Skrip perang akhir zaman.
Perang al-Malhamah kubra dan perang Armageddon.
Umat Islam akan terus dikhianati dan akhirnya bersendirian menghadapi tentera kafir yang bernaung dengan 80 bendera.
Belajar Islam - Google+
https://plus.google.com/communities/103652814515960775895

Pada asalnya dikongsi oleh kaulah segalanya
Gejolak perang yang terjadi di dunia menimbulkan keprihatinan yang mendalam. Sebagian besar negara yang berkonflik ini adalah negara mayoritas muslim karena permasalahan agama berkepanjangan.
Fitnah dan perebutan kekuasaan terjadi di hampir seluruh belahan dunia. Sebagai tanda makin dekatnya dunia ini dengan kehancuran
Pada akhir zaman, manusia akan mengalami dua perang besar yakni perang al-Malhamah kubra dan perang Armageddon. Dua perang ini akan terjadi beruntun yang puncaknya adalah kemunculan Dajjal.
1. Al-Malhamah Kubra
Pada perang ini pasukan kaum muslim akan melawan kaum Rum. Namun sebelum menakluki Rum kaum muslim akan memerangi jazirah Arab dan Persia. Kejayaan persia pada masa lalu memang tinggal sejarah namun kini berubah nama menjadi Iran.
"Kalian akan perangi jazirah Arab sehingga Allah menangkan kalian atasnya. Kemudian (kalian perangi) Persia sehingga Allah menangkan kalian atasnya. Kemudian kalian perangi Ruum sehingga Allah menangkan kalian atasnya. Kemudian kalian perangi Dajjal sehingga Allah menangkan kalian atasnya.” (HR Muslim)
Al-Malhamah Kubra akan terjadi sebelum pembukaan Kota Konstantinopel (Turki) setelah itu akan keluar Dajjal yang menjadi awal perang kedua yang lebih dasyat.
“Makmurnya Baitul Maqdis adalah tanda kehancuran kota Madinah, hancurnya kota Madinah adalah tanda terjadinya peperangan besar (Al-malmah kubra), terjadinya peperangan besar adalah tanda dari pembukaan kota Konstantinopel, & pembukaan kota Konstantinopel adalah tanda keluarnya Dajjal. Kemudian beliau menepuk-nepuk paha orang yg beliau ceritakan tentang hadits tersebut, atau dalam riwayat lain, 'pundaknya'. Kemudian bersabda: Semua ini adalah sesuatu yg benar, sebagaimana engkau _-_Mu'adz bin Jabal-_ sekarang berada di sini adalah sesuatu yg benar”. (HR. Abu Daud)_
Ada yang berpendapat bahwa Rum yang dimaksud adalah Rusia. Ada pula ya ng mengatakan Rum adalah Eropa-Amerika. Wallahu a'lam.
Saat ini sikap Rusia adalah sebagai penentang zionis Dajjal namun mereka masih bersekutu dengan Iran. Pada masa Al Mahdi nanti, Rusia akan meninggalkan sekutunya dan berdamai dengan kaum muslim, sedangkan Iran akan bersekutu dengan zionis Dajjal.
“Kamu akan berdamai dengan Rum dalam keadaan aman, kemudian kamu dan mereka akan memerangi satu musuh. Dan kamu akan mendapatkan kemenangan serta harta rampasan perang dengan selamat. Kemudian kamu berangkat sehingga sampai ke sebuah padang rumput yang luas dan berbukit-bukit. Maka seorang laki-laki dari kaum salib mengangkat tanda salib seraya berkata, ‘Salib telah menang’. Maka marahlah seorang laki-laki dari kaum Muslimin kepadanya, lalu ia mendorongnya dan jatuh (meninggal). Pada waktu itu orang-orang Rum berkhianat, dan mereka berkumpul untuk memerangi kamu di bawah 80 bendera, dimana tiap-tiap bendera terdapat 12 ribu tentara.”(HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah)
Sementara itu tentang perdamaian dengan Rum pada masa al-Mahdi dijelaskan oleh Imam Sayuti, Abu Nua’im meriwayatkan dari Abi Umamah Rasulullah bersabda,
Gejolak perang yang terjadi di dunia menimbulkan keprihatinan yang mendalam. Sebagian besar negara yang berkonflik ini adalah negara mayoritas muslim karena permasalahan agama berkepanjangan.
Fitnah dan perebutan kekuasaan terjadi di hampir seluruh belahan dunia. Sebagai tanda makin dekatnya dunia ini dengan kehancuran
Pada akhir zaman, manusia akan mengalami dua perang besar yakni perang al-Malhamah kubra dan perang Armageddon. Dua perang ini akan terjadi beruntun yang puncaknya adalah kemunculan Dajjal.
1. Al-Malhamah Kubra
Pada perang ini pasukan kaum muslim akan melawan kaum Rum. Namun sebelum menakluki Rum kaum muslim akan memerangi jazirah Arab dan Persia. Kejayaan persia pada masa lalu memang tinggal sejarah namun kini berubah nama menjadi Iran.
"Kalian akan perangi jazirah Arab sehingga Allah menangkan kalian atasnya. Kemudian (kalian perangi) Persia sehingga Allah menangkan kalian atasnya. Kemudian kalian perangi Ruum sehingga Allah menangkan kalian atasnya. Kemudian kalian perangi Dajjal sehingga Allah menangkan kalian atasnya.” (HR Muslim)
Al-Malhamah Kubra akan terjadi sebelum pembukaan Kota Konstantinopel (Turki) setelah itu akan keluar Dajjal yang menjadi awal perang kedua yang lebih dasyat.
“Makmurnya Baitul Maqdis adalah tanda kehancuran kota Madinah, hancurnya kota Madinah adalah tanda terjadinya peperangan besar (Al-malmah kubra), terjadinya peperangan besar adalah tanda dari pembukaan kota Konstantinopel, & pembukaan kota Konstantinopel adalah tanda keluarnya Dajjal. Kemudian beliau menepuk-nepuk paha orang yg beliau ceritakan tentang hadits tersebut, atau dalam riwayat lain, 'pundaknya'. Kemudian bersabda: Semua ini adalah sesuatu yg benar, sebagaimana engkau _-_Mu'adz bin Jabal-_ sekarang berada di sini adalah sesuatu yg benar”. (HR. Abu Daud)_
Ada yang berpendapat bahwa Rum yang dimaksud adalah Rusia. Ada pula ya ng mengatakan Rum adalah Eropa-Amerika. Wallahu a'lam.
Saat ini sikap Rusia adalah sebagai penentang zionis Dajjal namun mereka masih bersekutu dengan Iran. Pada masa Al Mahdi nanti, Rusia akan meninggalkan sekutunya dan berdamai dengan kaum muslim, sedangkan Iran akan bersekutu dengan zionis Dajjal.
“Kamu akan berdamai dengan Rum dalam keadaan aman, kemudian kamu dan mereka akan memerangi satu musuh. Dan kamu akan mendapatkan kemenangan serta harta rampasan perang dengan selamat. Kemudian kamu berangkat sehingga sampai ke sebuah padang rumput yang luas dan berbukit-bukit. Maka seorang laki-laki dari kaum salib mengangkat tanda salib seraya berkata, ‘Salib telah menang’. Maka marahlah seorang laki-laki dari kaum Muslimin kepadanya, lalu ia mendorongnya dan jatuh (meninggal). Pada waktu itu orang-orang Rum berkhianat, dan mereka berkumpul untuk memerangi kamu di bawah 80 bendera, dimana tiap-tiap bendera terdapat 12 ribu tentara.”(HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah)
- Ratna Sarumpaet, Operasi Plastik atau Operasi Intelijen?
- Muncul Elemen Muda 212 Menyatakan Penolakan Hasil Ijtima Ulama
- Tengku Zulkarnain: Polri Bukan Alat untuk Gebuk Mahasiswa
- Khutbah Jumat: Cara Orang Mukmin Menghadapi Musibah Gempa
- Waspada Aliran Jamaah Nubuwah, Pemimpinnya Mengaku Rasul Akhir Zaman
- Dugaan Pemurtadan di Lombok, Begini Respon Aa Gym
- Tito Karnavian Disebut Terima Rp 8 Miliar, Ini Jawaban Mabes Polri
- Dulu Bengis, Kini Mudah Menangis: Kisah Hijrah Mantan Preman
- Polda Bali Benarkan Acara Mister dan Miss Gaya Dewata Berbau LGBT
Rezim Suriah Tak Tarik Semua Senjata Berat dari Zona Demilitersiasi Idlib
Jum'at, 12 Oktober 2018 07:38
Foto: Pejuang menarik senjata berat dari zona demiliterisasi Idlib pada Senin lalu
KIBLAT.NET, Idlib – Rusia dikabarkan tak bisa memaksa militer Suriah menarik seluruh senjata berat dari zona demiliterisasi yang disepakatinya dengan Turki. Militer rezim hanya menarik sebagian senjata sementara oposisi telah menarik seluruhnya, sebagaimana pengumuman Turki.
Koran online Al-Araby Al-Jadid, Kamis (11/10), melansir dari sejumlah sumber oposisi yang mengatakan bahwa Rusia belum mampu memaksa rezim menarik seluruh senjata berat dari zona penyangga di Idlib. Hal itu terlihat dari sikap Rusia yang menunda pelaksanaan operasi pembentukan zona itu sehari atau dua hari.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, dalam konferensi pers Rabu lalu mengatakan bahwa pihaknya tidak mengesampingkan penundaan pembentukan zona steril senjata berat di Suriah sehari atau dua hari.
Sumber oposisi mengatakan bahwa militer rezim hanya menarik sebagian senjata berat dalam melaksanaan perjanjian Rusia-Turki itu. Rezim menuding oposisi tidak menarik semua senjata berat untuk pembenaran sikapnya. Sumber itu menegaskan bahwa tuduhan tersebut tidak benar.
Sumber tersebut juga menunjukkan, militer rezim melanggar kesepakatan dengan menembakkan delapan mortar berat ke wilayah oposisi di dekat provinsi Aleppo.
Tak hanya itu, militer rezim meminta pejuang di pinggiran Aleppo meninggalkan lokasi zona demiliterisasi melalui pengeras suara. Tentara Assad juga meminta pejuang menyerahkan senjata. Mereka mengancam menggempur lokasi pejuang jika menolak.
Dalam konteks ini, Koran rezim Suriah Al-Wathan mengatakn bahwa militer memobilisasi pasukan ke front barat Aleppo. Pengerahan pasukan ini untuk persiapan membersihkan wilayah oposisi dan mengamankan kota dari operasi pejuang.
Rusia dan Turki, bulan lalu, menyepakati pembentukan zona demilitersiasi untuk mencegah kampanye militer besar terhadap wilayah oposisi di provinsi Idlib. Zona itu seluas 15 hingga 20 kilometer yang berada di garis kontak oposisi dan rezim.
Sebagian zona ini di sisi wilayah kontrol oposisi dan sebagian di sisi kontrol rezim.
Sumber: Al-Araby Al-Jadid
Redaktur: Sulhi El-Izzi
Redaktur: Sulhi El-Izzi
https://www.kiblat.net/2018/10/12/rezim-suriah-belum-tarik-semua-senjata-berat-dari-zona-demilitersiasi-idlib/
Tiada ulasan:
Catat Ulasan