Sabtu, 7 Julai 2018

Sia-siakah pengorbanan dan bagaimana pengorbanan menjadi sia-sia. 7844.



Mengungkit boleh membuatkan pengorbanan itu menjadi sia-sia. 
Tangan kanan bersedekah, tangan kiri jangan sampai ketahuan. Tidak ada sesiapa yang inginkan hidupnya menjadi derita. Derita ini kadang-kadang datangnya sebab kesilapan diri sendiri. 

Akibat memakan benda yang berpunca dari sumber yang haram, kebiasaannya boleh menyebabkan hati seseorang itu menjadi hitam. 

Bila hati sudah menjadi hitam, taufik dan hidayah susah hendak singgah dalam diri seseorang. Aib diri pun sendiri yang membukanya tanpa sedar akibat percakapan dan tingkah laku. 

Mari kita teruskan membaca tentang hitamnya hati seseorang hamba Allah Subhanahuwatalla. 

Artikal ini merupakan perkongsian Oleh Salleh Mat Salleh pada Isnin, 4 Julai 2011 jam 4:27 PAGI Kiriman Junaidah June Indah yang bertajuk Punca Hati Menjadi Hitam, Gelap, Keras dan Busuk... 

Diungkapkan oleh Abdullah bin Mas'ud r.a, "Ada empat perkara yang menyebabkan hati menjadi gelap iaitu:-

- Perut yang selalu kekenyangan. 

- Bergaul dengan orang yang zalim. 

- Melupakan dosa yang lalu. 

- Angan-angan yang melambung. 

Sedangkan ada empat perkara yang menyebabkan hati bercahaya iaitu:- 

- Perut yang lapar agar selalu berwaspada. 

- Bergaul dengan orang yang soleh. 

- Mengingat perbuatan dosa yang telah dilakukan. 

- Tidak berangan-angan yang melambung. 

Susunan : Tok Kelana. 

ASAL HATI INSAN ADALAH SUCI. 

Ketika bayi lahir dari perut ibunya, hatinya suci bersih ibarat kapas yang putih, tiada noda tiada dosa….! 

Sabda Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam:“Setiap bayi dilahirkan didalam fitrah (suci bersih).”

Ketika zahir ke dunia, hati bayi ini masih bercahaya dan ainul basirah nya (matahatinya) melihat kepada ketuhanan. Namun dia terhijab sedikit kerana daging yang membaluti ruhnya. Berbeza dengan semasa di Alam Nur, ruh nya bebas daripada kerikatan dengan sebarang jisim, maka penyaksiannya adalah penuh kepada Zat Allah Yang Maha Suci.

HATI INSAN BERUBAH

Hati Insan yang asalnya suci bersih boleh berubah menjadi lebih baik lebih bercahaya dan berma’rifat atau sebaliknya boleh berubah menjadi kotor dan kelam bertingkat2 ….

Hati yang terhijab, Hati yang berpenyakit, Hati yang keras dan Hati yang Mati

Bila bayi ini meningkat umurnya kepada kanak2 kemudian dewasa, pandangan, pendengaran, pergaulan dan makanannya memberi kesan kepada hatinya.[1] Jika dia terdidik didalam suasana Keimanan dan soleh, terpelihara daripada makanan syubhat dan haram maka hatinya akan tetap bercahaya dan Ma’rifatnya kepada Allah akan bertambah.

Sebaliknya insan yang terdidik didalam suasana kekufuran, kefasikan dan dosa, di tambah dengan makanan yang bercampur haram, maka pandangan mata hatinya akan mulai kelam sedikit demi sedikit. Jika tiada usaha untuk menyucikan hati yang kotor ini, maka hati ini akan menjadi keras, makin keras. Ketika hati seseoran itu keras, maka dia akan malas beribadah, suka berbantah2, melakukan perkara sia-sia, melazimkan berbuat maksiat terus menerus. Walaupun hati itu masih terasa kesal, namun dia dia jarang tergerak untuk bertaubat!!!! Mereka mula menolak kebenaran dan menyokong kebatilan. Hati orang ini telah dikuasai oleh nafsu dan Syaitan!

Firman Allah Ta'ala: Maka alangkah eloknya kalau mereka berdoa kepada Kami dengan merendah diri (serta insaf dan bertaubat) ketika mereka ditimpa azab Kami? Tetapi yang sebenarnya hati mereka keras (tidak mahu menerima kebenaran) dan Syaitan pula memperelokkan pada (pandangan) mereka apa yang mereka telah lakukan. (Al-Anaam 6 : 43)

Jika seseorang berterusan bagini, tanpa berusaha bertaubat, lama kelamaan hati yang keras ini akan menebal kekerasannya dan akhirnya hati ini akan MATI….!!!

HATI YANG MATI

Bahagian ini yang paling ditakuti, iaitu ketika hati sudah MATI, maka dia tidak akan menerima nasihat lagi. Segala perbuatan haram dan maksiat akan dipandang sebagai kebaikan. Bagi dia maksiat bagaikan minum air….! Dia akan berani menentang segala perintah Allah dan RasulNya. Dia juga tiada sifat belas ihsan sesama manusia. Sanggup memfitnah dan membunuh. Hidup mereka bagaikan binatang ternakan bahkan lebih buruk daripada itu…..!!! 

Firman Allah: (Dengan sebab keingkaran mereka), Allah mematerikan atas hati mereka serta pendengaran mereka dan pada penglihatan mereka ada penutupnya dan bagi mereka pula disediakan azab seksa yang amat besar. (Al-Baqarah 2 : 7)

Di antara punca terjadinya hati berpenyakit, kemudian menjadi keras dan MATI sangat banyak sekali. Tetapi secara umumnya semua jenis pelanggaran terhadap hukum Allah berterusan tanpa bertaubat adalah menjadi punca kegelapan hati ….!

Mentafsirkan Firman Allah ayat 7 surah Al-Baqarah di atas Ibnu Kathir menyatakan, Mengenai firman-Nya, Khatamallahu, As-Suddi mengatakan, artinya bahwa Allah Tabaraka wa Ta’ala telah mengunci mati. (hati mereka)

Qatadah mengatakan, “Syaitan telah menguasai mereka karena mereka telah mentaatinya. Maka, Allah mengunci mati hati dan pendengaran serta pandangan mereka ditutup, sehingga mereka tidak dapat melihat petunjuk, tidak dapat mendengarkan, memahami, dan berfikir.”

Ibnu Juraij menceritakan, Mujahid mengatakan, Allah mengunci mati hati mereka. Dia berkata aththab’u artinya melekatnya dosa di hati, maka dosa-dosa itu senantiasa mengelilinginya dari segala arah sehingga berhasil menemui hati tersebut. Pertemuan dosa dengan hati tersebut merupakan kunci mati.

Lebih lanjut Ibnu Juraij mengatakan, kunci mati dilakukan terhadap hati dan pandangan mereka.

Ibnu Juraij juga menceritakan, Abdullah bin Katsir memberitahukan kepadaku bahwa ia pernah mendengar Mujahid mengatakan, arraan (penghalangan) lebih ringan daripada aththob’u (penutupan dan pengecapan), dan ath-thob’u lebih ringan daripada al-iqfaal (penguncian).

Al-A’masy mengatakan, Mujahid memperlihatkan kepada kami melalui tangannya, lalu ia mengatakan, mereka mengetahui bahwa hati itu seperti ini, yaitu telapak tangan. Jika seseorang berbuat dosa, maka dosa itu menutupinya sambil membongkokkan jari kelingkingnya, ia (Mujahid) mengatakan, “seperti ini,” Jika ia berbuat dosa lagi, maka dosa itu menutupinya, Mujahid membongkokkan jarinya yang lain ke telapak tangannya. Demikian selanjutnya hingga seluruh jari-jarinya menutup telapak tangannya. Setelah itu Mujahid mengatakan, “Hati mereka itu terkunci mati.”

Mujahid mengatakan, mereka memandang bahawa hal itu adalah ar-raiin (kotoran, dosa).

Hal yang sama juga diriwayatkan Ibnu jarir, dari Abu Kuraib, dari Waki’, dari Al-A’masy, dari Mujahid.

Al-Qurthubi mengatakan, umat ini telah sepakat bahwa Allah Ta’ala telah menyifati diri-Nya dengan menutup dan mengunci mati hati orang-orang kafir sebagai balasan atas kekufuran mereka itu, sebagaimana yang difirmankan-Nya :

“Sebenarnya Allah telah mengunci mati hati mereka karena kekafirannya.” (An-Nisaa’: 155).

Al-Qurthubi juga menyebutkan hadis Hudzaifah yang terdapat di dalam kitab As-Shahih, dari Rasulullah saw., beliau bersabda, “Fitnah-fitnah itu menimpa pada hati bagaikan tikar di anyam sehelai demi sehelai. Hati mana yang menyerapnya, maka digoreskan titik hitam padanya. Dan hati mana yang menolaknya, maka digoreskan padanya titik putih. Sehingga, hati manusia itu terbagi pada dua macam: hati yang putih seperti air jernih, dan ia tidak akan dicelakai oleh fitnah selama masih ada langit dan bumi. Dan yang satu lagi berwarna hitam kelam, seperti tempat minum yang terbalik, tidak mengenal kebaikan dan tidak pula mengingkari kemungkaran.”

Ibnu Jarir mengatakan, yang sahih menurutku dalam hal ini adalah apa yang bisa dijadikan perbandingan, yaitu hadis yang diriwayatkan dari Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam. Dari Abu Hurairah Radhiallahu Anh., ia menceritakan : 

Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda, “Sesungguhnya seorang mukmin, jika ia mengerjakan suatu perbuatan dosa, maka akan timbul noda hitam dalam hatinya. Jika ia bertaubat, menarik diri dari dosa itu, dan mencari redha Allah, maka hatinya menjadi jernih. Jika dosanya bertambah, maka bertambah pula nodanya sehingga memenuhi hatinya. Itulah yang disebut ar-ran (penutup), yang disebut oleh Allah Ta’ala dalam firman-Nya, ‘Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang telah mereka usahakan itu menutupi hati mereka’.”

Hadis di atas diriwayatkan Imam Tirmidzi dan Nasa’i dari Qutaibah, Al-Laits bin Sa’ad. Serta Ibnu Ibnu Majah, dari Hisyam bin Ammar, dari Hatim bin Ismail dan Al-Walid bin Muslim. Ketiganya dari Muhammad bin Ajlan. Imam Tirmidzi mengatakan bahwa hadis ini berstatus hasan sahih.

Kemudian Ibnu Jarir mengatakan, Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam. memberitahukan dalam sabdanya bahawa dosa itu jika sudah bertumpuk-tumpuk di hati, maka ia akan menutupnya, dan jika sudah menutupnya, maka didatangkan padanya kunci mati dari sisi Allah Ta’ala, sehingga tidak ada lagi jalan bagi iman untuk menuju ke dalamnya, dan tidak ada jalan keluar bagi kekufuran untuk lepas darinya. Itulah kunci mati yang disebutkan Allah Ta’ala dalam firman-Nya, “Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka.”

Perbandingan kunci mati terhadap apa yang masih dapat dijangkau oleh qasad mata, tidak dapat dibuka dan diambil isinya kecuali dengan memecahkan dan membongkar kunci mati itu dari barang itu. Demikian halnya dengan iman, ia tidak akan sampai ke dalam hati orang (oleh Allah Ta’ala) telah terkunci mati hati dan pendengarannya, kecuali dengan membongkar dan melepas kunci mati tersebut dari hatinya.

Perlu diketahui bahwa waqaf taam (berhenti sempurna saat membacanya) adalah pada firman-Nya, Khatamallahu ‘alaa quluubihim wa’alaa sam’ihim: “Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka.” “Serta penglihatan mereka ditutup,” (ayat-ayat di atas) merupakan kalimat sempurna, dengan pengertian bahwa kunci mati itu dilakukan terhadap hati dan pendengaran. Sedangkan ghisyawah adalah penutup terhadap pandangan, sebagaimana yang dikatakan As-Suddi dalam tafsirnya, dari Ibnu Mas’ud, dari beberapa orang sahabat Rasulullah . mengenai firman-Nya: “Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka,” ia mengatakan, ‘Sehingga dengan demikian itu mereka (orang-orang kafir) tidak dapat berpikir dan mendengar. Dan dijadikan penutup pada pandangan mereka sehingga mereka tidak dapat melihat.”

Setelah menyifati orang-orang mukmin pada empat ayat pertama surah Al-Baqarah, lalu memberitahukan keadaan orang-orang kafir dengan kedua ayat di atas, kemudian Allah Ta’ala menjelaskan keadaan orang-orang munafik, yaitu mereka yang menampakkan keimanan dan menyembunyikan kekufuran.

Ketika keberadaan mereka semakin samar di tengah-tengah umat manusia, Allah Ta’ala semakin gencar menyebutkan berbagai sifat kemunafikan mereka, sebagaimana Allah telah menurunkan surah Bara’ah dan Munafiqun tentang mereka serta menyebutkan mereka di dalam surah An-Nur dan surah-surah lainnya guna menjelaskan keadan mereka agar orang-orang menghindarinya dan juga menghindari dari terjerumus kepadanya.

Sebagai i’tibar, marilah kita sama2 sentiasa muhasabah diri, menjauhi segala bentuk syubhat dan haram dan jangan sesekali berhenti bertaubat. Jangan juga berputus asa disebabkan banyaknya dosa bahkan wajib sentiasa berharap penuh Allah Ta’ala akan mengampuni kita didalam kemurahanNya.

PENYEMBUHAN / PENYUCIAN HATI

Di antara amalan yang boleh menyucikan hati yang telah ternoda adalah:

1. Lazimkan melakukan solat Taubat pagi dan malam sekurang2nya 2 rakaat.

2. Lazimkan Istighfar sekurang2 100 kali sehari semalam dengan perasaan penuh penyesalan.

3. Hentikan segera semua dosa2 besar dan dosa2 kecil

4. Jauhi semua pergaulan yang sia2 dan pergaulan yang boleh membawa kepada dosa.

5. Wiridkan zikir La-Ilaha Illa-Allah setiap hari . Lagi banyak lagi baik. Kerana zikrlullah adalah ubat, pencuci dan penyembuh bagi segala penyakit hati dan dosa! Mulai dengan 100 kali sehari semalam.

6. Wiridkan solawat atas Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam – sekurang2nya 100 kali.

7. Lazimkan baca Al-Quran sekurang2nya baca surah Yasin.

Siaran:
Punca Hati Menjadi Hitam, Gelap, Keras dan Busuk...


Tiada ulasan: