Lumrah manusia yang tidak pernah rasa puas. Malah kadang lupa terus untuk mensyukuri Nikmat Allah. Nauzubillah. Terperdaya bukan hanya harta kerana gelombang internet.
Curahan Hati Yang Membawa Kemusnahan.
Sidiq
kesehariannya bekerja diluar rumah. Ia berangkat pada pagi hari dan
pulang pada sore hari.
Anisah tinggal di rumah sendirian.
Untuk menghibur
hati sang istri dan teman di kala kesepian Sidiq membelikan Anisah
komputer. Komputer tersebut diletakkan didalam kamar dan disambungkan
padanya internet. Awalnya Anisah tidak tahu apa-apa tentang komputer.
Sidiqlah yang mengajarkan cara penggunaan komputer. Hingga pada akhirnya
Anisah sudah biasa menggunakan komputer sendiri dengan baik.
Sehabis
menyelesaikan pekerjaan rumah, Anisah memanfaatkan waktunya di depan
komputer, mengakses berita dan mengikuti perkembangan dunia Islam. Waktu
pun terus berjalan dan kehidupan mereka tetap harmonis dan tentram.
Sehingga sampai pada suatu hari, Anisah masuk ruang chating dan
di sanalah ia mulai berkenalan dengan banyak orang. Awalnya hanya tanya
jawab tentang nama, tempat tinggal, sehingga karena sudah keasyikan
pembicaraan menjadi panjang dan lebar. Telah banyak teman dan kenalan
Anisah di ruang chating. Dan setiap hari sehabis pekerjaan rumah, Anisah
lebih banyak menghabiskan waktunya untuk chating.
Hingga pada
suatu ketika, Anisah berkenalan dengan seorang pemuda di ruang chating,
namanya Fatih. Chating mereka lakukan dengan menggunakan kamera.
Sehingga di antara mereka saling melihat. Awalnya pembicaran mereka hanya
berkisar tanya nama, tempat tinggal dan lainnya. Namun chating ini
terus berlangsung setiap hari. Sehingga timbullah rasa suka di hati Fatih
pada Anisah. Ia mulai bermanis kata dan merayu. Fatih mulai
berkata-kata yang membuat tersentuh hati Anisah. Setan pun tak tinggal
diam.
Membisikkan ke dalam hati Anisah hal-hal yang
tidak baik. Anisah berusaha untuk menolak dan melawannya. Namun karena
mereka chating setiap hari, dengan saling melihat, akhirnya sedikit demi
sedikit timbullah di hati Anisah perasaan suka pada Fatih. Sebenarnya
Fatih menyukai Anisah hanya karena kecantikan wajahnya saja, rasa suka
yang berlandaskan pada hasrat nafsu. Dan akhirnya Anisah juga terpedaya
dengan kata-kata dan ketampanan Fatih yang menjadi teman chatingnya
setiap hari tersebut.
Chating itupun terus berlangsung.
Dan
Sidiq tidak menaruh curiga pada Anisah. Karena ia sangat percaya pada
Anisah. Dan Anisah pun sangat pandai menyimpan rahasia. Namun sesuatu
yang busuk bagaimanapun pintar menyimpan akan ketahuan juga baunya.
Akhirnya Sidiq mulai curiga dengan gelagat Anisah, sehingga setelah ia
selidiki akhirnya ia mengetahui bahwa Anisah telah menjalin hubungan
gelap dengan seorang pemuda di ruang chating. Sidiq sangat marah dan
akhirnya ia menjual komputer tersebut. Dan memperingatkan Anisah untuk
segera bertobat pada Allah Subhanahu wa Ta’ala. dan meninggalkan pemuda
tersebut. Anisah pun mengakui kesalahannya.
Namun, karena hati
telah diberikan pada syetan dan hawa nafsu selama ini, Anisah merasa
masih sulit menghilangkan bayangan Fatih dari pikirannya. Hatinya telah
terpaut pada Fatih. Sehingga tanpa diketahui oleh Sidiq, Anisah
menghubungi Fatih lewat telpon. Ia menceritakan apa yang terjadi dengan
dirinya pada Fatih dan tentang perasaannya pada Fatih.
Rupa-rupanya Fatih
telah berhasil menjaring mangsanya. Iapun memanfaatkan kesempatan
tersebut, ia mulai merayu dan menggombal. Ia berkata, “Kalau
kamu menyukai dan mencintai saya, tinggalkanlah suamimu! Minta cerailah
darinya! Saya akan datang untuk melamarmu dan kamu akan hidup tentram
dan bahagia dengan saya.”
Anisah yang telah goyah dan lemah
imannya ini mulai terpedaya dengan bujuk rayu dan janji-janji Fatih. Ia
telah dipengaruhi oleh syetan dan nafsu, ia lebih memilih Fatih dari
pada suaminya. Anisah tidak sadar bahwa syetan dan nafsu sedang
menipunya dan ingin menghancurkan dirinya dan kehidupan rumah tangganya.
Akhirnya, Anisah minta cerai pada Sidiq. Dan terjadilah
perceraian yang tidak diharapkan tersebut. Anisah pulang ke rumah orang
tuanya. Keluarganya sangat menyesalkan perceraian tersebut. Dan mulailah
Anisah berhubungan dengan Fatih. Fatih sering datang kerumah Anisah dan
terkadang mengajaknya keluar rumah, dengan mobil mewah yang dimiliki
Fatih.
Hari dan minggu terus berganti, namun Fatih belum juga
melamar Anisah. Mereka masih menjalani pacaran. Sampai pada suatu malam,
Fatih mengajak Anisah menginap di sebuah hotel dan pada malam itu
terjadilah perselingkuhan, terjadilah hubungan yang diharamkan oleh
Allah Subhanahu wa Ta’ala, mereka berzina. Mereka telah dikuasai oleh
hasrat nafsu dan syetan. Hari dan bulan terus berganti, tapi
Fatih belum juga datang untuk melamar Anisah.
Anisah sangat gelisah dan
tidak bisa tenang, ia selalu diberi janji yang tak pasti.
Dan sampai
pada suatu hari Fatih berkata pada Anisah, “Wahai wanita yang
hina, apakah engkau mengira aku akan menikah dengan wanita seperti
dirimu, tidak akan pernah! Aku tidak akan mau menikah dengan wanita
murahan seperti dirimu. Engkau tidak lagi berharga, engkau adalah wanita
kotor dan hina, engkau tidak layak menikah dengan pemuda terpandang
seperti diriku. Aku yakin, kalau sekali sudah berkhianat, kelak engkau
berkhianat lagi. Kalaupun engkau kunikahi, kelak bila engkau bertemu
pemuda yang lebih ganteng dan lebih kaya dariku pasti engkau akan
meninggalkan diriku, sebagaimana engkau telah meninggalkan suami mu yang
baik-baik itu. Dan aku tidak mau hal itu terjadi pada diriku, sekarang
pergi engkau dari sisiku! Jangan temui aku lagi, aku tidak mau lagi
melihat mukamu, aku sudah muak dengan dirimu.”
Anisah pun
berlalu pergi
dengan membawa luka mendalam di hatinya.
Hidupnya telah
hancur. Masa depannya telah gelap. Ia telah salah selama ini menilai. Ia
telah tertipu dan terpedaya. Penyesalan tidak ada lagi gunanya.
Kembali
pada suami yang pertama, tak akan mungkin suaminya mau menerima dengan
keadaan dirinya saat ini, kembali pada keluarganya, ia merasa malu, ia
tidak tahu harus melangkah kemana dan mengadu pada siapa. Hanya kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala. Mengadukan segala kelukaan dan kesalahan yang
dilakukan selama ini.
Anisah telah menyadari kekeliruannya dan sangat
menyesal atas apa yang telah ia lakukan. Tapi, semuanya sudah terlambat.
Sumber: Google Search.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan