Sabtu, 6 Januari 2018

6874. Keindahan ciptaan dan milik Allah.

ﺑِﺴْــــــــــــــــﻢِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦِ ﺍﻟﺮَّﺣِﻴْـــﻢ


Allah berfirman yang bermaksud; “Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya” (QS: Al Imran 3:185) 

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّـيْطٰنِ الرَّجِيْمِ

بسم الله الرحمن الرحيم

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه



 ماشاءالله


سبحان الله


الله اکبر





KAYA DAN MISKIN.

(bagaimana seharusnya diungkapkan menurut Islam). Tidak seperti kebanyakan orang terkaya di dunia, pria jutawan di Arab Saudi ini kenapa memilih hidup miskin.
Memperkatakan tajuk diatas saya amat tertarik dengan seorang Billionaier Arab Saudi Sulaiman Al Rajhi adalah orang terkaya nombor 4 di Arab Saudi, dia adalah pendiri dari Al Rajhi Bank. Al Rajhi Bank adalah bank islam terbesar di dunia. Pada tahun 2012 lalu, Sulaiman terkenal ketika memutuskan untuk melepaskan semua kekayaannya kepada anak-anaknya. Dan sekarang Sulaiman Al Rajhi hidup miskin, dan hanya mempunyai pakaian saja.

Semua cerita tersebut bermula ketika Sulaiman Al Rajhi lahir pada tahun 1920. Keluarga Sulaiman adalah keluarga yang kurang mampu, bahkan untuk menamatkan sekolah, Sulaiman dan keluarganya harus tertatih-tatih karena masalah keuangan. Akhirnya Sulaiman harus puas dengan tamatan sekolah rendah. Tetapi bukan berarti Sulaiman berhenti berusaha untuk merubah nasibnya, walaupun hanya tamatan sekolah rendah, dia bersama saudaranya Saleh bekerja keras. 
Mulai berbisnis penukaran uang untuk para pendatang. 

Pada zaman dahulu, banyak sekali pendatang yang berlalu-lalang di timur tengah, khususnya Arab Saudi. Para pendatang itu dinamakan Pilgrims. Para pilgrims ini juga dapat disebut sebagai para petualang yang berkeliling dari negara satu ke negara lain untuk berdagang atau menawarkan jasa. Sulaiman dan saudaranya Saleh melihat kesempatan ini, mereka mencoba menjadi orang pertama yang harus dituju oleh pilgrims. Pertama karena pilgrims ini tidak mempunyai uang yang sesuai mata uang di Arab Saudi, dan Sulaiman menawarkan jasa penukaran uang. 

Ternyata bisnis Sulaiman ini berhasil, dia bahkan mempunyai toko sendiri yang sebelumnya hanya berkeliling mencari para pilgrims. Sulaiman dan saudaranya Saleh pun menjadi terkenal karena usahanya ini. Karena banyak sekali perputaran uang di tempat usahanya tersebut, Sulaiman sering bolak-balik ke bank. Dan karena tidak ingin ribet bolak-balik, Sulaiman ingin mempunyai bank sendiri. 

Al Rajhi Bank. 

Sulaiman harus berkunjung ke eropa untuk studi banding bagaimana cara membuat bank yang baik dan benar. Ketika itu Sulaiman harus belajar sendiri tentang ekonomi secara Islam. Sulaiman pun membandingkan bagaimana cara kerja bank di eropa atau di dunia dengan bank secara Islam. Walaupun banyak perbedaan, Sulaiman akhirnya tetap bersih keras untuk membuat bank sendiri, yang sesuai dengan ajaran agamanya, yaitu Islam. Al Rajhi Bank pun didirikan oleh Sulaiman pada tahun 1958. Dan pada tahun 2006 dinobatkan sebagai Bank Islam Terbesar di seluruh dunia. 

Sekarang, Sulaiman Al Rajhi tidak punya apa-apa. 

Kekayaan Sulaiman Al Rajhi sempat ditaksir sebesar 7.7 billion dolar. Tetapi, ketika pada tahun 2012 yang lalu, Sulaiman membuat banyak publik tercengang setelah menyatakan hidupnya sudah jatuh miskin. Bukan berarti dia bangkrup, tetapi semua kekayaannya dilimpahkan kepada anaknya untuk meneruskan bisnisnya dan didonasikan kepada yang lebih berhak. Sulaiman sekarang hanya mempunyai pakaian untuk dipakai. Sulaiman berpikir bahwa semua hanya milik Tuhan dan Sulaiman ingin menikmati waktu lebih banyak dengan keluarga dan sesamanya.

Setelah Sulaiman sewaktu kecil hidup dalam kemiskinan, dan menjadi kaya raya dengan usahanya sendiri, lalu menjadi miskin kembali sewaktu tua. Dari kisah tersebut dapat pula kita mengambil sesuatu yang lebih positif untuk kehidupan kita didunia dan akhirat bahawa miskin dan kaya itu pada pendangan Islam terhadap kedua-duanya tidak ada bedanya disisi Allah SWT. 

Bagaimana Menyinkapi Tentang kaya dan Miskin


Bagaimana untuk menyinkapkannya supaya sosok seseorang yang banyak hartanya atau tidak berharta dan seseorang tidak dianggap kaya kerana hasil merompak atau rasuah dan lain-lain, jangan sampai ketika disebut kosakata kaya seketika yang hadir di kepala kita selalu saja negatif. Banyak dari sahabat Rasulullah SAW yang tidak salah jika kita sematkan pada mereka sebutan billionaier hasil dari usaha yang halal. 

Kaya dan miskin itu tergantung dengan cara kita menyikapinya. Keduanya adalah ujian yang Allah berikan kepada ummatnya, untuk memastikan siapa yang bersyukur dikala lapang, dan siapa yang boleh bersabar saat kesusahan melanda. Walau dalam kenyataannya banyak yang dapat bertahan dalam ujian kesabaran namun sedikit yang lulus dari ujian kesyukuran, begitu jelas Imam Al-Maraghi. 

Dan dari keduanya akan hadir kebaikan, biarkan saja perdebatan diantara ulama itu terus ada, dalam menilai siapakah yang paling utama dan mulia; miskin bersabar atau kaya bersyukur, hingga nanti kita semua kembali kepada Allah untuk meraih nilai ujian kehidupan yang masing-masing kita sudah menjalaninya di bumi. 

Dalam hal ini Allah SWT mengingatkan:
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). dan hanya kepada kamilah kamu dikembalikan” (QS. Al-Anbiya’: 35) 

Kata fitnah (فِتْنَةً) dalam ayat di atas menunjuk makna ujian dan cubaan. Ibnu Faris (w. 395 H) dalam Maqayis al-Lughah, jilid 4, hal. 472, menyebutkan bahwa asal kata fa-ta-nun menunjukkan arti ujian dan cubaan [الفاء والتاء والنون أصل صحيح يدل على ابتلاء واختبار], dan darinya juga muncul istilah fitnah. 

Keburukan dan kebaikan semuanya adalah ujian dan cubaan yang harus disikapi dengan benar. Dalam memahami makna kebaikan dan keburukan pada ayat diatas, para ulama tafsir sedikit berselisih pendapat, dimana semua hasil penafsiran tersebut satu dengan yang lainnya  saling melengkapi, dan semua itu dapat kita ambil maknanya, tanpa harus membuang sebagiannya. 

Namun di akhir semua itu Imam Al-Mawardi menjelaskan bahwa yang demikian agar diketahui siapa saja yang bersyukur dengan apa yang mereka senangi dan siapa saja yang bersabar terhadap apa apa tidak mereka sukai. [لنعلم شكركم لما تحبون , وصبركم على ما تكرهون

Apa yang diungkap oleh imam Malik, bahwa termasuk hal yang kurang disukai ketika Allah memberikan nikmat kepada seorang hamba lalu kemudian seakan nikmat itu tidak ada bekasnya sama sekali. Rupanya ungkapan imam Malik diatas bukan ungkapan sembarangan saja, ternyata ungkapan tersebut bersandar kepada sebuah hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh imam Turmudzi:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ اللَّهَ يُحِبَّ أَنْ يَرَى أَثَرَ نِعْمَتِهِ عَلَى عَبْدِهِ
Rasulullah SAW bersabda: “Sungguh Allah sangat suka meyaksikan bekas nikmatNya pada diri hambanNya” (HR. Turmudzi) 

Dan memang dari jauh lagi Allah SWT sudah menegaskan: Katakanlah: "Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezeki yang baik?" Katakanlah: "Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat". Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui. (QS. Al-A’raf: 32) 

Kesimpulannya bukanlah yang hidup miskin saja dianggap ujian dari Allah SWT, tetapi yang hidup kaya juga adalah ujian dari Allah...Wallahu A’lam Bisshawab. 

Ibnu Ya'qubi. 
Sumber: - abdhalim .

















































Sumber: 
google search

Daftar Isi Al-Quran dan Terjemahan - Silakan Klik untuk membacanya:
  1. Surat Al Fatihah (Pembukaan)
  2. Surat Al Baqarah (Sapi Betina)
  3. Surat Ali 'Imran (Keluarga 'Imran)
  4. Surat An Nisa' (Wanita)
  5. Surat Al Ma'idah (Hidangan)
  6. Surat Al An'am (Binatang Ternak)
  7. Surat Al A'raf  (Tempat Tertinggi)
  8. Surat Al Anfal (Rampasan Perang)
  9. Surat At Taubah (Pengampunan)
  10. Surat Yunus (Nabi Yunus A.S.)
  11. Surat Hud (Nabi Huud A.S.)
  12. Surat Yusuf (Nabi Yusuf A.S.)
  13. Surat Ar Ra'd (Guruh)
  14. Surat Ibrahim (Nabi Ibrahim A.S.)
  15. Surat Al Hijr (Daerah Pegunungan)
  16. Surat An Nahl (Lebah)
  17. Surat Al Israa' (Memperjalankan Di Malam Hari)
  18. Surat Al Kahfi (Gua)
  19. Surat Maryam (Maryam)
  20. Surat Thaha (Thaahaa)
  21. Surat Al Anbiya' (Kisah Para Nabi)
  22. Surat Al Hajj (Ibadah Haji)
  23. Surat Al Mu'minun (Orang Mukmin)
  24. Surat An Nur (Cahaya)
  25. Surat Al Furqaan (Pembeda)
  26. Surat Asy Syu'ara' (Penyair)
  27. Surat An Naml (Semut)
  28. Surat Al Qashash (Cerita)
  29. Surat Al 'Ankabuut (Laba-Laba)
  30. Surat Ar Ruum (Bangsa Rumawi)
  31. Surat Luqman (Luqman)
  32. Surat As Sajdah ((Sujud)
  33. Surat Al Ahzab (Golongan Yang Bersekutu)
  34. Surat Saba' (Kaum Saba')
  35. Surat Fathir (Pencipta)
  36. Surat Yaasiin
  37. Surat Ash Shaffat (Yang Bershaf-Shaf)
  38. Surat Shaad
  39. Surat Az Zumar (Rombongan-Rombongan)
  40. Surat Al Mu'min (Orang Yang Beriman)
  41. Surat Fushshilat (Yang Dijelaskan)
  42. Surat Asy Syuura (Musyawarah)
  43. Surat Az Zukhruf (Perhiasan)
  44. Surat Ad Dukhaan (Kabut)
  45. Surat Al Jaatsiyah (Yang Berlutut)
  46. Surat Al Ahqaaf (Bukit Pasir)
  47. Surat Muhammad (Nabi Muhammad SAW)
  48. Surat Al Fath (Kemenangan)
  49. Surat Al Hujuraat (Kamar-Kamar)
  50. Surat Qaaf
  51. Surat Adz Dzaariyaat (Angin Yang Menerbangkan)
  52. Surat Ath Thuur (Bukit)
  53. Surat An Najm (Bintang)
  54. Surat Al Qamar (Bulan)
  55. Surat Ar Rahmaan (Yang Maha Pemurah)
  56. Surat Al Waaqi'ah (Hari Kiamat)
  57. Surat Al Hadid (Besi)
  58. Surat Al Mujadilah (Wanita Yang Mengajukan Gugatan)
  59. Surat Al Hasyr (Pengusiran)
  60. Surat Al Mumtahanah (Wanita Yang Diuji)
  61. Surat Ash Shaff (Barisan)
  62. Surat Al Jumu'ah (Hari Jum'at)
  63. Surat Al-Munafiqun (Orang-Orang Munafik)
  64. Surat At Taghabun (Hari Ditampakkan Kesalahan-Kesalahan)
  65. Surat Ath Thalaaq (Talak)
  66. Surat At Tahrim (Mengharamkan)
  67. Surat Al Mulk (Kerajaan)
  68. Surat Al Qalam (Pena)
  69. Surat Al Haqqah (Kiamat)
  70. Surat Al Ma'arij (Tempat-Tempat Naik)
  71. Surat Nuh (Nabi Nuh A.S)
  72. Surat Al Jin (Jin)
  73. Surat Al Muzzammil (Orang Yang Berselimut)
  74. Surat Al Muddatstsir (Orang Yang Berselimut)
  75. Surat Al Qiyamah (Hari Kiamat)
  76. Surat Al Insaan (Manusia)
  77. Surat Al Mursalat (Malaikat-Malaikat Yang Diutus)
  78. Surat An Naba´ (Berita Besar)
  79. Surat An Naazi´ (Malaikat-Malaikat Yang Mencabut)
  80. Surat 'Abasa (Bermuka Masam)
  81. Surat At Takwir (Menggulung)
  82. Surat Al Infithar (Terbelah)
  83. Surat Al Muthaffifiin (Orang-Orang Yang Curang)
  84. Surat Al Insyiqaaq (Terbelah)
  85. Surat Al Buruuj (Gugusan Bintang)
  86. Surat Ath Thaariq (Yang Datang Di Malam Hari)
  87. Surat Al A´Laa (Yang Paling Tinggi)
  88. Surat Al Ghaasyiyah (Hari Kiamat)
  89. Surat Al Fajr (Fajar)
  90. Surat Al Balad (Negeri)
  91. Surat Asy Syams (Matahari)
  92. Surat Al Lail (Malam)
  93. Surat Adh Dhuhaa (Waktu Dhuha)
  94. Surat Alam Nasyrah /Al Insyirah (Bukankah Kami Telah Melapangkan)
  95. Surat At Tiin (Buah Tin)
  96. Surat Al 'Alaq (Segumpal Darah)
  97. Surat Al Qadr (Kemuliaan)
  98. Surat Al Bayyinah (Bukti Yang Nyata)
  99. Surat Al Zalzalah (Goncangan)
  100. Surat Al 'Adiyat (Kuda Perang Yang Berlari Kencang)
  101. Surat Al Qari'ah (Hari Kiamat)
  102. Surat At Takatsur (Bermegah-Megahan)
  103. Surat Al 'Ashr (Masa)
  104. Surat Al Humazah (Pengumpat)
  105. Surat Al Fiil (Gajah)
  106. Surat Quraisy (Suku Quraisy)
  107. Surat Al Ma'un (Barang-Barang Yang Berguna)
  108. Surat Al Kautsar (Nikmat Yang Banyak)
  109. Surat Al Kafirun (Orang-Orang Kafir)
  110. Surat An Nashr (Pertolongan)
  111. Surat Al Lahab (Gejolak Api)
  112. Surat Al Ikhlas (Memurnikan Keesaan Allah)
  113. Surat Al Falaq (Waktu Subuh)
  114. Surat An Naas (Manusia)
....................................

Tiada ulasan: