Isnin, 1 April 2019

Dicatat di sisi Allah sebagai pembohong. Peranan Suami dan Isteri dalam sebuah rumah tangga bahagia. In Syaa Allah. Aamiin. 9312.


Bolehkah Berbohong?
by Eneng Susanti

Kenapa Allah Membenci Sifat Bohong 
by Saad Saefullah
Meski Anak Seorang Budak, Hasan Al-Bashri Jadi Ulama Besar
SERINGKALI seseorang menutupi kesalahannya dengan berbohong. Alasannya pun bermacam-macam. Karena takut dimarahi, dipecat dari pekerjaannya atau takut harga dirinya terinjak-injak karena ia telah berbuat salah. 

Namun perlu kita ketahui bahwa sikap bohong ini adalah salah satu sifat yang Allah benci. Karena bohong ini adalah sikap seorang munafik. Ketika Allah sudah membenci maka dipastikan bahwa seluruh makhlukpun membencinya.

Bohong adalah sikap yang lahir karena dorongan hawa nafsu. Tentunya sikap ini akan membawa dampak buruk terhadap pelakunya. Salahsatu dampak buruknya adalah ia tidak akan pernah dipercaya oleh orang lain.

BACA JUGA: Bohong dalam Hal Ini ‘Dibolehkan’, tapi Perhatikan Dulu…

Sikap bohong termasuk ke dalam penyakit yang dapat merusak jiwa pelakunya. Maka sikap sombong ini harus diobati dengan meyakini siksaan Allah Swt bagi seorang pembohong, dan yakin bahwa dengan senantiasa melakukan kebohongan pasti akhirnya sikap bohongnya akan diketahui sehingga aib dirinya akan terbuka, ia akan menanggung rasa malu dan hinaan dari manusia, dan ia tidak akan dipercaya lagi oleh manusia walaupun ia benar.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abdullah. Ia berkata bahwa Nabi saw bersabda, “Seorang senantiasa berbohong dan memilih bohong sehingga ia dicatat di sisi Allah sebagai pembohong.” (HR. Bukhari). 

Ibnu Mas’ud pernah berkata, “Semua sifat dijadikan watak dasar bagi setiap muslim kecuali khianat dan bohong.”

Jelas bahwa sikap bohong ini bukanlah sifat seorang muslim. Sebagai seorang muslim yang taat tentunya kita harus membuang jauh-jauh sikap bohong tersebut dan menggantinya dengan kejujuran. Seseorang akan lebih dipercayai jika ia mampu bersikap jujur di manapun dan kapanpun. []

Sumber: Mengobati Jiwa yang lelah/Ibnu Al-Jauzy/Mirqat
Kenapa Allah Membenci Sifat Bohong - Islampos

Akibat Kebiasaanku Dulu, Kini Anakku Terbiasa Berbohong
by Baehaki
Anak Suka Berkata Kotor? Ini Cara Mengatasinya
BERBOHONG kepada anak untuk mengalihkan perhatinnya terkadang dianggap remeh oleh sebagian orangtua. Bahkan tak jarang mereka sengaja berbohong agar anaknya menuruti keinginan mereka. Salah satunya ketika sang anak sulit untuk makan, maka ibu berbohong untuk menarik perhatian anaknya agar mau makan.

Berkaitan dengan hal diatas, ada sebuah kisah tentang seorang ibu dan anak yang susah untuk makan. Sebut saja ibu itu aku. Aku seorang ibu yaang biasa menyuapi makan anakku dengan mengalihkan perhatiannya lewat kata-kata manisku.

“Tuh, liat di atas ada pesawat lewat!”, kata ku seraya bersiap memasukkan sesendok bubur.

Tak lama Ia menengadah, mulutnya terbuka. Hap! Bubur masuk kedalam mulutnya.

Lalu, bagaimana dengan pesawatnya? Tak ada sama sekali, itu hanya tipuan kecil agar makanan masuk ke mulut anakku tanpa ia sadari.

Maka tak heran jika hari ini, anakku tak paham mengapa ia harus makan.

Jangankan anakku paham adab makan, seperti tahu pada makanan halal dan toyyib, manfaat makan, adab ketika selesai makan pun semua tak pernah anakku pahami. 

Karena memang aku tak pernah memberikannya pengetahuan tentang semua itu. Yang anakku tahu, ia mau memasukan makanan ke mulutnya hanya agar aku senang saja. Hanya agar aku tak memarahinya. 

Yang lebih parah lagi, akibat kelakuanku yang terus menerus seperti itu ketika menyuapinya dulu, anakku lebih menyedihkan. Sangat menyedihkan dari sekedar tak paham adab makan.

Hari ini, anakku tak mampu berbicara sesuai fakta. Ia suka melebih-lebihkan keadaan. Ia tak bisa menyelaraskan antara perkataan dan perbuatan.

Karena, tak lain dan tak bukan, Aku lah Ibunya yang sudah mengajarkan kebohongan itu dulu. Aku lah Ibu yang menyebabkan Ia tak tahu bagaimana aturan hidup menurut Al-Quran. Karena Aku pun demikian. Akulah Ibu yang hanya mengurusnya sesuai keinginanku.

Semua yang aku anggap sepele dulu ternyata menjadi hal besar ketika anakku sudah beranjak dewasa. Maafkan ibumu nak, karena tidak berfikir panjang bagaimana dampak buruknya terhadapmu nanti.

Sekali lagi, maafkanlah Ibumu ini… []
Akibat Kebiasaanku Dulu, Kini Anakku Terbiasa Berbohong - Islampos

Suami Berbohong, Ini Tandanya
by Eneng Susanti
Cari Suami Harus yang Shalih, Kenapa? 
SETIAP orang tentu tidak mau dibohongi oleh pasangannya, begitu pula dengan istri. Istri mempunyai naluri bahwa suaminya sedang berbohong atau tidak. Namun, kerap kali terpedaya oleh rasa terlalu percaya dan terlalu mencintai.

Berbohong sendiri ada dua macam, yaitu berbohong yang direncanakan serta berbohong dengan spontanitas. Jika suami berbohong dengan spontan, tentu istri akan lebih mudah mengetahuinya seperti saat berbicara suami terlihat gugup. Sedangkan berbohong yang direncanakan, bisa terlihat amat meyakinkan. 

Meskipun kita tidak mengetahui apakah benar suami berbohong atau tidak, namun dengan mengetahui tanda-tanda bahwa suami sedang berbohong istri akan lebih berhati-hati. Berikut adalah tanda-tandanya :

Mengalihkan pembicaraan, hal ini terjadi jika suami merasa tidak nyaman dan terintimidasi. 2 Menjawab pertanyaan dengan berbelit-belit, padahal istri hanya membutuhkan jawaban iya atau tidak. 
Sedikit gugup, yaitu jika suami menjawab dengan ragu dan sering berkata eeeee.
Marah ketika ditanya, yaitu ketika suami merasa pertanyaan itu mengganggunya dan harus ditutupinya.
Mencari alasan untuk tidak menjawab, seperti bilang “sudahlah tidak perlu diungkit”.
Tiba-tiba menjadi amat baik, hal ini karena suami merasa bersalah telah berbohong.
Menghindari kontak mata, yaitu suami tidak berani menatap istri karena takut terlihat kegugupannya. Serta tidak ingin istri mengetahui ada yang ia rahasiakan.

Itulah beberapa tanda bahwa suami sedang berbohong, namun kita perlu membuktikannya dengan berbagai sudut pandang serta jangan sampai melukai hati suami. Dan jangan sampai menjadi pribadi yang penuh curiga kepada suami, karena jelas akan membuat suami merasa tak nyaman. []

SUMBER: RISALAH
Suami Berbohong, Ini Tandanya - Islampos

Ternyata Ini Membuat Suami Sakit Hati
by Eneng Susanti
20 Perilaku Durhaka Suami Terhadap Istri
BUKAN hanya wanita yang memiliki hati sensitif, laki-laki pun sering kali merasakan hatinya tersakiti. Sering kali seorang istri menyakiti hati suami, namun ia tidak menyadarinya karena suami lebih memilih untuk diam. 

Berikut ini adalah hal yang sering menyakiti hati suami yang tak disadari oleh istri :


  1. Terlalu banyak mengkritik. Istri yang terlalu banyak mengkritik akan membuat suami merasa selalu salah dan tidak percaya diri. Jika ingin mengkritik suami, maka gunakanlah bahasa yang sehalus mungkin dan berikan kritik yang membangun.
  2. Terlalu banyak menuntut. Hal ini yang paling sering dilakukan oleh wanita. Menuntut agar suami seperti ini dan itu.
  3. Terlalu banyak mengatur. Ini pula sering dijumpai.
  4. Sering membanding-bandingkan. Setiap orang akan tidak suka jika dibandingkan. Istri kadang membandingkan penghasilan sumai dengan penghasilan suami orang lain.
  5. Mengungkit kesalahan masa lalu, yang membuat suami semakin merasa bersalah dan terpuruk.
  6. Memarahi suami di depan umum. Misalnya saat suami telat menjemput istri, lantas sang istri memarahinya di depan umum karena lama menunggu.
  7. Meremehkan suami. Siapapun yang diremehkan tentu tidak akan suka. Begitupun bila suami akan melakukan sesuatu lantas istri berkata bahwa ia tidak akan berhasil, itu akan menyakiti hatinya.

Itulah hal yang dapat menyakiti hati suami tanpa muslimah sadari. Suami membutuhkan dukungan positif untuk melakukan suatu hal dari istri. Sedikit pujian akan membangkitkan suami dari keterpurukannya dan selalu disampingnya karena itu membuatnya menjadi bahagia. []

SUMBER: RISALAH
Ternyata Ini Membuat Suami Sakit Hati - Islampos
Kesalahan Seorang Istri yang Tidak Disadari
by larasetia
Kesalahan Seorang Istri yang Tidak Disadari 
SETIAP orang tentunya menginginkan dapat membina sebuah keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah, di mana terdapat keharmonisan serta kebahagian dalam hubungan yang terjalin di dalam rumah tangga tersebut, sehingga besar kemungkinan keluarga yang mereka bina akan langgeng.

Salah satu faktor pendorong terciptanya keluarga yang harmonis adalah hadirnya seorang istri yang selalu menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri, salah satunya adalah taat kepada perintah suaminya.

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam pernah bersabda :

“Andai boleh kuperintahkan seseorang untuk bersujud kepada yang lain tentu kuperintahkan seorang istri untuk bersujud kepada suaminya.” (HR. Tirmidzi) 

Akan tetapi, banyak dari para istri yang kurang memahami tentang arti pentingnya hal itu, bahkan baik disadari ataupun tidak mereka justru melakukan hal-hal yang mendurhakai suaminya. Hal-hal tersebut di antaranya :

11.Tidak taat pada suami

Seorang istri yang baik dan shalihah adalah istri yang senantiasa taat pada suami dalam keadaan dan kondisi apapun. Dengan taat pada suami, hal itu akan dapat menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang serta kesetiaan suami kepada istrinya. Akan tetapi sebaliknya, jika istri tidak taat pada suami, maka besar kemungkinan rasa kasih sayang, rasa cinta, serta kesetiaan suami akan  hilang. 
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda :
“Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah wanita yang paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci.” (HR. An-Nasai dan Ahmad).

22. Mengingkari segala bentuk kebaikan yang dilakukan suami kepadanya

Islam sangat memuliakan seorang wanita, bahkan dalam islam seorang ibu memiliki tiga kali lipat hak untuk lebih dihormati daripada seorang ayah dan surga berada di bawah telapak kaki seorang ibu. Akan tetapi Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam perban mengatakan bahwa mayoritas penghuni neraka adalah para wanita.
Salah sat penyebab seorang wanita menjadi penghuni neraka adalah karena kekufurannya atas nikmat yang diberikan Allah SWT. Dalam hal ini adalah karena mereka mengingkari semua kebaikan yang telah dilakukan oleh suami kepada mereka.

33. Tidak suka pada keluarga suami

Hubungan pernikahan tidak hanya bertujuan untuk menyatukan dua insan yaitu lelaki dan perempuan ke dalam hubungan yang sah, akan tetapi suatu pernikahan juga bertujuan untuk menyatukan dua keluarga. Kecintaan, kasih sayang, dan penghormatan seorang suami akan semakin bertambah apabila istrinya mampu menempatkan dirinya dengan baik dalam keluarga si suami.
Akan tetapi terkadang seorang istri menuntut agar perhatian dan kasih sayang suami hanya ditujukan padanya saja, tanpa menyadari bahwa suami juga memiliki kewajiban untuk berbakti kepada orangtuanya. Hal inilah yang sering menyebabkan kecemburuan istri pada keluarga suami dan berupaya untuk menjauhkan suami dari keluarganya.

44. Hilangnya rasa Qona’ah dan ridho istri terhadap apa yang diberikan suami

Terkadang, meskipun suami telah berusaha semaksimal mungkin untuk bisa memenuhi keinginan sang istri, akan tetapi ketika keinginan tersebut tidak terwujud, justru apa yang ia lakukan tadi dianggap sia-sia oleh istrinya.
Kenapa? Karena istri menganggap bahwa upaya yang dilakukan suami kurang, bahkan hanya dianggap main-main. Ia tidak mampu memahami bahwa setiap orang, termasuk suaminya memiliki keterbatasan kemampuan untuk melakukan sesuatu.

55. Mengungkit-ungkit kebaikan yang dilakukan

Tak dapat dipungkiri bahwa setiap orang, termasuk seorang istri pernah melakukan kebaikan, meskipun hanya sebiji kurma. Akan tetapi akan menjadi sebuah bentuk kedurhakaan apabila seorang istri mengungkit-ungkit kebaikan yang telah ia lakukan terhadap suami atau keluarganya, bahkan menganggap bahwa kebaikan yang dilakukan suami terhadapnya tidak lebih besar dari kebaikan yang ia lakukan. Hal ini tentu akan menyakiti perasaan sang suami.

66. Cemburu yang berlebihan

Salah satu sifat alami manusia, terutama kaum hawa adalah cemburu. Cemburu boleh saja, asal memiliki dasar dan masih berada dalam batas kewajaran. Rasa cemburu seorang istri terhadap suaminya menurut syariat islam adalah apabila suami melakukan kemaksiatan seperti berzina, mendzalimi istri, mengurangi hak-hak istri, dan lain sebagainya.
Rasa cemburu seorang istri akan menjadi suatu bentuk kedurhakaan terhadap suami apabila cemburu tersebut tidak memiliki dasar berupa fakta atau bukti dan cemburu yang terlalu berlebihan (cemburu buta).

77. Kurang atau tidak bisa menjaga perasaan suami

Seorang istri yang baik harus selalu berusaha menyenangkan suaminya, seperti menunjukkan wajah yang ramah, tidak mermuka masam, serta sejuk ketika suami memandangnya.
Selain itu, istri juga harus selalu menjaga perbuatan dan ucapannya agar tidak menyakiti hati suami, misalnya tidak mencaci, suka mengkritik, berkata-kata keras, maupun sering memojokkan suami. Hal ini akan membuat perasaan suami terluka.

88. Terlalu sibuk dengan kegiatan di luar rumah

Tidak ada salahnya jika sorang istri memiliki kegiatan di luar rumah, akan tetapi setiap kali melakukan aktivitas tersebut, istri harus mendapatkan ijin dari suami dan tidak boleh mengabaikan tugas serta tanggungjawabnya di rumah.

99. Kurang atau tidak bisa menjaga penampilan

Seorang istri harus bisa menjaga penampilannya di depan suami, tidak hanya ketika ia sedang bepergian ke luar rumah. Jika seorang istri terlihat kotor, lusuh, dan bau ketika berada di hadapan suami, maka tidak heran jika lama kelamaan suami akan menjadi tidak betah di rumah. Akan tetapi juga merupakan hal yang tidak baik apabila seorang istri terlalu sibuk. []
Kesalahan Seorang Istri yang Tidak Disadari - Islampos

Jika Istri Durhaka pada Suami
by Adam
Menikah tapi Tidak Berhubungan, Bolehkah?
DURHAKA kepada suami adalah menolak untuk melakukan apa yang diminta oleh suami. Adalah kewajiban istri untuk melaksanakan perintah suaminya selama suami itu adalah dalam rangka ketaatan kepada Allah ‘Azza wa jalla.

Begitu besarnya kewajiban istri untuk mengikui suami sehingga Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah menyampaikan bahwa jika sekiranya beliau diperbolehkan memerintahkan seorang manusia untuk bersujud kepada manusia yang lain, maka beliau akan memerintahkan para istri untuk sujud kepada suami-suami mereka. 

Yang terjadi di masyarakat kita adalah adanya kecenderungan para istri untuk membangkang terhadap suami mereka. Termasuk dalam hal ini adalah kelalaian mereka dalam menjalankan tugasnya sebagai istri dan sebagai ibu rumah tangga.

Mereka lebih senang sibuk dalam aktivitas di luar rumah, mengejar karir di luar rumah dan melupakan urusan rumah tangganya, menganggap pekerjaan melayani suami sebagai pekerjaan yang merendahkan martabatnya, menyerahkan urusan merawat anak kepada pembantu atau baby sitter, sibuk dalam berbagai perkumpulan arisan atau klub-klub wanita, dan sebagainya.

Tidaklah heran jika kemudian keluarga-keluarga yang terbentuk adalah keluarga yang jauh dari kriteria baiti jannati, rumah yang betul-betul menjadi the real home bagi para anggota keluarga. Yang terjadi adalah para suami yang karena tidak mendapati istrinya di rumah, kemudian ‘jajanan’ di luar, anak-anak yang mencari perlindungan dengan mencoba narkoba, pergaulan bebas, dan lain sebagainya.

Benarlah perkataan bahwa wanita itu adalah tiang negara. Jika tiangnya bagus, maka insya Allah negaranya juga baik, sebaliknya jika tiangnya jelek, maka akan binasa jugalah suatu negara. []

Sumber: ruangmuslimah.co
Jika Istri Durhaka pada Suami - Islampos

Suami, Ini 10 Hal yang Ingin Didengar Istri Anda Setiap Hari
by Saad Saefullah 
Suami, Ini 10 Hal yang Ingin Didengar Istri Anda Setiap Hari
ISTRI tidak hanya ingin dicintai. Mereka sangat menginginkan bisa diakui oleh suami mereka. Inilah sepuluh hal yang istri Anda harapkan dari Anda untuk didengarnya.

1. Aku Menghargaimu

Kita menganggap cinta pada banyak hal dalam hidup ini, tapi hanya sedikit yang benar-benar kita hargai. Istri Anda ingin berada di daftar itu. Beri tahu dia berulang kali bahwa dia dipegang teguh di mata Anda.

2. Engkau Terlihat Luar Biasa 

Perkataan ini menegaskan kecantikannya. Ingatkan dia selama bertahun-tahun bahwa dia akan selalu menjadi wanita yang cantik dan indah buat Anda. Ingat bukan kecantikan yang membuat Anda cinta, tapi cinta yang membuat dia jadi cantik di mata Anda

3. Minum Kopi Berdua 

Pernahkah Anda mengajak istri Anda ke kedai kopi? Hanya berdua saja? Judulnya, minum kopi bersamanya. Titipkan anak-anak pada orangtua barang sejenak, ajak istri Anda hang-out. Momen seperti ini memang langka [jarang berlaku], apalagi jika pernikahan kita sudah berumur. Tapi percayalah, ini luar biasa.

4. Apa Yang Bisa Aku Bantu?

Ketika istri Anda menghadapi masalah, kadang dia tak ingin mendengarkan siapapun. Namun, yang paling penting untuk membiarkan dia tahu bahwa Anda berada bersamanya dan akan mendapat dukungan dari Anda.

5. Aku Percaya Padamu 

Kata-kata ini memperkuat hati seorang istri dengan cara yang ampuh. Saat dia berkecil hati, memberdayakannya dengan kata-kata ini akan membuat senyum kecil di wajahnya.

6. Engkau Membuat Aku Jadi Suami Yang Lebih Baik

Ungkapkan satu hal yang sudah ia lakukan untuk Anda. Tekankan bagaimana Anda sangat menghargai kekuatan yang dia bawa ke dalam pernikahan Anda berdua.

7. Aku Minta Maaf

Akui bila Anda salah dan mohon maaf atas hal tersebut.

8. Aku Menghargai Semua Kerja Kerasmu 

Pastikan kontribusinya diakui. Entah itu mengelola rumah, bekerja 9 sampai 5 atau bekerja sebagai ibu, dan selalu ingatlah semua yang dia lakukan.

9. Mari Kita Berdoa Bersama

Kebanyakan istri merasa lebih mudah terhubung secara ruhiyah melalui doa. Ajaklah dia untuk memulai doa bersama. Misalnya setelah shalat malam. Ini memberikan sinyal kuat padanya bahwa Anda peduli dengan menjaga Allah SWT di tengah pernikahan Anda.

10. Engkau Dibutuhkan Dan Diinginkan

Memasak, membersihkan, mencuci pakaian dan tugas rumah tangga lainnya adalah cinta. Istri Anda menunjukkan cinta dengan cara ini. Tapi lebih dari itu, beritahu dia bahwa Anda sangat mencintainya karena siapa dia, bukan atas apa yang dia lakukan. Inginkan dia setiap hari. []

https://www.islampos.com/suami-ini-10-hal-yang-ingin-didengar-istri-anda-setiap-hari-141656/?

Inilah 20 Perilaku Durhaka Suami yang Dibenci Allah
by Adam
DEWASA ini banyak perilaku-perilaku suami yang menyimpang dari ketentuan Allah SWT dan telah melanggar hak-hak isterinya. Oleh karena itu perlu sekali para suami mengetahui perbuatan-perbuatan durhaka terhadap istri.
Adapun beberapa perilaku yang sering suami lakukan adalah sebagai berikut:
1. Menjadikan Istri sebagai Pemimpin Rumah Tangga
Dari Abu Bakrah, ia berkata, “Rasulullah bersabda, ‘Tidak akan beruntung suatu kaum yang dipimpin oleh seorang wanita,’” (HR.Ahmad n0.19612).
2. Menelantarkan Belanja Istri
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, ia berkata, “Rasululluah bersabda, ’Seseorang cukup dipandang berdosa bila ia menelantarkan belanja orang yang menjadi tanggung jawabnya,’” (HR.Abu Dawud no.1442, Muslim, Ahmad dan Thabarani).
3. Tidak Memberi Tempat Tinggal yang Aman
“Tempatkanlah mereka (para istri) di tempat kalian bertempat tinggal menurut kemampuan kalian dan janganlah menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. Jika mereka (istri yang di thalaq) itu sedang hamil, berikanlah kepada mereka nafkahnya sampai mereka melahirkan,” (QS.Ath-Thalaaq (65):6).
4. Tidak Melunasi Mahar
Dari Maimun Al-Kurady,dari bapaknya,ia berkata, “Saya mendengar nabi bersabda, ’Siapa saja laki laki yang menikahi seorang perempuan dengan mahar sedikit atau banyak, tetapi dalam hatinya bermaksud tidak akan menunaikan apa yang menjadi hak perempuan itu, berarti ia telah mengacuhkannya. Bila ia mati sebelum menunaikan hak perempuan itu, kelak pada hari kiamat ia akan bertemu dengan Allah sebagai orang yang fasiq,’” (HR. Thabarani, Al-Mu;jamul, Ausath II/237/1851).

5. Menarik Mahar Tanpa Keridhaan Istri
“Jika kalian (para suami) ingin mengganti istri dengan istri yang lain,sedang kalian telah memberikan kepada salah seorang diantara mereka itu mahar yang banyak,janganlah kalian mengambilnya kembali sedikitpun. Apakah kalian kalian akan mengambilnya kembali dengan cara cara yang licik dan dosa yang nyata?  Bagaimana kalian akan mengambilnya kembali,sedangkan kalian satu dengan lainnya sudah saling bercampur (sebagai suami istri) dan mereka ( istri istri kalian) telah membuat perjanjian yang kokoh dngan kalian,” (QS.An-Nisaa’(4):20-21).
6. Melanggar Persyaratan Istri
“Hai orang orang yang beriman, penuhilah janji janji kalian,” (QS.Al-Maaidah(5):1).
“Dari Uqbah bin “Amir ra,ia berkata, “Rasulullah  bersabda, ‘Syarat yang palling berhak untuk kalian penuhi ialah syarat yang menjadikan kalian halal bersenggama dengan istri kalian,’”(HR.Bukhari no 2520, Muslim, Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad dan Darimi).
7. Mengabaikan Kebutuhan Seksual Istri
Dari Anas, Nabi bersabda, ”Jika seseorang diantara kalian bersenggama dengan istrinya, hendaklah ia melakukannya dengan penuh kesungguhan. Selanjutnya, bila ia telah menyelesaikan kebutuhannya (mendapat kepuasan) sebelum istrinya mendapatkan kepuasan, janganlah ia buru buru sampai istrinya menemukan kepuasan,”(HR.’Abdur Razzaq dan Abu Ya’la, Jami’ Kabir II/19/1233).
8. Menyenggamai Istri Saat Haidh
“Mereka bertanya kepadamu tentang haidh, katakanlah:’ haidh itu adalah suatu kotoran.’ Oleh karena itu,hendaklah kalian menjauhkan dirindari wanita pada waktu haidh dan janganlah kalian mendekati mereka sebelum mereka bersuci. Apabila mereka telah suci,campurilah mereka ditempat yang diperintahkan Allah kepada kalian. Sesungguhnya Allah menyukai orang orang yang bertaubat dan menyukai orang orang yang menyucikan diri,” (QS Al-Baqarah(2):222).
9. Menyenggamai Istri lewat Duburnya
Dari Ibnu Abbas, ia berkata, ”’Umar (Ibnu Khaththa) datang kepada Rasulullah, ia bertanya, ’Ya Rasullullah, saya telah binasa.’ Beliau bertanya, ‘Apa yang menyebabkan kamu binasa?’ Ia menjawab, ‘Semalam saya telah membalik posisi istriku.’ Akan tetapi beliau tidak menjawab sedikitpun, lalu turun kepada Rosulullah saw ayat.’ Istri kalian adalah lading bagi kalian, maka datangilah ladang kalian di mana dan kapan saja kalian kehendaki.’ Selanjutnya beliau bersabda, ‘Datangilah dari depan atau belakang, tetapi jauhilah dubur dan ketika haidh,’”( HR Tarmidzi no.2906).
10. Menyebarkan Rahasia Hubungan dengan Istri
Hubungan suami istri haruslah dilakukan di tempat yang tidak terlihat orang lain, bahkan suaranya pun tak boleh terdengar orang lain. Suami istri wajib menjaga kehormatan masing masing apalagi di hadapan orang lain. Suami yang menyebarkan rahasia diri dan istrinya ketika bersenggama berarti telah melakukan perbuatan durhaka terhadap istri.
11. Menuduh Istri Berzina
“Dan orang orang yang menuduh istri mereka berzina,padahal mereka tidak mempunyai saksi saksi selain diri mereka sendiri, maka kesaksian satu orang dari meeka adalah bersumpah empat kalli dengan nama Allah bahwa sesungguhnya dia adalah termasuk orang orang yang benar(dalam tuduhannya). Dan kelima kalinya (ia mengucapkan) bahwa laknat Allah akan menimpa dirinya jika ternyata ia tergolong orang orang yang berdusta,” (QS. An-Nuur (24):6-7).
12. Memeras Istri
“Dan janganlah kalian menerukan ikatan pernikahan dengan mereka (istri-istri) guna menyusahkan mereka. Barang siapa berbuat demikian, maka sungguh dia telah menganiaya dirinya sendiri,” (QS.Al-Baqarah(2):231).
13. Merusak Martabat Istri
Dari mu’awiyah Al-Qusrayiri, ia berkata, ”Saya pernah datang kepada Rosulullah.’ Ia berkata lagi, ’Saya lalu bertanya, ’Ya Rasulullah, apa saja yang engkau perintahkan (untuk kami perbuat) terhadap istri-istri kami?’ Beliau bersabda, ’Janganlah kalian memukul dan janganlah kalian menjelek-jelekan mereka,’”(HR Abu Dawud no 1832).
14. Memukul (Tanpa Peringatan Terlebih Dahulu)
15. Menyenangkan Hati Istri dengan Melanggar Agama
16. Mengajak Istri Berbuat Dosa
17. Memadu Istri dengan Saudari Atau Bibinya
18. Berat Sebelah dalam Menggilir Istri
19. Menceraikan Istri Solehah
20. Mengusir Istri dari rumah.[]
Sumber: kabarmuslimah
Yang Tidak Wajib Shalat Jumat - Islampos

Jangan Jadi Suami Durhaka, Ini Tandanya
by Rifki M Firdaus
muslim munafik
TERKADANG, dalam keluarga terjadi hal-hal yang tidak diinginkan baik dari istri maupun suami. Suami tidak jarang melakukan tindakan yang menyimpang dari ketentuan Allah SWT dan melanggar hak-hak istrinya.
Dengan demikian, para suami harus mengetahui ciri-ciri perbuatan durhaka terhadap istri, yaitu:
1. Menjadikan Istri sebagai Pemimpin Rumah Tangga
Dari Abu Bakrah, ia berkata, “Rasulullah saw bersabda: ‘tidak akan beruntung suatu kaum yang dipimpin oleh seorang wanita’,” (HR.Ahmad no.19612 Bukhari,Tirmidzi, dan Nasa’i).
Rasulullah menyampaikan bahwa suatu kaum (termasuk di dalamnya suami) tidak akan pernah memperoleh kejayaan atau keberuntungan bila menjadikan seorang wanita (termasuk istri) seorang pemimpin. Bentuk ketidakberuntungan ini adalah hilangnya wibawa suami sehingga memberi peluang untuk istri berlaku sesukanya dalam mengatur rumah tangga tanpa mempedulikan pendapat suami. Menyuruh istri mencari nafkah dan mengatur urusan rumah tangga termasuk menjadikan istri sebagai pemimpin. Suami yang berbuat demikian berarti melanggar ketentuan yang ditetapkan Allah dan Rasul-Nya.
2. Menelantarkan Belanja Istri

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, ia berkata, ”Rasululluah bersabda: ’seseorang cukup dipandang berdosa bila ia menelantarkan belanja orang yang menjadi tanggung jawabnya’,” (HR.Abu Dawud no.1442, Muslim, Ahmad, dan Thabarani).
Dari”Asyah ra,bahwa Hindun binti Utbah pernah berkata: ’Wahai Rasulullah,sesungguhnya Abu Sufyan adalah orang yang kikir dan tidak mau memberikan kepadaku belanja yang cukup untuk aku dan anakku,sehingga terpaksa aku mengambil dari hartanya tanpa sepengetahuannya.” beliau besabda: ’Ambillah sekadar cukup untuk dirimu dan anakmu dengan wajar,” (HR.Bukhari no.4945 , Muslim, Nasa’i, Abu dawud, Ibnu Majah, Ahmad dan Darimi).
Suami yang menelantarkan belanja istri dan anaknya berarti telah melakukan dosa. Suami hendaknya menyadari bahwa selama ia menelantarkan belanja istri, selama itulah ia berdosa kepada istrinya. Oleh karena itu, ia wajib meminta maaf kepada istrinya dan selanjutnya bertaubat kepada Allah.
3. Tidak Memberi Tempat Tinggal yang Aman
“Tempatkanlah mereka (para istri) di tempat kalian bertempat tinggal menurut kemampuan kalian dan janganlah menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. Jika mereka (istri yang di thalaq) itu sedang hamil, berikanlah kepada mereka nafkahnya sampai mereka melahirkan,”(QS.Ath-Thalaaq (65):6).
Allah menjelaskan untuk para suami yang menceraikan istrinya diwajibkan untuk tetap memberikan tempat tinggal untuknya selama masa iddah dan tidak boleh mengurangi belanja istrinya atau mengusirnya dari rumah karena ingin menyusahkan hatinya atau memaksanya mengembalikan harta yang pernah diberikan kepadanya atau tujuan lain. Jika mantan istrinya yang masih dalam masa iddah saja harus mendapatkan hak nafkah dan tempat tinggal yang baik, maka lebih utama dan lebih wajib lagi bagi istri sahnya untuk mendapatkan perlakuan yang lebih baik dari pada itu.
4. Tidak Melunasi Mahar
Dari Maimun Al-Kurady, dari bapaknya, ia berkata: ”saya mendengar nabi saw.(bersabda): ’siapa saja laki laki yang menikahi seorang perempuan dengan mahar sedikit atau banyak, tetapi dalam hatinya bermaksud tidak akan menunaikan apa yang menjadi hak perempuan itu,berarti ia telah mengacuhkannya. Bila ia mati sebelum menunaikan hak perempuan itu, kelak pada hari kiamat ia akan bertemu dengan Allah sebagai orang yang fasiq,’” (HR.Thabarani, Al-Mu;jamul, Ausath II/237/1851).
Menurut hadist ini seorang suami yang telah menetapkan mahar untuk istrinya, tetapi kemudian tidak membayarkan mahar yang dijanjikan kepada istrinya, berarti menipu atau mengicuh istrinya. Jika ia tidak memiliki mahar maka ia boleh mengutang kepada istrinya.
Dalam QS.Al-Baqarah (2):237 menerangkan bahwa, “jika kalian menceraikan istri istri kalian sebelum kalian bercampur dengan mereka, padahal kalian sudah menentukan maharnya, bayarlah separuh dari mahar yang telah kalian tentukan itu, kecuali jika istri-istri kalian itu telah memaafkan atau dimaafkan oleh orang yang memegang ikatan nikah. Pemberian maaf kalian itu adalah lebih dekat kepada taqwa. Janganlah kalian melupakan kebaikan antara sesama kalian. Sesungguhnya Allah maha melihat apa yang kalian kerjakan.”
5. Menarik Mahar Tanpa Keridhaan Istri
“Jika kalian (para suami) ingin mengganti istri dengan istri yang lain, sedang kalian telah memberikan kepada salah seorang di antara mereka itu mahar yang banyak, janganlah kalian mengambilnya kembali sedikit pun. Apakah kalian kalian akan mengambilnya kembali dengan cara-cara yang licik dan dosa yang nyata? Bagaimana kalian akan mengambilnya kembali,sedangkan kalian satu dengan lainnya sudah saling bercampur (sebagai suami istri) dan mereka ( istri istri kalian) telah membuat perjanjian yang kokoh dengan kalian,” (QS.An-Nisaa’(4):20-21).
Ayat tersebut melarang suami yang meminta atau menarik kembali mahar yang telah diberikan kepada istrinya, baik sebagian maupun seluruhnya. Tujuan islam menetapkan mahar dalam perkawinan adalah untuk menghormati kedudukan istri yang pada zaman sebelum Islam tidak mendapatkan hak untuk memiliki dan menguasai harta kekayaan apapun, baik dari orang tuanya maupun suaminya.
6. Melanggar Persyaratan Istri
“Hai orang orang yang beriman, penuhilah janji-janji kalian.,” (QS.Al-Maaidah (5):1).
Allah memerintahkan orang orang yang beriman untuk memenuhi janji yang dibuatnya dengan orang orang yang terlibat dengan perjanjian. Dalam hal ini, suami istri harus memenuhi perjanjian yang telah dibuatnya, bahkan perjanjian seperti itu paling patut dipenuhi dengan sebaik-baiknya.
7. Menuduh Istri Berzina
“Dan orang orang yang menuduh istri mereka berzina, padahal mereka tidak mempunyai saksi-saksi selain diri mereka sendiri, maka kesaksian satu orang dari mereka adalah bersumpah empat kali dengan nama Allah bahwa sesungguhnya dia adalah termasuk orang orang yang benar(dalam tuduhannya) (7) dan kelima kalinya(ia mengucapkan) bahwa laknat Allah akan menimpa dirinya jika ternyata ia tergolong orang orang yang berdusta,” (QS.An-Nuur (24):6-7).
Ayat tersebut memberi ketentuan untuk melindungi istri dari tuduhan suami. Karena tuduhan itu dapat merusak kehormatan dan harga diri istri. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengaturan ketat agar suami tidak sembarangan menuduh istrinya berzina tanpa bukti yang dipertanggungjawabkan.
Adapun tindakan tindakan tercela suami terhadap istri lainnya seperti;
1. Memukul (Tanpa Peringatan Terlebih Dahulu)
2. Menyenangkan Hati Istri dengan Melanggar Agama
3. Mengajak Istri Berbuat Dosa
4. Memadu Istri dengan Saudari atau Bibinya
5. Berat Sebelah dalam Menggilir Istri
6. Menceraikan Istri Solehah
7. Mengusir Istri dari Rumah
Wa’allahu A’lam. []
Jangan Jadi Suami Durhaka, Ini Tandanya - Islampos

Ini 10 Sikap Suami Durhaka pada Istri
by larasetia
by larasetia
Ini 10 Sikap Suami Durhaka pada Istri 
DALAM Al-Qur’an Surat An- Nisa’ ayat 34 disebutkan, bahwasannya kaum lelaki (suami) adalah pemimpin bagi kaum wanita (istrinya). Seorang suami dituntut untuk bisa mendidik, melindungi, serta selalu menegakkan kebenaran dalam kehidupan rumah tangganya.

Rasulullah SAW pernah bersabda yang artinya “Yang terbaik dari kalian adalah yang terbaik akhlaknya atau perlakuannya terhadap istrinya.” (HR. Tirmidzi) 

Akan tetapi tak jarang kita dengar dan saksikan hadirnya seorang suami yang mendurhakai istrinya. Daripada melindungi, mereka justru memilih tindakan atau perbuatan yang dalam islam digolongkan ke dalam perbuatan dzalim terhadap istri. Perbuatan-perbuatan tersebut di antaranya :

11.    Menelantarkan untuk memberikan nafkah pada istri

Ciri-ciri suami durhaka terhadap suami yang pertama terdapat dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Muslim, Ahmad, dan Ath- Thabrani, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda yang artinya:
“Seseorang cukup dipandang berdosa bila ia menelantarkan belanja orang yang menjadi tanggung jawabnya.”
Hadist tersebut menggambarkan betapa berdosanya seorang suami yang melalaikan kewajibannya terhadap istri dan anaknya. 

22. Melimpahkan tanggungjawab suami kepada istri

Suami adalah pemimpin bagi istri dan anak-anaknya. Ia berkewajiban untuk memberikan nafkah lahir dan batin bagi keluarganya. Lalu bagaimana jika suami melimpahkan kewajiban seperti mencari nafkah dan mengatur segala urusan rumah tangga kepada sang istri?
Hal ini tentu saja bertentangan dengan syariat islam, dan keluarga tersebut digolongkan menjadi keluarga yang tidak beruntung. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang artinya “Tidak akan beruntung suatu kaum yang dipimpin oleh seorang wanita.“ (HR.Ahmad, Bukhari, Tirmidzi, dan Nasa’i).
Jika tanggung jawab menjadi pemimpin diambil alih oleh istri, maka tentu saja kewibawaan suami akan hilang, dan hal itu bisa menjerumuskan istri pada perbuatan durhaka pada suami.

33. Tidak memberikan tempat tinggal yang layak kepada istri

Jika seorang suami memutuskan untuk menceraikan istrinya, maka ia berkewajiban untuk memberikan tempat tinggal yang aman dan layak kepada istri yang hendak diceraikan selama masa iddah. Kewajiban lain yang tidak boleh dilupakan suami adalah bahwa ia harus tetap memberikan nafkah kepada istri yang hendak ia cerai sebagaimana biasanya.
Hal ini sebagaimana Firman Allah SWT berikut :
“Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalaq) itu sedang hamil, Maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin, Kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu untukmu Maka berikanlah kepada mereka upahnya, dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan jika kamu menemui kesulitan Maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya.” (QS Ath- Thalaaq: 6)

44. Tidak mau melunasi mahar

Seorang suami yang ketika menikah memberikan mahar, akan tetapi mahar tersebut belum terlunasi dan bahkan suami tidak berniat untuk melunasinya, maka itu berarti suami telah menipu istrinya dan ia akan mempertanggungjawabkannya di akhirat. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang artinya:
“Siapa saja laki laki yang menikahi seorang perempuan dengan mahar sedikit atau banyak, tetapi dalam hatinya bermaksud tidak akan menunaikan apa yang menjadi hak perempuan itu, berarti ia telah mengacuhkannya. Bila ia mati sebelum menunaikan hak perempuan itu, kelak pada hari kiamat ia akan bertemu dengan Allah sebagai orang yang fasiq.” (HR.Thabarani)

55. Mengambil kembali mahar yang telah diberikan kepada istri tanpa adanya keridhoan dari sang istri

Islam memandang mahar suatu perkawinan dengan tujuan untuk menghormati kedudukan istri serta untuk pertanda  atau lambang kekuasaan seorang wanita atas laki-laki yang menikahinya. Seorang pria yang apabila ia berniat menceraikan istrinya lalu meminta atau mengambil kembali mahar yang telah diberikannya kepada sang istri tanpa adanya keridhoan dari istri, maka itu adalah perbuatan yang tercela, dan Allah SWT sangat tidak menyukai perbuatan tersebut.pertengkaran di antara 

66. Menuduh istri berzina tanpa adanya bukti yang kuat

Hal ini sebagaimana Firman Allah SWT berikut :
“Dan orang-orang yang menuduh isterinya (berzina), padahal mereka tidak ada mempunyai saksi-saksi selain diri mereka sendiri, maka persaksian orang itu ialah empat kali bersumpah dengan nama Allah, sesungguhnya dia adalah termasuk orang-orang yang benar. Dan (sumpah) yang kelima: bahwa la`nat Allah atasnya, jika dia termasuk orang-orang yang berdusta.” (QS. An- Nuur ayat 6-7)

77. Menganiaya serta merendahkan martabat istri

Rasulullah SAW melarang para suami untuk menyakiti serta menjelek-jelekkan, atau bahkan membanding-bandingkan istri dengan wanita lain dengan menggunakan kata-kata dan ucapan yang bertujuan untuk merendahkan martabat sang istri baik di hadapannya sendiri atau di hadapan orang lain.
Sebagaimana sabda Beliau SAW dalam sebuah hadist,
”Saya pernah datang kepada Rasulullah SAW, ’saya lalu bertanya: ’Ya Rosulullah, apa saja yang engkau perintahkan (untuk kami perbuat) terhadap istri-istri kami? ’Beliau bersabda: ‘janganlah kalian memukul dan janganlah kalian menjelek-jelekan mereka.” (HR. Abu Dawud)

88. Memeras dan mengajak istri untuk berbuat dosa

Ini salah satu hal yang tidak dibenarkan dalam islam. Seorang suami haruslah selalu berusaha menjadi pemimpin yang baik untuk istri dan anak-anaknya, seperti mengajari dan mengajak mereka untuk shalat, mengaji, atau melakukan hal-hal yang dapat memberikan motivasi bagi istri dan anak untuk beramal ibadah.
Seorang suami yang memeras istri dan memaksanya untuk berbuat dosa, maka di akhirat kelak ia akan dimintai pertanggungjawaban dari Allah SWT atas apa yang pernah ia lakukan tersebut.

99. Selalu mencurigai dan berusaha mencari-cari kesalahan istri

Selalu curiga terhadap apa-apa yang diperbuat oleh istri adalah sifat kurang baik yang harus dihindari oleh para suami. Ketika seorang suami curiga kepada istrinya, maka ia akan selalu berusaha mencari-cari kesalahan istrinya tersebut. Hal itu akhirnya bisa menimbulkan pertengkaran di antara keduanya.

1010. Menceraikan istri tanpa adanya alasan yang dibenarkan syar’i

Seorang suami yang sudah bosan dengan istri karena berbagai alasan seperti memiliki wanita idaman lain, bisa saja selalu berusaha mencari-cari jalan agar ia segera dapat bercerai dari istrinya. Misalnya saja dengan menuduh istri tanpa adanya bukti yang jelas. []
SUMBER: DALAMISLAM.COM
Ini 10 Sikap Suami Durhaka pada Istri - Islampos

Bolehkah Minta Mati karena Sakit?
by yudi
Minta Mati karena Sakit
SOAl: Bolehkah seorang berharap mati dikarenakan menderita sakit yang sangat berat dan berkepanjangan? Mohon penjelasannya ustadz Abdullah Al-Jirani.

Jawab: Telah datang dalam masalah ini sebuah hadits dari Anas bin Malik –radhiallohu ‘anhu- beliau berkata, Rosulullah –shollallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

لاَ يَتَمَنَّيَنَّ أَحَدُكُمُ المَوْتَ مِنْ ضُرٍّ أَصَابَهُ، فَإِنْ كَانَ لاَ بُدَّ فَاعِلًا، فَلْيَقُلْ: اللَّهُمَّ أَحْيِنِي مَا كَانَتِ الحَيَاةُ خَيْرًا لِي، وَتَوَفَّنِي إِذَا كَانَتِ الوَفَاةُ خَيْرًا لِي

“Janganlah salah satu diantara kalian beranggan-anggan mati karena kemudharatan yang menimpanya. Jika harus melakukannya, maka katanlah : Ya Allah! hidupkan aku jika kehidupan itu baik bagiku. Dan wafatkan aku jika kematian itu lebih baik bagiku.” [ HR. Al-Bukhari : 5671 dan Muslim : 2680 ].

Hadits di atas menunjukkan, pada asalnya mengharap mati disebabkan kemudharatan yang bersifat duniawi adalah perkara yang terlarang. Baik kemudharatan itu berbentuk sakit, siksaan, kelaparan, dan yang lainnya. Sebagaimana dinyatakan oleh Al-Imam An-Nawawi –rahimahullah-:

فِيهِ التَّصْرِيحُ بِكَرَاهَةِ تَمَنِّي الْمَوْتِ لِضُرٍّ نَزَلَ بِهِ مِنْ مَرَضٍ أَوْ فَاقَةٍ أَوْ مِحْنَةٍ مِنْ عَدُوٍّ أَوْ نَحْوِ ذَلِكَ مِنْ مَشَاقِّ الدُّنْيَا

“Di dalam hadits ini terdapat penjelasan gamblang akan dibencinya beranggan-anggan mati disebabkan kemudharatan yang menimpa seorang, baik berupa sakit, atau kemiskinan, atau cobaan dari musuh atau yang semisal dengan hal itu dari kesulitan-kesulitan dunia. [ Syarh Shohih Muslim : 17/7 ].

Namun jika seorang khawatir dan merasa tidak akan sabar dengan musibah yang menimpa dirinya, misal sakit yang sangat berat, maka hanya dibolehkan untuk melantunkan do’a sebagaimana yang termaktub dalam hadits di atas:

: اللَّهُمَّ أَحْيِنِي مَا كَانَتِ الحَيَاةُ خَيْرًا لِي، وَتَوَفَّنِي إِذَا كَانَتِ الوَفَاةُ خَيْرًا لِي

“Ya Allah! hidupkan aku jika kehidupan itu baik bagiku. Dan wafatkan aku jika kematian itu lebih baik bagiku.”

Hal ini dibolehkan, karena di dalamnya masih terdapat dua pilihan antara hidup dan mati, tinggal mana yang lebih baik baginya di sisi Allah Ta’ala. Namun, jika seorang tetap bersabar atas hal itu dan menerima taqdir (ketentuan) Allah atasnya, maka ini lebih utama baginya. Karena hal ini termasuk salah satu konsekwensi keimanan terhadap taqdir.

Ini jika kemudharatan dalam masalah yang berkaitan dengan dunia. Adapun jika berkaitan dengan masalah agama, maka diperbolehkan. Semisal seorang yang disiksa dengan keji agar murtad dari agama, atau diancam bunuh jika tidak mau mencela Allah dan yang semisalnya. Al-Imam An-Nawawi –rahimahullah- berkata:
فَأَمَّا إِذَا خَافَ ضررا فى دينه أوفتنة فِيهِ فَلَا كَرَاهَةَ فِيهِ لِمَفْهُومِ هَذَا الْحَدِيثِ وَغَيْرِهِ وَقَدْ فَعَلَ هَذَا الثَّانِي خَلَائِقُ مِنَ السَّلَفِ عِنْدَ خَوْفِ الْفِتْنَةِ فِي أَدْيَانِهِمْ

“Adapun jika khawatir akan kemudharatan atau fitnah dalam agamanya, maka tidak dibenci sama sekali karena mafhum (pemahaman kebailkan) dari hadits ini dan selainnya. Dan yang kedua ini telah dilakukan oleh sekelompok dari para salaf ketika takut fitnah dalam agama mereka.”[ Syarh Shohih Muslim:17/8].


Al-Hafidz Ibnu Hajar –rahimahullah- berkata:

وَقَوْلُهُ مِنْ ضُرٍّ أَصَابَهُ حَمَلَهُ جَمَاعَةٌ مِنَ السَّلَفِ عَلَى الضُّرِّ الدُّنْيَوِيِّ فَإِن وجد الضّر الْأُخْرَوِيَّ بِأَنْ خَشِيَ فِتْنَةً فِي دِينِهِ لَمْ يَدْخُلْ فِي النَّهْيِ

“Ucapan nabi “dari kemudharatan yang menimpanya”, sekelompok para ulama’ salaf membawa kalimat ini kepada makna kemudharatan dunia. Maka jika didapatkan kemudharatan akhirat, seperti khawatir takut fitnah dalam agamanya, maka tidak termasuk dalam larangan.” [Fathul Bari : 10/128].

Semoga Allah Ta’ala menjadikan kita dalam golongan orang-orang yang sabar dan memudahkan kita untuk menerima ketentuan-Nya kepada kita sekalian. Amin ya Rabbal ‘alamain. []


Tiada ulasan: