Sabtu, 25 April 2020

Menghindari racun fitrah kehidupan. 10248


Saturday, January 11, 2020
Kisah Rahmah: Nabi ﷺ dan jenazah seorang Yahudi
Image result for nabi dan jenazah yahudi
Hadis tersebut adalah sahih, muttafaq alaih. Lafaznya seperti berikut:

Sahl bin Hunaif dan Qees bin Saad melaporkan: Sesungguhnya Nabi ﷺ dilintasi di hadapannya oleh satu jenazah, lalu baginda ﷺ berdiri. Diberitakan kepada baginda ﷺ bahawa ia adalah jenazah seorang Yahudi. Lalu baginda ﷺ bersabda: “Tidakkah ia satu jiwa?”. [Direkod/Diriwayatkan oleh Bukhari (no: 1250) dan Muslim (no: 961)]

– Hadis ini menunjukkan digalakkan berdiri apabila ada jenazah melintasi kita, samada jenazah itu Muslim ataupun kafir. Cuma ada pendapat ulama yang mengatakan ia mansukh.

– Illah berdiri ketika jenazah bukan Islam melintasi, ialah seperti berikut:

a) kerana ia satu jiwa yang diciptakan Allah (sebagaimana di dalam hadis di atas)

b) kerana merasai kegerunan terhadap kematian. Dalilnya: Jabir bin Abdillah melaporkan: Kami dilintasi oleh satu jenazah, lalu Rasulullah ﷺ berdiri, dan kami berdiri bersamanya. Aku berkata: “Wahai Rasulallah ﷺ, Ia hanyalah jenazah Yahudi”. Lalu baginda ﷺ bersabda: “Sesungguhnya bagi kematian itu ada kegerunan. Maka apabila kamu melihat jenazah, berdirilah.” [Direkod oleh Ahmad (no: 1992) Dinilai Sahih oleh Ibn Hibban (no: 3050)]

c) Menghormati Malaikat. Berdasarkan hadis Anas bin Malik, katanya: Satu jenazah melintasi Rasulullah ﷺ, lalu baginda ﷺ berdiri. Diberitahu padanya: “Itu jenazah Yahudi.” Baginda ﷺ bersabda: “Sesungguhnya kita hanya berdiri untuk malaikat.” [Direkod oleh Nasai (no: 1929)].

Di dalam hadis Abdullah bin Amru, katanya: Nabi ﷺ ditanya: “Apabila jenazah kafir melalui kita, adakah kita berdiri?” Jawab baginda ﷺ: “Ya, berdirilah. Sesungguhnya kamu bukan berdiri untuk jenazah itu, tetapi berdiri kerana membesarkan yang mencabut roh-roh.” [Direkod oleh Ahmad (no: 6573), dinilai sahih oleh Hakim (no: 1320), dan Ibn Hibban (no: 3053)].

Wallahu A’lam
abuumair
Sumber: 
 Tulahan 

Friday, August 12, 2011

Kelebihan membaca Al-Quran sepanjang Ramadhan

Pasti kita semua sudah tahu sabda Rasulullah SAW ini: “Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.”

Kerana itu Rasulullah SAW memperbolehkan kita untuk iri kepada mereka. “Tidak boleh iri kecuali kepada dua orang, iaitu orang yang dianugerahi Al-Qur’an oleh Allah, lalu ia membacanya ketika menunaikan solat di waktu malam dan siang hari; dan orang yang diberi harta lalu ia menyedekahkannya di waktu malam dan siang hari.”

Tentu saja rasa iri yang dimaksud Rasulullah SAW bukan dalam bentuk ekspresi negatif, tapi meniru apa yang dilakukan oleh manusia-manusia terbaik itu: belajar dan mengajarkan Al-Qur’an. 

Malah Rasulullah SAW sangat menghargai orang yang berusaha mengikuti jejak orang-orang terbaik itu meski belum sempurna dalam membaca Al-Qur’an. 

Kata Rasulullah SAW, “Orang yang membaca Al-Qur’an dan ia pandai membacanya, beserta para malaikat pembawa catatan amal, yang suci dan berbakti. Dan orang yang membaca Al-Qur’an dengan gagap dan ia kesulitan dalam membacanya, maka ia mendapatkan dua pahala.”

Rasulullah SAW juga menimbang seseorang dari dekatnya dengan Al-Qur’an. Beliau membuat perumpamaan, “Perumpamaan seorang mukmin yang membaca Al-Qur’an adalah seperti buah atrujah, baunya harum dan rasanya enak. Dan perumpamaan seorang mukmin yang tidak membaca Al-Qur’an adalah seperti buah kurma, ia tidak beraroma tapi rasanya manis. Sedangkan perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Qur’an adalah seperti bunga wangi-wangian, baunya wangi tapi rasanya pahit. Dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al-Qur’an adalah seperti buah hanzalah, ia tidak beraroma dan rasanya pahit.”

Dikali yang lain Rasulullah SAW menegaskan bahawa, “Sesungguhnya orang yang di dalam dirinya tidak ada sedikit pun Al-Qur’an, maka ia bagaikan rumah yang rosak.” Kerana itu, Rasulullah SAW menganjurkan kepada kita untuk sentiasa berinteraksi dengan Al-Qur’an baik sendiri mahupun bersama-sama. 

Rasulullah SAW bersabda, “Jika suatu kaum berkumpul di dalam satu rumah Allah dan membaca Al-Qur’an serta mempelajarinya secara bersama-sama, niscaya turun ketenangan kepada mereka. Mereka dilingkupi oleh rahmat, dikelilingi oleh para malaikat, dan Allah menyebut mereka kepada makhluk-makhluk-Nya yang ada di sisi-Nya.”

Tidak hanya di dunia bekas interaksi kita dengan Al-Qur’an kita rasakan. Rasulullah SAW bersabda, “Pada hari Kiamat akan didatangkan Al-Qur’an dan para ahlinya yang ketika di dunia mengamalkannya. Mereka didahului oleh surat Al-Baqarah dan Ali Imran, keduanya membela orang-orang yang membaca dan mengamalkannya.”

Dan, syurga tingkat apa yang akan kita tinggal di akhirat nanti pun ditentukan oleh banyak sedikitnya hafalan Al-Qur’an kita. Rasulullah berkata, “Ketika di syurga dikatakan kepada orang-orang yang hafal Al-Qur’an, ‘Bacalah, naiklah dalam darjat syurga dan bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membacanya di dunia, sesungguhnya kedudukanmu adalah di akhir ayat yang engkau baca.”

Kerana itu Rasulullah SAW memerintahkan kepada kita untuk menjaga hafalan Al-Qur’an. “Selalu jagalah Al-Qur’an ini, demi Zat yang jiwaku berada dalam genggamanNya, sungguh Al-Qur’an itu lebih mudah lepas daripada unta yang ada dalam ikatannya.” 

Rasulullah SAW menegaskan bahawa, “Sesungguhnya orang yang hafal Al-Qur’an bagaikan pemilik unta yang terikat. Jika ia selalu menjaganya, maka ia memegangnya. Sedangkan jika membiarkannya, maka unta tersebut akan lepas dan kabur.”

Pahala membaca Al-Quran di bulan Ramadhan

Di bulan Ramadhan ini kita diminta oleh Rasulullah SAW untuk berpuasa dengan ihtisaban seperti dalam sabdanya, “Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuhi keimanan dan ihtisaban, Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” 

Ihtisaban maksudnya penuh perhitungan. Berhitung seperti seorang pedagang menghitung berapa keuntungan yang ingin diperoleh dari dagangannya. Kenapa Rasulullah SAW meminta kita berhitung dalam berpuasa di bulan Ramadhan? Kerana Ramadhan bulan mega bonus!

Kita tentu sudah tahu bahawa membaca Al-Qur’an satu huruf akan diberi pahala oleh Allah SWT 10 . Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa membaca satu huruf dari Al-Qur’an, maka ia mendapatkan satu kebaikan, dan satu kebaikan sama dengan sepuluh kali ganda. Aku tidak mengatakan Alif Laam Miim adalah satu huruf, tetapi alif satu huruf, laam satu huruf, dan miim satu huruf.”

Tapi, khusus di bulan Ramadhan pahalanya dilipatgandakan oleh Allah menjadi 70 kaliganda . Setidaknya perkara itu di surat pada hadis cukup panjang ini.

“Wahai manusia, telah datang kepada kalian bulan yang agung dan penuh berkah. Di dalamnya terdapat satu malam yang nilai (ibadah) di dalamnya lebih baik dari 1000 bulan. Allah menjadikan puasa pada siang harinya sebagai sebuah kewajiban, dan menghidupkan malamnya sebagai perbuatan sunat (tathawwu’). Barangsiapa (pada bulan itu) mendekatkan diri (kepada Allah) dengan satu kebaikan, ia seolah-olah mengerjakan satu ibadah wajib pada bulan yang lain. Barangsiapa yang mengerjakan satu perbuatan wajib, ia seolah-olah mengerjakan 70 kebaikan di bulan yang lain. Ramadhan adalah bulan kesabaran, dan kesabaran itu balasannya surga. Ia (juga) bulan tolong-menolong, di mana di dalamnya rezeki seorang Mukmin bertambah (ditambah). Barangsiapa (pada bulan itu) memberikan berbuka  kepada seorang yang berpuasa, maka itu menjadi maghfirah (pengampunan) atas dosa-dosanya, penyelamatnya dari api neraka dan ia memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa itu, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa (itu) sedikit pun.”

Kemudian para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, tidak semua dari kami memiliki makanan untuk diberikan sebagai berbuka orang yang berpuasa.” 

Rasulullah SAW berkata, “Allah memberikan pahala tersebut kepada orang yang memberikan berbuka dari sebutir kurma, atau satu teguk air atau susu. Ramadhan adalah bulan yang permulaannya rahmat, pertengahannya maghfirah (ampunan), dan akhirnya pembebasan dari api neraka.”

Hadits ini diriwayatkan oleh Al Baihaqi, Al Hakim, Ibnu Khuzaimah, dan Al-Ash-habani dalam At Targhib. Namun, didhaifkan oleh Al-Mundziri dalam Targhib Wat Tarhib dan Dhiya Al-Maqdisi di Sunan Al-Hakim. Al-Albani dalam Silsilah Adh-Dhaifah mengkategorikan ini hadis munkar.

Jika kita tidak boleh menggunakan berganda  pahala 70 kali atas membaca Al-Quran yang kita kerjakan di bulan Ramadhan, mungkin kita boleh menggunakan hadis shahih yang diriwayatkan Imam Muslim ini: 

“Sesungguhnya Allah mencatat setiap amal kebaikan dan amal keburukan.”Kemudian Rasulullah SAW menjelaskan, “Orang yang meniatkan sebuah kebaikan, namun tidak mengamalkannya, Allah mencatat baginya satu pahala kebaikan sempurna. Orang yang meniatkan sebuah kebaikan lalu mengamalkannya, Allah mencatat pahala baginya 10 sampai 700 kali ganda banyaknya.”

Jadi, ketika membaca ayat pertama surat Al-Baqarah yang terdiri dari 3 huruf, iaitu alif lam mim, kita punya potensi mendapat puasa antara 3 x 10 = 30 sehingga 3 x 700 = 2.100.

Menurut penelitian Imam an-Nasafi yang dicatatkan dalam kitab Majmu Al-Ulum Wa Mathli’u An-NujumAl-Futuhuat Al-Ilahiyah, Al-Qur’an terdiri dari 30 juz, 114 surah, 6.236 ayat, dan 1.027.000 huruf. Jadi, jika berjaya mengkhatamkan membaca Al-Qur’an sekali sahaja, kita akan dapat pahala sebanyak 1.027.000 x 700 = 718.900.000. dan dikutip Imam Ibn Arabi dalam mukaddimah

Rasulullah SAW memberi batas bawah bagi seorang muslim dalam perkara membaca Al-Quran adalah minima khatam Al-Qur’an sekali dalam sebulan. Tapi, muslim yang cerdas tentu tidak merasa cukup cuma khatam sekali di bulan Ramadhan. Kalau cuma sekali ya rugi kerana tidak berbeza dengan bulan-bulan yang lain. Jadi, harus boleh khatam lebih dari dua kali.

Terlebih lagi ketika Lailatul Qadar. Jangan sampai tidak membaca Al-Quran di malam itu. Allah SWT menyatakan bahawa nilai Lailatul Qadar lebih baik daripada 1.000 bulan atau sama dengan 354.000 kali malam biasa. 

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada Lailatul Qadar (malam kemuliaan). Dan tahukah kamu apakah Lailatul Qadar itu? Lailatul Qadar itu lebih baik dari seribu bulan.”

Berapa pahala yang boleh kita peroleh jika membaca 1 juz Al-Quran pada masa Lailatul Qadar? Jika kita campurkan  jumlah huruf dalam setiap juz sama, maka angkanya kira-kira 1.027.000 : 30 = 34.233 huruf. Jumlah potensi pahala yang boleh kita dapat di malam itu adalah 34.233 x 700 x  354.000 = 8.482.937.400.000. Subhanallah, angkanya triliun!

Surat Al-Qadr turun kerana suatu masa Rasulullah SAW menceritakan kepada para sahabat tentang seseorang dari Bani Israil yang berjuang fii sabilillah menggunakan senjatanya selama seribu bulan terus menerus. Lelaki itu selalu beribadah pada malam hari hingga pagi dan di siang harinya berjihad memerangi musuh.

Para sahabat kagum sekaligus iri kepada lelaki itu. Allah memberi kesempatan kepada lelaki itu selama 1.000 bulan untuk konsisten beribadah dan berjihad. Sementara, para sahabat banyak yang masuk Islam pada umur tidak muda lagi. Sementara potensi usia hidup umat Nabi Muhammad SAW hanya 60 tahun. Jadi, para sahabat merasa tidak mungkin menyamai ibadah yang dilakukan oleh lelaki dari Bani Israil yang diceritakan Rasulullah SAW.

Allah Maha Adil. Allah SWT memberikan Lailatul Qadar kepada umat Nabi Muhammad SAW. Jika kita beribadah semasa Lailatul Qadar, Allah SWT menggandakan nilainya menjadi 354.000 kali ganda. Membaca Al-Quran satu juz dapat pahala 8.482.937.400.000. Kalau 3 juz, 25.448.812.200.000! Maka rugilah orang yang tidak memperbanyak membaca Al-Quran semasa Lailatul Qadar.dakwatuna.com 


Tulahan: Kelebihan membaca Al-Quran sepanjang Ramadhan

Tulahan
Friday, July 20, 2012
11 amalan sunat bulan Ramadan

Adalah penting bagi kita untuk mengetahui kalam Rasulullah sallAllahu ‘alaihi wasallam dalam bab kaifiat dan fadhilat ibadah. Ini kerana ia merupakan janji benar yang menjadi jaminan yang kukuh untuk kita berpegang dengannya. Menjadi sumber motivasi buat orang-orang yang beriman.

Berikut adalah beberapa hadith Rasulullah sallAllahu ‘alaihi wasallam yang menerangkan kepada kita bagaimana untuk mendapatkan impak maksima dari kebaikan Ramadhan. Saya telah memetiknya dari kitab Riyadhus-Solihin susunan Imam an-Nawawi dan kitab Feqh as-Sunnah susunan Sheikh Sayyid Sabiq. Semoga kita semua dapat mengamalkannya, insyaALLAH.

1. Keutamaan Sahur Dan Mentakhirkannya Selama Tidak Khuatir Akan Terbitnya Fajar

Dari Anas radhiAllahu ‘anhu, bahawa Rasulullah sallAllahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Bersahurlah kamu sekalian kerana sesungguhnya di dalam sahur itu terdapat barakah.” (HR Bukhari & Muslim)

Dari Zaid bin Tsabit radhiAllahu ‘anhu berkata: “Kami sahur bersama-sama dengan Rasulullah sallAllahu ‘alaihi wasallam, kemudian kami melaksanakan solat.” Ada seseorang bertanya: “Berapa lama antara sahur dengan solat itu?” Ia menjawab: “Kira-kira 50 ayat.” (HR Bukhari & Muslim)

Dari ‘Amr bin ‘Ash radhiAllahu ‘anhu, bahawa Rasulullah sallAllahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Kelebihan puasa kami dan puasa ahli Kitab adalah adanya makan sahur.” (HR Muslim)

2. Segera Berbuka Puasa Apabila Sudah Masuk Waktu Berbuka

Dari Sahl bin Sa’d radhiAllahu ‘anhu bahawa Rasulullah sallAllahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Manusia itu selalu dalam kebaikan selama mereka segera berbuka puasa.” (HR Bukhari & Muslim)

Dari Anas radhiAllahu ‘anhu berkata: “Rasulullah sallAllahu ‘alaihi wasallam sentiasa berbuka dengan beberapa biji ruthob (kurma yang baru masak) sebelum solat. Jika tidak ada ruthob (kurma yang baru masak), maka beliau sallAllahu ‘alaihi wasallam berbuka dengan tamar (kurma yang sudah kering). Jika tidak tamar (kurma yang sudah kering), maka beliau sallAllahu ‘alaihi wasallam meneguk air beberapa teguk.” (HR Abu Daud dan At-Turmudzi)

3. Berdo’a sepanjang berpuasa dan ketika berbuka.

Diriwayatkan oleh Turmudzi dengan sanad yang hasan, bahawa Rasulullah sallAllahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Ada 3 golongan yang tidak ditolak do’a mereka, iaitu orang yang berpuasa sehingga dia berbuka, pemimpin negara yang adil dan orang yang teraniaya.”

4. Menjauhi perkara-perkara yang bertentangan dengan ibadah puasa.

Dari Abu Hurairah radhiAllahu ‘anhu bahawa Rasulullah sallAllahu ‘alahi wasallam bersabda: “Puasa itu adalah perisai, oleh kerana itu, apabila salah seorang di antara kamu sekalian berpuasa maka janganlah berkata kotor dan janganlah bertengkar/berteriak. Apabila ada seseorang yang mencaci-maki atau mengajak berkelahi, maka hendaklah ia berkata: “Sesungguhnya aku sedang berpuasa””. (HR Bukhari & Muslim)

Abu Hurairah radhiAllahu ‘anhu berkata bahawa Rasulullah sallAllahu ‘alaihi wasallam bersabda: ‘Barangsiapa yang tidak meninggalkan kata-kata dusta dan perbuatan buruk, maka Allah tidak memerlukan ia meninggalkan makan dan minumnya.” (HR Bukhari)

5. Bersiwak atau menggosok gigi.

Amir bin Rabi’ah berkata, “Saya melihat Nabi sallAllahu ‘alaihi wasallam bersiwak dan beliau pada saat itu sedang berpuasa. Kerana seringnya, maka saya tidak dapat membilang dan menghitungnya.” (HR Bukhari)

Abu Hurairah radhiAllahu ‘anhu mengatakan bahwa Nabi sallAllahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Andaikan tidak memberatkan umatku, niscaya mereka kuperintahkan bersiwak pada setiap kali berwudhu.” (HR Bukhari)

6. Bermurah hati dan banyak menderma.

Dari Ibnu Abbas radhiAllahu ‘anhu katanya: “Rasulullah sallAllahu ‘alaihi wasallam adalah seorang yang paling dermawan, dan sifat dermawannya itu lebih menonjol pada bulan Ramadhan yakni ketika ditemui Jibril. Biasanya Jibril menemuinya pada setiap malam bulan Ramadhan, dibawanya mempelajari al-Quran. Maka Rasulullah sallAllahu ‘alaihi wasallam lebih murah hati melakukan kebaikan dari angin yang bertiup.” (HR Bukhari)
7. Menggandakan amalan membaca dan mempelajari al-Quran.

(Hadith Ibnu Abbas di atas menyatakan bahawa Rasulullah sallAllahu ‘alaihi wasallam bertadarus (mempelajari al-Quran) dengan Jibril pada setiap malam Ramadhan.)

Membaca al-Quran adalah amalan biasa ummat Islam, tetapi sempena bulan Ramadhan, hendaklah kita tumpukan betul-betul dan menggandakannya. Para ulama apabila tibanya bulan Ramadhan akan memberhentikan kuliah yang diajar mereka dan menumpukan kepada mempelajari al-Quran. Membaca untuk memahami al-Quran yakni mentadabbur al-Quran adalah lebih utama dari membaca laju untuk mengkhatamkannya beberapa kali pada bulan Ramadhan.

8. Memberi makan untuk berbuka puasa.
Dari Zaid bin Khalid Al-Juhanny radhiaAllahu ‘anhu, bahawa Rasulullah sallAllahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang memberi makan untuk berbuka orang yang berpuasa, maka ia mendapat pahala seperti pahala orang yang berpuasa itu dengan tidak mengurangi sedikit pun pahala orang yang berpuasa itu.” (HR At Turmudzy)

9. Mendirikan malam dengan solat sunnat (solat Tarawih)

Dari Abu Hurairah radhiAllahu ‘anhu, bahawa Rasulullah sallAllahu ‘alaihi wasallam telah bersabda: “Barangsiapa yang mengerjakan solat sunnat pada malam bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan hanya mengharapkan pahala dari ALLAH, maka akan diampunilah dosanya yang telah lalu.” (HR Bukhari & Muslim)

10. Giat beribadah pada 10 hari terakhir Ramadhan
Aisyah radhiAllahu ‘anha berkata: “Bahawa Rasulullah sallAllahu ‘alaihi wasallam apabila masuk sepuluh terakhir bulan Ramadhan. diramaikannya waktu malam, dibangunkannya ahli keluarganya dan diikat erat kain sarungnya.” (HR Bukhari & Muslim)

11. Beriktikaf pada 10 terakhir Ramadhan.
Dari Ibnu Umar radhiAllahu ‘anhu berkata: “Rasulullah sallAllahu ‘alaihi wasallam selalu beriktikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.” (HR Bukhari & Muslim)

Dari Aisyah radhiAllahu ‘anha berkata: “Rasulullah sallAllahu ‘alaihi wasallam selalu beriktikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan sehingga Beliau sallAllahu ‘alaihi wasallam dipanggil ALLAH Ta’ala, kemudian setelah beliau sallAllahu ‘alaihi wasallam wafat, isteri-isterinya meneruskan kebiasaan Beliau itu.” (HR Bukhari & Muslim)

Semoga kita semua dapat mengambil pengajaran yang besar dari hadith-hadith Nabi sallAllahu ‘alaihi wasallam di atas. Janganlah dilepaskan peluang untuk mendapatkan pahala yang besar hasil dari usaha kita untuk bersungguh-sungguh melaksanakan sunnah di atas.

Selain dari sunnah yang telah dinyatakan di atas, jangan lupa dan meremehkan lain-lain sunnah Rasulullah sallAllahu ‘alaihi wasallam seperti senyum, beri salam, solat jamaah di masjid, berbuat baik kepada ahli keluarga dan jiran, beri tadzkirah, merendah diri dan lain-lain.

Mudah-mudahan hidayah dan taufiq menyinari hati dan jiwa kita semua dan mudah-mudahn melekat ke dada kita semua akan nilai besar Taqwa, amin.I Love Islam


Posted by Tulahan at 9:10 PM
Tulahan: 11 amalan sunat bulan Ramadan

Saad bin Abi Waqas , penyebar Islam di China

Saad bin Abi Waqas dikenal sebagai penyebar Islam di Cina. Lahir dan besar di kota Makkah, ia dikenal sebagai pemuda yang serius dan cerdas. Postur tubuhnya digambarkan tidak terlalu tinggi, namun tegap dengan potongan rambut pendek. Orang-orang selalu membandingkannya dengan “singa muda”.
Ia berasal dari keluarga bangsawan yang kaya raya dan sangat disayangi kedua orangtuanya, terutama ibunya. Meskipun berasal dari Makkah, ia sangat benci pada agamanya dan cara hidup yang dianuti masyarakatnya (jahiliyah). Ia membenci upacara penyembahan berhala yang menjadi budaya di Makkah saat itu.

Suatu hari dia didatangi Abu Bakar yang dikenal sebagai orang yang ramah. Ia mengajak Saad menemui Muhammad di sebuah bukit dekat Makkah. Pertemuan itu amat berkesan di jiwa Saad yang ketika itu baru berusia 20 tahun.

Saad segera menerima undangan Nabi Muhammad Saw untuk menjadi penganut Islam. Saad kemudian menjadi salah satu sahabat yang pertama masuk Islam.

Saad sendiri secara tidak langsung memiliki hubungan kekerabatan dengan Rasulullah Saw. Ibunda Rasul, Aminah binti Wahhab, berasal dari suku yang sama dengan Saad, yaitu dari Bani Zuhrah. Karena itu, Saad juga sering disebut sebagai Saad dari Zuhrah untuk membedakannya dengan Saad-Saad yang lain.

Keislaman Saad mendapat tentangan keras terutama dari keluarga dan anggota sukunya. Ibunya bahkan mengancam akan bunuh diri. Selama beberapa hari, ibunya menolak makan dan minum sehingga kurus dan lemah.

Meski dibujuk dan dibawakan makanan, namun ibunya tetap menolak dan hanya bersedia makan jika Saad kembali ke agama lamanya.

Namun, Saad berkata, bahwa meski ia memiliki kecintaan luar biasa kepada ibunya, namun kecintaannya pada Allah Swt dan Rasulullah Saw jauh lebih besar lagi.

Mendengar keteguhan hati Saad, ibu Saad akhirnya menyerah dan makan kembali. Fakta ini memberikan bukti kekuatan dan keteguhan iman Saad bin Abi Waqqas.

Di masa-masa awal sejarah Islam, kaum Muslim mengasingkan diri ke bukit jika hendak menunaikan shalat. Kaum Quraisy selalu menghalangi mereka.

Saat tengah shalat, sekelompok kaum Quraisy mengganggu dengan saling melemparkan ucapan kasar. Karena kesal dan tidak tahan, Saad bin Abi Waqqas memukul salah seorang orang Quraisy dengan tulang unta sehingga melukainya. Ini menjadi darah pertama yang tumpah akibat konflik antara umat Islam dengan orang kafir.

Konflik makin hebat dan menjadi batu ujian keimanan dan kesabaran umat Islam. Setelah peristiwa itu, Rasulullah meminta para sahabat agar lebih tenang dan bersabar menghadapi orang Quraisy (QS Al-Muzammil: 10).


Cukup lama kaum Muslimin menahan diri. Hanya beberapa dekade kemudian, umat Islam diperkenankan melakukan serangan terhadap orang kafir. Saad bin Abi Waqqas menjadi salah satu tonggak pemimpin utamanya.

Dijamin Surga

Suatu hari ketika Rasulullah sedang duduk bersama para sahabat, tiba-tiba beliau menatap ke ufuk dan berkata, “Seorang penghuni surga akan muncul.” Ketika para sahabat mencari di sekeliling siapa yang dimaksud Nabi, tiba-tiba Sa’ad muncul. Abdullah bin Amr menanyakan “rahasia” sehingga mendapat jaminan surga.

Sa’ad mengatakan, “Ibadah yang aku kerjakan juga dikerjakan yang lain, kecuali aku tidak pernah menaruh dendam atau berniat jahat terhadap kaum muslimin.”

Saad terlibat dalam Perang Badar bersama saudaranya, Umair, yang kemudian syahid bersama 13 pejuang Muslim lainnya. Pada perang Uhud, bersama Zaid, Saad terpilih menjadi salah satu pasukan pemanah terbaik Islam.

Saad berjuang dengan gigih dalam mempertahankan Rasulullah Saw setelah beberapa pejuang Muslim meninggalkan posisi mereka.

Saad juga menjadi sahabat dan pejuang Islam pertama yang tertembak panah dalam upaya mempertahankan Islam.

Saad juga merupakan salah satu sahabat yang dikurniai kekayaan yang banyak dan digunakannya untuk kepentingan dakwah. Ia juga dikenal kerana keberaniannya dan dermawannya. Saad hidup hingga usianya menjelang 80 puluh tahun.

Menjelang wafatnya, Saad meminta putranya untuk mengafaninya dengan jubah yang ia gunakan dalam perang Badar. ”Kafani aku dengan jubah ini kerana aku ingin bertemu Allah SWT dalam pakaian ini,” ujarnya.

Kepahlawan Saad 

Penolakan Kaisar Parsi untuk menerima Islam membuat air mata Saad bercucuran. Berat baginya melakukan peperangan yang harus mengorbankan banyak nyawa kaum Muslim dan bukan Muslim.

Kepahlawanan Saad bin Abi Waqqas tertulis dengan tinta emas saat memimpin pasukan Islam melawan tentara Parsi di Qadissyah. Peperangan ini merupakan salah satu peperangan terbesar umat Islam.

Bersama 3000 pasukannya, ia berangkat menuju Qadasiyyah. Di antara mereka terdapat sembilan veteran perang Badar, lebih dari 300 mereka yang ikut serta dalam ikrar Riffwan di Hudaibiyyah, dan 300 di antaranya mereka yang ikut serta dalam memerdekakan Makkah bersama Rasulullah.

Lalu ada 700 orang putra para sahabat, dan ribuan wanita yang ikut serta sebagai perawat dan tenaga bantuan. Pasukan ini berkemah di Qadisiyyah berhampiran Hira.

Pasukan musuh yang datang untuk menentang pasukan tentera Muslimin, mereka semua berjumlah 120,000 ribu orang dibawah panglima perang kebanggaan mereka, Rustum.

Sebelum memulai peperangan, Umar bin Khattab yang menjadi khalifah saat itu, mengarahkan Saad menulis surat kepada Kaisar Parsi, Yazdagird dan Rustum. Isi surat itu mengajak mereka masuk Islam.

Delegasi Muslim yang pertama berangkat menemui Yazdagird adalah Nu’man bin Muqarrin yang kemudian mendapat penghinaan dan menjadi bahan ejekan Yazdagird. Untuk mengirim surat kepada Rustum, Saad mengirim delegasi yang dipimpin Rubiy bin Aamir.

Rustum menawarkan segala kemewahan duniawi kepada Rubiy bin Aamir sebagai pembalasan dan penghinaan. Namun ia tidak berpaling dari Islam dan menyatakan bahawa Allah SWT menjanjikan kemewahan lebih baik iaitu syurga.

Para delegasi Muslim kembali setelah kedua pemimpin itu menolak tawaran masuk Islam. Melihat hal tersebut, air mata Saad bercucuran kerana ia terpaksa harus berperang yang bererti mengorbankan nyawa orang Muslim dan bukan muslim.

Setelah itu, untuk beberapa hari dia terbaring sakit kerana tidak kuat menanggung kepedihan jika perang harus terjadi. Saad tahu bahwa peperangan ini akan menjadi peperangan yang sangat keras yang akan menumpahkan darah dan mengorbankan banyak nyawa.

Ketika tengah berfikir, Saad akhirnya mendapati bahawa dia tetap harus berjuang. Karena itu, meskipun terbaring sakit, Saad segera bangkit dan menghadapi pasukannya.

Di depan pasukan Muslim, Saad membaca QS Al-Anbiya: 105 tentang bumi yang akan dipusakai oleh orang-orang soleh seperti yang tertulis dalam kitab Zabur.

Setelah itu, Saad menukar pakaian kemudian menunaikan Shalat Zhuhur bersama pasukannya. Setelah itu dengan membaca takbir, Saad bersama pasukan Muslim memulai peperangan.

Selama empat hari, peperangan berlangsung tanpa henti dan menimbulkan korban dua ribu Muslim dan sepuluh ribu orang Farsi. Peperangan Qadisiyyah merupakan salah satu peperangan terbesar dalam sejarah dunia. Pasukan Muslim memenangi peperangan itu.

Dimana Saad bin Waqas Dimakamkan?

Menurut catatan rasmi dari Dinasti Tang yang berkuasa pada 618-905 M dan berdasarkan catatan serupa dalam buku A Brief Study of the Introduction of Islam to China karya Chen Yuen, Islam pertama kali datang ke China sekitar tahun 30 H atau 651 M.

Disebutkan, Islam masuk ke China melalui utusan yang dikirim oleh Khalifah Usman bin Affan (23-35 H / 644-656 M). Menurut catatan Lui Tschih, penulis Muslim China pada abad ke-18 dalam karyanya Chee Chea Sheehuzoo (Perihal Kehidupan Nabi), Islam dibawa ke China oleh rombongan yang dipimpin Saad bin Abi Waqqas.

Islam pertama kali datang ke China dibawa panglima Islam, Saad bin Abi Waqqas, bersama sahabat lainnya pada tahun 616 M. Catatan tersebut menyebutkan, Saad bin Abi Waqqas dan tiga sahabat lainnya datang ke China dari Abyssinia atau yang sekarang dikenal dengan Etiopia.

Setelah kunjungan pertamanya. Saad kemudian kembali ke Arab. Ia kembali lagi ke China 21 tahun kemudian atau pada masa pemerintahan Usman bin Affan, dan datang dengan membawa salinan Al Quran.

Usman pada masa kekhalifahannya memang menyalin Al Quran dan menyebarkan ke berbagai tempat, demi menjaga kemurnian kitab suci ini.

Pada kedatangannya yang kedua di tahun 650, Saad berlayar melalui Samudera Hindi ke Laut China menuju pelabuhan laut di Guangzhou. Kemudian ia berlayar ke Chang’an atau kini dikenal degan nama Xi’an melalui rute yang kemudian dikenal sebagai Jalan Sutera.

Bersama para sahabat, Saad datang dengan membawa hadiah dan diterima dengan baik oleh kaisar Dinasti Tang, Kao-Tsung (650-683). Namun Islam sebagai agama tidak langsung diterima oleh sang kaisar.

Setelah melalui proses penyelidikan, sang kaisar kemudian memberikan izin bagi pengembangan Islam yang dirasanya sesuai dengan ajaran Konfusius.

Namun, sang kaisar merasa bahwa kewajiban shalat lima kali sehari dan puasa sebulan penuh terlalu berat baginya hingga akhirnya ia tidak jadi memeluk Islam.

Namun begitu, ia mengizinkan Saad bin Abi Waqqas dan para sahabat untuk mengajarkan Islam kepada masyarakat di Guangzhou. Oleh orang Cina, Islam disebut sebagai Yi si lan Jiao atau agama yang murni. Kota Makkah disebut sebagai tempat kelahiran Buddha Ma-hia-wu (atau Rasulullah Muhammad SAW).

Saad bin Abi Waqqas kemudian menetap di Guangzhou dan ia mendirikan Masjid Huaisheng yang menjadi salah satu tonggak sejarah Islam paling berharga di China. Masjid ini menjadi masjid tertua yang ada di daratan Cina dan usianya sudah melebihi 1300 tahun. Ianya teletak di jalan Guang Ta Lu.

Masjid ini terus bertahan melewati berbagai monumen sejarah China dan saat ini masih berdiri tegak dan masih seindah dahulu setelah diperbaiki beberapa kali.

Baru-baru ini masjid ini di perbaiki sekali lagi dengan melibatkan pembesaran ruangan shalat bila pihak pengurusan masjid membeli sedikit ruang bagian belakang masjid .

Masjid Huaisheng ini kemudian dijadikan Masjid Raya Guangzhou Remember the Sage atau masjid untuk mengenang Nabi Muhammad Saw.

Masjid ini juga dikenal dengan nama Masjid Guang ta, karena masjid dengan menara yang indah ini yang letaknya di jalan Guangta. Ta berarti menara karena menurut sejarahnya menara masjid ini adalah yang tertinggi pada awal pemdiriannya dibandingkan bangunan lain.

Sebagian orang percaya Saad bin Abi Waqqas menghabiskan sisa hidupnya dan meninggal di Guangzhou, China. Sebuah pusara diyakini sebagai makamnya. Makamnya menjadi tempat kunjungan wisata religi dari seluruh pelosok dunia.

Orang yang datang di Guangzhou merasa tidak lengkap jika tidak menjejakkan kaki ke makam Saad. Namun, sebagian lagi menyatakan, Saad meninggal di Baqi’, dekat Madinah, dan dimakamkan dikawasan makam para sahabat.

Meskipun tidak diketahui secara pasti di mana Saad bin Abi Waqqas meninggal dan dimakamkan, namun yang pasti ia memiliki peranan penting terhadap perkembangan Islam di China.

Kalaupun kubur yang ada di China itu bukan kubur Saad bin Abi Waqas tetapi pastinya kubur tersebut adalah kubur seorang berbangsa Arab yang memiliki jasa besar kepada perkembangan Islam di China.

Kisah Saad Masuk Islam

Saad bercerita: “Tiga malam sebelum aku masuk Islam, aku bermimpi, seolah-olah aku tenggelam dalam kegelapan yang tindih menindih. Ketika aku sedang mengalami puncak kegelapan itu, tiba-tiba kulihat bulan memancarkan cahaya sepenuhnya, lalu kuikuti bulan itu. aku melihat tiga orang telah lebih dahulu berada di hadapanku mengikuti bulan tersebut.

Mereka itu ialah Zaid bin Haritsh, Ali bin Abu Thalib, Abu Bakar Ash-Shidiq. Aku bertanya kepada mereka: Sejak kapan Anda bertiga di sini? Belum lama, jawab mereka.

Setelah hari siang, aku mendapat kabar, Rasulullah SAW mengajak orang-orang kepada Islam secara diam-diam.

 Yakinlah aku, sesungguhnya Allah SWT menghendaki kebaikan bagi diriku, dan dengan Islam Allah akan mengeluarkanku dari kegelapan kepada cahaya terang.

Aku segera mencari beliau, sehingga bertemu dengannya pada suatu tempat ketika dia sedang shalat Ashar. Aku menyatakan masuk Islam di hadapan beliau. Belum ada orang mendahuluiku masuk Islam, selain mereka bertiga seperti yang terlihat dalam mimpiku.

Saad melanjutkan kisahnya masuk Islam. Ketika ibuku mengetahui aku masuk Islam, dia marah bukan kepalang. Padahal aku anak yang berbakti dan mencintainya.

Ibu memanggilku dan berkata: “Hai Saad! Agama apa yang engkau anut, sehingga engkau meninggalkan agama ibu bapakmu?

Demi Allah! Engkau harus meninggalkan agama barumu itu! atau aku mogok makan minum sampai mati…! Biar pecah jantungmu melihatku, dan penuh penyesalan karena tindakanmu sendiri, sehingga semua orang menyalahkan dan mencelamu selama-lamanya.”

Jawabku: “Jangan lakukan itu, Bu! Tetapi aku tidak akan meninggalkan agamaku biar bagaimanapun.”

Ibu tegas dan keras melaksanakan ucapannya. Beliau benar-benar mogok makan minum. Sehingga tubuh dan tulang-belulangnya lemah, menjadi tidak berdaya sama sekali.

Terakhir, aku mendatangi ibu untuk membujuknya supaya dia mau makan dan minum walaupun agak sedikit. Tetapi ibu memang keras. Beliau tetap menolak dan bersumpah akan tetap mogok makan sampai mati, atau aku meninggalkan agamaku, Islam.

Aku berkata kepada ibu: “Ibu! Sesungguhnya aku sangat mencintai ibu. Tetapi aku lebih cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Demi Allah! Seandainya ibu memiliki seribu jiwa, lalu jiwa itu keluar dari tubuh ibu satu per satu (untuk memaksaku keluar dari agamaku) sungguh aku tidak meninggalkan agamaku karenanya.”

Tatkala ibu melihatku bersungguh-sungguh dengan ucapanku, dia pun mengalah. Lalu dia menghentikan mogok makan sekalipun dengan perasaan terpaksa.

Maka Allah SWT menurunkan firman-Nya kepada Nabi Muhammad SAW:
“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik,”

Setelah Saad masuk Islam, dia lantas berjasa terhadap Islam dan kaum muslimin dengan prestasi baik dan tinggi. Dalam perang Badar, Saad ikut berperang bersama-sama adiknya Umair. Ketika itu Umair masih muda remaja, belum lama mencapai usia baligh.

Tatkala Rasulullah SAW memerintahkan tentara muslimin berkumpul dan bersiap sebelum berangkat perang, Umair bersembunyi-sembunyi, takut kalau-kalau dia tidak diperbolehkan Rasulullah turut berperang, karena usianya masih kecil. Tetapi Rasulullah tetap melihatnya, lalu tidak memperbolehkannya ikut.

Umair menangis, sehingga Rasulullah merasa kasihan, dan akhirnya membolehkan Umair turut berperang. Saad mendatangi adiknya dengan gembira, lalu mengikatkan pedang di bahu Umair, karena tubuhnya yang kecil. Kedua saudara itu pergi berperang berjuang bersama fi sabilillah.

Seusai peperangan Saad kembali ke Madinah seorang diri. Sedangkan adiknya, Umair tinggal di bumi Badar sebagai syuhada’. Saad merelakan adiknya ke pangkuan Allah SWT dengan mengharap pahala dari-Nya.

Ketika tentara kaum muslimin lari kucar-kacir dalam perang Uhud, Rasulullah SAW tinggal di medan tempur dengan kelompok kecil tentara kaum muslimin, tidak lebih dari sepuluh orang. satu diantaranya ialah Saad bin Abi Waqas.

Sa’ad berdiri melindungi Rasulullah SAW dengan panahnya. Tidak satupun anak panah yang dilepaskan Saad dari busur melainkan mengenai sasaran dengan jitu, dan orang musyrik yang terkena, tewas seketika.

Tatkala dilihat Rasulullah SAW Sa’ad seorang pemanah jitu, beliau berkata memberinya semangat “Panahlah, hai Saad! Panahlah…! Bapak dan ibuku menjadi tebusanmu!”

Saad sangat bangga sepanjang hidupnya dengan ucapan Rasulullah itu. sehingga Saad pernah pula berkata, tidak pernah Rasulullah berucap kepada seorang jua pun, mempertaruhkan kedua ibu bapaknya sekalipun sebagai tebusan, melainkan hanya kepadaku.”

Puncak kejayaan Saad ialah ketika Khalifah Umar Al-Faruq bertekad menyerang kerajaan Persia, untuk menggulingkan pusat pemerintahannya, dan mencabut agama berhala sampai ke akar-akarnya di permukaan bumi. Khalifah Umar memerintahkan kepada setiap Gubernur dalam wilayah kekuasaannya, supaya mengirim kepadanya setiap orang yang mempunyai senjata, atau kuda, atau setiap orang yang mempunyai keberanian, kekuatan atau orang yang berpikiran tajam, yang mempunyai suatu keahlian seperi syair, berpidato dan sebagainya, yang dapat membantu memenangkan perang. Maka tumpah ruahlah ke Madinah para pejuang muslim dari setiap pelosok.

Setelah semuanya selesai melapor, Khalifah Umar merundingkan dengan para pemuka yang berwenang, siapa kiranya yang pantas dan dipercaya untuk diangkat menjadi panglima angkatan perang yang besar itu.

Mereka sepakat dengan aklamasi menunjuk Saad bin Abi Waqas, singa yang menyembunyikan kuku. Lalu khalifah menyerahkan panji-panji perang kaum muslimin kepadanya dengan resmi, dalam pengangkatannya menjadi panglima.

Sewaktu angkatan perang yang besar itu hendak berangkat, Khalifah Umar berpidato memberi amanat dan perintah harian kepada Saad.

Katanya, “Hai Saad! Janganlah engkau terpesona, sekalipun engkau paman Rasulullah dan shahabat beliau. Sesunggunya Allah tidak menghapus suatu kejahatan dengan kejahatan. Tetapi Allah menghapus kejahatan dengan kebaikan.

Hai, Saad! Sesungguhnya tidak ada hubungan kekeluargaan antara Allah dengan seseorang melainkan dengan mentaati-Nya. Segenap manusia sama di sisi Allah, baik dia bangsawan atau rakyat jelata. Allah adalah Tuhan mereka dan mereka semuanya adalah hamba-hambaNya.

Mereka berlebih berkurang karena taqwa, dan memperoleh karunia dari Allah karena taat. Perhatikanlah cara Rasulullah, yang engkau telah mengetahuinya, maka tetaplah ikuti cara beliau itu.”

Maka berangkatlah pasukan yang diberkati Allah itu menuju sasaran. Di dalamnya terdapat 99 orang alumni pahlawan perang badar, lebih kurang 319 orang para shahabat yang tergolong dalam baiatur ridlwan, 300 orang pahlawan yang ikut dalam penaklukan Makkah bersama-sama Rasulullah SAW, 700 orang putra-putra shahabat, dan pejuang-pejuang muslim lainnya (yang keseluruhan berjumlah 30.000 orang).

Sampai di Qadisiyah, Saad menyiagakan seluruh pasukannya dan bertempur hebat. Pada hari itu sebagai hr yang menentukan. Mereka mengepung musuh dengan ketat, lalu maju ke depan dari segala arah, sambil membaca takbir.

Dalam pertempuran itu, kepala Rustam, panglima tentara Persia, berpisah dengan tubuhnya oleh lembing kaum muslimin. Maka merasuklah rasa takut dan gentar ke dalam hati musuh-musuh Allah.

Sehingga dengan mudah kaum muslimin menghadapi para prajurit Persia dan membunuh mereka. Bahkan kadang-kadang mereka membunuh dengan senjata musuh itu sendiri.

Saad bin Abi Waqas dikaruniai Allah usia lanjut. Dia dicukupi kekayaan yang lumayan. Tetapi ketika wafat telah mendekatinya, dia hanya meminta sehelai jubah usang.

Katanya, “Kafani aku dengan jubah ini. Dia kudapatkan dari seorang musyrik dalam perang badar. Aku ingin menemui Allah dengan jubah itu.” [Mel/dari berbagai sumber].DDHK


Sumber:
Tulahan: Saad bin Abi Waqas , penyebar Islam di China

Sejarah Taman Tergantung Babylon
Bagaimana rupanya taman tergantung Babylon? Seseorang pernah melukiskannya melalui sebuah puisi : ”Seseorang boleh minum pati buah di taman ini, hanya dengan menghidu aroma pokoknya sahaja.”
Ketika angin berhembus, daun-daun palma berguguran dibawa angin mengambang ke kolam-kolam lili air, dan ke kota Babylon di bawahnya. 
 
Seluruh wilayah kota terbesar pertama di masa kuno ini (penduduknya dianggarkan 200.000 orang) kelihatan sangat jelas dari puncak taman.

Walaupun berada di dataran tinggi, namun seluruh tanaman disirami air setiap hari. Sistem pengairan taman ini sangat menakjubkan. Tidak salah kiranya jika Philon, ahli falsafah Yunani yang gemar mengembara mencatatnya sebagai satu dari tujuh keajaiban kuno dunia. Taman ini sangat memikat hati.

Sejarah Pembuatan Taman Tergantung
Babylon yang merupakan ibukota dari Babylon, kerajaan kuno Mesopotamia, iaitu sebuah kota yang terletak berhampiran sungai Euphrates, yang sekarang dikenali sebagai Iraqselatan.

Berdasarkan sejarah, dinasti pertama dari Babylon didirikan oleh Hammurabi pada masa Neo-Babylonian setelah kehancuran kerajaan Assyrian. Babylon menjadi salah satu kota terpenting pada zaman Timur Tengah kuno ketika Hammurabi (1792-1750 BC), menjadikannya ibukota kerajaan Babylon.

Kebudayaan bangsa Babylon dibina dengan sangat baik dan catatan cuneiform yang berjaya ditemui menunjukkan, agama, sejarah, dan ilmu pengetahuan pada masa itu sangat berkembang.

Ubat-ubatan, kimia, alchemy, botany, matematik, dan astronomi juga dipraktikkan. Agama dan tulisan kuno yang berbentuk cuneiform ini berasal dari kebudayaan Sumer yang lebih tua. 
 
Mereka juga mengembangkan bentuk abstrak dari tulisan berdasarkan symbol cuneiform (berbentuk baji). Tulisan ini ditulis di tanah liat yang basah dan dibakar dibawah terik matahari.
“Dongeng tentang penciptaan” bangsa babylon ditulis dalam tujuh lembaran tanah liat dan ditampilkan serta dibacakan pada festival tahun baru di Babylon. 
 
Lembaran-lembaran ini mengisahkan tentang kejayaan Tuhan Kota Babylon, Marduk, dan bagaimana Marduk boleh menjadi Tuhan tertinggi, Raja semua Tuhan yang ada di syurga dan bumi.
Tower of Babel
 
Bangsa Babylon mempunyai sistem angka yang lebih maju dari yang kita miliki sekarang, dengan sistem posisi dengan dasarnya 60. Mereka juga membuat tabel untuk membantu dalam proses perhitungan. 
 
Mereka membahagi hari sama seperti yang sekarang kita lakukan, 24 jam dengan 60 minit, untuk setiap jam dan setiap 60 minit.

Adat kebiasaan bangsa Babylon ini ikut mempengaruhi bangsa Assyria dan turut memberikan kontribusi terhadap sejarah Timur Tengah dan Eropah Barat dikemudian hari.

Babylon mengalami kemerosotan dan jatuh kedalam anarki sekitar 1180 BC, tetapi kemudian bangun berkembang kembali sebagai sebahagian negara  dari kerajaan Assyria selepas abad ke 9 BC.

Babylon akhirnya dihancurkan pada 689 BC, oleh bangsa Assyria dibawah kepemimpinan SennaCherib, tetapi kembali dibina lagi.  
 
Nabopolassar mendirikan apa yang sekarang dikenali sebagai Chaldean atau kerajaan baru Babylon pada 625 BC, dan akhirnya mencapai masa keemasannya dibawah pemerintahan anaknya Nebuchadnezzar (604-562 BC).

Kejayaan serta kemegahan Babylon menjadi terkenal dan legenda sejak naik tahtanya Nebuchadnezzar, yang dipercayai sebagai pembina Taman Tergantung Babylon.
 Persembahan Rasa Cinta
 
Seperti juga Taj Mahal di India, yang dibina oleh Shah Jahan untuk permaisuri terkasihnya Mumtaz Mahal, taman bergantung Babylon ini pun merupakan sebuah persembahan cinta.

Taman ini dibina Nebukadnezar II yang memerintah dari tahun 605-562 SM, dikhas bagi Amytis, permaisuri tercintanya yang berasal dari kerajaan Media. Kerajaan Media berpusat di pergunungan Persia (Iran).

Kemahuan Amytis besar diantara hijaunya pergunungan, serta sejuknya tiupan angin. Keadaan kerajaannya berbeza dengan Babylon. 
 
Babylon merupakan wilayah datar, kering, dan panas. Ini membuat Amytis selalu terkenang akan hijaunya hutan Media. Ia rindu kembali ke kampung halamannya.

Untuk mengobati kerinduan isterinya Raja Nebukadnezar memerintahkan, untuk membina sebuah taman rendang di dataran tinggi. Taman itu dibina di timur sungai Eufrat (Euphrates), sekitar 50 km selatan Baghdad, Iraq.

Menurut sejarawan Yunani Diodorus Siculus, lebar taman ini 400 kaki, panjangnya 400 kaki dan tingginya sekitar 80 kaki. Taman ini berdiri di atas ‘alas’ yang diperbuat dari batu bata yang ditutup aspal dan keramik (tanah liat dibakar). 
 
Berfungsi untuk mencegah masuknya resapan air ke tanah yang berkemungkinan besar akan meroboh kestabilan taman.

Sejarawan lainnya, Herodotus mengungkapkan, bahawa taman ini terletak di dalam dinding istana yang berlapis emas yang panjangnya mencapai 56 mil. 
 
Jalan taman ini sangat lebar hingga membolehkan kereta yang ditarik empat ekor kuda untuk berpatah balik.

Disini juga berdiri kuil-kuil pemujaan yang berisi patung dewa dari emas. Taman ini dibuat bertingkat, lebih tinggi dari bangunan lain di kota Babylon, menimbulkan ilusi ‘tergantung di udara’. 
 
Kesan ini makin jelas bila taman dilihat dari balik rumah-rumah penduduk. Semua tanaman akan kelihatan tergantung di atas atap perumahan. Inilah sebabnya kenapa taman itu dinamakan taman tergantung.

Disebutkan juga, bahawa taman itu dibina oleh Nebuchadnezzar untuk menghibur isterinya yang sangat suka berada didaerah yang dikelilingi oleh pergunungan. 
 
Semenjak itulah taman tergantung, satu dari tujuh keajaiban dunia yang ada.SLL

Tulahan: Sejarah Taman Tergantung Babylon

Daftar Isi Al-Quran dan Terjemahan - Silakan Klik untuk membacanya:
  1. Surat Al Fatihah (Pembukaan)
  2. Surat Al Baqarah (Sapi Betina)
  3. Surat Ali 'Imran (Keluarga 'Imran)
  4. Surat An Nisa' (Wanita)
  5. Surat Al Ma'idah (Hidangan)
  6. Surat Al An'am (Binatang Ternak)
  7. Surat Al A'raf  (Tempat Tertinggi)
  8. Surat Al Anfal (Rampasan Perang)
  9. Surat At Taubah (Pengampunan)
  10. Surat Yunus (Nabi Yunus A.S.)
  11. Surat Hud (Nabi Huud A.S.)
  12. Surat Yusuf (Nabi Yusuf A.S.)
  13. Surat Ar Ra'd (Guruh)
  14. Surat Ibrahim (Nabi Ibrahim A.S.)
  15. Surat Al Hijr (Daerah Pegunungan)
  16. Surat An Nahl (Lebah)
  17. Surat Al Israa' (Memperjalankan Di Malam Hari)
  18. Surat Al Kahfi (Gua)
  19. Surat Maryam (Maryam)
  20. Surat Thaha (Thaahaa)
  21. Surat Al Anbiya' (Kisah Para Nabi)
  22. Surat Al Hajj (Ibadah Haji)
  23. Surat Al Mu'minun (Orang Mukmin)
  24. Surat An Nur (Cahaya)
  25. Surat Al Furqaan (Pembeda)
  26. Surat Asy Syu'ara' (Penyair)
  27. Surat An Naml (Semut)
  28. Surat Al Qashash (Cerita)
  29. Surat Al 'Ankabuut (Laba-Laba)
  30. Surat Ar Ruum (Bangsa Rumawi)
  31. Surat Luqman (Luqman)
  32. Surat As Sajdah ((Sujud)
  33. Surat Al Ahzab (Golongan Yang Bersekutu)
  34. Surat Saba' (Kaum Saba')
  35. Surat Fathir (Pencipta)
  36. Surat Yaasiin
  37. Surat Ash Shaffat (Yang Bershaf-Shaf)
  38. Surat Shaad
  39. Surat Az Zumar (Rombongan-Rombongan)
  40. Surat Al Mu'min (Orang Yang Beriman)
  41. Surat Fushshilat (Yang Dijelaskan)
  42. Surat Asy Syuura (Musyawarah)
  43. Surat Az Zukhruf (Perhiasan)
  44. Surat Ad Dukhaan (Kabut)
  45. Surat Al Jaatsiyah (Yang Berlutut)
  46. Surat Al Ahqaaf (Bukit Pasir)
  47. Surat Muhammad (Nabi Muhammad SAW)
  48. Surat Al Fath (Kemenangan)
  49. Surat Al Hujuraat (Kamar-Kamar)
  50. Surat Qaaf
  51. Surat Adz Dzaariyaat (Angin Yang Menerbangkan)
  52. Surat Ath Thuur (Bukit)
  53. Surat An Najm (Bintang)
  54. Surat Al Qamar (Bulan)
  55. Surat Ar Rahmaan (Yang Maha Pemurah)
  56. Surat Al Waaqi'ah (Hari Kiamat)
  57. Surat Al Hadid (Besi)
  58. Surat Al Mujadilah (Wanita Yang Mengajukan Gugatan)
  59. Surat Al Hasyr (Pengusiran)
  60. Surat Al Mumtahanah (Wanita Yang Diuji)
  61. Surat Ash Shaff (Barisan)
  62. Surat Al Jumu'ah (Hari Jum'at)
  63. Surat Al-Munafiqun (Orang-Orang Munafik)
  64. Surat At Taghabun (Hari Ditampakkan Kesalahan-Kesalahan)
  65. Surat Ath Thalaaq (Talak)
  66. Surat At Tahrim (Mengharamkan)
  67. Surat Al Mulk (Kerajaan)
  68. Surat Al Qalam (Pena)
  69. Surat Al Haqqah (Kiamat)
  70. Surat Al Ma'arij (Tempat-Tempat Naik)
  71. Surat Nuh (Nabi Nuh A.S)
  72. Surat Al Jin (Jin)
  73. Surat Al Muzzammil (Orang Yang Berselimut)
  74. Surat Al Muddatstsir (Orang Yang Berselimut)
  75. Surat Al Qiyamah (Hari Kiamat)
  76. Surat Al Insaan (Manusia)
  77. Surat Al Mursalat (Malaikat-Malaikat Yang Diutus)
  78. Surat An Naba´ (Berita Besar)
  79. Surat An Naazi´ (Malaikat-Malaikat Yang Mencabut)
  80. Surat 'Abasa (Bermuka Masam)
  81. Surat At Takwir (Menggulung)
  82. Surat Al Infithar (Terbelah)
  83. Surat Al Muthaffifiin (Orang-Orang Yang Curang)
  84. Surat Al Insyiqaaq (Terbelah)
  85. Surat Al Buruuj (Gugusan Bintang)
  86. Surat Ath Thaariq (Yang Datang Di Malam Hari)
  87. Surat Al A´Laa (Yang Paling Tinggi)
  88. Surat Al Ghaasyiyah (Hari Kiamat)
  89. Surat Al Fajr (Fajar)
  90. Surat Al Balad (Negeri)
  91. Surat Asy Syams (Matahari)
  92. Surat Al Lail (Malam)
  93. Surat Adh Dhuhaa (Waktu Dhuha)
  94. Surat Alam Nasyrah /Al Insyirah (Bukankah Kami Telah Melapangkan)
  95. Surat At Tiin (Buah Tin)
  96. Surat Al 'Alaq (Segumpal Darah)
  97. Surat Al Qadr (Kemuliaan)
  98. Surat Al Bayyinah (Bukti Yang Nyata)
  99. Surat Al Zalzalah (Goncangan)
  100. Surat Al 'Adiyat (Kuda Perang Yang Berlari Kencang)
  101. Surat Al Qari'ah (Hari Kiamat)
  102. Surat At Takatsur (Bermegah-Megahan)
  103. Surat Al 'Ashr (Masa)
  104. Surat Al Humazah (Pengumpat)
  105. Surat Al Fiil (Gajah)
  106. Surat Quraisy (Suku Quraisy)
  107. Surat Al Ma'un (Barang-Barang Yang Berguna)
  108. Surat Al Kautsar (Nikmat Yang Banyak)
  109. Surat Al Kafirun (Orang-Orang Kafir)
  110. Surat An Nashr (Pertolongan)
  111. Surat Al Lahab (Gejolak Api)
  112. Surat Al Ikhlas (Memurnikan Keesaan Allah)
  113. Surat Al Falaq (Waktu Subuh)
  114. Surat An Naas (Manusia)


Tiada ulasan: