بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ , الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ , الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ , مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ , إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ , اهْدِنَا الصِّرَاطَ المُسْتَقِيمَ , صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ , غَيْرِ المَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ.
. 006. Nota Buat Pengunjung Blog. . Adab-adab Makan Rasulullah S.A.W..
malaysiaberih.blogspot.
libanglibu.blogspot
Sumber: http://abizakii.wordpress.com/
Rasulullah SAW adalah suri tauladan umat dalam
berbagai aspek kehidupan. Dalam hal kesehatan, ajaran-ajaran beliau sudah banyak
dibuktikan oleh penelitian-penelitian modern akan kebenaran manfaatnya yang
besar. Salah satu ajaran beliau adalah adab-adab makan yang membawa kesehatan
dan keberkahan sepanjang zaman.
Diantara adab-adab makan yang Rasulullah SAW
ajarkan adalah :
1. Tidak mencela makanan
yang tidak disukai.
Abu Hurairah ra. berkata : “Rasulullah SAW tidak pernah sedikit pun mencela makanan. Bila
beliau berselera, beliau memakannya. Dan jika beliau tidak menyukainya, maka
beliau meninggalkannya.” (HR. Bukhari Muslim)
Dari Jabir ra. bahwa Rasulullah SAW pernah
berkata kepada keluarganya (istrinya) tentang lauk pauk. Mereka menjawab :
“Kami hanya punya cuka”. Lalu beliau memintanya dan
makan dengannya, seraya bersabda : “Sebaik-baik lauk pauk ialah cuka (al-khall),
sebaik-baik lauk pauk adalah (yang mengandung) cuka.” (HR.
Muslim)
Penelitian Dr. Masaru Emoto dari Jepang dalam
bukunya ’The True Power of Water’ menemukan bahwa unsur air ternyata hidup. Air
mampu merespon stimulus dari manusia berupa lisan maupun tulisan. Ketika
diucapkan kalimat yang baik atau ditempelkan tulisan dengan kalimat positif,
maka air tersebut akan membentuk struktur kristal yang indah dan bisa memiliki
daya sembuh untuk berbagai penyakit. Sebaliknya, jika diucapkan maupun
ditempelkan kalimat umpatan, celaan atau kalimat negatif lainnya, maka air
tersebut akan membentuk struktur kristal yang jelek dan bisa berpengaruh negatif
terhadap kesehatan.
2. Mencuci tangan
sebelum dan sesudah makan.
Rasulullah SAW bersabda : “Barang siapa yang tertidur sedang di kedua tangannya terdapat
bekas gajih/lemak (karena tidak dicuci) dan ketika bangun pagi ia menderita
suatu penyakit, maka hendaklah dia tidak menyalahkan kecuali dirinya
sendiri.”
3. Membaca Basmalah dan
Hamdalah.
Rasulullah SAW bersabda : “Jika seseorang di antara kamu hendak makan, maka sebutlah nama
Allah SWT. Dan jika ia lupa menyebut nama-Nya pada awalnya, maka bacalah,
’Bismillahi awwalahu wa akhirahu’ (Dengan menyebut nama Allah SWT pada awalnya
dan pada akhirnya).” (HR. Abu Dawud)
Dalam riwayat lain, disebutkan bahwa suatu
ketika Rasulullah SAW tersenyum, beliau menjelaskan ketika seorang Muslim tidak
membaca Basmalah sebelum makan, maka syaitan akan ikut makan dengannya. Namun,
ketika Muslim tersebut teringat dan menyebut nama Allah SWT, maka syaitan pun
langsung memuntahkan makanan yang sudah dimakannya.
Rasulullah SAW juga bersabda : “Sesungguhnya Allah SWT meridhai seorang hamba yang ketika makan
suatu makanan lalu dia mengucapkan Alhamdulillah. Dan apabila dia minum suatu
minuman maka dia pun mengucapkan Alhamdulillah.” (HR. Muslim, Ahmad
dan Tirmidzi)
4. Makan menggunakan
tangan kanan.
Abdullah bin Umar ra. berkata bahwa Rasulullah
SAW bersabda : “Jika salah seorang diantaramu makan,
maka hendaklah ia makan dengan tangan kanannya dan jika ia minum maka hendaklah
minum dengan tangan kanannya. Sebab syaitan itu makan dan minum dengan tangan
kirinya.” (HR. Muslim)
Kedua tangan manusia mengeluarkan tiga macam
enzim, tetapi konsentrasi di tangan kanan lebih banyak daripada tangan kiri.
Enzim tersebut sangat membantu dalam proses pencernaan makanan.
5. Tidak bersandar
ketika makan.
Rasulullah SAW bersabda : “Aku tidak makan dengan posisi bersandar
(muttaki-an).” (HR. Bukhari)
“Muttaki-an” ada yang menafsirkan duduk
bersilang kaki dan ada pula yang menafsirkan bersandar kepada sesuatu, baik itu
bersandar di atas salah satu tangan atau bersandar pada bantal. Ada pula yang
menafsirkan bersandar pada sisi badan.
Rasulullah SAW jika makan, tidak makan dengan
menggunakan alas duduk seperti bantal duduk sebagaimana orang-orang yang ingin
makan banyak dengan menu makanan yang variatif. Rasulullah SAW menjadikan
makannya sebagai ibadah kepada Allah SWT. Karenanya beliau duduk tanpa alas dan
mengambil makanan secukupnya.
6. Memakan makanan yang
terdekat dahulu.
Umar bin Abi Salamah ra. bercerita : “Saat aku
belia, aku pernah berada di kamar Rasulullah SAW dan kedua tanganku seringkali
mengacak-acak piring-piring. Rasulullah SAW bersabda kepadaku, ’Nak, bacalah Bismillah, makanlah dengan tangan kananmu dan
makanlah dari makanan baik yang terdekat.” (HR. Bukhari)
7. Makan ketika lapar
dan berhenti sebelum kenyang.
Dari Mikdam bin Ma’dikarib ra. menyatakan
pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda : “Tiada
memenuhi anak Adam suatu tempat yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah
untuk anak Adam itu beberapa suap yang dapat menegakkan tulang punggungnya. Jika
tidak ada cara lain, maka sepertiga (dari perutnya) untuk makanannya, sepertiga
lagi untuk minuman dan sepertiganya lagi untuk bernafas.” (HR.
Tirmidzi dan Hakim)
8. Menjilat tangan
ketika makan tanpa sendok atau garpu.
Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah SAW
bersabda : “Jika salah seorang diantaramu makan, maka
hendaklah ia menjilati jari-jemarinya, sebab ia tidak mengetahui dari jemari
mana munculnya keberkahan.” (HR. Muslim)
Dalam hadits riwayat Imam Muslim pula, Ka’ab
bin Malik ra. memberikan kesaksian bahwa ia pernah melihat Rasulullah SAW makan
dengan menggunakan tiga jarinya dan beliau menjilatinya selesai makan.
Penemuan kesehatan modern menunjukkan bahwa
ketika kita makan dengan jari dan menjilati jari untuk membersihkannya, maka
jari tersebut mengeluarkan enzim yang sangat membantu bagi kelancaran
pencernaan.
9. Membuang kotoran dari
makanan yang terjatuh lalu memakannya.
Dari Anas bin Malik ra. berkata bahwa
Rasulullah SAW sering makan dengan menjilati ketiga jarinya (Ibu jari, telunjuk
dan jari tengah), seraya bersabda : “Apabila ada
makananmu yang terjatuh, maka buanglah kotorannya dan hendaklah ia memakannya
serta tidak membiarkannya untuk syaitan.” Dan beliau juga
memerintahkan kami untuk menjilati piring seraya bersabda : “Sesungguhnya kamu tidak mengetahui pada makanan yang mana adanya
berkah itu.” (HR. Muslim)
Islam melarang hal-hal yang mubazir, termasuk
dalam hal makanan. Seringkali kita menyaksikan orang yang mengambil makanan
berlebihan sehingga tidak habis dimakan. Makanan yang mubazir itu akhirnya
dibiarkan untuk syaitan, padahal bisa jadi sebenarnya pada makanan tersebut
terdapat keberkahan. Oleh karena itu, ketika mengambil makanan harus berdasarkan
perhitungan bahwa makanan tersebut akan habis dimakan.
10. Makan dan minum
sambil duduk.
Rasulullah SAW suatu ketika melarang seorang
lelaki minum sambil berdiri. Berkata Qatadah : “Bagaimana dengan makan?” Rasul menjawab : “Itu lebih buruk lagi.” (HR. Muslim)
11. Tidak bernafas
ketika minum dan menjauhkan mulut dari tempat minum ketika
bernafas.
Dari Abu Al-Mutsni Al-Jahni ra berkata, aku
pernah berada di rumah Marwan bin Hakam, tiba-tiba datang kepadanya Abu Sa’id
ra. Marwan berkata kepadanya : “Apakah engkau pernah
mendengar Rasulullah SAW melarang bernafas di tempat minum?”. Abu
Sa’id menjawab : “Ya. Ada seseorang pernah berkata kepada Rasulullah SAW,
”Aku tidak kenyang dengan air hanya satu kali nafas.”
Lalu Rasulullah SAW bersabda, “Jauhkanlah
tempat air (gelas) dari mulutmu, lalu bernafaslah!” Orang itu
berkata lagi, “Sesungguhnya aku melihat ada kotoran pada
tempat minum itu”. Lalu Rasulullah SAW bersabda, ”Kalau begitu, tumpahkanlah! (HR. Abu Dawud)
Dan juga dari Ibnu Abbas ra. berkata :
“Rasulullah SAW telah melarang untuk menghirup udara di
dalam gelas (ketika minum) dan meniup di dalamnya.” (HR.
Tirmidzi)
Rasulullah SAW melarang bernafas ketika minum.
Apabila minum sambil bernafas, tubuh kita mengeluarkan CO2 (Karbondioksida),
apabila bercampur dengan H2O (Air) dapat menjadi H2CO3 (Cuka) sehingga
menyebabkan minuman menjadi acidic (Asam). Hal ini boleh terjadi juga ketika
meniup air panas. Makanan dan minuman panas sebaiknya tidak didinginkan dengan
ditiup, tapi cukup dikipas.
12. Tidak berprasangka
buruk jika makan ditemani orang yang berpenyakit.
Dari Jabir ra. bahwa Rasulullah SAW pernah
memegang tangan orang yang majdzum (kusta), beliau meletakkan tangannya pada
piring makan seraya bersabda : “Makanlah, yakinlah
kepada Allah SWT dan bertawakkallah.” (HR. Abu Dawud)
13. Tidak duduk pada
meja yang dihidangkan makanan haram.
Dari Jabir ra. bahwa Rasulullah SAW pernah
bersabda : “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan
hari akhir, maka hendaknya ia tidak duduk pada meja makan yang padanya diedarkan
minuman khamr.” (HR. Imam Tirmidzi)
14. Mendo’akan yang
mengundang makan.
Dari Anas bin Malik ra. bahwa Rasulullah SAW
pernah datang ke Sa’ad bin Ubadah ra. yang menghidangkan roti dan mentega.
Rasulullah SAW memakannya, lalu beliau bersabda : “Telah
berbuka di sisimu orang-orang yang berpuasa. Hidanganmu telah dimakan oleh
orang-orang shalih (baik) dan malaikat pun mendo’akan kebaikan
untukmu.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
15. Menutup tempat makan
dan minum.
Dari Jabir ra. bahwa Rasulullah SAW pernah
bersabda : “Tutuplah tempat makanan dan tempat minuman!”
(HR. Bukhari Muslim)
Menutup tempat makan dan minum sangat
bermanfaat untuk menghindarkan makanan dari polusi udara, kotoran atau zat-zat
berbahaya yang dapat masuk ke dalam makanan atau minuman yang tidak titutupi.
In Syaa Allah bermanfaat.
shared 1001 Sirah Nabi Muhammad's photo. Kedudukan dahi dan hidung ketika Sujud keranaNya, Allah SWT Tuhan Yang Esa. In Syaa Allah Solat kita menjadi lebih sempurna dan In Syaa Allah sama-sama kita beroleh manfaat.
Zulfarizan Zakaria "FABI
AYYI AALA IRABBIKUMA TUKAZZHIBAN" = Nikmat Tuhan Manakah Yang Engkau
Hendak Dustakan?........muhasabah buat diri kite ni belake kerana Allah
S.W.T.....
Perhatian:
Pemaparan tajuk-tajuk, gambar-gambar dan segala bagai, adalah pandangan
dan pendapat peribadi yang lebih menjurus kepada sikap dan sifat untuk
menjadi lebih baik dengan mengamalkan gaya hidup menurut perentah dan
larangan Allah S.W.T., antaranya bersikap dengan tiada prasangka, tidak
bertujuan untuk kebencian, tidak berkeperluan untuk bersubahat dengan
perkara bohong dan tiada kaitan dan berkepentingan dengan mana-mana
individu. Jujur., aku hanyalah hamba Allah S.W.T., yang hina dina.
BERSANGKA BAIK KERANA ALLAH S.W.T..
Tiada ulasan:
Catat Ulasan