Sabtu, 21 Mac 2020

Mengetuk pintu kota dari terus berkunci. 9980





Cara Membuat Opor Ayam Aneka Kreasi yang Gurih dan Lezat
editor@merdeka.com (Editor), Merdeka.com - 33 minutes ago
Opor ayam adalah makanan sejenis kari ayam yang berbahan ayam rebus ditambahkan bumbu seperti serai, kencur, dan sebagainya. Berikut cara membuat opor ayam aneka kreasi yang gurih dan lezat.

Kesempatan Mengetuk Pintu Sang Raja
sukarja, Check Porsi Haji App. - 1 hour ago
Kesempatan mengetuk pintu Sang Raja tidaklah terbatas di saat pelaksanaan shalat lima waktu semata. Akan tetapi, Allah Ta’ala memberikan banyak kesempatan sepanjang siang dan malam. Mengetuk Pintu Sang Raja Sahabat ‘Abdullah Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu pernah berujar, مَا دُمْتَ فِي صَلاةٍ فَأَنْتَ تَقْرَعُ بَابَ الْمَلِكِ ، وَمَنْ يَقْرَعْ بَابَ الْمَلِكِ يُفْتَحْ لَهُ “Engkau tengah mengetuk pintu Sang … Continue reading Kesempatan Mengetuk Pintu Sang Raja

Kesempatan Mengetuk Pintu Sang Raja
Kesempatan mengetuk pintu Sang Raja tidaklah terbatas di saat pelaksanaan shalat lima waktu semata. Akan tetapi, Allah Ta’ala memberikan banyak kesempatan sepanjang siang dan malam.

Mengetuk Pintu Sang Raja

Sahabat ‘Abdullah Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu pernah berujar, 

مَا دُمْتَ فِي صَلاةٍ فَأَنْتَ تَقْرَعُ بَابَ الْمَلِكِ ، وَمَنْ يَقْرَعْ بَابَ الْمَلِكِ يُفْتَحْ لَهُ

“Engkau tengah mengetuk pintu Sang Raja di sepanjang shalat. Dan setiap orang yang mengetuknya, niscaya akan dibukakan jalan keluar.” [Shifat ash-Shafwah, 1:156]

Siapakah Raja dimaksud, yang senantiasa kita ketuk pintu-Nya di setiap kali shalat? Tentulah Dia adalah Allah, Rabb semesta alam, yang di Tangan-Nya-lah segala perbendaharaan bumi dan langit berada, begitu pula dengan seluruh perbaikan hati dan keadaan yang dialami hamba.

Kesempatan mengetuk pintu Sang Raja tidaklah terbatas di saat pelaksanaan shalat lima waktu semata. Akan tetapi, Allah Ta’ala memberikan banyak kesempatan sepanjang siang dan malam. Hebatnya lagi, Allah Ta’ala justru bergembira jika para hamba-Nya senantiasa mengetuk pintu-Nya, memanjatkan permohonan dan permintaan kepada-Nya. Hal yang sungguh berbeda jika kita melakukan hal yang sama kepada makhluk. Mereka akan menggerutu dan justru bosan dengan permintaan yang kita lakukan terus-menerus!

Kesempatan kita untuk mengetuk pintu Sang Raja adalah kesempatan yang berharga, namun tidak perlu meminta izin atau membuat janji sebagaimana hal itu harus dilakukan terlebih dahulu jika kita ingin bertemu dengan raja-raja dan orang-orang penting di dunia. Kesempatan yang merupakan nikmat luar biasa seperti yang dikatakan al-Muzani rahimahullah, 

من مثلك يا ابن آدم؟! خلي بينك وبين المحراب والماء ، كلما شئت دخلت على الله عز وجل ليس بينك وبينه ترجمان

“Siapakah yang hidupnya lebih nikmat darimu, wahai anak cucu Adam?! Engkau bisa berkhalwat di dalam mihrab bermodalkan air untuk berwudhu, sehingga setiap kali ingin bertemu dengan Allah, Engkau tinggal masuk ke dalam mihrab dan mengerjakan shalat, dimana Engkau bisa berkomunikasi dengan Allah tanpa adanya penerjemah.” [az-Zuhd, hlm. 246]

Bukan Berarti Solusi akan Otomatis dan Segera Diberikan

Akan tetapi, ketika sahabat Abdullah ibn Mas’ud radhiallahu ‘anhu menyatakan bahwa setiap orang yang mengerjakan shalat tengah mengetuk pintu Allah Ta’ala dan pasti akan menemui solusi atas permasalahan hidup yang dikeluhkannya, hal itu bukan berarti bahwa solusi akan otomatis dan segera diberikan. Terkadang Allah Ta’ala menunda untuk membuka pintu-Nya dan memberikan solusi bagi permasalahan yang dihadapi hamba-Nya karena adanya hikmah yang mendalam. Dengan demikian, ada kebaikan di atas kebaikan yang mungkin tidak akan diperoleh hamba ketika do’a dan permintaannya langsung dikabulkan Allah Ta’ala!

Boleh jadi tertundanya jalan keluar atas permasalahan yang dihadapi hamba melahirkan berbagai ibadah pada diri hamba seperti ikhbaat (merendahkan diri di hadapan Allah) dan inaabah (kembali kepada Allah); merasakan kelezatan tatkala memohon dan bermunajat kepada Allah; dan berbagai ibadah kalbu yang membawa kehidupan bagi hati, yang mungkin tidak pernah terbayang dalam benak hamba sebelumnya. 

Setiap orang yang terus-menerus mengetuk pintu Sang Raja, tentu akan mendapatkan solusi atas permasalahannya. Akan tetapi, apakah hakikat solusi itu? Apakah hanya terkabulnya do’a semata? Sebagaimana yang disabdakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, pengabulan do’a itu hanya salah satu respon atas do’a yang dipanjatkan hamba. Terkadang Allah mencegah musibah agar tidak menimpa hamba, yang bisa jadi lebih buruk dari permasalahan yang tengah dihadapi. Atau Allah menundanya agar balasannya diberikan kelak di hari kiamat. Minimal, dan tentu hal ini bukan berarti sedikit, Allah akan menetapkan pahala atas upayanya mengetuk pintu Sang Raja, pahala yang tentu sangat dibutuhkan karena lebih berharga daripada seisi dunia di kala seluruh hamba membaca lembaran-lembaran catatan amalnya.

Solusi yang lebih besar dari itu semua adalah Allah Ta’ala menjadikan hamba cinta dan larut dalam kesenangan bermunajat, memanjatkan do’a kepada-Nya, dan merasakan kedekatan dengan-Nya. Tidak ada nikmat dunia yang sebanding dengan itu, dan tidak ada musibah yang lebih besar ketika hamba kehilangan setelah mampu merasakannya. Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan,

العبد قد تنزل به النازلة فيكون مقصوده طلب حاجته، وتفريج كرباته، فيسعى في ذلك بالسؤال والتضرع، وإن كان ذلك من العبادة والطاعة، ثم يكون في أول الأمر قصده حصول ذلك المطلوب: من الرزق والنصر والعافية مطلقا، ثم الدعاء والتضرع يفتح له من أبواب الإيمان بالله عز وجل ومعرفته ومحبته، والتنعم بذكره ودعائه، ما يكون هو أحب إليه وأعظم قدرا عنده من تلك الحاجة التي همته. وهذا من رحمة الله بعباده، يسوقهم بالحاجات الدنيوية إلى المقاصد العلية الدينية

“Terkadang hamba mengalami permasalahan, sehingga dia pun bertujuan memanjatkan keperluan dan memohon solusi dari kesulitan. Hal itu mendorongnya untuk meminta dan merendahkan diri di hadapan Allah, yang merupakan salah satu bentuk ibadah dan ketaatan. Pertama kali boleh jadi tujuan hamba itu adalah sekadar memperoleh rizki, pertolongan, dan keselamatan yang diinginkan. Namun, do’a dan perendahan diri membukakan pintu keimanan, makrifat, dan kecintaan kepada Allah; memberi kesempatan kepada dirinya untuk bersenang-senang dengan berdzikir dan berdo’a kepada-Nya, yang semua itu sebenarnya lebih baik baginya dan lebih bernilai daripada keperluan duniawi yang diinginkannya. Inilah salah satu bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya, di mana Dia menggiring hamba untuk memanjatkan kebutuhan dunianya, namun memberikan hasil mulia yang membawa kebaikan pada agama” [Iqtidha ash-Shirath al-Mustaqim, 3: 312-313]

Semoga Allah Ta’ala tidak menghalangi diri kita dari kelezatan bermunajat kepada-Nya dan kenyamanan berdekatan dengan-Nya. 
***
Penulis: Muhammad Nur Ichwan Muslim, ST.
Simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/55228-kesempatan-mengetuk-pintu-sang-raja.html

Sumber: http://porsiwp.eumroh.com/kesempatan-mengetuk-pintu-sang-raja/

6 Resep Masakan Sehat yang Cocok[sesuai] Saat Jalani Work From Home
editor@merdeka.com (Editor), Merdeka.com - 1 hour ago
Supaya anda memiliki ide untuk melakukannya di rumah, berikut ini kami rangkum 6 resep makanan sehat yang cocok saat jalani work from home.

5 Cara Membuat Bakso yang Kenyal dan Lezat, Mudah Dicoba di Rumah
editor@merdeka.com (Editor), Merdeka.com - 2 hours ago
Bakso adalah salah satu makanan favorit orang Indonesia. Bakso adalah makanan yang dibuat dari bahan dasar daging. Bakso biasa disajikan dengan menggunakan kuah yang panas dengan taburan daun bawang yang membuat rasanya semakin sedap. Berikut cara membuat bakso yang kenyal dan lezat yang mudah dicoba di rumah.

Bulughul Maram – Shalat: Tempat yang Dilarang Shalat, Hukum Shalat Menghadap Kubur
Muhammad Abduh Tuasikal, MSc, Rumaysho.Com - 2 hours ago
Mana sajakah tempat yang dilarang shalat dan bagaimana hukum shalat menghadap kubur, shalat di dalam toilet, shalat di tengah jalan, shalat di tempat pemandian, sampai shalat lebih tinggi dari Kabah. Yuk pelajari dari bahasan Bulughul Maram kali ini, moga temukan jawabannya. Posting Bulughul Maram – Shalat: Tempat yang Dilarang Shalat, Hukum Shalat Menghadap Kubur ditampilkan lebih awal di Rumaysho.Com.

Bulughul Maram – Shalat: Shalat Sunnah di Kendaraan
Muhammad Abduh Tuasikal, MSc, Rumaysho.Com - 3 hours ago
Cara Membuat Takoyaki yang Enak dengan Bahan Sederhana
editor@merdeka.com (Editor), Merdeka.com - 2 hours ago
Makanan Jepang di Indonesia telah marak di mana-mana. Mulai dari sushi, takoyaki, ramen, dan katsu.

Jenis-jenis Keju Beserta Kegunaanya, Jangan Sampai Salah agar Makanan Tetap Lezat
editor@merdeka.com (Editor), Merdeka.com - 2 hours ago
Di negara-negara Asia, penggunaan keju sebagai bahan makanan tidak sebesar di benua Eropa. Hal ini salah satunya juga disebabkan karena Eropa menjadi tempat produksi keju terbesar dibanding dengan Asia.

Tata Cara Ibadah Umat Islam Selama Pandemi Virus Corona
editor@merdeka.com (Editor), Merdeka.com - 2 hours ago
Wilayah Kabah dan sekitarnya yang biasanya penuh dengan para jemaah umroh, kini nampak kosong.

9 Manfaat Buah Pepaya Bagi Kesehatan, Baik untuk Pencernaan
editor@merdeka.com (Editor), Merdeka.com - 2 hours ago
Pepaya adalah buah yang tumbuh di daerah beriklim tropis. Selain karena rasanya yang manis dan lezat, ternyata buah pepaya juga memiliki beragam manfaat kesehatan yang membuat buah ini semakin banyak digemari.

Mengapa Aksen [dialeg/loghat bahasa ibunda] 
Seseorang Tidak Akan Bisa Luntur? Ini Penjelasannya!
editor@merdeka.com (Editor), Merdeka.com - 3 hours ago
Akan sulit berbicara 'gue-lo' tapi dengan aksen Jawa.

Mengapa Aksen Seseorang Tidak Akan Bisa Luntur? Ini Penjelasannya!
Sabtu, 21 Maret 2020 05:00 Reporter : Indra Cahya

Merdeka.com - Seringkali kita bertemu dengan seseorang dengan aksen daerah yang sangat tebal. Meski seseorang sudah bertahun-tahun merantau, aksen dari daerah asal tetap sulit untuk dihilangkan.

Bahkan seorang aktor pun kadang-kadang masih memiliki cela jika berperan menggunakan dialek tertentu.

Menghilangkan aksen memang hal yang sulit, bahkan hampir mustahil. Meski otak kita sangat mudah dalam mengenali dan belajar aksen tertentu, hal tersebut sangat sulit ditransfer ke pembicaraan kita. Mengapa? Menurut para ilmuwan, hal tersebut sudah muncul sejak kita masih bayi, dan belum mampu bicara sepatah kata pun.

Dilansir dari Wired, para ilmuwan dari University of Washington selama berpuluh-puluh tahun telah mencari tahu bagaimana otak mempelajari bahasa. Penelitian dilakukan dengan menilai bagaimana bayi dari seluruh dunia merespon suara.

Dalam suatu penelitian yang melibatkan bayi-bayi dari berbagai suku, mereka diperdengarkan suara-suara yang kental dengan nuansa Jepang dan inggris. Pada bayi berusia 6 bulan, mereka merespon suara-suara tersebut dengan setara.

Namun menginjak 10 bulan, bayi mulai tidak mengenal suara yang tidak ada di bahasa ibunya. Seperti bayi Jepang yang tidak menghiraukan huruf "r" dan "l" yang tidak umum di bahasa Jepang, namun umum di bahasa Inggris. Kesulitan untuk mengenali bahasa hang bukan bahasa Ibu memang cepat, namun untuk mempraktikkannya, dari lahir pun sulit.

Kemampuan Berbahasa Akan Menajam

Studi lain dari grup yang berbeda, menyatakan hal yang sebaliknya. Di mana kemampuan untuk belajar bahasa tak akan tiba-tiba menghilang, justru kemampuan ini akan menajam ketika memasuki masa puber.

Setelah meneliti berbagai subjek, sang ilmuwan mendapati bahwa kemampuan seseorang dalam mempelajari bahasa kedua, berhubungan secara langsung dengan usia ketika mempelajarinya.

Kita memulai belajar bahasa dengan melihat sekitar, dan meniru orang tua, dan otak kita seakan-akan membentuk 'perpustakaan' yang membuat kita tetap fasih berbahasa.

Namun ketika kita mendengar bahasa atau dialek yang baru, otak kita menempuh proses yang sama dalam belajar, namun tetap merujuk pada 'perpustakaan' bahasa asli yang kita pelajari.

Oleh karena itu, otak kita tidak menggunakan dialek atau bahasa yang baru, hanya mengambil perkiraan kasar suara yang sudah kita mengerti di otak kita.

Hal ini adalah kinerja alamiah otak kita. Jika tidak dilatih untuk membentuk 'perpustakaan' baru di otak, seseorang bisa tinggal puluhan tahun di negara yang berbahasa asing, tanpa kehilangan aksen sedikit pun. [idc]

Baca juga:
Ahli Sebut Ada Kemungkinan Virus Corona Berasal dari Alam, Ini Penjelasannya
Pertama Kali Dalam Sejarah, 17 Ribu Karyawan NASA Kerja Dari Rumah
Ilmuwan Cari 'Pasien Nol' Covid-19, Kasus Pertama Muncul 17 November 2019
Bill Gates Pernah Prediksi Bahwa Pandemi Adalah Ancaman Umat Manusia
Astronom Temukan Oksigen Molekular di Luar Galaksi Bima Sakti
Misi Peluncuran Robot Mars oleh Eropa dan Rusia Tertunda Hingga 2022
NASA Temukan Asteroid Berkecepatan Tinggi yang Mengarah ke Bumi, Bahaya?

Sumber: https://www.merdeka.com/teknologi/mengapa-aksen-seseorang-susah-hilang.html

Resep Mie Yamin ala Bandung Komplet
editor@merdeka.com (Editor), Merdeka.com - 4 hours ago
Berikut ini resep mie yamin komple ala Bandung yang bisa dicoba.

Inilah Hikmah di Balik Poligami
Saad Saefullah, Islampos - 10 hours ago
Di sisi lain, Allah juga menekankan bahwa mereka yang bisa adil yang boleh berpoligami. The post Inilah Hikmah di Balik Poligami appeared first on Islampos.

Tiada ulasan: