بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ , الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ , الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ , مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ , إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ , اهْدِنَا الصِّرَاطَ المُسْتَقِيمَ , صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ , غَيْرِ المَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ.
Assalamualaikum w.b.t/السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
Islam Agamaku.
Meja www.peceq.blogspot.com
Tidak sedikit orang munafik yang berada di tengah-tengah para sahabat di masa Rasulullah SAW.
Firman Allah Ta‘ala, yang artinya, “Janganlah kalian mengambil orang di luar kalian”, yakni di luar agamamu, ”sebagai teman akrab”.
Tidak sedikit orang munafik yang berada di tengah-tengah para sahabat di masa Rasulullah SAW. Mereka menampakkan keimanan di hadapan Beliau SAW dan Para Sahabat, padahal hati mereka tidak beriman.
Allah SWT mengingatkan agar Orang-orang Mukmin tidak menjadikan orang-orang munafik itu sebagai teman kepercayaan mereka sehingga mengetahui rahsia-rahsia mereka.
Jika demikian, mereka akan sangat merugikan dan membahayakan Kaum Mukmin.
Banyak ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang kaum munafik. Ayat 118 hingga 120 surah Ali ‘Imran berikut ini adalah di antaranya.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
http://quran.com/3
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
http://quran.com/3
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Marilah kita perhatikan ayat-ayat tersebut dan penafsirannya sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Katsir dalam tafsirnya.
Allah SWT berfirman bermaksud: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian ambil menjadi teman kepercayaan kalian orang-orang yang di luar kalangan kalian, (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagi kalian. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kalian. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepada kalian ayat-ayat (Kami), jika kalian memahaminya.
Beginilah kalian, kalian menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kalian, dan kalian beriman kepada kitab-kitab semuanya. Apabila mereka menjumpai kalian, mereka berkata, “Kami beriman.” Dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari lantaran marah bercampur benci terhadap kalian. Katakanlah (kepada mereka), “Matilah kalian kerana kemarahan kalian itu.”
Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati. Jika kalian memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati; tetapi jika kalian mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kalian bersabar dan bertaqwa, niscaya tipu daya mereka sedikit pun tidak mendatangkan kemudharatan terhadap kalian. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan.
Allah SWT., Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi, berfirman, melarang hamba-hamba-Nya yang beriman menjadikan kaum munafik sebagai teman dekat (orang kepercayaan) dengan memperlihatkan rahasia-rahasia mereka dan apa-apa yang mereka sembunyikan dari musuh-musuh mereka.
Mengapa? Karena, kaum munafik, dengan upaya dan kemampuan mereka, senantiasa berusaha untuk merugikan dan memudharatkan kaum mukminin dengan berbagai cara serta dengan segala muslihat dan tipu daya yang dapat mereka lakukan. Mereka sangat menyukai sesuatu yang dapat menyusahkan, menyengsarakan, dan memberatkan kaum mukmin.
Firman Allah Ta‘ala, yang artinya, “Janganlah kalian mengambil orang di luar kalian”, yakni di luar agamamu, ”sebagai teman akrab”.
Al-Bukhari dan An-Nasa‘i meriwayatkan dari Abu Sa‘id bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah Allah mengutus seorang Nabi dan tidaklah Dia mengangkat seorang Khalifah melainkan ia memiliki dua kelompok dekat. Kelompok yang satu menyuruh kepada kebaikan dan menganjurkan untuk melakukannya, dan kelompok dekat yang lain menyuruh kepada kejahatan dan menganjurkannya. Orang ma‘shum ialah yang dipelihara Allah (dari kesalahan dan dosa).” (HR Al-Bukhari dan An-Nasa’i).
Firman Allah Ta‘ala, yang artinya, “Sungguh nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi”, maksudnya, nyata benar permusuhan itu dari raut muka dan lontaran ucapan mereka. Demikian pula kebencian yang tersembunyi dalam hati mereka dan tanda lain yang terlihat nyata bagi orang yang berakal.
Oleh karena itu, Allah Ta‘ala berfirman, yang artinya, “Sesungguhnya Kami telah menjelaskan ayat-ayat itu kepadamu, jika kamu berpikir.”
Firman Allah Ta‘ala, yang artinya, “Beginilah kamu. Kamu menyukai mereka padahal mereka tidak menyukai kamu”, yakni, kalian, wahai orang-orang mukmin, mencintai mereka (orang-orang munafik) lantaran mereka menunjukkan keimanan kepada kalian sehingga kalian mencintai mereka dengan dasar itu, sedangkan mereka tidak mencintai kalian, baik secara zahir maupun bathin.
“Kamu beriman kepada Alkitab seutuhnya.” Artinya, tidak ada sedikit pun dari kitab itu yang kamu ragukan dan bimbangkan.
Ibnu Abbas berkata bahwa maksud penggalan ayat itu: Kalian beriman kepada kitabmu, kepada kitab mereka, serta kepada kitab-kitab terdahulu, sedangkan mereka kafir terhadap kitabmu.” “Apabila mereka bertemu denganmu, mereka berkata, ‘Kami telah beriman.’ Dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari lantaran marah bercampur benci terhadap kalian.”
Itulah perilaku kaum munafik. Mereka menampakkan keimanan dan kecintaan, serta menyembunyikan kekafiran dan kebencian, sebagaimana Allah berfirman, yang artinya, ”Jika mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari lantaran marah bercampur benci terhadap kalian.” Hal itu karena sangat benci dan marahnya mereka.
Allah Ta‘ala berfirman, yang artinya, ”Katakanlah (kepada mereka), ‘Matilah kalian karena kemarahan kalian itu.’ Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang ada dalam hati.”
Kemudian Allah berfirman, yang artinya, “Apabila kalian mendapat kebaikan, mereka berduka. Dan apabila kalian mendapat bencana, mereka bergembira.”
Hal ini disebabkan demikian besarnya permusuhan mereka terhadap kaum mukmin. Jika kaum mukmin mendapat kebaikan dan kemenangan, hal itu menggundahkan mereka. Dan apabila kejelekan dan kekalahan (lantaran ada sesuatu hikmah yang diketahui Allah seperti yang terjadi dalam Perang Uhud) menimpa mereka, bergembiralah kaum munafik itu.
Kemudian Allah menunjukkan firman-Nya kepada kaum mukmin, yang artinya, ”Jika kalian bersabar dan bertaqwa, niscaya tipu daya mereka sedikit pun tidak mendatangkan kemudharatan terhadap kalian.”
Artinya, jika kalian bertawakal kepada Allah, tipu daya mereka tidak akan menyentuh kalian, sebab kalian berada dalam perlindungan Allah. Tidak ada sebuah perkara pun yang terjadi melainkan sesuai dengan takdir dan kehendak Allah. Barang siapa berserah diri kepada-Nya, cukuplah. AY
Sumber: www.majalah-alkisah.com -^_.
Baca Juga: 1214. Kemanakah Perginya Air Mandian Jenazah Rasulullah SAW?.
Baca Kisah Empat Nabi Allah S.W.T Yang Masih Hidup Sampai Sekarang. Berikut kisah tentang empat nabi yang masih hidup sampai sekarang: Nabi Isa Alaihissalam, Nabi Khidir Alaihissalam, Nabi Idris Alaihissalam dan Nabi Ilyas Alaihissalam. Klik http://peceq.blogspot.com/2013/08/1294-kisah-empat-nabi-yang-masih-hidup.html
Firman
Allah S.W.T., yang bermaksud: “Katakanlah (wahai Muhammad): Hai orang
kafir. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah dan kamu tidak mahu
menyembah (Allah) apa yang aku sembah. Dan aku tidak akan beribadat secara kamu
beribadat dan kamu pula tidak mahu beribadat dan secara aku beribadat. Bagi
kamu agama kamu, dan bagi aku agamaku.” (Surah al-Kafirun, ayat 1-6)
Firman Allah S.W.T.,
yang bermaksud: "..KEHIDUPAN DUNIA HANYALAH Kesenangan YANG
MEMPERDAYA" [QS. AL 'IMRAN (3):185].
Firman
Allah S.W.T., yang bermaksud: “Perkataan yang baik dan pemberian maaf, lebih
baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan
penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.” (Al Baqarah: 263).
Firman
Allah S.W.T., yang bermaksud: “Mereka yang berjuang di jalan Kami nescaya Kami
tunjukkan jalan-jalan Kami. Sesungguhnya Allah berserta orang yang berbuat
baik.” (Al Ankabut: 69).
Firman
Allah S.W.T., yang bermaksud: "Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku
mengadukan kesusahan dan kesedihanku." (QS. Yusuf: 86).
Semasa
hidup sederhanakanlah kegembiraan. Supaya wujud keseimbangan jiwa dan roh, bila
menerima kesedihan yang pasti ditemui juga. Mengingatkan diri sendiri menjadi
keutamaaan sebelum mengingatkan orang lain . In Syaa Allah ''palis'' sekali
dari sifat-sifat sombong dan keji. Semuanya kerana Allah S.W.T.. Amin Ya
Rob. (Peceq Admin).
Perhatian: Pemaparan
tajuk-tajuk, gambar-gambar dan segala bagai, adalah pandangan dan pendapat
peribadi yang lebih menjurus kepada sikap dan sifat untuk menjadi lebih baik
dengan mengamalkan gaya hidup menurut perentah dan larangan Allah S.W.T.,
antaranya bersikap dengan tiada prasangka, tidak bertujuan untuk kebencian,
tidak berkeperluan untuk bersubahat dengan perkara bohong dan tiada kaitan dan
berkepentingan dengan mana-mana individu. Jujur., aku hanyalah hamba Allah
S.W.T., yang hina dina. BERSANGKA BAIK KERANA ALLAH S.W.T..
KLIK
UNTUK KE MENU UTAMA. eaho™.
>>> ... ENTRY SETERUSNYA <<< . eaho™. ('_') Google Translate ('_') .
Tiada ulasan:
Catat Ulasan