Jumaat, 22 November 2013

2493. Mengekang diri dari meyakini teori evolusi itu benar.(Ulangkaji Part 17).


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ  , الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ , الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ,  مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ , إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ , اهْدِنَا الصِّرَاطَ المُسْتَقِيمَ  , صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ , غَيْرِ المَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ.

Assalamualaikum w.b.t/السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

1 . Kekeliruan bahawa Manusia Diciptakan melalui Tahap- Tahap Evolusi.

Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah? Padahal sesungguhnya Dia telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian . ( QS. Nuh, 71: 13-14)

Mereka yang menyokong penciptaan evolusi menafsirkan kata -kata " beberapa tingkatan kejadian " sebagai "melalui tahap-tahap evolusi " . Akan tetapi , menafsirkan kata bahasa Arab atwaran sebagai tahap-tahap evolusi, yang tak lebih daripada sebuah pendapat peribadi, tidak secara umum disepakati oleh semua ulama Islam.

Atwar (suasana , keadaan) merupakan bentuk jamak tawru , dan tidak muncul dalam bentuk itu pada ayat Al Qur'an yang lain . Tafsiran dunia Islam atas ayat ini memperlihatkan fakta tersebut .

Dalam tafsirnya , Muhammad Hamdi Yazir dari Elmali menterjemahkan ayat itu sebagai: " Ia menciptakan tahap demi tahap melalui beberapa keadaan. " Dalam uraiannya , ia melukiskan tahap- tahap ini sebagai " tahap-tahap evolusi " . Akan tetapi , penjelasan ini tidak berkaitan dengan evolusi yang menyatakan bahawa akar manusia terletak di makhluk hidup lainnya . Nyatanya , sesudah itu Yazir segera mengatakan bahawa tahap-tahap tersebut adalah:

Menurut penjelasan yang diberikan Ebus Suud [43] , pertama datang unsur- unsur , lalu zat pemakanan, lalu adunan / campuran, lalu sel mani , lalu segumpal daging, lalu daging dan tulang, dan ini akhirnya dibentuk dengan penciptaan yang sepenuhnya berbeza. "Maka Mahasuci - lah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. " (QS. Al Mu'minuun , 23: 14) Tidakkah Allah , Sang Pencipta yang Maha Perkasa , patut dipuja dan diagungkan ? Tidakkah Dia sanggup terus mengangkatmu lebih jauh dengan bentuk dan penciptaan lain? Atau tidakkah Dia juga boleh menghancurkanmu dan melemparkanmu ke dalam siksaan yang pedih? Mengapa tidak kaupikirkan semua hal ini?

Seperti yang ditunjukkan semua pernyataan di atas, ayat ini menggambarkan bagaimana manusia mencapai rahim ibunya sebagai sebuah sel mani , berkembang sebagai janin dan lalu segumpal daging, dan lalu tumbuh menjadi daging dan tulang sebelum lahir ke dunia sebagai manusia.

Dalam huraian Imam Tabari , Surat Nuh: 14 diterjemahkan sebagai " Padahal sesungguhnya Dia telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian " , dan ini ditafsirkan sebagai bermakna " Engkau kali pertama berbentuk sebutir sel benih, lalu Dia menciptakanmu sebagai segumpal darah, lalu sepotong kecil daging. " [44]

Omer Basuhi Bilmen menterjemahkan ayat itu sebagai " Nyatanya , Dia menciptakanmu melalui aneka tingkatan " , dan meneruskan dengan tafsir berikut:

Dia (menciptakan) mu melalui aneka tingkatan . Engkau pertama kali adalah sebutir benih, lalu setetes darah. Engkau menjadi sepotong daging dan mempunyai tulang, lalu engkau dilahirkan sebagai manusia. Tidakkah semua kejadian dan perubahan, yang bermacam-macam dan patut dijadikan contoh ini, merupakan bukti cemerlang akan kewujudan , kekuasaan, dan keagungan Tuhan Penciptaan ? Mengapa engkau tidak memikirkan penciptaan dirimu sendiri? [45]

Sebagaimana kita lihat di sini, para ulama Al Qur'an Muslim sepakat bahawa tafsiran Surat Nuh: 14 merujuk kepada proses yang terlibat dalam perkembangan manusia dari penyatuan sel mani dan sel telur. Bahawa ayat tersebut harus ditafsirkan dengan cara ini adalah jelas dari azas " menafsirkan ayat Al Qur'an menurut ayat Al Qur'an lainnya ", kerana dalam ayat- ayat lain Allah menjelaskan tahap-tahap penciptaan sebagai apa yang terjadi dalam rahim ibu. Itulah sebabnya, atwaran harus diterjemahkan dengan cara ini. Tidak dibenarkan menggunakan kata itu sebagai sokongan bagi teori evolusi, yang cuba mengaitkan asal- usul manusia dengan jenis makhluk hidup yang lain .

2. Kekeliruan Bahwa Al Qur'an Berisi Isyarat Akan Proses Evolusi.

Bukankah sudah datang atas manusia suatu waktu dari masa , sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut ? (QS. Al Insaan , 76 : 1)

Orang -orang yang sama tersebut juga menggunakan ayat ini sebagai bukti evolusi . Dalam terjemahan yang berdasarkan tafsiran peribadi, ungkapan " saat ia bukan sesuatu yang patut disebutkan" diungkapkan sebagai pernyataan " keadaan -keadaan sebelumnya, saat manusia belum menjadi manusia " . Akan tetapi , kenyataan ini sama jauhnya dari kebenaran dengan kenyataan pertama .

Bahagian berbahasa Arab dari ruas yang digariskan adalah :

Lam yakum shay'am madzkuuraan

lam yakun : ia bukanlah

shay'an : sesuatu

madzkuuraan : yang dibicarakan , disebutkan

Cuba menggunakan ungkapan ini sebagai bukti evolusi adalah benar -benar memaksakan kata -kata. Nyatanya , para ulama Al Qur'an tidak menafsirkan ayat ini sebagai menandakan proses evolusi. Misalnya , Hamdi Yazir dari Elmali membuat huraian berikut:

Awalnya adalah pelbagai anasir dan mineral, lalu pemakanan tumbuhan dan haiwan - " pati tanah" (QS. Al Mu'minuun , 23: 12) diciptakan dari semua itu dalam tahap-tahap . Lalu , sesuatu muncul amat lambat dan beransur-ansur dari sel mani yang disaring dari semua itu. Namun, itu bukan sesuatu yang disebut manusia. Manusia tidak abadi , begitu juga zatnya ; itu muncul kemudian . Manusia ada lama sesudah permulaan masa dan penciptaan alam semesta. [46]

Omer Basuhi Bilmen menjelaskan ayat itu dengan cara ini:

Ayat- ayat ini menyatakan bahawa Allah menciptakan manusia untuk melihat dan mendengar dari setetes air semasa ia belum menjadi , dan Dia telah menetapkan suatu cobaan baginya ... Manusia belum ada pada awalnya, namun diciptakan belakangan sebagai tubuh dibentuk dari air , tanah, dan lempung . Orang itu tidak dikenal saat itu , namanya dan mengapa ia diciptakan tak diketahui oleh penghuni Bumi dan langit. Ia lalu mulai diingatkan bahawa ia mempunyai ruh. [47]

Imam Tabari menjelaskan arti ayat ini sebagai: " Begitu lama masa telah berlalu sejak masa Adam yang di masa itu ia bahkan bukan sesuatu yang mempunyai nilai atau keunggulan apa pun. Ia bukan apa -apa selain tanah liat yang lengket dan digubah. " [48]

Kerana alasan ini , memandang ungkapan waktu dalam ayat ini sebagai tenggang waktu evolusi adalah murni sebuah pendapat peribadi.

3. Kekeliruan bahawa Penciptaan Dari Air Adalah Tanda Penciptaan Evolusi

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur , yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), kerana itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat. (QS. Al Insaan , 76: 2)

Mereka yang membela penciptaan evolusi cuba menunjukkan , pernyataan- pernyataan dalam banyak ayat bahawa manusia diciptakan dari air adalah bukti semua makhluk hidup muncul dari air.

Akan tetapi , ayat- ayat itu selalu ditafsirkan oleh para ulama dan pengulas Al Qur'an sebagai merujuk kepada penciptaan dari bersatunya sel mani dan telur. Misalnya , Muhammad Hamdi Yazir dari Elmali menghuraikan ayat di atas sebagai berikut:

... Ia diciptakan dari nutfah berbentuk air. Nutfah adalah air murni. Ia juga bermakna air mani. Nutfah dan air mani menurut kebiasaan mempunyai arti yang sama. Namun , di akhir Surat Al Qiyaamah, dikatakan " nutfah dalam mani yang ditumpahkan " (QS. Al Qiyaamah, 75: 37) , jadi , menyatakan bahawa nutfah itu sebahagian daripada air mani tersebut . Sebagaimana dikhabarkan dalam Sahih al- Muslim, " Anak tidak berasal dari seluruh cecair itu " . Dan , hadits itu, membahas setiap bahagian kecil dari keseluruhan itu , tidak mengatakan, " Setiap bahagian dari suatu cecair " , melainkan lebih membicarakan satu bahagian daripada " keseluruhan cecair itu " , dan bahawa seorang anak tidak berasal dari keseluruhan cecair , namun hanya dari satu bahagian . Nutfah hanyalah satu bahagian murni dari air mani. [49]

Ibnu Tabari menafsirkannya sebagai bermakna , " Kami telah menciptakan keturunan Adam dari percampuran cecair - cecair persenyawaan lelaki dan perempuan. " [50]

Omer Basuhi Bilmen menjelaskannya dalam cara ini :

... ( Kami menciptakan manusia dari setetes nutfah yang tercampur . ) Kami membentuknya dari cecair lelaki dan perempuan yang tercampur . Ya ... Manusia adalah, selama suatu tenggang waktu , sebuah nutfah , dengan kata lain, air yang amat jernih dan murni, dan lalu selama tenggang waktu tertentu, sebuah 'alaq , dengan kata lain, segumpal darah, dan lalu sebuah mudgha , dengan kata lain , segumpal daging. Kemudian , tulang - tulang terbentuk dan dibungkus daging, dan menjadi hidup ... [51]

Seperti kita lihat dari penjelasan - penjelasan ini, tidak ada kaitan antara penciptaan manusia dari "setetes nutfah yang tercampur " dengan kenyataan teori evolusi bahawa manusia muncul secara beransur-ansur dari sebuah sel tunggal yang berkembang tanpa sengaja dalam air. Sebagaimana dikatakan semua pakar Al Qur'an termasyhur, ayat ini menarik perhatian kita kepada fakta penciptaan di dalam rahim ibu.

Jika kita mencermati sebuah ayat lain, tempat dibahas tahap-tahap penciptaan manusia, kekeliruan dasar dalam pelbagai huraian ini terungkap dengan jelas :

Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur) maka (ketahuilah) , sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna , agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim , apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan , kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian ( dengan beransur-ansur ) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatu pun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya , hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh- tumbuhan yang indah. (QS. Al Hajj, 22: 5 )

Dalam ayat ini , tahap-tahap penciptaan manusia dijabarkan . Debu atau tanah, yakni , zat -zat organik dan bukan organik , yang ditemui dalam bentuk dasarnya di permukaan dan di dalam bumi , adalah bahan mentah yang merangkumi pelbagai mineral dan anasir dasar dalam tubuh manusia. Tahap kedua adalah penyatuan zat- zat ini dalam air mani , yang dijelaskan Al Qur'an sebagai setetes nutfah yang tercampur . Titisan ini mengandungi sel mani yang mempunyai maklumat dan susunan genetik yang diperlukan untuk menyuburkan telur dalam rahim ibu. Ringkasnya, bahan mentah manusia adalah (tanah / debu ) bumi , yang saripatinya dikumpulkan dalam setitik air mani dengan cara yang akan melahirkan manusia. Selepas peringkat air , tahap- tahap perkembangan manusia di dalam rahim ibu dijelaskan dalam Al Qur'an. Di sisi lain , teori evolusi menganggarkan adanya berjuta- juta tahap dugaan / hipotesis (sel pertama, makhluk bersel tunggal, makhluk bersel banyak , haiwan tak bertulang belakang, haiwan bertulang belakang , reptilia , mamalia , primat , dan tahap-tahap yang sama yang tak terhitung banyaknya ) antara timbulnya kehidupan di air sampai ke pembentukan manusia. Akan tetapi , dalam urutan yang disajikan ayat di atas , nyata bahawa tidak ada penjelasan yang demikian, sebab manusia mengambil bentuk 'alaq setelah ia berbentuk setetes air.

Kerana alasan ini , jelaslah bahawa ayat di atas tidak melukiskan tahap-tahap evolusi yang berbeza yang dilalui manusia, melainkan tahap-tahap penciptaan sejak sebelum dan di dalam rahim ibu sampai masa tua.

Ayat- ayat lain yang menyatakan bahawa manusia dan makhluk hidup lainnya diciptakan dari air juga tidak mengandung arti yang dapat dipakai untuk menyokong evolusi . Ayat- ayat berikut ini termasuk di antara ayat yang mengandungi kenyataan semacam itu :

Dan apakah orang -orang yang kafir tidak mengetahui bahawasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman ? (QS. Al Anbiyaa ', 21: 30)

Dan Allah telah menciptakan semua jenis haiwan dari air , maka sebahagian dari haiwan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki -Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. ( QS. An Nuur, 24 : 45)

Ayat- ayat di bawah ini jelas menyatakan bahawa "setetes air " itu adalah air mani :

Dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang- pasangan laki -laki dan perempuan dari air mani, apabila dipancarkan (min nuthfatin idzaa tumnaa ) . Dan bahwasanya Dia - lah yang menetapkan kejadian yang lain ( kebangkitan sesudah mati ) . ( QS. An Najm , 53: 45-47 )

Bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan ke dalam rahim ( nuthfatam mim maniyyiy yumnaa ) ...? (QS. Al Qiyaamah, 75: 37)

Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan ? Dia diciptakan dari air yang terpancar ( khuliqa mim maa - in dafiqin ) , yang keluar dari antara tulang sulbi dan tulang dada. ( QS. Ath Thaariq , 86: 5-7 )

Sebahagian pengulas Al Qur'an ada yang berfikir bahawa " penciptaan makhluk hidup dari air " mengandung arti yang selaras dengan teori evolusi . Akan tetapi , pandangan ini sungguh lemah . Ayat- ayat itu mendedahkan bahawa air adalah bahan mentah bagi makhluk hidup, dengan cara mengatakan bahawa semua makhluk hidup diciptakan darinya. Nyatanya , biologi mutakhir mendedahkan bahawa air merupakan unsur paling mendasar semua makhluk hidup, sebab tubuh manusia kira - kira 70 peratus air. Air membolehkan gerakan dalam sel, antar -sel , dan perkhidmatan ulang- rangkaian. Tanpa air , tidak akan ada kehidupan.

4. Kekeliruan bahawa Penciptaan Itu yang Pertama dari Tanah Lalu dari Air Berarti Penciptaan Evolusi.

Apakah kamu kafir kepada (Tuhan) yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, lalu Dia menjadikan kamu seorang laki -laki yang sempurna? (QS. Al Kahfi, 18: 37)

Imam Tabari menghuraikan ayat ini sebagai berikut:

... Apakah engkau hendak mengingkari Allah yang menciptakan ayahmu Adam dari tanah / debu, lalu menciptakanmu dari cecair lelaki dan perempuan, lalu membungkusmu dalam bentuk manusia? Allah, Dia yang memberimu semua ini dan menjadikan dirimu seperti saat ini, mewujudkanmu untuk membuatmu makhluk hidup lain setelah engkau mati dan kembali ke tanah. [52]

Huraian Omer Nasuhi Bilmen atas ayat yang sama berkata:

Apakah engkau mengingkari Allah Mahaperkasa yang menciptakan Nabi Adam, moyang bangsamu dan musabab penciptaanmu , (dari tanah / debu) , Yang lalu menciptakanmu dan ( membentukmu sebagai lelaki setelah menciptakanmu ) dari nutfah dan air mani , Yang mewujudkanmu sebagai manusia lengkap sebagai hasil tahap-tahap kehidupan yang berbeza? Kerana mengingkari hidup sesudah mati sama dengan mengingkari Allah Mahaperkasa , Yang memberimu kabar bahawa ia akan berlaku dan Yang mempunyai kuasa untuk menjadikan ia berlaku. [53]

Sebagaimana ditunjukkan oleh para pengulas ini , memakai ayat- ayat sejenis itu sebagai bukti proses evolusi tidaklah lebih daripada pendapat peribadi murni, sebab dengan cara apa pun ayat- ayat itu tidak membawa makna yang dilekatkan kaum evolusionis padanya. Ungkapan penciptaan dari tanah / debu melukiskan penciptaan Nabi Adam, dan penciptaan dari air merujuk kepada pertumbuhan manusia, mulai dari air mani. Diperlihatkan dalam ayat berikut ini bahawa Allah menciptakan manusia langsung dari tanah liat kering. Ayat ini, yang menggambarkan penciptaan Nabi Adam, tidak membicarakan suatu tahap:

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat : "Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering ( yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan) -Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud. " (QS. Al Hijr, 15: 28-29)

Jika kisah Al Qur'an tentang tahap-tahap penciptaan dibaca dengan cermat, sambil mengingat proses - proses yang berurut , akan segera disedari bahawa pandangan evolusi itu adalah tidak benar.

Al Qur'an berisi banyak ayat yang menunjukkan bahawa Nabi Adam AS tidak diciptakan melalui tahap evolusi . Salah satunya berbunyi:

Sesungguhnya misal ( penciptaan ) ' Isa di sisi Allah adalah sama seperti ( kejadian) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: " Jadilah! " ( Seorang manusia), maka jadilah dia. (QS. Ali ' Imran, 3 : 59)

Ayat di atas menyatakan bahawa Allah menciptakan Nabi Adam AS dan Isa AS , dengan cara serupa. Sebagaimana telah kami tekankan sebelumnya, Nabi Adam diciptakan tanpa ibu bapa, dari tanah, dengan perintah Allah " Jadilah! " Nabi Isa juga diciptakan tanpa ayah , atas kehendak Allah yang diungkapkan lewat perintah " Jadilah! " Dengan perintah ini, Maryam AS pun mengandung Isa :

Maka ia mengadakan tabir ( yang melindunginya ) dari mereka ; lalu Kami mengutus ruh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna. Maryam berkata: " Sesungguhnya aku berlindung daripadamu kepada Tuhan Yang Maha Pemurah , jika kamu seorang yang bertakwa." Ia ( Jibril ) berkata: " Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu , untuk memberimu seorang anak laki -laki yang suci. " Maryam berkata : "Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki- laki, sedang tidak pernah seorang manusiapun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina ! " Jibril berkata : Demikianlah . Tuhanmu berfirman: " Hal itu adalah mudah bagiKu ; dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan . " ( QS. Maryam , 19: 17-21)

Dalam ayat lain yang merujuk kepada penciptaan dari air dan tanah , bukanlah tahap-tahap evolusi yang dijelaskan, namun tahap-tahap penciptaan manusia sebelum berada dalam rahim , selama di dalamnya , dan sesudah dilahirkan.

Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur) maka (ketahuilah) , sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna , agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim , apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan , kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian ( dengan beransur-ansur ) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatu pun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya , hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh- tumbuhan yang indah. (QS. Al Hajj, 22: 5 )

Dia -lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani , sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian ( kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa ( dewasa), kemudian ( dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. ( Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami (nya). (QS. Al Mu'min , 40: 67)

Dari air mani, apabila dipancarkan . ( QS. An Najm , 53: 46)

5. Kekeliruan Bahwa Manusia Pertama Diciptakan dalam Masa yang Lama .

(Ingatlah ) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Sesunguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah" ( QS. Shaad, 38: 71)

Kekeliruan lain dalam penciptaan evolusi berasal dari penafsiran ayat di atas secara salah. Kaum evolusionis menyatakan bahawa ruas kalimat yang digaris - bawahi di atas menunjukkan sebuah penciptaan yang lamban dalam waktu lama. Akan tetapi , bahasa Arab yang asli jelas menegaskan bahawa ini adalah murni pandangan sepihak dan seluruhnya bertentangan :

" Innii khaaliqum basyaram min thiinin " bermaksud " Aku adalah Dia Yang menciptakan seorang manusia dari tanah liat. "

Ayat ini tidak mengatakan apa-apa yang seperti "Aku sedang mencipta " . Nyatanya , ayat ini berterusan , "Apabila Aku telah membentuknya dan meniupkan ruhku kepadanya , tunduk sujudlah kepadanya ! " Jelas dari ayat ini bahawa kata kerja mencipta di sini terjadi dalam sekejap.

Sungguh , tak seorang pun ulama Al Qur'an menterjemahkannya sebagai " Aku sedang mencipta " . Misalnya , uraian Suleyman Ates , seorang ulama Muslim Turki , terbaca:

Tuhanmu berfirman kepada para malaikat "Aku akan menciptakan manusia dari tanah liat. "

Allah mengkhabarkan para malaikat bahawa Dia akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat busuk. Setelah mengolah tanah liat ke bentuk manusia dan meniupkan ruhnya sendiri ke dalamnya, Dia memerintahkan para malaikat agar bersujud di hadapan manusia itu. Mereka semua bersujud. Hanya Setan yang tidak bersujud kepada moyang manusia , sambil berkata bahawa ia yang tercipta dari api adalah lebih baik daripada manusia yang tercipta dari tanah liat.

Imam Tabari menterjemahkan ayat yang sama sebagai , "Aku akan menciptakan manusia dari tanah liat" , dan memberikan huraian ini :

... Allah sekali waktu mengkhabarkan para malaikat, "Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat. Selesai Aku menciptakannya, menetapkan bentuknya, dan meniupkan ruhku ke dalam dirinya , kalian akan bersujud kepadanya. " [54]

Mereka yang membela penciptaan evolusi juga mengutip ayat berikut ini untuk menyokong pendapat bahawa manusia diciptakan melalui sebuah proses :

Yang menciptakan segala sesuatu yang dia ciptakan sebaik -baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah. ( QS. As Sajdah, 32: 7)

Menurut tafsiran mereka , ungkapan yang digariskan merujuk ke suatu proses , dalam hal ini proses evolusi. Namun , ungkapan itu sebenarnya sama sekali tidak merujuk kepada proses semacam itu . Sebagaimana telah kami tekankan sepanjang buku ini , sangat banyak ayat melukiskan dengan terperinci penciptaan oleh Allah dari ketiadaan , dan tak satu pun dari ayat-ayat itu dapat ditafsirkan bermakna penciptaan evolusi . Ayat berikut menekankan bahawa Allah dalam tindak penciptaan yang berterusan.

Atau siapakah yang menciptakan ( manusia dari permulaannya ), kemudian mengulanginya (lagi), dan siapa (pula) yang memberikan rezeki kepadamu dari langit dan bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan ( yang lain)? Katakanlah: "Tunjukkanlah bukti kebenaranmu , jika kamu memang orang- orang yang benar . " ( QS. An Naml, 27: 64)

Dan apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah menciptakan ( manusia) dari permulaannya, kemudian mengulanginya ( kembali). Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (QS. Al Ankabuut, 29 : 19)

Allah menciptakan (manusia) dari permulaan , kemudian mengembalikan ( menghidupkannya ) kembali ; kemudian kepada- Nyalah kamu dikembalikan. ( Surah Ar-Rum 30: 11)

Penciptaan yang berkesinambungan oleh Allah, atas setiap butiran di alam semesta, tidak membayangkan evolusi . Seperti tafsir sejenis lain , tafsir yang satu ini sangat dipaksakan . Lebih lagi , jika Al-Quran dilihat secara menyeluruh, pernyataan serupa akan kelihatan tidak mempunyai asas yang sejati. Omer Nasuhi Bilmen menafsirkan ayat ini sebagai bermaksud " ... Dia menciptakan Nabi Adam dari tanah, " [55] dan Imam Tabari sebagai " Dia memulakan penciptaan Adam dari tanah liat. " [56]

Para penyokong evolusi Muslim mengutip ayat -ayat di bawah ini, khususnya bahagian yang digariskan, untuk menyokong pandangan mereka :

Hai manusia , apakah yang telah memperdayakan kamu ( berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu yang Maha Pemurah Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan ( susunan tubuh) mu seimbang , dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki , Dia menyusun tubuhmu. (QS. Al Infithaar , 82: 6-8 )

Namun , akan memaksakan makna ayat jika berkata bahawa ayat ini merujuk kepada proses evolusi. Nyatanya , Hamdi Yazir dari Elmali menafsirkan ayat ini sebagai berikut:

" Allah menciptakanmu . Jelaslah bahawa penciptaan di sini bermakna mengadakan sebelum menyusun tubuh dan organ- organnya , menetapkan saiz dan bentuk, serta menyatukan bahagian -bahagian. Kita juga diberitahu bahawa kewujudan , pati dari segala nikmat, adalah Rahmat dan Kebaikan Ilahiah yang terpenting.

Dia lalu menyusun tubuh dan organ- organmu . Dikatakan bahawa " Dia menciptakanmu dari tanah / debu, lalu dari setetes mani, dan lalu menyempurnakanmu sebagai laki -laki " (QS. Al Kahfi, 18: 37) dan , sebagaimana dalam banyak ayat lainnya , bahawa manusia itu dibawa ke tahap ruh dapat ditiupkan ke dalam dirinya secara beransur-ansur ; Dia menyusun tubuh, organ- organ, dan kemampuan, serta memberimu keseimbangan dan kawalan. Ada dua tafsiran bebas di sini, satu berasal dari 'adl dan yang lain dari ta'dil . Kerana kedua-duanya bermaksud " menyeimbangkan " dan " mengembalikan ke keadaan wajar " , beberapa tafsiran telah dibuat, yang menyatakan bahawa " penciptaan sesuai dengan urutan " telah dicipta sempurna.

Menurut uraian Muqatil , ungkapan dalam Surat Al Qiyaamah: 4 bahawa " Kami sungguh kuasa menyusun ( ulang) jari- jemarinya , " bermaksud bahawa tubuh manusia berbentuk seimbang dan teratur, sebagaimana kesesuaian dan butiran organ -organ kembar ( misalnya , mata , telinga, tangan , dan kaki ) diketahui dari anatomi ( ilmu urai tubuh) . [57]

Menurut Abu Ali Farisi , ungkapan " Dia menyeimbangkanmu " sebenarnya bermaksud " Dia membentukmu dalam bentuk yang sebagus- bagusnya , dan dengan saiz ini memberimu kemampuan mengerti nalar, gagasan, dan kekuatan, serta memberimu keunggulan atas tumbuhan dan makhluk hidup lain . Dia membawamu ke tahap kematangan yang jauh melebihi makhluk hidup lain di dunia. "Ini selaras dengan arti" Apabila Aku telah menyempurnakan bentuknya dan meniupkan ruhku ke dalam dirinya " (QS. Al Hijr, 15: 29 ) dan" melebihkan mereka jauh di atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan " (QS. Al Israa ', 17: 70). Semua ini adalah nikmat dan kasih sayang dari Allah. [58]

Omer Nasuhi Bilmen menafsirkan ayat itu seperti ini :

Ya . Tuhanmu ( yang menciptakanmu ) memberimu wujud dari ketiadaan ( lalu membentukmu ) , memberimu organ- organ yang bagus dan sempurna ( dan menyeimbangkanmu ) . Dia menyeimbangkan organ- organmu , dengan keindahan yang sedap di mata dan susunan yang alami. [59]

Imam Tabari menyatakan bahawa Surat Al Infithar: 7 merujuk kepada manusia yang diciptakan dalam satu perintah :

Hai manusia, Tuhan yang menciptakanmu membuat penciptaan itu teratur dan menghasilkanmu dalam bentuk yang sihat, teratur, dan benar . (Dengan kata lain, Dia menciptakan manusia lengkap dengan tinggi yang tertentu , saiz yang benar , dan dalam bentuk dan rupa yang terbaik. ) Allah membuatmu dengan kecantikan atau keburukan yang Dia anggap tepat. [60]

Seperti yang dapat dilihat dari ulasan di atas , pernyataan- pernyataannya amat jelas ; semua ayat itu menunjuk ke arah penciptaan lengkap , benar , dan teratur atas manusia pertama. Pernyataan- pernyataan serupa ternyata boleh didapati dalam banyak ayat lain . Misalnya , Surat As Sajdah: 7-9 berkata:

Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik- baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari sari pati air yang hina ( air mani ) . Kemudian dia menyempurnakan dan meniupkan kedalam (tubuh) nya ruh (ciptaan) -Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran , penglihatan dan hati ; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur . ( QS. As Sajdah, 32: 7-9)

Kata " penciptaan " digunakan kali pertama dalam ayat- ayat ini, yang lalu berlanjut dengan mengatakan bahawa Dia menciptakan mata, telinga, dan hati. Jadi , kita diberitahu bahawa semua tahap ini terjadi pada masa yang sama; dengan kata lain , mata , telinga, dan hati manusia pertama diciptakan bersama- sama, dan ia diciptakan dalam sesaat. Salah besar jika mengartikan ayat- ayat ini seakan merujuk kepada evolusi manusia. Nyatanya , para ulama Islam terkemuka semuanya sepakat tentang tafsir ayat ini. Misalnya , Imam Tabari berkata:

... Dia lalu memunculkan manusia sebagai makhluk penuh dalam bentuk yang teratur, kemudian meniupkan jiwanya ke dalam dirinya , dan membuatnya makhluk yang berbicara ... Dia memberi telinga agar engkau mendengar, mata agar engkau melihat, dan hati agar engkau membezakan yang benar dan yang salah, dan engkau wajib bersyukur atas nikmat - nikmat ini ... [61]

Tafsir Omer Nasuhi Bilmen berbunyi: " Tuhan menyusun manusia yang mulai berbentuk , melengkapi tubuhnya sementara masih dalam rahim ibunya, dan membentuknya dengan cara yang selayaknya ( dan lalu meniupkan ruhnya ke dalam tubuhnya) . Dengan kata lain, Dia memberi manusia kehidupan dan memberi inspirasi daya penting dalam jiwanya ... Tuhan memberimu kuasa ( pendengaran ) yang amat berguna itu sehingga , berkat itu semua, engkau dapat mendengar kata -kata yang diucapkan kepadamu , dan mencipta mata dan hatimu agar engkau dapat melihat apa - apa di sekelilingmu dan membezakan antara yang bermanfaat dan yang tidak. Masing- masing hal ini adalah nikmat ilahi yang agung. " [62]

6. Kekeliruan Bahwa Nabi Adam Bukan Manusia Pertama

Pernyataan lain yang diajukan menyangkut penciptaan evolusi adalah Nabi Adam AS mungkin bukan manusia pertama dan bahkan mungkin bukan manusia. ( Kami memohon ampun kepada Nabi Adam AS). Ayat berikut dikemukakan sebagai bukti akan hal ini:

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat : "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan ( khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerosakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dan memuji Engkau dan mensucikan Engkau ? " Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS. Al Baqarah, 2 : 30)

Mereka yang menyokong kenyataan ini berkata bahawa kata kerja bahasa Arab ja'ala dalam ungkapan "Aku akan menciptakan seorang khalifah " bermakna " mengangkat " . Dengan kata lain, mereka berpendapat bahawa Nabi Adam bukanlah manusia pertama, namun ia " diangkat " sebagai khalifah di antara banyak orang. Akan tetapi , dalam Al Qur'an, kata kerja ini mempunyai arti berikut:

Mencipta , mencari , menterjemah , membuat , meletakkan , dan menjadikan

Beberapa contoh ayat Al Qur'an saat ja'ala digunakan adalah:

Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan ( ja'ala ) daripadanya isterinya dan Dia menurunkan untuk kamu lapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak ... ( QS. Az Zumar , 39: 6)

Katakanlah: "Dia- lah yang menciptakan kamu dan memberi kamu ( ja'ala ) pendengaran, penglihatan, dan hati. ( Tetapi ) amat sedikit kamu bersyukur. " (QS. Al Mulk, 67: 23)

Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan ( ja'ala ) matahari sebagai pelita. ( QS. Nuh , 71 : 16)

Dan Allah menjadikan ( ja'ala ) bumi untukmu sebagai hamparan . ( QS. Nuh, 71: 19)

Sebagaimana terlihat pada ayat- ayat di atas, ja'ala mempunyai banyak makna. Lebih lagi , sejumlah ayat menyatakan bahawa Nabi Adam AS diciptakan dari tanah / debu. Ayat- ayat ini menegaskan bahawa Nabi Adam AS bukanlah seorang manusia biasa di antara banyak orang, melainkan bahawa ia mempunyai penciptaan yang khusus dan berbeza.

Al Qur'an mendedahkan fakta penting lain mengenai Nabi Adam AS : pemindahannya dari Taman Syurga. Dikatakan dalam ayat- ayat :

Hai anak Adam , janganlah sekali -kali kamu dapat ditipu oleh Setan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari Surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya ' auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut - pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak boleh melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin - pemimpin bagi orang -orang yang tidak beriman. ( QS. Al-A'raaf , 7: 27)

Dan Kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu syurga ini , dan makanlah makanan- makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang -orang yang zalim." lalu keduanya digelincirkan oleh setan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: " Turunlah kamu! sebahagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan. " (QS. Al Baqarah, 2: 35-36 )

Pernyataan ayat -ayat di atas sungguh -sungguh terang. Allah menciptakan Nabi Adam AS dari tanah / debu. Nabi Adam AS adalah penciptaan khusus yang muncul , pertama kali dari keberadaannya di syurga, dan lalu dari pemindahannya dari syurga. Namun , kaum evolusionis Muslim mengabaikan kebenaran yang nyata ini , dan menegaskan bahawa "syurga " di sini tidak merujuk kepada Syurga di akhirat , namun suatu tempat indah di Bumi , sekalipun Al Qur'an memperincikan ciri syurga yang di dalamnya Nabi Adam AS diciptakan. Misalnya , Syurga berisi para malaikat dan iblis , dan para malaikat berbicara kepada Allah. Salah jika menelurkan tafsir yang dipaksakan , dan mencari bukti evolusi , di saat ayat- ayat tentang masalah ini begitu jelasnya.

Banyak ayat menyatakan bahawa semua orang diturunkan dari Nabi Adam AS. Sebagaimana Al Qur'an katakan:

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka ( seraya berfirman) : "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab : "Betul ( engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi. " (Kami lakukan yang demikian itu) agar di Hari Kiamat kamu tidak mengatakan: " Sesungguhnya kami ( Bani Adam) adalah orang -orang yang lengah terhadap ini ( keesaan Tuhan). " Atau agar kamu tidak mengatakan: " Sesungguhnya orang -orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan yang ( datang ) sesudah mereka. Maka , apakah Engkau akan membinasakan kami kerana perbuatan orang -orang yang sesat dulu? " ( QS. Al-A'raaf , 7: 172-173 )

Nabi Adam AS adalah manusia pertama dan utusan Allah yang pertama. Ayat- ayat begitu tegas dan jelas tentang masalah ini, sehingga tidak diperlukan uraian apa pun. Yang perlu dilakukan orang hanyalah membaca Al Qur'an dengan hati yang tulus dan mendengar hati nurani. Allah akan mendedahkan kebenaran kepada mereka yang membaca ayat- ayatNya dengan niat tersebut .

7. Kekeliruan Bahawa " Para Moyang " yang Disebutkan dalam Al Qur'an Merujuk kepada Nenek Moyang Evolusi.

Perihal lain yang dicuba paparkan oleh kaum evolusionis Muslim sebagai bukti kenyataan mereka adalah ungkapan " para nenek moyang", yang muncul dalam beberapa ayat . Menurut tafsir mereka yang keliru, ungkapan ini merujuk langsung kepada nenek moyang purba manusia. Alasan mereka untuk ini adalah, kata " nenek moyang " muncul berbentuk jamak dalam Al Qur'an. Dua ayat berkaitan berbunyi:

Musa berkata (pula) : "Tuhan kamu dan Tuhan nenek- nenek moyang kamu yang dahulu. " ( QS. Asy Syu'araa ', 26: 26)

Tidak ada tuhan melainkan Dia, Yang menghidupkan dan Yang mematikan. ( Dialah) Tuhanmu dan Tuhan bapak - bapakmu yang terdahulu. ( QS. Ad Dukhaan, 44: 8)

Akan tetapi, ini kenyataan yang dipaksakan kerana penggunaan kata berbentuk jamak itu lumrah dan pasti tidak boleh digunakan sebagai asas bagi tafsir evolusionis.

Ungkapan ini muncul dalam banyak ayat lainnya , di antaranya Surat Al Baqarah: 133. Di sini, " para nenek moyang " tidak merujuk kepada proses evolusi mana pun, namun kepada generasi- generasi yang sebelumnya. Dengan cara yang sama, istilah " para moyang, orang- orang sebelum " di masa lalu merujuk kepada generasi- generasi yang silam. Ungkapan ini tidak mengandungi makna evolusi :

Adakah kamu hadir ketika Ya'qub kedatangan ( tanda- tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak -anaknya: " Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" Mereka menjawab : "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu , Ibrahim, Isma'il dan Ishaq , (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada -Nya. " (QS. Al Baqarah, 2 : 133)

8. Kesalahan Tentang Bentuk Penciptaan Manusia.

Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah dengan sebaik- baiknya, kemudian Dia mengembalikan kamu ke dalam tanah, dan mengeluarkan kamu ( daripadanya pada Hari Kiamat) dengan sebenar- benarnya. ( QS. Nuh, 71: 17-18)

Kaum evolusionis Muslim melihat ayat ini sebagai landasan teramat penting dalam menentukan dasar pandangan mereka. Ungkapan " Allah menumbuhkanmu dari tanah " dibentangkan sebagai bukti evolusi zat anorganik (zat tak hidup). Akan tetapi , sebagaimana dengan terang ditunjukkan dalam tafsir ayat , ungkapan ini menggambarkan penciptaan manusia pertama dari bumi ( tanah). Hamdi Yazir dari Elmali mengajukan tafsir yang senada :

Ada dua segi ayat . Pertama, mengatakan Dia menciptakanmu dari tanah bermakna bahawa Dia menciptakan ayahmu dari tanah, dan memulakan proses penciptaan bangsamu dengan menciptakannya dari tanah. Kedua, Dia menciptakan kalian semua dari tanah, sebab Allah menciptakan kita dari zat, dari tumbuhan , dari bumi / tanah. [63]

Omer Nasuhi Bilmen mengajukan tafsir ini terhadap Surat Nuh 17-18 :

Hai manusia! Lihatlah ini . Allah membuatmu dari tanah bagai tumbuhan. Dengan kata lain, "Dia menciptakan Adam , moyangmu , dari tanah, atau anasir utamamu ( zigot ) terwujud dari tumbuhan dan beberapa bahan makanan lain yang tumbuh di bumi. Manusia lalu tumbuh dan hidup. ( Lalu ) hai manusia , Dia akan mengembalikan ke sana. Dengan kata lain: Saat engkau mati, engkau akan kembali ke bumi dan menjadi sebahagian daripada tanah. (Dan) lalu Dia akan mengeluarkanmu dari kubur dan menggiring kalian semua ke Hari Kiamat. Semua ini adalah kenyataan. [64]

Huraian Imam Tabari menyatakan bahawa : " Allah menciptakanmu dari tanah bumi. Dia membuatmu dari ketiadaan ... Dia lalu akan mengembalikanmu ke keadaan asalmu , ke bumi. Engkau akan kembali ke sebagaimana engkau sebelum diciptakan. Dia boleh membuatmu kembali hidup dari bumi jika Dia menghendaki. " [65]

Sebagaimana telah kita lihat dari tafsir para ulama Al-Quran ini , ayat ini tidak boleh dipakai sebagai dasar penciptaan evolusi .

Lagi pula , kenyataan tentang evolusi organik tidak mempunyai asas sains . Idea bahawa bahan-bahan yang tak hidup boleh bersatu membentuk kehidupan merupakan gagasan tak ilmiah yang tidak diperkukuhkan oleh percubaan dan pengamatan apa pun. Bahkan sebaliknya , ahli biologi Perancis Louis Pasteur (1822-1895) memperlihatkan bahawa kehidupan hanya mungkin berasal dari kehidupan. Ini menunjukkan bahawa kehidupan pasti dengan sengaja diciptakan. Dengan kata lain , Allah menciptakan semua makhluk hidup. ( Untuk butiran lebih jauh tentang bukti ilmiah dan dusta evolusionis dalam hal ini, sila merujuk ke Harun Yahya : The Evolution Deceit , Taha Publishers , London, 1999, dan Darwinism refuted , Goodword Publishers , New Delhi, 2003 . )

9. Kekeliruan bahawa Al Qur'an Menunjuk ke Pemilihan Alam.

Salah satu pernyataan evolusi yang paling asas adalah, seleksi alam merupakan sebuah daya evolusi . Sebagaimana kita lihat di bab- bab sebelum ini , pemilihan alam adalah dusta evolusionis , yang menyatakan bahawa yang kuat bertahan dan yang lemah tersingkir seiring waktu.

Akan tetapi , ilmu pengetahuan mutakhir menunjukkan , seleksi alam tidak mempunyai daya evolusi , dan tidak boleh menyebabkan satu jenis makhluk hidup berkembang , atau pun jenis makhluk hidup baru muncul. Akan tetapi , fakta- fakta ilmiah ini , yang sengaja diabaikan kaum Darwinis demi kepentingan materialisnya , juga diabaikan oleh kaum evolusionis Muslim . Beberapa kumpulan Muslim menyokong pandangan taklid Darwinis ini , dan bahkan cuba memberikan bukti Al Qur'an yang sangat dipaksakan baginya. misalnya :

Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya . Sekali kali tidak ada pilihan bagi mereka. Mahasuci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia ) . (QS. Al Qashash , 28: 68)

Ayat ini mendedahkan mereka yang Allah akan tunjuki jalan yang lurus serta nabi- nabi yang akan Dia umumkan sebagai utusan. Salah besar bila mengatakan bahawa ayat ini menunjuk ke seleksi alam evolusi .

Para ulama Al Qur'an sepakat menyetujui tafsir tersebut . Misalnya , Imam Tabari mengajukan huraian berikut :

Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dari para hambaNya, dan memilih mereka yang Dia kehendaki untuk mengikuti jalan yang lurus. Mereka tidak berhak memilih dalam hal ini. Mereka tidak berhak memilih untuk berlaku seperti yang mereka inginkan ... [66]

Ulama besar Omer Nasuhi Bilmen mengajukan tafsir berikut ini :

Dalam ayat- ayat suci ini , Allah menyatakan kekuasaanNya dalam penciptaan, bahawa Dia menyukai dan memilih siapa yang Dia kehendaki, kebijaksanaan dan kekuatanNya , keesaanNya , kejayaan dan puja- puji milikNya , perintah ilahiahNya , dan bahawa semua hambaNya akan dipanggil menghadap kewujudan ilahiahNya . Dengan kata lain, tidak seorang pun dapat menghalang kesukaan dan pilihan sang Mahakuasa dengan cara apa pun. Apa pun yang hambaNya pilih tidak dengan sendirinya bermanfaat. Dengan segala puji, Allah tidak wajib menciptakan apa yang mereka suka dan pilih. Allah tidak menghantar utusan- utusanNya berdasarkan kesukaan dan pendapat kaum yang Dia kirimi utusan itu, hanya berdasarkan pilihan ilahiahNya . Hanya Dia yang mengetahui, bagaimana dan dengan cara apa kebaikan dan kemakmuran akan terwujud . Dia tak bersekutu , tak sesuatu pun boleh ada tanpa kehendakNya yang abadi, dan kehendak siapa pun tidak dapat menentang ketentuan dan pilihanNya yang mulia. [67]

Hamdi Yazir dari Elmali menafsirkan ayat itu sebagai berikut:

Tuhanmu menciptakan dan menetapkan apa yang Dia pilih. Dengan kata lain, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilih mereka yang Dia kehendaki dari mereka yang Dia telah ciptakan . Dia menetapkan bagi mereka tugas- tugas seperti kenabian dan penyampaian mesej . Mereka tidak mempunyai pilihan dalam hal ini. Selain dari yang Allah tentukan, mereka tidak berhak memilih sekutu atau penyampai khabar lain . [68]

Ayat kedua yang diajukan para penyokong evolusi Muslim adalah :

Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi , Yang menjadikan malaikat sebagai utusan- utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing- masing (ada yang) dua , tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan -Nya apa yang dikehendaki -Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. ( QS. Faathir , 35: 1)

Kaum Muslimin sama mereka itu menganjurkan ayat ini sebagai bukti pertumbuhan evolusi . Akan tetapi, mereka harus memutarbelit makna ayat yang sebenarnya, demi memperoleh makna demikian. Hal itu juga bertentangan dengan nalar dan akal sihat, kerana ayat itu membincangkan penciptaan malaikat. Imam Tabari menafsirkan ayat itu sebagai berikut : "Dia boleh menambah jumlah sayap malaikat sebanyak yang Dia kehendaki. Dia dapat melakukan hal sama terhadap makhluk hidup lainnya . Penciptaan dan perintah ada di tanganNya. " [69] Omer Nasuhi Bilmen sepakat, " Dia begitu berkuasa sehingga Dia menentukan jumlah sayap dan kekuatan malaikat. " [ 70 ]

10. Kekeliruan Memperlihatkan Al Qur'an sebagai Bukti untuk Mutasi.

Sebagaimana seleksi alam , para penyokong evolusi Muslim menafsirkan secara keliru dan memaksakan ayat- ayat Al Qur'an saat membahas mutasi . Akan tetapi menganggap bahawa sebuah pergerakan alamiah, yang tidak berpengaruh apa pun kecuali merosakkan , boleh menjadi bukti evolusi merupakan kesalahan yang serius. Tidak ada pengaruh evolusi dari mutasi yang pernah diperhatikan . ( Untuk perincian lebih jauh mengenai bukti saintifik atas hal ini, sila melihat Harun Yahya : Darwinism refuted , Goodword Publishers , New Delhi, 2003 dan Evolution Deceit , Taha Publishers , London, 1999. ) Hal yang penting di sini adalah bukti, yang dicuba diajukan dari Al Qur'an oleh kaum evolusionis Muslim, yang percaya bahawa mutasi merupakan mekanisme evolusi . Mereka memutarbelit habis sejumlah ayat sehingga jauh dari makna sebenarnya . Ayat- ayat tersebut berbunyi:

Dan jikalau Kami menghendaki pastilah Kami ubah mereka di tempat mereka berada; maka mereka tidak sanggup berjalan lagi dan tidak (pula) sanggup kembali. ( QS. Yaasin, 36: 67)

Dan sesungguhnya telah kamu ketahui orang- orang yang melanggar di antaramu pada hari Sabtu, lalu Kami berfirman kepada mereka: "Jadilah kamu kera yang hina. " (QS. Al -Baqarah 2 : 65)

Maka tatkala mereka bersikap sombong terhadap apa yang dilarang mereka mengerjakannya , Kami katakan kepadanya: " " Jadilah kamu kera yang hina. " ( QS. Al-A'raaf , 7: 166)

Katakanlah: " Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang- orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang -orang fasik ) itu di sisi Allah , yaitu orang -orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara mereka (ada ) yang dijadikan kera dan babi dan ( orang yang) menyembah thaghut ? "Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus. (QS. Al -Maaidah , 5: 60)

Maka Musa menjatuhkan tongkatnya, lalu seketika itu juga tongkat itu menjadi ular yang sebenarnya . ( QS. Al-A'raaf , 7: 107)

Bila tidak ada orang yang percaya bahawa perlu memutarbelit dan memaksakan kebenaran demi mencari bukti Al Qur'an bagi evolusi , tidaklah mungkin memandang ayat- ayat itu sebagai bukti apa pun bagi mutasi .

Empat ayat pertama berbicara tentang mukjizat Allah dalam mengubah tubuh makhluk hidup. Bahkan subjek pada ayat kelima (yakni , tongkat ) tidak hidup , yang membuat tak mungkin berpendapat bahawa subjek itu mengalami mutasi . Penggambaran evolusionis Muslim terhadap ayat- ayat ini sebagai bukti evolusi menunjukkan, betapa zalim, memaksakan , dan tak Islami sebenarnya gagasan penciptaan evolusi .

11. Kekeliruan bahawa Ada Hubungan Kekerabatan antara Manusia dan Monyet dalam Al Qur'an.

Satu ayat yang seringkali keliru ditafsirkan selama debat tentang evolusi , dan yang ditafsirkan oleh sebahagian orang sebagai suatu tanda dari teori itu, adalah ayat mengenai pengubahan yang Allah lakukan atas sekumpulan orang Yahudi sehingga menjadi kera :

Dan sesungguhnya telah kamu ketahui orang- orang yang melanggar di antaramu pada hari Sabtu, lalu Kami berfirman: "Jadilah kamu kera yang hina. " Maka, Kami jadikan yang demikian itu peringatan bagi orang -orang di masa itu , dan bagi mereka yang datang kemudian , serta menjadi pelajaran bagi orang -orang yang bertakwa. (QS. Al Baqarah, 2: 65-66 )

Ayat ini tidak boleh ditafsirkan dalam cara yang selaras dengan teori evolusi , kerana :

1 ) Hukuman yang dimaksudkan mungkin dalam pengertian rasa keagamaan. Dengan kata lain, mungkin orang- orang Yahudi tersebut disejajarkan dengan kera dalam pengertian perangai , dan tidak dalam penampakan jasmaniah yang sebenarnya .

2) Jika hukuman yang dimaksud terjadi dalam bentuk jasmaniah , itu merupakan keajaiban di luar undang-undang alam . Kita di sini berbicara tentang keajaiban di luar kekuatan alam biasa yang berlangsung seketika atas kehendak Allah, suatu penciptaan yang sedar . Evolusi menyatakan bahawa makhluk hidup, yang berlain - lainan jenis, beralih dari satu jenis ke jenis yang lain selama jutaan tahun, secara tanpa sengaja dan beransur-ansur . Kerana alasan inilah, kisah Al Qur'an di atas tidak berkaitan apa - apa dengan jalan cerita yang diajukan oleh mereka yang menyokong evolusi .

Nyatanya , ayat yang kedua berbunyi: " Maka, Kami jadikan yang demikian itu peringatan bagi orang -orang di masa itu , dan bagi mereka yang datang kemudian, serta menjadi pelajaran bagi orang -orang yang bertakwa. " Ayat ini menunjukkan bahawa orang -orang tersebut diubah menjadi kera sebagai peringatan bagi mereka yang akan datang kemudian.

3) Hukuman ini terjadi hanya sekali dan pada sekelompok orang yang terbatas jumlahnya , sementara teori evolusi mengajukan jalan cerita yang tak masuk akal dan tak ilmiah bahawa kera berkerabat dengan semua manusia.

4) Ayat itu mengatakan bahawa manusia diubah menjadi kera ; evolusi mengatakan yang terjadi adalah sebaliknya.

5) Al Qur'an 5: 60 menceritakan bahawa ada suatu masyarakat yang telah berlaku menyimpang lalu membangkitkan murka Allah dan diubah menjadi kera dan babi. Ayatnya berbunyi:

Katakanlah: " Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang- orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang -orang fasik ) itu di sisi Allah , yaitu orang -orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara mereka (ada ) yang dijadikan kera dan babi dan ( orang yang) menyembah thaghut ? "Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus. (QS. Al -Maaidah , 5: 60)

Dalam keadaan ini , jalinan cara berfikir yang keliru yang telah kita tinjau sepanjang buku ini menghasilkan kesimpulan yang tidak wajar , yakni ayat itu mengandungi bukan hanya kaitan rantai evolusi di antara manusia dan beruk, namun juga antara manusia dan babi! Evolusionis sekali pun tidak menyatakan ada kaitan demikian antara manusia dan babi.

Seperti yang kita lihat setakat ini, pernyataan bahawa sejumlah ayat Al Qur'an menuju ke arah evolusi adalah kekeliruan yang bertentangan bukan hanya dengan Al Qur'an, melainkan juga dengan pernyataan teori evolusi itu sendiri.


Teks Asal:
Mengapa Darwinisme Bertentangan dengan Al Quran - Harun Yahya  
596. Darwinisme bertentangan dengan AL QUR’AN.
YouTube mp3
http://www.youtube-mp3.org/

Islam Agama Ku.
HTML Setting:

<center><iframe align="center" id="IW_frame_1438" src="http://www.tvquran.com/add/Shatri.htm" frameborder="0" allowtransparency="1" scrolling="no" width="302" height="334"></iframe></center>

Munafik dan kafir laknatullah adalah pemberontak dan pengganas sebenar.
Baca juga:
Penyakit Hasad Dengki.

Semasa hidup sederhanakanlah kegembiraan. Supaya wujud keseimbangan jiwa dan roh, bila menerima kesedihan yang pasti ditemui juga. Mengingatkan diri sendiri menjadi keutamaaan sebelum mengingatkan orang lain . In Syaa Allah ''palis'' sekali dari sifat-sifat sombong dan keji. Semuanya kerana Allah S.W.T.. Amin Ya Rob. (pCq). 

Perhatian: Pemaparan tajuk-tajuk, gambar-gambar dan segala bagai, adalah pandangan dan pendapat peribadi yang lebih menjurus kepada sikap dan sifat untuk menjadi lebih baik dengan mengamalkan gaya hidup menurut perentah dan larangan Allah S.W.T., antaranya bersikap dengan tiada prasangka, tidak bertujuan untuk kebencian, tidak berkeperluan untuk bersubahat dengan perkara bohong dan tiada kaitan dan berkepentingan dengan mana-mana individu. Jujur., aku hanyalah hamba Allah S.W.T., yang hina dina. BERSANGKA BAIK KERANA ALLAH S.W.T.. 

KLIK UNTUK KE MENU UTAMA. eaho™.  

Tiada ulasan: