Jamak dan Qasar
Inilah 5 Hikmah dari Peristiwa Isra' Mi'raj

Pergaulan Dilihat dari Shaf Sholat Kita
by Saad Saefullah
Ilustrasi. Foto: Aldi/Islampos
Oleh: Dini Dewanti, dewantidini17@gmail.com
KETIKA adzan berkumandang, waktu pertemuan hati dengan Robb, Allah Swt. Pencipta kita. Shalat yang kita lakukan secara berjamaah lebih utama dari pada munfarid atau shalat sendirian. Rasulullah Saw. bersabda : “Luruskanlah shaf-shaf kalian, karena meluruskan shaf termasuk kesempurnaan shalat!” (HR. Al-Bukhori, dalam Fathul Bari’ no.723) 

Dalam detik-detik kehambaan penuh harap dan takut kepada-Nya tersebut, setan penuh trick, siasat dan strategi untuk menaklukan kekhusyuan shalat kita. Gitu juga dalam shalat berjamaah yang kita lakukan. Setan tidak menyerah untuk melakukan tipu daya dalam setiap levelnya, agar shalat kita penuh dengan kesia-siaan.

BACA JUGA: Shaf Shalat Tidak Lurus, Ternyata Ada Dampaknya

Ketika shalat berjamaah, seringkali kita meluruskan shaf shalat. Kita pasti memperhatikan shaf dalam sajadah atau alas sholat kita. Pernahkah sejenak menyadari, apakah Rasululloh menggunakan sajadah pada masanya? 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Luruskan shaf kalian, jadikan setentang di antara bahu-bahu, dan tutuplah celah-celah yang kosong, lunaklah terhadap tangan saudara kalian dan jangan kalian meninggalkan celah-celah bagi syaithon. Barangsiapa menyambung shaf maka Allah menyambungkannya, dan barangsiapa yang memutuskan shaf maka Allah akan memutuskannya.” (HR. Bukhori, Abu Dawud no. 666, dishohihkan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Shohih Sunan Abu Dawud)

Begitulah pada masa Rasulullah, shaf shalat rapih dan rapat. Tidak ada celah satu orang dengan lainnya. Kita ambil benang merah dalam kehidupan kita sehari-hari. Coba kita cermati, umat muslim saat ini. Terpecah atau terkotak-kotak, padahal kita berasal dari umat yang satu, umat Rasulullah Saw.

Shahabat Nu’man bin basyir berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menghadap kepada manusia (jamaah shalat) lalu bersabda, “Luruskan shaf-shaf kalian (beliau menyebutkannya tiga kali)! Demi Allah, sungguh-sungguh kalian meluruskan shaf-shaf kalian atau Allah akan benar-benar membuat hati-hati kalian berselisih.” Maka Nu’man bin Basyir pun melihat seseorang menempelkan bahunya kepada bahu orang disebelahnya, dan mata kakinya dengan mata kaki orang yang di sebelahnya,” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

BACA JUGA: Shalat Sunnah Sambil Duduk Padahal Tidak Sakit, Apa Hukumnya?
https://www.islampos.com/pergaulan-dilihat-dari-shaf-sholat-kita-140494/


Sebelum Puasa Penting Konsultasi ke Dokter, Ini Alasannya
by Sodikin 
Kisah Seorang Dokter Amerika yang Masuk Islam Karena Satu Ayat Alquran
Ilustrasi. Foto: Lazis Wadah
PUASA memiliki banyak hikmah. Salah satu rukun Islam ini bukan hanya bisa menambah ketakwaan seseorang kepada Allah SWT, tapi juga memiliki dampak positif lain, terutama bagi kesehatan.

Salah satu manfaat kesehatan bagi kesehatan yaitu bisa menjaga bentuk tubuh yang ideal, bahkan bisa melangsingkan tubuh dan ini telah terbukti secara ilmiah.

BACA JUGA: Kenapa Harus Semangat Puasa Ramadhan? 

Dr. Hamid Al-Badri menyatakan, “Di antara nafsu puasa adalah fungsi melangsingkan tubuh (diet) serta secara perlahan menurunkan berat badan. Diet fisik memberikan manfaat besar bagi semua orang untuk membaka lemak (pada tubuh) yang mendorong timbulnya berbagai penyakti berbahaya. Manakala hati dipenuhi lemak, pembengkakan (kegemukan) bertambah dan (berarti) memperlemah kerja jantung; kadar lemak pada pankreas memicu timbulnya penyakit kencing manis, ginjal, dann liver. Kadar lemak pada hati dan pankreas akan mendorong timbulnya pelbagai penyakit kronis.”

Selanjutnya dr. Hamid mengemukakan mengenai manfaat puasa yang berfungsi menurunkan tekanan (darah tinggi), “Kita bisa memperhatikan orang-orang yang menderita tekanan (darah tinggi) pada bulan Ramadhan berangsur turun. Hal ini karena minimnya konsumsi makanan serta ketahanannya untuk tidak asal makan.”

Namun demikian, puasa tidak lepas dari faktor risiko terhadap beberapa penyakit lain, seperti penyakit karena usia (ketuaan), kencing manis (jika penderitanya kurus kering), atau penyakit jantung koroner yang diikuti kondisi lemah secara keseluruhan. Demikian pula dengan kondisi daya tahan tubuh yang lemah. 

Terdapat banyak penyakit yang disebabkan oleh kelelahan seperti penyakit-penyakit TBC, kurang darah (anemia), paru-paru, lemah jantung serta diare yang disertai mual, mencret, dan muntah-muntah akibat kekurangan zat-zat cairan, luka lambung, usus dua belas jari, dan hernia (turun berok). Karena kondisi lapar pada penyakit semacam ini akan menimbulkan rasa sakit yang luar biasa.

BACA JUGA: Puasa Ramadhan-nya Rasulullah Saw

Demikian pula penyakit-penyakit mag yang pada umumnya membutuhkan banyak minum air putih dan penurunan kadar tekanan darah; konstruksi tubuh lemah dalam masa penyembuhan setelah menjalani proses operasi, mengalami tekanan-tekanan kejiwaan dan saraf pasca kelahiran dan menyusui. Karena itu sangat penting bagi Anda yang akan melaksakan ibadah puasa untuk meminta pendapat dokter. []

REFERENSI: Ali Wasil El Helwany., Fasting a Great Medicine (Manfaat Luar Biasa Puasa, Medis, Psikologi dan Spiritual)
https://www.islampos.com/sebelum-puasa-penting-konsultasi-ke-dokter-ini-alasannya-140452/



Tiada ulasan: