Ahad, 22 Mac 2020

Penderita Penyakit Hati termasuk Pencaci, Pendendam, Pelucah, Penghina, Pembenci, Pelupa, Pengkhianat, Pendengki, Pendusta sudah lupa atau memang tidak peduli tentang ini “Jari telunjuk saya, yang mengakui dalam setiap ibadah bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah, tidak bisa menulis kata-kata dusta, kami tidak menyerah, kami menang atau mati!” 9991


DARI Abu Hurairah Ra, dia berkata: Rasulullah صلى الله عليه وسلم telah bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa kalian, juga tidak kepada harta kalian, akan tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian.”

Dalam melayari kehidupan kita... Jangan kita lupa ramainya orang termasuk ahli keluarga, sanak saudara, sahabat handai dan orang yang tidak kita kenali mendoakan yang baik-baik untuk kita...

Fisik Nabi صلى الله عليه وسلم Seperti Ini Gambarannya? 
by Saad Saefullah
SEORANG lelaki bertanya kepada Albarra bin Azib ra, “Apakah wajah Rasulullah صلى الله عليه وسلم seperti pedang?” (bukankah beliau banyak berperang, apakah wajahnya bengis bak penguasa kejam?), maka menjawablah Albarra bin Azib ra, “Tidak, tapi bahkan wajah beliau bagai Bulan Purnama.”, (kiasan tentang betapa lembutnya wajah beliau yang dipenuhi kasih sayang) (Shahih Bukhari hadits no.3359, hadits serupa Shahih Ibn Hibban hadits no.6287).
Diriwayatkan oleh Jabir bin samurah ra, “wajah beliau saw bagaikan Matahari dan Bulan”(Shahih Muslim hadits no.2344, hadits serupa pada Shahih Ibn Hibban hadits no.6297), demikian pula riwayat Sayyidina Ali.kw, yang mengatakan, “seakan akan Matahari dan Bulan beredar di wajah beliau saw.” (Syamail Imam Tirmidzi), demikian pula diriwayatkan oleh Umar bin khattab ra bahwa “Rasul saw adalah manusia yang bibirnya paling indah”.
Al Imam Alhafidh Syeikh Abdurrahman Addeba mengumpulkan ciri-ciri sang Nabi saw, “Beliau saw itu selalu dipayungi oleh awan dan diikuti oleh kabut tipis, hidung beliau saw lurus dan indah, Bibirnya bagaikan huruf Miim (kiasan bahwa bibir beliau tak terlalu lebar tak pula sempit dan sangat indah), Kedua alisnya bagaikan huruf Nuun, (kiasan bahwa alis beliau itu tebal dan sangat hitam dan bersambung antara kiri dan kanannya)”.
Dari Abi Jahiifah ra, “Para sahabat berebutan mengambil telapak tangan beliau dan mengusapkannya di wajah mereka, ketika kutaruh telapak tangan beliau sawdiwajahku ternyata telapak tangan beliau saw lebih sejuk dari es dan lebih wangi dari misik”(Shahih Bukhari hadits no.3360).
Berkata Anas ra ,”Tak kutemukan sutra atau kain apapun yang lebih lembut dari telapak tangan Rasulullah saw, dan tak kutemukan wewangian yang lebih wangi dari keringat dan tubuh Rasul saw”(Shahih Bukhari hadits no.3368). “Kami tak melihat suatu pemandangan yg lebih menakjubkan bagi kami selain Wajah Nabi saw”. (Shahih Bukhari hadits no.649 dan Muslim hadits no.419)”Ketika perang Uhud wajah Rasul saw terluka dan mengalirkan darah segar, maka putrinya yaitu Sayyidah Fathimah ra mengusap darah tersebut dan Sayyidina Ali kw memegangi beliau saw, namun ketika terlihat darah itu terus mengalir, maka diambillah tikar dan dibakar, maka debunya ditaburkan diluka itu, maka darahpun terhenti”. (Shahih Bukhari hadits no.2753).
Dari anas bin malik ra, “Dan saat itu dirumah hanya aku, ibuku dan bibiku, lalu selepas shalat beliau berdoa untuk kami dengan kebaikan Dunia dan Akhirat, lalu Ibuku berkata, “doakan pelayanmu ini wahai Rasulullah.”(maksudnya Anas ra), maka Rasul saw mendoakanku dan akhir doanya adalah, “Wahai Allah Perbanyak Hartanya dan keturunannya dan berkahilah”(Shahih Muslim hadits no.660).”
Dan beliau saw itu adalah manusia yg terindah wajahnya, dan terindah akhlaknya”(Shahih Bukhari hadits no.3356).” Dan beliau saw itu adalah manusia yang termulia dan manusia yg paling dermawan, dan manusia yang paling beranisaw”(Shahih Bukhari hadits no.5686). Dari Abu Hurairah ra, “Wahai Rasulullah, bila kami memandang wajahmu maka terangkatlah hati kami dalam puncak kekhusyu’an, bila kami berpisah maka kami teringat keduniawan, dan mencium istri kami dan bercanda dengan anak anak kami”(Musnad Ahmad Juz 2 hal.304, hadits no.8030 dan Tafsir Ibn katsir Juz 1 hal.407 dan Juz 4 hal.50).
Wallahu a’lam.. []
Sumber: www.majelisrasulullah.org
Fisik Nabi, Seperti Ini Gambarannya? - Islampos

Meneladani Sifat Utsman bin Affan RA 
by Saad Saefullah
KHALIFAH Utsman RA adalah salah satu sahabat nabi yang menikahi dua putri Nabi Muhammad SAW yakni Ummu Kultsum dan Ruqayyah RA sehingga ia mendapat julukan Dzun Nuurain (orang yang mempunyai dua cahaya).
Ini kisah tentang Utsman RA yang dermawan dengan ikhlas melakukan sedekah dan infak di jalam Allah SWT tanpa mengharap balasan apapun kecuali ridho Allah SWT dan pahala.
Suatu hari kaum muslimin sedang mengalami kesusahan dan kekurangan air untuk diminum. Sumber air yang paling bagus dan jernih pada saat itu hanya sebuah sumur yang dimiliki oleh orang Yahudi. Apabila kaum muslimin yang ingin membeli air itu, maka orang Yahudi menaikkan harganya.
Melihat peristiwa itu, Utsman RA membeli setengah dari sumur itu untuk digunakan kaum muslimin tanpa pungutan biaya sepeser pun. Kesepakatan penggunaannya dibagi dua, sehari untuk si Yahudi dan sehari lagi untuk Utsman yang dipersembahkan untuk kaum muslimin.
Setelah setengah sumur itu dibeli Utsman RA, maka ketika waktunya sumur digunakan untuk si Yahudi, tidak ada lagi yang mau membeli airnya. Sehingga akhirnya orang Yahudi itu menjual saham atas sumurnya kepada Utsman RA dan menghadiahkannya untuk kaum muslimin.
Hal yang ingin dicapai Utsman RA adalah kesejahteraan dan kemakmuran kaum muslimin.
Kisah lain tentang kebaikan Utsman RA adalah ketika kaum muslimin dilanda kekurangan bahan pangan. Siang itu datang kafilah dagangan milik Utman RA yang terdiri dari seribu unta yang masing – masing membawa makanan dan gandum. Melihat hal itu, para pedagang mendatangi Utsman RA untuk melakukan kerjasama.
Ia membujuk Utsman RA untuk bersedia menjual makanan dan gandumnya itu dengan balasan mendapat keuntungan dua dirham setiap sepuluh dirham modal. Namun Utsman RA tidak menyepakatinya. Kemudian para pedagang merayunya lagi dengan keuntungan yang lebih besar yaitu empat kali lipat, dimana empat dirham sebagai ganti dari dua dirham.
Dan Utsman RA tetap menolaknya seraya berkata, “Ada yang menjanjikanku keuntungan yang lebih banyak lagi dari itu.”
Mereka bertanya, “Kami adalah para pedagang dari Madinah , siapa lagi pedagang yang berani menjanjikan keuntungan lebih besar dari kami?”
Utsman RA menjawab, “Allah SWT memberikan keuntungan lebih tinggi dan besar dari kalian. Karena dari setiap satu dirham, dia memberikan untung sepuluh dirham. Sesuai dengan firman – Nya dalam QS. Al – An’aam : 160”
“Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya.”
Dan akhirnya Utsman RA tidak ingin menjual melainkan menginginkan untuk menyedahkannya untuk kaum muslimin.
Bersedekahlah layaknya Utsman RA, karena ia melakukannya dengan niat mengharapkan ridho dari Allah SWT dan rela berkorban untuk kepentingan umat. Sosok pemimpin yang sudah sangat langka dewasa ini. Ia bersedekah bukan untuk ria pada orang lain dan ingin disanjung, namun dengan hati yang ikhlas.
Dan ia tidak merasa takut untuk kehabisan, kehilangan dan rugi telah bersedekah, karena Allah menggantinya lebih dari yang ia sedekahkan. []
Sumber
40 Kisah Pengantar Anak Tidur/Najwa Husein Abdul Aziz/Gema Insani/Depok/2006.
Meneladani Sifat Utsman bin Affan RA - Islampos

Ini 3 Pendapat Ulama tentang Dukhan, Salah Satu Tanda Datangnya Kiamat
by Eneng Susantin
KEDATANGAN hari kiamat merupakan suatu kepastian, bahkan mempercayainya merupakan salah satu dari rukun iman. Namun, tidak ada yang tahu kapan waktunya kiamat akan terjadi. Baik riwayat, nubuah akhir zaman maupun ilmu pengetahuan serta catatan sejarah hanya mengungkapkan beberapa tanda-tanpa yang diprediksi akan muncul sebelum kiamat benar-benar terjadi.
Salah satunya adalah Dukhan, yakni kemunculan asap atau kabut. Keterangan asap sebagai tanda kiamat, Allah sebutkan dalam al-Quran. Allah berfirman:
فَارْتَقِبْ يَوْمَ تَأْتِي السَّمَاءُ بِدُخَانٍ مُبِينٍ. يَغْشَى النَّاسَ هَذَا عَذَابٌ أَلِيمٌ . رَبَّنَا اكْشِفْ عَنَّا الْعَذَابَ إِنَّا مُؤْمِنُونَ
“Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata yang meliputi manusia. Inilah azab yang pedih(Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, lenyapkanlah dari kami azab itu. Sesungguhnya kami akan beriman. (QS. ad-Dukhan: 10–12)
Juga disebutkan dalam hadis dari Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda:

بَادِرُوا بِالأَعْمَالِ سِتًّا طُلُوعَ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا أَوِ الدُّخَانَ أَوِ الدَّجَّالَ أَوِ الدَّابَّةَ أَوْ خَاصَّةَ أَحَدِكُمْ أَوْ أَمْرَ الْعَامَّةِ
bersegeralah untuk melakukan amal soleh sebelum datang 6 hal: matahari terbit dari barat, munculnya dajjal, keluarnya Dabbah (hewan yang bisa bicara), kematian kalian, atau perkara genting yang meluas di masyarakat. (HR. Ahmad 8670, Muslim 7584, dan yang lainnya).
Menurut keteranga dalam riwayat dari Ibnu Mas’ud, Dukhan itu sifatnya menyeluruh, dialami semua manusia. Dan dalam hadis dinyatakan, bahwa Hudzaifah pernah bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang Dukhan. Lalu beliau membaca surat ad-Dukhan di atas, kemudian beliau bersabda:

يملأ ما بين المشرق والمغرب، يمكث أربعين يومًا وليلة، أما المؤمن فيصيبه منه كهيئة الزكمة، وأما الكافر فيكون بمنزلة السكران
Dukhan itu memenuhi timur dan barat. Tinggal selama 40 hari. Untuk orang mukmin, mereka terkena paparan sehingga seperti orang pilek. Sementara orang kafir, seperti orang mabuk. (Tafsir at-Thabari, 25/68)
Adapun pendapat para ulama tentang dukhan itu berbeda-beda. Dikutip dari laman Konsultasi Syariah, berikut ini beberapa pendapat ulama dalam menjabarkan tentang dukhan yang disebutkan dalam ayat Alquran tersebut:

Dukhan sudah terjadi pada masa Nabi

Pendapat pertama menyebut, dukhan yang dimaksud adalah kondisi kelaparan yang dialami masyarakat Quraisy, karena kering yang berkepanjangan. Dan ini terjadi setelah Nabi SAW hijrah ke Madinah. Saking keringnya tanah, hingga debu-debu sangat mudah beterbangan ketika ada angin. Dan orang arab menyebut debu beterbagan dengan Dukhan. Demikian keterangan Ibnu Qutaibah, seperti yang disebutkan Ibnu Ayura dalam tafsirnya. (at-Tahrir wa at-Tanwir, 25/315).
Diantara ulama yang menyatakan bahwa Dukhan adalah kekeringan yang menimpa orang quraisy adalah sahabat Ibnu Mas’ud dan diikuti beberapa ulama salaf.
Masruq, murid Ibn Mas’ud, pernah bercerita, ada seseorang yang bercerita di Kindah, bahwa akan datang Dukhan di hari kiamat, lalu menyambar telinga dan penglihatan orang munafik. Sementara orang mukmin seperti kena pilek. Mendengar ini, kami kaget. Lalu kami mendatangi Ibnu Mas’ud yang ketika itu sedang istirahat. Beliaupun marah dan mengatakan,
“Siapa yang punya ilmu, silahkan bicara. Siapa yang tidak punya ilmu, ucapkan Allahu a’lam.”
Lalu Ibnu Mas’ud menceritakan makna Dukhan:
إِنَّ قُرَيْشًا أَبْطَئُوا عَنِ الإِسْلاَمِ فَدَعَا عَلَيْهِمِ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – فَقَالَ « اللَّهُمَّ أَعِنِّى عَلَيْهِمْ بِسَبْعٍ كَسَبْعِ يُوسُفَ ، فَأَخَذَتْهُمْ سَنَةٌ حَتَّى هَلَكُوا فِيهَا ، وَأَكَلُوا الْمَيْتَةَ وَالْعِظَامَ وَيَرَى الرَّجُلُ مَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ كَهَيْئَةِ الدُّخَانِ
“Ketika orang kafir quraisy tidak mau masuk islam, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendoakan keburukan untuk mereka. Beliau berdoa, “Ya Allah, timpakanlah kekeringan kepada mereka, seperti kekeringan di zaman Yusuf.” Lalu mereka mengalami kekeringan, sampai banyak yang meninggal, lalu mereka makan bangkai, tulang. Sementara orang melihat di antara langit dan bumi (udara) seperti asap.” (HR. Ahmad 4186 dan Bukhari 4774)
Ibnu Mas’ud juga pernah mengatakan:
خَمْسٌ قَدْ مَضَيْنَ اللِّزَامُ وَالرُّومُ وَالْبَطْشَةُ وَالْقَمَرُ وَالدُّخَانُ
“Ada 5 tanda kiamat yang sudah terjadi: peristiwa al-Lizam, peristiwa perang romawi, al-Bathsyah, terbelahnya bulan, dan Dukhan.” (HR. Bukhari 4825).
al-Lizam adalah semua hukuman yang Allah timpakan bagi orang kafir; al-Bathsyah adalah kekalahan orang kafir di perang Badar. Pendapat ini dinilai kuat oleh Ibnu Asyura. Dalam tafsirnya, beliau mengatakan:
والأصح أن هذا الدخان عُني به ما أصاب المشركين من سِنِي القحط بمكة بعد هجرة النبي صلى الله عليه وسلم إلى المدينة
Pendapat yang benar, Dukhan yang dimaksud adalah musim kering yang dialami kaum musyrikin di Mekah, setelah Nabi SAW hijrah ke Madinah. (at-Tahrir wa at-Tanwir, 25/315).

Dukhan hanya muncul di akhir zaman

Menurut pendapat kedua, dukhan hanya akan muncul di akhir zaman dan dapat dilihat oleh semua manusia. Ini pendapat Ali bin Abi Thalib, Ibnu Abbas, Ibnu Umar, dan diikuti mayoritas ulama, termasuk yang dinilai kuat oleh Ibnu Katsir.
Dalam tafsirnya, Ibnu Katsir menyebutkan beberapa riwayat keterangan sahabat. Diantaranya:
Ali bin Abi Thalib mengatakan,
لم تمض آية الدخان بعد، يأخذ المؤمن كهيئة الزكام، وتنفخ الكافر حتى ينفذ
“Dukhan belum terjadi, orang mukmin akan menjadi seperti orang pilek. Lalu asap ini menghembus orang kafir, sampai binasa.” (Tafsir Ibn Katsir, 7/249)
Demikian pula keterangan Ibnu Umar yang mengatakan:
يخرج الدخان، فيأخذ المؤمن كهيئة الزكمة، ويدخل في مسامع الكافر والمنافق، حتى يكون كالرأس الحنيذ
“Akan keluar Dukhan, lalu orang mukmin terkena imbasnya, hingga seperti orang pilek. Lalu asap ini masuk ke telinga orang kafir dan munafik, sehingga kepala mereka seperti kepala hewan panggang.” (Tafsir at-Thabari, 22/17).
Setelah Ibnu Katsir menyebutkan riwayat yang mendukung tentang keberadaan Dukhan di masa mendatang, lalu beliau mengatakan:
وهكذا قول من وافقه من الصحابة والتابعين أجمعين، مع الأحاديث المرفوعة من الصحاح والحسان وغيرهما، التي أوردناها مما فيه مقنع ودلالة ظاهرة على أن الدخان من الآيات المنتظرة، مع أنه ظاهر القرآن
“Demikian pendapat masalah dukhan, dari kalangan sahabat, dan tabiin, disertai hadis marfu’, yang shahih, hasan, maupun yang lainnya, yang kami sebutkan, merupakan dalil yang jelas bahwa Dukhan termasuk tanda kiamat yang masih ditunggu (belum datang), disamping itu sesuai dengan makna teks al-Quran.” (Tafsir Ibn Katsir, 7/249)
Lalu Ibnu Katsir mengomentari pendapat pertama, yang disampaikan Ibnu Mas’ud, bahwa Dukhan yang beliau ceritakan hanya dilihat orang musyrikin saja, dan itu hakekatnya hanyalah khayalan mereka karena kondisi cuaca panas yang sangat parah, yang mereka alami.

Dukhan itu ada 2

Pendapat ketiga mengatakan bahwa dukhan itu ada 2. Ini merupakan gabungan dari pendapat pertama dan pendapat kedua.
Menurut pendapat ini, ada dukhan yang telah terjadi, seperti yang diceritakan Ibnu Mas’ud, dan ada pula yang belum terjadi. Pendapat ketiga ini dipilih an-Nawawi dan dinyatakan al-Qurthubi.
Al-Qurthubi mengatakan:
قال مجاهد : كان ابن مسعود يقول: هما دخانان قد مضى أحدهما ، والذي بقي يملأ ما بين السماء والأرض، ولا يجد المؤمن منه إلا كالزكمة، وأما الكافر فتثقب مسامعه
Mujahid mengatakan, bahwa Ibnu Mas’ud berpendapat, ada dua Dukhan. Salah satu telah terjadi. Sementara yang satunnya, akan memenuhi langit dan bumi. Setiap mukmin mengalami pilek. Sementara orang kafir, telinganya dilubangi. (at-Tadzkirah, hlm. 738)
Nah, demikian lah penjelasan singkat tentang ad-dukhan menurut keterangan para ulama. []
SUMBER: 
KONSULTASI SYARIAH 
https://www.islampos.com/ini-3-pendapat-ulama-tentang-dukhan-salah-satu-tanda-datangnya-kiamat-184787/

Taat Syariat bukti cinta padaNya 
by Sodikin
Oleh: Yuyun Suminah
ISLAM adalah agama yang sempurna. Selain mengatur urusan ibadah, Islam pun mengatur hubungan manusia dengan dirinya sendiri dan mengatur hubugan dengan sesama. Pokoknya lengkap dari bangun tidur sampai mau tidur lagi ada aturannya. Mau masuk kamar mandi saja ada aturannya kaki mana dulu yang harus melangkah. Ribet? Tidak. Justru itulah sempurnanya Islam hal-hal yang sepele saja diatur apa lagi hal yang bertele-tele seperti aturan bernegara, hukum waris, keturunan (Nasab) dan lain-lain.

Ketika aturan hidup kita diatur semua oleh syariat Islam dan menjalankan apa-apa yang dilarang dan diperintahkanNya itu sebagai tanda bukti kalau kita mencintaiNya. Cinta kepada manusia saja perlu bukti tak hanya ucapan belaka tapi perlu tindakan. Apalagi cinta kepadaNya.


Dengan cara apa membuktikan cinta kepadaNya dengan menjalankan apa-apa yang sudah diwajibkannya di antaranya menutup aurat. Ya, menutup aurat merupakan kewajiban bagi semua muslimah tidak pandang dia anak pejabat, orang miskin, orang kaya. Dan dalam kondisi apapun seperti cuaca dingin maupun panas hukumnya tetap wajib.

Jadi kalau ada yang berpendapat hijab itu tidak wajib, itu pasti pendapat salah yang tidak perlu kita jadikan rujukan. Justru ketika seseorang berkata seperti itu dipertanyakan ketaatan kepadaNya. Bentuk perkataan dan perbuatan melanggar syariat yang tak perlu kita tiru.

Menjalankan ketaatan secara menyeluruh dengan tidak hanya mengambil sebagiannya saja berarti cintanya diragukan. Lantas seperti apa bentuk cinta kita kepadaNya:

1Meyakini Allah Maha Segalanya

Mengimani Allah dengan cara menyakini bahwa Allah maha segalanya. Maha melihat dan maha mendengar. Ketika mengimaninya diri kita akan merasa diawasi olehNya di lubang semut sekalipun. Maka akan terbentuklah ketaatan kita diwaktu lapang maupun sempit, diwaktu sendiri maupun ramai.

2AturanNya Membawa Kebaikan

Allah maha tau apa-apa yang dibutuhkan oleh manusia termasuk membuat aturan ini itu, tidak lain semua itu membawa kebaikan tuk manusia. Kenapa seorang wanita diwajibkan menutup aurat karena ada kebaikan yang diperoleh yaitu melindungi dan menjaga kehormatan wanita. Yakinlah setiap aturan yang Allah buat membawa manfaat dan kebaikan. Maka laksanakanlah semua apa yang Allah perintahkan maupun yang dilarangNya. []

3Menuntut Ilmu

Allah tak banyak menuntut hanya ingin hambaNya menjadi manusia yang bertakwa. Bagaimana kita bisa yakin kalau Allah maha segalanya dan aturannya membawa kebaikan kalau kita sendiri tidak mencarinya. Ya. Menuntut ilmu. Dengan menuntut ilmu kita akan banyak tau segala hal termasuk membuktikan cinta kita kepadaNya. Taat syariat dengan cara menuntut ilmu bisa menjadi bukti kalau kita mencintaiNya. Wallahua’lam. []

OPINI adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim OPINI Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari OPINI di luar tanggung jawab redaksi Islampos.
Sumber:
https://www.islampos.com/taat-syariat-bukti-cinta-kepadanya-184655/

Takut Tidak Diberi Rezeki?

Sesulit Itukah untuk Ikhlas?
 
DARI Abu Hurairah Ra, ia berkata: Rasulullah SAW telah bersabda, ”Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa kalian, juga tidak kepada harta kalian, akan tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian.”

Dalam mendefinisikan ikhlas, para ulama berbeda redaksi dalam menggambarkanya. Ada yang berpendapat, ikhlas adalah memurnikan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ada pula yang berpendapat, ikhlas adalah mengesakan Allah dalam beribadah kepada-Nya. Ada pula yang berpendapat, ikhlas adalah pembersihan dari pamrih kepada makhluk.

BACA JUGA: Riya dan Ikhlas

Al ‘Izz bin Abdis Salam berkata: “Ikhlas ialah, seorang mukallaf melaksanakan ketaatan semata-mata karena Allah SWT. Dia tidak berharap pengagungan dan penghormatan manusia, dan tidak pula berharap manfaat dan menolak bahaya.”

Al Harawi mengatakan, “Ikhlas ialah, membersihkan amal dari setiap noda.” 

Yang lain berkata, “Seorang yang ikhlas ialah, seorang yang tidak mencari perhatian di hati manusia dalam rangka memperbaiki hatinya di hadapan Allah, dan tidak suka seandainya manusia sampai memperhatikan amalnya, meskipun hanya seberat biji sawi.” 

Abu ‘Utsman berkata: “Ikhlas ialah, melupakan pandangan makhluk, dengan selalu melihat kepada Khaliq (Allah).”

Abu Hudzaifah Al Mar’asyi berkata: “Ikhlas ialah, kesesuaian perbuatan seorang hamba antara lahir dan batin.”

Abu ‘Ali Fudhail bin ‘Iyadh berkata: “Meninggalkan amal karena manusia adalah riya’. Dan beramal karena manusia adalah syirik. Dan ikhlas ialah, apabila Allah menyelamatkan kamu dari keduanya.”

Ikhlas ialah, menghendaki keridhaan Allah SWT dalam suatu amal, membersihkannya dari segala individu maupun duniawi. Tidak ada yang melatarbelakangi suatu amal, kecuali karena Allah SWT dan demi hari akhirat.

Tidak ada noda yang mencampuri suatu amal, seperti kecenderungan kepada dunia untuk diri sendiri, baik yang tersembunyi maupun yang terang-terangan, karena syahwat, kedudukan, harta benda, ketenaran, agar mendapat tempat di hati orang banyak, mendapat sanjungan tertentu, karena kesombongan yang terselubung, atau karena alasan-alasan lain yang tidak terpuji. Yang intinya bukan karena Allah SWT, tetapi karena sesuatu. 

Landasan niat yang ikhlas adalah memurnikan niat karena Allah SWT semata. Setiap bagian dari perkara duniawi yang sudah mencemari amal kebaikan, sedikit atau banyak, dan apabila hati kita bergantung kepadanya, maka kemurniaan amal itu ternoda dan hilang keikhlasannya.

Karena itu, orang yang jiwanya terkalahkan oleh perkara duniawi, mencari kedudukan dan popularitas, maka tindakan dan perilakunya mengacu pada sifat tersebut, sehingga ibadah yang ia lakukan tidak akan murni, seperti shalat, puasa, menuntut ilmu, berdakwah dan lainnya.

Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin berpendapat, arti ikhlas karena Allah ialah, apabila seseorang melaksanakan ibadah yang tujuannya untuk taqarrub kepada Allah SWT dan mencapai tempat kemuliaan-Nya.

Mewujudkan ikhlas memang bukanlah hal yang mudah. Para ulama yang telah meniti jalan kepada Allah telah menegaskan sulitnya ikhlas dan beratnya mewujudkan ikhlas di dalam hati, kecuali orang yang memang dimudahkan Allah SWT.

Imam Sufyan Ats Tsauri berkata, ”Tidaklah aku mengobati sesuatu yang lebih berat daripada mengobati niatku, sebab ia senantiasa berbolak-balik pada diriku.” 

Karena itu Rasulullah SAW berdo’a: “Ya, Rabb yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku pada agama-Mu.” 

Lalu seorang sahabat berkata, ”Ya Rasulullah, kami beriman kepadamu dan kepada apa yang engkau bawa kepada kami?”

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ”Ya, karena sesungguhnya seluruh hati manusia di antara dua jari tangan Allah, dan Allah membolak-balikan hati sekehendak-Nya. (HR Ahmad dan Tirmidzi)

Yusuf bin Husain Ar Razi berkata, ”Sesuatu yang paling sulit di dunia adalah ikhlas. Aku sudah bersungguh-sungguh untuk menghilangkan riya’ dari hatiku, seolah-olah timbul riya, dengan warna lain.”

Masalah ikhlas merupakan masalah yang sulit, sehingga sedikit sekali perbuatan yang dikatakan murni ikhlas karena Allah SWT. Dan sedikit sekali orang yang memperhatikannya, kecuali orang yang mendapatkan taufiq (pertolongan dan kemudahan) dari Allah SWT.

Adapun orang yang lalai dalam masalah ikhlas ini, ia akan senantiasa melihat pada nilai kebaikan yang pernah dilakukannya, padahal pada hari kiamat kelak, perbuatannya itu justru menjadi keburukan. 

Merekalah yang dimaksudkan oleh firman Allah SWT: “Dan jelaslah bagi mereka adzab dari Allah yang belum pernah mereka perkirakan. Dan jelaslah bagi mereka akibat buruk dari apa yang telah mereka perbuat…” (Az Zumar: 47-48)

“Katakanlah: ”Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya.” Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedang mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. (Al Kahfi: 103-104)


Sulitnya mewujudkan ikhlas karena hati manusia selalu berbolak-balik. Setan selalu menggoda, menghiasi dan memberikan perasaan was-was ke dalam hati manusia, serta adanya dorongan hawa nafsu yang selalu menyuruh berbuat jelek. Karena itu kita diperintahkan berlindung dari godaan setan.

Allah SWT berfirman, yang artinya, “Dan jika kamu ditimpa suatu godaan setan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Al A’raf: 200).

Ikhlas ialah dengan mengenyahkan pertimbangan-pertimbangan pribadi, memotong kerakusan terhadap dunia, mengikis dorongan-dorongan nafsu dan lainnya. Dan bersungguh-sunguh beramal ikhlas karena Allah SWT, akan mendorong seseorang melakukan ibadah karena taat kepada perintah Allah SWT dan Rasul, ingin selamat di dunia-akhirat, dan mengharap ganjaran dari Allah SWT. 
[]
SUMBER: 
ALMANHAJ.OR.ID

5 Keutamaan Sedekah, Mulai dari Hapus Dosa hingga Lipat Gandakan Harta 
SALAH satu sebab orang yang sudah mati ingin kembali lagi ke dunia adalah karena ia berharap bisa bersedekah. Si mayit ingin bisa kembali ke dunia bukan karena agar bisa meraih suatu jabatan, punya harta yang banyak, keturunan yang banyak, atau pengaruh yang luas.

Namun, orang yang sudah mati itu ingin kembali ke dunia walau hanya beberapa menit saja karena satu alasan: agar bisa bersedekah. Seberapa besar keutamaan sedekah sehingga membuat seorang muslim yang sudah wafat minta kepada Allah Swt agar bisa kembali ke dunia.

Memberi bukan hanya sekedar mengasihi, tetapi juga membantu saudara-saudara kita yang tengah membutuhkan bantuan tangan. Seperti yang telah diajarkan oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلم bahwa ada banyak keutamaan bersedekah. Apa saja? 
Sumber: 
Sambut Bulan Ramadhan, Yuk Persiapkan Diri untuk Menjadi Lebih Baik
Hikmah di Balik Corona
Jual Beli yang Dilarang Dalam Islam
Jual beli sepatu di pasar. Muslimah selaku pembeli. Gambar penjual, anak dan ibu.

Oleh: Syifa Nur Azizah
Mahasiswi semester 4 STEI SEBI
nurazizahsyifa01@gmail.com

PADA dasarnya hukum jual beli dalam islam yakni ‘mubah’ atau boleh sampai ada dalil yang melarangnya sebagaimana Q.S Al Baqarah ayat 275 yang berarti ‘Dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba’ .

Hal ini berarti sejatinya segala macam bentuk jual beli diperbolehkan kecuali jual beli yang dilarang karena mengandung kemadaratan.

Berikut beberapa bentuk jual beli yang dilarang dalam islam: 

1. Jual beli terlarang karena objeknya merupakan barang terlarang juga seperti khomr, bangkai, babi, dan berhala sebagaimana Hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim sebagai berikut. 

“Dari Jabir bin Abdillah, beliau mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda di Mekah saat penaklukan kota Mekah, ‘Sesungguhnya, Allah dan Rasul-Nya mengharamkan jual beli khamar, bangkai, babi, dan patung.” Ada yang bertanya, “Wahai Rasulullah, apa pendapatmu mengenai jual beli lemak bangkai, mengingat lemak bangkai itu dipakai untuk menambal perahu, meminyaki kulit, dan dijadikan minyak untuk penerangan?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak boleh! Jual beli lemak bangkai itu haram.” Kemudian, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Semoga Allah melaknat Yahudi. Sesungguhnya, tatkala Allah mengharamkan lemak bangkai, mereka mencairkannya lalu menjual minyak dari lemak bangkai tersebut, kemudian mereka memakan hasil penjualannya’” (HR. Bukhari no. 2236 dan Muslim, no. 4132). 

2. Jual beli dengan Riba yakni seperti ‘bai’ al-inah’ yakni seseorang menjual barang secara tidak tunai kepada seorang pembeli, kemudian ia membelinya lagi dari pembeli tadi secara tunai dengan harga lebih murah. Tujuan dari transaksi ini adalah untuk mengakal-akali supaya mendapat keuntungan dalam transaksi utang piutang.

3. Jual beli Tadlis yang mana Tadlis dapat diartikan tidak menjelaskan sesuatu, menutupinya, dan penipuan. 

Tadlis diklasifikasikan menjadi 4 yakni: 

i) tadlis dalam kuantitas dimana penjual menutupi kuantitas yang sebenarnya. 

ii) tadlis dalam kualitas atau Ghisy dimana penjual menutupi kualitas produk yang sebenarnya. 

iii) tadlis dalam harga atau Ghabn, biasanya terjadi saat suatu barang dijual dengan harga yang lebih tinggi atau sebaliknya yakni lebih rendah dengan memanfaatkan ketidaktahuan lawan baik dari penjual maupun pembeli. 

iv) tadlis dalam waktu semisal seorang penjual berkata bahwa ia akan mengirimkan barangnya besok padahal ia menyadari bahwa ia tidak mampu menyelesaikan barang tersebut besok.

4. Jual beli dengan maisir atau judi seperti jual belu kupon togel dimana uang yang diperoleh dari untung-untungan, spekulasi, dan ramalan atau terkaan dan bukan diperoleh dari bekerja. 

5. Jual beli yang berkaitan dengan hukum syara seperti:

a) jual beli saat azan sebagaimana Firman Allah SWT dalam Qur’an Surat Al-Jumu’ah ayat 2 yakni “Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”

b) jual beli untuk kejahatan sebagaimana Ibnul Qoyim berkata: “Telah jelas dari dalil-dalil syara’ bahwa maksud dari akad jual beli akan menentukan sah atau rusaknya akad tersebut. Maka persenjataan yang dijual seseorang akan bernilai haram atau batil manakala diketahui maksud pembeliaan tersebut adalah untuk membunuh seorang Muslim. Karena hal tesebut berarti telah membantu terwujudnya dosa dan permusuhan. Apabila menjualnya kepada orang yang dikenal bahwa dia adalah Mujahid fi sabilillah maka ini adalah keta’atan dan qurbah. Demikian pula bagi yang menjualnya untuk memerangi kaum muslimin atau memutuskan jalan perjuangan kaum muslimin maka dia telah tolong menolong untuk kemaksiatan.” 

c) Talaqi Rukban atau samsaran dimana menghadang penjual sebelum mereka sampai ketempat jual beli seperti pasar demi menutupi harga pasar dan dapat membeli dengan harga yang lebih murah. 

Berikut sebagian contoh jual beli yang dilarang dalam islam. Dengan ini semoga kita mampu untuk lebih teliti lagi dalam melakukan jual beli demi tidak terjadinya kemadaratan baik kita selaku pembeli maupun penjual. 
[]
Sumber:



Jenis-jenis Hijrah, Apa Saja? 
by Sodikin
Oleh: Tri Widhiastuti
Mahasiswi STEI SEBI Depok
widhiastrii@gmail.com

HIJRAH adalah perpindahan atau migrasi yang dilakukan sesorang dari tempat satu ke tempat yang lainnya, adapula hijrah yang biasanya dilakukan oleh orang muslim dari suatu pebuatan yang kurang baik kepada perbuatan yang terpuji. Artinya ketika seseorang sudah mulai menyadari bahwa yang dia lakukan selama hidupnya adalah kesalahan kemudian bertaubat dan memulai langkah yang baik dan berupaya agar tidak mengulanginya dan terperosok pada lubang sama maka proses itu bisa dikatakan proses hijrah.

Proses hijrah tidak mudah untuk para kaum muslim yang hendak memperbaiki dirinya namun bukan berati tidak bisa untuk dilakukan, karena ketika sang hamba telah berupaya mendekatkan dirinya kepada Allah, maka Allah tidak akan membiarkannya sendirian dalam berjuang memperbaiki diri untuk lebih dekat dengan keridhoanNya. Allah pasti akan memudahkan setiap langkahnya karena sangat banyak godaan untuk menguji dan meningkatkan derajat keimanan dari dirinya, dan tidak jauh dari itu, niat yang paling utama menjadi pondasi awal seseorang berhijrah.


Dalam hadits arbain yang pertama yaitu tentang niat dan adapun asbabul Wurud (latar belakang hadits) 

Imam ath-Thabrani meriwayatkan, dalam al-Mu’jam Al-Kabir, dengan sanad yang bisa dipercaya, bahwa Ibnu Mas’ud berkata: “Di antara kami ada seorang laki-laki yang melamar seorang wanita, bernama Ummu Qais. Namun wanita itu menolak sehingga ia berhijrah ke Madinah. Maka laki-laki itu ikut hijrah dan menikahinya. Karena itu kami memberinya julukan Muhajir Ummu Qais.”

Sa’id Ibnu Manshur meriwayatkan dalam kitab Sunan-nya, dengan sanad sebagaimana syarat Bukhari dan Muslim, bahwa Ibnu Mas’ud berkata: “Siapa yang hijrah untuk mendapatkan kepentingan duniawi maka pahala yang didapat sebagaimana yang didapat oleh laki-laki yang hijrah untuk menikahi wanita yang bernama Ummu Qais, sehingga ia dijuluki Muhajir Ummu Qais.”

Dari kisah di atas dapat kita simpulkan bahwa Allah itu maha adil, maka sangat amatlah rugi jika kita hanya berhijrah tidak untuk Allah dan Rosul dan jangan sampai kita memperbaiki hanya karena orang lain karena jika kita tidak mendapatkan apa yang kita dambakan maka akan rusaklah hijrah yang kita lakukan maka jangan sampai kita menjadi mantan muhajir dan senantiasa kita perbaiki niat kembali hanya untuk Allah SWT. 

Hijrah terbagi menjadi dua, yaitu: Pertama, Hijrah makkaniyah (hijrah tempat)Misalnya seperti pada zaman Rasul yang selalu berpindah-pindah untuk berdakwah dan karena pada zaman dahulu pula kondisi nya selalu tidak kondusif, artinya banyak sekali gangguan-gangguan untuk menghalangi dakwah rosul.

KeduaHijrah ma’nawiyah yaitu dapat diartikan menuju kebaikan atau menuju hal-hal yang disenangi Allah dan menjauhi apa yang dilarang olehNya, hijrah ini terbagi menjadi empat:

I’tiqadiyah. (hijrah keyakinan). Iman mengalami proses naik dan turun, kuat dan lemah. Terkadang Iman bercampur dengan kemusyrikan dan terkadang Iman berada dalam kemurnian. Maka hijrah keyakinan mesti dilakukan bila keyakinan berada di tepi jurang kekufuran dan kemusyrikan.

BACA JUGA: Hijrah karena Cinta? 

Fiqriyah (hijrah pemikiran). Berbagai informasi dan pemikiran dari belahan bumi bisa diperoleh di dunia maya dengan mudah. Maka hijrah fikriyah mesti dilakukan dalam rangka meninggalkan pemikiran-pemikiran yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.

Syu’uriyah (hijrah kesenangan). Misalnya seperti pakaian,style,musik,. Dan pemikiran ketika membeli pakaian hanya karena lucu dan hanya karena untuk kepuasan/hanya atas dasar kesenangan semata tanpa memikirkan manfaat yang lebih. 

Ulukiyah (hijrah tingkah laku). Dahulu orang kafir membenci Rosul bukan karena diri rosul tetapi karena tingkah lakunya Rosul. Dalam kisah Rosul: seorang ibu tua yang selalu membenci Rosul dan bahkan sering meludahi Rosul, kemudian orang itupun mengalami sakit dan akhirnya Rosul pun menjenguk orang itu, akhirnya karena kebaikan hati Rosul orang tersebut masuk agama Islam.

Maka sebagai manusia dengan hati yang mudah berbolak balik ini upaya kita untuk lebih dekat dengan Allah dengan segala niat yang benar adalah senantiasa melakukan hal-hal dengan ikhlas tanpa ada keinginan lain dan semata-mata hanya mengharap ridho dan kasih sayang-Nya. 
[]
OPINI adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim OPINI Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari OPINI di luar tanggung jawab redaksi Islampos.
Jenis-jenis Hijrah, Apa Saja? - Islampos

Kata-Kata Terakhir Umar Mukhtar
by Ari Cahya Pujianto
UMAR Mukhtar, dijuluki oleh Barat sebagai “Lion of the Desert”, Mujahidin Libya, memimpin perjuangan melawan penjajah Italia pada tahun 1920-1930-an. Dia berusia 70 tahun, ketika ia menderita luka parah, dan ditawan oleh penjajah.

Sebuah dialog di pengadilan pada tahun 1931, antara hakim dan Umar Mukhtar.

Hakim: “Apakah Anda melawan negara Italia?”

Umar: “Ya.”

Hakim: “Apakah Anda mendorong orang untuk berperang melawan Italia?”

Umar: “Ya.”

Hakim: “Apakah Anda menyadari hukuman untuk apa yang Anda dapatkan?”

Umar: “Ya.”

Hakim: “Selama berapa tahun Anda melawan Italia?”

Umar: “Sudah selama 20 tahun.”

Hakim: “Apakah Anda menyesal atas apa yang telah Anda lakukan?”

Umar: “Tidak.”

Hakim: “Apakah Anda menyadari bahwa Anda akan dieksekusi?”

Umar: “Ya.”

Bagaimana untuk mengembalikan penglihatan 100% tanpa pembedahan?

Tutup Usia Tanpa Pewaris Tahta, Siapa Sultan Qaboos? - Islampos

Siapa Mursi dan Bagaimana Kisahnya? - Islampos


Berbuka di Rumah bagi Orang yang akan Bepergian, Bolehkah?

Hakim: “Ini merupakan akhir yang suram bagi orang seperti Anda.”

Mendengar kata-kata ini, Umar Mukhtar menjawab: “Sebaliknya, ini adalah cara terbaik untuk mengakhiri hidup saya!”

Hakim kemudian ingin membebaskannya dan mendeportasinya dari negara itu jika ia mau mengajak rekan-rekannya dalam sebuah pernyataan untuk menghentikan perlawanan.

Kemudian Umar Mukhtar mengatakan kata-katanya yang terkenal:

“Jari telunjuk saya, yang mengakui dalam setiap ibadah bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah, tidak bisa menulis kata-kata dusta, kami tidak menyerah, kami menang atau mati!”

Umar Mukhtar menemui akhir hidupnya di tiang gantungan. Innalillahiwainnailaihirojiun. 
[]
https://www.islampos.com/kata-kata-terakhir-umar-mukhtar-180459/

Inilah Potret Keseharian Soeharto yang Jarang Diketahui Publik 
by Sri Ayu
SOEHARTO merupakan presiden kedua Republik Indonesia yang memimpin selama 32 tahun. Indonesia pernah berjaya di masa pemerintahannya. Salah satunya yaitu berhasil melaksanakan Swasembada Pangan pada tahun 1984 setelah sebelumnya Indonesia dilanda krisis ekonomi.


Di balik tugasnya sebagai pemimpin, banyak sekali keseharian Soeharto yang jarang diketahui oleh publik. Berikut ini beberapa foto yang menunjukkan kegiatan Soeharto, baik ketika bertugas sebagai seorang presiden maupun berkegiatan layaknya masyarakat pada umumnya.

1. Soeharto bersama Jenderal Besar Soedirman


Foto: teukuyadin.wordpress.com

2. Pada saat pertama kali mengunjungi Papua pada tahun 1969


Foto: www.brilio.net

3. Saat Soeharto pergi piknik bersama keluarga


Foto: teukuyadin.wordpress.com

4. Soeharto dan Soekarno tampak sedang bersenda-gurau


Foto: index.hu

5. Saat Soekarno membacakan pidatonya terkait Supersemar


Foto: historia.id

6. Soeharto bersama pasukannya


Foto: www.kailipost.com

7. Soeharto bersama anak kecil


Foto: plus.google.com

8. Soeharto bersama nelayan dan teman-temannya


Foto: www.pinterest.com

9. Soeharto dan Soekarno tengah membicarakan sesuatu


Foto: nusantara.news

10. Ketika tengah beristirahat pada saat kunjungannya ke sebuah daerah. Beliau terlihat sangat sederhana


Foto: teukuyadin.wordpress.com

11. Foto keluarga Soeharto pada awal masa kepemimpinannya di Indonesia


Foto: www.brilio.net

12. Foto yang diambil beberapa hari sebelum peristiwa G30S/PKI


Foto: teukuyadin.wordpress.com

13. Beliau tampak sangat merakyat, bersantai di pinggir jalan


Foto: teukuyadin.wordpress.com

14. Tenis adalah salah satu olahraga yang rutin dilakukannya


Foto: teukuyadin.wordpress.com

Itu dia beberapa potret dari keseharian Presiden Republik Indonesia, Soeharto. Banyak sekali jasa yang telah beliau berikan untuk Negara Indonesia. Presiden Soekarno pernah mengatakan, “jangan sekali-sekali melupakan sejarah” atau disingkat menjadi JAS MERAH. []
Sumber:
https://www.islampos.com/inilah-potret-keseharian-soeharto-yang-jarang-diketahui-publik-111146/


Tiada ulasan: