Jumaat, 19 Januari 2018

6962. Inilah rahasia, mengapa shalat di waktu dhuha memiliki keutamaan khusus. Senilai 360 sedekah, sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat muslim dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu. Karena shalat di waktu dhuha, tantangannya adalah kesibukan kita dalam bekerja.

ﺑِﺴْــــــــــــــــﻢِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦِ ﺍﻟﺮَّﺣِﻴْـــﻢ

ماشاءالله

سبحان الله

الله اکبر

    سُبْحَانَ اللَّهِ اَللَّهُمَّ صَلِّي عَلَى سَيّدنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلۓِ سَيّدنَا مُحَمَّدٍ الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على أشرف المرسلين، وعلى آله وصحبه أجمعين

اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ وَلاَ عُدْوَانَ إِلاَّ عَلَى الظَّالِمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى ءَالِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْن

Allah berfirman yang bermaksud; “Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya” (QS: Al Imran 3:185) 

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّـيْطٰنِ الرَّجِيْمِ

بسم الله الرحمن الرحيم

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على أشرف المرسلين، 

وعلى آله وصحبه أجمعين

Paparan 6962. 
1. Blokir 11 Website, Otoritas Palestina Banjir Kecaman. 
2. Saling ‘Melihat’ Ketika Jima’, Bolehkah? 
3. Istri Tengah Hamil, Boleh Kok “Didatangi” 
4. Israel Berang, Monumen IDF Dipenuhi Coretan Dukungan Untuk Palestina. 
5. Ternyata Ada Berkah Ketika Di Pasar. 
6. Didatangi Pengemis, Bagaimana Kita Bersikap? 
7. 3 Macam Hidayah Dalam Al Qur’an. 

PALESTINA

1. Blokir 11 Website, Otoritas Palestina Banjir Kecaman. 

Foto: PIC

PALESTINA—Hamas bersama dengan Kementerian Informasi di Gaza dilaporkan telah mengecam keputusan jaksa agung Ramallah Mohamed Barak yang memblokir 11 situs web. Langkah ini dilakukan berdasarkan perintah oleh Presiden Otoritas Palestina Mahmud Abbas.

Menurut laporan PIC, Juru Bicara Hamas, Fawzi Barhoum, mengatakan pada Kamis (15/6/2017) bahwa keputusan tersebut telah mengekang kebebasan pers. Keputusan ini juga mencerminkan pendekatan diktator yang diadopsi oleh Abbas dan PA dalam menangani warga Palestina.

Barhoum meminta rakyat Palestina, faksi-faksi dan lembaga HAM untuk memecahkan kesunyian, sehubungan dengan praktik Abbas dan mengambil tindakan untuk menggagalkan usahanya untuk menekan rakyatnya sendiri.

Kementerian Informasi Palestina di Gaza juga mengecam keputusan PA untuk memblokir situs-situs online.

“Keputusan PA adalah pelanggaran mencolok terhadap Undang-Undang Dasar Palestina dan bertentangan dengan hak untuk mengakses informasi,” ungkap Salama Marouf, kepala kantor media kementerian informasi Palestina. []

Sumber: 

TIRAI KAMAR

2. Saling ‘Melihat’ Ketika Jima’, Bolehkah? 

Kucing Foto:DIan/Islampos
BAGI sebagian pasangan suami istri, seks atau jima bisa jadi merupakan hal sepele. Oleh karena itu, adab dan aturan-aturan agama tidak pernah mereka pedulikan saat melakukan hubungan intim dengan pasangannya.

Padahal tanpa mereka sadari, seks tanpa adanya adab dan aturan-aturan agama hanya akan berakibat buruk pada mereka di kemudian hari. Bagaimana dewasa ini banyak kita jumpai anak gadis berpakaian seksi yang selalu memamerkan auratnya kepada publik, seakan mereka telah kehilangan rasa malunya di depan umum. Hal ini bisa juga terjadi karena orang tua mereka tidak memperhatikan adab atau tata cara berjima secara syar’i.

Namun banyak juga di antara pasangan suami istri yang terlalu melebih-lebihkan larangan urusan ranjang. Misalnya, saling melihat organ intim ketika berhubungan.

Selain karena malu, juga konon dirujuk pada hadist di ini: “Aku tidaklah pernah melihat kemaluan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sama sekali.” (Al Muhalla, 10: 33)

Hadits yang disebutkan di atas adalah riwayat Ibnu Majah dalam kitab sunannya (662) dari Musa bin ‘Abdillah, dari bekas budak ‘Aisyah, dari ‘Aisyah bahwa beliau berkata,

مَا نَظَرْتُ أَوْ مَا رَأَيْتُ فَرْجَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَطُّ

“Aku tidak pernah memandang atau melihat kemaluan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sama sekali. ”

Hadits ini adalah hadits dho’if yang tidak bisa dijadikan hujjah karena perawi dari ‘Aisyah tidak diketahui siapa. Al Hafizh Ibnu Rajab dalam Fathul Bari (1: 336) mengatakan bahwa dalam sanad hadits ini adalah perawi yang tidak dikenal.

Nah, jadi bagaimana hukumnya dalam Islam?

Suami Istri Boleh Saling Memandang Aurat Satu Sama Lain.

Dalilnya (dasarnya), dari ‘Aisyah, ia berkata:

كُنْتُ أَغْتَسِلُ أَنَا وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ إِنَاءٍ بَيْنِي وَبَيْنَهُ وَاحِدٍ ، فَيُبَادِرُنِي حَتَّى أَقُولَ دَعْ لِي ، دَعْ لِي ، قَالَتْ: وَهُمَا جُنُبَانِ

“Aku pernah mandi bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari satu bejana antara aku dan beliau. Kemudian beliau bergegas-gegas denganku mengambil air, sampai aku mengatakan: tinggalkan air untukku, tinggalkan air untukku.” Ia berkata, “Mereka berdua kala itu dalam keadaan junub,” (HR. Bukhari no. 261 dan Muslim no. 321). Al Hafizh Ibnu Hajar berkata, “Ad Daudi berdalil dengan dalil ini akan bolehnya laki-laki memandang aurat istrinya dan sebaliknya.” (Fathul Bari, 1: 364).

Juga dikuatkan lagi dengan hadits,

احْفَظْ عَوْرَتَكَ إِلاَّ مِنْ زَوْجَتِكَ أَوْ مَا مَلَكَتْ يَمِينُكَ

“Jagalah auratmu kecuali dari istrimu atau budak yang kau miliki.” (HR. Abu Daud no. 4017 dan Tirmidzi no. 2769, hasan)

Ibnu Hajar berkata, “Yang dipahami dari hadits ‘kecuali dari istrimu’ menunjukkan bahwa istrinya boleh-boleh saja memandang aurat suami. Hal ini diqiyaskan pula, boleh saja suami memandang aurat istri.” (Fathul Bari, 1: 386). Dan yang berpandangan bolehnya memandang aurat satu sama lain antara suami istri adalah pendapat jumhur ulama (mayoritas). (Lihat Al Mawsu’ah Al Fiqhiyyah, 32: 89)

Ibnu Hazm Azh Zhohiri juga berkata, “Halal bagi suami untuk memandang kemaluan istri dan hamba sahaya miliknya yang boleh ia setubuhi. Demikian pula istri dan hamba sahayanya boleh memandang kemaluannya. Hal ini tidak dianggap makruh sama sekali. Di antara dalilnya adalah hadits yang masyhur dari jalan ‘Aisyah, Ummu Salamah, Maimunah yang kesemuanya adalah ummahatul mukminin (istri Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam-). Di antara mereka pernah mandi junub bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari satu bejana. Yang aneh, mereka menghalalkan menyetubuhi istri di kemaluan, namun melarang dari memandang kemaluan (padahal memandang masih lebih mending dari menyetubuhi). Cukup sebagai dalil akan bolehnya adalah firman Allah Ta’ala,

وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ (29) إِلَّا عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ (30)

“Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak-budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.” (QS. Al Ma’arij: 29-30).

Perintah Allah untuk menjaga kemaluan kecuali pada istri dan hamba sahaya yang dimiliki menunjukkan bahwa boleh saja melihat, menyentuh dan berkhalwat dengan mereka. []

Sumber:



TIRAI KAMAR

3. Istri Tengah Hamil, Boleh Kok “Didatangi” 

Foto: Loaf
DULU orang-orang Arab tidak berani melakukan hubungan suami istri ketika istri tengah hamil karena khawatir akan menimbulkan mudharat terhadap anaknya.

Kemudian Nabi Saw. menjelaskan kebolehannya. Judamah binti Wahb Al- Asadiyyah r.a. menceritakan hadis berikut, bahwa Nabi Saw. pernah bersabda: “Sesungguhnya aku hampir saja akan melarang ghilah (menyetubuhi istri yang sedang menyusui) sebelum aku ingat bahwa orang-orang Rumawi dan Persia biasa melakukan hal tersebut dan ternyata tidak membahayakan anak-anak mereka.”

Dalam sebuah hadis diriwayatkan: Seorang laki-laki datang lalu bertanya, “Ya Rasulullah, sesungguhnya aku ber’azal terhadap istriku.”

Nabi Saw. bertanya, “Mengapa?”

Laki-laki itu menjawab, “Aku kasihan terhadap anaknya.”

Rasulullah Saw. bersabda, “Seandainya hal tersebut membahayakan, maka niscaya orang-orang Persia dan orang-orang Rumawi tertimpa bahayanya.” (Hadis ini dan hadis sebelumnya diriwayatkan oleh Imam Muslim).

Alangkah panjangnya penantian jika untuk melakukan hubungan suami istri harus menunggu istri melahirkan. Alangkah lamanya waktu, jika selama merawat kehamilan tak ada suami yang membelai. Padahal hubungan suami istri di saat ini dibolehkan. Suami-istri tidak terlarang untuk melakukan hubungan suami istri meskipun perut sudah membesar.

Masalah ini perlu diketahui agar tidak menimbulkan sikap yang tidak tepat hanya karena tidak memiliki pengetahuan. Suami-istri perlu memahami agar dapat mencapai yang terbaik di saat hamil. Semoga dengan demikian, istri tidak merasa tertekan ketika suami memintanya melayani di tempat tidur saat hamil tujuh bulan. Demikian juga, semoga suami tetap bisa memberi kehangatan hubungan suami istri kepada istrinya yang sedang mengandung, terutama pada trimester kedua. Sehingga tidak ada keluhan sebagaimana saya ceritakan di awal bab ini.

Sekali lagi, hubungan suami istri ketika istri mengandung bisa tetap dilakukan. Hubungan suami istri selama hamil dan menyusui tidak berbahaya. Seandainya hubungan suami istri di waktu ini membahayakan, bangsa Persia dan Rumawi tentu sudah merasakan akibatnya. []

Sumber: Kupinang dengan Hamdallah/Muhammad Fauzhiel Adhiem


PALESTINA

4. Israel Berang, Monumen IDF Dipenuhi Coretan Dukungan Untuk Palestina. 

Foto: The Jerusalem Post
PALESTINA — Monumen Peringatan Pa’amon yang terletak di antara Kibbutz Ramat Rachel dan Sur Bahir di Yerusalem bagian tenggara dirusak oleh grafiti pada Kamis (21/12/2017) pagi.

Ungkapan “al-Quds (Yerusalem) adalah ibu kota Palestina,” ditulis dengan cat semprot pada tugu peringatan tersebut. Selain itu, gambar bendera Palestina dan ungkapan yang mengecam deklarasi Presiden AS Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel juga menghiasi monumen Pa’amon, The Jerusalem Post melaporkan.

Polisi Israel mengatakan bahwa tim penyelidik dan forensik, bersama dengan pekerja kota Yerusalem  telah dipanggil ke tempat kejadian, dan sebuah penyelidikan telah dibuka dalam insiden tersebut.

Menurut laporan, selain dicoret-coret, monumen tersebut juga telah dirusak sehingga bagian-bagiannya terpecah-pecah.

Anggota Dewan Kota Yerusalem Arieh King mengeposkan sebuah video di Facebook dari tempat kejadian yang menunjukkan kerusakan pada peringatan tersebut.

Dalam insiden lain pada Kamis, batu-batu monumen tersebut dilemparkan ke arah kereta yang melintas di Shuafat di timur laut Yerusalem. Tidak ada korban luka yang dilaporkan, tapi kereta mengalami kerusakan.

Polisi menahan tiga tersangka yang dibawa untuk diinterogasi ke stasiun Kedem di lingkungan sekitar. []

Sumber:

ISLAM 4 BEGINNER

5. Ternyata Ada Berkah Ketika Di Pasar. 

PASAR, dan tempat cari duit, bagi para sahabat dan ulama tabiin, bisa menjadi sumber pahala. Bukan karena mereka menjadikan pasar sebagai tempat ibadah, – karena memang bukan tempat ibadah – namun mereka memanfaatkan kelalaian manusia di pasar, di tempat kerja, untuk mengajak mereka dan mengingatkan mereka agar mengingat Allah.

Dari situ, mereka berharap bisa mendapat pahala besar, karena mengingatkan manusia untuk taat kepada Allah, di saat mereka semua lupa Allah. Atau setidaknya, mereka menjadi manusia yang dekat dengan Allah, di saat semua orang lupa Allah.
Foto: Aldi/Islampos
Kita akan simak, bagaimana aktivitas orang-orang soleh itu, ketika di pasar,

Pertama, keterangan Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma. Beliau mengatakan,

إِنْ كُنْت لأَخْرُجُ إلَى السُّوقِ وَمَا لِي حَاجَةٌ إلاَّ أَنْ أُسَلِّمَ وَيُسَلَّمَ عَلَيَّ

Sungguh aku berangkat ke pasar bukan karena butuh apapun, selain agar aku bisa menyampaikan salam dan diberi salam. (HR. Ibnu Abi Syaibah dalam al-Mushannaf, 26260).

Kedua, praktek Ibnu Sirin

Ulama tabiin, Muhammad bin Sirin, berguru kepada Abu Hurairah dan Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhuma. Salah satu kebiasaan Ibnu Sirin, beliau ke pasar di siang hari, untuk memperbanyak takbir, tasbih, dan mengingat Allah. Hingga ada orang berkomentar,

“Hai Ibnu Sirin, jam segini di pasar anda rajin berdzikir?”

Jawab Ibnu Sirin. إنها ساعةُ غفلة

“Ini waktu banyak orang lalai (dari mengingat Allah).” (Hilyah al-Auliya, 2/272).

Ketiga, mereka ingat siksaan akhirat ketika di pasar

Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, setiap masuk pasar, lalu beliau melihat pande besi menyalakan apinya yang menyembur, maka beliau menangis.

Seperti itu pula yang dilakukan Thawus. Setiap beliau di pasar melihat ada tukang sate yang membakar kepala kambing, malam harinya beliau tidak bisa tidur.

Mereka ingat neraka ketika di pasar…

Keempat, mereka sedih, melihat kelalaian manusia ketika di pasar.

Amr bin Qais, seorang ulama tabiin, muridnya Nu’man bin Basyir dan Abdullah bin Amr bin Ash.

Ketika beliau melihat orang-orang sibuk di pasar, beliau menangis. Sambil mengatakan,

ما أغفل هؤلاء عما أُعِـدّ لهم

“Betapa mereka telah lalai dari apa yang dijanjikan untuk mereka.” (Hilyah al-Auliya, 5/102).

Inilah rahasia, mengapa shalat di waktu dhuha memiliki keutamaan khusus. Senilai 360 sedekah, sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat muslim dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu. Karena shalat di waktu dhuha, tantangannya adalah kesibukan kita dalam bekerja.

Kelima, mereka rajin berdzikir di pasar

Abdullah bin Abi Hudzail. Pernah berguru kepada Ali bin Abi Thalib, Ibnu Mas’ud, Abu Hurairah dan beberapa sahabat lainnya. Beliau mengatakan,

إن الله ليحب أن يُذكر في الأسواق ، وذلك لِلَغطِ الناس وغفلتِهم ، وإني لآتي السوق ومالي فيه حاجة إلا أن أذكرَ الله

Allah mencintai ketika seseorang berdzikir di pasar. Karena ketika itu manusia sedang lalai. Sungguh aku datang ke pasar, tidak ada kebutuhan apapun selain untuk banyak berdzikir kepada Allah.

Ada juga Humaid bin Hilal. Salah satu ulama tabiin. Beliau menasehatkan,

مثل ذاكر الله في السوق كمثل شجرة خضراء وسط شجر ميت

Perumpamaan orang yang berdzikir di pasar, seperti sebatang pohon dijau, di tengah pepohonan yang mati.

Hasan bin Soleh pernah masuk pasar. Beliau melihat berbagai aktivitas manusia, ada yang menjahit, ada yang buat roti, ada pande besi. Lalu beliau menangis dan berkomentar,

انظر إليهم يُعللون حتى يأتيَهم الموت

Perhatikan mereka. Semua sibuk sampai datang kematian. (Hilyah al-Auliya, 7/329). []

Sumber: Konsultasisyariah.com 

ISLAM 4 BEGINNER

6. Didatangi Pengemis, Bagaimana Kita Bersikap? 


SERING kita melihat atau didatangi pengemis yang meminta belaskasihan dari orang lain. Namun sejumlah ‘oknum’ pengemis justru menjadikan mengemis sebagai ladang usaha atau profesi. Dia mengemis padahal dia adalah orang yang mampu dan memiliki kondisi fisik yang kuat.

Lalu, bagaimana sikap kita ketika didatangi pengemis, haruskah memberi atau tidak?

Terkait masalah tersebut, Syeikh bin Baz rahimahullah memberikan solusi ketika menghadapi pengemis.

“Sunah jika engkau memberi sedekah kepada pengemis. Kecuali jika kamu tahu bahwa dia berdusta dan berpura-pura menjadi pengemis padahal dia adalah orang yang mampu, maka jangan engkau beri, tapi nasihatilah dia.

Katakan kepadanya: “Bertakwalah kepada Allah! Perbuatan ini tidak boleh kamu lakukan.”

Adapun jika engkau tahu bahwa dia memang fakir atau engkau tidak tahu kondisinya maka yang sunah adalah engkau memberi sedekah kepadanya. 

Karena Allah ‘azza wa jalla berfirman menyifati kaum mukminin: “Dan pada harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak meminta.” (QS. adz-Dzariyat: 19)
Ilustrasi Pengemis. Foto: SINDOnews. 
Dan dalam ayat yang lain, 

“Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mau meminta.” (QS. al-Ma’arij: 24 – 25) 

Sehingga yang sesuai sunah adalah engkau memberi peminta-minta dan bersikap baik terhadapnya selama engkau tidak tahu bahwa dia berdusta dan dia adalah orang yang mampu. 

Berilah sedekah kepadanya, baik dia seorang yang tidak dikenal maupun orang yang memang dikenal fakir. Maka yang sunah adalah engkau memberinya dan bersikap baik kepadanya. Jazakumullahukhoiran.” []

Sumber:
Didatangi Pengemis, Bagaimana Kita Bersikap? - Islampos

ISLAM 4 BEGINNER

7. 3 Macam Hidayah Dalam Al Qur’an. 

HIDAYAH bisa terjadi pada setiap orang, tanpa kita duga atau kita tebak sebelumnya. Berbicara hidayah, ternyata al qur’an sudah menjelaskannya terlebih dahulu.

Agar pemahaman kita benar tentang hidayah ini, kita sebagai seorang muslim harus memahami bahwa hidayah dalam Al Qur’an, sedikitnya mempunyai tiga makna: 

PertamaHidayah Al Khalqi yaitu hidayah yang datang bersama penciptaan manusia, yang dimaksud dalam hidayah ini adalah akal manusia yang memiliki kemampuan untuk berfikir dan memahami sesuatu. Melalui akalnya inilah manusia memiliki kebebasan berkehendak atau kebebasan memilih, bersamaan dengan diberinya hidayah ini, Allah juga memberikan potensi baik dan buruk pada manusia sebagai konsekuensi kebebasan berkendak atau kebebasan memilih. 
Sebagaimana dalam firman Allah SWT: “Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya,” (QS AS Syams [91] : 8). 

“Dan Kami telah menunjukan kepadanya dua jalan,” (QS. Al Balad [90] : 10). 

Kedua, Hidayah Al Irsyad wa Al Bayan, yaitu hidayah yang diturunkan Allah dengan diturunkannya al qur’an dan diutusnya Rasulullah SAW kepada seluruh manusia. Hal ini berfungsi sebagai guidance atau tuntunan bagi manusia dalam melaksanakan tugasnya di dunia sebagai wakil Allah. 

“Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk (Al Qur’an) dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama meskipun orang-orang musyrik benci,” (QS. Ash Shaff [61]:9). 

“Bulan ramadhan yang di dalamnya diturunkan Al qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil),” (QS. Al Baqarah [2]: 185). 

Ketiga, Hidayah At Taufiq, yaitu persetujuan atau kemudahan yang datang dari Allah ketika seseorang menjalankan aktivitas menaati-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Ketika seorang hamba melaksanakan ketaatan kepada Allah dengan maksimal maka Allah pun akan memberika taufiq kepadanya agar dapat menjalankan ketaatan itu dengan lebih mudah. 

“Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) islam. Dan barangsiapa yang dihendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman,” (QS. Al An’am [6]:125). [] 

Sumber: 
Beyond the Inspiration. Felix Y. Siauw. Jakarta: Alfatih Press 

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَّمْ تَغْفِرْلَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ

رَبَّنَا ءَاتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

وَصَلَّى الله ُعَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمين

Daftar Isi Al-Quran dan Terjemahan - Silakan Klik untuk membacanya:
  1. Surat Al Fatihah (Pembukaan)
  2. Surat Al Baqarah (Sapi Betina)
  3. Surat Ali 'Imran (Keluarga 'Imran)
  4. Surat An Nisa' (Wanita)
  5. Surat Al Ma'idah (Hidangan)
  6. Surat Al An'am (Binatang Ternak)
  7. Surat Al A'raf  (Tempat Tertinggi)
  8. Surat Al Anfal (Rampasan Perang)
  9. Surat At Taubah (Pengampunan)
  10. Surat Yunus (Nabi Yunus A.S.)
  11. Surat Hud (Nabi Huud A.S.)
  12. Surat Yusuf (Nabi Yusuf A.S.)
  13. Surat Ar Ra'd (Guruh)
  14. Surat Ibrahim (Nabi Ibrahim A.S.)
  15. Surat Al Hijr (Daerah Pegunungan)
  16. Surat An Nahl (Lebah)
  17. Surat Al Israa' (Memperjalankan Di Malam Hari)
  18. Surat Al Kahfi (Gua)
  19. Surat Maryam (Maryam)
  20. Surat Thaha (Thaahaa)
  21. Surat Al Anbiya' (Kisah Para Nabi)
  22. Surat Al Hajj (Ibadah Haji)
  23. Surat Al Mu'minun (Orang Mukmin)
  24. Surat An Nur (Cahaya)
  25. Surat Al Furqaan (Pembeda)
  26. Surat Asy Syu'ara' (Penyair)
  27. Surat An Naml (Semut)
  28. Surat Al Qashash (Cerita)
  29. Surat Al 'Ankabuut (Laba-Laba)
  30. Surat Ar Ruum (Bangsa Rumawi)
  31. Surat Luqman (Luqman)
  32. Surat As Sajdah ((Sujud)
  33. Surat Al Ahzab (Golongan Yang Bersekutu)
  34. Surat Saba' (Kaum Saba')
  35. Surat Fathir (Pencipta)
  36. Surat Yaasiin
  37. Surat Ash Shaffat (Yang Bershaf-Shaf)
  38. Surat Shaad
  39. Surat Az Zumar (Rombongan-Rombongan)
  40. Surat Al Mu'min (Orang Yang Beriman)
  41. Surat Fushshilat (Yang Dijelaskan)
  42. Surat Asy Syuura (Musyawarah)
  43. Surat Az Zukhruf (Perhiasan)
  44. Surat Ad Dukhaan (Kabut)
  45. Surat Al Jaatsiyah (Yang Berlutut)
  46. Surat Al Ahqaaf (Bukit Pasir)
  47. Surat Muhammad (Nabi Muhammad SAW)
  48. Surat Al Fath (Kemenangan)
  49. Surat Al Hujuraat (Kamar-Kamar)
  50. Surat Qaaf
  51. Surat Adz Dzaariyaat (Angin Yang Menerbangkan)
  52. Surat Ath Thuur (Bukit)
  53. Surat An Najm (Bintang)
  54. Surat Al Qamar (Bulan)
  55. Surat Ar Rahmaan (Yang Maha Pemurah)
  56. Surat Al Waaqi'ah (Hari Kiamat)
  57. Surat Al Hadid (Besi)
  58. Surat Al Mujadilah (Wanita Yang Mengajukan Gugatan)
  59. Surat Al Hasyr (Pengusiran)
  60. Surat Al Mumtahanah (Wanita Yang Diuji)
  61. Surat Ash Shaff (Barisan)
  62. Surat Al Jumu'ah (Hari Jum'at)
  63. Surat Al-Munafiqun (Orang-Orang Munafik)
  64. Surat At Taghabun (Hari Ditampakkan Kesalahan-Kesalahan)
  65. Surat Ath Thalaaq (Talak)
  66. Surat At Tahrim (Mengharamkan)
  67. Surat Al Mulk (Kerajaan)
  68. Surat Al Qalam (Pena)
  69. Surat Al Haqqah (Kiamat)
  70. Surat Al Ma'arij (Tempat-Tempat Naik)
  71. Surat Nuh (Nabi Nuh A.S)
  72. Surat Al Jin (Jin)
  73. Surat Al Muzzammil (Orang Yang Berselimut)
  74. Surat Al Muddatstsir (Orang Yang Berselimut)
  75. Surat Al Qiyamah (Hari Kiamat)
  76. Surat Al Insaan (Manusia)
  77. Surat Al Mursalat (Malaikat-Malaikat Yang Diutus)
  78. Surat An Naba´ (Berita Besar)
  79. Surat An Naazi´ (Malaikat-Malaikat Yang Mencabut)
  80. Surat 'Abasa (Bermuka Masam)
  81. Surat At Takwir (Menggulung)
  82. Surat Al Infithar (Terbelah)
  83. Surat Al Muthaffifiin (Orang-Orang Yang Curang)
  84. Surat Al Insyiqaaq (Terbelah)
  85. Surat Al Buruuj (Gugusan Bintang)
  86. Surat Ath Thaariq (Yang Datang Di Malam Hari)
  87. Surat Al A´Laa (Yang Paling Tinggi)
  88. Surat Al Ghaasyiyah (Hari Kiamat)
  89. Surat Al Fajr (Fajar)
  90. Surat Al Balad (Negeri)
  91. Surat Asy Syams (Matahari)
  92. Surat Al Lail (Malam)
  93. Surat Adh Dhuhaa (Waktu Dhuha)
  94. Surat Alam Nasyrah /Al Insyirah (Bukankah Kami Telah Melapangkan)
  95. Surat At Tiin (Buah Tin)
  96. Surat Al 'Alaq (Segumpal Darah)
  97. Surat Al Qadr (Kemuliaan)
  98. Surat Al Bayyinah (Bukti Yang Nyata)
  99. Surat Al Zalzalah (Goncangan)
  100. Surat Al 'Adiyat (Kuda Perang Yang Berlari Kencang)
  101. Surat Al Qari'ah (Hari Kiamat)
  102. Surat At Takatsur (Bermegah-Megahan)
  103. Surat Al 'Ashr (Masa)
  104. Surat Al Humazah (Pengumpat)
  105. Surat Al Fiil (Gajah)
  106. Surat Quraisy (Suku Quraisy)
  107. Surat Al Ma'un (Barang-Barang Yang Berguna)
  108. Surat Al Kautsar (Nikmat Yang Banyak)
  109. Surat Al Kafirun (Orang-Orang Kafir)
  110. Surat An Nashr (Pertolongan)
  111. Surat Al Lahab (Gejolak Api)
  112. Surat Al Ikhlas (Memurnikan Keesaan Allah)
  113. Surat Al Falaq (Waktu Subuh)
  114. Surat An Naas (Manusia)
....................................

Tiada ulasan: