بِسْمِ
اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ , الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
, الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ , مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ , إِيَّاكَ نَعْبُدُ
وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ , اهْدِنَا الصِّرَاطَ المُسْتَقِيمَ , صِرَاطَ
الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ , غَيْرِ المَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ
الضَّالِّينَ.
Assalamualaikum w.b.t/السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
Menutup Aib dan Menyebar Aib
وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللهُ فِى الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ
"Dan barangsiapa yang menutup aib seorang muslim, niscaya Allah Subhanahu wa Ta'ala menutup aibnya di dunia dan akhirat."
An-Nawawi rahimahullah mengatakan ketika memberikan komentar terhadap hadits di atas, adapun menutup aib orang lain yang dianjurkan di sini maksudnya adalah, menutup aib orang yang melakukan keburukan, dari orang yang tidak terkenal melakukan keburukan dan kerusakan.
وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللهُ فِى الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ
"Dan barangsiapa yang menutup aib seorang muslim, niscaya Allah Subhanahu wa Ta'ala menutup aibnya di dunia dan akhirat."
An-Nawawi rahimahullah mengatakan ketika memberikan komentar terhadap hadits di atas, adapun menutup aib orang lain yang dianjurkan di sini maksudnya adalah, menutup aib orang yang melakukan keburukan, dari orang yang tidak terkenal melakukan keburukan dan kerusakan.
Adapun orang yang sudah dikenal seperti itu,
maka dianjurkan agar tidak menutupnya, bahkan dilaporkan kepada pemerintah,
jika ia tidak mengkhawatirkan terjadinya kerusakan yang lebih besar lagi,
karena menutup hal seperti ini membuat dia bertambah berani melakukan kerusakan
dan kekacauan, melakukan segala yang diharamkan dan membuat orang yang lain
berani melakukan hal serupa.
Adapun menyebutkan cacat atau aib para perawi
hadits, para saksi dan orang-orang yang diberi amanah terhadap sedekah, harta
waqaf dan anak-anak yatim dan semisal mereka, maka wajib menyebutkan aib mereka
saat diperlukan dan tidak boleh menyembunyikan hal itu, apabila ia melihat
suatu perkara yang mengurangi kelayakan mereka.
Hal ini tidak termasuk ghibah
(mengumpat) yang diharamkan, bahkan termasuk nasehat yang wajib.
Syarh an-Nawawi pada Shahih Muslim 16/135, kitab al-Biir wa ash-Shilah, bab 15, Syarh hadits no. 2580
Syarh an-Nawawi pada Shahih Muslim 16/135, kitab al-Biir wa ash-Shilah, bab 15, Syarh hadits no. 2580
===================
Firman
Allah S.W.T., yang bermaksud: “Mereka yang berjuang di jalan Kami
nescaya Kami tunjukkan jalan-jalan Kami. Sesungguhnya Allah berserta
orang yang berbuat baik.” (Al Ankabut: 69).
"Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku." (QS. Yusuf: 86).
Semasa hidup sederhanakanlah kegembiraan. Supaya wujud keseimbangan jiwa dan roh, bila menerima kesedihan yang pasti ditemui juga. Mengingatkan diri sendiri menjadi keutamaaan sebelum mengingatkan orang lain . In Syaa Allah ''palis'' sekali dari sifat-sifat sombong dan keji. Semuanya kerana Allah S.W.T.. Amin Ya Rob. (Peceq Admin).
"Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku." (QS. Yusuf: 86).
Semasa hidup sederhanakanlah kegembiraan. Supaya wujud keseimbangan jiwa dan roh, bila menerima kesedihan yang pasti ditemui juga. Mengingatkan diri sendiri menjadi keutamaaan sebelum mengingatkan orang lain . In Syaa Allah ''palis'' sekali dari sifat-sifat sombong dan keji. Semuanya kerana Allah S.W.T.. Amin Ya Rob. (Peceq Admin).
Perhatian:
Pemaparan tajuk-tajuk, gambar-gambar dan segala bagai, adalah pandangan
dan pendapat peribadi yang lebih menjurus kepada sikap dan sifat untuk
menjadi lebih baik dengan mengamalkan gaya hidup menurut perentah dan
larangan Allah S.W.T., antaranya bersikap dengan tiada prasangka, tidak
bertujuan untuk kebencian, tidak berkeperluan untuk bersubahat dengan
perkara bohong dan tiada kaitan dan berkepentingan dengan mana-mana
individu. Jujur., aku hanyalah hamba Allah S.W.T., yang hina dina.
BERSANGKA BAIK KERANA ALLAH S.W.T..
Ngelindur.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan