Selasa, 31 Mac 2020

Kesan dari Peranan Tentera Korea Selatan di sisi Tentera Amerika Syarikat sejak 1963 sehingga berakhirnya Perang Vietnam


KS oh Korea Selatan 

Disebalik Korea Selatan sering dimangsakan oleh bangsa lain termasuk Jepun dalam Perang Dunia Ke Dua. Korea Selatan pernah memangsakan Vietnam dalam Perang Vietnam. Di mata dunia kita dimomokkan Korea Utara itu sepenuhnya pihak yang jahat. 

Antara kesan akibat pencerobohan  

Hampir 60.000 tentara Amerika meninggal di Vietnam dan lebih dari 300.000 cedera. Korban dari Veitnam jauh lebih tinggi dan diperkirakan lebih dari setengah juta orang tewas dan jutaan lainnya cedera. Moment Perang Vietnam: Membangkitkan sentimen anti perang di seluruh dunia terutama di Amerika Syarikat, dalam jiwa-jiwa kemanusiaan termasuk sebahagian jiwa-jiwa Veteran Perang Vietnam tentang pertempuran dan peperangan yang sia-sia - Bahawa perang di Vietnam tidak pernah memenangkan Amerika Syarikat dan sekutu-sekutunya. 

Sementara itu di Palestine sejak 1948 gara-gara British, (Barang pasti tangan-tangan ghaib dan terang-terangan sedang menerima Azab Kubur kerana kezaliman dan kekafiran mereka semasa hidup, walau di mana mereka berada ketika itu Yaa Allah. Seksakanlah mereka Yaa Allah dengan seberat-berat seksaan Mu sehingga Hari Kiamat. Aamiin Yaa Allah) perang berlanjutan sehingga kini dan merupakan time bom untuk peperangan selanjutnya dan paling dahsyat sebelum Allah Subhanahu Wa Ta'ala menutup tirai kewujudan alam dan segala isi-isinya. 

Perang Vietnam tahun 1968: Perkosaan tentara Korea Selatan yang menghantui perempuan
Ly Truong BBC World Service
Seorang pria datang untuk membeli kecap di toko yang dijaga oleh Tran Thi Ngai, seorang bidan. Saat itu tahun 1967 dan di pinggang si pria tergantung granat dan pistol. Vietnam sedang perang, Amerika Serikat dan sekutunya melawan Tentara Komunis Vietnam Utara. 

Si pria mendekat memberi uang, dan ketika Tran akan mengambilnya, ia disergap dan ditarik ke dalam warung lalu diperkosa. "Hidup saya seperti berakhir," kata Tran. 

Tran berusaha melupakan peristiwa itu dengan bekerja lebih keras. Sampai perutnya membesar. Ia pikir berat badannya saja bertambah, tapi ketika ia rasakan tendangan dari dalam perut, Tran sadar ia hamil. Orang tua Tran kaget dan ketakutan. Punya anak di luar pernikahan adalah tabu besar di negara yang sangat terpengaruh ajaran Kong Hu Cu ini. Perempuan wajib tetap perawan sampai saatnya menikah. 
Tran Thi Ngai saat ini
"Orang tua saya menyebut saya 'chửa hoang' (hamil di luar nikah) - mereka memukuli saya terus terusan." Karena tak tahan, Tran mencoba bunuh diri beberapa kali tapi tak berhasil. "Seakan janin di dalam perut berjuang untuk saya," katanya.

Orangtua Tran Cuma berhenti memukuli saat ia melahirkan, bulan Februari 1968. Sekalipun senang melihat bayi perempuannya yang cantik, ia segera dilanda kekhawatiran. Bayinya diberi nama Oanh, dan ia ingin menggunakan nama ayah bayinya, Kim. Itu adalah nama keluarga si serdadu yang memperkosa Tran. Si pria itu bukan orang Vietnam, bukan juga orang Amerika. Ia orang Korea Selatan. 

Pada tahun 1963, Korea Selatan bergabung dengan Amerika perang di Vietnam melawan tentara Komunis Vietkong.

Tak lama sesudah melahirkan, Kim muncul di kediaman Tran, mencarinya. "Ia tak berkata apa-apa. Berdiri dua menit, dan kemudian pergi," katanya.

Beberapa hari kemudian seorang tentara Korea Selatan lain datang, dikirim oleh Kim untuk membawa Tran dan bayinya ke pangkalan mereka, yaitu Resimen 28 Divisi Kuda Putih Korea Selatan, di gunung terpencil. Karena malu dan merasa terisolasi, Tran merasa tak punya pilihan lain. Ia pun ikut, lalu tinggal dua tahun bersama si pemerkosanya. Selama di sana ia selalu ketakutan. "Itu adalah pemerkosaan, tak ada cinta di sana," katanya. Tran punya bayi kedua dengan Kim, sebelum ditelantarkan. Kim pindah ke markas lain. Tran berhasil kembali ke orang tuanya di Phu Hiep, meneruskan bekerja sebagai bidan.

Sampai suatu ketika Kim mengirim lagi koleganya ke Tran. Tran ingat namanya, Park, dan ia di sana seolah-olah ingin merawat kedua anak Tran. "Ia menggendong anakku, memberi makan dan merawat saat aku kerja," kata Tran. Sampai suatu ketika Park juga memperkosanya. Lagi-lagi Tran hamil - kali ini anak laki-laki.
Hak atas foto : GETTY IMAGES. Image caption : Tentara Korea Selatan dalam Perang Vietnam. 
"Penduduk desa menghina saya, menuduh saya punya suami orang Korea, yang sebetulnya berada di Vietnam untuk membunuh orang Vietnam," kata Tran.

Tran dan orang tuanya kemudian pindah ke kota lain, tapi reputasi buruk mengikuti mereka. Orang bertanya, kenapa Tran tak menggugurkan saja kandungannya. "Mana bisa?" kata Tran. "Saya bidan dan tugas saya adalah membantu perempuan melahirkan dan merawat bayi," katanya dengan suara parau.

Hidup berantakan

Di bulan yang sama ketika Tran melahirkan anak pertama, hidup Nguyen Thi Thanh, 11 tahun ketika itu, juga berubah selamanya.

Tanggal 25 Februari 1968 Nguyen mendengar jeritan dari desanya Ha My. Ia juga melihat asap, lalu lari untuk melihat apa yang terjadi. Tentara-tentara Korea Selatan mengacungkan senjata kepadanya. 

Laporan menyebutkan mereka adalah pasukan dari Divisi Naga Biru, marinir Korea Selatan yang terkenal buruk reputasinya. Tentara itu memerintahkan seluruh keluarga Nguyen, bersama perempuan dan anak-anak lain serta teman dari adiknya untuk masuk ke tempat penampungan bawah tanah di halaman. Mereka melemparkan granat, seketika membunuh bibi dan sepupu Nguyen.

"Badan saya terbakar dan mati rasa. Darah orang lain terpercik di badan saya," kata Nguyen.
Nguyen melihat adiknya yang berumur delapan tahun kehilangan kaki, lalu meninggal karena lukanya. Hanya Nguyen dan seorang sepupunya yang selamat, dengan luka berat. Mereka merangkak ke desa tetangga meminta pertolongan.

Nguyen melihat tentara-tentara itu membakar desanya. Lebih dari 135 orang tewas di Ha My hari itu, dan belasan orang selamat. Tentara Korea Selatan rutin mengunjungi Ha My mencari Vietkong, dan Nguyen tak mengerti kenapa 25 Februari 1968 beda dari biasanya.

"Entah kenapa mereka agresif hari itu. Mereka bahkan membunuh bayi umur tiga-empat bulan." Periode itu adalah titik balik Perang Vietnam.

Akhir Januari, Tentara Vietnam Utara dan Vietkong meluncurkan Serangan Tet, serangan terhadap Vietnam Selatan, AS dan sekutu-sekutunya. Balas dendam dari pihak sekutu sangat kejam, dan yang paling terkenal adalah di My Lai berupa pembunuhan massal penduduk sipil dan pemerkosaan beramai-ramai oleh pasukan AS bulan Maret 1968.

Nguyen kemudian dibawa ke rumah sakit di Da Nang. Adiknya mengaku melihat tentara datang lagi ke Ha My, membawa traktor untuk meratakan desa dan menghancurkan jenazah yang ada di sana.
Kejahatan juga dilakukan oleh AS selama 20 tahun Perang Vietnam. Namun setidaknya ada pengakuan dalam bentuk permulihan dan pengadilan kejahatan perang. Pemerintah Korea Selatan, yang kini punya hubungan ekonomi kuat dengan Vietnam, tampak tak ingin terlibat dalam soal pembahasan mengenai peran mereka dalam Perang. Seoul ketika itu sempat mengirim sekitar 320.000 pasukan seiring ketakutan adanya "efek domino" penyebaran Komunisme.

Menteri Pertahanan Korea Selatan mengirim surat kepada Nguyen dan para penyintas lain bulan September lalu, menyatakan tiada catatan pembunuhan warga sipil dilakukan oleh pasukan mereka di Vietnam dan perlu ada penyelidikan bersama oleh kedua pemerintahan sembari mengecek fakta. Namun ini belum bisa dilakukan.

Mencari jawaban

Seorang perempuan menjadikan ini sebagai misi hidupnya, seorang peneliti Korea Selatan bernama Ku Su-jeong. Ketika studi doktoral di bidang sejarah Vietnam tahun 1990, ia mendapat dokumen dari Kementrian Luar Negeri Vietnam yang menggambarkan kekejaman yang dilakukan oleh Korea Selatan.

Ku juga menghabiskan 20 tahun mengunjungi desa-desa di Vietnam dan bicara dengan para penyintas. Ia berkesimpulan sekitar 9.000 warga sipil Vietnam Selatan tewas dalam 80 kali pembantaian yang dilakukan oleh tentara Korea Selatan, sekalipun ini sulit diverifikasi terpisah.
Image caption : Nguyen Thi Thanh saat ini.
Riset Ku ini memakan biaya kehidupan pribadinya. Dua bulan sesudah ia menerbitkan tulisan di koran Korea Selatan pada tahun 1999, sebanyak 2.000 veteran Korea Selatan, berusia 50-an dan berseragam, mendatangi kantor koran tersebut, memprotes.

Para pria ini merusak gedung dan rumah Ku. Ku dan ibunya harus pindah ke apartemen dengan keamanan tinggi. Asosiasi Veteran Korea Selatan juga berupaya menuntutnya untuk pencemaran nama baik dan penipuan, tapi kasus ini tak berlanjut. Mustahil untuk membuktikan siapa yang bertanggungjawab atas pembunuhan keluarga Nguyen di Ha My. Namun seorang veteran Korea Selatan, Ryu Jin-sung, mengatakan divisinya bertanggungjawab untuk pembunuhan sejenis, dua minggu sebelum pembunuhan di Ha My.

Kompi Ryu sedang berpatroli ketika sebutir peluru ditembakkan dari arah Phong Nhi dan Phong Nhat, dua desa dekat Ha My. Kompi Ryu membalas, lalu membelah diri menjadi tiga dan menyerang desa itu dari tiga jurusan. Unit di mana Ryu berada segera mundur sesudah salah seorang dari mereka menembak mati seorang tua tak bersenjata.
Malamnya, ia mendengar pasukan unit lain menyombong bahwa mereka membunuh anak-anak dan perempuan. Besoknya, Ryu melihat mayat-mayat warga sipil bergeletakkan di pinggir jalan.

"Ada kerumunan besar ketika kami tiba, dan mereka berteriak kepada kami. Seakan kami akan membunuh mereka. Saya lihat orang-orang berduka dan marah. Sampai sekarang masih terus terbayang," kata Ryu.

BBC mengatur pertemuan antara Ryu dan Nguyen yang kini berumur 63 tahun, di sebuah restoran di Seoul. Keduanya, sebagaimana banyak warga Vietnam, trauma dan terhantui perang ini, Ryu terhantui oleh orang tua yang ia lihat ditembak mati di Phong Nhi dan Phong Nhat; Nguyen terhantui oleh kematian adiknya.

Sesudah bertukar cerita soal perang, Ryu akhirnya membaca sebuah pesan sederhana berbahasa Vietnam yang sudah ia siapkan. "Maafkan saya," katanya. Nguyen cuma mengangguk pelan. Ryu kemudian menyediakan makanan buat Nguyen. Nguyen tersenyum dan keduanya meneruskan makan.
Ketika meninggalkan restoran, Nguyen merasa bebannya terangkat, sekalipun ia masih mengharap adanya permintaan maaf resmi dari Seoul.

Ketika BBC meminta komentar, pemerintah Korea Selatan mengeluarkan pernyataan bahwa sejak memulihkan hubungan diplomatik tahun 1992, kedua negara "terus menerus melakukan upaya untuk mengembangkan hubungan bilateral berorientasi masa depan, berdasarkan pandangan bersama bahwa mereka harus meninggalkan masa lalu kelam dan maju menuju masa depan."
Image caption : Ryu Jin-sung saat ini.
Korea Selatan kini merupakan investor terbesar di Vietnam dengan raksasa ekonomi seperti Samsung dan LG Electronics mengucurkan milyaran dolar untuk membangun pabrik.

Wartawan Korea Selatan Koh Kyoung-tae yang pertamakali menerbitkan temuan Ku yang kontroversial mengatakan, ide bahwa tentara Korea Selatan melakukan pembunuhan massal tidak cocok dengan perasaan bangsa Korea yang merasa diri sebagai korban.

"Kami orang Korea berkata bahwa dalam 5.000 tahun sejarah, kami selalu jadi korban. Kami dijajah oleh Jepang, Mongolia, China… dan kami bertahan. Ini seperti pola pikir, kami bangga menjadi korban yang mampu bertahan." 
Hak atas foto : GETTY IMAGES. Image caption : Tentara Korea Selatan dalam Perang Vietnam.
Selama beberapa dekade, Korea Selatan juga terus melobi Jepang agar meminta maaf terhadap ratusan ribu perempuan Korea Selatan yang dipaksa menjadi budak seks di Perang Dunia Kedua.

Nguyen, yang kini tuli di satu telinganya dan penuh luka di badan menyalahkan Vietnam karena mengabaikan persoalan ini. Pemerintah Vietnam menolak dua kali permintaan BBC untuk berkomentar. "Vietnam takut terhadap segala sesuatu yang mempengaruhi hubungan kedua negara, maka mereka tak mau mengklarifikasi," katanya.
Sementara itu di Phu Hiep, Tran Thi Ngai, kini 79 tahun, masih berjuang atas apa yang ia derita pada masa perang. Anaknya menghadapi diksriminasi, diledek karena berayahkan orang Korea.

Ayah Tran ditangkap dan disiksa di tahun 1977 sebagai hukuman karena membiarkan anaknya berhubungan dengan orang Korea. Tran sendiri ditahan di penjara tiga kali selama 1975 hingga 1978.
Image caption : Nguyen Thi Thanh bertemu Ryu Jin-sung. 
Saat ini kelompok penekan di Vietnam Lai Dai Han mendorong agar ada permintaan maaf dari tentara Korea Selatan. Diperkirakan ada sekitar 800 anak-anak korban yang masih hidup. Salah seorang juru kampanye paling nyaring soal ini adalah Tran Van Ty, anak dari Tran Thi Ngai's son, yang sejak kecil sering dipukuli karena berayahkan orang Korea. 

Laporan tambahan oleh wartawan BBCC Korea Hyung Eun Kim 

Laporan ini bagian dari laporan khusus Crossing Divides atau Melintasi Perbedaan. 
Berbagi berita ini Tentang berbagi
Berita terkait







Sumber: 
Perang Vietnam tahun 1968: Perkosaan tentara Korea Selatan yang menghantui perempuan 
BBC News Indonesia - Berita - Banyak perempuan yang masih berjuang memperjuangkan keadilan karena perkosaan yang mereka derita di tangan tentara Korea Selatan yang berperang bersama Amerika Serikat dalam Perang Vietnam.
'Saat umur 10 tahun, saya lihat jenazah ayah hangus': Cerita anak yang memendam trauma Bom Bali selama 17 tahun

Korban pengeboman: Mengapa saya memaafkan pelaku setelah sempat 'ingin saya siksa sebelum dia dihukum mati'

Cerita potret terkenal Perang Vietnam yang menghantui seorang fotografer
1 Februari 2018
Hak atas foto AP/BRISCOE CENTER FOR AMERICAN HISTORY
Image caption: Rangkaian foto-foto Eddie Adams menjelang eksekusi Nguyen Van Lem.

Wartawan foto Eddie Adams memotret salah satu foto paling terkenal semasa Perang Vietnam, eksekusi seorang pria di tengah kekacauan Serangan Tet. Karya ini mengantarnya meraih penghargaan seumur hidup, tapi seperti yang ditulis James Jeffrey, foto tersebut juga menghantui fotografernya.

Peringatan: Artikel ini berisifoto detik-detik penembakan seorang pria

Pistol itu masih kokoh berada di tangan si penembak sesaat setelah peluru meluncur ke dalam tengkorak sang tahanan.

Sementara itu, seorang tentara tampak meringis ketakutan melihat pemandangan di depannya. Sulit untuk meredam rasa marah, dan rasa bersalah, ketika mengetahui seseorang berada di ujung kematian.




Adegan itu terekam dalam sebuah foto karya Eddie Adams yang kemudian dikenal sebagai 'Eksekusi Saigon'.

Para ahli balistik mengatakan foto itu menunjukkan peluru ditembakkan ke kepala tahanan dari jarak dekat dan cepat.

Foto tersebut, yang mengabadikan aksi Brigadir Jenderal Nguyen Ngoc Loan menembak seorang tahanan Viet Cong, dianggap sebagai salah satu foto paling berpengaruh dalam Perang Vietnam.

Setelah diabadikan, foto itu dicetak ulang di seluruh dunia dan menjadi lambang kebrutalan dan anarki perang.

Foto ini juga membangkitkan sentimen yang berkembang di Amerika tentang pertempuran yang sia-sia - bahwa perang di Vietnam tidak pernah dimenangkan.
Hak atas foto: AP/BRISCOE CENTER FOR AMERICAN HISTORY Image caption: Jenderal Nguyen Ngoc Loan menembak kepala Nguyen Van Lem, salah seorang pemimpin kelompok Viet Cong.

"Ada sesuatu yang alami dalam foto yang sangat mempengaruhi para pembaca dan hingga kini tetap diingat," kata Ben Wright, direktur asosiasi komunikasi di Dolph Briscoe Center for American History.

Pusat penelitian, yang berbasis di University of Texas di Austin, menyimpan berbagai arsip foto, dokumen dan surat-surat Adams.

"Cuplikan film dari penembakan tersebut, meskipun mengerikan, tidak menimbulkan suasana genting dan tragedi yang kejam."

Tapi foto itu tidak bisa sepenuhnya menjelaskan keadaan di jalan-jalan di Saigon pada tanggal 1 Februari 1968, dua hari setelah pasukan Tentara Rakyat Vietnam dan Viet Cong meluncurkan Tet Offensinve atau Serangan Tet. Puluhan kota di Vietnam Selatan gempar.

Peperangan sengit di jalanan membuat Saigon menjadi kacau saat militer Vietnam Selatan menangkap seorang pemimpin kelompok Viet Cong yang dicurigai, Nguyen Van Lem, di lokasi sebuah kuburan massal yang terdiri lebih dari 30 warga sipil.

Adams mulai mengambil foto-foto saat Lem digelandang dari jalanan menuju jip Jendral Loan.

Loan berdiri di samping Lem sebelum mengarahkan pistolnya ke kepala sang tahanan.

"Saya pikir ia akan mengancam atau meneror pria itu," kenang Adams sesudahnya, "jadi saya secara alami saya mengangkat kamera saya dan memotretnya."

Lem diyakini telah membunuh istri dan enam anak dari salah satu teman Loan. Jenderal itu melepaskan tembakannya.

"Jika Anda ragu, jika Anda tidak melakukan tugas Anda, orang-orang tidak akan mengikutimu," kata sang jenderal tentang aksi spontannya.
Hak atas foto: AP/BRISCOE CENTER FOR AMERICAN HISTORY 
Image caption: Foto ini kemudian dikenal dengan nama Saigon Execution.
Loan memainkan peran penting selama 72 jam pertama Serangan Tet, menggembleng pasukan untuk mencegah jatuhnya Saigon, menurut Kolonel Tullius Acampora, yang bekerja selama dua tahun sebagai perwira penghubung Angkatan Darat AS untuk Loan.

Adams mengatakan kesan pertamanya saat bertemu Loan adalah seorang "pembunuh berdarah dingin dan tidak berperasaan". Namun setelah berkeliling dengannya ke pelosok negeri itu, ia pun mengubah penilaiannya.

"Ia adalah produk Vietnam modern," sebut Adams dalam sebuah surat yang dikirimkan dari Vietnam.

Pada bulan Mei tahun berikutnya, foto tersebut Adams memenangkan penghargaan Pulitzer untuk kategori fotografi berita.

Namun, terlepas dari pencapaian mahakarya jurnalistik dan ucapan selamat dari para pemenang Pulitzer lainnya, Presiden Richard Nixon dan bahkan anak-anak sekolah di seluruh Amerika, foto tersebut menghantui Adams.

"Saya mendapat uang karena telah memperlihatkan foto seseorang membunuh yang lain," kata Adams dalam sebuah acara penghargaan selanjutnya. "Dua nyawa melayang, dan saya dibayar untuk itu. Saya adalah seorang pahlawan.
Hak atas foto: BRISCOE CENTER FOR AMERICAN HISTORY
Image caption: Eddie Adams (kanan) memegang penghargaan Pulitzer.
Adams dan Loan tetap berhubungan, bahkan menjadi teman setelah jenderal tersebut meninggalkan Vietnam Selatan menuju ke Amerika Serikat setelah perang berakhir.

Namun setibanya Loan di AS, Dinas Imigrasi dan Nasionalisasi AS ingin mendeportasinya. Tindakan itu dipengaruhi oleh foto tersebut. Mereka mendekati Adams untuk bersaksi melawan Loan, tapi Adams malah bersaksi untuk membantu dirinya. Adams bahkan muncul di televisi untuk menjelaskan kondisi foto tersebut. 

Kongres akhirnya mencabut deportasi tersebut dan Loan diizinkan untuk tinggal di AS, membuka sebuah restoran di pinggiran kota Washington DC yang menyajikan hamburger, pizza dan masakan Vietnam. Sebuah foto yang terpampang di koran Washington Post waktu itu menunjukkan Loan di usianya yang sudah tua tengah duduk tersenyum duduk di kasir restoran. Tapi akhirnya ia dipaksa pensiun saat publikasi tentang bisnisnya yang memburuk. Adams ingat bahwa pada kunjungan terakhirnya ke restoran itu, ia menemukan tulisan bernada kasar tentang Loan di dinding toilet.

Hal Buell, editor foto Adams di kantor berita Associated Press, mengatakan bahwa peristiwa Saigon Execution masih berpengaruh 50 tahun kemudian karena foto tersebut, "dalam satu bingkai, sepenuhnya melambangkan kebrutalan perang." "Seperti semua ikon, foto ini merangkum apa yang telah terjadi sebelumnya, menangkap momen saat ini dan, jika kita cukup pintar, foto itu menyampaikan sesuatu tentang kebrutalan dalam semua peperangan." Dan Buell mengatakan bahwa pengalaman itu mengajarkan Adams tentang batas sebuah foto yang menceritakan keseluruhan suatu kisah. 

"Eddie mengutip kata-kata yang menyebutkan bahwa fotografi adalah senjata ampuh," kata Buell. "Fotografi menurut sifatnya selektif, mengisolasi momen tunggal, memisahkan momen dari momen sebelum dan sesudahnya yang mungkin mengarah pada makna yang disesuaikan," imbuhnya. 

Adams lantas mengembangkan karier fotografinya, memenangkan lebih dari 500 penghargaan foto jurnalistik dan memotret tokoh-tokoh terkenal termasuk Ronald Reagan, Fidel Castro dan Malcolm X. Namun, terlepas dari semua yang diraihnya setelah Vietnam, momen fotonya yang paling terkenal akan selalu ada bersama Adams. "Dua orang meninggal dalam foto itu," tulis Adams setelah kematian Loan akibat kanker pada tahun 1998. "Jenderal membunuh Viet Cong; saya membunuh jenderal dengan kamera saya."

Sumber: 

Kisah anak kelahiran perang Vietnam
30 April 2015
Hak atas foto: GIANG NGUYEN Image caption: Giang Nguyen (bertopi) -yang lahir 3 Januari 1972, ketika perang Vietnam berkecamuk- bersama ayah dan adiknya, Diem Nguyen. 
Saya lahir pada masa perang Vietnam, persisnya 43 tahun lalu, dan lebih tepat lagi ketika 'senandung tidur' pemboman diperintahkan oleh Gedung Putih di Washington. Begitulah cerita keluarga yang saya dengar tentang kelahiran saya di sebelah Barat laut Vietnam, yang sekarang disebut Son La.

Sekarang, saya jelaskan sedikit bahwa rangkaian pemboman Amerika Serikat atas Vietnam Utara, dilakukan dengan sesekali berhenti, dimaksudkan untuk berbagai tujuan. Jadi bukan sekedar membunuh saja. Hal itu merupakan 'diplomasi lewat serangan bom malam hari' melawan musuh Presiden Richard Nixon, sebuah 'diplomasi' yang sulit dipahami.

Ayah 'terlambat'

Seperti yang diceritakan ayah, pada tanggal 4 Januari 1972 -ketika dia ditugaskan sekitar 50km jauhnya dari rumah- dia meminta cuti untuk mengambil kesempatan saat jeda pemboman, semacam hadiah Natal dari Paman Sam.
Hak atas foto: GIANG NGUYEN. Image caption: Ayah Giang Nguyen tiba di rumah sehari setelah dia lahir. 
Dia mengayuh sepedanya dengan membawa satu karung beras yang ditaruh di setang sepeda untuk bertemu dengan ibu saya, yang saat itu -sesuai dengan perhitungannya- sedang mengandung delapan bulan. Namun saya sudah menyapa Vietnam yang sedang dilanda perang sehari sebelumnya, dengan berat 2,7 kg, cukup baik untuk seorang bayi yang lahir di tengah-tengah perang. 

Saya coba membayangkan wajah ayah ketika pertama kali melihat saya dengan kakak perempuan, An, duduk di tepi tempat tidur, tak jauh dari perapian. Momen keluarga yang gembira walau tidak bertahan lama. Kakek saya ditugaskan ke Laos, memimpin batalyon artileri tentara komunis untuk memukul mundur pasukan Hmong yang didukung Amerika Serikat dari kawasan yang disebut Jejak Ho Chi Minh. 

Ibu yang dibesarkan di barak militer sudah terbiasa menyaksikan ayahnya pergi ke medan perang di Laos sejak pertengahan 1960-an. 

Kekhawatiran akan kakek

Tahun 1969 hingga 1970 perang makin berkorbar dan jumlah korban amat tinggi, sehingga kekhawatiran akan kehilangan kakek amat tinggi pula, yang menghantui ibu saat itu. Saya sendiri tidak tahu berapa banyak korban yang jatuh di kawasan tempat kakek berperang. Tapi setelah enam bulan menggempur Hmong, brigade artileri kakek berkumpul kembali di pangkalan militer dekat perbatasan Vietnam. 

Saat itu, tanpa angkutan udara, pasukan harus menggunakan jalan darat namun lumpur dan hujan lebat membuat pasukan tidak bisa bergerak karena membawa peralatan artileri yang berat. Sementara gempuran besar-besaran Amerika terus dilancarkan, siang dan malam. Kisah perang yang mengerikan yang rincian kisahnya saya dengar dari anggota keluarga yang lebih tua dan tidak akan terlupakan. Tanggal 8 Januari 1973, akhirnya tercapai kesepakatan damai, ketika saya sudah merayakan ulang tahun pertama, sebuah prestasi yang boleh dibanggakan juga mengingat situasi perang saat itu. 

Prestasi itu diperpanjang, setidaknya sampai 43 tahun, dan saya masih juga belum bisa memahami perang yang berlangsung di bawah kepemimpinan Presiden Nixon. Dan sebagai individu tentu sulit untuk membuat penilaian hitam putih atas kompleksitas perang. Tapi bagi yang Anda selamat dari perang dan mendapat kesempatan untuk melihat hal-hal baru -seperti saya- keluarga menjadi hal yang amat penting. Mereka -dengan sedikit keberuntungan dan kasih sayang- yang menjadi bagian penting dari saya pada hari ini, di London.

Sumber: 


Foto-foto bersejarah Perang Vietnam
30 April 2015

Wartawan foto Associated Press mengambil foto-foto yang sebagian di antaranya terpilih menjadi ikon Perang Vietnam.
Keterangan gambar, Untuk menandai jatuhnya Saigo dan berakhirnya Perang Vietnam, kantor berita Associated Press memamerkan foto-foto yang diambil oleh fotografer yang ikut dengan pasukan Amerika Serikat dalam memerangi Komunis Viet Cong.
Keterangan gambar, Selama perang, biro AP di Saigon memenangkan enam penghargaan Pulitzer atas peliputan perang, empat di antaranya untuk foto.
Keterangan gambar, Selama 1960-an dan 1970-an, biro Saigon mengumpulkan sejumlah wartawan foto yang punya pengalaman, termasuk Malcolm Browne, Nick Ut, Eddie Adams, Hugh van Es, Dang van Phuoc dan wartawan Vietnam keturunan Prancis Henri Huet yang membidik foto ini pada 1966. Foto ini adalah jenazah personil pasukan para yang terperangkap di hutan dekat perbatasan Kamboja dan diangkat dalam evakuasi dengan helikopter.
Keterangan gambar, Wartawan perang Horst Faas bertugas sebagai kepala fotografer kantor AP di Saigon. Pada 2007 ia menjelaskan tugasnya, "Saya mencoba untuk masuk surat kabar setiap hari dan mengalahkan saingan dengan foto yang lebih baik. Saya tidak mencoba melakukan hal-hal besar. Foto-foto dipakai dan diterbitkan dan diminta karena Vietnam masuk dalam halaman muka setiap tahun."
Keterangan gambar, Saat di Saigon, Faas melatih fotografer muda Vietnam yang mengambil banyak foto. Foto-foto mereka dari Vietnam membantu memberitahu dunia tentang trauma yang dihadapi rakyat biasa yang terperangkap perang.
Keterangan gambar, Dari pandangan seorang wartrawan, perang di Vietnam unik. Inilah perang pertama di zaman modern tanpa sensor, di mana reporter dan fotografer diizinkan dan tidak dibatasi di medan perang.
Keterangan gambar, Fotografer-fotografer AP membidik kejadian yang sangat lekat dengan perang, termasuk di antaranya foto Eddie Adam yang memfoto Jenderal Vietnam Selatan Nguyen Ngoc Loan yang membunuh tentara Viet Cong dengan satu kali tembak di kepala. Foto ini mengubah pandangan publik tentang perang dan menghantui Jendral Loan sampai ia meninggal.
Keterangan gambar, Foto lain yang terkenal adalah karya Nick Ut tentang anak berusia sembilan tahun, Phan Thi Kim Phuc, yang lari telanjang dan ketakutan di jalan setepah serangan. Foto ini menjadi salah satu foto ikonik Perang Vietnam.
Keterangan gambar, Hampir 60.000 tentara Amerika meninggal di Vietnam dan lebih dari 300.000 terluka. Korban dari Veitnam jauh lebih tinggi dan diperkirakan lebih dari setengah juta orang tewas dan jutaan lainnya luka-luka. 
Keterangan gambar, Vietnam; The Real War, A Photographic History (Perang yang sesungguhnya, sejarah dalam foto) berlangsung sampai akhir Mei 2015 di galeri Guardian News and Media, King's Cross, London.


Sumber: 
Aku follow: 
 © 2020 BBC. BBC tidak bertanggung jawab atas konten dari situs eksternal. Baca tentang peraturan baru terkait link eksternal.


Sekilas data Perang Vietnam
30 April 2015

Pada 30 April 1975, Kota Ho Chi Minh--yang dulu disebut Saigon--direbut oleh pasukan komunis dari Vietnam Utara. Kala itu, kota tersebut merupakan ibu kota Vietnam Selatan.
Perang Vietnam
Hak atas foto: BBC WORLD SERVICE. Image caption: Perang Vietnam diberitakan secara meluas lewat siaran TV di Amerika Serikat.

Pendudukan pasukan Vietnam Utara itu mengakhiri perang yang menewaskan lebih dari dua juta orag Vietnam dan 58.000 tentara Amerika Serikat, yang mendukung Vietnam Selatan. Serangan terakhir pasukan komunis adalah ketika tank-tank menerobos istana presiden. 
Perang Vietnam
Hak atas foto: BBC WORLD SERVICE. Image caption: Gerak maju tentara Vietnam Utara ke Vietnam Selatan.

Perang juga membuat jutaan warga Vietnam berupaya melarikan diri, sebagian dengan berupaya memasuki Kedutaan Besar Amerika Serikat.

Titik-titik Perang Vietnam 

1954 - Kesepakatan Jenewa mengenai pemisahan Vietnam ditandatangani. Konsekuensi kesepakatan itu membuat pihak komunis mendapat bagian Utara yang disokong gerilyawan dan bagian Selatan yang didukung pasukan AS.

1964 - Bom AS menargetkan bagian Utara Vietnam
1965 - Perang pertama pasukan AS di Vietnam 
Perang Vietnam
Hak atas foto: BBC WORLD SERVICE. Image caption: Amerika Serikat mendukung Vietnam Selatan melawan tentara komunis Vietnam Utara.

1973 - Persetujuan Damai Paris mengenai "berakhirnya perang dan pemulihan perdamaian di Vietnam" ditandatangani. Hal ini secara resmi mengakhiri keterlibatan AS secara langsung - tetapi perang antara Vietnam Utara dan Selatan terus berlanjut. 

30 April 1975 - Pasukan Vietnam Utara memasuki Saigon. Vietnam Selatan praktis diambil alih pasukan komunis dan kedua bagian menyatu setelah perang berakhir. 
Perang Vietnam
Hak atas foto: BBC WORLD SERVICE. Image caption: Perang Vietnam merupakan kekalahan pertama tentara Amerika Serikat dalam perang modern.

Berbagi berita ini Tentang berbagi

Sumber: 

Tertahan pulang karena G30S, Florensia jadi dokter di Perang Vietnam
Endang Nurdin
Wartawan BBC Indonesia
1 Oktober 2015
Image caption: Florensia menangani sekitar 100 sampai 200 pasien di rumah sakit lapangan selama Perang Vietnam.
Pada musim dingin yang menggigit di akhir tahun 1966, seorang dokter perempuan muda Indonesia, memutuskan untuk meninggalkan Rusia setelah lulus beasiswa dari fakultas kedokteran di satu universitas Rusia, yang masuk dalam Uni Soviet saat itu. Tujuannya adalah Vietnam, dan ditempuh dengan kereta api, melalui Cina dengan total perjalanan sekitar 10 hari.

Tidak ada orang Indonesia lain yang menemani dokter muda yang saat itu berusia 24 tahun dalam mengarungi perjalanan panjang lebih dari 10.000 kilometer itu. Florensia hampir menamatkan studinya sebagai mahasiswa kedokteran di Universitas Persahabatan Bangsa-Bangsa di Moskow, Rusia, saat mendengar 'terjadi sesuatu' pada bulan September dan Oktober 1965. Ia termasuk di antara ratusan eksil Indonesia yang saat peristiwa 1965 meletus tengah berada di luar negeri untuk berbagai tujuan, ada yang dikirim sekolah, diutus sebagai diplomat atau menjadi wakil organisasi internasional.

Florensia - yang menamatkan fakultas kedokteran pada 1966- khawatir untuk pulang karena keselamatannya setelah mendengar cerita mahasiswa-mahasiswa lain yang sudah terlebih dahulu kembali ke Indonesia mengalami penyiksaan dan dipenjara. "Saya hanya mendengar terjadi sesuatu...dan bahwa Presiden Soekarno sakit," kata Florensia.

Jadi dokter militer di Perang Vietnam

Ia dan mahasiswa Indonesia lain diizinkan pihak universitas untuk menyelesaikan studi.
Hak atas foto: GETTY. Image caption: Warga sipil Vietnam menyelamatkan diri saat perang.
Walaupun sempat bekerja di Rusia, ia dan sejumlah orang Indonesia lain diajak pemuda dari organisasi Vietnam untuk menjadi sukarelawan di negara tersebut. "Saya bekerja di rumah sakit lapangan. Jadi sewaktu-waktu harus bisa melarikan pasien ke tempat lain, karena kalau ada tanda suara tiit tit, tempat itu akan dibom berarti tempat itu pasti ada mata-mata," kata Florensia.

"Pasien yang datang dari medan perang, datang dengan luka yang tidak baru, jumlahnya sekitar 100 sampai 200 orang, berat sekali urus pasien, obat tak cukup, dan ada bantuan dari Tiongkok dan obat tradisional. Tapi juga tidak cukup." "Penduduk di Vietnam, diminta untuk menampung satu pasien. Kami membuat sendiri tempat dari bambu dan kasur dari rumput yang kami keringkan dan untuk tempat tidur. Yang tidak ada kaki, kami buatkan tempat tidur dari bambu dengan lubang jadi mereka yang buang air langsung di situ," tambahnya.

"Yang paling berat kalau operasi, obat biusnya kurang. Orang menjerit-jerit, kasian sekali, tapi kami harus menyelamatkan mereka." Setelah beberapa tahun bekerja sebagai dokter militer di rumah sakit lapangan, Florensia bertemu dengan Suranto, yang juga menjadi sukarelawan di Perang Vietnam dan bertugas mereparasi senjata.
Image caption: Florensia bertemu dengan Suranto di Vietnam dan menikah saat perang masih berkecamuk.
Sama seperti Florensia, Suranto juga menamatkan studi di Universitas Persahabatan Bangsa-Bangsa jurusan teknik mesin. Selama Perang Vietnam, semua sukarelawan dilatih untuk "tutup mulut, tutup telinga, tutup mata. Tidak boleh menjawab yang tak dikenal, tidak boleh mengatakan apa yang diketahui dan didengar."

'Ayah saya dieksekusi'

"Kami makan batang pohon pisang... sangat miskin saat itu, dan mencari makan untuk pasien juga sangat sulit."
Hak atas foto: GETTY. Image caption: Warga sipil berlindung dari pemboman pada tahun 1967.
Florensia melahirkan dua putrinya di perbatasan Vietnam-Cina, dan dua bayinya dititipkan ke orang Indonesia lain yang saat itu juga berada di perbatasan kedua negara, sebelum bertolak ke medan perang. Perjalanan keluarganya dilanjutkan ke Cina pada 1972 setelah Kementerian Pertahanan Vietnam saat itu meminta agar orang asing keluar dari negara itu. 

"Saya selalu terpikir kapan bisa pulang, tetapi apa boleh buat. Saya sudah menerima kenyataan terpisah dari keluarga dan mungkin tak bisa bertemu lagi," kata Florensia. "Saya dengar terjadi pembunuhan luar biasa, termasuk ayah saya dieksekusi setelah mendengar anaknya sekolah di Rusia."

"Kami bukan pelarian politik. Kami terhalang pulang. Presiden Soekarno mengirim kami untuk studi di luar negeri untuk tujuan membangun negeri sendiri. dan pemerintah orde baru meminta kami untuk mengutuk Soekarno. Kami tidak mau. Kalau toh pulang, ya leher ini," kata ibu dua putri yang saat ini berusia 74 tahun. 
Hak atas foto: GETTY. Image caption: Para korban perang Vietnam yang diamputasi.
Florensia, Suranto dan kedua putri mereka tinggal selama 17 tahun di Cina setelah sempat selama empat tahun tidak diizinkan bekerja karena terjadi Revolusi Kebudayaan, Menjelang normalisasi Cina dan Indonesia pada 1990, Jakarta meminta Beijing untuk memulangkan orang-orang Indonesia yang tinggal di sana. Namun Beijing menolak dan menawarkan izin tinggal di Cina atau diberi surat perjalanan menuju negara lain. Florensia dan keluarganya memilih ke Eropa dan tinggal sampai saat ini di Utrecht, Belanda, sampai sekarang.

Ia pertama kali kembali ke Indonesia dan menemui ibu dan adik-adiknya pada 1992 dan telah berkunjung beberapa kali sejak itu. Florensia dan Suranto termasuk di antara ribuan mahasiswa yang dikirim ke luar negeri pada 1960an untuk apa yang disebut sejarawan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, LIPI, Asvi Warman Adam "mengejar kemajuan teknologi." Asvi mengatakan para mahasiswa ini dikirim ke luar negeri ke negara "yang dianggap bisa mentransfer teknologi seperti ke Uni Soviet, Eropa timur dan Tiongkok dengan ilmu yang bisa dipakai untuk pembangunan Indonesia.”

Sumber: 

Jenazah veteran Perang Vietnam yang 'hilang' disambut luar biasa di kota kelahirannya
9 Agustus 2019
Hak atas foto: TWITTER/JACKSON PROSKOW. 
Image caption: Jenazah Kolonel Knight setelah diturunkan dari pesawat yang membawanya.
Ratusan orang penumpang di bandar udara Dallas, AS, menyisihkan waktu sejenak untuk menyaksikan kembalinya seorang veteran Perang Vietnam yang gugur.

Kolonel Roy Knight Jr terakhir kali dilihat oleh keluarganya di bandara yang sama 52 tahun silam, ketika mereka mengucapkan selamat tinggal sebelum dia pergi berperang.

Pilot yang menerbangkan jasad Knight kembali ke negaranya adalah putranya, Bryan, yang terakhir kali melihat ayahnya pada usia lima tahun.


Kolonel Knight terlibat dalam misi pertempuran nyaris setiap hari hingga pesawat yang dia ditembak jatuh pada 1967. Jenazahnya belum ditemukan sampai lebih dari lima dekade kemudian. Knight menerima penghargaan Air Force Cross, Silver Star, Flying Cross, Purple Heart, serta enam Air Medals untuk peran dan keterlibatannya selama perang.
Hak atas foto: TWITTER/JACKSON PROSKOW. Image caption: Para penumpang berkerumun di dekat jendela bandara Dallas saat pesawat yang membawa jenazah Knight tiba.

Pada hari Kamis, saat jenazahnya tiba di bandara Dallas dengan menggunakan maskapai Southwest Airline, membuat sebagian calon penumpang bersikap hening untuk menghormatinya. "Itu adalah momen yang sangat mengharukan," kata juru bicara bandara Dallas Love Field, Chris Perry. Perry mengaku sebelumnya beberapa kali melihat jenazah para veteran dipulangkan melalui bandara itu, namun respon atas kedatangan jasad Knight "sangatlah unik", yang ditandai sambutan yang luar biasa besar.

Wartawan Global News, Jackson Proskow, yang meliput kedatangan pesawat yang membawa jasad Knight ke Dallas, menyebut sambutannya "sungguh istimewa." Foto-foto para penumpang yang berkerumun di sekitar jendela terminal, memperlihatkan bahwa mereka sampai menempelkan hidungnya pada kaca jendela agar dapat melihat jenazah Knight tiba.

Karyawan maskapai Southwest Airlines membagikan bendera Amerika kepada semua calon penumpang yang menyebut di ruangan tersebut. "Momen yang luar biasa untuk disaksikan. Hampit semua sudut bandara menjadi sunyi," tulis Proskow. Cuitan Proskow di akun Twitternya menghasilkan lebih dari 18 ribu retweet dan 40 ribu menyukainya.

Banyak yang berkomentar tentang "keindahan" sambutan atas Knight. Dan beberapa orang menganggap momen di bandara Dallas ini menghadirkan momen langka perihal persatuan di negara itu, menyusul insiden penembakan massal di Texas dan Ohio pada pekan ini yang mengguncang AS. "Saya pikir acara seperti ini selalu menyatukan masyarakat, utamanya ketika melihat sesuatu yang spesial, " kata Perry.

Kolonel Knight lahir di Garner, Texas pada Februari 1931. Ia bergabung dengan Angkatan Udara AS hanya beberapa hari setelah ulang tahunnya yang ke-17, mengikuti lima kakak lelakinya yang semuanya bertugas selama Perang Dunia Kedua. Dia diterima untuk pelatihan pilot pada 1957, sebelum bertugas di Jerman dan Prancis sebagai pilot pesawat tempur. Putranya, Bryan, yang menerbangkan ayahnya pada hari Kamis, lahir di Prancis selama periode ini, sementara ayahnya ditempatkan di Toul-Rosieres.

Pada 1967, Kolonel Knight menerima penugasan di Asia Tenggara dan dilaporkan bertugas Skuadron Tempur 602 di Pangkalan Angkatan Udara Thailand di Udorn. Dari sana, dia terlibat dalam misi pertempuran hingga pesawatnya ditembak jatuh saat berusaha melakukan serangan terhadap proyek pembangunan jalan (Ho Chi Minh Trail) di Laos.
Hak atas foto: TWITTER/JACKSON PROSKOW. Image caption: Para kru di bandara Dallas, AS, memberikan sambutan khusus untuk menyambut kedatangan jenazah Kolonel Knight. 
Dia awalnya dinyatakan hilang dalam misinya itu, tetapi tujuh kemudian, dia dinyatakan terbunuh. Ketika itulah, dia dipromosikan dengan kenaikan pangkat menjadi Kolonel. Pemakaman Kolonel Knight akan digelar akhir pekan ini, dengan upacara militer.

Sumber:

Jenazah veteran Perang Vietnam yang 'hilang' disambut luar biasa di kota kelahirannya - BBC News Indonesia

Facebook dituduh menyensor foto dari masa Perang Vietnam
9 September 2016
Hak atas foto: AP Image caption: 
Surat kabar Afterposten menuduh Facebook menyalahgunakan kekuasaan editorial mereka.
Facebook menghadapi tuduhan penyalahgunaan kekuasaan dengan berulangkali menghapus salah satu gambar paling terkenal dari Perang Vietnam - gambar seorang anak perempuan yang lari dari serangan bom Napalm. Surat kabar Norwegia, Aftenposten, mengatakan perusahaan teknologi itu telah membatasi kebebasan informasi karena ketidakmampuan mereka membedakan antara pornografi anak dengan foto bersejarah.


Surat kabar tersebut telah menggunakan gambar terkenal itu untuk melaporkan keputusan Facebook menghentikan akun seorang penulis Norwegia beberapa pekan lalu karena menggunakan foto tersebut.

Sejak itu, banyak warga Norwegia yang protes kepada Facebook dengan memajang foto itu di laman mereka dan Facebook terus menghapusnya.
Hak atas foto: AP Image caption: Foto bersejarah 'Napalm Girl' ini terus menerus dihapus oleh Facebook.
Puncaknya adalah ketika Perdana Menteri Norwegia, Erna Solberg, ikut serta dalam protes dengan memasang foto itu hari Jumat (09/09), dan lagi-lagi Facebook menghapusnya. "Dengan menghapus gambar seperti itu, apapun niat baik mereka, itu adalah upaya untuk melakukan penyuntingan terhadap sejarah kita bersama," kata Solberg kepada kantor berita Norwegia, NTB.



Dalam pernyataan dari kantor Facebook di Eropa, perusahaan tersebut menjawab bahwa "sulit untuk membedakan antara satu foto seorang gadis kecil telanjang dengan foto lainnya." Gadis kecil dalam foto bersejarah itu adalah Kim Phuc, yang telanjang dan berlari ketika bom Napalm melelehkan lapisan kulitnya. Surat kabar Aftenposten kemudian menerbitkan surat terbuka kepada pendiri Facebook Mark Zuckenberg di situs online mereka, dimana pemimpin redaksi Espen Egil Hansen menuduh raksasa media sosial itu menyalahgunakan kekuasaan.

Sumber:

Facebook dituduh menyensor foto dari masa Perang Vietnam - BBC News Indonesia

Daftar Isi Al-Quran dan Terjemahan - Silakan Klik untuk membacanya:
  1. Surat Al Fatihah (Pembukaan)
  2. Surat Al Baqarah (Sapi Betina)
  3. Surat Ali 'Imran (Keluarga 'Imran)
  4. Surat An Nisa' (Wanita)
  5. Surat Al Ma'idah (Hidangan)
  6. Surat Al An'am (Binatang Ternak)
  7. Surat Al A'raf  (Tempat Tertinggi)
  8. Surat Al Anfal (Rampasan Perang)
  9. Surat At Taubah (Pengampunan)
  10. Surat Yunus (Nabi Yunus A.S.)
  11. Surat Hud (Nabi Huud A.S.)
  12. Surat Yusuf (Nabi Yusuf A.S.)
  13. Surat Ar Ra'd (Guruh)
  14. Surat Ibrahim (Nabi Ibrahim A.S.)
  15. Surat Al Hijr (Daerah Pegunungan)
  16. Surat An Nahl (Lebah)
  17. Surat Al Israa' (Memperjalankan Di Malam Hari)
  18. Surat Al Kahfi (Gua)
  19. Surat Maryam (Maryam)
  20. Surat Thaha (Thaahaa)
  21. Surat Al Anbiya' (Kisah Para Nabi)
  22. Surat Al Hajj (Ibadah Haji)
  23. Surat Al Mu'minun (Orang Mukmin)
  24. Surat An Nur (Cahaya)
  25. Surat Al Furqaan (Pembeda)
  26. Surat Asy Syu'ara' (Penyair)
  27. Surat An Naml (Semut)
  28. Surat Al Qashash (Cerita)
  29. Surat Al 'Ankabuut (Laba-Laba)
  30. Surat Ar Ruum (Bangsa Rumawi)
  31. Surat Luqman (Luqman)
  32. Surat As Sajdah ((Sujud)
  33. Surat Al Ahzab (Golongan Yang Bersekutu)
  34. Surat Saba' (Kaum Saba')
  35. Surat Fathir (Pencipta)
  36. Surat Yaasiin
  37. Surat Ash Shaffat (Yang Bershaf-Shaf)
  38. Surat Shaad
  39. Surat Az Zumar (Rombongan-Rombongan)
  40. Surat Al Mu'min (Orang Yang Beriman)
  41. Surat Fushshilat (Yang Dijelaskan)
  42. Surat Asy Syuura (Musyawarah)
  43. Surat Az Zukhruf (Perhiasan)
  44. Surat Ad Dukhaan (Kabut)
  45. Surat Al Jaatsiyah (Yang Berlutut)
  46. Surat Al Ahqaaf (Bukit Pasir)
  47. Surat Muhammad (Nabi Muhammad SAW)
  48. Surat Al Fath (Kemenangan)
  49. Surat Al Hujuraat (Kamar-Kamar)
  50. Surat Qaaf
  51. Surat Adz Dzaariyaat (Angin Yang Menerbangkan)
  52. Surat Ath Thuur (Bukit)
  53. Surat An Najm (Bintang)
  54. Surat Al Qamar (Bulan)
  55. Surat Ar Rahmaan (Yang Maha Pemurah)
  56. Surat Al Waaqi'ah (Hari Kiamat)
  57. Surat Al Hadid (Besi)
  58. Surat Al Mujadilah (Wanita Yang Mengajukan Gugatan)
  59. Surat Al Hasyr (Pengusiran)
  60. Surat Al Mumtahanah (Wanita Yang Diuji)
  61. Surat Ash Shaff (Barisan)
  62. Surat Al Jumu'ah (Hari Jum'at)
  63. Surat Al-Munafiqun (Orang-Orang Munafik)
  64. Surat At Taghabun (Hari Ditampakkan Kesalahan-Kesalahan)
  65. Surat Ath Thalaaq (Talak)
  66. Surat At Tahrim (Mengharamkan)
  67. Surat Al Mulk (Kerajaan)
  68. Surat Al Qalam (Pena)
  69. Surat Al Haqqah (Kiamat)
  70. Surat Al Ma'arij (Tempat-Tempat Naik)
  71. Surat Nuh (Nabi Nuh A.S)
  72. Surat Al Jin (Jin)
  73. Surat Al Muzzammil (Orang Yang Berselimut)
  74. Surat Al Muddatstsir (Orang Yang Berselimut)
  75. Surat Al Qiyamah (Hari Kiamat)
  76. Surat Al Insaan (Manusia)
  77. Surat Al Mursalat (Malaikat-Malaikat Yang Diutus)
  78. Surat An Naba´ (Berita Besar)
  79. Surat An Naazi´ (Malaikat-Malaikat Yang Mencabut)
  80. Surat 'Abasa (Bermuka Masam)
  81. Surat At Takwir (Menggulung)
  82. Surat Al Infithar (Terbelah)
  83. Surat Al Muthaffifiin (Orang-Orang Yang Curang)
  84. Surat Al Insyiqaaq (Terbelah)
  85. Surat Al Buruuj (Gugusan Bintang)
  86. Surat Ath Thaariq (Yang Datang Di Malam Hari)
  87. Surat Al A´Laa (Yang Paling Tinggi)
  88. Surat Al Ghaasyiyah (Hari Kiamat)
  89. Surat Al Fajr (Fajar)
  90. Surat Al Balad (Negeri)
  91. Surat Asy Syams (Matahari)
  92. Surat Al Lail (Malam)
  93. Surat Adh Dhuhaa (Waktu Dhuha)
  94. Surat Alam Nasyrah /Al Insyirah (Bukankah Kami Telah Melapangkan)
  95. Surat At Tiin (Buah Tin)
  96. Surat Al 'Alaq (Segumpal Darah)
  97. Surat Al Qadr (Kemuliaan)
  98. Surat Al Bayyinah (Bukti Yang Nyata)
  99. Surat Al Zalzalah (Goncangan)
  100. Surat Al 'Adiyat (Kuda Perang Yang Berlari Kencang)
  101. Surat Al Qari'ah (Hari Kiamat)
  102. Surat At Takatsur (Bermegah-Megahan)
  103. Surat Al 'Ashr (Masa)
  104. Surat Al Humazah (Pengumpat)
  105. Surat Al Fiil (Gajah)
  106. Surat Quraisy (Suku Quraisy)
  107. Surat Al Ma'un (Barang-Barang Yang Berguna)
  108. Surat Al Kautsar (Nikmat Yang Banyak)
  109. Surat Al Kafirun (Orang-Orang Kafir)
  110. Surat An Nashr (Pertolongan)
  111. Surat Al Lahab (Gejolak Api)
  112. Surat Al Ikhlas (Memurnikan Keesaan Allah)
  113. Surat Al Falaq (Waktu Subuh)
  114. Surat An Naas (Manusia)

..

Tiada ulasan: