Selasa, 9 April 2019

Aurat si isteri cerminan agama suami. 9331.



1. 14 Fakta Umar bin Khattab
by Saad Saefullah
Syukur
UMAR bin Khattab adalah salah satu sahabat Rasulullah yang sudah dijamin masuk surga. Hal itu ditegaskan dalam banyak keterangan hadist shahih. Ada beberapa yang menjadi fakta soal Umar ini. Berikut di antaranya.

1. Umar adalah penduduk Surga yang berjalan di muka bumi. Hal ini dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW. Beliau bersabda: “Sewaktu tidur, aku bermimpi seolah-olah aku berada di Surga. Kemudian aku melihat seorang wanita berwudhu di samping sebuah istana, maka aku bertanya, ‘Milik siapa istana ini?’ Mereka menjawab, ‘Milik umar’. Maka aku teringat akan kecemburuan Umar sehingga aku menjauhi istana itu”. Umar menangis dan berkata, “Demi Allah mana mungkin aku akan cemburu kepadamu, wahai Rasulullah,” (HR. Bukhari).

2. Setan takut padanya. Ia adalah manusia yang begitu ditakuti setan. “Wahai Ibnul Khattab, demi dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah setan bertemu dengannmu di suatu jalan melainkan ia akan mengambil jalan yang lain dari jalanmu,” (HR. Bukhari, no.3480).


3. Masuk Islam didoakan oleh Rasul. Suatu hari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam berdo’a kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala: “Ya Allah, muliakan Islam dengan salah satu dari dua orang yang engkau cintai yaitu Abu jahal bin Hisyam atau Umar bin Khattabb.” Maka yang lebih Allah cintai dari keduanya adalah Umar bin Khattab. (Lihat Shahih Sunan Ibnu Hibban 12/305)

4. Diberikan ilham, padahal bukan nabi. Umar juga termasuk seorang yang mendapatkan ilham, perkataannya sering bersesuaian dengan wahyu. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam berkata, “Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian dari Bani Israil ada yang diberikan ilham walaupun mereka bukan Nabi, jika salah seorang dari umatku mendapatkannya, maka Umar lah orangnya,”” (HR. Bukhari) 

5. Beliau masuk Islam setelah adiknya yaitu Fatimah binti Khatab dan suaminya membaca al Qur’an Surah Toha ayat 1-8

6.. Beliau adalah Khalifah ke-2 setelah Abu Bakar Radhiallahu’anhu wafat selama 10 tahun yaitu pada 13-23 Hijriyah (634-644 Masehi)

7. Beliau membagi daerah kekuasaan seperti gubernur saat memerintah 

8. Beliau membentuk dewan-dewan seperti dewan pembendaharaan negara dan dewan angkatan perang

9. Beliau membangun bangunan sebagai Baitul Mal yang dulu Baitul Mal berada di Masjid Nabawi

10. Jasa-jasa beliau di antaranya seperti menaklukkan Syiria, Palestina, Mesir, Irak dan Persia; memetapkan tahun Hijriyah sebagai Tahun Islam; sistem pos malam diadakan untuk mengetahui keadaan Kaum Muslimin; membangun dan memperbesar masjid-masjid seperti Masjid al Haram di Mekkah, Masjid Nabawi di Madinah, Masjid al Aqsa di Yerussalem dan Masjid Amru di Mesir

11. Saat beliau sedang memimpin shalat Subuh, beliau ditikam oleh Abu Lu’lu’ahh (seorang Majusi dari Persia) dan beliau wafat pada 23 Hijriyah (644 Masehi). Abu Lu’lu’ah kemudian dianggap pahlawan oleh Kaum Syiah karena ia menikam Umar bin Khatab Radhiallahu’anhu hingga wafat. Padahal Kaum Syiah mengaku sebagai orang Islam tapi anehnya mereka memuji Abu Lu’lu’ah yang telah membunuh Amirul Mukminin Umar bin Khatab Radhiallahu’anhu.
12.. Beliau dipanggil untuk pertama kali sebagai Amirul Mukminin (Pemimpin orang-orang beriman) dan disetujui oleh para Sahabat Rasulullah termasuk Ali Bin Abi Thalib Radhiallahu’anhu

13. Beliau dibenci dan dihujat oleh Kaum Syiah karena dianggap merebut tampuk pemerintahan dari tangan Ali Bin Abi Thalib Radhiallahu’anhu. Padahal Ali Bin Abi Thalib Radhiallahu’anhu menyetujui Umar bin Khatab Radhiallahu’anhu sebagai Khalifah

14. Umar sangat kaya. Ketika wafat, Umar bin Khattab meninggalkan ladang pertanian sebanyak 70.000 ladang, yang rata-rata harga ladangnya sebesar Rp 160 juta—perkiraan konversi ke dalam rupiah. Itu berarti, Umar meninggalkan warisan sebanyak Rp 11,2 Triliun. Setiap tahun, rata-rata ladang pertanian saat itu menghasilkan Rp 40 juta, berarti Umar mendapatkan penghasilan Rp 2,8 Triliun setiap tahun, atau 233 Miliar sebulan. []

https://www.islampos.com/14-fakta-umar-bin-khattab-2-142930/?

2. 17 Langkah Melepaskan Diri dari Hutang
by Adam
Jangan Sepelekan Riba
Oleh: Kivlein Muhammad, syafruddinramly@yahoo.com.au

BERIKUT ini ada beberapa trik yang bisa dipraktekkan sebagai jalan keluar bagi teman-teman yang terlilit hutang dan benar-benar serius dan jujur untuk segera menyelesaikan hutungnya secara yang efektif. Cara-cara yang akan kami tawarkan nanti sangatlah simple yang insyaAllah dapat berperan baik dalam membantu teman-teman untuk menyelesaikan hutang-hutangnya, lalu kembali menikmati hidup indah tanpa tekanan dan himpitan hutang.
1. Langkah pertama yang Harus dipahami adalah bahwa berhutang itu sangat merugikan dan membahayakan. Mungkin langkah ini tidak terlihat penting dan tidak praktis dimata sebahagian orang, namun pada hakikatnya, memahami bahwa ‘berhutang itu berbahaya’ sangatlah penting, dimana persepsi ‘bahaya hutang’ dapat berperan aktif dalam mengubah cara pAndang Anda dalam melihat hutang. Siapapun yang berusaha untuk terbebas dari hutang namun dalam waktu yang sama belum menyadari bahwa berhutang itu sangatlah berbahaya, maka orang tersebut tidak akan pernah sukses menyelesaikan hutangnya.
2. Berhentilah berhutang sekarang juga dan jangan pernah meminjam uang lagi. Langkah ini sangat penting dan sudah menjadi aksioma. Namun jangan heran kalau ada orang yang doyan menghutang dalam jumlah yang lebih besar demi membayar hutang-hutang sebelumnya. Dan begitulah selanjutnya, dia akan terus meminjam dan meminjam lagi, dimana hal ini akan sangat mempersulit dirinya untuk bisa mandiri secara ekonomi.
3. Membuat Anggaran Belanja, yaitu berupa daftar pemasukan bulanan dan pengeluaran bulanan, agar terpampang jelas kondisi keuangan Anda. Daftar anggaran belanja ini dapat membantu Anda untuk menentukan pengeluaran-pengeluaran mana yang dirasa tidak penting, dan selanjutnya pengeluaran tersebut bisa dihentikan segera dan alokasikan untuk untuk pembayaran hutang agar Anda segera terbebas dari himpitan hutang.

4. Lunasi terlebih dahulu hutang-hutang kecil. Trik ini pernah disampaikan oleh ahli ekonomi Dave Ramsey yang dikenal dengan istilah “bola salju hutang”. Dimana Anda disarankan untuk melunasi hutang terkecil Anda terlebih dahulu, lalu bayar hutang kecil yang selanjutnya, dan seterusnya. Dengan demikian, Anda akan dapat beberapa keuntungan. Karena dengan terunasinya sebahagian hutang Anda -terlepas dari jumlahnya- maka akan sudah membuat kemajuan dan menjadikan Anda lebih percaya diri untuk melangkah menyelesaikann hutang yang lebih besar berikutnya. Dan setiap kali satu hutang Anda berkurang maka akan meningkatkan besaran kas Anda sehingga bisa dialihkan ke kewajiban berikutnya, atau hutang berikutnya.
5. Biasakan memandang ke bawah, dimana sangat banyak orang yang kondisinya jauh berada dibawah Anda, dan jauh lebih parah dari Anda. Agar Anda dapat bersyukur dengan anugerah dan berbagai nikmat Allah yang sekarang berada dalam genggaman Anda, sehingga Anda tidak perlu gegabah dan terburu-terburu untuk menggapai hal-hal besar lainnya yang saat ini masih diluar batas kemampuan Anda, yang jika Anda paksakan untuk meraihnya hanya akan menyebabkan Anda menambah-nambah hutang saja. Jangan pula Anda berhutang-hutang dan atau menjual-jual kebun yang jadi penopang hidup Anda hanya sekadar ingin haji atau umroh, apalagi kalau hanya untuk jalan-jalan.
6. Berhati-hatilah dengan lompatan-lompatan yang dapat menghancurkan Anda. Lihatlah di sana juga banyak orang yang belum sukses untuk menggapai impian-impiannya. Jangan sempat Anda menjual barang-barang berharga mahal yang Anda dapatkan secara susah-payah selama bertahun-tahun. Jangan sempat Anda menjual rumah Anda buat dijadikan modal untuk ikutan pasar saham. Atau Anda menjual mobil Anda untuk ikutan sharing modal bisnis bersama teman Anda. Sebab yang namanya bisnis pasti akan mengakibatkan untung rugi. Sehingga jika Anda mengalami kerugian maka ludeslah sudah harta termahal yang pernah Anda punyai. Kasus yang sama biasanya sering menimpa banyak orang yang terlilit hutang.
Jika pun Anda terpaksa harus berhutang, maka jangan lebih dari 1/3 gaji atau pemasukan Anda per bulannya.
7. Hindari konsep gali lobang tutup lobang. Jikapun Anda terlilit hutang dan Anda sudah hampir putus asa untuk bisa melunasinya, maka bagaimana caranya jangan sempat Anda menambah hutang baru lagi untuk melunasi hutang lama. Pepatah arab mengatakan, “jangan mencuci darah dengan darah pula”, atau “Jangan bersihkan najis pakai air kencing”, kalau dalam pepatah kita.
8. Menyatukan hutang. Artinya, kalau hutang Anda banyak, bertumpuk-tumpuk dan berpencar sana-sini, maka usahakan untuk menggabungkannya menjadi satu tumpuk pada satu orang saja, sehingga Anda dapat dengan gampang membayarnya secara teratur. Tapi fikirkanlah terlebih dahulu dengan matang akan keampuhan dan kelemahan langkah ini sebelum Anda memutuskan untuk melakukannya.
9. Jual barang yang tidak begitu Anda perlukan. Hasilnya bisa Anda gunakan untuk membayar hutang-hutang Anda. Jika Anda punya dua mobil maka jual salah satunya untuk membayar hutang Anda, dan cukupkan saja dengan satu mobil untuk keperluan sehari-hari Anda. Atau jika Anda kebetulan punya mobil baru maka jual lah dan beli mobil tua yang lebih murah, sisa uangnya bisa digunakan buat membayar hutang Anda. Demikianlah selanjutnya, perhatikan barang-barang dan perabot-perabot Anda yang sifatnya assesories dan tidak begitu penting, seperti TV, sofa, meja marmer, pot bunga keramik, lemari hias, lukisan dinding, dan lain lain yang bisa Anda jual untuk membayar hutang Anda.
10. Pastikan dan paksakan Anda membayar cicilan hutang Anda secara disiplin dan rutin perbulannya, walau bagaimanapun kondisi Anda. Jika Anda merasa tidak dapat melakukannya sendiri, Anda bisa bekerja sama dengan bank yang akan memotong sepersekian gaji yang masuk ke rekening Anda setiap bulannya, untuk melunasi cicilan hutang Anda.
11. Jika Anda punya piutang, usahakan semaksimal mungkin untuk menagihnya, untuk membayar hutang-hutang Anda.
12. Jangan pernah meminjamkan uang kepada siapapun kecuali jika Anda sudah benar-benar yakin dengan sifat orang tersebut dan kondisi ekonominya, bahwa orang itu dapat melunasinya. Jangan coba-coba meminjamkan uang kepada orang yang masih punya tanggungan kredit atau punya tanggungan hutang pada orang lain. Maka jangan pernah Anda memberi pinjaman hutang kecuali kepada teman-teman dekat Anda, teman sekantor, dan semisalnya yang Anda yakin betul bahwa dia dapat melunasi pinjamannya. Dan Anda harus berani meminta maaf kepada orang yang Anda nilai tidak mampu membayar hutang, jika Anda pinjamkan. Sembari mengingatkannya agar tidak memaksakan diri berhutang dalam kondisinya yang payah itu.
13. Menghemat pengeluaran bulanan dengan mengeluarkan uang pada hal-hal yang penting-penting saja, pada hal yang primer saja. Sementara hal-hal yang sifatnya assesioris dan kemewahan, puasa dululah.
14. Carilah pekerjaan tambahan dan pemasukan ekstra yang dapat membantu menyicil hutang Anda, meskipun sedikit. Jangan pernah membuang-buang waktu Anda untuk hal-hal yang tidak begitu penting. Fokuslah mencari pemasukan tambahan.
15. Lakukan sholat lima waktu di awal waktu dan berjamaah di masjid secara disiplin teratur. Begitu juga dengan Sholat Dhuha dan Shalat Hajat di malam hari secara khusuk, pinta kepada-Nya untuk membantu Anda menyelesaikan hutang Anda. Dia Maha Kaya, Maha Kuasa Untuk Membantu Anda, Namun Anda Juga Harus Pintar-Pintarlah “mengambil hati-Nya” dan mendekati-Nya.
16. Sering-seringlah berinfak dan membantu sesama. Ini sudah menjadi pengalaman empiris banyak orang sukses. Sedekah dan bantuan Anda kepada sesama yang Anda lakukan secara ikhlas, senantiasa membuahkan kesuksesan yang lebih besar dan berlipat gAnda.
17. Dan Jika orang tua atau mertua Anda masih hidup, silahkan datang meminta doa ke keramat hidup itu, doa orang tua Anda dan ortu istri Anda untuk anak-anaknya tidak akan pernah tertolak. []
https://www.islampos.com/17-langkah-melepaskan-diri-dari-hutang-142929/?

3. 3 Hal Ini Termasuk Melalaikan Shalat
by Adam
Salaman setelah Shalat Fardhu
SHALAT secara bahasa artinya doa. Sedangkan menurut istilah adalah serangkaian kegiatan ibadah khusus bagi orang Islam yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Shalat merupakan tiangnya agama, dan menjadi dasar kadar keimanan seseorang. Tak berarti apa – apa ibadah sunah yang lain, jika ibadah wajib yang utama ditinggalkan. Celakalah bagi orang yang sengaja melalaikan dan meninggalkan shalat,sebagaimana firman Allah sebagai berikut :
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (Al-Qur’an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan – perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah Subhanahu Wa Ta’ala (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat – ibadat yang lain). Dan Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al- Ankabut: 45). Allah pun berfirman pada ayatnya yang lain, yang berbunyi : “Maka kecelakaanlah bagi orang – orang yang shalat, (yaitu) orang – orang yang lalai dari shalatnya.” (QS. Al-Maa’uun: 4-5)
Kemudian Rasulullah saw. juga bersabda : “Bermula orang yang meninggalkan solat padahal ia dalam keadaan sihat, maka Allah swt. tidak memandang kepadanya dengan pandangan rahmat, dan baginya kelak azab yang amat hebat melainkan kalau ia bertaubat dari perbuatannya itu”
Terdapat tiga bagian orang yang termasuk dalam melalaikan shalatnya, yakni :
1. Orang yang menunda shalat dari awal waktunya sehingga mengakhirkan sampai waktu yang terakhir dan hampir mau habis.

2. Orang yang tidak melaksanakan rukun shalat dan syarat sah wajib shalat sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah swt. dan yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw.
Orang yang tidak khusyuk dalam shalat dan tidak memaknai bacaan ketika shalat.

3. Selain mendapatkan dosa akibat meninggalkan dan melalaikan sholat, orang tersebut juga akan mendapatkan siksa di dunia, ketika sakaratul maut, dan ketika di alam barzah. Berikut akan sedikit dijelaskan kesiksaan tersebut :

Siksa di dunia: Allah swt. akan menghilangkan dan mengambil rezekinya, Allah swt. akan mencabut cahaya dari wajahnya, dan orang – orang beriman akan membencinya.

Siksa ketika sakaratul maut : ruhnya dicabut saat mengalami keadaan yang sangat haus, ruhnya akan dicabut dengan cara yang teramat buruk (Su’ul Khatimah), akan merasakan kesakitan yang teramat pedih ketika dicabut nyawa, dan akan merasakan keresahan dan kegelisahan karena hilang imannya.

Siksa ketika di alam barzah : akan merasakan kesulitan dalam menjawab pertanyaan dan mendapatkan hukuman yang mengerikan dari Malaikat Mungkar dan Nakir, akan digelapkan dalam kuburnya, disepitkan kuburnya, dan akan mendapat siksaan dari binatang berbisa seperti ular, kalajengking, lipan.

Selain mendapat berbagai siksaan, orang yang lalai dan meninggalkan shalat akan mendapat azab berupa diturunkannya setiap hari dan setiap malam seribu laknat dan seribu murka. Para malaikat di langit ke-7 pun akan melaknatnya. Nauzubillah himinzalik.

Begitu banyak penderitaan yang didapatkan jika kita dengan sengaja melalaikan dan meninggalkan shalat. Karena jika kita meninggalkan shalat itu berarti kita sudah lupa terhadap Allah swt. dan kufur atas segala nikmat yang telah Allah swt. berikan kepada kita setiap harinya. Betapa sombongnya diri ini jika kita tidak melaksanakan shalat dan merasa sangat terpaksa sekali dalam melakukan shalat.

Padahal di dalam shalat itu sendiri terdapat banyak manfaat yang diperoleh baik secara jasmani dan rohani. Apa sulitnya meluangkan waktu yang kita miliki untuk berhungan dengan Sang Pencipta. Tenang hati ini jika sudah berkomunikasi dengan Allah swt.

Maka dari itu jadikanlah shalat sebagai kebutuhan kita terhadap Allah, bukan sebagai suatu keterpaksaan di dalam dunia. []

Sumber: 1001 Siksa Alam Kubur, penulis Ust. Asan Sani ar Rafif, Jakarta, 2014, Kunci Iman.
3 Hal Ini Termasuk Melalaikan Shalat - Islampos

4. 8 Doa Terbaik yang Diajarkan Nabi ﷺ
by Adam
Minta Mati karena Sakit
DI saat-saat sulit, ketika kita merasakan ruhiyah yang keropos, dan jiwa kita menjadi gelap sehingga kita tidak merasa ingin melakukan apa pun … Hati kita menjadi keras dan hari-hari kita menjadi kosong.

Sebagian dari kita beralih ke dokter dan obat-obatan. Yang lain mencari kelegaan dalam membicarakan masalah mereka kepada orang-orang, tetapi sebagian dari kita ingat untuk berpaling kepada Allah sejak awal untuk mengobati masalah kita. Kita tahu Allah SWT adalah Yang Paling Mencintai; kita percaya Ia lebih besar daripada masalah yang kita hadapi. Apapun itu.

Nabi berkata tentang mengingat Allah: “Jangan terlalu banyak bicara tanpa mengingat Allah. Sungguh berbicara berlebihan tanpa mengingat Allah mengeraskan hati. Dan sesungguhnya orang yang paling jauh dari Allah adalah yang paling keras hatinya.” (At-Tirmidzi)

Maka dari itu, Nabi sudah sejak awal mengajarkan kepada kita, manakala kita sedih dan tengah dalam masalah, ada beberapa doa yang dianjurkan untuk kita lafalkan. Berikut doa-doa tersebut.

1- Doa Terbaik untuk Kesehatan

“Allahumma ‘afini fi badani. Allahumma ‘afini fi sam’i. Allahumma ‘afini fi bashari.” (Ya Allah sehatkanlah badanku, Ya Allah sehatkanlah pendengaranku, Ya Allah sehatkanlah penglihatanku.)

2- Doa Terbaik Untuk Memuliakan Allah

“Subhana Allah wa bihamdihi adada khalqihi wa rida nafsihi wa zinata arshihi wa midada kalimatihi.”

3- Doa terbaik sepanjang masa

“Rabana atina fi dunya hasanatan wa fil akhirati hasanatan wa qina adhaba an-nar.” (Ya Tuhan kami, berikan kami yang terbaik di kehidupan ini dan yang terbaik di kehidupan selanjutnya, dan lindungi kami dari hukuman Api Neraka.” (Al-Bukhari dan Muslim)

4- Doa Terbaik untuk Pengampunan

“Allahumma anta rabbi la ilaha illa anta khalaqtani wa an abduk wa ana ala ahdika wa wa’dika ma istata’tu, a’udhu bika min sharri ma sana’tu, abou ‘laka bi ni’matika alaya, wa abou’u bi dhanbi , fa-ghfir li, fa innahu la yaghfiru dhunuba illa anta.”

(Hai Tuhanku, Engkau Tuhanku. Tiada tuhan yang disembah selain Engkau. Engkau yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku berada dalam perintah iman sesuai perjanjian-Mu sebatas kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang kuperbuat. Kepada-Mu, aku mengakui segala nikmat-Mu padaku. Aku mengakui dosaku. Maka itu ampunilah dosaku. Sungguh tiada yang mengampuni dosa selain Engkau.)

5- Doa Terbaik untuk Perlindungan

“Bismillahilladzi La Yadhurru Ma’asmihi Syai’un fil Ardhi wa Laa fis Sama’i wa Huwas Sami’ul ‘Alim.” (Dengan nama Allah Yang bersama NamaNya sesuatu apa pun tidak akan celaka baik di bumi dan di langit. Dialah Maha Medengar lagi maha Mengetahui.)

6- Doa Terbaik untuk Depresi

“La ilaha illa anta subhanaka inni kuntu mina adhalimiin.” (Tidak ada tuhan selain-Mu. Maha Suci Engkau. Sungguh, aku ini sudah berlaku zalim.)

7- Doa Terbaik untuk Ketenangan Hati

“La hawla wa la quwwata illa billah” (Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.)

8. – Doa Terbaik untuk Keluar dari Kesulitan Utang

“Allahumma robbas-samaawaatis sab’i wa robbal ‘arsyil ‘azhiim, robbanaa wa robba kulli syai-in, faaliqol habbi wan-nawaa wa munzilat-tawrooti wal injiil wal furqoon. A’udzu bika min syarri kulli syai-in anta aakhidzum binaa-shiyatih. Allahumma antal awwalu falaysa qoblaka syai-un wa antal aakhiru falaysa ba’daka syai-un, wa antazh zhoohiru fa laysa fawqoka syai-un, wa antal baathinu falaysa duunaka syai-un, iqdhi ‘annad-dainaa wa aghninaa minal faqri.”

(Ya Allah, Rabb yang menguasai langit yang tujuh, Rabb yang menguasai ‘Arsy yang agung, Rabb kami dan Rabb segala sesuatu. Rabb yang membelah butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah, Rabb yang menurunkan kitab Taurat, Injil dan Furqan (Al-Qur’an). Aku berlindung kepadaMu dari kejahatan segala sesuatu yang Engkau memegang ubun-ubunnya (semua makhluk atas kuasa Allah). Ya Allah, Engkau-lah yang awal, sebelum-Mu tidak ada sesuatu. Engkaulah yang terakhir, setelahMu tidak ada sesuatu. Engkau-lah yang lahir, tidak ada sesuatu di atasMu. Engkau-lah yang Batin, tidak ada sesuatu yang luput dari-Mu. Lunasilah utang kami dan berilah kami kekayaan (kecukupan) hingga terlepas dari kefakiran.” (HR. Muslim no. 2713) []

8 Doa Terbaik yang Diajarkan Nabi - Islampos

5. 8 Renungan Pagi
by Adam
8 Renungan Pagi
Oleh: Dedi Juhari – Purwakarta

1. SAAT bangun tidur, kita menemukan dua hadiah yang sangat besar setiap pagi: kedua mata kita.
2. Mulailah pagi ini dengan senyum. Senyuman adalah awal sebuah hari yang positif.
3. Jika Anda ingin membangun semua mimpi Anda, hal pertama yang harus Anda lakukan adalah bangun pagi bahkan sebelum Shubuh.
4. Hidup itu seperti sungai yang mengalir. Anda tak akan bisa menyentuhnya dua kali, karena air sungai mengalir dan tak akan pernah melewati Anda lagi. Jadikan pagi ini penuh dengan keberkahan dengan senantiasa mengingat-Nya (ayo dzkir pagi matsurat)
5. Shalat dan doa, keduanya tak terlihat. Tapi keduanya membuat yang tak mungkin jadi mungkin. Mulailah dengan shalat dan doa Anda di pagi hari.

6. Pagi ini, saya mendoakan Anda semua:
Hati yang jauh dari kesedihan
Pikiran yang jauh dari kekhawatiran
Hidup yang penuh dengan kesyukuran
Badan yang penuh dengan kesehatan
dan semangat yang penuh dengan keberkahan dari Allah SWT
7. Kebahagiaan, kesulitan, kesukseksan, kekecewaan atau kegagalan, kita tak pernah tahu mana yang akan kita hadapi hari ini. Namun kita harus yakin, semuanya akan baik-baik saja sepanjang kita berpegang pada Allah SWT. Jagalaha Allah, maka Allah akan menjagamu.
8. Syukurilah hari ini dengan masih bisa menghirup udara pagi yang segar. Nikmat manalagi yang kaudustakan? []
Kirim RENUNGAN Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word
8 Renungan Pagi - Islampos

6. Ancaman Besar bagi Pelaku Zina
by Ralda Rizmainun Farlina
Ancaman Besar bagi Pelaku Zina
IMAM Ahmad berkata, “Menurutku, tidak ada dosa yang lebih besar, setelah pembunuhan, daripada zina.” Ia berdalil dengan hadis yang diriwayatkan dari ‘Abdullah ibn Mas’ud r.a. bahwa ia bertanya, “Wahai Rasulullah, dosa apakah yang paling besar?” Nabi saw. menjawab, “Menyekutukan Allah padahal Dialah yang telah menciptakanmu.” “Lalu apa?” tanyanya lagi. Beliau menjawab, “Engkau membunuh anakmu karena takut (kekurangan) makan bersamamu.” “Setelah itu apa?” tanyanya kembali. “Engkau berzina dengan istri tetanggamu,” ujar beliau. Allah kemudian menurunkan firman-Nya untuk membenarkan itu, “yaitu yang tidak menyambah tuhan selain Allah, tidak membunuh yang Allah haramkan kecuali dengan alasan yang benar, dan tidak berzina,”.

Nabi saw. menyebutkan dosa terbesar dari setiap jenis agar jawabannya sesuai dengan pertanyaan penanya. Karena penanya bertanya tentang dosa terbesar, Nabi saw. memberikan jawaban yang mencakup jenis lainnya berikut dosa tersebut dari tiap-tiap jenis.

Syirik terbesar adalah menjadikan sekutu bagi Allah. Pembunuhan terbesar adalah membunuh anak sendiri karena takut si anak ikut makan dan minum bersama pelaku. Perzinaan terbesar adalah berzina dengan istri tetangga. Karena, berzina dengan istri tetangga membuat bahaya zina semakin besar dan semakin besar hak yang dilanggar.

Dosa dan hukuman zina dengan wanita bersuami lebih besar daripada zina dengan wanita tak bersuami sebab pelaku telah melanggar kehormatan sang suami, merusak ladang sang suami, mengaitkan nasab kepada si wanita padahal si wanita bukan milik pelaku. Jadi, jelaslah dosa dan kejahatan zina tersebut lebih besar daripada berzina dengan wanita tak bersuami.

Bahkan, zina dengan seratus wanita tak bersuami lebih ringan dalam pandangan Allah daripada zina dengan istri tetangga karena jika suami si wanita adalah tetangga, dosa zina ditambah dengan dosa melanggar kehormatan tetangga. Sang pelaku telah menyakiti tetangganya dengan perlakuan yang paling menyakitkan.

Nabi saw. bersabda, “Tidaklah masuk surga orang yang tetangganya tidak merasa aman dari perlakuan buruknya.” Tidak ada kejahatan yang lebih buruk daripada zina dengan istri tetangga.

Jika wanita yang dizinai masih keluarga pelaku sendiri, ia telah memutuskan hak kekerabatannya. Jika ia sudah berkeluarga, dosanya bertambah. Jika ia sudah berusia lanjut, dosanya semakin bertambah dan termasuk di antara tiga orang yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat, tidak disucikan, dan mendapat siksa yang pedih.

Apabila perzinaan dilakukan pada bulan suci, di kota suci atau di waktu yang Allah muliakan, seperti waktu-waktu shalat dan waktu-waktu istijabah, dosanya semakin berlipat lagi. Karena itu, perhatikanlah baik-baik bahaya dosa berikut tingkat dan hukumannya. []

Ancaman Besar bagi Pelaku Zina - Islampos

7. Apakah Hukum Melafazkan Niat dalam Shalat?
by Mila
Belum Baca Al-Fatihah, Apa Sudah Bisa Dibilang 1 Rakaat dalam Shalat Jamaah?
TANYA: Ustadz, apa hukumnya melafalkan niat shalat?

Jawaban:  Syekh Abu Bakar al-Jaza’iri menyebutkan dalam al-Fiqh ‘ala al-Madzahib al-Arba’ah: Sesungguhnya yang dianggap dalam niat itu adalah hati, ucapan lidah bukanlah niat, akan tetapi membantu untuk mengingatkan hati, kekeliruan pada lidah tidak memudharatkan selama niat hati itu benar, hukum ini disepakati kalangan Mazhab Syafi’I dan Mazhab Hanbali.

Sedangkan menurut Mazhab Maliki dan Hanbali -lihat menurut kedua Mazhab ini pada Mazhab Maliki dan Hanafi: Melafazkan niat tidak disyariatkan dalam shalat, kecuali jika orang yang shalat itu was-was.
Mazhab Maliki: Melafazkan niat itu bertentangan dengan yang lebih utama bagi orang yang tidak waswas, dianjurkan melafazkan niat bagi orang yang was-was.
Mazhab Hanafi: Melafazkan niat itu bid’ah, dianggap baik untuk menolak was-was. []
Sumber: 77 Tanya-Jawab Seputar Shalat/Disusun Oleh: H. Abdul Somad, Lc., MA./S1 Al-Azhar, Mesir. S2 Darul-Hadits, Maroko./Dosen Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Apakah Hukum Melafazkan Niat dalam Shalat? - Islampos

8. Apakah Pezina dan Pencuri Bisa Masuk Surga?
by yudi
tsabit ibn qais
SUATU ketika Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang memiliki keimanan yang kuat bahwa tiada yang patut disembah selain Allah, maka surga baginya.”

Abu Dzar terkejut dan dia bertanya, “Wahai utusan Allah! Setelah memiliki iman seperti itu, seseorang dapat masuk surga meski dia melakukan zina dan pencurian?”

BACA JUGA: Tangisan Rasulullah ﷺ 

Nabi bersabda, “Ya, dia akan masuk surga.”

Kemudian kedua kalinya Abu Dzar mengajukan pertanyaan yang sama, “Wahai utusan Allah! Dapatkah seseorang masuk surga meski dia melakukan zina dan pencurian?”

Nabi kembali bersabda, “Ya, dia akan masuk surga.” 

Ketiga kalinya Abu Dzar kembali bertanya dengan heran pertanyaan yang sama, “Wahai utusan Allah! Dapatkah seseorang masuk surga meski dia melakukan zina dan pencurian?”

BACA JUGA: Shalat Dhuha Rasulullah ﷺ

Kali ini Nabi menjawab. “Ya, orang itu akan masuk surga, meski Abu Dzar tidak mau dan tidak menyukainya.”

Setelah Nabi wafat, ketika Abu Dzar meriwayatkan hadis ini, dia selalu menyebutkan dengan senang hati kalimat tersebut, “Siapa yang pernah beriman kepada satu Allah, akan masuk surga, bahkan jika Abu Zar tidak mau dan tidak menyukainya.” []

Apakah Pezina dan Pencuri Bisa Masuk Surga? - Islampos

9. Bagaimana Cara Niat Mengqadha Shalat?
by Sodikin
Cara Duduk Tasyahud Akhir Shalat Dua Rakaat
SELURUH ulama sepakat bahwa apapun latar belakang yang mendasari seseorang meninggalkan shalat fardhu, baik karena sengaja atau karena ada udzur yang syar’i, maka kewajiban untuk menggantinya tetap berlaku. Oleh karena itu tidak ada bedanya dalam urusan tata cara menggqadha’nya.

Umumnya para ulama sepakat bahwa menggaqadha’ shalat itu wajib segera dikerjakan, begitu seseorang telah terlepas dari udzur yang menghambatnya.


Misalnya, ketika terlewat gara-gara tertidur atau terlupa, maka wajib segera mengerjakan shalat begitu bangun dari tidur atau teringat. Dan hal ini juga berlaku buat orang yang secara sengaja meninggalkan shalat fardhu tanpa udzur. 

Lalu, bagaimana cara niat mengqadha shalat? Berikut video penjelasannya yang kutip dari Rumah Fiqih.

10. Baju Terkena Najis Saat Shalat, Bagaimana?
by Ari Cahya Pujianto
shalat tanpa al-fatihah
DALAM kondisi tertentu seringkali kita kesulitan untuk menemukan baju bersih untuk melaksanakan shalat. Sedang, kita tahu bahwa shalat itu berhadapan dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tentu kita akan merasa malu jika berada dalam keadaan kotor berkomunikasi dengan-Nya.
Jika dalam kondisi tertetu, seseorang menggunakan pakaian bernajis dalam melaksanakan shalat, bagaimana? Mengingat, dirinya tidak memiliki baju lain yang bersih untuk digunakan. Dan mencari pinjaman kepada yang lain pun tidak bisa. Sedang waktu shalat sudah hampir habis.
Ketika dihadapkan pada kondisi, hanya punya pakaian yang terkena najis dan tidak memungkinkan untuk membersihkannya, sementara waktu shalat akan habis, maka dia dihadapkan pada tiga pilihan; shalat dengan pakaian najis, shalat dengan tidak menutup aurat atau menunggu sampai mendapat pakaian suci, sekalipun di luar waktu shalat
Dan semua pilihan ini kondisinya sama, dia shalat dengan keadaan tidak memenuhi salah satu syarat shalat. Karena itu, pilihan yang diberikan adalah dengan mengambil kondisi yang paling ringan.
Dari ketiga syarat di atas, batasan waktu, suci dari najis, dan menutup aurat, dikelompokkan menjadi dua:
1. Syarat yang terkait dzat shalat, itulah batasan waktu shalat. Artinya, shalat tidak dinilai terselenggara ketika dia dilakukan di luar waktu. Tidak disebut shalat shubuh jika tidak dilakukan di waktu subuh, sebagaimana tidak disebut haji, jika dilakukan di luar bulan haji.
2. Syarat yang terkait penyempurna shalat, itulah syarat terkait pakaian dan kesucian. Artinya, shalat tetap terselenggara, sekalipun dia tidak terhitung sempurna. (Simak Bada’i as-Shana’i, 1/117).
Pertama, dia shalat dengan pakaian najis, tapi nanti mengulang jika mendapat pakaian suci Ini merupakan pendapat ulama Hambali dan Malikiyah. Sebagaimana, Ibnu Qudamah mengatakan, “Siapa yang hanya memiliki pakaian najis, maka dia boleh shalat dengan pakaian najis itu, dan dia ulang (setelah dapat yang suci), berdasarkan keterangan Imam Ahmad,” (al-Muqni’ ma’a as-Syarh, 1/316).
Kedua, dia shalat tanpa menutup aurat, sekalipun harus telanjang, dan tidak perlu diulang. Ini merupakan madzhab Imam as-Syafii dan syafiiyah. Sebagaimana, Imam as-Syafii mengatakan, “Jika pakaiannya terkena najis, sementara dia tidak memiliki air untuk membersihkannya, maka dia shalat dengan telanjang, dan tidak perlu diulang. Dia tidak boleh shalat dengan pakaian najis sama sekali,” (al-Umm, 1/57).
Ketiga, jika najisnya kurang dari ¾ pakaiannya, dia shalat dengan memakai baju najis. Dan jika melebihi ¾ dari pakaiannya maka boleh memilih antara shalat sambil telanjang atau shalat dengan pakaian najis. Dan tidak perlu mengulang shalatnya. Ini merupakan pendapat madzhab hanafi.
Al-Kasani – ulama hanafi – mengatakan, “Jika ¼ pakaian yang dia kenakan itu suci, dia tidak boleh shalat dengan telanjang. Namun wajib baginya untuk shalat dengan pakaian itu. Karena suci ¼ ke atas, sifatnya kesempurnaan.”
Lalu beliau mengatakan, “Jika pakainnya semuanya najis atau bagian yang suci kurang dari 1/4 maka dia punya pilihan, menurut pendapat Abu Hanifah dan Abu Yusuf. Dia boleh shalat dengan telanjang, boleh juga shalat dengan pakaian najis. Namun shalat dengan pakaian najis lebih afdhal. Kata Muhammad bin Hasan (murid senior Abu Hanifah). Shalat tidak sah, kecuali dengan memakai pakaian,” (Bada’i as-Shana’i, 1/117).
Dan pendapat yang lebih mendekati adalah dia shalat dengan pakaian najis. Karena jika ada 2 madharat, maka dipilih madharat yang lebih sempit dampaknya. Shalat berpakaian najis, hanya berdampak pada diri orang yang shalat. Sementara shalat dengan telanjang, berdampak pada dirinya dan orang lain yang melihat. Dan dianjurkan mengulangi sebagai bentuk kehati-hatian. Wallahu ‘alam. []
SUMBER: KONSULTASISYARIAH
Baju Terkena Najis Saat Shalat, Bagaimana? - Islampos

11. Belajarlah dari Kisah Zina Bunga
by Mila
Apakah Saya akan Masuk Surga, Jika Melakukan 2 Hal Ini?
Perkenalkan sebut saja namanya Bunga. Usianya sekarang 19 tahun. Baru lulus SMA dia tidak melanjutkan kuliah. Ia memilih untuk bekerja. Semasa bersekolah, Bunga memiliki seorang teman special. Katakanlah ‘pacar’. Bunga sudah menjalin hubungan yang sangat lama, bertahun-tahun dia lewati harinya dengan status berpacaran itu.

Dari yang awalnya berpegangan tangan, berciuman, sehingga keimanan keduanya bagai tertelan ombak, dan akhirnya zina pun tidak dapat dihindari lagi. Mereka tidur bersama walaupun belum menikah.

Selang beberapa waktu, lelaki pilihan Bunga memintanya untuk melakukan lagi. Atas dasar cinta dan rayuan dari lelaki itu, Bunga pun tidak bisa menolak. Dan terulang kembali hal yang sangat dibenci oleh Allah. Bukan ketenangan hati yang Bunga rasakan saat janji manis ingin menikahi terus dilontarkan tetapi saat itu usia lelakinya masih belum siap, dan pada akhirnya apa yang terjadi?

Bunga mulai ingat kepada Allah, ingat akan semua dosanya dan ingin mengajak lelakinya kembali ke jalan Allah. Tetapi penolakan demi penolakan selalu Bunga dapatkan. Lelaki itu belum dibukakan pintu hatinya untuk kembali kepada Allah. Sampai tiba masanya dimana Bunga terpuruk dalam kesendiriannya.

Tak lama setelah itu, Bunga dikenalkan oleh sosok lelaki dewasa, yang agamanya bisa diperhitungkan.

Perkenalan itu terjadi secara tidak sengaja dan terjadi cukup singkat. Seperti ada keyakinan jika lelaki dewasa ini bisa membimbing Bunga dan menjadikan Bunga wanita yang lebih baik lagi. Dari keyakinan itu Bunga menceritakan bahwa masa lalunya dipenuhi hal yang kelam.

Hal yang tak mungkin bisa diterima oleh semua orang, tapi dengan nada pelan, lelaki dewasa itu menjawab “Tak ada manusia yang sempurna, masa lalu boleh kelam, asal mau berusaha lebih baik untuk masa depan.”
Saat itu Bunga merasa sangat beruntung, telah datang lelaki soleh yang mau menerimanya dengan segala kekurangannya.
Belajarlah dari Kisah Zina Bunga - Islampos

12. Bolehkah Berdoa Agar Panjang Umur?
by Saad Saefullah

Ubay bin Ka'ab
ULAMA berbeda pendapat dalam hal ini. Sebagian membolehkannya, sebagian lagi melarang.

Yang melarang berdalil dengan hadis riwayat Ummu Habibah, salah seorang istri Nabi. Ia pernah berdoa, “Ya Allah! Bahagiakanlah aku dengan menjadi istri Rasulullah, serta dengan Abu Syfan dan saudaraku Mu’awiyah.”

Mendengar itu Nabi SAW berkata, “Sungguh engkau telah meminta kepada Allah ajal yang telah ditentukan, hari-hari yang telah ditetapkan dan rizki yang telah terbagi. Sesuatu tak akan dipercepat sebelum waktunya. Seandainya engkau memohon kepada Allah agar engkau terhindar dari azab neraka atau azab kubur, niscaya itu lebih baik dan lebih utama,” (HR. Imam Ahmad).

Imam an-Nawawi mengomentari hadis tersebut bahwasanya hadis ini diketahui tidak bolehnya berdoa agar dipanjangkan umurnya. Namun jika ada yang bertanya apakah hikmah dari larangan berdoa panjang mur? Mengapa pula memohon terhindar dari azab kubur lebih disukai? Jawaban dari kedua pertanyaan tersebut adalah bahwa umur telah ditetapkan. Namun berdoa agar terhindar dari azab api neraka dan azab kubur adalah ibadah

Ada lagi yang bertanya: Bukankah kita bertawakal pada segala ketentuan Allah? Jawabannya, berbuatlah! Karena segala sesuatu telah dimudahkan urusannya.

Berdoa panjang umur tidak termasuk ibadah. Seperti halnya, tidak baik meninggalkan shalat, puasa dan dzikir hanya karena bertwakal atas takdir Allah. Wallahu a’lam. []

Sumber: Manajemen Umur/karya: Muhamad bin Ibrahim an-Nu’aim/penerbit:Pustaka at-tazkia
https://www.islampos.com/bolehkah-berdoa-agar-panjang-umur-2-142820/?

13. Bolehkah Wanita Shalat tanpa Mukena?
by Mila
Kalau Wanita Jadi Imam Shalat, maka …
SEBAGAI seorang perempuan, tentunya kita harus lebih memahami terlebih dahulu antara memakai mukena dengan menutup aurat. Seorang wanita bisa menutup aurat dengan model pakaian apapun, meskipun wujudnya bukan berupa mukena. Asalkan pakaian yang ia pakai menutup semua aurat, dari ujung rambut hingga kaki, selain wajah dan telapak tangan.

Kemudian, termasuk syarat sah shalat bagi wanita adalah menutup seluruh auratnya. Terdapat sebuah hadis dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَا يَقْبَلُ اللَّهُ صَلَاةَ امْرَأَةٍ قَدْ حَاضَتْ إِلَّا بِخِمَارٍ

“Allah tidak menerima shalat wanita yang telah baligh, kecuali dengan memakai jilbab.” (HR. Ahmad 25167, Abu Daud 641, Ibnu Khuzaimah no. 775 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).

Dari keterangan di atas, seorang wanita dibolehkan shalat tanpa memakai mukena, namun dia harus tetap menutup aurat sesuai syariat, dengan model pakaian apapun. []
Bolehkah Wanita Shalat tanpa Mukena? - Islampos

14. Di Akhir Zaman, Ini Dia 4 Perilaku yang Menyelamatkan
by Adam
nabi sulaiman wafat 
AKHIR zaman merupakan waktu yang paling ditakuti kedatangannya oleh setiap orang. Di mana pada saat itu bencana yang begitu dahsyat datang menimpa. Setiap muslim tidak ingin merasakan hal itu. Karena, di dalam suatu riwayat dikatakan bahwa pada saat itu yang tersisa hanyalah orang-orang yang ingkar saja terhadap Tuhannya.

Namun demikian, akhir zaman yang datang melanda pasti akan menimpa setiap orang. Hanya, yang ini terasa lebih ringan dengan hanya menimpa perorangan saja, yakni kematian. Sebelum hal itu terjadi pada kita, maka kita harus bisa mempersiapkan diri. Lalu, apa yang harus dipersiapkan?

Untuk menjemput kematian, maka siapkanlah diri kita dengan beberapa bekal yang akan menyelamatkan di akhir zaman kelak. Apa sajakah itu? 

1. Menjaga mulut 

Menjaga mulut atau lebih tepatnya lisan merupakan suatu perkara penting. Lidah manusia itu tidak bertulang, maka begitu mudah untuknya mengelurkan perkataan-perkataan sesuka hatinya. Maka, jika tidak dibarengi dengan rasa iman dan tingkat pemahaman yang tinggi akan bahayanya lisan, boleh jadi mulut ini akan menyakiti orang lain. Dan itulah yang menjadi penghambat kita di akhirat kelak.

2. Sebarkan salam

Mengucapkan salam mungkin terlihat enteng. Tapi, banyak orang yang meninggalkannya. Padahal, di dalam salam itu terdapat doa keselamatan. Yang tentunya, jika diucapkan itu saa saja kita tengah minta keselamatan kepada Allah SWT, baik untuk diri kita maupun orang lain.

3. Menjaga silaturahim 

Semakin banyak kerabat, maka semakin diluaskan rezeki. Itulah salah satu keutamaan silaturahim. Ternyata, silaturahim pun dapat menjaga diri kita di akhirat kelak. Karena kita telah menyambung persaudaraan dengan sesama muslim.

4. Shalat malam

Ketika orang sedang tertidur pulas, dan kita terbangun untuk bersembahyang kepada Allah SWT, maka Allah janjikan kenaikan derajat kita. Walau pun memang cukup sulit untuk pemula, namun tidak ada salahnya terus mencoba. Karena, ketika telah terbiasa, maka tanpa menggunakan bantuan alat untuk membangunkan tidur kita pun, kita sudah bisa bangun dengan sendirinya di tengah malam. Wallahu ‘alam. []

Sumber: Disarikan dari materi ceramah Ustadz Jumatin

15. Di Akhir Zaman, Zina Dilakukan di Jalanan
by Saad Saefullah
Di Akhir Zaman, Zina Dilakukan di Jalanan
SAAT ini perzinaan merebak di mana-mana. Jika dulu kita mendengar zina terjadi hanya di televisi atau membaca di koran, sekarang kita mendengarnya di sekeliling kita.

Menjelang hari kiamat, setelah manusia melewati zaman keemasan (dengan turunnya Nabi Isa Alaihisalam dan dipimpinnya manusia oleh al-Mahdi), manusia memang akan hidup dalam kondisi yang seburuk-buruknya, layaknya binatang.

Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam menceritakan tentang peristiwa itu sebagaimana yang diriwayatkan Abu Hurairah Radhiyyalahu’ Anhu: “Demi Dzat yang jiwaku di tangan-Nya, umat ini tidak akan punah, sampai ada laki-laki mendatangi perempuan, lalu menyetubuhinya di jalan. Lantas orang yang terbaik pada saat itu adalah yang mengatakan: ‘Alangkah baiknya jika kamu bersembunyi di balik tembok ini.” (H.R Abu Ya’la)

Inilah puncak kebejatan manusia dalam perzinaan yang akan terulang kembali di akhir zaman, pasca wafatnya Nabi Isa Alaihisalam dan Imam Mahdi. Manusia akan kembali ke zaman jahiliyah, bahkan lebih buruk lagi. Orang-orang yang tidak waras akan melakukan hubungan badan layaknya binatang secara terang-terangan, di jalanan, di jembatan, di tempat terbuka dan banyak ditonton orang.

Parahnya lagi, orang-orang terbaik saat itu tidak mampu berkomentar apa-apa saat menyaksikannya, selain menghimbau agar pelaku zina di tempat itu menyingkir dan melakukannya di di tempat yang agak tertutup.

Bahkan, ada di antara orang terbaik saat itu yang melihatnya juga tertarik untuk melakukan perbuatan bejat tersebut, namun hati nuraninya meminta dirinya untuk melakukannya di tempat yang tersembunyi. Jika demikian adalah manusia terbaik saat itu, bagaimana dengan manusia bejatnya?

Rasulullah Shallallahu’ Alaihi Wassalam bersabda : “Dan yang tersisa adalah seburuk-buruk manusia, mereka melakukan hubungan intim di dalamnya bagaikan keledai, maka pada merekalah kiamat akan terjadi.” (H.R Muslim). []

Di Akhir Zaman, Zina Dilakukan di Jalanan - Islampos

16. Dunia Istri Bukan cuma Sumur, Dapur dan Kasur
by Eneng Susanti
Harus Masak, Ummahat?
JIKA suami merupakan kepala keluarga, maka istri merupakan leher yang menentukan ke mana arah kepala bergerak. Pada dasarnya seorang istri lebih detil dalam mengurus keuangan keluarga.

Oleh karena itu, di dalam rumah tangga, istri seringkali berperan sebagai orang yang memegang tanggung jawab mengelola keuangan keluarga. Suami boleh jadi pintar dalam hal memperoleh uang tetapi harus diimbangi dengan istri yang juga pandai mengatur uang sehingga kondisi keuangan

Adapun peranan istri yang mengelola keuangan keluarga antara lain sebagai berikut:
  1. Mengatur keseimbangan cash flow, baik cash flow bulanan maupun tahunan. Langkah awalnya dengan cara mencatat penghasilan dan pengeluaran. Dengan memiliki pencatatan, akan diketahui jelas ke mana saja penghasilan terpakai, seberapa besar pengeluaran rutin dan pribadi serta cicilan utang (jika ada). Alokasikan pendapatan ke dalam pos-pos pengeluaran dengan bijak sehingga memiliki sisa. Cash flow yang sehat memiliki sisa minimal 10% yang dapat dialokasikan untuk tabungan atau investasi.
  2. Memiliki kemampuan menentukan skala prioritas. Contoh sederhananya adalah dapat membedakan mana yang kebutuhan dan mana yang hanya sekadar keinginan (needs or wants). Hal ini dapat diimplementasikan dalam pengaturan pengeluaran rutin bulanan. Dahulukan apa saja yang benar-benar menjadi kebutuhan.
  3. Mengalokasikan sisa cash flow untuk ditabung atau investasi. Sisa cash flow dapat ditabung untuk tujuan finansial jangka pendek (idealnya di bawah tiga tahun) atau diinvestasikan jika memiliki tujuan jangka menengah atau jangka panjang. Agar tidak ketinggalan dalam hal investasi, wanita dapat memanfaatkan berbagai akses informasi untuk menambah pengetahuannya.
  4. Cermat mengelola aset yang sudah dimiliki dan terus mengasah kemampuan untuk membuat aset tersebut berkembang dan menjadi optimal sesuai tujuan finansial keluarga. Hal ini bisa didapat melalui pengalaman anggota keluarga lainnya maupun orang lain yang sudah berpengalaman.
  5. Perempuan yang cerdas dalam mengelola keuangan keluarga akan memberi dampak besar bagi kelangsungan hidup dan kesejahteraan keluarganya. Telah banyak contoh kasus keluarga yang terlibat masalah keuangan akibat suami atau istri yang berperilaku tidak bijak terhadap uang yang dimiliki.
Nah, berarti salah besar kalau kehidupan seorang istri hanya berputar di sumur, dapur, dan kasur saja. []

SUMBER: RUANG MUSLIMAH
Dunia Istri Bukan cuma Sumur, Dapur dan Kasur - Islampos

17. Empat Siksa Mengerikan bagi Pelaku Zina di Akhirat Kelak
by yudi
Siksa bagi Pelaku Zina
PERBUATAN zina merupakan dosa yang sangat besar. Namun hal itu tidak menjadikan manusia takut untuk melakukan zina. Seperti kita lihat sekarang ini, perbuatan zina semakin marak terjadi. Bahkan, bukan lagi di tempat khusus, yang dilakukan oleh orang yang memang bekerja sebagai pelacur. Para remaja pun banyak yang melakukan hal keji ini.

Harus kita pahami, siapa saja yang berbuat dosa zina akan mendapatkan balasannya. Sedikitnya, pezina akan memperoleh empat siksaan:

1. Tidak akan diajak bicara Allah di hari kiamat

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda, “Tiga orang yang tidak akan diajak berbicara oleh Allah pada hari kiamat dan tidak akan dilihat serta disucikan, pun bagi mereka adzab yang pedih; seorang tua yang berzina, raja yang pendusta, dan orang miskin yang congkak,” (Diriwayatkan Muslim, An-Nasa’i, dan Ibnu Mandah dari Abu Hurairah).


2. Kekal di dalam Neraka 

Abdullah bin Mas’ud berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullahshalallahu alaihi wasallam, ‘Apakah dosa yang paling besar di sisi Allah Ta’ala?’ Beliau menjawab, ‘Yaitu kamu menjadikan sekutu bagi Allah padahal Dialah yang menciptakanmu.’ Sungguh itu sangatlah besar. ‘Lalu apa lagi?’ tanyaku kembali. Beliau menjawab, ‘Yaitu kamu membunuh anakmu karena takut kelak ia makan bersamamu.’ ‘Lalu apa lagi,’ tanyaku lagi. Beliau menjawab, ‘Yaitu kamu berzina dengan kekasih (maksudnya istri) tetanggamu.’

Maka Allah Ta’ala menurunkan pembenaran dari sabda beliau dengan firman-Nya, ‘Dan orang-orang yang tidak menyembah ilah yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan yang benar, dan tidak berzina, barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan dilipatgandakan adzab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam adzab itu dalam keadaan terhina, kecuali siapa saja yang bertaubat’,” (Al-Furgan: 68-70) [Diriwayatkan Ahmad, An-Nasa’i, dan Ibnu Hibban dengan lafal ini. Dan diriwayatkan Al-Bukhari, Muslim, An-Nasa’i, Ibnu Hibban, dan Ahmad, tanpa menyebut ayat ini]. 

Lihatlah, dari riwayat hadis di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa Allah Ta’ala telah menyertakan penyebutan perbuatan zina dengan istri tetangga masuk dalam dosa besar selain menyekutukan Allah dan membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah untuk dibunuh kecuali dengan alasan yang dibenarkan syara’.

3. Dijilat api neraka

lmam Bukhari meriwayatkan hadis tidur Nabi shalallahu alaihi wasallam yang diriwayatkan oleh Samurah bin Jundub. Dalam hadis itu disebutkan bahwa beliau shalallahu alaihi wasallam didatangi oleh malaikat Jibril dan Mikail.

Beliau berkisah, “Kami berangkat pergi sehingga sampai di suatu tempat semisal ‘tannur’ bagian atasnya sempit sedangkan bagian bawahnya luas. Dari situ terdengar suara gaduh dan ribut-ribut. Kami menengoknya, ternyata di situ banyak laki-laki dan perempuan telanjang. Jika mereka dijilat api yang ada di bawahnya mereka melolong oleh panasnya yang dahsyat. Aku bertanya, ‘Wahai Jibril, siapakah mereka?’ Jibril menjawab, ‘Mereka adalah para pezina perempuan dan laki-laki. Itulah adzab bagi mereka sampai tibanya hari kiamat’,” (Diriwayatkan Al-Bukhari, Ibnu Hibban, Ath-Thabrani, dan Ahmad, dalam hadist panjang dari Samurah).

Para ulama berkata, “Ini adalah hukuman bagi pezina perempuan dan laki-laki yang masih bujang, belum menikah di dunia. Jika sudah menikah walaupun baru sekali seumur hidup, maka hukuman bagi keduanya adalah dirajam dengan bebatuan sampai mati. Demikian pula telah ternaskan dalam hadis dari Nabi bahwasanya jika hukuman qishash ini belum dilaksanakan bagi keduanya di dunia dan keduanya mati dalam keadaan tidak bertaubat dari dosa zina itu, niscaya keduanya akan diadzab di neraka dengan cambuk api.” 

Dalam kitab Zabur tertulis, “Sesungguhnya para pezina itu akan digantung pada kemaluan mereka di neraka dan akan disiksa dengan cambuk besi. Maka jika mereka melolong karena pedihnya cambukan, malaikat Zabaniyah berkata, ‘Ke mana suara ini ketika kamu tertawa-tawa, bersuka ria dan tidak merasa diawasi oleh Allah serta tidak malu kepada-Nya’.”

4. Ditempatkan di pintu neraka paling busuk baunya

Tentang tafsir bahwa Jahannam itu ‘ia memiliki tujuh pintu‘ (Al-Hijr: 44), Atha’ berkata, “Pintu yang paling hebat panas dan sengatannya dan yang paling busuk baunya adalah pintu yang diperuntukkan bagi para pezina yang berzina setelah mereka tahu keharamannya.”

Makhul ad-Dimasyqiy berkata, “Para penghuni neraka mencium bau busuk berkata, ‘Kami belum pernah mencium bau yang Iebih busuk dari bau ini.’ Dijelaskan kepada mereka, ‘ltulah bau kemaluan para pezina’.”

Ibnu Zaid, salah seorang imam dalam bidang tafsir berkata, “Sesungguhnya bau kemaluan para pezina itu benar-benar menyiksa para penghuni neraka.”

Begitu pedihnya siksaan yang akan diterima bagi para pezina. Maka, jika Anda sudah terjerumus pada perbuatan itu, sebelum terlambat, segeralah bertaubat. Taubatlah dengan sesungguh-sungguhnya taubat. Yakni menyesali dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Yakinlah, Allah itu Maha Penerima Taubat. []

Empat Siksa Mengerikan bagi Pelaku Zina di Akhirat Kelak - Islampos

18. Fitnah Akhir Zaman Seperti Malam Gelap Gulita
by Saad Saefullah
rambut yang diusap nabi
“SESUNGGUHNYA, menjelang terjadinya Kiamat ada fitnah-fitnah seperti sepotong malam yang gelap gulita, pada pagi hari seseorang dalam keadaan beriman, tetapi pada sore hari ia menjadi kafir, sebaliknya pada sore hari seseorang dalam keadaan beriman, namun di pagi hari ia dalam keadaan kafir. Orang yang duduk pada masa itu lebih baik daripada yang berdiri, orang yang berdiri lebih baik daripada yang berjalan, dan orang yang berjalan lebih baik daripada orang yang berjalan cepat. Maka, patahkan busur kalian, putus-putuslah tali kalian, dan pukullah pedang kalian dengan batu, jika salah seorang dari kalian kedatangan fitnah-fitnah ini, hendaklah ia bersikap seperti anak terbaik di antara dua anak Adam” (yakni bersikap seperti Habil, jangan seperti Qabil-pent). (HR. Abu Dawud (4259), Ibnu Majah (3961) AI-Fitan, Ahmad (19231), dan Hakim, dishahihkan oleh Al-Albani).

Dalam sebuah hadits disebutkan: “Ketahuilah, sesungguhnya fitnah itu dari sini, fitnah itu dari sini, dari arah terbitnya tanduk setan. (HR, Bukhari (3279) Bad’ul-Khalqi, Muslim Al-Fitan wa Asyrathu’s-Sa’ah.)

Fitnah secara bahasa bisa bermakna ujian, cobaan, bala’, bencana dan siksaan. Pada riwayat di atas Rasulullah memberikan peringatan kepada umatnya agar mewaspadai adanya satu fitnah yang bisa menggoncang keimanan mereka.

Penggambaran fitnah laksana potongan malam yang amat pekat itu menunjukkan betapa berat dan berbahayanya fitnah itu. Ini merupakan peringatan penting bagi setiap muslim, bahwa banyaknya fitnah yang menyebabkan seseorang murtad merupakan tanda dekatnya akhir zaman. Untuk skala lokal, barangkali yang paling nyata adalah fenomena kesulitan hidup, problem ekonomi, kemiskinan dan kesengsaraan yang menyebabkan seseorang dengan mudah menukar agamanya.

Kesulitan hidup karena faktor alam dan politik kotor manusia, seringkali menjerumuskan banyak orang dalam kekufuran. Godaan dunia bisa terjadi dalam bentuk harta, wanita dan kedudukan yang dikemas sedemikian menggiurkan bagi siapapun untuk mencicipinya. Sehingga siapapun yang tidak memiliki ketahanan iman, sangat mungkin merubah imannya dalam bilangan hari.

Adapun dalam skala luas – sebagaimana yang disebutkan dalam riwayat di atas (tentang munculnya fitnah dari timur), maka hal itu telah terbukti dengan realita yang ada. Kawasan timur yang meliputi Khurasan (terkhusus Iraq) merupakan pusat Fitnah. Dari Irak dan kawasan sekitarnya muncul berbagai sekte dan ideologi sesat. Kelompok Mu’tazilah, Khawarij, Syi’ah, Bathiniyyah, Qadariyyah, Jahmiyyah, Mazdakiyyah, Hindu, Budha, Qadiyaniyyah, Baha’iyyah, Ateisme, banyak muncul dari wilayah tersebut. Dan dari sekitar kawasan Timur itu pula kelak akan m uncul Dajjal serta Ya’ juj dan Ma’ juj.

Dalam sejarah para salaf juga membuktikan bahwa negeri kawasan timur (Iraq dan sekitarnya) merupakan ajang bermunculannya fitnah. Salah satu fitnah yang pemah diberitakan oleh Nabi adalah kemunculan Khawarij. Rasulullah  bersabda:

“Akan muncul suatu kaum di akhir zaman, usia mereka muda-muda, pikiran mereka bodoh-bodoh, mereka mengucapkan sebaik-baik ucapan makhluk, tetapi keimanan mereka tidak melampaui tenggorokan, mereka keluar dari agama sebagaimana anak panah yang keluar dari busur. Di mana pun kalian menjumpai mereka, bunuhlah mereka, karena pembunuhan mereka itu berpahala pada hari Kiamat bagi yang membunuh mereka. (HR. Bukhari (6930) Istabatul-Murtaddin dan Muslim (1066) Az-Zakat)

Mereka ini telah muncul sebagaimana yang dilukiskan dalam riwayat -riwayat tersebut dan diperangi oleh Ali,  Demikian pula fitnah dalam bentuk peperangan antara kaum muslimin, sebagaimana yang terjadi antara sahabat Ali, dan Mu’ awiyah juga antara sahabat Ali dan lbunda A’isyah. []

Sumber: 100 Hadits Tentang Nubuat Akhir Zaman/Abdur Rahman Al-Wasithi/Az-Zahra Mediatama/Hal. 15-17/Akhir Zaman

https://www.islampos.com/fitnah-akhir-zaman-seperti-malam-gelap-gulita-142928/?

19. Hukum Mengusap Wajah setelah Berdoa
by yudi
Hukum Mengusap Wajah setelah Berdoa
TERDAPAT beberapa hadits yang datang dalam masalah ini, di antaranya, Al-Imam Abu Dawud –rohimahullah- berkata:

حدَّثنا قتيبةُ بن سعيد، حدَّثنا ابنُ لهيعة، عن حفص بن هاشم بن عتبةَ بن أبي وقاص، عن السائب بن يزيد عن أبيه: أن النبيَّ – صلَّى الله عليه وسلم – كان إذا دعا فرَفَعَ يَدَيْهِ مَسَحَ وَجْهَه بيَدَيْهِ

“Qutaibah bin Said telah menceritakan kepada kami, (dia berkata) Ibnu Lahi’ah telah menceritakan kepada kami, dari Hafsh bin Hasyim bin ‘Utbah bin Abi Waqqosh dari As-Saib bin Yazid dari bapaknya : “Sesungguhnya nabi-shollallahu ‘alaihi wa sallam- apabila berdo’a, beliau mengangkat kedua tangannya dan mengusapkannya ke wajahnya.”
Hadits tersebut di atas dikeluarkan oleh : Abu Dawud : 2/611 No : 1492, Ahmad : 29/462 no : 17943, Ath-Thobrani dalam “Mu’jam Al-Kabir” : 631, Al-Baihaqi dalam “Ad-Da’awat” : 310, Abu Nu’aim Al-Ashbahni dalam “Ma’rifatush Shahabat” : 6614 dan selainnya. Semuanya dari jalan periwayatan : Qutaibah bin Said dengan sanad yang telah disebutkan oleh Abu Dawud di atas.

Hadits di atas sanadnya lemah karena:

1). Hafsh bin Hasyim bin ‘Utbah : majhul
2). Ibnu Lahi’ah dan beliau adalah Abdullah bin Lahi’ah : lemah.

Diriwayatkan pula oleh Abu Dawud dari jalur lain. Beliau –rohimahullah- berkata : Abdullah bin Maslamah telah menceritakan kepada kami, (dia berkata) Abdul Malik bin Muhammad bin Aiman telah menceritakan kepada kami, (dia berkata) dari Abdullah bin Ya’qub bin Ishaq, dari seorang yang telah menceritakan kepadanya dari Muhammad bin Ka’ab Al-Qurthubi (dia berkata) Abdullah bin Abbas –rodhiallohu ‘anhu- telah menceritakan kepadaku, sesungguhnya Rosulullah-shollallahu ‘alaihi wa sallam- telah berkata:

“لا تسْتُروا الجُدُرَ، مَنْ نَظَرَ في كتاب أخيه بغير إذنه فإنما يَنْظُرُ في النار، سَلُوا الله ببُطُونِ أكُفِّكُم، ولا تسألوه بظُهُورِها، فإذا فرغتُم فامْسَحُوا بها وجوهَكُم”

“Janganlah kalian menutupi tembok-tembok dengan kain kalian, barang siapa yang melihat tulisan saudaranya tanpa seizinnya maka sesungguhnya ia telah melihat kepada Neraka, mintalah kepada Allah dengan menengadahkan telapak tanganmu dan jangan meminta dengan belakang telapak tangan dan apabila kalian telah selesai maka usaplah muka kalian dengan keduanya.”

Hadits di atas dikeluarkan oleh Abu Dawud : 1485 dan sanadnya dhoif (lemah). Karena rawi dari Muhammad bin Ka’ab Al-Qurthubi disebutkan secara mubham (tidak disebutkan namanya). Oleh karena itu, Abu Dawud sendiri setelah menyebutkan hadits di atas berkata :

رُوِيَ هَذَا الْحَدِيثُ مِنْ غَيْرِ وَجْهٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ كَعْبٍ كُلُّهَا وَاهِيَةٌ، وَهَذَا الطَّرِيقُ أَمْثَلُهَا وَهُوَ ضَعِيفٌ أَيْضًا

“Hadits ini telah diriwayatkan dari berbagai jalur dari Muhammad bin Ka’ab, seluruhnya lemah. Dan jalur ini, semisal dengannya, ia lemah juga.” [ Sunan Abu Dawud : 2/78 ].

Al-Imam At-Tirmidzi –rohimahullah- telah meriwayatkan dari Umar bin Al-Khathab –rodhiallohu ‘anhu-. Beliau –rohimahullah- berkata : Abu Musa Muhammad bin Al-Mutsanna , Ibrohim bin Ya’qub dan selainnya telah menceritakan kepada kami, (mereka berkata) Hammad bin Isa Al-Juhani telah menceritakan kepada kami, dari Handzolah bin Abi Sufyan Al-Juhami dari Salim bin Abdullah dari bapaknya dari Umar bin Al-Khathab dia berkata :

كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَفَعَ يَدَيْهِ فِي الدُّعَاءِ، لَمْ يَحُطَّهُمَا حَتَّى يَمْسَحَ بِهِمَا وَجْهَهُ قَالَ مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى فِي حَدِيثِهِ: لَمْ يَرُدَّهُمَا حَتَّى يَمْسَحَ بِهِمَا وَجْهَهُ.

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam apabila mengangkat kedua tangannya dalam sebuah doa maka beliau tidak menurunkan keduanya hingga mengusap mukanya dengan keduanya. Muhammad bin Al Mutsanna berkata dalam hadits tersebut; tidak mengembalikan keduanya hingga mengusap wajahnya dengan keduanya.” [ HR. At-Tirmidzi : 3386 ].

Jalur periwayatan hadits di atas lemah. Karena Hammad bin Isa Al-Juhani seorang yang dhoif (lemah) dan dia telah tafarrud (bersendiri) dalam meriwayatkannya. Hal ini telah diisyaratkan oleh At-Tirmidzi –rohimahullah- beliau berkata :

هَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ، لَا نَعْرِفُهُ إِلَّا مِنْ حَدِيثِ حَمَّادِ بْنِ عِيسَى، وَقَدْ تَفَرَّدَ بِهِ وَهُوَ قَلِيلُ الحَدِيثِ

“Ini hadits yang gharib. Kami tidak mengetahuinya kecuali dari jalan hadits Hammad bin Isa. Dan sungguh dia telah bersendiri dengan hadits ini dalam kondisi dia sedikit haditsnya.” [ Sunan At-Tirmidzi : 5/463 cetakan Basyar ].

Hal senada telah diisyarkatkan pula oleh Al-Imam An-Nawawi –rohimahullah- beliau berkata:

BACA JUGA: Shalat Jamak Taqdim dan Takhir, Ini Nih Syaratnya

رواه الترمذي وقال حديث غريب انفرد به حماد ابن عِيسَى وَحَمَّادُ هَذَا ضَعِيفٌ

“Hadits tersebut diriwayatkan oleh At-Tirmidi dan beliau berkata : hadits gharib, Hammad bin Isa telah bersendiri dengannya. Dan Hammad ini adalah seorang rawi yang lemah.” [ Majmu’ Syarhul Muhadzdzab : 3/501 ].

Jalur-jalur hadits di atas, jika dilihat dari sisi tiap jalurnya secara bersendiri adalah dhoif (lemah). Akan tetapi dari jalur-jalur yang lemah tersebut, jika dikumpulkan akan menjadi hasan li ghairihi. Karena setiap yang lemah akan saling menguatkan. Oleh karena itu, hadits ini telah dihasankan oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar –rohimahullah-. Beliau –rohimahullah- berkata :

وَلَهُ شَوَاهِدُ مِنْهَا:حَدِيثُ ابْنِ عَبَّاسٍ: عَنْد أَبِي دَاوُدَ. وَمَجْمُوعُهَا يَقْتَضِي أَنَّهُ حَدِيثٌ حَسَنٌ.

“Ia (hadits Umar bin Al-Khathab) memiliki bebeapa syawahid (penguat) diantaranya : hadits Ibnu Abbas dikeluarkan oleh Abu Dawud. Kesemuanya menunjukkan, sesungguhnya ia merupakan hadits yang hasan (baik).” [ Bulughul Maram : 464 ].

Tahsin (penetapan hukum hasan) Al-Hafidz Ibnu Hajar –rohimahullah- terhadap hadits ini, sudah tepat. Karena hadits di atas, kelemahan seluruh jalan-jalannya tergolong dhoif munjabir (kelemahan ringan yang bisa saling menguatkan). Bukan kelemahan yang parah semisal munkar, atau bahkan palsu.

Al-Allamah Asy-Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Alu Bassam –rohimahullah- beliau berkata :

وله شواهد مجموعها يعضد بعضها بعضاً، وبهذا يقوى الحديث بمجموع طرقه، واختار قوته جمع من العلماء، منهم: إسحاق، والنووي في أحد قوليه، وابن حجر، والمناوي، والصنعاني، والشوكاني، وغيرهم.

“Hadits ini, memiliki berbagai penguat yang kesemuannya, saling menguatkan. Dengan hal ini, maka hadits ini dikuatkan dengan seluruh jalan-jalannya. Penguatan terhadap hadits ini telah dipilih oleh sekelompok para ulama’, diantara mereka : Ishaq bin Rahawaih, An-Nawawi –dalam salah satu pendapatnya-, Ibnu Hajar, Al-Munawi, Ash-Shon’ani, Asy-Syaukani, dan selain mereka.” [Taudhihul Ahkam : 7/557 ].

Al-Imam An-Nawawi –rohimahullah- berkata :

بابُ رَفعِ اليدين في الدعاءِ ثم مَسْحِ الوَجْهِ بهما

“Bab mengangkat tangan dalam berdo’a kemudian mengusap wajah dengan keduanya.”[ Al-Adzkar : 398 ].

BACA JUGA: Rasulullah Tidak Mendapati lagi Waktu Shalat Berikutnya

Al-Imam Al-Munawi –rohimahullah- berkata:

وفيه رد على ابن عبد السلام في قوله لا يمسح وجهه إلا جاهل ومن ثم قيل هي هفوة من عظيم وقد رمز المؤلف لحسنه

“Di dalamnya (hadits Umar bin Al-Khathab) terdapat bantahan kepada Ibnu Abdis Salam dalam ucapannya : “Tidaklah mengusap wajahnya kecuali orang bodoh”. Dari sini dinyatakan : INI KESALAHAN FATAL. Pengarang (Al-Jami’ Ash-Shoghir) telah memberikan rumus terhadap hadits ini untuk kehasanannya (derajatnya hasan).” [ Faidhul Qodir : 1/369 ]. []

Facebook: Abdullah Al Jirani 
Hukum Mengusap Wajah setelah Berdoa - Islampos

20. Ingin Dikabul, Ketika Sujud Berdoalah
by Saad Saefullah
Shalat Sunnah, Lebih Utama di Rumah
SETIAP insan tentu memiliki kebutuhan dan keinginan untuk melengkapi perjalanan hidupnya di dunia. Untuk memenuhinya, tentu membutuhkan perjuangan. Dan perjuangan sebesar apapun tidak akan berhasil tanpa adanya ridha dari Allah SWT. Maka, berdoa menjadi salah satu cara yang paling ampuh untuk kita memohon segala apa yang kita butuhkan dan inginkan pada-Nya.

Meski begitu, terkadang kita merasa doa yang dipanjatkan belum saja dikabul. Nah, selain kita perbanyak istighfar kepada Allah, karena boleh jadi doa belum saa diijabah akibat dosa yang bertumpuk. Kita juga harus bisa mencari waktu yang pas untuk berdoa agar mudah diijabah. Kapankah itu?

Salah satu waktu yang pas bagi kita untuk berdoa ialah ketika sujud. Ya, ketika sujud kita memohon apa yang diinginkan dan dibutuhkan. Sujud terakhir dalam shalat itu paling utama. Mengapa ketika sujud? Sebab, sujud itu lebih mendekatkan kita kepada Allah SWT.

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah ﷺ bersabda, “Keadaan yang paling dekat antara seorang hamba dengan Rabb-nya adalah ketika sujud, maka perbanyaklah doa (ketika sujud),” (HR. Muslim). []

Referensi: Doa, Dzikir dan Ruqyah dari Al-Quran dan As-Sunnah/Karya: DR. Said bin Ali bin Al-Qathani/Penerbit: Aqwam

Ingin Dikabul, Ketika Sujud Berdoalah - Islampos

21. Ini Doa Ketika Hadapi Kesedihan
by yudi
Doa Ketika Hadapi Kesedihan 
KESEDIHAN adalah emosi yang senantiasa muncul dalam setiap diri manusia. Sedih tidak bisa dihindari akan tetapi bagaimana setiap orang bisa mengendalikan kesedihannya. Agar, kesedihan tersebut tidak bertahan lama ataupu ttidak berlebihan. 

Ini doa yang Rasulullah ﷺ ajarkan ketika kesedihan datang menyapa:

اللَّهُمَّ إِنِّي عَبْدُكَ وَابْنُ عَبْدِكَ وَابْنُ أَمَتِكَ نَاصِيَتِي بِيَدِكَ مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِي كِتَابِكَ أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ أَوْ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ أَنْ تَجْعَلَ ال…ْقُرْآنَ رَبِيعَ قَلْبِي وَنُورَ صَدْرِي وَجِلَاءَ حُزْنِي وَذَهَابَ هَمِّي

Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak hamba laki-laki-Mu, dan anak hamba perempuan-Mu. Ubun-ubunku berada di tangan-Mu. Hukum-Mu berlaku pada diriku. Ketetapan-Mu adil atas diriku. Aku memohon kepada-Mu dengan segala nama yang menjadi milik-Mu, yang Engkau namakan diri-Mu dengannya, atau Engkau turunkan dalam Kitab-Mu, atau yang Engkau ajarkan kepada seorang dari makhluk-Mu, atau yang Engkau rahasiakan dalam ilmu ghaib yang ada di sisi-Mu, agar Engkau jadikan Al-Qur’an sebagai penyejuk hatiku, cahaya bagi dadaku dan pelipur kesedihanku serta pelenyap bagi kegelisahanku. (Diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud). []

https://www.islampos.com/ini-doa-ketika-hadapi-kesedihan-143042/?

22. Ini Tata Cara Shalat Jamak dan Qasar
by Rifki M Firdaus
Berapa Jarak Perjalanan yang Membolehkan Buka Puasa?
ADAKALANYA dalam beberapa waktu kita mengadakan perjalanan jauh, misalnya karyawisata, bersilaturahmi, atau keperluan lainnya. Terkadang juga kita mengalami coban berupa sakit sampai-sampai tidak dapat bangun, Hal itu menyebabkan kita sering menjumpai kesulitan untuk melakukan ibadah salat. Padahal salat merupakan kewajiban umat Islam yang tidak boleh ditinggalkan dalam keadaan apapun juga.
Melihat hal ini, ibadah shalat seolah merupakan beban yang memberatkan. Padahal tidaklah demikian. Islam adalah agama yang memberi kemudahan dan keringanan terhadap pemeluknya di dalam rutinitas ibadah kepada Allah swt. Hal ini menandakan kasih sayang Allah kepada umat Islam sedemikian besar dengan cara memberikan rukhsah dalam melaksanakan salat dengan cara jamak dan qasar dengan syarat-syarat tertentu.
Lalu seperti apakah syarat detailnya? Berikut tata cara pelaksanaan shalat jamak dan Qasar:
Salat Jamak
Salat jamak adalah salat yang digabungkan, maksudnya menggabungkan dua salat fardu yang dilaksanakan pada satu waktu. Misalnya menggabungkan salat Duhur dan Asar dikerjakan pada waktu Duhur atau pada waktu Asar. Atau menggabungkan salat magrib dan ‘Isya dikerjakan pada waktu magrib atau pada waktu ‘Isya. Sedangkan salat Subuh tetap pada waktunya tidak boleh digabungkan dengan salat lain.
Hukum mengerjakan salat Jamak adalah mubah (boleh) bagi orang-orang yang memenuhi persyaratan.
“Rasulullah apabila ia bepergian sebelum matahari tergelincir, maka ia mengakhirkan salat duhur sampai waktu asar, kemudian ia berhenti lalu menjamak antara dua salat tersebut, tetapi apabila matahari telah tergelincir (sudah masuk waktu duhur) sebelum ia pergi, maka ia melakukan salat duhur (dahulu) kemudian beliau naik kendaraan (berangkat), (H.R. Bukhari dan Muslim).
Dari hadis di atas dapat disimpulkan bahwa Rasulullah pernah menjamak salat karena ada suatu sebab yaitu bepergian. Hal menunjukkan bahwa menggabungkan dua salat diperbolehkan dalam Islam namun harus ada sebab tertentu.
Salat jamak boleh dilaksanakan karena beberapa alasan (halangan), yakni:
  1. Dalam perjalanan jauh minimal 81 km (menurut kesepakatan sebagian besar imam madzhab)
  2. Perjalanan itu tidak bertujuan untuk maksiat.
  3. Dalam keadaan sangat ketakukan atau khawatir misalnya perang, sakit,  hujan lebat, angin topan dan bencana alam.
Salat fardu dalam sehari semalam yang boleh dijamak adalah pasangan salat duhur dengan asar dan salat magrib dengan ‘isya. Sedangkan salat subuh tidak boleh dijamak. Demikian pula orang tidak boleh menjamak salat asar dengan magrib.
Salat jamak dapat dilaksanakan dengan dua cara:

  1. Jamak Takdim (jamak yang didahulukan), yakni menjamak dua salat yang dilaksanakan pada waktu yang pertama. Misalnya menjamak salat duhur dengan asar, dikerjakan pada waktu duhur ( 4 rakaat salat duhur dan 4 rakaat salat asar) atau menjamak salat magrib dengan ‘isya dilaksanakan pada waktu magrib (3 rakaat salat magrib dan 4 rakaat salat ‘isya).
  2. Jamak Ta’khir (jamak yang diakhirkan), yakni menjamak dua salat yang dilaksanakan pada waktu yang kedua. Misalnya menjamak salat duhur dengan asar, dikerjakan pada waktu asar atau menjamak salat magrib dengan ‘isya dilaksanakan pada waktu ‘isya.
Dalam melaksanakan salat jamak takdim maka harus berniat menjamak salat kedua pada waktu yang pertama, mendahulukan salat pertama dan dilaksanakan berurutan, tidak diselingi perbuatan atau perkataan lain. Adapun saat melaksanakan jamak ta’khir maka harus berniat menjamak dan berurutan. Tidak disyaratkan harus mendahulukan salat pertama. Boleh mendahulukan salat pertama baru melakukan salat kedua atau sebaliknya.
Cara Melaksanakan Salat Jamak Takdim
Misalnya salat duhur dengan asar: salat duhur dahulu empat rakaat kemudian salat asar empat rakaat, dilaksanakan pada waktu duhur.
Tata caranya sebagai berikut:
1)        Berniat salat duhur dengan jamak takdim. Bila dilafalkan yaitu:
اُصَلِّى فَرْضَ الظُهْرِ اَرْبَعَ رَكَعَاتٍ جَمْعًا تَقْدِيْمًا مَعَ العَصْرِ فَرْضًا للهِ تَعَالى
“Saya niat salat salat duhur empat rakaat digabungkan dengan salat asar dengan jamak takdim karena Allah Ta’ala”
2)   Takbiratul ihram
3)   Salat duhur empat rakaat seperti biasa.
4)   Salam.
5)   Berdiri lagi dan berniat salat yang kedua (asar), jika dilafalkan sebagai berikut;
  1. اُصَلِّى فَرْضَ العَصْرِ اَرْبَعَ رَكَعَاتٍ جَمْعًا تَقْدِيْمًا مَعَ الظُهْرِ فَرْضًا للهِ تَعَالى
“Saya niat salat asar empat rakaat digabungkan dengan salat duhur dengan jamak takdim karena Allah ta’ala.”
6)   Takbiratul Ihram
7)   Salat asar empat rakaat seperti biasa.
8)   Salam.
Catatan: Setelah salam pada salat yang pertama harus langsung berdiri,tidak boleh diselingi perbuatan atau perkataan misalnya zikir, berdo’a, bercakap-cakap dan lain-lain).
Cara Melaksanakan Salat Jamak Ta’khir.
Misalnya salat magrib dengan ‘isya: boleh salat magrib dulu tiga rakaat kemudian salat ‘isya empat rakaat, dilaksanakan pada waktu ‘isya.
Tata caranya sebagai berikut:
1)   Berniat menjamak salat magrib dengan jamak ta’khir. Bila dilafalkanyaitu:
2)     اُصَلِى فَرْضَ المَغْرِبِ ثَلاَثَ رَكَعَاتٍ جَمْعًا تَأخِيْرًا مَعَ العِشَاءِ فَرْضًا للهِ تََعَالَى
“ Saya niat salat salat magrib tiga rakaat digabungkan dengan salat ‘isya dengan jamak ta’khir karena Allah Ta’ala”
3)   Takbiratul ihram
4)   Salat magrib tiga rakaat seperti biasa.
5)   Salam.
6)   Berdiri lagi dan berniat salat yang kedua (‘isya), jika dilafalkan sebagai berikut;
7)        اُصَلّى فَرْضَ العِسَاءِ اَرْبَعَ رَكَعَاتٍ جَمْعًا تَأخِيْرًا مَعَ المَغْرِبِ فَرْضًا للهِ تََعَالَى
“ Saya berniat salat ‘isya empat rakaat digabungkan dengan salat magrib dengan jamak ta’khir karena Allah Ta’ala.”
8)   Takbiratul Ihram
9)   Salat ‘isya empat rakaat seperti biasa.
10)    Salam.
Catatan: Ketentuan setelah salam pada salat yang pertama sama seperti salat jamak takdim. Untuk menghormati datangnya waktu salat, hendaknya ketika waktu salat pertama sudah tiba, maka orang yang akan menjamak ta’khir, sudah berniat untuk menjamak ta’khir salatnya, walaupun salatnya dilaksanakan pada waktu yang kedua.
Jika telah memenuhi syarat sah sebagai rukhsah, selain di jamak salat fardu juga dapat di qasar maupun jamak qasar asalkan memenuhi syarat. Hal ini merupakan rukhsah (keringanan) yang diberikan Allah agar manusia tidak meninggalkan salat fardu walau dalam keadaan apapun, sebab Allah tidak menghendaki kesukaran pada hambaNya.
Salat Qasar
Salat qasar adalah salat yang dipendekkan (diringkas), yaitu melakukan salat fardu dengan cara meringkas dari empat rakaat menjadi dua rakaat. Salat fardu yang boleh diringkas adalah salat yang jumlah rakaatnya ada empat yaitu duhur, asar dan ‘isya.
Hukum melaksanakan salat qasar adalah mubah (diperbolehkan) jika syaratnya terpenuhi.
Allah berfirman dalam al Qur’an surat An Nisa ayat 101 yang artinya: “Dan apabila kamu beprgian di muka bumi, maka tidak mengapa kamu menqasar salatmu, jika kamu takut diserang orang-orang kafir, sesungguhnya orang-orang kafir itu musuh yang nyata bagimu,” Q.S.(An Nisa: 101)
Syarat-syarat salat qasar sama dengan syarat salat jamak hanya ditambah persyaratan bahwa salat yang dapat diqasar adalah salat yang jumlah rakaatnya empat.
Tata caranya Salat Qasar
Ambil contoh salat qasar duhur, dengan cara sebagai berikut:
  1. Berniat salat dengan cara qasar. Jika dilafalkan sebagai berikut:
  2. اُصَلّى فَرْضَ الظُهْرِ رَكْعَتَيْنِ قَصْرًا للهِ تَعَالى
Artinya: “ saya berniat salat duhur dua rakaat diqasar karena Alla Ta’ala”
  1. Takbiratul ihrom.
    1. Salat dua rakaat
    2. Salam.
Salat Jamak Qasar
Salat jamak qasar adalah menggabungkan dua salat fardu dalam satu waktu sekaligus meringkas (qasar).
Hukum dan syaratnya sama dengan salat jamak dan salat qasar. Salat jamak qasar dapat dilaksanakan secara takdim maupun ta’khir.
Praktik Salat Jamak Qasar
Salat Jamak Qasar: misalnya salat duhur dengan asar. Tata caranya sebagai berikut:
  1. Berniat menjamak qasar salat duhur dengan jamak takdim. Jika dilafalkan sebagai berikut:
اُصَلّى فَرْضَ الظُهْرِ رَكْعَتَيْنِ قَصْرًا مَجْمُوْعًا اِلَيْهِ العَصْرُ جَمْعَ تَقْدِيْمًا للهِ تَعَالَى
“ Saya berniat salat duhur dua rakaat digabungkan dengan salat asar dengan jamak takdim, diqasar karena Allah Ta’ala”
  1. Takbiratul ihram.
  2. Salat duhur dua rakaat (diringkas)
  3. Salam.
  4. Berdiri dan niat salat asar, jika dilafalkan sebagai berikut:
اُصَلّى فَرْضَ العَصْرِ رَكْعَتَيْنِ قَصْرًا مَجْمُوْعًا اِلَِى الظُهْرِ جَمْعَ تَقْدِيْمًا للهِ تَعَالَى
“ Saya berniat salat asar dua rakaat digabungkan dengan salat duhur dengan jamak takdim, diqasar karena Allah Ta’ala”
  1. Takbiratul ihram.
  2. Salat asar dua rakaat (diringkas). Wallahu a’lam. []
Ini Tata Cara Shalat Jamak dan Qasar - Islampos

23. Kedua Mata Rasulullah Meneteskan Air Mata
by yudi
Mata Rasulullah
RASULULLAH shallallahu ‘alaihi wasallam adalah manusia terbaik dan termulia yang pernah hidup, atas izin Allah, Surga tertinggi sudah menjadi miliknya. Namun, hal itu tak membuat Rasulullah seakan tinggal di dunia hanya sebatas menikmatinya saja. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang paling banyak ibadah, berdzikir, bersyukur, dan juga menangis. Lalu apa yang membuat Rasulullah menangis? padahal Surga telah menjadi tempatnya kelak.

Abdullah bin Mas’ud menuturkan:
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadaku,
“Bacalah Al Qur’an untukku.”
Maka aku menjawab, “Wahai Rasulullah, bagaimana aku membacakan Al Qur’an untukmu, bukankah Al Qur’an diturunkan kepadamu?”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku suka mendengarnya dari selainku.”
Lalu aku membacakan untuknya surat An Nisaa’ hingga sampai pada ayat (yang artinya), “Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu)” (QS. An Nisa’: 41).
Beliau berkata, “Cukup.”
Maka aku menoleh kepada beliau, ternyata kedua mata beliau meneteskan air mata.” (HR. al-Bukhari dan Muslim). []
Sumber: Abdul Malik bin Muhammad al-Qasim. Yaumun fi Bait ar-Rasul Shallallahu Alaihi Wasallam, Sehari Di Kediaman Rasulullah. Jakarta: Darul Haq.
24. Ketika Nabi Mulai Beri Peringatan
by yudi
Nabi Beri Peringatan
WAHYU tak memberinya kesempatan untuk menarik napas. Saat beliau baru saja kembali ke rumahnya dalam keadaan menggigil. Tak lama wahyu kembali turun, memanggilnya untuk segera bangkit dari bawah selimutnya, Beliau pun segera bangkit. Tak ada lagi pertanyaan seputar tugas dan tanggung jawab agung yang dibebankan kepadanya berdasarkan wahyu yang pertama kali beliau terima.

Wahai orang yang berkemul (berselimut)! Bangunlah, lalu berilah peringatan! (QS AI-Muddatstsir: 1-2).


Beliau pun bangkit, menghadapkan wajahnya kepada Allah dengan hati yang lurus serta berserah diri. Beliau pun segera menyeru kepada Allah dengan hujjah yang nyata, ditopang oleh modal yang amat agung, dan jarang dimiliki manusia berupa akhlak yang utama, kepribadian yang luhur, dan keteguhan yang membaja, “Wahai sekalian kaum Quraisy, katakan kepadaku, jika kuberitahukan bahwa pada permukaan bukit ini ada pasukan berkuda yang siap menyerang, percayakah kalian?”

“Ya,” jawab mereka. “Belum pernah kami melihat engkau berdusta wahai Muhammad.” 

Rasulullah Saw. kemudian melanjutkan, “Aku adalah utusan Allah bagi kalian.”

Kata-kata ini pun mengundang berbagai reaksi. Ada yang diam membisu, ada pula yang menyerang membabi buta. Sikap membisu terjadi lantaran mereka masih diliputi kebingungan. Sementara serangan gencar datang dari pembesar mereka, Abu Lahab, seraya membawa kesombongan dan kedunguannya.


Sejak momentum yang agung itu, perjalanan kafilah Islam pun dimulai. Jumlah pemeluk dan pengikutnya tumbuh dengan amat lambat. Namun, dengan segala kemurnian dan kedalamannya, beberapa orang kemudian mengambil tempat sebagai lokomotif. Mereka ada-lah Khadijah, ‘Ali, Abu Bakar, dan Zaid ibn Haritsah. Kemudian disusul dengan para sahabat yang lain: ‘Utsman ibn `Affan, `Abdurrahman ibn ‘Auf, Sa`ad ibn Abi Waqqash, Zubair ibn Awwam, Thalhah ibn Ubaidillah, Bilal, Khabbab, Ibn Masud, `Ammar, Sumayyah, Sa’id ibn Zaid, Fathimah binti Al-Khaththab, dan Mush`ab ibn Umair. []

https://www.islampos.com/ketika-nabi-mulai-beri-peringatan-142904/?

25. Memelankan Bacaan dalam Shalat Sirriyyah, Wajib atau Mustahab?
by yudi
Memelankan Bacaan dalam Shalat Sirriyyah
MEMBACA dengan suara pelan dalam shalat sirriyyah (Dhuhur dan Ashar) hukumnya bersifat istihbab (anjuran), tidak sampai derajat wajib. Oleh karena itu, jika seorang menunaikan shalat keduanya dengan mengeraskan bacaannya, maka boleh.

Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Abu Qotadah Al Anshori -rodhiallohu ‘anhu- beliau berkata:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي بِنَا فَيَقْرَأُ فِي الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ فِي الرَّكْعَتَيْنِ الْأُولَيَيْنِ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ وَسُورَتَيْنِ وَيُسْمِعُنَا الْآيَةَ أَحْيَانًا وَكَانَ يُطَوِّلُ الرَّكْعَةَ الْأُولَى مِنْ الظُّهْرِ وَيُقَصِّرُ الثَّانِيَةَ وَكَذَلِكَ فِي الصُّبْحِ

“Dahulu Rasulullah shalat bersama kami (sebagai imam), lalu membaca al-fatihah dan dua surat dalam shalat zhuhur dan ashar pada dua raka’at yang pertama. Dan terkadang beliau memperdengarkan (bacaan) ayat. Beliau memanjangkan raka’at pertama dari shalat zhuhur dan memendekkan yang kedua. Dan demikian juga dalam shalat shubuh.” [ HR. Al-Bukhari : 720 dan Muslim : 685 ]

Sisi pendalilannya pada kalimat “Dan terkadang beliau memperdengarkan (bacaan) ayat”. Hal ini menunjukkan bahwa memelankan bacaan pada shalat Dhuhur dan Ashar tidak wajib. Sebab jika wajib, tentu Nabi tidak akan mengeraskannya.

Al Imam Ash-Shon’ani -rahimahullah- berkata:

و إسماعهم الآية أحيانا على أنه لا يجب الإسرار في السرية و أن ذلك لا يقتضي سجود الشهو

“Perbuatan nabi terkadang memperdengarkan ayat, (hal itu menunjukkan) bahwa memelankan bacaan di shalat sirriyyah tidak wajib. Dan hal itu tidak mengharuskan sujud sahwi.” [ Subulus Salam : 1/245 ].

Shaf Shalat Berjamaan Bercampur antara Lelaki dan Perempuan, Bagaimana? - …

Kalimat “terkadang” dalam hadits di atas menunjukkan bahwa perbuatan tersebut terjadi berkali-kali.

Al Imam An Nasa’i telah meriwayatkan dari sahabat Al Barro’ -radhiallohu ‘anhu- beliau berkata:

كُنَّا نُصَلِّي خَلْفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الظُّهْرَ فَنَسْمَعُ مِنْهُ الْآيَةَ بَعْدَ الْآيَاتِ مِنْ سُورَةِ لُقْمَانَ وَالذَّارِيَاتِ

“Kami shalat zhuhur di belakang Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam, kemudian kami mendengar satu ayat setelah beberapa ayat dari surat Luqman dan Adzariyat.” [ HR. An-Nasai : 961 – Dhoif/lemah].

Hadits ini juga dikeluarkan oleh Al Imam Ibnu Khuzaimah -rahimahullah- dengan redaksi sedikit berbeda dari Anas bin Malik -radhiallohu ‘anhu-. Dengan demikian dapat saling menguatkan.

Oleh karena itu, dibolehkan sesekali untuk mengeraskan bacaan dalam shalat Dhuhur dan Ashar berdasarkan keterangan di atas. []

Facebook: Abdullah Al Jirani
Memelankan Bacaan dalam Shalat Sirriyyah, Wajib atau Mustahab? - Islampos

26. Mengapa Perempuan Lebih Utama Shalat di Rumah?
by Eneng Susanti
shalat pakai mukena
ISLAM sangat menjaga dan melindungi kehormatan dan kemuliaan wanita. Karena itulah Islam memerintahkan para wanita untuk selalu menetap di dalam rumahnya.

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنّ

“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu …” (Al-Ahzab: 33)

Islam juga menganjurkan kepadanya agar melaksanakan shalat di rumahnya dan menjelaskan bahwasanya hal itu lebih baik baginya daripada shalat di masjid, demi menjaga kehormatan, kesucian diri dan kemuliaannya.

Sikap berikut ini menggambarkan kepada kita sebuah akhlak yang mulia dari seorang shahabiyat dalam melaksanakan petunjuk Nabi Shalallaahu’alaihi wa Sallam untuknya, yaitu menunaikan shalat di rumah karena hal ini adalah yang lebih afdhal baginya.

BACA JUGA: Shalat Wanita dan Laki-laki, Ini Perbedaannya

Ath-Thabrani dan lainnya meriwayatkan dari Ummu Humaid, istri Abu Hamid as-Sa’idi –radhiyallāhu ‘anhā–: Ummu Humaid berkata, “Saya berkata (kepada Rasulullah), ‘Wahai Rasulullah! Para suami kami melarang kami shalat bersamamu (di masjid).’ Rasulullah Shalallaahu’alaihi wa Sallam berkata,

صَلَاتُكُنَّ فِي بُيُوتِكُنَّ خَيْرٌ مِنْ صَلَاتِكُنَّ فِي حُجَرِكُنَّ، وَصَلَاتُكُنَّ فِي حُجَرِِكُنَّ أَفْضَلُ مِنْ صَلَاتِكُنَّ فِي دُوْرِكُنَّ وَ صَلَاتِكُنَّ فِي دُوْرِكُنَّ أَفْضَلُ مِنْ صَلَاتِكُنَّ فِي الجَمَاعَةِ

‘Shalat kalian di tempat tidur kalian lebih baik daripada shalat kalian di kamar kalian, shalat kalian di kamar kalian lebih baik daripada shalat kalian di rumah kalian, dan shalat kalian di rumah lebih baik daripada shalat kalian berjamaah (di masjid)’.”

Hadits ini juga diriwayatkan dengan lafazh mufrad (kata tunggal, bukan jamak), seperti yang terdapat di dalam riwayat Ahmad dan lainnya.

Dalam Al-Mu’jam at-Kabir ath-Thabarani (25/148), al-Haitsami dalam al-Majma’ (2/34) berkata, “Di dalam sanadnya ada Ibnu Luhai’ah; dan di dalamnya ada yang dipermasalahkan. Hadits ini juga diriwayatkan oleh al-Baihaqi dalam as-Sunan al-Kubra (93/132) dan Ibnu Syaibah dalam Mushannafnya (2/157).

Ummu Humaid –radhiyallāhu ‘anhā– menuturkan bahwasanya ia pernah datang kepada Nabi Shalallaahu’alaihi wa Sallam dan berkata, “Wahai Rasulullah! Sesungguhnya aku senang shalat (berjamaah) bersamamu.” Rasulullah berkata,

قَدْ عَلِمْتُ أَنَّكِ تُحِبِّيْنَ الصَّلَاةَ مَعِيْ ، وصَلَاتُكِ فِيْ بَيْتِكِ خَيْرٌ لَكِ مِنْ صَلَاتِكِ فِيْ حُجْرَتِكِ، وَ صَلَاتُكِ فِيْ حُجْرَتِكِ خَيْرٌ مِنْ صَلَاتِكِ فِيْ دَارِكِ، وَ صَلَاتُكِ فِيْ دَارِكِ خَيْرٌ لَكِ مِنْ صَلَاتِكِ فِيْ مَسْجِدِ قَوْمِكِ ، وَ صَلَاتُكِ فِيْ مَسْجِدِ قَوْمِكِ خَيْرٌ لَكِ مِنْ صَلَاتِكِ فِيْ مَسْجِدِيْ

“Aku tahu kamu senang shalat bersamaku, akan tetapi shalatmu di tempat tidurmu lebih baik daripada shalatmu di kamarmu, shalatmu di kamarmu lebih baik daripada shalatmu di rumahmu dan shalatmu di rumahmu lebih baik daripada shalatmu di masjid kaummu, dan shalatmu di masjid kaummu lebih baik dari shalatmu di mesjidku.”

Perawi mengatakan, “Setelah itu ia meminta untuk dibangunkan tempat shalat pada bagian dalam rumahnya dan paling gelap. Ia senantiasa melaksanakan shalat di situ hingga wafat.”

Tentang hadits ini, al-Haitsami di dalam Majma’ az-Zawa’id [3] berkata, “Diriwayatkan oleh Ahmad, para perawinya adalah para perawi shahih kecuali ‘Abdullah bin Suwaid al-Anshari, ia dinilai tsiqah (dinyatakan bahwa ia seorang perawi yang dapat dipercaya) oleh Ibnu Hibban. Dalam Tuhfat al-Ahwadzi [4] dikatakan, “Sanad riwayat Ahmad ini Hasan (baik).” Az-Zarqani dalam syarahnya terhadap Muwaththa’ Imam Malik menyebutkan, “Hadits ini memiliki syahid (pendukung) dari hadits Ibnu Mas’ud –radhiyallāhu ‘anhu– dalam riwayat Abu Daud.”

Penggalan kisah dalam hadits tersebut menjelaskan kepada setiap muslimah betapa kesungguhan seorang shahabiyah yang mulia ini selalu mengamalkan Al Qur’an dan Sunnah Rasulullaah Shalallaahu’alaihi wa Sallam. Sebab, saat Nabi Shalallaahu’alaihi wa Sallam menjelaskan kepadanya bahwa shalatnya di dalam rumah lebih baik baginya, ia tidak membantahnya, tidak mengajukan protes dan juga tidak mengeluh. Ia telah mengetahui seyakin-yakinnya bahwa Rasulullah Shalallaahu’alaihi wa Sallam tidak memerintahkan sesuatu kepadanya kecuali apa yang terbaik baginya untuk dunia dan agamanya. []

SUMBER: MUSLIMAH
Mengapa Perempuan Lebih Utama Shalat di Rumah? - Islampos

27. Muslimah Shalat Berjamaah di Masjid, Ini Adabnya
by Eneng Susanti
shalat pakai mukena
SHALAT berjamaah merupakan shalat yang diperintahkan oleh Allah SWT terlebih kaum laki-laki untuk shalat berjamaah di masjid. Sedangkan bagi muslimah dianjurkan untuk shalat dirumah karena itu lebih baik dari pada shalat di masjid.

Sebagimana dari ‘Abdullah bin Mas’ud, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Shalat seorang wanita di rumahnya lebih utama baginya daripada shalatnya di pintu-pintu rumahnya, dan shalat seorang wanita di ruang kecil khusus untuknya lebih utama baginya daripada di bagian lain di rumahnya,” (HR. Abu Daud no. 570. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Lantas, bagaimana jika halnya muslimah ingin shalat berjamaah di masjid, apakah boleh untuknya?

Seorang suami tidak boleh melarang istrinya untuk pergi ke masjid jika tidak ada faktor penyebab yang dapat melarang wanita pergi ke masjid. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu‘alaihi wa sallam dalam hadits Ibnu ‘Umar radhiyallahu anhu: “Apabila istri salah seorang di antara kalian meminta izin untuk pergi ke masjid, maka janganlah kalian melarangnya,” (HR. Al-Bukhari).

Serta dahulu muslimah diperbolehkan shalat berjamaah di masjid. Sebagimana dari ‘Aisyah radhiyallahu‘anha: “Dulu kaum wanita ikut menghadiri shalat subuh bersama Rasulullahshallallahu‘alaihi wa sallam dalam keadaan tertutup rapat dengan pakaian-pakaian mereka. Kemudian mereka pulang ke rumah mereka seusai shalat. Tidak ada seorang pun yang dapat mengenali mereka karena hari masih gelap,” (HR. Al-Bukhari).

Namun, tentu shalat dirumah lebih utama untuk muslimah. Jika muslimah ingin shalat berjamaah di masjid, maka perhatikan adab-adab pergi ke masjid. Diantaranya yaitu:
  1. Seorang wanita yang hendak pergi ke masjid tidak boleh memakai wangi-wangian/parfum dan berdandan sehingga menimbulkan fitnah.
  2. Hendaklah menggunakan pakaian yang sopan, tidak ketat, tidak tipis, dan menutup aurat.
  3. Berdzikir ketika keluar rumah.
  4. Berjalan dengan tenang dan tidak tergesa-gesa.
  5. Berdo’a ketika hendak masuk dan keluar masjid.
  6. Segera pulang setelah shalat selesai untuk menghidari keluar bersama-sama dengan jama’ah laki-laki.
  7. Tidaklah berdiam lama-lama di masjid untuk mengobrol, apalagi menggunjing orang lain.
Adab-adab tersebut agar tak menimbulkan fitnah bagi muslimah. Sebab jika muslimah keluar dari rumahnya, fitnah akan mudah datang padanya. []

SUMBER: FIQIH WANITA
Muslimah Shalat Berjamaah di Masjid, Ini Adabnya - Islampos

28. Pemberian Gelar Al-Faruq kepada Umar bin Khattab
by yudi
Wahab bin Qabus 
UMAR bin Khattab merupakan sahabat yang tegas serta sangat disegani. Sebelum masuk Islam, Umar sangat benci terhadap Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, dan sangat menentang dakwah Rasulullah. Ia pun pernah dikenal karena pernah mengubur anak perempuannya hidup-hidup. 

Umar masuk Islam dengan kesungguhan yang tidak ada batasnya, dan membela Islam sekuat dia memerangi Islam sebelumnya.


Suatu ketika Umar berdiri di hadapan Rasulullah seraya berkata, “Wahai Rasulullah, bukankah kita berada di jalan yang benar, apabila kita mati ataupun hidup?”

Rasulullah menjawab, “Benar, demi Zat Yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, sesungguhnya kalian berada di jalan yang benar apabila kalian mati ataupun hidup.”

Umar lalu berkata, “Kalau begitu kenapa kita harus bersembunyi? Demi Zat yang telah mengutusmu dengan kebenaran Islam, kita harus keluar!” 


Saat itu Rasulullah tampaknya telah berpikir bahwa sudah saatnya untuk mengumumkan Islam secara terang-terangan. Di samping dakwahnya mulai kuat dan mampu membela dirinya, beliau memerintahkan untuk mengumumkan Islam. Rasulullah kemudian keluar dalam dua barisan. Barisan pertama dipimpin oleh ‘Umar, sementara barisan lainnya dipimpin oleh Hamzah bin Abdul Muthalib.

Derap langkah kaki mereka menerbangkan pasir jalanan yang mereka lalui, sampai akhirnya mereka masuk ke Masjid Al-Haram. Ketika melihat kedua barisan yang dipimpin oleh Hamzah dan ‘Umar, kaum kafir Quraisy tampak muram wajahnya dan merasa gundah. Sejak itulah Rasulullah SAW memberi gelar Al-Faruq kepada Umar yang artinya sang pembela antara haq dan bathil. []

Sumber: 150 Kisah Umar bin al-Khaththab/ Penulis: Ahmad Abdul `Al Al-Thahtawi/ Penerbit: Mizan/ April 2016

Pemberian Gelar Al-Faruq kepada Umar bin Khattab - Islampos

29. Pertanda Akhir Zaman dari Danau Tiberias
by TIa
Pertanda Akhir Zaman dari Danau Tiberias
TIBERIAS. Sebuah danau yang terletak di wilayah Palestina dan Suriah. Namun, saat ini sudah dikuasai oleh Israel. Danau ini mewakili fenomena alam yang menandai kemunculan Dajjal.

Kedatangan makhluk bernama Dajjal itu ditandai dengan menyusutnya Danau Tiberias. Sungai yang disebut juga dengan sungai Galilee ini kini digunakan oleh penduduk Israel untuk pertanian, perkebunan, air minum dan sanitasi.

Ironisnya, sungai ini debitnya sekarang kian menyusut. Hal ini disebabkan rendahnya curah hujan di wilayah tersebut, serta populasi warga Israel yang justru mengalami peningkatan. Hal ini tentu bukan menjadi bencana bagi warga Israel saja. Namun juga umat Islam, pasalnya dengan keringnya Danau Tiberias, menjadi tanda bahwa sosok yang tidak diinginkan akan segera muncul. 

Hadist Riwayat Imam Muslim dari Fatimah binti Qais bahwa beliau radhiallahu ‘anhu berkata bahwa seorang yang bernama Tamim ad-Dari mendatangi Nabi menceritakan tentang pertemuannya dengan Dajjal. Tamim berlayar selama 30 hari dan terdampar di sebuah pulau di arah timur matahari.

Di Pulau tersebut Tamim bertemu dengan sosok yang bernama Dajjal dan mempertanyakan perihal danau Tiberias.

“Beritakan kepadaku tentang danau Tiberias!’ Kami pun berkata, ‘Tentang apanya yang ingin engkau ketahui?’ Dia berkata, Apakah di sana ada airnya?’ Kami menjawab, ‘Danau itu banyak airnya, ‘Dia berkata, ‘Ketahuilah airnya tak lama lagi akan habis.” (Hadist Riwayat Imam Muslim). []

Sumber: infoyunik
Pertanda Akhir Zaman dari Danau Tiberias - Islampos

30. Pernah Berzina, Ingin Bertobat, Bagaimana?
by Adam
Haid Tidak Teratur dan Keputihan, Berpengaruh pada Kesuburan? 
Assalamuallaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Ustadz, mohon maaf, saya ingin bertanya tentang hal yang sangat rahasia. Langsung saja ya. Ada seorang laki-laki yang masih bujangan, pernah beberapa kali berzina dengan permpuan yang sudah bersuami. Suatu ketika ktahuan oleh suami si perempuan itu. Mulai dari situ, laki-laki tersebut ingin bertaubat dengan benar-benar.

Namun selalu teringat akan dosa besar yang pernah dilakukan, terkadang menjadi lemah dan seakan-akan putus asa karena telah melakukan perbuatan tersebut. Menyesal tiada henti tiap hari, dari tidur smpai mau tidur lagi, selalu teringat, dan seakan pesimis bahwa dosanya akan terampuni. 

Pertanyaan saya, hukum apakah bagi laki-laki bujang yang berzina dengan perempuan yang sudah bersuami, apakah rajam, atau cambuk? Dan di antara keduanya, apakah bisa dilakukan di zaman sekarang ini, oleh suatu kelompok atau golongan? Jika tidak bsa, bagaimana cara laki-laki itu untuk bisa bertaubat dari perbuatan keji itu? Mhon pencerahannya secara detail. Jazakallahu khairan katsir.  Abdul Ghafur 

Wa’alaykum salam warahmatullahi wabarakatuh.

Saudara Abdul Gafur Rahimakumullah, al-Qur’an sebagai panduan kehidupan, telah memotret prilaku dan pola kehidupan manusia sepanjang masa melalui ayat-ayat-Nya. Banyak kita temukan beragam ayat dalam al-quran yang menjelaskan proses perjalanan panjang kisah nabi dan rasul dalam menghadapi pola dan kulturkehidupan masyarakat pada zamannya.

Hampir setiap nabi dan rasul ketika diutus ditengah-tengah masyarakat, selalu menghadapi persoalan yang sama yaitu kemusyrikan. Kemusyrikanmenjadi persoalan utama yang hampir menyelimuti setiap fase kehidupan sosial yang dihadapi oleh utusan-utusan Allah swt. Inilah alasan mengapa Allah swt mengutus utusan-Nya dalam setiap fase kehidupan umat sebelum nabi Muhammad saw. Sebagaimana Allah swt tegaskan dalam al-Qur’an Surat an-Nahl [16]: 36.

Persoalan kemusyrikan mendapat perhatian serius dalam al-Qur’an, hal ini terjadi karena kemusyrikan sebagai pangkal utama kejahatan yang melahirkan rusaknya tatanan sosial masyarakat. Zina adalah salah satu dari sekian banyak penyakit sosial yang mendapatkan perhatian langsung dalam al-Qur’an. Setiap kali ayat al-Qur’an menyinggung satu permasalahan sosial dengan frase yang tegas, berarti hal ini adalah masalah serius yang tidak boleh diabaikan.

Setiap bentuk penyimpangan dan pengabaian manusia terhadap aspek-aspek yang akan melahirkan zinaberdasarkan al-Qur’an,baik secara individu, masyarakat dan negara, maka perbuatan zina akan marak terjadi dimana-mana dengan modus yang beragam. 

Munculnya bentuk prostitusi yang belakangan ini marak menghias dunia maya merupakan akibat dari jebolnya dinding aturan syara’ yang ditabrak oleh hawa nafsu manusia. Oleh karena itu, zina merupakan penyakit sosial yang sudah mengakar sepanjang sejarah kehidupan manusia, maka Al-Quran dengan tegas memberikan upaya prepentif dan sistemik agar zina dapat diantisipasi melalau langkah-langkah berikut ini :

1. Perbedan batasan aurat antara laki-laki dan wanita. Allah swt. Berfirman dalam Surat an-Nur[24]: 31. 

Hal ini juga berdasarkan hadits riwayat Abu Daud, Rasulullah saw, bersabda, “ wahai Asma sesungguhnya wanita itu apabila telah haidh, maka tidak boleh terlihat darinya kecuali ini dan ini (rosul menjelaskan wajah dan kedua telapak tangan).”

2. Pakaian jilbab untuk wanita. Lihat dalam surat al-Ahzab [33]:59.

3. Perintah untuk menjaga pandangan. Lihat dalam Surat an-Nur[24]: 31

4. Hukum interaksi antara pria dan wanita (nizham al-ijtima’I fi al-Islam), hal ini berdasarkan hadits larangan berkhalwat antara pria dan wanita.

لا يخلون أحدكم بامرأة إلا مع ذى محرم

“Janganlah seseorang diatara kalian berkhalwat dengan seorang wanita kecuali ada seorang mahram bersamanya.” (HR. syaikhani dari Ibnu Abbas)

5. Larangan tabarruj. Lihat dalam surat al-Ahzab[33]: 33

6. Larangan mendekati zina. Lihat dalam surat al-Isra [17]:32

7. Upaya negara menjaga dan memelihara warga dari segala bentuk pornografi dan pornoaksi. Berdasarkan hadits nabi muhammad saw.

مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَده، فَإنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ، وَذَلِكَ أضْعَفُ الإيمَانِ 

“Barang siapa yang melihat kemunkaran, maka rubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu, rubah dengan lisannya, jika tidak mampu rubahlah dengan hati, yang terakhir itu adalah upaya selemah-lemahnya iman”. (HR. Muslim)

8. Sanksi tegas bagi pelaku zina muhshan dan ghair muhshan.Sanksi bagi pelaku zina ghair muhsan (belum menikah) jilid seratus kali, berdasarkan surat an-Nur [24]:2, Dan diasingkan selam satu tahun. sedangkan sanksi bagi muhsan (sudah menikah) berdasarkan hadits nabi adalah dirajam dengan batu sampai meninggal (lihat al-mawshuah al-Fiqhiyyah al-Muyassarah, hal. 1023, juz. II)

Taubat adalah penyesalan atas perbuatan dosa dan tekad yang kuat dalam hati untuk tidak kembali melakukan dosa sambil menghadapkan wajah kepada Allah swt dan berharap mendapatkan ampunan-Nya. Anjuran untuk bertaubat ditegaskan dalam al-Qur’an Surat an-Nur [24]:31. Dan dalam Surat al-Taubah[9]: 104, Surat al-Baqarah[2]: 222. 

Dalam ajaran Islam bertaubat hukumnya wajib, sebab setiap manusia pasti mempunyai kesalahan dan tidak luput dari perbuatan dosa. Orang yang tidak segera bertaubat atas dosa dan kesalahan, maka ia akan terus dihantui kecemasan dan kebimbangan. Kedua sikap demikian akan terus mendera hati orang yang tidak segera melakukan taubat sebab itu semua adalah bisikan syaitan agar manusia mengurungkan taubatnya. Oleh karena itu perbuatan taubat tidak boleh ditangguhkan, maka jika seseorang menangguhkan taubat ia tergolong orang maksiat.

Taubat dapat beimplikasi terhadap perbuatan dosa kecil dan besar. Taubat atas perbuatan dosa kecil, dapat dihapuskan dengan melakukan taubat secara umum sebagiamana penjelasan di atas dan beristighfar. Hal ini berdasarkan firman Allah dalam Surat Hud [11]: 114.

Sedangkan untuk perbuatan dosa besar, secara umum dapat diklasifikasikan menjadi dua bentuk perbuatan; (1) perbuatan dosa yang termasuk wilayah hak-hak Allah (huquq al-Lah), dan (2) perbuatan dosa yang termasuk wilayah kemanusiaan (haq al-‘adamiyy). 

Setiap pelanggaran dosa terhadap hak-hak Allah swt. Dapat dibedakan menjadi tiga kategori. (1) hak Allah yang bersifat jasmani (haq al-badaniyyah). Contoh untuk perbuatan kategori pertama ini adalah jika seseorang tidak melaksanakan shalat atau puasa, lantas ia bertaubat kepada Allah swt. Maka ia wajib untuk mewujudkan taubatnya itu dengan cara mengganti (qadha) atas perbuatan yang ditinggalkannya. Hal ini berdasarkan sabda Nabi Muammad saw.

“Suatu hari rasulullah saw pernah didatangi oleh seorang pria dan bertanya, “adikku perempuan pernah bernadzar akan melaksanakan haji, lantas ia meninggal (sebelum melaksanan nadzarnya)bamaimana?”Lantas nabi menjawab, “jika itu adalah hutang, maka mampukah engkau untuk membayarnya?” ia menjawab, “ya”. Kemudian Rasulullah saw, berkata, “Kerjakannlah perintah Allah, sebab hutang kepada Allah itu lebih utama.” (HR. Bukhari, dalam bab siapa yang wafat memiliki nadzar). Namun jika seseorang tidak mampu untuk men-qadha, maka cukuplah taubat selama ia tidak mampu untuk mengganti perbuatan yang ditinggalkanya.

(2) hak Allah bersifat harta (huquq al-Maliyah). Jika seseorang tidak melaksanakn zakat, kafarat dan nadzar (perbuatan ini terkait dengan harta), maka bentuk taubatnya dengan cara membayar kewajiban tersebut, dan tidak dan pilihan lain kecuali dengan membayar kewajiban tersebut sesuai dengan kadar yang telah ditetapkan hukum syara’.

(3) hak Allah bersifat saksi (huquq al-uqubah).yang temasuk kedalam perbuatan ini ada dua yaitu hudud dan ta’zir. Hudud adalah sanksi tindak kejahatan atas perbuatan tertentu yang telah ditetapkan (mahdûd[un]) berdasarkan dalil-dalil qath’i. hudud terbagi dua bentuk; 

(1) hak Allah muthlak, 

(2) hak manusia lebih utama. Untuk bentuk hudud yang pertama yaitu hak Allah mutlak, sepertia zina, minum khamer dan murtad. Jika pelaku kejahatan ini bertaubat sebelum proses persidangan di pengadilan, maka taubatnya diterima Allah. 

Namun jika ia bertaubat setelah dijatuhkan hukuman oleh pengadilan, maka dosanya dihapuskan namun pengakuan taubatnya tidak dapat menggugurkan sanksi yang telah dijatuhakan oleh majelis hakim.

Ada satu riwayat yang menceritakan taubatnya orang yang telah malakukan zina. Hadits ini diriwayatkan oleh imam Bukhari dalam “orang-orang yang menentang” bab pengakuan terhadap sanksi (had) namun belum ada kepastian dari khalifah.

Anas bin Malik meriwayatkan, “suatu ketika aku sedang bersama nabi Muhammad saw, tiba-tiba datanglah seorang pria menghampiri nabi dan berkata, “wahai baginda rasul, aku ini adalah terpidana kasus zina yang hendak dihukum rajam”. Lantas nabi bertanya, “apa yang kau minta sebelum eksekusi dijatuhkan?” ia menjawab, “ketika sanksi akan dijatuhkan, tiba-tiba datang waktu shalat, dan aku memohon penangguhan hukuman agar dapat melaksanakan shalat terlebih dahulu, dan aku dapat shalat berasama engkau.” Setelah nabi melaksanakan shalat, kemudian lelaki tadi berdiri tegak dan mengulang pertanyaannya yang kedua kalinya, “Ya rasaulallah aku ini terpidana kasus zina yang akan dihukum berdasarkan kitabullah,” mendengar pertanyaan yang serupa, lalu nabi bertanya kembali, “ bukankah engkau tadi shalat bersamaku?” tanya nabi, lantas ia menjawa, “ya benar.” Tak lama kemudian nabi berkata, “ sesungguhnya Allah telah mengampuni dosa engkau atau riwayat lain mengatakan mengampuni hukuman engkau.” (HR Bukhari). (lihat dalam al-Mawsu’ah al-Fiqhiyyah al-Muyassarah, juz. 1 Halaman. 597-599)

Hukuman ini semua dilaksanakan oleh seorang hakim (qadhi) dalam Daulah Islam (negara Islam) dan tidak bisa dijalankan secara individu atau kelompok. Jika belum ada lembaga yang melaksanakannya maka kewajiban seluruh kaum muslimin termasuk Saudara untuk segera memperjuangkannya agar zina tidak terus terjadi di negeri yang kita cintai ini. Semoga upaya ini sebagai wujud taubatan nashûha baik secara individu maupun kolektif. Wallahu A`lam bi al-Shawab. []


31. Rasulullah ﷺ Tidak Mendapati lagi Waktu Shalat Berikutnya
by yudi
Kasih Sayang Allah
DI hari-hari terakhir sebelum Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam wafat, sebanyak tujuh belas kali waktu shalat Abu Bakar menggantikan beliau sebagai imam shalat.

Aisyah meminta kepada Rasulullah tiga atau empat kali untuk memberhentikan Abu Bakar menjadi imam, agar orang-orang tidak pesimis dengan keadaan Rasulullah. Namun beliau menolaknya dan berkata. ‘Sesungguhnya kalian (seperti) wanita-wanita yang merayu Yusuf, suruhlah Abu Bakar untuk tetap shalat bersama orang-orang (sebagai imam).

Sehari sebelum wafat, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam memerdekakan budak-budaknya dan bersedekah dengan enam atau tujuh dinar yang dimiliki. Selain itu beliau juga memberikan senjata-senjata perang yang beliau miliki kepada kaum muslimin.
Baju besi yang beliau miliki saat itu pun masih tergadaikan kepada orang Yahudi dengan harga tiga puluh sha’ (takar) gandum.
Anas bin Malik meriwayatkan bahwa pada saat kamu muslimin shalat subuh pada hari senin dan dan Abu Bakar menjadi imam mereka, Rasulullah secara tiba-tiba mengagetkan mereka dengan membuka tirai kamar Aisyah untuk melihat mereka, sedangkan mereka berada pada barisan shalat. Rasulullah Nampak tersenyum tertawa, maka Abu Bakar pun mundur ke belakang untuk mencapai shaf, karena mengira bahwa Rasulullah ingin keluar untuk menunaikan shalat. Anas berkata, “Hampir saja kaum muslimin tergoda (untuk membatalkan shalat) karena bahagia dengan munculnya Rasulullah, Rasulullah pun memberi isyarat kepada mereka dengan telunjuknya agar mereka menyempurnakan shalatnya. Setelah itu, beliau masuk ke dalam kamar dan menurunkan tirainya. Kemudian Rasulullah tidak mendapati lagi waktu shalat berikutnya…”
Sumber: Syaikh Shafiyyurahman al-Mubarakfuri. 1421 H. Ar-Rahiq al-Makhtum, Sirah Nabawiyah “Perjalanan Hidup Rasul Yang Agung Muhammad”. Jakarta: Darul Haq.
Rasulullah Tidak Mendapati lagi Waktu Shalat Berikutnya - Islampos

32. Shalat Berjamaah, Apa Saja Keutamaannya?
by Adam
Apa Pengaruh Tarawih bagi Pencernaan?
TANYA: Apa saja keutamaan shalat berjamaah itu?
JAWAB: Banyak keutamaan shalat berjamaah menurut Sunnah Rasulullah Saw, berikut ini beberapa keutamaan tersebut:
1. Lipat ganda amal. Sebagaimana yang dinyatakan dalam hadis:


.» صَلاَةُ اتصَْمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلاَةِ الْفَدِّ بِسَبْعٍ وَعِ نَ دَرَجَةً «: عَنِ ابْنِ عُمَ أَ لَّا ف رَسُوؿَ الللَّاوِ -صلى الله عليو وسلم- قَاؿَ
Dari Ibnu Umar, sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda: “Shalat berjamaah lebih baik daripada shalat sendirian sebanyak dua puluh tujuh tingkatan.” (HR. Muslim).
2. Allah Swt menjaga orang yang melaksanakan shalat berjamaah dari setan. Rasulullah Saw
bersabda:
إِ لَّا ف ال لَّا يْطَافَ ذِئْبُ الإِ سَافِ ئْبِ الْ نَمِ خُ ال لَّا اةَ الْ اصِيَةَ وَالنلَّاا يَةَ فَ لَّاا مْ وَال دِّ عَابَ وَعَلَيْكُمْ بِاتصَْماعَةِ وَالْعَالَّامةِ والْمَسْ دِ
“Sesungguhnya setan itu bagi manusia seperti srigala bagi kambing, srigala menangkap
kambing yang memisahkan diri dari gerombolannya dan kambing yang menyendiri. Maka
janganlah kamu memisahkan diri dari jamaah, hendaklah kamu berjamaah, bersama orang
banyak dan senantiasa memakmurkan masjid.” (HR. Ahmad bin Hanbal).
Dalam hadis riwayat Abu ad-Darda’ disebutkan:

مَا مِنْ ثَلاَثَةٍ قَػ ةٍ وَلاَ بَدْوٍ لاَ تػ اُ فِي مُ ال لَّا صلاَةُ إِلالَّا قَدِ اسْتَحْوَذَ عَلَيْ مُ ال لَّا يْطَافُ فَػعَلَيْكَ بِاتصَْمَاعَةِ فَ لَّا ا لُ الدِّ ئْبُ الْ اصِيَة

“Ada tiga orang yang berada di suatu kampung atau perkampungan badui, tidak dilaksanakan shalat berjamaah, maka sungguh setan telah menguasai mereka. Maka laksanakan shalat
berjamaah, karena sesungguhnya srigala hanya memakan kambing yang memisahkan diri dari jamaah.” (HR. Abu Daud)

3. Keutamaan shalat berjamaah semakin bertambah dengan banyaknya jumlah orang yang shalat.
Berdasarkan hadits dari Ubai bin Ka’ab. Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya shalat seseorang dengan satu orang lebih utama daripada shalat sendirian. Shalat seseorang bersama dua orang lebih utama daripada shalatnya bersama satu orang. Jika lebih banyak, maka lebih dicintai Allah Swt.” (HR. Abu Daud).

4. Dijauhkan dari azab neraka dan dijauhkan dari sifat munafik, bagi orang yang melaksanakan shalat selama empat puluh hari secara berjamaah tanpa ketinggalan takbiratul ihram bersama imam. Berdasarkan hadits Anas bin Malik. Rasulullah Saw bersabda:

مَنْ صَللَّاى لِللَّاوِ أَرْبَعِ ػوَْمًا ترََاعَةٍ دْرِؾُ التلَّاكْبِيرَةَ الأُولَذ تِبَتْ لَوُ بػ اءَتَافِ بػ اءَةٌ مِنَ النلَّاارِ وَبػ اءَةٌ مِنَ الندِّػفَاؽِ

“Siapa yang melaksanakan shalat karena Allah Swt selama empat puluh hari berjamaah, ia
mendapatkan takbiratul ihram. Maka dituliskan baginya dijauhkan dari dua perkara; dari
neraka dan dijauhkan dari kemunafikan.” (HR. At-Tirmidzi).

Dalam hadis ini terdapat keutamaan ikhlas dalam shalat, karena Rasulullah Saw mengatakan: “Siapa yang melaksanakan shalat karena Allah Swt.”

BACA JUGA: Peserta Shalat Jamaah, Ini Jumlah Minimalnya

Artinya tulus ikhlas hanya karena Allah Swt semata. Makna dijauhkan dari kemunafikan dan azab neraka adalah: dilepaskan dan diselamatkan dari kedua perkara tersebut. Dijauhkan dari kemunafikan, artinya: selama di dunia ia diberi jaminan tidak melakukan perbuatan orang munafik dan selalu diberi taufiq oleh Allah Swt untuk selalu berbuat ikhlas karena Allah Swt. Maka di akhirat kelak ia diberi jaminan dari azab yang menimpa orang munafik. Rasulullah Saw memberi kesaksian bahwa ia bukan orang munafik, karena sifat orang munafik merasa berat ketika akan melaksanakan shalat.

5. Siapa yang melaksanakan shalat Shubuh berjamaah, maka ia berada dalam lindungan Allah Swt hingga petang hari, berdasarkan hadis riwayat Jundub bin Abdillah. Rasulullah Saw bersabda:


مَنْ صَللَّاى الصُّبْحَ فَػ وَ ذِلَّامةِ الللَّاوِ

“Siapa yang melaksanakan shalat Shubuh berjamaah, maka ia berada dalam lindungan Allah Swt.” (HR. Muslim).

6. Mendapatkan balasan pahala seperti haji dan umrah. Berdasarkan hadis riwayat Anas bin Malik. Rasulullah Saw bersabda:


قَاؿَ قَاؿَ رَسُوؿُ الللَّاوِ .» مَنْ صَللَّاى الْ دَاةَ ترََاعَةٍ ثُُلَّا قَػعَدَ الللَّاوَ لَّاتَّ تَطْلُعَ ال لَّا مْسُ ثُُلَّا صَللَّاى رَ عَتَػ ا تْ لَوُ جْ لَّا ةٍ وَعُمْ ةٍ
.» تَالَّامةٍ تَالَّامةٍ تَالَّامةٍ « – -صلى الله عليو وسلم

“Siapa yang melaksanakan shalat Shubuh berjamaah, kemudian ia duduk berzikir hingga terbit matahari, kemudian ia melaksanakan shalat dua rakaat. Maka ia mendapatkan balasan pahala seperti haji dan umrah.” Kemudian Rasulullah Saw mengatakan, “Sempurna, sempurna,
sempurna.” (HR. At-Tirmidzi).

7. Balasan shalat Isya’ dan shalat Shubuh berjamaah. Berdasarkan hadis riwayat Utsman bin ‘Affan. Rasulullah Saw bersabda:


مَنْ صَللَّاى الْعِ اءَ ترََاعَةٍ فَكَ لَّا ا قَاَ صْفَ الللَّايْلِ وَمَنْ صَللَّاى الصُّبْحَ ترََاعَةٍ فَكَ لَّا ا صَللَّاى الللَّايْلَ للَّاو

“Siapa yang melaksanakan shalat Isya’ berjamaah, maka seakan-akan ia telah melaksanakan Qiyamullail setengah malam. Siapa yang melaksanakan shalat Shubuh berjamaah, maka seakan-akan ia telah melaksanakan Qiyamullail sepanjang malam.” (HR. Muslim).

8. Malaikat berkumpul pada shalat Shubuh dan shalat Ashar. Berdasarkan hadis riwayat Abu Hurairah. Rasulullah Saw bersabda: “Malaikat malam dan malaikat siang saling bergantian, mereka berkumpul pada shalat Shubuh dan shalat ‘Ashar. Kemudian yang bertugas di waktu malam naik, Allah Swt bertanya kepada mereka, Allah Swt Maha Mengetahui, “Bagaimanakah kamu meninggalkan hamba-hamba-Ku?” Mereka menjawab, “Kami tinggalkan mereka ketika mereka sedang melaksanakan shalat dan kami datang kepada mereka ketika mereka sedang melaksanakan shalat.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

9. Allah Swt mengagumi shalat berjamaah karena kecintaan-Nya kepada orang-orang yang melaksanakan shalat berjamaah.


إِ لَّا ف الللَّاوَ لَيَػعْ بُ مِنَ ال لَّا صلاَةِ اتصَْمِيعِ

“Sesungguhnya Allah Swt mengagumi shalat yang dilaksanakan secara berjamaah.” (HR. Ahmad bin Hanbal).

BACA JUGA:  5 Tips Agar Mudah Shalat Subuh Berjamaah di Masjid

10. Menanti shalat berjamaah. Menurut hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw bersabda:


لاَ ػلََاؿُ الْعَبْدُ صَلاَةٍ مَا افَ مُصَلالَّاهُ ػنَْتَظِ ال لَّا صلاَةَ وَتَػ وؿُ الْمَلاَئِكَةُ الللَّا لَّا م ااْفِ لَوُ الللَّا لَّا م ارْتزَْو . لَّاتَّ ػنَْصَ ؼَ أَوْ دِثَ

“Seorang hamba yang melaksanakan shalat, kemudian ia tetap berada di tempat shalatnya menantikan pelaksanaan shalat, maka malaikat berkata: “Ya Allah, ampunilah ia, curahkanlah rahmat-Mu kepadanya.” Hingga ia beranjak atau berhadas. (HR. Muslim).

11. Keutamaan shaf pertama. Berdasarkan hadis riwayat Abu Hurairah. Rasulullah Saw bersabda:


لَوْ ػعَْلَمُ النلَّااسُ مَا الندِّدَاءِ وَال لَّا ص دِّ ف الأَلَّاوؿِ ، ثُُلَّا لدَْ يََِدُوا إِلالَّا أَفْ سْتَ مُوا عَلَيْوِ لاَسْتَػ مُوا

“Andai manusia mengetahui apa yang ada dalam seruan azan dan shaf pertama, kemudian mereka tidak mendapatkannya melainkan dengan diundi, pastilah mereka akan melakukan undian.” (HR. Al-Bukhari).

12. Ampunan dan cinta Allah Swt bagi orang yang ucapan “amin” yang ia ucapkan serentak dengan ucapan “amin” yang diucapkan malaikat. Berdasarkan hadits Abu Hurairah. Rasulullah Saw bersabda: “Apabila imam mengucapkan ‘Amin’, maka ucapkanlah ‘Amin’. Sesungguhnya siapa yang ucapannya sesuai dengan ucapan ‘Amin’ yang diucapkan malaikat, maka Allah mengampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
13. Andai manusia mengetahui apa yang ada di balik shalat berjamaah, pastilah mereka akan datang walaupun merangkak, sebagaimana sabda Rasulullah Saw: Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda: “Andai manusia mengetahui apa yang ada dalam seruan azan dan shaf pertama, kemudian mereka tidak mendapatkan cara melainkan diundi, mereka pasti akan melakukan undian. Andai mereka mengetahui apa yang ada di dalam Takbiratul-Ihram, pastilah mereka akan berlomba untuk mendapatkannya. Andai mereka mengetahui apa yang ada dalam shalat Isya’ dan shalat Shubuh pastilah mereka akan datang meskipun merangkak.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim). []
Sumber: 77 Tanya-Jawab Seputar Shalat/Disusun Oleh: H. Abdul Somad, Lc., MA./S1 Al-Azhar, Mesir. S2 Darul-Hadits, Maroko./Dosen Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
33. Saat Banyaknya Anak-anak Hasil Perzinaan
by Adam
10 Cincin Ahli Neraka 
ZAMAN sekarang ini, banyak manusia yang berperilaku seperti binatang. Bahkan bisa lebih dari itu. Hal ini terbukti dengan adanya hasil dari pencampuran dua insan manusia yaitu berupa seorang anak yang didapat sebelum adanya pernikahan. Dan anak tersebutlah yang biasa dipanggil di kalangan masyarakat dengan sebutan, maaf, “anak haram”. Sejatinya, anak-anak yang dilahirkan berada dalam keadaan fitrah. 

Studi Amerika mengatakan bahwa 40 persen dari ibu-ibu di Amerika Serikat adalah melakukan nikah resmi, dan mereka telah melahirkan anak-anak mereka dari hubungan luar pernikahan. Kini fenomena tersebut telah mulai menyebar di negara-negara Islam. 

Apakah Nabi Muhammad SAW telah mengisyaratkan ini? Sungguh nabi SAW telah menyatakan bahwa diantara tanda-tanda hari kiamat adalah:

وَيَكْثُرُ أَوْلاَدُ الزِّنَا حَتَّى إِنَّ الرَّجُلَ لَيُغْشِى الْمَرْأَةَ عَلَى قَارِعَةِ الطَّرِيْقِ

“Dan mulai banyaknya bermunculan anak-anak dari hasil zina (diluar nikah) sampai-sampai seorang laki-laki mendatangi wanita di pinggir jalan,” (Hakim dan Thabrani). 

Maha suci Allah! Dari manakah pengetahuan Nabi SAW tersebut, siapakah sumber yang memberikan informasi tersebut? Tidak diragukan lagi bahwa sumbernya adalah Allah yang Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui, ahli. Bahkan hadits yang mulia ini merupakan bukti akan kebenaran kenabian Nabi Muhammad SAW. Dan bahwasanya ia adalah utusan Allah bagi semua umat. []

SUMBER: KAHEEL7

34. Saat Panas Fitnah Akhir Zaman Mulai Terasa
by TIa
Saat Panas Fitnah Akhir Zaman Mulai Terasa 
SAAT panas fitnah akhir zaman mulai terasa, dimana banyak perkataan dusta mudah tersebar, pembunuhan terjadi dimana-mana, dan banyak manusia sudah tidak perduli lagi halal haram. Jika kita telah merasakan hal ini, maka hanya ada satu jalan keluar yaitu berpegang pada Al-Qur’an dan Sunnah Nabi SAW. Meski tantangan yang akan dihadapi sangat berat terasa.

Al-Azhari rahimahullah mengatakan, “Inti makna fitnah di dalam bahasa Arab terkumpul pada makna Cobaan dan ujian.” 

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Akan datang kepada manusia suatu zaman, orang yang berpegang teguh pada agamanya seperti orang yang menggenggam bara api.” (HR. Tirmidzi no. 2260. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan).

Dijelaskan dalam Tuhfatul Ahwadzi bahwa di zaman tersebut, orang yang berpegang teguh dengan agama hingga meninggalkan dunianya, ujian dan kesabarannya begitu berat. Ibaratnya seperti seseorang yang memegang bara (nyala) api.

Ath Thibiy berkata bahwa maknanya adalah sebagaimana seseorang tidak mampu menggenggam bara api karena tangannya bisa terbakar sama halnya dengan orang yang ingin berpegang teguh dengan ajaran Islam saat ini, ia sampai tak kuat ketika ingin berpegang teguh dengan agamanya. Hal itu lantaran banyaknya maksiat di sekelilingnya, pelaku maksiat pun begitu banyak, kefasikan pun semakin tersebar luas, juga iman pun semakin lemah. 

Sedangkan Al Qari mengatakan bahwa sebagaimana seseorang tidaklah mungkin menggenggam bara api melainkan dengan memiliki kesabaran yang ekstra dan kesulitan yang luar biasa. Begitu pula dengan orang yang ingin berpegang teguh dengan ajaran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam di zaman ini butuh kesabaran yang ekstra.

Itulah gambaran orang yang konsekuen dengan ajaran Islam saat ini, yang ingin terus menjalankan ibadah sesuai sunnah Rasul –shallallahu ‘alaihi wa sallam-, begitu sulitnya dan begitu beratnya. Kadang cacian yang mesti diterima. Kadang dikucilkan oleh masyarakat sekitar. Kadang jadi bahan omongan yang tidak enak. Sampai-sampai ada yang nyawanya dan keluarganya terancam. Demikianlah resikonya. Namun nantikan balasannya di sisi Allah yang luar biasa andai mau bersabar.

Sumber: rumaysho

35. Saudaraku, Bertaubatlah dengan Sebenar-benarnya Taubat
by Ari Cahya Pujianto
Ini Cara Menghitung 10 Hari Terakhir Bulan Ramadhan? 
SAUDARAKU,

SELAMA manusia hidup di dunia ini tak luput dari salah dan dosa. Manusia dengan segala kekurangannya seringkali melakukan hal-hal yang Allah larang. Baik itu disengaja maupun tidak disengaja. Dari mulai lahir hingga saat ini mungkin tidak terhitung berapa dosa yang pernah kita lakukan. Namun, percayalah bahwa Allah Maha Pengampun atas segala dosa-dosa hambaNya. 

Allah selalu memberikan kesempatan kepada hamba-Nya untuk senantiasa kembali dan memohon ampun kepada-Nya. Namun yang menjadi pertanyaan kini adalah maukah kita untuk kembali ke jalan Allah? Banyak orang yang berkata bahwa ia ingin bertaubat. Namun nyatanya pertaubatan itu hanya sebatas di lidah saja. Belum mencapai pada tindakan nyata yang ia lakukan. 

Pintu pertaubatan terbuka lebar bagi manusia yang ingin kembali ke jalan-Nya. Dan Allah sangat menyukai orang-orang yang mau memperbaiki dirinya dan meninggalkan segala kemaksiatan yang pernah ia lakukan. Tak hanya sekedar ingin kembali. Namun Allah menunggu tindakan nyata kita dalam kembali ke jalan-Nya. Karena Allah akan menerima orang-orang yang senantiasa memperbaiki diri.

Saudaraku,

Sebagaimana dalam surat Al-Baqarah ayat 60, “Kecuali orang-orang yang telah taubat dan mengadakan perbaiakan dan menerangkan (kebenaran), maka terhadap mereka itulah Aku menerima taubatnya.” 

Taubat baru diterima jika kita sudah benar-benar meninggalkan kesalahan sebelumnya, dan menebusnya dengan hal yang positif. Mengadakan perbaikan berarti melakukan pekerjaan-pekerjaan yang baik dan berusaha meninggalkan pekerjaan yang jelek; berarti ada tindakan yang harus Anda lakukan, atau tidak Anda lakukan lagi; tidak cukup menyesali diri meski diucapkan ribuan kali. 

Saudaraku,

Sesungguhnya jika kita ingin benar-benar untuk kembali kepada Allah. Maka tidak hanya sekedar di lidah saja. Tapi pertaubatan kita nyata dalam wujud perbuatan. Adanya perbaikan dari sikap kita yang ingin memperbaiki diri. 

Semoga kita termasuk orang-orang yang benar dalam bertaubat. Tidak hanya sekedar di lidah saja berkata bahwa kita ingin bertaubat. Namun pertaubatan kita terbuktinya dengan meningkatkan amal ibadah dan meninggalkan perbuatan buruk kita selama ini. []

Sumber : Tangan-tangan yang dicium Rasul/Syahyuti/Pustaka Hira
Saudaraku, Bertaubatlah dengan Sebenar-benarnya Taubat - Islampos

36. Saya Pun Mengucapkan Lagi Niat Sebelum Shalat
by Adam
3 Tingkatan Puasa
Oleh: Nurman Kholis
20 TAHUN lalu, ada guru saya yang bilang, “Buat apa pakai usholli-usholli segala, allah juga tahu kita mau sholat”, saya pun meninggalkan kebiasaan sejak kecil tersebut. Namun, kini saya melafadhkan niat lagi sebelum sholat.
Sejak sehari-hari kerja di ruang AC sehingga tidak berbeda suasana Dhuhur dan Ashar, apalagi jika sedang banyak kerjaan, saya lebih mantap dengan talaffudh bin niyat. Di dalam talaffudh ini kan dijelaskan, sholat:
(1) fardhu atau sunat
(2) waktunya kapan
(3) rakaatnya berapa
(4) menghadap kiblat
(5) sendiri atau berjamaah sebagi imam atau ma’mum
(6) hanya untuk Allah.

Kalau Nabi, para sahabat dan seterusnya tidak talaffudh bin niyat sebelum sholat, memang hati mereka sudah terbiasa konsentrasi.
BACA JUGA: Niat Baik
Jadi kalau menurut saya, talaffudh itu seperti suplemen untuk memperbaiki kualitas sholat saja. Bagi saya, tidak cukup berdebat tentang talaffudh atau tidak. Saya lihat buahnya saja. Nusantara yang jauh dari Arab, terdiri dari berbagai suku dan bahasa serta dulu mayoritasnya Buddha dan Hindu, namun jadi mayoritasnya muslim termasuk yang menggagalkan penjajahan Portugis adalah umat Islam yang talaffudh bin niyat sebelum sholat. []
Saya Pun Mengucapkan Lagi Niat Sebelum Shalat - Islampos

37. Segeralah Bertaubat
by Aldi Rahadian
Segeralah Bertaubat
Jika engkau melakukan dosa segeralah bertaubat
Segeralah Bertaubat - Islampos

38. Sering Berzina, Bagaimana Saya Bertaubat?
by Adam
Tenang, Pacar Saya Imannya Kuat 
ALHAMDULILLAH akhirnya saya dapat menemukan seseorang yang dapat membantu menyelesaikan permasalahan saya. Terima kasih banyak atas waktu yang diberikan kepada saya. Saya seorang pemuda, 19 tahun. Terus terang, permasalahan yang saya hadapi adalah selama ini saya sering melakukan hubungan seks. Saya tidak ingat kapan pertama kali saya melakukannya. Yang saya ingat, kira-kira setelah masa puber. 

Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan. Demi Allah saya ingin meninggalkan perbuatan terkutuk itu dan kembali kepada jalan yang diridhai Allah Swt. Saat saya menulis surat untuk kalian tanpa sengaja saya menangis dan menyesali perbuatan yang saya lakukan selama ini. Mohon bantuannya. Terima kasih banyak. Anakmu yang tersiksa, Sdr: ‘A 

Jawaban Dr. Hatem Adam

Saudaraku tercinta, gairah dan gejolak seks adalah hal yang wajar terjadi pada pemuda seusiamu. Akan tetapi permasalahannya adalah bagaimana kita dapat menyalurkan gairah dan gejolak itu dengan baik dan benar? Solusi terbaik adalah menikah. Bulatkan tekad serta niatkan untuk benar-benar meninggalkan perbuatan tersebut. Semoga Allah Swt. membantumu dalam usaha ini. 

Ada baiknya kaupahami dan renungi nasihat-nasihat kami sebelum menempuh jenjang pernikahan (selama kau meninggalkan perbuatan tersebut). Semoga dapat bermanfaat bagimu kelak, insya Allah:

1. Jaga pandangan mata terhadap sesuatu yang membuat gejolak seksmu memuncak.

2. Hilangkan pikiran dari khayalan-khayalan jorok yang dapat mengundang gejolak nafsu.

3. Biasakan puasa, karena ia merupakan benteng diri dan ibadah. 

4. Biasakan berolahraga. Jadikan aktivitas tersebut mengisi hari-harimu. Jika kau tidak terbiasa berolahraga, mulailah dari kegiatan yang dapat menyibukkan pikiran kosongmu.

5. Jika kau mempunyai keahlian khusus, seperti melukis, membuat puisi, membuat gypsum, melatih burung, dan ikan, atau sesuatu yang dapat menghasilkan uang, maka pilihah salah satu di antaranya. Kamu membutuhkan banyak dana untuk menikah, bukan?

6. Perbanyaklah berteman dengan orang-orang baik serta hindari berkumpul dengan orang-orang yang dapat membawa kepada maksiat.

Saudaraku, sesungguhnya orang-orang yang tak senang akan Islam, selalu menyerang hati yang kosong, bekali dirimu sebaik mungkin dan selamatkan negara dan keluarga dari musibah yang akan menimpamu dan keluarga kelak. 

Ingatlah hadits Rasulullah saw. tentang seorang pemuda yang meminta izin melakukan zina, kemudian Rasulullah saw. menjawab, “Apakah kau mencintai ibumu? Apakah kau mencintai anak perempuanmu?” (H.R. Ahmad).

Biasakan berdoa untuk meminta menjaga kehormatan diri. Katakan, “Ya Allah, saya mengharapkan hidayah, ketakwaan dan kehormatan diri serta kekayaan (keberkahan) harta.” Semoga Allah membantu kesulitanmu. []

Sumber: Ikhwan Zone, Romantika dan Gaya Hidup Pubertas/Karya: Yusuf al-Qaradhawi /Penerbit: Zikrul Hakim
Sering Berzina, Bagaimana Saya Bertaubat? - Islampos

39. Shalat Berjamaah bagi Perempuan, Apa Hukumnya?
by larasetia
Ini Wanita yang Wajib Mengqadha Shalatnya
SHALAT berjama’ah tidaklah wajib bagi kaum wanita menurut kesepakatan para ulama. Meskipun demikian, shalat berjama’ah dianjurkan bagi wanita tanpa ada perbedaan pendapat.

Rasulullah shallallaahu’alaihi wa sallam bersabda, “Shalat berjama’ah itu melebihi shalat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Yang paling berhak menjadi imam di perempuan adalah yang paling paham Al-Qur’an. Jika mereka sama (pemahamannya) dalam al-Qur’an, maka yang paling berhak adalah yang paling memahami Sunnah di kalangan mereka. Akan tetapi, ketika shalat jama’ah itu di rumah seseorang, maka tuan rumah paling berhak untuk menjadi imam. Meskipun, ia boleh mengizinkan orang lain untuk menjadi imam.

Barisan yang paling utama bagi para wanita adalah barisan yang pertama, kemudian barisan berikutnya. Ini berdasarkan (keumuman) sabda Rasulullah shallallaahu’alaihi wa sallam,

“Sesungguhnya Allah menurunkan rahmat dan para Malaikat-Nya mendo’akan orang-orang yang berada pada barisan-barisan terdepan (dalam shalat berjama’ah).” (HR. Abu Dawud dan an-Nasa-i)

Namun apabila kaum wanita berjama’ah dengan laki-laki maka barisan mereka harus jauh dari jama’ah laki-laki, jadi barisan terbaik bagi para wanita adalah barisan yang terakhir. Sedangkan yang paling buruk adalah barisan yang pertama.

Seorang wanita yang mengimami para wanita hendaklah mengeraskan bacaannya. Namun apabila ada kaum pria, maka ia tidak boleh mengeraskannya, kecuali jika kaum pria tersebut adalah para mahramnya.

Seorang wanita boleh shalat menjadi makmum di belakang barisan kaum pria. Tempat kaum wanita berdiri adalah di balakang kaum pria, meskipun wanita itu hanya sendiri. Wanita hendaknya berdiri sendirian di barisan yang terakhir.

Demikian pula jika ia shalat berjama’ah bersama pria yang tergolong mahramnya, maka ia berdiri sendirian di belakangnya.Tidak diperbolahkan seorang laki-laki menjadi imam bagi seorang wanita yang bukan mahramnya berdua-duaan. Namun diperbolehkan seorang laki-laki menjadi imam bagi sekelompok wanita, karena berkumpulnya banyak wanita menghilangkan al-khalwah (berduaan), dan tidak ada larangan mengenai hal ini. Akan tetapi hal ini berlaku jika aman dari fitnah.

Jika seorang wanita melakukan shalat (dengan jarak yang dekat) di belakang barisan kaum pria, maka berlaku pada mereka sebuah hadits yang artinya, “seburuk-buruk barisan kaum wanita adalah pada barisan pertama” (HR. Muslim, an-Nasa-i, Abu Dawud, at-Tirmidzi, Ibnu Majah).

Jika seorang wanita hendak memperingatkan imam, sedangkan ia shalat di belakang kaum pria, maka ia boleh menepukkan tangannya, bukan mengucap tasbih (Subhanallah). []

SUMBER: MUSLIMAH.OR.ID
Shalat Berjamaah bagi Perempuan, Apa Hukumnya? - Islampos

40. Shalat Jamak Taqdim dan Takhir, Ini Nih Syaratnya
by Saad Saefullah
hukum memejamkan mata ketika shalat
KETIKA di perjalanan, seseorang tidak mungkin melaksanakan shalat tepat pada waktunya, kecuali menggunakan kendaraan pribadi. Namun, kebanyakan orang, baik yang menggunakan kendaraan umum maupun pribadi lebih memilih shalat yang meringankan bagi dirinya. Terutama ketika di tempat-tempat tertentu yang memang tidak memungkinkan untuk melaksanakan shalat.

Dalam persoalan tersebut, Allah senantiasa memberikan kemudahan kepada umat-Nya yang akan menjalankan ibadah kepada-Nya. Kewajiban menjalankan shalat dipermudah oleh Allah, bagi orang-orang yang berada di perjalanan. Mereka bisa melakukan shalat dengan cara dijamak.

Shalat jamak terbagi menjadi dua, jamak taqdim dan takhir. Perbedaan di antara keduanya ialah mengenai waktu. Shalat jamak dilakukan di awal waktu, seperti halnya waktu shalat ashar yang ditarik ke dzuhur. Sedangkan jamak takhir dilakukan di akhir waktu, seperti halnya shalat dzuhur yang ditarik ke ashar. Namun demikian, shalat ini juga memiliki syarat-syarat tertentu.

Syarat-syarat jamak taqdim ada empat:

1. Memulai dengan shalat yang pertama (awal).

2. Niat jamak di dalam shalat yang awal.

3. Berturut-turut antara shalat yang awal dengan shalat yang kedua.

4. Tetapnya (terus-menerus) udzur.

Syarat-syarat jamak takhir ada dua:

1. Niat jamak takhir ketika waktu shalat yang pertama masih tersisa, sekiranya masih cukup untuk mengerjakan shalat tersebut.

2. Kekalnya (terus-menerus) udzur sampai kepada sempurnanya shalat yang kedua. []

Sumber: Fiqh Ibadah Praktis dan Mudah/Karya: Al ‘Alamah Asy-Syaikh Salim bin Abdullah bin Sumair/Penerbit: PT Karya Toha Putra Semarang
Shalat Jamak Taqdim dan Takhir, Ini Nih Syaratnya - Islampos

41. Shalat Wanita dan Laki-laki, Ini Perbedaannya
by Mila
abu bakar shalat
KETIKA  shalat, antara laki-laki dan wanita tidak dapat perbedaan, kecuali bahwa wanita diperintahkan untuk merapatkan tubuhnya pada saat ruku’ dan sujud serta pada saat duduk bersilang kaki atau meletakkan kedua kakinya di samping kanan.

Tidak disunnahkan bagi wanita Muslimah untuk merenggangkan tubuhnya dalam shalat seperti yang dicontohkan dalam sifat Rasulullah.

Karena, wanita itu adalah aurat, sehingga disunnahkan baginya merapatkan tubuh agar lebih tertutupi. Sebab, jika merenggangkan tubuhnya, maka akan terlihat sebagian dari anggota tubuh yang seharusnya ditutupi.

Demikian halnya ketika duduk. Ali bin Abi Thalib berkata, “Apabila wanita mengerjakan shalat, maka hendaklah duduk di atas lutut dan merapatkan pahanya.”

Dari Ibnu Umar disebutkan, bahwa Rasulullah telah memerintahkan wanita Muslimah untuk duduk bersilang kakinya dalam shalat. []

SUMBER: INSPIRADATA
Shalat Wanita dan Laki-laki, Ini Perbedaannya - Islampos

42. Sulitnya Mendapat Imam Shalat ketika Akhir Zaman
by Saad Saefullah
batas akhir waktu shalat isya
SAAT ini kebanyakan orang terlalu fokus terhadap ilmu dunia, dan menomorduakan ilmu agama. Akibatnya, timbullah kebodohan beragama dalam masyarakat. Hal yang demikian ini sangatlah disayangkan, sebabnya, ilmu agama sangatlah penting sebagai bekal kita untuk beribadah kepada Allah SWT. Dan sesungguhnya, salah satu tanda dekatnya hari Kiamat adalah menyebarnya kebodohan di tengah-tengah masyarakat.

BACA JUGA: Bersalaman Berjamaah selepas Shalat Fardhu, Apa Hukumnya?

Sehingga nanti, tak ada lagi seorang pun yang bisa dijadikan imam shalat. Orang-orang akan saling mendorong satu sama lain untuk menjadi imam. Namun, seluruhnya menolak karena mereka tidak mengetahui hukum-hukum syariat serta tidak menguasai bacaan al-Qur’an.
Salamah binti al-Hurr ra meriwayatakan, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya, salah satu tanda-tanda Kiamat adalah nanti orang-orang akan saling mendorong untuk menjadi imam di masjid, namun mereka tidak mendapatkan seorang pun yang bisa menjadi imam” (HR. Abu Daud. Mata rantai periwayat hadits ini dipermasalahkan.)
Abdullah ibn ‘Amr ra menuturkan, “Akan tiba satu zaman yang ketika itu orang-orang berkumpul dan melaksanakan shalat di masjid, namun tak ada seorang mukmin pun di antara mereka.” (HR. Hakim)
Barangkali, zaman seperti ini belum tiba. Sebab, saat ini masih banyak ulama dan majelis-majelis taklim yang tersebar di pelbagai tempat. Masjid-masjid juga masih dipenuhi oleh para ulama, para penuntut ilmu, dan mereka yang fasih dalam membaca Al-Qur’an.
Semoga kita menjadi salahsatu penuntut ilmu itu, dan dijauhkan dari kebodohan. []
Sumber: Kiamat Sudah Dekat?/Dr. Muhammad al-‘Areifi/Penerbit: Qisthi Press/2011
Sulitnya Mendapat Imam Shalat ketika Akhir Zaman - Islampos

43. Tak Banyak Diketahui, 5 Perbuatan Ini Dicatat Zina (1)
by Baehaki
Tak Banyak Diketahui, 5 Perbuatan Ini Dicatat Zina (1)
PERBUATAN zina kini kian merebak. Jumlahnya tidak bisa terhitung lagi. Bahkan, kini perbuatan itu tidak lagi dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Secara terang-terangan pun para pelaku zina berani. Mengingat, di beberapa negara tertentu, perbuatan ini tidaklah menerima hukuman yang begitu berat. Sehingga, tak bisa dipungkiri lagi, perbuatan ini akan terus menerus menyebar luas.

Selain zina dalam pengertian yang sebenarnya, ada pula sejumlah perbuatan yang membuat wanita seakan-akan melakukan zina atau memikul dosa seperti dosanya berzina. Apalagi di zaman yang penuh dengan fitnah ini maka perbuatan tersebut semakin terbuka dan celakanya banyak yang tidak sadar melakukannya. Beberapa perbuatan yang masuk kategori zina antara lain sebagai berikut.

Memakai parfum agar laki-laki mencium baunya

Agaknya perbuatan ini sangat marak dilakukan oleh para wanita di zaman modern ini. Mereka memakai parfum saat keluar rumah sehingga baunya tercium oleh kaum laki-laki yang bukan mahramnya. Mereka terkadang tidak menyadari atau malah memang disengaja, dari bau yang menarik tersebut akhirnya laki-laki bisa tertarik dan syahwatnya bisa tergoda.

Baca Juga: Setelah Menikah, Apa Dosa Zina Terampuni? 

Namun ironisnya, parfum itu justru hanya dipakai saat keluar rumah sehingga laki-laki lain menikmati wanginya, sementara ketika mereka berduaan dengan suaminya justru tidak memakai wewangian tersebut.

Rasulullah menyebut wanita yang memakai parfum saat keluar rumah sehingga laki-laki lain mencium baunya dengan sebutan wanita pezina seperti dalam bersabdanya: 

“Wanita mana saja yang memakai parfum kemudian lewat pada suatu kaum supaya mereka mencium bau parfum itu maka perempuan itu telah berzina” (HR. An Nasa’i)

Dalam hadis yang lain Rasulullah Saw juga bersabda:

“Wanita mana saja yang memakai parfum lalu melewati suatu kaum supaya mereka mencium bau parfum itu maka perempuan itu telah berzina” (HR. Ahmad)

Melakukan riba dan memakan harta riba

Di zaman sekarang, praktik riba marak terjadi bahkan bukan hanya dilakukan individu melainkan dibungkus dengan menggunakan lembaga keuangan seperti bank,koperasi dan sebagainya. Banyak orang merasa tak berdosa bergelimang dengan riba karena alasannya menolong orang yang kesusahan. Bukan hanya kaum laki-laki, kaum wanita juga tidak sedikit yang terlibat dalam praktik riba. Entah sebagai pelaku, pencatat, marketing, maupun pengguna riba. 

Padahal, riba merupakan dosa besar yang dosanya lebih berat daripada dosa zina. Satu dirham yang dimakan dari hasil riba lebih besar daripada zina 36 kali. Sedangkan dosa riba yang paling kecil, jika dilakukan laki-laki, seperti berzina dengan ibu kandungnya sendiri. Sebaliknya, dapat diqiyaskan jika riba itu dilakukan oleh wanita, dosanya seperti berzina dengan ayah kandungnya sendiri. Hal ini dipertegas dengan hadis Rasulullah Saw:

“Satu dirham yang dimakan oleh seseorang dari transaksi riba sedangkan dia mengetahui, lebih besar dosanya daripada melakukan perbuatan zina sebanyak 36 kali.” (HR. Ahmad dan Al Baihaqi)

Atau dalam hadisnya yang lain Rasulullah Saw bersabda:

“Riba itu ada 73 pintu (dosa). Yang paling ringan adalah semisal dosa seseorang yang menzinai ibu kandungnya sendiri” (HR. Al Hakim dan Al Baihaqi)

Bersentuhan kulit dengan laki-laki yang bukan mahramnya

Di zaman sekarang dalam beberapa acara atau kegiatan laki-laki dan wanita membaur (ikhtilat) tanpa ada pembatas . Hal ini membuka peluang atau terbuka untuk saling bersentuhan kulit dengan lawan jenis. Bersentuhan kulit dengan laki-laki yang bukan mahramnya sering kali dianggap biasa. Padahal itu termasuk dalam kategori zina tangan (kulit),baik persentuhan, apalagi jika saling raba.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh)” (HR. Muslim)

Begitu hebatnya dosa persentuhan laki-laki dan wanita yang bukan mahramnya ini hingga oleh Rasulullah disabdakan lebih baik seseorang ditusuk dengan jarum besi.

“Seseorang yang ditusuk kepalanya dengan jarum dari besi itu lebih baik daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya” (HR. Thabrani)

SUMBER: PERCIKAN IMAN
Tak Banyak Diketahui, 5 Perbuatan Ini Dicatat Zina (1) - Islampos

44. Tutur Kata Rasulullah ﷺ
by yudi
Tutur Kata Rasulullah
UMMUL Mukminin Aisyah radhiyallahu anha menuturkan: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam tidaklah berbicara seperti yang biasa kamu lakukan (yaitu berbicara dengan nada cepat). Namun beliau Shallallahu ‘alaihi wasalam berbicara dengan nada perlahan dan dengan perkataan yang jelas dan terang lagi mudah dihafal oleh orang yang mendengarnya.” (HR. Abu Daud).

Beliau adalah seorang yang rendah hati lagi lemah lembut, sangat senang jika perkataannya dapat dipahami. Di antara bentuk kepedulian beliau terhadap umat ialah dengan memperhatikan tingkatan-tingkatan intelek-tualitas dan pemahaman mereka di dalam berkomunikasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa beliau adalah seorang yang sangat penyantun lagi sabar.

Diriwayatkan dari ‘Aiysah radhiyallahu ‘anha, ia berkata:
“Tutur kata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam sangat teratur, untaian demi untaian kalimat tersusun dengan rapi, sehingga mudah dipahami oleh orang yang mendengarkannya.” (HR. Abu Daud).

Cobalah perhatikan kelemah lembutan dan keluasan hati Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam, beliau sudi mengulangi perkataan agar dapat dipahami oleh orang-orang di sekitarnya. 

Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu mengungkapkan kepada kita:
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam sering mengulangi perkataannya tiga kali agar dapat dipahami.” (HR. Al-Bukhari)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam selalu berlaku lemah lembut kepada orang lain. Dengan sikap seperti itulah orang-orang menjadi takut, segan serta hormat kepada beliau.

BACA JUGA: Cara Khadijah Tenangkan Nabi ketika Pertama Kali Menerima Wahyu

Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu ia berkata:

Seorang laki-laki datang menemui Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam. Beliau mengajak laki-laki itu berbicara sehingga membuatnya menggigil ketakutan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam berkata kepadanya: “Tenangkanlah dirimu! Sesungguhnya aku bukanlah seorang raja. Aku hanyalah putra seorang wanita yang biasa memakan dendeng.” (HR. Ibnu Majah).

Sumber: Abdul Malik bin Muhammad al-Qasim. Yaumun fi Bait ar-Rasul Shallallahu Alaihi Wasallam, Sehari Di Kediaman Rasulullah. Jakarta: Darul Haq.
https://www.islampos.com/tutur-kata-rasulullah-142908/?

45. Waspada, Inilah Bahaya-Bahaya Zina
by Eneng Susanti
Mengapa Suami-Istri Tidak Boleh Meninggalkan Hubungan
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
“Dan janganlah kalian mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.” (QS Al-Israa’: 32)
DALAM sebuah hadis yang diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud, dia bertanya, “Wahai Rasulullah, dosa apakah yang paling besar?” Nabi menjawab, “Menyekutukan Allah padahal Dialah yang telah menciptakanmu.” “Lalu apa?” tanya dia lagi. Beliau menjawab, “Engkau membunuh anakmu karena takut ia (kekurangan) makan bersamamu.” “Setelah itu apa?” tanyanya kembali. “Engkau berzina dengan istri tetanggamu,” ujar beliau. Allah kemudian menurunkan firman-Nya untuk membenarkan hal itu, yaitu yang tidak menyembah tuhan selain Allah, tidak membunuh jiwa yang Allah haramkan kecuali dengan alasan yang benar, dan tidak berzina.”
Imam Ahmad berkata,”Menurutku, tidak ada dosa yang lebih besar, setelah pembunuhan, daripada zina.”
Sesuatu yang dikategorikan dosa besar tentu mengandung bahaya yang juga besar bila dilakukan. Membunuh, bisa menghilangkan nyawa dan tentunya merugikan orang lain. Nah, bagaimana dengan zina? Apa saja bahayanya?

BACA JUGA: Tak Banyak Diketahui, 5 Perbuatan Ini Dicatat Zina (1)

Berikut ini bahaya-bahaya zina yang perlu diketahui agar kita semua bisa menghindarkan diri darinya:

Zina adalah kerusakan yang besar dan kejahatan yang bertebaran.

Efek zina ini tidak kecil. Bahayannya juga tidak sedikit, baik bagi pelaku maupun bagi umat. Semua kejahatan zina menghimpun hal-hal seperti minumnya kualitas keberagamaan, hilangnya sifat wara’, rusaknya muru’ah, minimnya motivasi, dan runtuhnya fadilah.

Zina adalah sebab kefakiran.

Kefakiran yang dimaksud terutama tentang jatuhnya kehormatan pelaku di hadapan Allah dan manusia.

Zina jadi sebab tercabutnya nama baik 

Akibat perbuatan zina ini, si pelaku mendapat cap buruk. Pelakunya bisa dicap dengan nama cabul, fasik, atau pengkhianat.

Zina jadi sebab kebrutalan di hati pelakunya

Kebrutalan itu melebihi kebrutalan yang terlihat di wajahnya. Sebelumnya, aura iffah (menghindari perbuatan terlarang) akan tampak indah pada wajah, di hatinya pun ada nasihat. Namun, perbuatn zina memalingkannya dari itu semua.

Zina membuat sempitnya dada

Apa yang ada di sisi Allah tidak bisa diraih kecuali dengan menaati-Nya, dan Allah tidak akan menjadikan kemaksiatan hamba-Nya menjadi sebab kebaikan apa pun. Maka, siapa yang mencari kesenangan atau kebaikan hidup dengan cara bermaksiat, Allah akan balas dengan hal sebaliknya.

Zina merusak kemuliaan wanita dan menghiasinya dengan aib

Aib itu bahkan merasuk juga ke keluarga, suami dan kerabatnya.

Zina merupakan kriminalitas terhadap anak

Seorang pezina menyebabkan makhluk hidup yang berasal dari spermanya tidak memiliki nasab yang bersambung kepadanya. Padahal, nasab ini sangat penting bagi seorang individu. Sebab, seorang anak pasti membutuhkan perlindungan keluarga, kontak batin dan kasih sayang. Namun, karena perbuatan zina kedua orang tua yang menjadi sebab lahir dirinya, anak itu tak memiliki hak atas waris dari ayah biologisnya. Pun, anak perempuan, kehilangan hak wali ayahnya.

Bukan hanya itu, anak hasil perbuatan zina juga terindikasi mendapat cap buruk dan mungkin saja direndahkan oleh masyarakat. Padahal, anak itu tidak berdosa apa-apa. 

Demikianlah bahaya zina yang Allah sebut sebagai perbuatan keji dan jalan yang buruk. []

Sumber: Fikih Cinta/Karya: Muhammad bin Ibrahim al Hamd/Penerbit: Mirqat/Tahun: 2011

Waspada, Inilah Bahaya-Bahaya Zina - Islampos

46. Zina Diharamkan, Kenapa?
by Saad Saefullah
Pidato bagi yang Mau Mutusin Pacar karena Takut Dosa
PERBUATAN zina merupakan salah satu perkara yang dilarang oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Hanya saja, peraturan yang telah ditetapkan tersebut, malah banyak dijadikan suatu ajang pelanggaran. Banyak orang yang melakukan zina, tanpa memperdulikan ancaman-ancaman yang akan diberikan Allah SWT di akhirat kelak. Mereka menyangka hidupnya di dunia masih sangat lama.

Banyak orang berkata, zina itu menyenangkan. Tapi, mengapa dalam Islam hal itu dilarang ya? Padahal, banyak orang yang menyukai perbuatan itu dan sulit terlepas darinya.

Anda tahu, Allah SWT tidak akan memerintahkan dan melarang sesuatu tanpa ada maksud di dalamnya. Termasuk dalam hal melarang berbuat zina. Ada hal-hal baik yang dapat kita peroleh jika kita taat terhadap peraturan Allah dengan tidak melakukan zina. 

Mau tahu apa hikmah di balik larangan berbuat zina?

Di antara hikmah diharamkannya zina sebagai berikut:

1. Untuk menjaga kesucian masyarakat Islam.

2. Melindungi kehormatan kaum Muslimin dan kesucian diri mereka.

3. Mempertahankan kemuliaan mereka, menjaga kemuliaan nasab mereka dan menjaga kebeningan jiwa mereka.

Itulah beberapa hikmah yang dapat kita rasakan jika tidak melakukan zina. Larangan itu ada demi kebaikan kita selama hidup di dunia, dan mendapat kesejahteraan di akhirat. Lalu, apa yang salah dengan larangan Allah SWT tersebut? Jika kita tetap ingin melakukan zina, maka jangan salahkan orang lain, apalagi Allah SWT, jika suatu saat nanti hidup Anda tidak bahagia, baik dunia maupun akhirat. []

Referensi: Ensiklopedi Muslim Minhajul Muslim/Karya: Abu Bakr Jabir Al-Jazairi/Penerbit: Darul Falah

Zina Diharamkan, Kenapa? - Islampos

47. Aurat si isteri cerminan agama suami 
Tiada penerangan foto disediakan.
Adiba Shakila
Kisah seorang istri
Pagi itu ketika merapikan rumah, aku menemukan sebuah kotak berhias pita tersimpan di atas meja makan. Di atasnya terdapat kertas bertuliskan .Hadiah untuk Bunda.
Ini pasti dari suamiku, langsung saja aku buka kotak itu, di dalamnya terdapat beberapa set gamis longgar dan kerudung lebar. Heran dengan hadiah dari suamiku yang aneh.
Kok modelnya gini ? Eh, jangan-jangan mau diajak umroh jadi dikasih baju seperti orang-orang arab aku menghibur diri. Masih dalam keadaan penasaran aku menemukan secarik kertas, surat dari suamiku.
Ini isinya:
Bunda sayang, pasti bunda kaget ya Ayah kasih hadiahnya kali ini beda. Bukan baju modis dan juga bukan perhiasan kesukaan bunda. Tas yang sudah lama bunda minta, belum juga Ayah belikan, dan malah hadiah ini yang Ayah ingin berikan untuk bunda kali ini. Bunda pasti kecewa saat membukanya, tapi tunggu dulu. Ayah ingin ceritakan sesuatu. Senyum dulu ya Bundan. Ayah kan bisa lihat senyum bunda dari kantor. Ada cctv di hati Ayah, hehehe..
Bunda sayang, Ayah rupanya salah selama ini. Ayah bangga memperkenalkan Bunda ke teman kantor Ayah, relasi bisnis, dan apalagi ke atasan Ayah. Bangga rasanya punya istri yang cantik dan berpenampilan menarik. Berjalan di samping bunda, lalu melihat banyak mata melirik memperhatikan Bunda.
Pikir Ayah saat itu, siapa dulu dong suaminya. Ayah yang selama ini membiarkan bunda bergaul bebas dengan teman laki-laki ataupun perempuan. Bunda yang banyak keluar rumah sendiri tanpa didampingi Ayah dan berinteraksi dengan banyak orang.
Ayah pikir, yaa Bunda kan juga harus maju dan menjadi wanita masa kini yang mandiri dan supel. Makanya Ayah percaya saja setiap kali bunda ada urusan sampai pulang larut malam, dan pulang diantar teman dekat laki-laki yang bisa jaga Bunda di perjalanan.
Kemarin itu Pak Jimmy teman kantor yang Ayah kenalkan ke Bunda tempo hari, datang bawa istrinya. Di luar dugaan Ayah, istrinya memakai pakaian lebar, kerudungnya panjang sampai betis. Polos dan sederhana sekali. Melihatnya ayah langsung menundukkan pandangan dan bersikap hormat. Bicara tanpa berani melihatnya.
Di antara teman kantor yang lain, hanya Pak Jimmy ini yang belum pernah membawa istrinya di acara-acara kantor. Hari itu pun karena kebetulan Pak Jimmy izin cuti untuk menengok ibunya yang sakit kemudian mampir ke kantor bersama istrinya untuk mengambil beberapa barang miliknya yang tertinggal.
Kok Ayah refleks bersikap hormat dan malu melihatnya ya? Begitupun teman kantor yang lain, hanya menyapa tanpa berani melihatnya. Padahal kalau boleh jujur nih Bunda, Ayah dan teman-teman kantor itu setiap hari ada saja perempuan yang kita jadikan bahan guyonan. Apalagi kalau lagi kedatangan SPG rokok yang sesekali datang ke kantor Ayah. Sudah deh, heboh langsung seisi kantor otaknya langsung mendidih semua. Kecuali Ayah lhoo bunda. Hehehe..
Ayah jadi mikir, berarti selama ini Bunda pun Ayah biarkan dilihat dan dinikmati mata laki-laki atas kecantikan Bunda. Kok beda ya rasanya, ternyata bukan bangga tapi seharusnya ayah cemburu membiarkan bunda tidak menutup aurat.
Nah kemarin, saat Pak Jimmy kembali ke kantor Ayah ngobrol-ngobrol dengan beliau. Ayah baru tahu kalau katanya, suami harus cemburu terhadap istrinya. Kalau ndak cemburu itu namanya Dayus, yaitu lelaki yang membiarkan kejahatan (zina, buka aurat, bergaul bebas) dilakukan oleh ahlinya (istri dan keluarganya). Dayus itu lawan kata dari cemburu (karena iman).
Kata Pak Jimmy, seorang suami yang peduli pada istrinya kadang akan nampak sebagai seorang pencemburu. Kecemburuan yang berdasarkan agama ini dibenarkan.
Cemburu seorang suami dan Ayah adalah wajib bagi mereka demi menjaga harga diri dan kehormatan istri dan anak anaknya.
Bunda, Ayah menyesal baru menyadari ini, tapi Ayah bersyukur belum terlambat, baca ini dulu bunda:
…dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka,... ini ada dalam QS. An Nuur :31, dan ada lagi bunda..
Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan (bertingkah laku) seperti orang-orang jahiliah dahulu…. (QS. Al Ahzaab : 33)
Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri istri orang mukmin, hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali sehingga mereka tidak diganggu… (QS. Al Ahzaab : 59)
Bunda, bolehkah Ayah meminta hadiah dari bunda? Jadikanlah Ayah seorang laki-laki yang bahagia karena Ayah Bunda jadikan sebagai laki-laki satu-satunya yang boleh melihat kecantikan bunda.
Ayah ingin sekali bunda tampil sederhana saja saat keluar rumah, berbalut pakaian syar’i yang tidak perlu diperindah lagi dengan make up, warna, dan aksesoris yang menarik perhatian. Karena percuma dong Bunda kalau masih berhias walaupun berjilbab tetap saja akan beresiko menimbulkan fitnah.
Bunda sangat cantik, dan biarlah kecantikan itu menjadi perhiasan dunia milik Ayah saja. Bolehkah Bunda jika Ayah meminta ini? Ayah berdo’a sambil menulis surat ini, semoga Allaah menghadiahi Ayah istri sholehah yang akan mendampingi Ayah di dunia dan di akhirat. Peluk Ayah untuk Bunda, sambut Ayah nanti sore dengan pakaian barunya ya Bunda?.......
Air mataku berurai jatuh, kertas berisi surat teromantis dari Ayah untukku. Apalagi yang aku inginkan, kecuali pujian dan rasa kasih sayang Ayah padaku karena keta’atannya kepada Allaah. Baik Ayah, permintaan ini terlalu mulia untuk aku tolak.
Bismillaah, hadiah Ayah kali ini menjadi hadiah terindah untukku.

https://www.facebook.com/adiba.shakila.22?__tn__=%2Cd%2AF%2AF-R&eid=ARCFZUXh3nrQJNlD-z13A32z_F8KlO8ZQeZVmaBk-KE4SXwNTlhmIqbRIyfWcBcyvUz46-rTId9VqObQ&tn-str=%2AF

Tiada ulasan: