DOA BUAT ANDA
Bismillahi Rahmanirrahim ... Ya Allah aku memohon dengan keagungan AsmaMu.Muliakanlah sahabatku yang membaca doa ini.Lapangkanlah hatinya, tenteramkan jiwanya, sehatkan fisiknya, sembuhkan penyakitnya.Bahagiakan keluarganya.. jadikan anak anaknya Soleh/solehah.Luaskan rezekinya seluas lautan yang Engkau ciptakan. Lepaskan dia dari hutang piutang.Mudahkanlah segala urusannya Kabulkanlah cita-citanya, dan harapannya Jauhkan dia dari segala penyakit, fitnah, prasangka keji perkataan kasar dan Jauhkanlah dia dari segala musibah, serta terimalah semua amal ibadahnya dan ampunilah segala dosa2nya.* Jadikanlah dia penghuni SyurgaMu* آمين يا الله آمين يا رحمن آمين يا رحيم أَمِيْن يَا رَبَّ العَالَمِينْ. # Saudaraku ... kirimkanlah doa ini seluas2nya ... kerana kita tak tahu dari lisan siapa doa kita ini akan dikabulkan Allah Subhanahu Wa Ta'alla ...
11 Petikan Kata Daripada ‘Kimia Kebahagiaan’ Imam Ghazali
OLEH NATIRAH AZIRA • 17 NOV 2018#1- Cinta Adalah Benih Kebahagiaan
“Cinta adalah benih kebahagiaan, dan cinta kepada Allah ditumbuhkan dan dikembangkan oleh ibadah”
#2- Dua Perkara Penting Buat Manusia
“Sementara manusia berada di dunia ini, ada dua hal yang perlu baginya. Pertama perlindungan dan pemeliharaan jiwanya. Kedua pemeliharaan dan penjagaan jasadnya”
#3- Jiwa Terus Abadi
“Jasad boleh dikatakan sebagai sekadar haiwan tunggangan bagi jiwa dan akan musnah, sementara jiwa terus abadi.”
#4- Perkara Berbahaya Kadang-Kadang Bermula Dari Hal Remeh
“Sifat berbahaya lainnya dari benda-benda duniawi adalah bahawa pada mulanya ia kelihatan sebagai sekadar hal-hal remeh, tetapi hal-hal yang remeh ini masing-masing bercabang tak terhitung banyaknya sampai menelan seluruh waktu dan tenaga manusia.”
#5- Manusia Tidak Diciptakan Secara Main-main
“Ketahuilah bahawa manusia tidak diciptakan secara main-main atau sembarangan. Ia diciptakan dengan sebaik-baiknya dan demi suatu tujuan agung. Meskipun bukan merupakan bahagian yang kekal, ia hidup selamanya, meski jasadnya rapuh dan membumi, ruhnya mulia dan bersifat ketuhanan.”
#6- Pancaindera Ibarat 5 Pintu Terbuka
“Pancaindera bagaikan lima pintu yang terbuka menghadap ke dunia luar, tetapi ajaib dari semuanya ini, hatinya memiliki jendela yang terbuka ke arah dunia roh yang tidak dapat dilihat oleh mata.”
#7- Hati Umpama Cermin
“Setiap manusia, di kedalaman kesedarannya mendengar pertanyaan; “Bukankah aku ini Tuhanmu?” dan menjawab “Ya”. Tetapi ada hati yang menyerupai cermin yang telah sedemikian dikotori oleh karat dan kotoran sehingga tidak lagi memberikan pantulan-pantulan yang jernih.”
#8- Kunci
“Pengetahuan tentang diri adalah kunci pengetahuan tentang Tuhan. Orang yang telah hilang keinginan kepada akan pengetahuan seperti ini adalah bagaikan seorang yang telah kehilangan seleranya terhadap makanan sihat.”
#9- Merenungi Jasad
“Suatu bahagian penting dari pengetahuan kita tentang Tuhan timbul dari kajian dan renungan atas jasad kita sendiri yang menampakkan pada kita kebijaksanaan, kekuasaan, serta cinta Sang Pencipta.”
#10- Jasad Diciptakan Untuk Jiwa
“Jasad diciptakan untuk jiwa, dan jiwa untuk jasad. Jika seorang manusia tidak mengetahui jiwanya sendiri, yang merupakan sesuatu yang paling dekat dengannya, maka apa erti dakwaannya bahawa dia telah mengetahui hal-hal lain.”
#11- Kemampuan Untuk Terus Meraih Kemajuan
“Kebesaran manusia yang sebenarnnya terletak pada kemampuannya untuk terus menerus meraih kemajuan. Jika tidak di dalam ruang yang sementara ini, ia akan menjadi makhluk paling lemah di antara segalanya – dikuasai oleh kelaparan, kehausan, panas, dingin, dan penderitaan.”
Sumber:
Kitab ‘Kimiya Al-Sa’adah’ oleh Imam Ghazali yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia
KEMPEN DAKWAH DIGITAL
Boleh Sumbangkan RM50 Untuk Dakwah?
Bantu kami untuk mengerakkan platform dakwah digital ini dengan menerbitkan konten-konten Islamik yang mampu menyentuh jiwa insan lain agar berubah menjadi lebih baik.
https://tzkrh.com/11-petikan-kata-daripada-kimia-kebahagiaan-imam-ghazali/
Jalan Berliku Hijrah Milenial
Sabtu, 17 November 2018 17:12
Foto: Rel kereta
KIBLAT.NET – Hidayah menuntun seseorang menuju jalan hijrah. Ya, hijrah dari gelimang dosa dan maksiat menuju pengahmbaan dan ketaatan kepada Allah. Tetapi, jalan hijrah ini bukanlah jalan landai yang indah. Di dalamnya penuh tantangan-tantangan yang siap menghadang.
Gelombang hijrah akhir-akhir ini memang menggembirakan. Generasi milenial yang terombang-ambing gemerlap dunia mulai sedikit demi sedikit tersadar akan tujuan dia di dunia ini. Semangat ini patut untuk diapresiasi sekaligus diberi pengarahan bahwa hijrah bukanlah garis finish, namun jalan hijrah ibarat pit stop, yang masih ada pit stop berikutnya.
Dalam meniti jalan hijrah akan ada tantangan-tantangan yang siap mengguncang prinsip dan komitmen diri. Sebagaimana firman Allah
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لا يُفْتَنُونَ
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: ‘Kami Telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi? [al-‘Ankabût/29:2]
Ujian itu pasti akan datang. Tantangan itu pasti ada. Semua itu dihadirkan Allah untuk menguji hamba-Nya yang paling baik amalannya.
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلا
Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya.. (QS.Al-Mulk : 2)
Macam-Macam Tantangan Hijrah
Ada ungkapan Arab yang berbunyi, “Barangsiapa tahu jauhnya perjalanan, maka dia akan mempersiapkan bekal.” Jalan hijrah adalah jalan panjang, memiliki tangga yang bertingkat-tingkat. Dan pada setiap tingkatannya akan selalau hadir godaan yang menyesatkan. Jangan sampai hijrah hanya bergelora di awal saja, ketika diterpa badai cobaan, satu per satu roboh dan tumbang tanpa perlawanan dan pertahanan.
Maka, mengetahui macam-macam tantangan yang mungkin muncul adalah hal yang penting. Sekali lagi, untuk mempersiapkan segala kemungkinan yang terjadi nantinya.
Pertama, Tantangan Internal
Godaan pertama adalah niat dan motivasi hijrah. Apakah hijrah kita karena Allah? Atau hanya sekedar ikut trend. Faktor niat merupakan faktor krusial dalam hijrah. Ketika seorang hijrah karena Allah, maka tugas selanjutnya adalah menjaga kelurusan niat hingga akhir. Namun jika hijrah dimulai tidak karena Allah, maka segerelah untuk merubahnya, karena hijrah tanpa niat yang ikhlas bagikan musafir yang mengisi tempat minumnya dengan pasir, memberatkannya namun tidak memberikan manfaat.
Tentu kita ingat dengan kisah Muhajir Ummu Qais. Dalam al-Mu’jam Al-Kabir, Imam ath-Thabrani meriwayatkan dengan sanad yang bisa dipercaya, bahwa Ibnu Mas’ud berkata: “Di antara kami ada seorang laki-laki yang melamar seorang wanita, bernama Ummu Qais. Namun wanita itu menolak sehingga ia berhijrah ke Madinah. Maka laki-laki itu ikut hijrah dan menikahinya. Karena itu kami memberinya julukan Muhajir Ummu Qais.”
Godaan kedua adalah hawa nafsu. Setiap orang pasti menyimpan memori di dalam kenangannya. Ketika seseorang sedang sibuk menata diri tetiba setan datang menyelipkan kenangan berupa kemaksiatan yang dibalut dengan indah. Maka, hawa nafsu kembali bergelora dan menoleh kembali pada masa lalu yang telah terkubur.
Salah satu penyakit yang sering muncul adalah tindakan mencuri kesempatan untuk bernostalgia dengan masa lalu. Tinggalkan masa lalu, jangan menoleh terlalu lama, jadikan masa lalu sebagai kenangan untuk berubah lebih baik lagi, bukan untuk kembali berkubang di lubang yang sama.
BACA JUGA Serba-Serbi Bendera Rasulullah ﷺ
Godaan ketiga adalah futur. Rasa futur akan menjangkiti jika proses hijrah dan segala aktivitas di dalamnya hanya berlalu seperti rutinitas biasa. Jadikan semua aktivitas lebih bermakna, sering-seringlah bertemu dengan teman seperjuangan untuk menguatkan azzam untuk berhijrah. Proses perubahan yang memakan waktu lama kadang menjemukan, apalagi kesulitan-kesulitan yang dialami di tengah jalan ketika proses hijrah. Maka, futur pun menyelimuti hati dan rasa malas menguasai diri. Ketika itu terjadi,jangan segan-segan untuk berbagi rasa dan cerita dengan teman yang sejalan bukan dengan teman yang mengajak kepada kemaksiatan.
Kedua, Faktor Keluarga
Setiap orang pasti dilahirkan dari latar belakang keluarga yang berbeda. Ada potret keluarga seperti keluarga Lukmanul Hakim. Seorang ayah yang selalu menghasung anaknya untuk bertaqarub dan mengesakan Allah. Tetapi ada juga tipe keluarga seperti keluarga sahabat Mush’ab bin Umair radhiyallahu ‘anhu.
Mush’ab bin Umair adalah pemuda tampan dan menjadi primadona kota Makkah. Terlahir dari keluarga kaya raya dan terpandang. Bahkan Rasulullah bersabda
مَا رَأَيْتُ بِمَكَّةَ أَحَدًا أَحْسَنَ لِمَّةً ، وَلا أَرَقَّ حُلَّةً ، وَلا أَنْعَمَ نِعْمَةً مِنْ مُصْعَبِ بْنِ عُمَيْرٍ
“Aku tidak pernah melihat seorang pun di Mekah yang lebih rapi rambutnya, paling bagus pakaiannya, dan paling banyak diberi kenikmatan selain dari Mush’ab bin Umair.” (HR. Hakim).
Kehidupan yang makmur tidak serta merta membuatnya terbuai. Allah memberikan cahaya di hatinya dan masuk Islam di rumah Al-Arqam. Awalnya ia menyembunyikan keislamannya sebagaimana sahabat yang lain, untuk menghindari intimidasi kafir Quraisy. Dalam keadaan sulit tersebut, ia tetap terus menghadiri majelis Rasulullah untuk menambah pengetahuannya tentang agama yang baru ia peluk. Hingga akhirnya ia menjadi salah seorang sahabat yang paling dalam ilmunya. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutusnya ke Yastrib untuk berdakwah di sana.
Ketika keislamannya terkuak, ia pun kehilangan seluruh fasilitas yang selama ini mengelilinginya. Endingnya adalah sebagaimana yang ditulis Khalid Muhammad Khalid dalam Rijalu Khaula Rasul. Ibu Mush’ab mengusirnya dari rumah.
Dia berkata,”Pergilah sesuka hatimu! Aku bukan ibumu lagi!!!”
Mush’ab menghampiri ibunya seraya berkata,”Wahai ibunda! Saya ingin menyampaikan nasihat padamu dan aku merasa kasihan padamu. Saksikanlah bahwa tiada Ilah selain Allah dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.”
Ibunya menjawab dengan penuh emosi dan kesal,”Demi bintang!!! Sekali-kali aku takkan masuk ke dalam agamamu itu. Otakku bisa jadi rusak dan akalku akan melemah.”
Tantangan keluarga ini mungkin beragam “level”-nya. Ada yang setingkat sahabat Mush’ab dan ada yang sebenarnya sekadar salah paham dari orang tua tentang hijrah itu sendiri. Kuncinya adalah jalin komunikasi yang baik dengan orang tua serta memahamkan mereka akan hakikat hijrah yang sebenarnya. Apapun yang terjadi tetap gigih di jalan hijrah sembari menjaga adab kita kepada orang tua walaupun mereka tidak sejalan dan sepemikiran.
Ketiga, Faktor Lingkungan
Setiap dari kita adalah anggota masyarakat yang heterogen serta majemuk. Maka, suara-suara miring tentang hijrah pastilah ada. Sebagaimana para sahabat pada awal mula dakwah Rasulullah di Makkah, mereka mendapat cemoohan, perilaku kasar, umpatan dan gangguan lainnya.
BACA JUGA Ada Agenda Parade Tauhid dalam Reuni 212 Jilid 2
Pun ketika seseorang berhijrah, akan ada suara-suara sumbang yang menyerang. Maka, tugas kita adalah tetap memegang prinsip walaupun bongkahan karang menghadang. Sembari berdakwah kepada mereka tentang ulumuddien dan memperlihatkan akhlaqul karimah sebagaimana Rasulullah berdakwah dengan kemuliaan akhlaknya.
Jadi, bisa dibilang, jika seseorang berniat untuk berhijrah, maka harus siap juga menerima segala hal yang akan muncul di masyarakat. Keteguhan para sahabat hendaknya membuat kita kuat dalam pendirian. Tantangan yang menimpa kita tidaklah seberat dengan apa yang mereka alami. Maka, harusnya kita lebih tangguh mempertahankan tekad untuk berhijrah.
Keempat, Makar Musuh Islam
Dalam era digital ini arus informasi menggelinding bebas di media sosial. Propaganda demi propaganda berkeliaran dan dikonsumsi siapa saja. Maka, dalam mencerna sebuah informasi tidak boleh serampangan dan asal percaya.
Banyak orang di luar sana yang tidak suka dengan Islam dan berusaha memadamkan cahaya Allah. Berita dan informasi dipolitisir demi keuntungan dan menjauhkan orang dari pengetahuan yang sebenarnya tentang Islam. Contohnya penyematan kata radikal pada Islam seolah ingin mengkotak-kotakan kaum muslimin dan menggoyahkan para “muhajir”.
Tidak heran jika musuh-musuh Islam menggelontorkan dana yang tidak sedikit soal perang informasi ini. Secara sengaja mereka ingin membuat kaum Muslimin memiliki pemahaman Islam versi mereka. Tidak perlu membuat mereka murtad, cukup membuat umat Islam berpaham seperti yang mereka kehendaki. Jadi, umat Muhammad ingin dibuat mudah terombang ambing dengan informasi dan yang paling penting jauh dari agamanya sendiri.
Sebenarnya ini bukan tantangan yang menyerang orang yang berhijrah saja, tetapi lebih umum kepada seluruh umat Islam di mana pun berada. Sebab firman Allah jelas di dalam Al-Quran
وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 120)
Mungkin masih banyak tantangan yang akan muncul di dunia nyata. Apa yang dihadirkan di sini hanyalah sebagian kecil dari apa yang terjadi sebenarnya nanti. Yang paling penting adalah teruntuk para “muhajir”, perjalanan hijrah bukanlah perjalanan singkat seperti berganti baju dan penampilan semata. Akan ada banyak tantangan yang akan datang dan harus siap pasang badang untuk menghadapinya. Entah itu tantangan dari diri sendiri, keluarga, sosial masyarakat atau tantangan yang bersifat global. Wallahu a’lam bi shawab.
Penulis: Dhani El_Ashim
Editor: Arju
Editor: Arju
Sumber
- Rijal Khaula Rasul, Khalid Muhammad Khalid.
- Rakhiqul Mahtum, Shafiyaruhhman Mubarakfurry
https://www.kiblat.net/2018/11/17/jalan-berliku-hijrah-milenial/
BERITA TERKAIT
TITIAN
Monday, November 12, 2018
Orang Gila Sokong ICERD – Pakar Perlembagaan.
KUALA LUMPUR 11 Nov. – Mana-mana pihak yang menyokong Konvensyen Antarabangsa Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Kaum (ICERD) diberi amaran supaya tidak sesekali mengaitkannya dengan Perlembagaan Persekutuan dalam perkara-perkara tertentu sahaja, bukan sepenuhnya.
Pakar Perlembagaan Persekutuan, Tan Sri Abdul Aziz Abdul Rahman berkata, tindakan menggunakan hujah kesamarataan bagi meratifikasi konvensyen antarabangsa itu merupakan alasan paling tidak munasabah kerana perkara sama turut disentuh dalam Perkara 8 (2) Perlembagaan Persekutuan.
“Mereka yang sokong ratifikasi ICERD ini orang gila! Ini konvensyen antarabangsa dan tidak semua perkara yang berlaku di negara lain boleh diamalkan di sini (Malaysia).
“Kita tak perlu terima konvensyen ini, malah tiada sebab untuk berbuat demikian sebab dalam Perkara 8 (2) Perlembagaan Persekutuan turut menyentuh isu kesamarataan. Janganlah baca Perlembagaan negara itu Sekerat-sekerat,” katanya ketika dihubungi Utusan Malaysia di sini, hari ini.
Semalam, Majlis Peguam dalam satu kenyataan mempertahankan ICERD dan mahu kerajaan Pakatan Harapan (PH) meratifikasi konvensyen itu segera tanpa melakukan sebarang pengecualian.
Presidennya, George Varughese berkata, ratifikasi ICERD sama sekali tidak melanggar Perkara 153 Perlembagaan Persekutuan seperti yang ditegaskan di dalam Perkara 1(4) yang menurutnya, memperuntukkan bahawa langkah-langkah istimewa (termasuk tindakan afirmatif) adalah dibenarkan.
Jelas Abdul Aziz, sesuatu yang sia-sia jika kerajaan PH meratifikasi ICERD semata-mata tunduk dengan gesaan pihak-pihak berkaitan.
“Isu kesamarataan turut dirangka dalam Perlembagaan Persekutuan malah ia lebih sesuai dengan sejarah kepelbagaian kaum di negara ini, jadi buat apa bersungguh sangat hendak terima ICERD ini?” soalnya.
Sementara itu, Abdul Aziz turut menempelak pihak yang cuba melaungkan istilah kesamarataan bagi menekan kerajaan untuk meratifikasi ICERD.
“Berkaitan dengan kesamarataan ini, adakah semua orang sama? Adakah orang kaya dan miskin semua sama? Semua boleh menerima pendapatan RM10?” soalnya lagi. (Utusan)
http://www.ibnuhasyim.com/2018/11/orang-gila-sokong-icerd-pakar.html
Wednesday, July 19, 2017
Tutup Pekarangan M/Al-Aqsa, Jenayah Kemanusiaan Israel -TPM Turki
ANKARA – Turki kelmarin mengutuk tindakan Israel menutup pekarangan Masjid Al-Aqsa di Baitulmuqaddis selama dua hari susulan satu serangan maut dan menyifatkan penutupan tersebut sebagai jenayah kemanusiaan.
Masjid Al-Aqsa dan Kubah Batu (Dome of Rock) terletak di kawasan yang dinamakan Temple Mount oleh bangsa Yahudi dan dikenali sebagai Haram Al-Sharif oleh orang Arab.
Sebuah bangunan peringatan untuk tapak lokasi peristiwa malam Isra' Miraj... merupakan salah satu bahagian dari Masjidil Aqsa Jerussalem Palestin.
Israel menutup pekarangan Masjid Al-Aqsa pada Jumaat dan Sabtu lalu selepas serangan itu. “Keputusan menutup pekarangan Masjid Al-Aqsa merupakan jenayah kemanusiaan dan jenayah terhadap kebebasan beragama.
“Dari sudut pandangan hak asasi manusia, tindakan ini tidak boleh diterima. Ia sama sekali tidak boleh diterima,” kata Timbalan Perdana Menteri Turki, Numan Kurtulmus pada satu sidang akhbar di Ankara selepas mesyuarat kabinet.
Presiden Recep Tayyip Erdogan yang menyokong rakyat Palestin telah menjernihkan hubungan dengan Israel pada Jun 2016 selepas Ankara dan Tel Aviv bertelagah berikutan tindakan Israel menyerang sebuah kapal bantuan kemanusiaan ke Gaza pada tahun 2010, menyebabkan 10 aktivis maut.
Serangan pada Jumaat lalu pula menyaksikan tiga penyerang berketurunan Arab-Israel melepaskan tembakan ke arah polis Rejim Zionis, menyebabkan dua orang terbunuh sebelum mereka ditembak mati polis. – AFP
Ibnu Hasyim: Tutup Pekarangan M/Al-Aqsa, Jenayah Kemanusiaan Israel -TPM Turki
http://www.ibnuhasyim.com/2017/07/tutup-pekarangan-mal-aqsa-jenayah.html
Relawan Indonesia di Gaza: 'Malam maut' dan 'tak ada jaminan kondisi tetap normal'
Hak atas foto ABDILLAH ONIM
Image caption Abdillah Onim, wartawan dan relawan Indonesia yang tinggal di Gaza sejak 2009.
Relawan Indonesia yang tinggal di Gaza bercerita tentang kondisi saat terjadi saling serang dengan Israel yang digambarkan sebagai "malam maut" dan hidup tanpa jaminan kondisi akan tetap normal.
Aksi balas serangan antara Israel dan kelompok milisi Hamas di Gaza pecah selama dua hari setelah tujuh anggota Hamas dan seorang tentara Israel tewas dalam operasi rahasia Israel Minggu (11/11).
Selama dua hari, Senin (12/11) dan Selasa (13/11) lalu, kelompok-kelompok di Gaza dilaporkan menembakkan lebih 460 roket ke arah Israel dan pasukan Israel mengebom 160 sasaran di Gaza.
"Bagi saya, itu malam mencekam, malam maut, mengapa? Sekitar jam tiga subuh ada sebuah rumah susun warga Gaza enam lantai diserang rudal secara beruntun. Dalam hitungan menit rusun tersebut hancur rata tanah, dan gedung tersebut hanya berjarak sekitar 600 meter dari tempat tinggal saya. Dentuman rudal benar-benar terasa seakan lapisan kuping pecah," cerita Abdillah Onim, tentang insiden saling serang Israel-Hamas, Selasa lalu.
Onim yang telah tinggal di Gaza sejak 2009 mengatakan ia bercerita kepada anak-anaknya dentuman itu hanyalah "kembang api".
"Saya sampaikan bahwa suara itu hanya balon atau kembang api yang pernah mereka dengar di Jakarta saat malam pergantian tahun," kata ayah tiga anak tersebut.
"Saya sebagai warga negara asing tentu panik karena serangan sangat masif dari sana-sini, sampai semalam penuh tidak bisa tidur. Dalam kondisi begini, untuk waspada saja maka semua barang dokumen seperti passport dan lain-lain, saya masukan dalam tas ransel. Jika terjadi sesuatu maka kami harus keluar rumah dengan membawa apa adanya," tambahnya.
Hak atas foto GETTY IMAGES
Image caption Gempuran udara Israel menyasar ke studio stasiun televisi kelompok Hamas, Al-Aqsa.
Tak ada jaminan tetap normal
Seorang relawan Indonesia lain, Reza Abdilla, yang tinggal tak jauh dari lokasi "pejuang Palestina meluncurkan roket" juga merasakan getaran di rumahnya.
"Getaran sangat terasa, debu dan pasir jatuh dari plafon. Daerah rumah saya ini dekat tempat latihan pejuang Gaza, sekitar 100 meter, di depan dan samping, jadi sangat rawan di daerah sini," kata Reza, relawan MER-C badan medis dan kemanusiaan.
Warga Gaza sendiri biasanya diminta untuk tetap di rumah dan tidak berkumpul bila terjadi saling serang seperti ini.
"Jalan agak sepi dan warga disuruh berhati-hati. Tidak ada tempat berlindung lagi. Jadi ya di rumah, pasrah saja, karena kalau ada serangan, terjadinya brutal, tak tentu arah," tambahnya.
Hak atas foto ABDILLAH ONIM
Image caption Onim bersama putra putrinya.
Aksi saling serang mereda pada Rabu (14/11) setelah kabinet Israel memutuskan menerima gencatan senjata guna mengakhiri perang dua hari dengan kelompok-kelompok Palestina di Gaza.
Namun Abdillah Onim menyatakan walaupun kondisi tampak kembali normal, namun "tak ada jaminan kondisi tetap normal karena bisa saja dalam beberapa detik atau beberapa jam kemudian terjadi serangan serentak lagi."
"Tak ada tempat berlindung....tak ada ketakutan di wajah mereka'
Saling serang selama dua hari antara kelompok Palestina dan Israel itu disebutkan sebagai yang paling parah sejak 2014 dan 2012.
Muhammad Husein, relawan Indonesia lain di Gaza, juga pernah mengalami perang terparah sebelumnya.
Husein mengatakan apa yang dia saksikan tak pernah dia lihat di manapun di dunia, yaitu ketahanan warga Palestina.
"Apa yang saya lihat, fenomena yang tak ditemukan di manapun, dengan segala keterbatasan dan kekurangan dan penderitaan yang dihadapi namun warga Palestina berhasil bertahan dalam episode agresi militer besar," kata Husein.
"Perlawanan para pejuang Palestina di Gaza membuat petinggi politik dan militer Israel seperti kebakaran jenggot," tambahnya.
Ia juga mengatakan bila terjadi saling serang, warga Palestina tak memiliki tempat perlindungan.
Hak atas foto GETTY IMAGES
Image caption Bus yang terkena gempuran Israel di Gaza.
"Tidak ada perlindungan bagi mereka (warga Palestina) seperti pemukim Yahudi di Israel kalau pertempuran terjadi. Pemerintah (Israel) membuka bunker untuk warga, tapi di Gaza tidak."
"Semua jadi target serangan udara, serangan darat bahkan laut, tapi saya lihat tak ada ketakutan sama sekali di wajah mereka," tambah Husein.
Hak atas foto MUHAMMAD HUSEIN
Image caption Muhammad Husein mengalami perang pada 2014 dan 2012.
Utusan khusus PBB Nickolay Mladenov mengatakan apa yang terjadi tanggal 12 dan 13 November lalu itu "sangat berbahaya". Pihaknya berupaya mengangkat Gaza lagi dari perang.
Wartawan BBC Tom Bateman yang berada di Israel selatan mengatakan kondisi tenang dalam bulan-bulan terakhir ini merupakan hasil diplomasi yang dilakukan perwira intelijen Mesir dan utusan PBB Nickolay Mladenov.
Ia mengatakan Hamas berupaya untuk melonggarkan blokade yang dilakukan Israel dan Mesir terhadap Gaza di tengah memburuknya perekonomian sementara Israel menginginkan ketenangan di Gaza.
Relawan Indonesia di Gaza: 'Malam maut' dan 'tak ada jaminan kondisi tetap normal' - BBC News Indonesia
https://www.bbc.com/indonesia/dunia-46236966
Berita terkait
Aksi balas serangan Israel-Hamas di Gaza meletup pascaoperasi rahasia
13 November 2018
Gencatan senjata Gaza dicapai, menteri pertahanan Israel justru mundur
14 November 2018
Tentara Israel 'bunuh komandan Hamas' di Jalur Gaza
12 November 2018
Perang Israel-Gaza: Mengapa serangan balas membalas semakin gencar dan korban berjatuhan
13 November 2018
ar media.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan