ﺑِﺴْــــــــــــــــﻢِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦِ ﺍﻟﺮَّﺣِﻴْـــﻢ
ماشاءالله
سبحان الله
الله اکبر
سُبْحَانَ اللَّهِ اَللَّهُمَّ صَلِّي عَلَى سَيّدنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلۓِ سَيّدنَا مُحَمَّدٍ الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على أشرف المرسلين، وعلى آله وصحبه أجمعين
اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ وَلاَ عُدْوَانَ إِلاَّ عَلَى الظَّالِمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى ءَالِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْن
Allah berfirman yang bermaksud; “Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya.” (QS: Al Imran 3:185)
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّـيْطٰنِ الرَّجِيْمِ
بسم الله الرحمن الرحيم
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على أشرف المرسلين،
وعلى آله وصحبه أجمعين
بسم الله الرحمن الرحيم
Aℓ-Fαt|hαhSurah Pertama.
Terdiri dari 7 ayat, Makkiyah.
1. Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
2. Segala puji bagi Allah, Rabb sekalian alam.
3. Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
4. Pemilik hari pembalasan. [a]
5. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah & hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan.
6. Tunjukilah kami jalan yang lurus. [b]
7. (Iaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. [c]
Huraian:
[a] Yaumiddin (hari pembalasan), hari waktu manusia menerima pembalasan amalnya, baik atau lurus. Disebut juga yaumul qiyamah, yaumul hisab & sebagainya.
[b] Jalan yang lurus, iaitu jalan hidup yang benar, yang dapat membuat bahagia di dunia & di akhirat.
[c] Mereka yang dimurkai, adalah mereka yang sengaja menentang ajaran Islam. Mereka yang sesat adalah mereka yang sengaja mengambil jalan lain selain ajaran Islam.
Oleh: Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani
Pertanyaan: Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani ditanya : Ada seorang wanita yang menghilangkan dan mencukur bulu-bulu wajah (alis, bulu mata dan bulu-bulu halus lainnya). Apakah ketika itu wanita tersebut wajib menutup wajahnya ?
Jawaban:
Ya ! Wanita tersebut wajib menutup wajahnya. Mencukur bulu-bulu wajah ini merupakan perbuatan haram, sehingga wajib ditutup dengan cara menutup wajah tersebut.
Tapi dalam hal ini ada yang mengatakan bahwa mencabut bulu-bulu wajah itu boleh apabila hanya sedikit. Jika pendapat ini benar, maka tidak wajib menutup wajah. Pendapat yang kuat menurut saya adalah mencabut bulu-bulu wajah itu mutlak diharamkan walaupun sedikit.
Dalilnya adalah sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
لَعَنَ اللَّهُ النَّا مِصَاتِ و الْمُتَنَمِّصَاتِ
“Allah melaknat perempuan-perempuan yang mencukur alis dan perempuan-perempuan yang minta dicukur alisnya”
Di akhir hadits ini diterangkan kenapa perempuan-perempuan tersebut dilaknat. Yaitu karena merubah ciptaan Allah dengan alasan keindahan/kecantikan.
Hadits ini menegaskan bahwa perempuan-perempuan tersebut dilaknat karena merubah ciptaan Allah, bukan masalah mencukur sedikit atau banyak. Jadi seandainya ada seorang wanita mencukur sedikit saja alisnya, dia pasti akan mendapat laknat. Karena dia telah melakukan perbuatan yang diancam laknat.
Hari ini ada sebagian ulama yang hanya mengharamkan mencukur alis saja. Sebagian ulama lain hanya mengharamkan mencukur bulu-bulu wajah saja. Sedangkan yang benar adalah mengamalkan hadits secara mutlak yaitu dua-duanya haram.
Maka tidak boleh bagi wanita ; apalagi laki-laki untuk mencabut (mencukur) bulu badannya, kecuali bulu-bulu yang memang disuruh mencukur (bulu kemaluan, bulu ketiak dan sebagian kumis). Hal ini berdasarkan dalil umum di atas yaitu dilarang merubah ciptaan Allah.
Ada sebuah kasus, misalnya seorang wanita yang lengannya berbulu. Dan suaminya tidak suka karena menganggap itu jelek. Dalam keadaan seperti ini bolehkan wanita tersebut mencukur bulu-bulu lengannya tersebut ? Jawabnya adalah : Tidak boleh, karena ini termasuk merubah ciptaan Allah. Dan ia harus ridha dengan bulu-bulu ciptaan Allah itu dan tidak merubahnya dengan cara mencukur, kecuali mencukur bulu-bulu yang dianjurkan yaitu bulu ketiak, bulu kemaluan dan lain-lain.
Sebagian wanita hari ini banyak yang tergoda dengan rambut palsu. Mereka membolehkan hal ini dengan alasan berhias untuk menyenangkan suami. Padahal hadits di atas jelas-jelas melarang hal ini. Bunyi terusan hadits tersebut adalah.
لَعَنَ اللَّهُ النَّا مِصَاتِ و الْمُتَنَمِّصَاتِ ….. لَعَنَ اللَّهُ الوَاصِلاَتِ وَالْمُسْتَوْ صِلاَتِ
“Allah melaknat wanita-wanita yang mencabut bulu, Allah melaknat orang yang menyambung rambut, dan yang minta disambung rambutnya”
Disebutkan dalam As-Shahih bahwa ada seorang wanita datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan mengatakan bahwa anaknya telah dinikahi oleh seorang laki-laki tapi kemudian rontok rambutnya. Wanita tersebut bertanya bolehkah anaknya menyambung rambut dengan rambut lain ? Lalu beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata.
لَعَنَ اللَّهُ الوَاصِلاَتِ وَالْمُسْتَوْ صِلاَتِ
“Allah melaknat wanita yang menyambung rambut, dan yang minta disambung rambutnya”
Sebagian orang mengatakan bahwa yang haram adalah khusus mencukur alis dan merenggangkan gigi. Pengkhususan seperti ini sama sekali tidak benar. Karena mencukur alis dan merenggangkan gigi itu bukan pengkhususan tapi bagian dari dalil umum bahwa Allah melaknat wanita-wanita yang merubah ciptaan Allah dengan alasan keindahan/kecantikan.
Dari kalimat terakhir ini kita bisa mengambil dua kesimpulan penting.
Pertanyaan: Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani ditanya : Ada seorang wanita yang menghilangkan dan mencukur bulu-bulu wajah (alis, bulu mata dan bulu-bulu halus lainnya). Apakah ketika itu wanita tersebut wajib menutup wajahnya ?
Jawaban:
Ya ! Wanita tersebut wajib menutup wajahnya. Mencukur bulu-bulu wajah ini merupakan perbuatan haram, sehingga wajib ditutup dengan cara menutup wajah tersebut.
Tapi dalam hal ini ada yang mengatakan bahwa mencabut bulu-bulu wajah itu boleh apabila hanya sedikit. Jika pendapat ini benar, maka tidak wajib menutup wajah. Pendapat yang kuat menurut saya adalah mencabut bulu-bulu wajah itu mutlak diharamkan walaupun sedikit.
Dalilnya adalah sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
لَعَنَ اللَّهُ النَّا مِصَاتِ و الْمُتَنَمِّصَاتِ
“Allah melaknat perempuan-perempuan yang mencukur alis dan perempuan-perempuan yang minta dicukur alisnya”
Di akhir hadits ini diterangkan kenapa perempuan-perempuan tersebut dilaknat. Yaitu karena merubah ciptaan Allah dengan alasan keindahan/kecantikan.
Hadits ini menegaskan bahwa perempuan-perempuan tersebut dilaknat karena merubah ciptaan Allah, bukan masalah mencukur sedikit atau banyak. Jadi seandainya ada seorang wanita mencukur sedikit saja alisnya, dia pasti akan mendapat laknat. Karena dia telah melakukan perbuatan yang diancam laknat.
Hari ini ada sebagian ulama yang hanya mengharamkan mencukur alis saja. Sebagian ulama lain hanya mengharamkan mencukur bulu-bulu wajah saja. Sedangkan yang benar adalah mengamalkan hadits secara mutlak yaitu dua-duanya haram.
Maka tidak boleh bagi wanita ; apalagi laki-laki untuk mencabut (mencukur) bulu badannya, kecuali bulu-bulu yang memang disuruh mencukur (bulu kemaluan, bulu ketiak dan sebagian kumis). Hal ini berdasarkan dalil umum di atas yaitu dilarang merubah ciptaan Allah.
Ada sebuah kasus, misalnya seorang wanita yang lengannya berbulu. Dan suaminya tidak suka karena menganggap itu jelek. Dalam keadaan seperti ini bolehkan wanita tersebut mencukur bulu-bulu lengannya tersebut ? Jawabnya adalah : Tidak boleh, karena ini termasuk merubah ciptaan Allah. Dan ia harus ridha dengan bulu-bulu ciptaan Allah itu dan tidak merubahnya dengan cara mencukur, kecuali mencukur bulu-bulu yang dianjurkan yaitu bulu ketiak, bulu kemaluan dan lain-lain.
Sebagian wanita hari ini banyak yang tergoda dengan rambut palsu. Mereka membolehkan hal ini dengan alasan berhias untuk menyenangkan suami. Padahal hadits di atas jelas-jelas melarang hal ini. Bunyi terusan hadits tersebut adalah.
لَعَنَ اللَّهُ النَّا مِصَاتِ و الْمُتَنَمِّصَاتِ ….. لَعَنَ اللَّهُ الوَاصِلاَتِ وَالْمُسْتَوْ صِلاَتِ
“Allah melaknat wanita-wanita yang mencabut bulu, Allah melaknat orang yang menyambung rambut, dan yang minta disambung rambutnya”
Disebutkan dalam As-Shahih bahwa ada seorang wanita datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan mengatakan bahwa anaknya telah dinikahi oleh seorang laki-laki tapi kemudian rontok rambutnya. Wanita tersebut bertanya bolehkah anaknya menyambung rambut dengan rambut lain ? Lalu beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata.
لَعَنَ اللَّهُ الوَاصِلاَتِ وَالْمُسْتَوْ صِلاَتِ
“Allah melaknat wanita yang menyambung rambut, dan yang minta disambung rambutnya”
Sebagian orang mengatakan bahwa yang haram adalah khusus mencukur alis dan merenggangkan gigi. Pengkhususan seperti ini sama sekali tidak benar. Karena mencukur alis dan merenggangkan gigi itu bukan pengkhususan tapi bagian dari dalil umum bahwa Allah melaknat wanita-wanita yang merubah ciptaan Allah dengan alasan keindahan/kecantikan.
Dari kalimat terakhir ini kita bisa mengambil dua kesimpulan penting.
Pertama.
Perubahan yang dilaknat adalah perubahan untuk memperindah dan mempercantik diri. Tapi, jika perubahan tersebut untuk menolak kemudharatan (karena gatal-gatal, alergi, dll) maka hal ini tidak apa-apa untuk dilakukan.
Perubahan yang dilaknat adalah perubahan untuk memperindah dan mempercantik diri. Tapi, jika perubahan tersebut untuk menolak kemudharatan (karena gatal-gatal, alergi, dll) maka hal ini tidak apa-apa untuk dilakukan.
Kedua.
Sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam : Wanita-wanita yang merubah ciptaan Allah, mencakup semua jenis perubahan. Berupa apapun perubahan itu. Kecuali perubahan yang disyariatkan.
Dan harus diperhatikan, bahwa ini merupakan hukum yang umum bagi wanita dan laki-laki. Sebagian laki-laki tumbuh bulu rambut di bagian atas kedua pipinya, kemudian mereka mencukurnya. Hal ini termasuk yang dilarang oleh hadits di atas. Sebab itu, semua termasuk ciptaan Allah, dan ciptaan Allah itu pasti baik, sebagaimana disebutkan dalam hadits bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat seorang laki-laki yang memanjangkan sarungnya, lalu beliau berkata padanya : “Angkatlah sarungmu!”, ia berkata : “Wahai Rasulullah sesungguhnya kedua betisku teramat kecil”, maka beliau berkata : “Semua ciptaan Allah itu baik.”
[Disalin dari kitab Majmu’ah Fatawa Al-Madina Al-Munawarah, edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Albani, Penulis Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Penerjemah Adni Kurniawan, Penerbit Pustaka At-Tauhid]
Muslimah... Kerana Dirimu Begitu Berharga : مَنغابي كَمولياان مَسليماه دَنغان بيمبينغان سالافَل امماه | "..Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya" [QS. Ali 'Imran (3):185]
ROMANTIKA DIAMOR
Para Istri, Inilah Keluhan-Keluhan Suami.
By Adam Last updated Feb 5, 2018
SEBELUM berumah tangga, dua insan yang saling mencinta biasanya tidak mengetahui secara utuh kepribadian pasangannya. Dan hal itu hanya bisa diketahui setelah menikah. Baik itu suami atau pun istri, akan merasa terkejut dengan hal-hal yang tidak biasa, yang dimiliki oleh pasangannya itu.
Jika hal yang tidak diketahui sebelumnya berupa perilaku yang mengasyikkan, tentu tidak akan terjadi masalah. Tapi, bagaimana dengan hal yang tidak menyenangkan? Seperti halnya, ada beberapa perilaku istri yang dikeluhkan oleh suami. Apakah itu?
Moshe Ratson dan Lori Weinreich, ahli konseling dan terapi pernikahan dari Manhattan membagikan beberapa keluhan yang paling banyak diungkap oleh para suami. Sebagaimana dilansir oleh Women’s Health Mag, bahwa keluhan suami terhadap istri di antaranya:
Pertama, istri terlalu banyak menuntut. Salah satu stereotip tentang wanita yang sudah menikah adalah mereka bisa jadi sangat penuntut pada suaminya. Terkadang para istri hanya ingin sekadar mengingatkan, namun tetap saja bagi suami ini terdengar seperti kritikan atau permintaan yang tak habis-habis. Permintaan yang datang terus-menerus membuat lelaki beranggapan bahwa mereka selalu kurang baik di hadapan sang istri.
Kedua, istri terlalu banyak bicara. Wanita memang suka bicara, itu stereotip yang memang benar bagi kebanyakan wanita. Di sisi lain, lelaki memiliki pendengaran dan perhatian yang terbatas untuk mendengarkan semua hal yang ingin dibicarakan oleh istrinya. Ini jika dibiarkan akan menyebabkan masalah. Karena nantinya istri akan merasa diabaikan, sementara lelaki akan merasa mereka terus dikuliahi ketika istri bicara.
Para istri sebaiknya mengerti bahwa ketika lelaki tidak menjawab omongan mereka, bukan berarti suami tidak memperhatikan atau mengabaikan. Mereka hanya memproses informasi dengan cara berbeda dari wanita. Weinreich mengungkap bahwa sebaiknya wanita menanyakan dulu pada suami sebelum bicara panjang lebar, juga memberi waktu bagi lelaki untuk berpikir sebelum berkomentar.
Ketiga, istri terlalu fokus pada anak. Ya, setelah anak hadir di antara pasangan, keadaan akan banyak berubah. Banyak wanita yang kemudian akan berfokus mengurusi anak mereka. Ini adalah insting wanita sebagai seorang ibu. Namun juga perlu diperhatikan bahwa wanita bukan hanya ibu melainkan juga seorang istri. Saat wanita terlalu fokus mengurusi anak, lelaki seringkali merasa ditinggal dan diabaikan. Hal ini bisa diatasi dengan tak lupa memberi suami perhatian.
Keempat, tak lagi bercinta. Keintiman, terutama dalam hal fisik, adalah hal penting bagi banyak pernikahan. Namun lelaki menganggap ini lebih penting dari wanita. Salah satu keluhan yang dimiliki lelaki adalah ketika istri mulai tak bergairah untuk bercinta sesering dulu. Padahal bagi banyak lelaki, bercinta adalah cara untuk menjadi semakin dekat dengan istri mereka.
Itulah beberapa keluhan yang sering dialami oleh suami terhadap istrinya. Agar suami tak mengeluhkan hal itu, sebagai istri ia harus berusaha memehami keinginan suaminya. Ia juga harus pandai mencuri perhatiannya. Sebab, sudah menjadi kewajiban bagi seorang istri untuk taat dan patuh pada suaminya, dan menjaga perasaannya. []
Sumber:
Para Istri, Inilah Keluhan-keluhan Suami - Islampos
ROMANTIKA DIAMOR
Para Istri, Inilah Keluhan-Keluhan Suami.
By Adam Last updated Feb 5, 2018
SEBELUM berumah tangga, dua insan yang saling mencinta biasanya tidak mengetahui secara utuh kepribadian pasangannya. Dan hal itu hanya bisa diketahui setelah menikah. Baik itu suami atau pun istri, akan merasa terkejut dengan hal-hal yang tidak biasa, yang dimiliki oleh pasangannya itu.
Jika hal yang tidak diketahui sebelumnya berupa perilaku yang mengasyikkan, tentu tidak akan terjadi masalah. Tapi, bagaimana dengan hal yang tidak menyenangkan? Seperti halnya, ada beberapa perilaku istri yang dikeluhkan oleh suami. Apakah itu?
Moshe Ratson dan Lori Weinreich, ahli konseling dan terapi pernikahan dari Manhattan membagikan beberapa keluhan yang paling banyak diungkap oleh para suami. Sebagaimana dilansir oleh Women’s Health Mag, bahwa keluhan suami terhadap istri di antaranya:
Pertama, istri terlalu banyak menuntut. Salah satu stereotip tentang wanita yang sudah menikah adalah mereka bisa jadi sangat penuntut pada suaminya. Terkadang para istri hanya ingin sekadar mengingatkan, namun tetap saja bagi suami ini terdengar seperti kritikan atau permintaan yang tak habis-habis. Permintaan yang datang terus-menerus membuat lelaki beranggapan bahwa mereka selalu kurang baik di hadapan sang istri.
Kedua, istri terlalu banyak bicara. Wanita memang suka bicara, itu stereotip yang memang benar bagi kebanyakan wanita. Di sisi lain, lelaki memiliki pendengaran dan perhatian yang terbatas untuk mendengarkan semua hal yang ingin dibicarakan oleh istrinya. Ini jika dibiarkan akan menyebabkan masalah. Karena nantinya istri akan merasa diabaikan, sementara lelaki akan merasa mereka terus dikuliahi ketika istri bicara.
Para istri sebaiknya mengerti bahwa ketika lelaki tidak menjawab omongan mereka, bukan berarti suami tidak memperhatikan atau mengabaikan. Mereka hanya memproses informasi dengan cara berbeda dari wanita. Weinreich mengungkap bahwa sebaiknya wanita menanyakan dulu pada suami sebelum bicara panjang lebar, juga memberi waktu bagi lelaki untuk berpikir sebelum berkomentar.
Ketiga, istri terlalu fokus pada anak. Ya, setelah anak hadir di antara pasangan, keadaan akan banyak berubah. Banyak wanita yang kemudian akan berfokus mengurusi anak mereka. Ini adalah insting wanita sebagai seorang ibu. Namun juga perlu diperhatikan bahwa wanita bukan hanya ibu melainkan juga seorang istri. Saat wanita terlalu fokus mengurusi anak, lelaki seringkali merasa ditinggal dan diabaikan. Hal ini bisa diatasi dengan tak lupa memberi suami perhatian.
Keempat, tak lagi bercinta. Keintiman, terutama dalam hal fisik, adalah hal penting bagi banyak pernikahan. Namun lelaki menganggap ini lebih penting dari wanita. Salah satu keluhan yang dimiliki lelaki adalah ketika istri mulai tak bergairah untuk bercinta sesering dulu. Padahal bagi banyak lelaki, bercinta adalah cara untuk menjadi semakin dekat dengan istri mereka.
Itulah beberapa keluhan yang sering dialami oleh suami terhadap istrinya. Agar suami tak mengeluhkan hal itu, sebagai istri ia harus berusaha memehami keinginan suaminya. Ia juga harus pandai mencuri perhatiannya. Sebab, sudah menjadi kewajiban bagi seorang istri untuk taat dan patuh pada suaminya, dan menjaga perasaannya. []
Sumber:
Para Istri, Inilah Keluhan-keluhan Suami - Islampos
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَّمْ تَغْفِرْلَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ
رَبَّنَا ءَاتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى الله ُعَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمين
Daftar Isi Al-Quran dan Terjemahan - Silakan Klik untuk membacanya:
- Surat Al Fatihah (Pembukaan)
- Surat Al Baqarah (Sapi Betina)
- Surat Ali 'Imran (Keluarga 'Imran)
- Surat An Nisa' (Wanita)
- Surat Al Ma'idah (Hidangan)
- Surat Al An'am (Binatang Ternak)
- Surat Al A'raf (Tempat Tertinggi)
- Surat Al Anfal (Rampasan Perang)
- Surat At Taubah (Pengampunan)
- Surat Yunus (Nabi Yunus A.S.)
- Surat Hud (Nabi Huud A.S.)
- Surat Yusuf (Nabi Yusuf A.S.)
- Surat Ar Ra'd (Guruh)
- Surat Ibrahim (Nabi Ibrahim A.S.)
- Surat Al Hijr (Daerah Pegunungan)
- Surat An Nahl (Lebah)
- Surat Al Israa' (Memperjalankan Di Malam Hari)
- Surat Al Kahfi (Gua)
- Surat Maryam (Maryam)
- Surat Thaha (Thaahaa)
- Surat Al Anbiya' (Kisah Para Nabi)
- Surat Al Hajj (Ibadah Haji)
- Surat Al Mu'minun (Orang Mukmin)
- Surat An Nur (Cahaya)
- Surat Al Furqaan (Pembeda)
- Surat Asy Syu'ara' (Penyair)
- Surat An Naml (Semut)
- Surat Al Qashash (Cerita)
- Surat Al 'Ankabuut (Laba-Laba)
- Surat Ar Ruum (Bangsa Rumawi)
- Surat Luqman (Luqman)
- Surat As Sajdah ((Sujud)
- Surat Al Ahzab (Golongan Yang Bersekutu)
- Surat Saba' (Kaum Saba')
- Surat Fathir (Pencipta)
- Surat Yaasiin
- Surat Ash Shaffat (Yang Bershaf-Shaf)
- Surat Shaad
- Surat Az Zumar (Rombongan-Rombongan)
- Surat Al Mu'min (Orang Yang Beriman)
- Surat Fushshilat (Yang Dijelaskan)
- Surat Asy Syuura (Musyawarah)
- Surat Az Zukhruf (Perhiasan)
- Surat Ad Dukhaan (Kabut)
- Surat Al Jaatsiyah (Yang Berlutut)
- Surat Al Ahqaaf (Bukit Pasir)
- Surat Muhammad (Nabi Muhammad SAW)
- Surat Al Fath (Kemenangan)
- Surat Al Hujuraat (Kamar-Kamar)
- Surat Qaaf
- Surat Adz Dzaariyaat (Angin Yang Menerbangkan)
- Surat Ath Thuur (Bukit)
- Surat An Najm (Bintang)
- Surat Al Qamar (Bulan)
- Surat Ar Rahmaan (Yang Maha Pemurah)
- Surat Al Waaqi'ah (Hari Kiamat)
- Surat Al Hadid (Besi)
- Surat Al Mujadilah (Wanita Yang Mengajukan Gugatan)
- Surat Al Hasyr (Pengusiran)
- Surat Al Mumtahanah (Wanita Yang Diuji)
- Surat Ash Shaff (Barisan)
- Surat Al Jumu'ah (Hari Jum'at)
- Surat Al-Munafiqun (Orang-Orang Munafik)
- Surat At Taghabun (Hari Ditampakkan Kesalahan-Kesalahan)
- Surat Ath Thalaaq (Talak)
- Surat At Tahrim (Mengharamkan)
- Surat Al Mulk (Kerajaan)
- Surat Al Qalam (Pena)
- Surat Al Haqqah (Kiamat)
- Surat Al Ma'arij (Tempat-Tempat Naik)
- Surat Nuh (Nabi Nuh A.S)
- Surat Al Jin (Jin)
- Surat Al Muzzammil (Orang Yang Berselimut)
- Surat Al Muddatstsir (Orang Yang Berselimut)
- Surat Al Qiyamah (Hari Kiamat)
- Surat Al Insaan (Manusia)
- Surat Al Mursalat (Malaikat-Malaikat Yang Diutus)
- Surat An Naba´ (Berita Besar)
- Surat An Naazi´ (Malaikat-Malaikat Yang Mencabut)
- Surat 'Abasa (Bermuka Masam)
- Surat At Takwir (Menggulung)
- Surat Al Infithar (Terbelah)
- Surat Al Muthaffifiin (Orang-Orang Yang Curang)
- Surat Al Insyiqaaq (Terbelah)
- Surat Al Buruuj (Gugusan Bintang)
- Surat Ath Thaariq (Yang Datang Di Malam Hari)
- Surat Al A´Laa (Yang Paling Tinggi)
- Surat Al Ghaasyiyah (Hari Kiamat)
- Surat Al Fajr (Fajar)
- Surat Al Balad (Negeri)
- Surat Asy Syams (Matahari)
- Surat Al Lail (Malam)
- Surat Adh Dhuhaa (Waktu Dhuha)
- Surat Alam Nasyrah /Al Insyirah (Bukankah Kami Telah Melapangkan)
- Surat At Tiin (Buah Tin)
- Surat Al 'Alaq (Segumpal Darah)
- Surat Al Qadr (Kemuliaan)
- Surat Al Bayyinah (Bukti Yang Nyata)
- Surat Al Zalzalah (Goncangan)
- Surat Al 'Adiyat (Kuda Perang Yang Berlari Kencang)
- Surat Al Qari'ah (Hari Kiamat)
- Surat At Takatsur (Bermegah-Megahan)
- Surat Al 'Ashr (Masa)
- Surat Al Humazah (Pengumpat)
- Surat Al Fiil (Gajah)
- Surat Quraisy (Suku Quraisy)
- Surat Al Ma'un (Barang-Barang Yang Berguna)
- Surat Al Kautsar (Nikmat Yang Banyak)
- Surat Al Kafirun (Orang-Orang Kafir)
- Surat An Nashr (Pertolongan)
- Surat Al Lahab (Gejolak Api)
- Surat Al Ikhlas (Memurnikan Keesaan Allah)
- Surat Al Falaq (Waktu Subuh)
- Surat An Naas (Manusia)
....................................
Tiada ulasan:
Catat Ulasan