Isnin, 4 Disember 2017

6473. Tidak sekadar tanda tanganmu.

Berkeyakinan melayari bahtera kehidupan dan kematian untuk Allah dan kerana Allah.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ  , الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ , الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ,  مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ , إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ , اهْدِنَا الصِّرَاطَ المُسْتَقِيمَ  , صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ.غَيْرِ المَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ ,

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

Allah berfirman yang bermaksud: Wahai umat manusia! Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari lelaki dan perempuan, dan Kami telah menjadikan kamu berbagai bangsa dan bersuku puak, supaya kamu berkenal-kenalan (dan beramah mesra antara satu dengan yang lain). Sesungguhnya semulia-mulia kamu di sisi Allah ialah orang yang lebih taqwanya di antara kamu, (bukan yang lebih keturunan atau bangsanya). Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, lagi Maha Mendalam PengetahuanNya (akan keadaan dan amalan kamu) (Surah Al-Hujurat ayat 13)

Ustadz Abdus Shomad ke Penguasa: Selama “Tanda Tanganmu” Masih Berlaku, Tolonglah Agama Allah!

Ustad Abdul Shomad Mengisi Tabligh Akbar dengan Tema 
"Kapan Kebangkitan Ummat Islam" 
di Masjid Baitul Hakim, Cipinang, Jakarta Timur, Sabtu (04/11)

KIBLAT.NET, Jakarta – Salah satu hal yang paling penting dalam kehidupan adalah ilmu. Karena tanpa ilmu, bisa jadi hal yang dianggap ibadah malah berbuah dosa. Pun begitu halnya dengan perbuatan, setiap yang dilakukan bisa saja bernilai ibadah atau dakwah.

Dalam hal ini, ustadz Abdus Shomad menyerukan kepada para orang tua untuk mendidik anak-anaknya menjadi ulama agar bisa berdakwah. Walaupun tidak melalui ceramah di mimbar-mimbar.

“Didiklah anak-anak kita menjadi ulama, agar setiap gerak-geriknya adalah dakwah. Dakwah bukan lagi dipahami melalui mikropon, mimbar, ceramah, tausiyah, tapi setiap keputusannya adalah dakwah, karena dakwah adalah mengajak kepada jalan Allah,” katanya saat mengisi tabligh akbar di Masjid Baitul Hakim, Cipinang, Jakarta Timur, Sabtu (04/11/2017).

Ia menceritakan bahwa di daerah Bogor ada sebuah pondok pesantren di bawah asuhan ustadz Irham. Di sana, lanjut, ustadz Shomad, bukanlah berbentuk Madrasah Aliyah melainkan SMA jurusan IPA. Yang menarik para muridnya ketika lulus, sudah khatam hafalan Al-Quran-nya.

“Loh, ini IPA hafal Quran untuk apa? Emang bisa dikirim ke Mesir? Lalu dijawab oleh mereka, ‘Kami tidak mendidik mereka jadi ustadz, karena mereka sudah jadi ustadz semua. Tapi kami ingin mendidik mereka yang SMA IPA tapi hafal Quran, mereka yang akan menjadi kepala polisi, tentara, maupun angkatan bersenjata, mereka yang akan menjadi bupati walikota, anggota legislatif, yudikatif, dan lainnya.’,” katanya sembari menuturkan jawabab guru.

Ustadz Shomad menyebut, dengan menjadi pemimpin bangsa yang berlandaskan Al-Quran, maka setiap keputusannya adalah dakwah. Karena dakwah adalah mengajak kepada jalan Allah. Ia membandingkan peran ustadz ketika berceramah menolak kemungkaran, namun kemungkaran masih saja merajarela. Akan tetapi ketika di tangan penguasa yang shalih, hanya sebentar, kemungkaran itu terbongkar.

“Berapa lama ustadz ceramah, menolak kemungkaran tapi kemungkaran merajalela. Tapi penguasa tak lama, dan hanya sebentar, hanya butuh satu SK (Surat Keputusan), dan tanda tangan, semua selesai. Selama tanda tanganmu masih berlaku, pakailah menolong agama Allah. Lihat tanda tangan itu, jika ke atas, habis narkoba, jika ke bawah, habis pezina,” tutupnya.

Reporter: Muhammad Jundii
Editor: M. Rudy

Sumber:
https://www.kiblat.net/2017/11/05/ustadz-abdus-shomad-ke-penguasa-selama-tanda-tanganmu-masih-berlaku-tolonglah-agama-allah/
.

Tiada ulasan: