Khamis, 24 Mei 2018

Islam sudah sempurana. Tidak perlu inovasi dan di modifikasi. 7710.


Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahirabbilalaamiin. 














Dinda telah menambah 4 video baru.

ISLAM SUDAH SEMPURNA TIDAK BUTUH INOVASI DAN DI MODIFIKASI

Sungguh telah sempurna syari’at Islam sehingga tidak membutuhkan penambahan atau pengurangan baik yang menyangkut halal atau haram, segalanya sudah dijelaskan oleh Allah Ta’ala dan Rasul-Nya
Kesempurna’an syari’at Islam Allah Ta’ala sebutkan dalam Firman-Nya :
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
“Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu”. (Al-Maidah: 3).
.
Imam Asbath mengatakan, “Ayat ini turun pada hari arafah, dan setelah itu tidak ada lagi ayat yang turun, yang menyangkut halal dan haram. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kembali dan setelah itu beliau wafat”.
.
Kesempurna’an Islam di sebutkan juga oleh Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam dalam sabdanya :
.
مَا بَقِيَ شَيْءٌ يُقَرِّبُ مِنْ الْجَنَّة وَيُبَاعِدُ مِنْ النَّار إِلَّا وَقْدٌ بَيْنَ لَكُمْ

.
“Tidak tersisa suatu (amalan) pun yang dapat mendekatkan kepada surga dan menjauhkan dari neraka, kecuali sudah dijelaskan semuanya kepada kalian”. (HR. Thobroni dalam Al Mu’jamul Kabir 1647).
.
Yang di maksudkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya di atas adalah, sesungguhnya syari’at Islam sudah mencukupi. Sehingga tidak di benarkan apabila ada umatnya yang ingin mendapatkan jalan menuju surga-Nya Allah Ta’ala membuat-buat lagi cara-cara baru dalam agama. Karena syari’at Islam sudah sempurna.
.
Oleh karena itu barang siapa mencari jalan ke surga dengan menempuh cara-cara yang tidak di ajarkan oleh Allah Ta’ala dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya dia menempuh jalan yang menyimpang dan sesat.
.
Hadits lain yang menerangkan tentang telah sempurnanya Islam di jelaskan juga oleh Rasulullah dalam sabdanya, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi dalam kitab sunannya :
.
Dari Muththalib bin Hanthab, “Sesungguhnya Rasulullah shalallahu ’alaihi wa sallam telah bersabda : “Tidak aku tinggalkan sesuatu / sedikitpun juga apa-apa yang Allah telah perintahkan kepada kamu, melainkan sesungguhnya aku perintahkan kepada kamu. Dan tidak aku tinggalkan kepada kamu sesuatu/sedikitpun juga apa-apa yang Allah telah larang/cegah kamu (mengerjakannya), melainkan sesungguhnya telah aku larang kamu dari mengerjakannya”.
.
Perhatikan baik-baik sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas, tidak ada satu pun perintah dan larangan Allah Ta’ala kecuali semuanya telah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sampaikan kepada umatnya. Sehingga tidak di benarkan mengada-adakan kembali cara-cara baru dalam ibadah walaupun tujuannya dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala dan meraih ridho dan pahala sebanyak-banyaknya.
.
Kesempurna’an Islam selain di jelaskan oleh Allah Ta’ala dan Rasul-Nya, juga di terangkan oleh para Sahabat.
.
Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu berkata :
.
لَقَدْ تَرَكَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَا يَتَقَلَّبُ فِي السَّمَاءِ طَائِرٌ إِلَّا ذَكَّرَنَا مِنْهُ عِلْمًا

.
”Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam meninggalkan kami dan tidak ada burung yang terbang kecuali Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah memberitahukan tentang ilmunya”. (Musnad Ahmad 20467).
.
Maksud perkata’an Abu Dzar radlyallahu ’anhu ialah, bahwa Rasulullah shalalla’u’alaihi wa sallam telah menjelaskan kepada umatnya segala sesuatunya yang berhubungan dengan Islam, baik dalam bab keimanan, ibadah, muamalat, adab dan akhlak, kabar-kabar, perintah-perintah dan larangan dan segalanya. Hal yang paling kecilpun telah diajarkan oleh Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam kepada umatnya, sebagaimana hadits dibawah ini,
.
Dari Salman al-Farisi dia berkata :
.
قَالَ لَنَا الْمُشْرِكُونَ إِنِّي أَرَى صَاحِبَكُمْ يُعَلِّمُكُمْ حَتَّى يُعَلِّمَكُمْ الْخِرَاءَةَ فَقَالَ أَجَلْ إِنَّهُ نَهَانَا أَنْ يَسْتَنْجِيَ أَحَدُنَا بِيَمِينِهِ أَوْ يَسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةَ وَنَهَى عَنْ الرَّوْثِ وَالْعِظَامِ وَقَالَ لَا يَسْتَنْجِي أَحَدُكُمْ بِدُونِ ثَلَاثَةِ أَحْجَارٍ
.
”Kaum musyrikin berkata kepada kami, ‘Sungguh, aku melihat sahabat kalian (Rasulullah) mengajarkan kepada kalian hingga masalah adab beristinja’, maka dia berkata, ‘Ya. Beliau melarang kami dari beristinja’ dengan tangan kanannya atau menghadap kiblat, dan beliau juga melarang dari beristinja’ dengan kotoran hewan dan tulang.’ Beliau bersabda : “Janganlah salah seorang dari kalian beristinja’ kurang dari tiga batu”. (Shahih Muslim 386).
.
Hadits diatas sebagai jawaban para sahabat kepada kaum musyrikin, juga menegaskan kepada kita, Sesungguhnya Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam telah mengajarkan kepada umatnya segala sesuatunya tentang Islam, baik menyangkut aqidah, ibadah, muamalah, adab-adab dan akhlak dan seterusnya bahkan adab buang air sekalipun.
.
• Syari’at Islam tidak memerlukan lagi tambahan
.
Kesempurna Islam sebagaimana di sebutkan Allah subhanahu wa ta’ala dalam Al-Qur’an juga oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan juga oleh para Sahabat Nabi. Maka dengan kesempurna’annya tersebut tidaklah diperlukan lagi adanya penambahan-penambahan atau mengada-adakan hal-hal yang baru berdasarkan hawa nafsu dan pemikiran yang menganggap apa saja yang baik itu boleh saja dilakukan dalam agama meskipun tidak pernah diperintahkan di lakukan atau pernah disetujui oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
.
Maka pabila ada orang-orang yang memandang perlu memberikan penambahan atau mengada-adakan lagi hal-hal yang baru diluar syari’at yang telah ada, maka berarti mereka menganggap Islam tersebut belum sempurna.
.
Dan lebih buruk lagi mereka yang menambahkan atau mengada-adakan hal-hal baru yang sudah di syari’atkan Allah dan Rasulul-Nya, maka secara tidak sadar dia telah menjadikan dirinya sebagai pihak yang berhak membuat syari’at. Padahal yang berhak membuat syari’at hanyalah Allah subhananu wa Ta’ala penguasa alam semesta dan Rasulullah shalallahu’ alaihi wa sallam sebagai utusan-Nya.
.
LALU MEREKA YANG TELAH LANCANG MEMBUAT-BUAT KEBID’AHAN, YAITU MEREKA YANG TELAH BERANI MEMBUAT-BUAT ATAU MENGADA-ADAKAN CARA-CARA BARU DALAM SYARI’AT ISLAM, MAKA PERLU DI PERTANYAKAN, SIAPA DIRINYA ?
.
Islam telah sempurna tidak memerlukan tambahan-tambahan dan cara-cara baru menyangkut urusan agama meskipun sekecil apapun dan alasan apapun dari tambahan-tambahan tersebut meskipun dianggap baik adalah suatu perkara besar yang sangat dibenci oleh Allah dan Rasul-Nya. Akan tetapi sebaliknya sangat dicintai oleh iblis dan para pengekornya.
.
Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata,
.
إن أبغض الأمور إلى الله البدع
“Sesungguhnya perkara yang paling dibenci oleh Allah adalah bid’ah”.
.
Sufyan Ats Tsauri rahimahullah berkata,
.
البدعة أحب إلى إبليس من المعصية، المعصية يتاب منها و البدعة لا يتاب منها
“Bid’ah itu lebih disenangi oleh iblis daripada kemaksiatan, sebab kemaksiatan itu (pelakunya) akan (mudah) bertaubat daripadanya sedangkan pelaku bid’ah itu sulit sekali untuk bertaubat dari bid’ahnya”.
.
Mereka yang telah menambah-nambah atau membuat-buat perkara baru dalam urusan agama, pelakunya secara sengaja atau tidak sengaja, langsung atau tidak langsung telah menuduh Rasulullah shalallahu ’alahi wa sallam telah berhianat dan menyembunyikan risalah Islam. Inilah yang pernah diperingatkan oleh Imam Malik bin Anas rahimahullah ta’ala di dalam salah satu perkata’annya yang sangat terkenal sekali yaitu : “Barang siapa yang membuat bid’ah di dalam islam, yang dia mengangapnya sebagai bid’ah hasanah (bid’ah yang baik), maka sesungguhnya dia telah menuduh bahwa Muhammad shallahu ’alahi wa sallam telah berhianat di dalam (menyampaikan) risalah. Karena sesungguhnya Allah telah berfirman : “Pada hari ini Aku telah sempurnakan bagi kamu agama kamu”. Maka apa-apa yang tidak menjadi (bagian dari) agama pada hari itu, niscaya tidak akan menjadi (bagian dari) agama pada hari ini”. (Al-I’tisham juz 1 hal.49).
.
Alangkah bagus dan indahnya perkata’an Imam Malik diatas dan ini merupakan kaidah besar yang sangat agung sekali di dalam agama Allah, bahwa “Apa-apa yang tidak menjadi agama pada hari itu, yakni ketika turunnya ayat diatas, maka tidak akan menjadi agama pada hari ini, Yakni, apa-apa yang bukan ajaran islam pada hari itu, niscaya tidak akan menjadi ajaran islam pada hari ini.

Ezu Wan
22hb Mei jam 7.12 ptg 
||TUJUAN BERPUASA ADALAH TAQWA ||
.
.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ
.
.
"Wahai orang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa"
(Surah al Baqarah ayat 183)
.
.
Sifat Taqwa adalah takutkan Allah dan melakukan amalan yang boleh mendekatkan diri kepada Allah. Ayuh kita sama-sama lakukan amalan yang boleh gandakan pahala dan mendapat rahmat serta keampunan Allah pada bulan yang mulia ini. 
.
.
Jom follow & like page 
Minda Khalifah Training & Consultancy
.


#MKTNC #MindaKhalifahTrainingAndConsultancy #RamadhanKareem #SatuHariRamadhanSatuHadith #Malaysia #Muslim #Hadith #AllahummaSolliAlaMuhammad

#MKTNC 
#MindaKhalifahTrainingAndConsultancy 
#RamadhanKareem#SatuHariRamadhanSatuHadith #Malaysia #Muslim 
#Hadith
#AllahummaSolliAlaMuhammad


................

Tiada ulasan: