ﺑِﺴْــــــــــــــــﻢِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦِ ﺍﻟﺮَّﺣِﻴْـــﻢ
Allah berfirman yang bermaksud; “Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya” (QS: Al Imran 3:185)
Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian (dari) mereka atas sebagian yang lain. Di antara mereka ada yang Allah berkata-kata (langsung dengan dia) dan sebagiannya Allah meninggikannya beberapa derajat. Dan Kami berikan kepada Isa putera Maryam beberapa mukjizat serta Kami perkuat dia dengan Ruhul Qudus. Dan kalau Allah menghendaki, niscaya tidaklah berbunuh-bunuhan orang-orang (yang datang) sesudah rasul-rasul itu, sesudah datang kepada mereka beberapa macam keterangan, akan tetapi mereka berselisih, maka ada di antara mereka yang beriman dan ada (pula) di antara mereka yang kafir. Seandainya Allah menghendaki, tidaklah mereka berbunuh-bunuhan. Akan tetapi Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya. (Al-Baqarah: 253)
Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa'at. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim. (Al-Baqarah: 254)
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (Al-Baqarah: 255)
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّـيْطٰنِ الرَّجِيْمِ
بسم الله الرحمن الرحيم
Itu adalah ayat-ayat dari Allah, Kami bacakan kepadamu dengan hak (benar) dan sesungguhnya kamu benar-benar salah seorang di antara nabi-nabi yang diutus. (Al-Baqarah: 252)
Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian (dari) mereka atas sebagian yang lain. Di antara mereka ada yang Allah berkata-kata (langsung dengan dia) dan sebagiannya Allah meninggikannya beberapa derajat. Dan Kami berikan kepada Isa putera Maryam beberapa mukjizat serta Kami perkuat dia dengan Ruhul Qudus. Dan kalau Allah menghendaki, niscaya tidaklah berbunuh-bunuhan orang-orang (yang datang) sesudah rasul-rasul itu, sesudah datang kepada mereka beberapa macam keterangan, akan tetapi mereka berselisih, maka ada di antara mereka yang beriman dan ada (pula) di antara mereka yang kafir. Seandainya Allah menghendaki, tidaklah mereka berbunuh-bunuhan. Akan tetapi Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya. (Al-Baqarah: 253)
Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa'at. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim. (Al-Baqarah: 254)
ماشاءالله
سبحان الله
الله اکبر
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّـيْطٰنِ الرَّجِيْمِ
بسم الله الرحمن الرحيم
Thalout diangkat sebagai raja Bani Isra'il.
Setelah Bani Isra'il memasuki Palestin dan menguasainya di bawah pimpinan Yusya bin Nun mereka selalu menjadi sasaran penyerbuan dan serangan dari bangsa-2 sekelilingnya, seperti suku Amaliqah dari bangsa Arab, bangsa Palestin sendiri dan bangsa Aramiyin. Kemenangan dan kekalahan di antara meeka silih berganti.
Pada suatu waktu datanglah bangsa Palestin penduduk "Usydud" suatu daerah dekat Gaza menyerbu dan menyerang mereka dan terjadilah pertempuran yang berakhir dengan kemenangan bangsa Palestin yang berhasil, mencerai-beraikan Bani Israil dan merampas benda keramat mereka yang bernama "Tabout", yaitu sebuah peti tempat penyimpanan kitab Taurat.
Peti yang disebut Tabout itu adalah merupakan salah satu dari banyak kurnia yang telah diberikan oleh Allah kepada Bani Isra'il. Mereka menganggap Tabout itu suatu benda keramat yang dapat menginspirasikan kekuatan dan keberanian kepada mereka dikala menghadapi musuh.
Maka kerananya dalam tiap medan perang dibawanyalah Tabout itu untuk memberi kekuatan batin dan semangat juang bagi mereka memberi rasa berani bagi mereka dan rasa takut bagi musuh. Maka dengan dirampasnya Tabout itu oleh bangsa Palestin, hilanglah pegangan mereka dan berantakanlah barisannya, retaklah kesatuannya sehingga menjadi laksana binatang ternakan yang ditinggalkan gembalanya.
Dan memang sejak ditinggalkan oleh Nabi Mua, Bani Isra'il tidak mempunyai seorang raja atau seorang pemimpin yang berwibawa yang dapat mengikat mereka di bawah satu bendera dan menghimpun mereka di bawah satu komando bila terjadi serangan dari luar dan penyerbuan oleh musuh. Mereka hanya dipimpin oleh hakim-hakim penghulu yang memberi tuntunan kepada mereka dalam bidang keagamaan dan kadangkala menjadi juru damai jika timbul perselisihan dan sengketa di antara sesama mereka.
Di antara penghulu itu terdapat seorang penghulu yang paling disegani dan di hormati bernama Somu'il. Kata-katanya selalu didengar dan nasihat²nya selalu diterima dan ditaati.
Kepada Somu'il datanglah beberapa pemuda Bani Isra'il yang merasa sedih melihat keadaan kaumnya menjadi kacau bilau dan bercerai berai setelah dikalahkan oleh bangsa Palestin dan dikeluarkan dari negeri mereka serta dirampasnya Tabout yang merupakan peti wasiat dan benda keramat bagi mereka. Mereka mengutarakan kepada Samu'il bahawa mereka memerlukan seorang pemimpin yang kuat, yang berwibawa dan mempunyai kekuasaan sebagai seorang raja untuk menghimpun mereka dan seterusnya menjadi panglima perang.
Samu'il yang mengenal baik watak mereka dan titik-titik kelemahan serta sifat² licik dan pembangkang yang meletak pada diri mereka berkata: "Aku khuatir bahawa kamu akan takut dan enggan bertempur melawan musuh bila kepadamu diperintahkan untuk berperang menghalau musuh dari negerimu."
Mereka menjawab: "Bagaimana kami menolak perintah semacam itu dan enggan maju bertempur melawan musuh, sedangkan kami telah dihina, diusir dari rumah-rumah kami dan dipisahkan dari sanak keluarga kami. Bukankah suatu hal yang memalukan dan menurun darjat kami sebagai bangsa, bila dalam keadaan yang sedang kami alami ini, kami masih juga enggan berperang melawan musuh yang datang menyerang dan menyerbu daerah kami. Kami akan maju dan tidak akan gentar masuk dalam medan perang, asalkan saja kami akan dapat pimpinan dari seorang yang cekap, berani serta berwibawa sehingga komandonya dan segala perintahnya akan dipatuhi oleh kaum kami semuanya."
Somu'il berkata: "Jika demikian ketetapan hatimu dan demikian pula keinginanmu untuk memperoleh seorang raja yang akan memimpin dan membimbing kamu , maka berilah waktu kepadaku untuk beristikharah memohon pertolongan Allah menunjukkan kepadaku seseorang yang patut dan layak menjadi raja bagimu."
Di dalam istikharahnya, Somuil mendapat ilham dan petunjuk dari Allah, agar ia memilih serta mengangkat seorang yang bernama "Thalout" menjadi raja Bani Isra'il. Dan walaupun ia belum pernah mendengar nama itu atau mengenalkan orangnya, Allah akan memberinya jalan dan tanda-tanda yang akan memungkinkan ia bertemu muka dengan orang itu dan mengenalinya dengan segera.
Pengenalan diri Thalout.
Thalout adalah seorang berbadan gemuk dan jangkung, tegak, kuat dan berparas tampan. Dari pancaran kedua matanya orang dapat mengetahui bahawa ia adalah seorang yang cerdik, cekap dan bijaksana, memiliki hati yang tabah dan berani. Ia tinggal di sebuah desa yang agak terpencil sehingga tidak banyak dikenal orang. Ia hidup bersama ayahnya bercucuk tanam dan memelihara haiwan ternak.
Pada suatu hari di kala Thalout sedang sibuk bersama ayahnya menguruskan tanah ladangnya terlepaslah dari kadang seekor keldai dari haiwan² peliharaannya dan menghilang sesat. Pergilah Thalout bersama seorang bujangnya mencari keldai yang hilang itu di celah² lembah dan bukit² di sekitar desanya. Namun tidak berhasil menemukan kembali haiwan yang terlepas itu. Akhirnya ia mengajak bujangnya kembali kerana khuatir ayahnya akan menjadi gelisah, bila ia lebih lama meninggalkan rumahnya mencari keldai yang hilang itu.
Petemuan Thalout dengan Somu'il.
Berkata sang bujang kepada Thalout: "Kita sekarang sudah berada di daerah Shuf tempat di mana Somu'il berada. Alangkah baiknya kalau kita pergi kepadanya, menanyakan kalau² ia dapat memberikan keterangan dan petunjuk kepada kita, di mana kita boleh menemukan keldai kita itu. Ia adalah seorang nabi yang menerima petunjuk dari Tuhannya melalui para malaikat dan dia telah banyak kali mengungkapkan hal-hal ghaib yang ditanyakan oleh orang kepadanya."
Thalout menerima baik cadangan bujangnya dan berangkatlah mereka berdua menuju tempat tinggal Somu'il. Di tengah² perjalanan, mereka bertanya kepada beberapa gadis yang ditemui, sedang menimpa air dari sebuah perigi: "Di manakah tempat tinggal Nabi Somu'il?" "Tidak usah kamu cepat² meneruskan perjalananmu. Somu'il sebentar lagi akan datang ke sini. Ia sedang ditunggu kedatangannya di atas bukit oleh rakyat tempat itu." Para gadis itu menjawab.
Ternyata bahawa belum selesai para gadis itu memberikan keteranagnnya, muncullah Somu'il dengan wajahnya yang berseri-seri memancarkan cahaya kenabian dan kealiman yang mengesahkan.
Thalout segera mendekati Somu'il dan setelah saling pandang memandang, berkatalah Thalout: "Wahai Nabi Allah, kami datang menemuimu untuk memohon pertolongan iaitu dapatkah kiranya kami diberi keterangan dan petunjuk di manakah kami dapat menemukan kembali keldai kami yang telah terlepas dari kandang dan menghilang tidak kami temukan jejaknya, walaupun sudah tiga hari kami berusaha mencarinya."
Somu'il setelah memandang wajah Thalout dengan teliti sedarlah ia bahawa inilah orangnya yang oleh Allah beri petunjuk untuk menjadi raja pemimpin dan penguasa Bani Isra'il. Ia berkata kepada Thalout: "Keldai yang engaku cari itu sedang berada dalam perjalanan kembali ke kandangnya di tempat ayahmu. Janganlah engkau rungsingkan fikiranmu dan ributkan dirimu dengan urusan keldai itu. Aku memang mencarimu dan ingin menemuimu, untuk urusan yang lebih besar dan lebih penting dari soal keldai. Engaku telah dipilih oleh Allah untuk memimpin Bani Isra'il sebagai raja, mempersatukan barisan mereka yang sudah kacau-balau serta membebaskan mereka dari musuh-musuh yang sedang menyerbu dan menduduki negeri mereka. Dan In Syaa Allah Tuhan akan menyertaimu memberi perlindungan kepadamu dan mengurniakan kemenangan dan kemujuran dalam segala sepak terajangmu."
Thalout menjawab: "Bagaimana aku dapat menjadi seorang raja dan pemimpin Bani Isra'il sedang aku ini seorang dusun, anak cucu Benyamin yang paling papa, terasing dari pengaulan orang ramai, seorang anak tani dan penggembala haiwan yang tidak dikenal orang?"
Berkata Somu'il: "Itu adlah kehendak Allah dan perintah-Nya. Dan lebih tahu kepada siapa ia meletakkan amanat dan tugas-tugas-Nya. Dialah yang menugaskan dan Dia pulalah yang akan melengkapi segala kekuranganmu. Bersyukurlah engkau atas nikmat dan kurniaan Allah ini. Terimalah tugas suci ini dengan keteguhan hati dan kepercayaan penuh akan pertolongan dan perlindungan Allah kepadamu."
Kemudian dipeganglah tangan Thalout, diangkatnya keatas seraya menghadap kepada kaumnya dan berkata: " Wahai kaumku, inilah orangnya yang oleh Allah telah pilih untuk menjadi rajamu. Ia berkewajiban memimpin kamu dan mengurus segala urusanmu dengan sebaik-baiknya dan setepat-tepatnya dan kamu berkewajiban taat kepadanya, mematuhi segala perintahnya dan berdiri tegak di belakang komandinya. Bersatu padulah kamu di bawah bendera Raja Thalout dan bersiap-siaplah untuk berjuang melawan musuh-musuhmu."
Bani Isra'il yang sedang berkumpul mengerumuni Somu'il, mendengarkan pidato pelantikannya mengangkat Thalout sebagai raja, tercengang dan terkejut dan dengan mulut ternganga mereka melihat di antara satu dengan yang lain, berpindah pandangan mereka dari wajah Somu'il ke wajah Thalout yang menandakan kehairanan dan ketidak-puasan dengan pengangkatan itu.
Tidak terlintas pun, tidak terfikir oleh mereka, bahawa seorang seperti Thalout yang papa dan miskin dan tidak dikenal adalah orang yang dipilih oleh Somu'il sebagai seorang raja bagi mereka.
Berkata mereka kepada Somu'il: "Bagaimana seorang seperti Thalout ini akan dapat memimpin kami sebagai raja padahal ia seorang yang miskin yang tidak dikenal orang dan pergaulan sehari-harinya hanya terbatas didesanya. Selain itu ia bukannya dari keturunan "Lawi" yang menurunkan Para Nabi Bani Israil, juga bukan dari keturunan "Yahuda" yang menurunkan raja-raja Bani Isra'il sejak dahulu kala. Ia pun tidak memiliki pengalaman dan kecekapan yang diperlukan oleh seorang raja untuk mengurus serta mempertahankan kerajaannya. Mengapa tidak dipilih sahaja seorang daripada mereka yang berada di kota, yang pandai-pandai, berpengalaman dan berkeadaan cukup?"
Berkata Somu'il menanggapi keberatan², yang dikemukakan oleh kaumnya: "Pengurusan kerajaan dan pemimpin perang tidak memerlukan kebangsawanan atau kekayaan. Ia memerlukan kecekapan, kebijaksanaan, kecerdasan berfikir dan kecekatan bertindak. Sifat² itu terdapat dalam diri Thalout di samping ia memiliki tubuh yang kuat, perawakan yang tegap dan kekar, serta paras rupa yang tampan, yang memberi kesan baik bagi orang-orang yang menghadapinya. Selain itu semuanya, ia adalah pilihan dan petunjuk Allah Yang Maha Mengetahui dan Maha Mengenal hamba-hamba-Nya. Maka tidaklah patut kita memilih orang lain, setelah Allah menjatuhkan pilihan-Nya."
Sikap besar kepala Bani Isra'il berterusan.
"Baiklah", kata mereka, "Jika yang demikian itu pilihan dan kehendak Allah, maka kami tidak dapat berbuat lain, selain menerima kenyataan ini. Akan tetapi untuk menghilangkan keraguan² kami tentang diri Thalout, berilah kepada kami suatu tanda yang dapat menyakinkan kami bahawa Thalout benar-benar pilihan Allah."
Somu'il menjawab: "Sesungguhnya Allah telah mengetahui watak dan tabiat kamu yang kaku dan keras kepala. Imanmu tidak berada di dalam hati, tetapi di kelopak mata. Kamu tidak mempercayai sesuatu, tanpa bukti, yang dapat kamu rasa dengan pancaindera kamu. Maka sebagai bukti bahawa Allah merestui pengangkatan Thalout menjadi raja kamu, ialah bahawa kamu akan menemukan kembali peti keramatmu "Tabout" yang telah hilang dan dirampas oleh bangsa Palestin. Kamu akan menemukannya dan datang kepadamu dengan dibawa oleh Malaikat. Pergilah kamu keluar kota sekarang juga untuk menerimanya."
Setelah ternyata bagi mereka kebenaran kata-kata Somu'il dengan ditemuinya kembali Tabout yang sudah tujuh bulan berada di tangan orang-orang Palestin itu, maka diterimalah pengangkatan Thalout sebagai raja mereka dengan memberikan bai'at kepadanya dan janji akan taat serta mematuhi segala nasihat dan perintahnya.
Raja Thalout.
Tugas pertama yang dilakukan oleh Thalout setelah dinobatkan sebagai raja ialah menyusun kekuatan dengan menghimpunkan para pemuda dan orang-orang yang masih kuat, untuk menjadi tentera yang akan mengahdapi bangsa Palestin yang terkenal kuat dan berani. Ia menyusun bala tenteranya dari orang-orang yang masih kuat, tidak mempunyai tanggungan keluarga, tidak mempunyai ikatan² usaha dagang, sehingga dapat membulatkan tekadnya untuk berjuang dan memusatkan fikiran dan tenaga bagi mencapai kemenangan dan menghalaukan musuh dari negeri mereka dengan semangat yang teguh dan tidak goyah.
Sebagai ujian untuk mengetahui sampai sejauh mana rakyatnya atau barisan tenteranya yang disusun itu berdisiplin, mengikuti komando dan perintahnya, Thalout berkata kepada mereka: "Kamu dalam perjalananmu di bawah terik panasnya matahari akan melalui sebuah sungai. Maka barang siapa di antara kamu minum dari air sungai itu, ia bukan pengikutku yang setia, yang dapat ku percayai kesungguhan hatinya dan bulat tekadnya. Sebaliknya barang siapa di antara kamu yang hanya menciduk air sungai itu seciduk tangan untuk sekadar membasahi kerongkongannya, maka ia ialah seorang pengikutku dan tentera yang benar-benar dapat ku andaikan keberaniannya dan kedisiplinannya."
Ternyata apa yang dikhuatirkan oleh Thalout telah terjadi dan menjadi kenyataan. Setibanya barisan tentera Thalout di sungai yang dimaksudkan itu, hanya sebahagian kecil sahajalah dari mereka yang berdisiplin, mengikuti petunjuk Thalout secara tepat. Sebahagian besar tidak dapat bersabar, menahan dahaganya dan minumlah mereka dari air sungai itu sepuas-puas hatinya.
Walaupun telah terjadi pelanggaran disiplin oleh sebahagian besar dari anggota tenteranya, Thalout tetap berkeras hati melanjutkan perjalanannya menuju ke medan perang dengan pasukan yang tidak bersatu padu dan berdisiplin sebagaimana ia menduga dan mengharapkannya.
Ia hanya bersandar dan mengandaikan kekuatan tenteranya kepada sebahagian kecil, yang sudah ternyata setia dan patuh kepada perintah dan petunjuknya. Sedang terhadap mereka yang sudah melanggar perintahnya dan minum dari air sungai itu, Thalout bersikap sabar, lunak dan bijaksana untuk menghindari keretakan di dalam barisan tenteranya, sebelum menghadapi musuh.
Tatkala mereka tiba di medan perang dan berhadapan dengan musuh, sebahagian drp pasukan Thalout ialah mereka yang telah melanggar disiplin dan minum dari air sungai, merasa gementar dan ketakutan, melihat pasukan musuh yang terdiri dari orang-orang kuat dan besar-besar, dengan peralatan yang lebih lengkap dan jumlah tentera yang lebih besar di bawah pimpinan seorang komandan bernama "Jalout".
Jalout, panglima komandan pasukan musuh terkenal seorang panglima yang berani, cekap dan terkenal, tidak pernah kalah dalam peperangan. Tiap orang yang berani bertarung dengan dia pasti jatuh terbunuh. Namanya telah menimbulkan rasa takut dan gementar kepada sebahagian besar dari pasukan Thalout.
Berkata mereka kepadanya: "Kami tidak berdaya dan tidak akan sanggup menghadapi dan melawan Jalout berserta tenteranya hari ini. Mereka lebih lengkap peralatannya dan lebih besar bilangannya daripada pasukan kita."
Akan tetapi kelompok yang setia yang merupakan golongan yang kecil dalam pasukan Thalout, tidak merasa takut dan gentar menghadapi Jalout dan bala tenteranya, walaupun mereka lebih besar dan lebih lengkap peralatannya, kerana mereka keluar ke medan perang mengikuti Thalout dengan tekad yang bulat hendak membebaskan negerinya dari para penyerbu dengan berbekal tawakkal dan iman kepada Allah.
Sejak mereka melangkahkan kaki keluar dari rumah, mereka sudah berniat bulat berjuang bermati-matian, melawan musuh yang telah merampas rumah dan tanah mereka dan bersedia mati untuk tugas suci itu.
Berkata mereka kepada kawan²nya kelompok pengecut itu: "Majulah terus untuk bertempur melawan musuh. Kami tidak akan kalah kerana bilangan yang sedikit atau kerana kelemahan fizikal. Kami akan menggondol kemenangan, bila iman di dalam dada kami tidak goyah dan kepercayaan kami akan pertolongan Allah tidak menipis. Berapa banyak terjadi sudah, bahawa kelompok yang kecil jumlahnya mengalahkan kelompok yang besar, bila Allah mengizinkannya dan memberikan pertolongan-Nya. Dan Allah selalu berada di sisi orang-orang yang beriman, sabar dan bertawakkal."
Dengan tidak menghiraukan kasak-kusuk dan bisikan kelompok pengecut yang ingin mundur dan melarikan diri dari kewajiban berperang, Raja Thalout terus maju memimpin pasukannya seraya bertawakkal kepada Allah memohon pertolongan dan perlindungan-Nya.
Setelah kedua pasukan merapat berhadapan satu dengan yang lain dan pertempuran dimulai, keluarlah dari tengah² barisan bangsa Palestin, panglima besarnya yang bernama Jalout berteriak dengan sekuat suaranya menentang pasukan Thalout mengajak bertarung seorang lawan seorang. Berulang-ulang ia berseru dengan suara yang lantang agar pihat Thalout mengeluarkan seorang yang akan melawan dia bertanding dan bertarung, namun tidak seorang pun keluar dari tengah pasukan Bani Isra'il menghadapinya. Kata-kata ejekan dan hinaan dilontarkan oleh Jalout kepada pihak musuhnya, pasukan Bani Isra'il yang sedang dicekam oleh rasa takut dan bimbang menghadapi Jalout, yang sudah termasyur sebagai jaguh yang tidak pernah kalah.
Pada saat yang kritis dan tegang itu di mana rasa malu, rendah diri memenuhi dada dan hati para pemimpin pasukan Bani Isra'il yang sedang memandang satu kepada yang lain, seraya bertanya-tanya dalam hati masing², gerangan siapakah di antara mereka yang dapat maju membungkam.
Mulut si Jalout yang berteriak-teriak itu dan melawannya, datanglah pada saat itu menghadap Raja Thalout seorang lelaki remaja berparas tampan, bertubuh kekar dan tegak, sinar matanya memancarkan keberanian dan kecerdasan. Ia meminta izin dari sang raja untuk keluar menyambut tentangan Jalout dan menandinginya. Thalout merasa kagum dengan keberanian pemuda yang telah menawarkan dirinya untuk bertarung dengan Jalout, sedangkan orang-orang dari pasukannya sendiri yang sudah berpengalaman berperang, tidak ada yang tergerak hatinya untuk menyahut cabaran Jalout yang berteriak-teriak, melontarkan ejekan dan hinaan.
Thalout dengan cermat memperhatikan perawakan sang pemuda itu merasa berat dan ragu-ragu untuk memberi izin kepadanya turun ke gelanggang melawan Jalout. Ia tidak membayangkan seorang dalam usia semuda itu, yang belum pernah turun ke medan perang dan tiak berpengalaman bertarung, akan selamat dan keluar hidup dari pertarungan melawan Jalout. Ia benar-benar bukan tandingannya, kata hati Thalout, bahkan merupakan satu dosa, bila ia melepaskan pemuda itu bertarung dengan Jalout. Sayang bagi usianya yang masih muda itu bila ia akan menjadi korban dan makanan pedang Jalout, yang tidak pernah memberi ampun kepada lawan-lawannya.
Sang pemuda dengan memperhatikan roman muka Thalout dapat menangkap isi hatinya bahawa ia ragu-ragu dan bimbang untuk melepaskannya bertarung dengan Jalout. Maka berkatalah ia kepadanya: "Janganlah engkau terpengaruh oleh usia mudaku dan keadaan fizikalku, yang menjadikan engkau ragu-ragu dan khuatir melepaskan aku melawan Jalout, kerana yang menentukan dalam pertarungan bukanlah hanya kekuatan fizikal dan kebesaran badan, akan tetapi yang lebih penting dari itu ialah keteguhan hati dan kebulatan hati untuk bertempur, serta iman dan kepercayaan kepada Allah yang menentukan hidup matinya seseorang hamba-Nya.
Beberapa hari yang lalu aku telah berhasil menangkap seekor singa dan membunuhnya tatkala ia hendak menyergap dombaku dan sebelum itu terjadi pula aku menghadang seekor beruang yang ganas dan berhasil membunuhnya setelah bergulat mati-matian. Maka bukanlah usia atau kekuatan badan yang merupakan faktor yang menentukan dalam pertempuran, tetapi keberanian dan keteguhan hati serta kelincahan dan kecepatan bergerak dengan disertai perhitungan yang tepat, itulah merupakan senjata yang lebih ampuh dalam setiap pertarungan."
Mendengar kata-kata yang penuh semangat yang keluar dari hati yang ikhlas dan jujur sedarlah Thalout bahawa pemuda itu berkemahuan keras ingin melawan Jalout. Ia percaya kepada dirinya sendiri bahawa ia dapat mengalahkannya. Maka diberinyalah izin dan restu oleh Thalout untuk melaksanakan kehendaknya dengan diiringi doa semuga Allah melindunginya dan mengurniainya dengan kemenangan yang diharap-harapkan oleh seluruh anggota pasukan.
Kemudian ia diberinya pedang, topi baja dan zirah baju besi, namun ia enggan mengenakan pakaian yang berat itu dan pedang pun ia menolak untuk membawanya, dengan alasan ia belum biasa menggunakan senjata itu. Ia hanya membawa sebuah tongkat beberapa batu kerikil dan sebuah bandul untuk melemparkan batu-batu itu.
Berkatalah Thalout kepadanya: "Bagaimana engkau dapat bertarung dengan hanya bersenjatakan tongkat, bandul dan batu-batu melawan Jalout yang bersenjatakan pedang, panah dan berpakaian lengkap?"
Pemuda itu menjawab: "Tuhan yang telah melindungiku dan taring singa dan kuku beruang akan melindungiku pula dari pedang dan panah Jalout yang durhaka itu." Lalu dengan berbekalkan senjata yang sangat sederhana itu, keluarlah ia dari tengah² barisan Bani Isra'il, menuju gelanggang di mana Jalout sedang menari-nari mengelus-eluskan pedangnya seraya berteriak-teriak mengejek dan menyombangkan diri.
Tatkala Jalout melihat bahawa yang masuk gelanggang hendak bertanding dengan dia adalah seorang pemuda remaja tidak bersenjatakan pedang atau panah dan tidak pula mengenakan topi baja dan zirah, dihinalah ia dan diejek dengan kata-kata: "Untuk apakah tongkat yang engkau bawa itu. Untuk mengejar anjingkah atau untuk memukul anak-anak yang sebaya dengan engkau? Di mana pedangmu dan zirahmu? Rupa-rupanya engkau sudah bosan hidup dan ingin mati, padahal engkau masih muda yang belum merasakan suka-dukanya kehidupan dan yang masih harus banyak belajar dari pengalaman. Majulah engkau ke sini, akan aku habiskan nyawamu dalam sekelip mata dan akan kujadikan dagingmu makanan yang lazat bagi binatang² di darat dan burung² di udara."
Sang pemuda menjawab: "Engkau boleh bangga dengan zirah dan topi bajamu, boleh merasa kuat dan ampuh dengan pedang dan panahmu yang tidak akan sanggup menyelamatkan nyawamu dari tanganku yang masih halus dan bersih ini. Aku datang ke sini dengan nama Allah Tuhan Bani Isra'il yang telah lama engkau hina, engkau jajah dan engkau tundukkan. Engkau sebentar lagi akan mengetahui pedang dan panahkah yang akan mengakhiri hayatku atau kehendak Allah dan kekuasaan-Nya yang akan merenggut nyawamu dan mengirimkan engkau ke neraka Jahannam?"
Melihat Jalout melangkah maju, maka sebelum ia sempat mendekatinya, sang pemuda segera mengeluarkan batu dari sakunya, melemparkannya dengan bandul tepat ke arah kepala Jalout yang seketika itu juga mengalirkan darah dengan derasnya hingga menutupi kedua matanya, lalu diikuti dengan lemparan batu kedua dan ketiga oleh sang pemuda hingga terjatuhlah Jalout tertiarap di atas lantai menghembuskan nafas terakhirnya.
Bergemuruhlah suara teriakan gembira dan sorak-sorai dari pihak pasukan Bani Isra'il menyambut kemenangan pemuda gagah perkasa itu ke atas Jalout, jaguh dan kebanggaan bangsa Palestin. Dan dengan matinya Jalout hilanglah semangat tempur pasukan Palestin dan mundurlah mereka melarikan diri tunggang-langgang, seraya dikejar dan diajar tanpa ampun oleh pasukan Thalout yang telah memperoleh kembali semangat juangnya dan harga diri serta kebanggaan nasionalnya.
Isi cerita di atas dikisahkan oleh Al-Quran dalam surah "Al-Baqarah" ayat 246 sehingga 251 yang bermaksud:~
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّـيْطٰنِ الرَّجِيْمِ
بسم الله الرحمن الرحيم
"246~ Apakah kamu tidak memperhatikan pemuka-pemuka Bani Isra'il sesudah Nabi Musa, iaitu ketika mereka berkata kepada seorang Nabi mereka: "Angkatlah untuk kami seorang raja supaya kami dapat berperang {di bawah pimpinannya} di jalan Allah." Nabi mereka berkata: "Mungkin sekali jika kamu nanti diwajibkan berperang, kamu tidak akan berperang." Mereka menjawab: "Mengapa kami tidak mahu berperang di jalan Allah, padahal sesungguhnya kami telah diusir dari kampung halaman kami dan dari anak-anak kami?" Maka tatkala perang itu diwajibkan atas mereka, mereka pun berpaling, kecuali beberapa orang saja di antara mereka. Dan Allah Maha Mengetahui akan orang-orang yang zalim.
247~ Nabi mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya Allah mengangkat Thalout menjadi rajamu." Mereka menjawab: "Bagaimana Thalout memerintah kami padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang dia pun tidak diberi kekayaan yang cukup banyak?" Nabi mereka berkata: "Sesungguhnya Allah telah memilihnya menjadi rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa." Allah memberi pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui.
248~ Dan Nabi mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja ialah kembalinya tabout kepadamu di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun tabout itu dibawa oleh malaikat. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda bagimu jika kamu orang yang beriman.
249~ Maka tatkala Thalout keluar membawa tenteranya ia berkata: "Sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan satu sungai. Maka siapa di antara kamu meminum airnya, bukanlah ia pengikutku. Dan barang siapa tidak merasakan airnya kecuali orang yang hanya menciduk seciduk tangan, maka ia adalah pengikutku." Kemudian mereka meminumnnya terkecuali beberapa orang di antara mereka. Maka tatkala Thalout dan orang-orang yang beriman bersama dia telah menyeberangi sungai itu, orang-orang yang telah minum berkata: "Tak ada kesanggupan kami pada hari ini untuk melawan Jalout dan tenteranya." Orang-orang yang menyakini bahawa mereka akan menemui jalan Allah berkata: "Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah dan Allah berserta orang-orang yang sabar.
250~ tatkala Jalout dan tenteranya telah nampak oleh mereka, mereka pun berdoa: "Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami dan kukuhkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir."
251~ Mereka {tentera Thalout} mengalahkan tentera Jalout dengan izin Allah dan {dalam peperangan itu} Daud membunuh Jalout, kemudian Allah memberikan kepadanya {Daud} pemerintahan dan hikmah {sesudah meninggalkan Thalout} serta Allah mengajarkan kepadanya apa yang dikehendaki-Nya." {Al-Baqarah: 246 ~ 251}
Catatan tambahan
Nabi Musa wafat pada usia 150 tahun di atas sebuah bukit bernama "Nabu", di mana ia diperintahkan oleh Allah untuk melihat tanah suci yang dijanjikan {Palestin} namun tidak sampai memasukinya.
Sumber: DIPOSTING OLEH DANISSHA DI 17.56
Surat Al-Baqarah dan Terjemahan - Al Qur'an dan Terjemahan Al Quran:
Daftar Isi Al-Quran dan Terjemahan
Silakan Klik untuk membacanya:
Tiada ulasan:
Catat Ulasan