Isnin, 4 November 2013

2260. Perkara-perkara yang membatalkan Puasa.


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ  , الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ , الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ,  مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ , إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ , اهْدِنَا الصِّرَاطَ المُسْتَقِيمَ  , صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ , غَيْرِ المَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ.



Assalamualaikum w.b.t/السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
Meja p3c3q

Persiapan dan ulangkaji.


Hal-Hal Yang MembatalkanPuasa

1. Makan walaupun biji sawi atau yang lebih kecil dengan disengaja dan mengetahui keharamannya.

2. Minum walaupun hanya seteguk air atau ubat.

Perhatian: debu jalanan dan menguli tepung tidak membahayakan bagi orang yang sedang berpuasa, karena sulit menghindar dari keduanya. Begitu juga merasa makanan tanpa menelan sedikitpun dari makanan yang dirasa. 

Berlebih-lebihan dalam berkumur dan istinsyaq (memasukkan air ke dalam hidung dalam berwudu) sampai airnya masuk ke perut juga boleh membatalkan puasa. 

Mengeluarkan ludah walaupun hanya di bagian luar bibir, lalu menelannya kembali boleh membatalkan puasa. 

Sementara jika ludah masih berada dilidah, maka tidak batal jika ditelan. Bahkan bila ada orang yang sengaja mengumpulkan ludahnya agar ditelan kembali,maka itu tidak membatalkan puasanya selama ludahnya itu masih murni (belum berubah). 

Adapun mengenai hukum menelan kahak, terdapat perincian sebagai berikut:

1. Jika ditelan dari mulut maka membatalkan puasa
2. Jika masih berada di bawah makhraj (tempat keluar) huruf “ح maka tidak membatalkan puasa.Menurut pendapat Imam Abu Hanifah kahak tidak membatalkan meskipun telah sampai di lidah selagi masih dalam mulut. 

Air liur yang sudah berubah rasanya misalnya karena asap rokok yang dihisap sebelum fajar atau yang lainnya, boleh membatalkan puasa. Jika ada orang muntah, lalu setelah berhenti muntahnya ia terus menelan ludah sebelum mensucikan mulutnya, maka puasanya batal karena ludah itu menjadi najis sebab muntah bercampur dengan ludah. 

Orang yang pengsan pada siang hari puasa, kemudian sedar sebelum habis satu hari penuh maka tidak batal. Namun jika pengsannya itu menghabiskan satu hari penuh dari terbit fajar sampai maghrib maka puasanya tidak sah. Apabila seseorang mengalami kegilaan walaupun hanya satu lahzah maka batal puasanya. 

Begitu juga apabila seorang perempuan haidh atau nifas walaupun sesaat sebelum terbenam matahari,maka batal puasanya. 

Adapun orang yang berpuasa, jika ia tidur dan kemudian bermimpi keluar mani, maka tidak batal,berbeza jika keluarnya mani itu sebab onani atau dengan jima' yang disengaja (tidak dalam keadaan lupa).

Orang yang bersetubuh pada siang hari Ramadhan dengan sengaja, serta ia ingat bahwa ia sedang berpuasa dan tidak dipaksa, maka puasanya batal walaupun tidak sampai keluar mani. Adapun jika bersetubuh karena lupa maka tidak batal puasanya dan tidak wajib mengqadha. 

Orang yang bangun tidur dalam keadaan junub karena bersetubuh atau yang lainnya, maka boleh baginya terus berpuasa dan mandi besar ketika ia hendak melakukan shalat. Dari Aisyah radliyallahu'anha berkata: 

(رواهالبخاري) "كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ يُدْرِكُهُالْفَجْرُ وَهُوَ جُنُبٌ مِنْ أَهْلِهِ ثُمَّ يَغْتَسِلُ وَ يَصُوْمُ"

Maknanya: "Rasulullah pernah mendapati subuh sementara beliau dalamkeadaan junub kemudian beliau mandi dan terus berpuasa". (H.R.Bukhari). 

Juga termasuk yang membatalkan puasa adalah: 

Jatuh dalam kekufuran dengan sengaja bukan tersalah ucap, meskipun hanya bergurau atau marah, baik ingat bahwa ia sedang berpuasa atau lupa, karena tidak sah ibadah yang dilakukan oleh orang kafir.

Mencium isteri yang boleh merangsang syahwat bagi orang yang sedang berpuasa hukumnya haram, tapi tidak membatalkan puasa jika tidak sampai keluar mani. 
Zulfarizan Zakaria "FABI AYYI AALA IRABBIKUMA TUKAZZHIBAN" = Nikmat Tuhan Manakah Yang Engkau Hendak Dustakan?........muhasabah buat diri kite ni belake kerana Allah S.W.T..... 
Perhatian: Pemaparan tajuk-tajuk, gambar-gambar dan segala bagai, adalah pandangan dan pendapat peribadi yang lebih menjurus kepada sikap dan sifat untuk menjadi lebih baik dengan mengamalkan gaya hidup menurut perentah dan larangan Allah S.W.T., antaranya bersikap dengan tiada prasangka, tidak bertujuan untuk kebencian, tidak berkeperluan untuk bersubahat dengan perkara bohong dan tiada kaitan dan berkepentingan dengan mana-mana individu. Jujur., aku hanyalah hamba Allah S.W.T., yang hina dina. BERSANGKA BAIK KERANA ALLAH S.W.T.. 
urv.

Tiada ulasan: