Selasa, 25 September 2018

Berita dari zon perang. 8253.


Usia dunia xkan sampai 1500 Hijrah.


19 Jan 2018 - Hari kiamat adalah masa dimana dunia ini akan berakhir. Mengenai hal ini, banyak orang yang memprediksikan tentang kapan hari kiamat itu ...
Tiada: xkan
13 Feb 2017 - Para Ulama hadits memprediksi ttg usia umur ummat Islam : ... umur umat Islam, Rasulullah sdh memberi bocoran tdk sampai 1500 H. ... tersebut, kesimpulannya adalah akhir dari fananya dunia ini sudah demikian dekat.
Tiada: xkan
26 Mac 2015 - Umur umat Yahudi sejak diutusnya Nabi Musa AS hingga diutusnya Nabi Isa ... awal penulisan tahun Hijriah dimulai pada saat Rasulullah SAW hijrah ke ... Imam Ibnu Rajab Al Hanbali meletakkan keseluruhan masa dunia ...
21 Mac 2017 - Jika sekarang tahun 1438 H, sebelum hijrah ada 13 tahun, maka jika ... Akan tetapi masa yang telah lewat dari dunia sampai diutusnya nabi ... angka 1500, maka jika dikatakan usia umat Islam tidak sampai 1500 tahun, ...
25 Sep 2013 - Tahun 2076 M kemungkinan akan menjadi akhir dari dunia islam. ... Nabi Muhammad di angkat menjadi seorang rasul di usia 40 tahun, maka ... antara 7,8 hingga 10 tahun dan Dajjal akan muncul dan berada di bumi ini selama 40 hari. ... Tahun 1500 H/2076 M kemungkinan akan menjadi akhir dari ...
3 Dis 2015 - Buku yang sempat menghebohkan dunia Islam itu judul aslinya adalah هرمجدون آخر ... Juga disebutkan bahwa usia umat Islam yaitu 1500 tahun. ... hijrah hingga tahun ini, 1428 H, berarti usiaumat Islam tinggal 1500 (1428+13) ...
3 Dis 2015 - 6-46 Tanda Kecil Kiamat Setelah Permula'an Islam Hingga Pembatas ... “Terhadap umat ini akan terjadi pembenaman bumi, perubahan bentuk ..... Maka beliau berkata: “Pada dekade-dekadehijrah setelah tahun 1300, dan ...
3 Dis 2015 - Umur umat Yahudi sejak diutusnya Nabi Musa AS hingga diutusnya Nabi Isa AS ... awal penulisan tahun Hijriah dimulai pada saat Rasulullah SAW hijrah ke ... Apakah pada tahun 2055 M Islam sudah hilang dari muka bumi?

Rudal = Peluru berpandu. 

Data S-400: Jet F-16 Israel Sembunyi di Balik Pesawat Rusia


Selasa, 25 September 2018 - 14:40 WIB
Data S-400: Jet F-16 Israel Sembunyi di Balik Pesawat Rusia
Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Mayor Jenderal Igor Konashenkov, memaparkan kronologi tragedi jatuhnya pesawat Il-20 di Latakia, Suriah, dalam gambar tiga dimensi. Foto/Kementerian Pertahanan Rusia
MOSKOW - Rusia membuat kesimpulan terkait tragedi jatuhnya pesawat mata-mata Il-20 di Latakia, Suriah, berdasarkan data rekaman sistem rudal pertahanan S-400 di Pangkalan Khmeimim. Data itu menunjukkan jet tempur F-16 Israel sembunyi di balik pesawat Il-20 dari serangan sistem rudal S-200 Suriah.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan rudal yang ditembakkan sistem S-200 sejatinya menargetkan F-16, namun tiba-tiba mengubah jalurnya dan menghantam pesawat Il-20. Sebanyak 15 tentara yang ada di pesawat itu tewas dalam insiden pada 17 September lalu.

Menurut kementerian itu, posisi semua pesawat pada saat insiden membuktikan bahwa jet Israel secara de facto menggunakan Il-20 yang lebih besar sebagai perisai atau penutup. Data itu dipaparkan juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Mayor Jenderal Igor Konashenkov, pada hari Senin.

"Gambar-gambar radar yang terungkap pada pengarahan jelas menunjukkan arah penerbangan rudal S-200 yang diluncurkan oleh sistem pertahanan udara Suriah, serta lokasi pesawat Rusia dan Israel," kata Konashenkov. "Itu cukup jelas bahwa rudal itu menargetkan jet Israel," katanya lagi, seperti dikutip Russia Today, Selasa (25/9/2018).


"Namun, rudal itu kemudian berubah arah dan mengunci target dengan penampang radar yang lebih besar dan kecepatan lebih lambat, yang merupakan pesawat pengintai Rusia, yang datang untuk mendarat," paparnya. 

Sebaliknya, lanjut dia, jet Israel yang secara efektif menggunakan Il-20 sebagai penutup dari serangan itu, secara tiba-tiba mengubah ketinggian dan arah penerbangannya.

Setelah insiden itu, pesawat Israel melanjutkan penerbangannya untuk berpatroli di lepas pantai Suriah. Data dari S-400 Suriah ini menyanggah klaim Pasukan Pertahanan Israel (IDF) bahwa pesawat jet tempur Tel Aviv telah kembali ke wilayah udara Israel pada saat insiden itu terjadi.

"Data hari ini (kemarin) tidak hanya menunjukkan, tetapi membuktikan bahwa kesalahan atas insiden tragis (pesawat) Il-20 Rusia sepenuhnya terletak pada Angkatan Udara Israel," kata Jenderal Konashenkov kepada wartawan. 

"Semua klaim Israel tentang dugaan tidak terlibat dalam tragedi ini yang menewaskan 15 orang prajurit Rusia, palsu," tegas dia.


(mas)
Data S-400: Jet F-16 Israel Sembunyi di Balik Pesawat...
https://international.sindonews.com/read/1341083/41/data-s-400-jet-f-16-israel-sembunyi-di-balik-pesawat-rusia-1537861199

Rusia Putuskan Pasok S-300 ke Suriah, Israel dan AS Gusar


Selasa, 25 September 2018 - 07:22 WIB
Rusia Putuskan Pasok S-300 ke Suriah, Israel dan AS Gusar
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kiri) saat bertemu 
Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow beberapa waktu lalu. Foto/REUTERS
TEL AVIV - Pemerintah Israel dan Amerika Serikat (AS) gusar dengan keputusan Rusia yang memilih untuk memasok sistem rudal pertahanan S-300 kepada Suriah. Keputusan Moskow itu sebagai respons setelah pesawat mata-matanya ditembak jatuh sistem rudal S-200 Damaskus saat merespons serangan empat jet tempur F-16 Tel Aviv.

Tel Aviv dan Washington pada Senin malam mengeluarkan peringatan kepada Moskow untuk membatalkan keputusannya. Mereka menilai langkah Moskow akan semakin mengguncang kawasan dan meningkatkan ketegangan yang sudah memanas.

Keputusan militer Moskow itu juga membuat kabinet keamanan Israel menggelar rapat pada Selasa (25/9/2018) pagi. Pertemuan itu untuk membahas perkembangan terbaru yang melibatkan hubungan Tel Aviv dengan Moskow setelah retak akibat insiden jatuhnya pesawat mata-mata Il-20 yang menewaskan 15 tentara Moskow.

Presiden Rusia Vladimir Putin melalui telepon sudah memberitahu Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tentang keputusan militernya untuk menyediakan sistem S-300 kepada Suriah.

Netanyahu melalui kantornya telah memberikan tanggapan. "Perdana menteri mengatakan menyediakan sistem persenjataan canggih kepada aktor yang tidak bertanggung jawab akan memperbesar bahaya di wilayah tersebut, dan bahwa Israel akan terus mempertahankan diri dan kepentingannya," bunyi pernyataan kantor Netanyahu, seperti dikutip Times of Israel.
 
Secara bersamaan, Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton mengatakan keputusan Rusia adalah "kesalahan besar" yang akan menyebabkan eskalasi signifikan. Bolton mendesak Moskow untuk mempertimbangkan kembali keputusannya.

Channel 10 News mengutip seorang pejabat senior Amerika menyatakan bahwa sistem rudal S-300 dapat membahayakan jet-jet tempur Angkatan Udara AS yang beroperasi melawan kelompok Islamic State atau ISIS di Suriah.

"Membawa lebih banyak rudal anti-pesawat ke Suriah tidak akan menyelesaikan penembakan misil yang tidak profesional dan sembarangan dan tidak akan mengurangi bahaya bagi pesawat yang terbang di daerah itu," kata pejabat yang tidak disebutkan namanya tersebut.

Baca: Pesawatnya Ditembak Jatuh, Rusia Pasok Sistem Rudal S-300 ke Suriah

Rusia sebelumnya membuat pengumuman soal paparan data menit demi menit jatuhnya pesawat Ilyushin Il-20 oleh sistem S-200 Suriah pada 17 September lalu. Insiden friendly fire itu menewaskan 15 tentara Rusia. Moskow menyalahkan Tel Aviv dengan menuduhnya menggunakan pesawat Il-20 sebagai perisai jet-jet tempur F-16 Israel dari respons S-200 Damaskus.

Dalam panggilan telepon dengan Netanyahu, Putin mengatakan dia tidak setuju dengan penjelasan versi Israel yang menyalahkan militer Suriah dalam insiden mematikan itu.

"Informasi yang diberikan oleh militer Israel bertentangan dengan kesimpulan dari kementerian pertahanan Rusia," kata Kremlin mengutip pernyataan Putin dalam panggilan telepon dengan Netanyahu. Menurut Putin, tindakan pilot Israel telah menyebabkan pesawat Rusia ditargetkan oleh sistem pertahanan udara Suriah.

"Pihak Rusia melanjutkan dari fakta bahwa tindakan oleh angkatan udara Israel adalah alasan utama untuk tragedi itu," lanjut Kremlin.

(mas)
Rusia Putuskan Pasok S-300 ke Suriah, Israel dan...
https://international.sindonews.com/read/1340982/43/rusia-putuskan-pasok-s-300-ke-suriah-israel-dan-as-gusar-1537834961

Turki Bandel Beli Sistem Rudal S-400 Rusia, Bos NATO Melunak


Sabtu, 15 September 2018 - 09:14 WIB
Turki Bandel Beli Sistem Rudal S-400 Rusia, Bos NATO Melunak
Sistem rudal pertahanan S-400 Rusia. Turki akan menerima pasokan pertama sistem itu pada 2019. Foto/REUTERS
WASHINGTON - Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO, Jens Stoltenburg, melunakkan sikap kerasnya terhadap keputusan Turki yang tetap nekat membeli sistem rudal pertahanan S-400 Rusia. Bos aliansi militer Atlantik Utara itu mengatakan pembelian sistem pertahanan Moskow adalah keputusan nasional Ankara sendiri.

Padahal, Stoltenberg sebelumnya satu suara dengan Amerika Serikat (AS) dalam menentang keputusan Ankara untuk membeli senjata pertahanan canggih Moskow. Alasannya, sistem pertahanan itu tidak kompatibel dengan persenjataan NATO.

Alasan lain, NATO dan AS khawatir jika Turki mengoperasikan sistem rudal S-400, kelemahan pesawat jet tempur F-35 bisa terbongkar. 

"Ini merupakan tantangan dan sudah diketahui bahwa ada perselisihan antara Turki dan terutama (dengan) Amerika Serikat dalam masalah ini," kata Stoltenburg di lembaga pemikir konservatif Heritage Foundation di Washington D.C.

"Yang paling penting adalah sistem yang berbeda dapat bekerja bersama," katanya lagi, yang dilansir Anandolu, Sabtu (15/9/2018).

Desember lalu, Turki mengumumkan bahwa mereka sudah mencapai kesepakatan dengan Rusia untuk pembelian dua sistem rudal pertahanan S-400 untuk pengiriman perdana awal 2020. Dalam perkembangannya, Moskow mempercepat pengiriman perdana menjadi tahun 2019.

Komentar Sekjen NATO itu muncul di saat Kongres AS memutuskan akan meloloskan undang-undang yang akan memblokir pengiriman jet tempur F-35 Lockheed Martin ke Turki. Padahal, Turki sudah berencana membeli 100 unit jet tempur siluman kebanggaan NATO tersebut.

Menurut Stoltenburg, Turki berperan penting di NATO. Dia mencontohkan, dalam hal lokasi geografis dan kontribusi Ankara dalam perang melawan ISIS dan perannya sebagai tuan rumah bagi jutaan pengungsi Suriah.

"Turki juga penting ketika berhadapan dengan krisis migran dan pengungsi. Mereka menampung jutaan pengungsi, dan mereka penting untuk menerapkan kesepakatan antara Uni Eropa dan Turki dalam mengelola aliran migran di Laut Aegea," kata Stoltenburg.

Dia mengatakan Turki telah menderita sejauh ini terkait serangan teroris dan upaya kudeta militer yang gagal tahun 2016.

"Jadi, ya ada masalah, ada tantangan, dengan keputusan membeli S-400 yang dikombinasikan dengan F-35. Saya menyambut baik dialog yang ditujukan, tetapi pada saat yang sama penting untuk mengenali pentingnya bahwa Turki bermain ke seluruh aliansi," imbuh Stoltenburg.

(mas)
Turki Bandel Beli Sistem Rudal S-400 Rusia, Bos...
https://international.sindonews.com/read/1338410/42/turki-bandel-beli-sistem-rudal-s-400-rusia-bos-nato-melunak-1536977643

Misteri S-400 Rusia Tak Cegat 59 Rudal Tomahawk AS Penghajar Suriah


Minggu, 9 April 2017 - 02:46 WIB
Misteri S-400 Rusia Tak Cegat 59 Rudal Tomahawk AS Penghajar Suriah
Sistem rudal pertahanan canggih S-400 yang dikerahkan Rusia di Suriah. Sistem rudal ini tak cegat rudal-rudal Tomahawk AS saat gempur Suriah. Foto / Daily Mail
DAMASKUS - Rusia telah mengerahkan sistem rudal pertahanan canggih S-400 di pangkalan udara Latakia, Suriah. Namun, fungsi sistem perisai rudal Growler ini jadi misteri karena tidak mencegat 59 rudal Tomahawk yang ditembakkan Amerika Serikat (AS) ke pangkalan udara Shayrat, Homs.

Moskow sejatinya tidak sulit untuk mencegat gempuran puluhan rudal jelajah AS yang ditembakkan dari dua kapal perang, USS Porter dan USS Ross pada Jumat dini hari. Sebab, S-400 Rusia diklaim dapat mencegat target pada kisaran 250 mil dan pada ketinggian hingga 90.000 kaki.

Sistem tameng rudal mutakhir itu mulai dikerahkan Rusia ke Suriah sejak pesawat jet tempur Moskow ditembak pesawat tempur Turki November 2015 lalu.

Rudal Tomahawk AS sendiri memiliki jangkauan hingga 690 mil dan dapat mengambil rute rumit untuk mengindari intersepsi atau pencegatan.

Teka-teki Rusia tak tolong Suriah dari gempuran 59 rudal jelajah Tomahawk AS ini masih jadi misteri. Terlebih, pemerintah Presiden Donald Trump telah memberi tahu Rusia sebelum meluncurkan rudal-rudal jelajahnya dengan target pangkalan udara Suriah.

Militer dan pemerintah Rusia tidak menjawab misteri tersebut. Namun, Kremlin menegaskan akan tetap mengaktifkan sistem rudal pertahanan S-400 dan S-300 di Suriah untuk melindungi fasilitas militer Moskow di negeri Presiden Bashar al-Assad tersebut.

“Terlepas dari serangan AS hari ini (Jumat  dini hari lalu) di pangkalan udara angkatan udara Suriah, pangkalan udara kami (di Latakia) dan pusat logistik di Tartus dijamin oleh sistem S-300 dan S-400,” kata Viktor Ozerov, pejabat Komite Pertahanan dan Keamanan Rusia kepada Sputnik, yang dikutip semalam (8/4/2017).

Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim dapat meningkatkan perlindungan pangkalan udara Suriah menyusul serangan AS. Tapi kementerian ini tidak menjawab mengapa S-400 tidak digunakan untuk mencegat rudal-rudal AS.

Andrei Kortunov, Direktur Dewan Urusan Internasional Rusia mengatakan kepada Interfax; “Risiko konfrontasi militer langsung antara Rusia dan AS telah meningkat secara signifikan. Apakah atau tidak itu bisa mengakibatkan Perang Dunia III? Tergantung pada bagaimana pemimpin bertanggung jawab”.

Komentar tentang menghindari Perang Dunia III itulah yang jadi kemungkinan mengapa sistem pertahanan udara canggih Rusia tidak mencegat rudal-rudal jelajah AS.

(mas)
Misteri S-400 Rusia Tak Cegat 59 Rudal Tomahawk...
https://international.sindonews.com/read/1195480/43/misteri-s-400-rusia-tak-cegat-59-rudal-tomahawk-as-penghajar-suriah-1491680772

Beli S-400 dan Jet Su-35 Rusia, Badan Militer China Disanksi AS


Jum'at, 21 September 2018 - 02:39 WIB
Beli S-400 dan Jet Su-35 Rusia, Badan Militer China Disanksi AS
Seorang personel militer berjalan di samping gambar jet tempur Su-35 Rusia 
dalam Indo Defence Expo di Jakarta pada 2 November 2016. Foto/REUTERS/Beawiharta
WASHINGTON - Sebuah badan militer China beserta direkturnya masuk dalam daftar yang terkena sanksi Amerika Serikat (AS). Sanksi dijatuhkan terkait pembelian sistem rudal pertahanan S-400 dan sepuluh jet tempur Su-35 Rusia.

Departemen Luar Negeri AS pada hari Kamis (20/9/2018) mengumumkan penjatuhan sanksi terhadap Departemen Pengembangan Peralatan China. Sanksi itu diberlakukan di bawah undang-undang bernama Countering America's Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA).

Badan militer Beijing yang terkena sanksi itu merupakan otoritas yang mengawasi teknologi pertahanan China. Direkturnya, Li Shangfu, ikut terkena sanksi dengan alasan terlibat dalam transaksi signifikan dengan Rosoboronexport, eksportir senjata utama Rusia.

Administrasi Trump juga memasukkan 33 orang dan entitas yang terkait dengan militer dan intelijen Rusia ke dalam daftar sanksi di bawah CAATSA.

Seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS, yang memberi penjelasan dengan syarat anonim kepada wartawan, bersikeras bahwa sanksi terhadap China sejatinya hanya menargetkan Moskow, bukan Beijing atau militernya.

"Target akhir dari sanksi ini adalah Rusia. Sanksi CAATSA dalam konteks ini tidak dimaksudkan untuk melemahkan kemampuan pertahanan negara tertentu," kata pejabat itu dalam sebuah teleconference, yang dikutip Reuters, Jumat (21/9/2018).

"Itu malah bertujuan memaksakan harga terhadap Rusia sebagai tanggapan atas kegiatan-kegiatannya yang jahat," ujarnya.

Langkah-langkah Washington itu muncul ketika pemerintahan Presiden Donald Trump mengejar berbagai strategi untuk menekan China dan tekanan yang semakin kuat untuk merespons kuat laporan badan intelijen AS bahwa Rusia terus mencampuri urusan politik Amerika Serikat.

Para anggota Kongres, termasuk banyak rekan Trump di Partai Republik yang mengesahkan RUU sanksi hampir secara bulat, telah berulang kali meminta pemerintah untuk mengambil sikap yang lebih keras terhadap Moskow.

Pejabat departemen tersebut mengonfirmasi bahwa sanksi terhadap badan militer China terkait dengan pembelian 10 pesawat jet tempur Su-35 Rusia pada tahun 2017 dan sistem rudal pertahanan S-400 Rusia pada 2018.

Sanksi-sanksi itu menghalangi badan militer China untuk mengajukan permohonan lisensi ekspor dan berpartisipasi dalam transaksi valuta asing di bawah yurisdiksi AS.

(mas)
Beli S-400 dan Jet Su-35 Rusia, Badan Militer China...
https://international.sindonews.com/read/1339993/42/beli-s-400-dan-jet-su-35-rusia-badan-militer-china-disanksi-as-1537472372

Pesawat Dipakai Presiden Lebanon, 150 Penumpang Dipaksa Turun


Selasa, 25 September 2018 - 15:22 WIB
Pesawat Dipakai Presiden Lebanon, 150 Penumpang Dipaksa Turun
Pesawat Middle East Airlines. Ratusan penumpang dipaksa turun dari penerbangan maskapai tersebut karena pesawat dipakai Presiden Lebanon Michel Aoun ke New York untuk Sidang Majelis Umum PBB. Foto/REUTERS/Ilustrasi
BEIRUT - Lebih dari 150 penumpang yang berangkat dari Beirut ke Kairo pada penerbangan tengah hari dipaksa turun karena pesawat itu dibutuhkan oleh Presiden Lebanon Michel Aoun. Sang presiden tiba-tiba memilih menggunakan pesawat itu untuk perjalanan ke Sidang Majelis Umum PBB di New York.

Kejadian yang memicu kemarahan ratusan penumpang itu terjadi pada hari Minggu. Mereka diperintahkan untuk turun pesawat satu menit setelah naik.

Pesawat yang menurunkan paksa ratusan penumpangnya gara-gara akan dipakai presiden itu adalah pesawat Middle East Airlines milik maskapai pemerintah Lebanon.

Para penumpang dipindahkan ke penerbangan alternatif pada malam hari. Hal itu membuat mereka terdampar di bandara selama sekitar sembilan jam.

"Permintaan maaf dikeluarkan untuk para penumpang yang terkena dampak penundaan ini," kata maskapai Middle East Airlines via Twitter, pada hari Senin.

Menurut media Lebanon, presiden berusia 83 tahun itu didampingi oleh delegasi sekitar 50 orang, termasuk personel keamanan, penasihat, wartawan, istri, anak perempuan dan dokter pribadinya.

Kantor Presiden Aoun mengeluarkan pernyataan pada hari Senin yang mengatakan presiden tidak bertanggung jawab atas evakuasi ratusan penumpang dari penerbangan tersebut.

Saat tiba di New York, Aoun menekankan pentingnya keikutsertaannya dalam Sidang Ke-73 Majelis Umum PBB 2018. Forum internasional itu akan memungkinkannya untuk menyampaikan posisi Lebanon pada masalah regional dan internasional kepada para pemimpin dunia.

"Biarkan seluruh dunia mendengar posisi Lebanon mengenai masalah prioritas," kata Aoun dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Alaraby.co.uk.

"Kondisi saat ini di Lebanon dan negara-negara tetangga membuat partisipasi Lebanon dalam pertemuan Majelis Umum suatu keharusan yang ditentukan oleh keakuratan panggung," lanjut pernyataan sang presiden.

Delegasi resmi yang menyertai Presiden Aoun termasuk Menteri Luar Negeri Gebran Bassil dan Duta Besar Lebanon untuk PBB Amal Mudallali.

(mas)
Pesawat Dipakai Presiden Lebanon, 150 Penumpang...
https://international.sindonews.com/read/1341104/43/pesawat-dipakai-presiden-lebanon-150-penumpang-dipaksa-turun-1537863744
AS: Pembantaian Muslim Rohingya oleh Tentara Myanmar Terkoordinasi
Dogfight di Suriah, Jet Su-35 Rusia Diklaim Kalahkan F-22 AS
Iran Bandingkan Serangan di Parade Militernya dengan Serangan 9/11 AS
Pakar: Israel dan Turki Jadi Pecundang jika Suriah Dapat S-300 Rusia


Tiada ulasan: