Tiba-tiba dia kata Palestin bumi dia, bukan bumi Rakyat Palestin. Nauzubillahminzalik.
Orang Islam kena kembali kepada tuntutan Islam sebenar. Tak ada pecah belah dan label melabel sesama Islam. Apa lagi caci maki, memfitnah, hasad dengki dan sebagainya, yang merupakan wadah menghancurkan kesatu paduan Umat Islam sedunia.
Ramai kalangan Nabi dan Rasul dari bangsa Yahudi. Tu yang Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wassalam dari Bangsa Arab mereka tak dapat terima. Bila Nabi dan Rasul dari bangsa mereka langsung mereka ingkari. Itulah bangsa yahudi yang tidak tahu bersyukur pada Allah. Sombong dan tamak haloba jadi amalan. Sehingga Allah laknat mereka sebagai bangsa yang tidak punya negara. 1948 hanyalah kejahatan barat mempergunakan tanah Palestin untuk yahudi. Mengapa barat tidak menjadikan kawasan negara mereka sebagai sebahagian negara yahudi? Mengapa tanah Arab yang diusik? Mereka jugalah (barat) yang menzalimi bangsa yahudi dan sekarang barat menjadi hamba abdi kepada yahudi termasuk anutan dan kepercayaan mereka. Ini termasuklah dengan Pertubuhan Bangsa-Bangsa Bersatu yang menjadi helah yahudi dan amalan demokrasi, komunis, sosialis, leberal dan sebagainya. Nauzubillahminzalik.
Baca juga:
6091. Hypnosis Diri.
Bismillahi Walhamdulillah.
Allah berfirman yang bermaksud; “Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya.” (QS: Al Imran 3:185)
AS Nyatakan Palestina Bukan Negara
Muhaimin
Kamis, 4 Oktober 2018 - 01:38 WIB

Kota Yerusalem yang diperebutkan Palestina dan Israel. Amerika Serikat menyatakan status Palestina sekarang bukan negara. Foto/REUTERS/Ronen Zvulun
WASHINGTON - Pemerintah Amerika Serikat (AS) menyatakan status Palestina sekarang ini bukan lagi sebuah negara. Pengumuman ini disampaikan Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, John Bolton, hari Rabu waktu Washington.
Bolton, yang berbicara di hadapan wartawan di ruang pengarahan Gedung Putih, mengatakan bahwa menyangkal status Palestina sebagai negara tidak kontraproduktif ketika administrasi Trump mempersiapkan rencana perdamaian Timur Tengah.
"Ini (Palestina) bukan sebuah negara sekarang. Itu tidak memenuhi tes hukum internasional tentang kenegaraan," katanya.
"Itu tidak mengontrol batas-batas yang ditentukan. Itu tidak memenuhi fungsi normal pemerintahan. Ada banyak alasan mengapa itu bukan sebuah negara," ujar Bolton, yang dikutip dari The Washington Examiner, Kamis (4/10/2018).
"(Palestina) itu bisa menjadi sebuah negara, seperti yang dikatakan presiden, tetapi itu membutuhkan negosiasi diplomatik dengan Israel dan lainnya," lanjut Bolton.
Organisasi Pembebasan Palestina, yang dipimpin oleh Yasser Arafat, mendeklarasikan kemerdekaan Palestina pada tahun 1988. Sejak saat itu, 137 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa memperluas pengakuan diplomatik.
Otoritas Palestina telah menguasai beberapa wilayah di Tepi Barat dan Gaza sejak Kesepakatan Oslo tahun 1994, tetapi faksi-faksi yang bertikai—Hamas di Gaza, Fatah di Tepi Barat—telah mendominasi wilayah itu sejak 2007.
Bolton, yang dikenal karena pandangan kebijakan luar negerinya yang hawkish, mengatakan tidak ada yang secara historis luar biasa tentang pejabat AS yang menyangkal bahwa Palestina adalah sebuah negara.
"Menyebutnya apa yang disebut negara Palestina mendefinisikan secara persis apa yang telah terjadi, posisi yang telah ditempuh pemerintah Amerika Serikat secara seragam sejak 1988 ketika otoritas Palestina menyatakan diri sebagai Negara Palestina," katanya.
"Kami tidak mengenalinya sebagai Negara Palestina, kami telah secara konsisten di seluruh pemerintahan Demokrat dan Republik menentang pengakuan Palestina ke PBB sebagai negara karena itu bukan negara."
Dalam kesempatan itu, Bolton juga mengumumkan bahwa AS akan menarik diri dari "protokol opsional" Konvensi Wina tentang Hubungan Diplomatik. Keputusan ini diambil sebagai respons kasus yang dibawa oleh Palestina soal penolakan pemindahan kedutaan AS di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.
"Saya mengumumkan bahwa presiden telah memutuskan bahwa Amerika Serikat akan menarik diri dari protokol opsional dan penyelesaian sengketa ke Konvensi Wina tentang Hubungan Diplomatik," kata Bolton.
"Ini terkait dengan kasus yang dibawa oleh apa yang disebut negara Palestina, menyebut Amerika Serikat sebagai terdakwa, menantang langkah kami (memindahkan) kedutaan dari Tel Aviv ke Yerusalem," papar Bolton.
Pihak Palestina belum berkomentar atas pengumuman AS. Pengumuman ini berpotensi memicu kemarahan Palestina yang telah berulang kali dibuat kecewa oleh pemerintah Presiden Donald Trump yang terang-terangan pro-Israel meski berniat jadi mediator perdamaian.
(mas)
https://international.sindonews.com/read/1343435/42/as-nyatakan-palestina-bukan-negara-1538591912
views: 31.934
Abaikan AS, Putin dan PM India Bersiap Teken Pembelian S-400 Rusia
Muhaimin
Jum'at, 5 Oktober 2018 - 05:09 WIB
Perdana Menteri India Narendra Modi (kanan) memeluk Presiden Rusia Vladimir Putin saat tiba di New Delhi, Kamis (4/10/2018). Foto/Sputnik/Mikhail Metzel/Kremlin via REUTERS
NEW DELHI - Presiden Rusia Vladimir Putin telah tiba di New Delhi pada hari Kamis dan disambut Perdana Menteri Narendra Modi. Mereka akan meneken lebih dari 20 dokumen termasuk kesepakatan pembelian sistem rudal S-400 Moskow yang memicu ancaman sanksi Amerika Serikat (AS) terhadap India.
New Delhi memilih mengabaikan ancaman sanksi dari Washington dan tetap membeli senjata pertahanan termutakhir Moskow tersebut. India memutuskan untuk membeli lima unit dengan nilai kesepakatan antara USD4,5 miliar hingga USD5 miliar.
Ajudan Putin, Yuri Ushakov, mengonfirmasi agenda penandatanganan kesepakatan yang akan dilakukan Putin dan Modi.
Washington telah lama mengancam akan menjatuhkan sanksi terhadap negara manapun yang membeli sistem senjata canggih dari Rusia. Dengan menyetujui kontrak, pemerintah India telah menentang ancaman sanksi AS berdasarkan undang-undang bernama Countering America's Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA).
UU itu dirancang parlemen AS dan telah disahkan untuk menargetkan Rusia. Moskow telah berkali-kali dihantam sanksi Washington atas berbagai tuduhan, termasuk intervensi krisis Ukraina hingga ikut campur pemilu AS 2016.
"Peningkatan dalam sistem persenjataan, termasuk sistem rudal dan pertahanan udara S-400 akan menjadi fokus khusus untuk CAATSA," kata Departemen Luar Negeri AS melalui seorang juru bicaranya yang dilansir kantor berita PTI, Jumat (5/10/2018).
"S-400 menarik perhatian karena Trump-AS overhang. Dengan undang-undang domestik AS yang mengecilkan negara-negara seperti India dari keterlibatan perdagangan yang signifikan dengan Rusia, ada subteks politik visibilitas tinggi tentang bagaimana kesepakatan ini akan berdampak pada hubungan bilateral India-AS," kata Uday Bhaskar, direktur The Society for Policy Studies.
"Tanggapan AS akan terbukti pada 5 November, ketika kedua perdagangan dengan Rusia dan impor hidrokarbon dari Iran akan mencapai titik kritis. Jika AS memutuskan untuk melanjutkan dengan undang-undang domestiknya dan meminta hukuman/sanksi terhadap New Delhi, itu akan menguji ketahanan bilateral India-AS," katanya.
Aleksey Martynov, direktur kelompok International Institute of Newly Establish States mengatakan keputusan India untuk mengabaikan ancaman sanksi Washington merupakan pilihan pragmatis.
"S-400 Rusia saat ini adalah yang terbaik di kelasnya. India memiliki pragmatisme yang sehat, dan tidak ingin, entah bagaimana mengganggu Washington dengan membelinya," katanya.
Selain India, Turki juga nekat membeli sistem rudal tersebut dan mengabaikan ancaman sanksi Washington.
"Ketika datang untuk memilih antara keamanan dan masalah lainnya, setiap negara normal akan membuat pilihan yang mendukung keamanan. Untuk alasan ini, Turki memutuskan untuk membeli S-400 dari Rusia, terlepas dari semua ancaman dan sanksi dari AS, ini adalah pilihan yang benar-benar logis," ujarnya kepada Russia Today.
Kunjungan Putin ke India juga bersamaan dengan munculnya laporan bahwa Rusia ingin memasok New Delhi dengan tiga jet tempur supersonik MiG-21.
Pesawat tersebut dianggap sebagai simbol persahabatan segala cuaca dan kemitraan strategis yang mendalam antara India dan Rusia yang telah diuji dalam beberapa waktu belakangan ini karena perubahan kondisi geopolitik.
(mas)
Abaikan AS, Putin dan PM India Bersiap Teken Pembelian...
https://international.sindonews.com/read/1343773/40/abaikan-as-putin-dan-pm-india-bersiap-teken-pembelian-s-400-rusia-1538690965
PHOTO
Jet F-35 Israel Dihantam S-200 Buatan Rusia atau Tabrak Burung?
MuhaiminSenin, 3 September 2018 - 14:53 WIB

Pesawat jet tempur siluman F-35 produksi Lockheed Martin, Amerika Serikat. Foto/The National Interest
MOSKOW - Sudah ada laporan—sekali lagi, hanya laporan—bahwa jet tempur siluman F-35 Israel telah menerbangkan misi tempur. Mengingat bahwa Angkatan Udara AS dan Israel termasuk yang paling aktif di dunia, cepat atau lambat F-35 benar-benar akan benar-benar melihat pertempuran.Tapi laporan tak mengenakkan kembali menerpa jet tempur buatan Lockheed Martin Amerika Serikat itu, yang disebut-sebut telah dioperasikan Israel di Suriah.
Media pro-Rusia, Southfront.org, melaporkan bahwa F-35I Israel terkena dan rusak oleh rudal surface-to-air (SAM) S-200 buatan Rusia selama serangan udara Israel di Suriah. Israel, menurut laporan itu, mengklaim bahwa salah satu jet tempur F-35-nya rusak setelah bertabrakan dengan seekor burung.
Cerita dimulai pada 16 Oktober 2017, ketika Israel mengumumkan bahwa pesawatnya telah menghantam baterai SAM Suriah di dekat Damaskus. Serangan dilakukan dua jam setelah militer Damaskus menembak pesawat pengintai Tel Aviv yang terbang di atas wilayah udara Lebanon.
Menurut Israel, serangan itu merusak baterai SAM Suriah, dan tidak ada pesawat Israel yang terkena. Kebetulan atau tidak, insiden itu terjadi pada hari yang sama saat Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, tiba di Israel untuk melakukan pembicaraan dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Avigdor Lieberman.
Namun, Southfront.org, situs yang memantau militer Rusia dan intervensinya dalam perang sipil Suriah, menyuguhkan cerita yang berbeda. "Menurut informasi yang tersedia, Pasukan Pertahanan Suriah menggunakan rudal S-200 melawan pesawat tempur Israel," tulis Southfront, yang dikutip The National Interest, Senin (3/9/2018).
Southfront tidak bisa menahan diri untuk menunjukkan bahwa pesawat tempur siluman F-35 "dibayangi" oleh rudal buatan Rusia tahun 1960-an. “Rudal buatan Soviet ini adalah sistem anti-pesawat jarak jauh paling canggih yang dioperasikan oleh militer Suriah. Bahkan dalam hal ini, itu kuno dalam hal peperangan modern," lanjut laporan tersebut.
Namun, bukti yang dikutip oleh Southfront belum cukup kuat. Beberapa jam setelah militer Israel mengumumkan serangan terhadap baterai SAM Suriah, media Israel melaporkan bahwa F-35 Israel telah dirusak oleh serangan burung dua minggu sebelumnya (laporan bisa dilihat di tautan ini).
Pesawat itu dilaporkan mendarat dengan selamat, tetapi Angkatan Udara Israel mengakui bahwa pesawat itu tidak yakin apakah akan terbang lagi atau tidak. Israel telah menerima pengiriman tujuh F-35 sejauh ini, namun telah memesan total 50 unit.
"Insiden itu diduga terjadi 'dua minggu yang lalu' tetapi secara terbuka dilaporkan hanya pada 16 Oktober," imbuh laporan Southfront. "Namun, sumber-sumber Israel tidak dapat menunjukkan foto pesawat perang F-35 setelah 'menabrak burung'."
Southfront tidak menjelaskan mengapa Angkatan Udara Israel akan merasa perlu untuk merilis foto pesawat siluman yang rusak.
Sementara itu, situs pertahanan AS, The Drive melaporkan bahwa F-35 baru saja memasuki layanan Israel saat ini. Sehingga tidak mungkin akan terbang untuk misi ke Suriah, kecuali jika ada beberapa jenis aksi darurat (dan Israel memiliki banyak F-15 dan F -16 untuk menangani hal semacam itu sekarang). Pesawat itu juga tak difokuskan untuk misi pengintaian di atas Lebanon.
The Drive menyimpulkan dengan agak rapi; “Meskipun kita tidak dapat mengesampingkan kemungkinan itu sepenuhnya, seperti yang dikatakan oleh Freud—terkadang serangan burung hanyalah sebuah serangan burung."
Kendati demikian, yang paling menarik dari laporan ini ini adalah apakah F-35 terkena rudal Rusia atau tidak. Seperti keberadaan UFO, ceritanya mungkin benar atau tidak benar, tetapi itu membutuhkan bukti untuk dipercaya.
Bagian lain yang menarik adalah bahwa F-35 yang telah menjadi simbol dari kecakapan teknologi AS diuji kompetensinya seiring dengan laporan bahwa F-35 telah rusak. Rusia dan para pendukungnya diyakini akan mendukung setiap laporan yang menyebut F-35 telah dihantam rudal tersebut. Namun, negara-negara pendukung F-35 dipastikan akan menentang laporan semacam itu.
(mas)
Jet F-35 Israel Dihantam S-200 Buatan Rusia atau...
https://international.sindonews.com/read/1335222/41/jet-f-35-israel-dihantam-s-200-buatan-rusia-atau-tabrak-burung-1535961229
Menanti Bukti Jet Siluman F-35 Israel Pecundangi S-300 Rusia di Suriah
Jum'at, 5 Oktober 2018 - 01:14 WIB
"Serangan yang akan datang tidak akan menjadi yang pertama, tetapi mereka akan lebih aman untuk pilot mengingat realitas baru di langit Suriah," kata sumber internal IAF kepada Galei Tzahal (Army Radio), Kamis (4/10/2018) malam.
Sumber itu menekankan bahwa Israel memiliki setiap niat untuk menggunakan jet tempur F-35, senjata paling mahal di dunia.
Dalam beberapa tahun terakhir, Tel Aviv membeli 50 unit F-35—yang dikenal di Israel dengan nama Ibrani-nya, 'Adir'—dari Lockheed Martin Amerika Serikat (AS). Harga setiap unitnya sekitar USD125 juta.
Menurut sumber IAF, delapan dari pesawat siluman itu telah dipindahkan ke Israel. Sedangkan 33 pesawat F-35 lainnya diperkirakan tiba pada 2021.
Menurut karakteristik teknis dari jet-jet buatan AS yang dibekali sistem radar active electronically scanned array (AESA) seharusnya memungkinkannya beroperasi tanpa terdeteksi di dalam wilayah udara musuh. Jet tempur siluman ini akan menjadi pembuktian bisa tidaknya menghindari sistem pertahanan misil canggih seperti S-300 Rusia.
Baca: Miliki Jet Tempur Siluman, Israel Sesumbar S-300 Rusia Tak Berguna
Menteri Kerjasama Regional Israel Tzachi Hanegbi kepada Army Radio sebelumnya mengisyaratkan bahwa IAF akan mengoperasikan jet tempur siluman canggih tersebut untuk melanjutkan operasi militernya di Suriah. Operasi militer tersebut selama ini diklaim menargetkan aset-aset militer Iran dan proksinya yang ditempatkan di negeri Bashar al-Assad.
"Kemampuan operasional angkatan udara sedemikian rupa sehingga baterai (S-300) itu benar-benar tidak membatasi kemampuan angkatan udara untuk bertindak," katanya.
"Anda tahu bahwa kami memiliki pesawat tempur siluman, pesawat terbaik di dunia. Baterai ini bahkan tidak mampu mendeteksi mereka," ujarnya, seperti dikutip Reuters.
Menteri Israel itu sudah menyadari bahwa Rusia sudah memiliki sistem S-300-nya di dalam wilayah Suriah, sehingga senjata itu sudah diperhitungkan.
Hanegbi menegaskan bahwa Israel tidak akan mundur dan akan terus melakukan operasi militer di dalam wilayah Suriah.
"Kami telah mengklarifikasi kepada Suriah lebih dari sekali bahwa kami tidak akan mundur dari komitmen kami untuk mencegah Iran di Suriah," kata Hanegbi.
Sistem rudal S-300, lanjut dia, akan menjadi ancaman terselubung."Kami sudah dipaksa, beberapa bulan yang lalu, untuk menghancurkan baterai rudal Suriah, dan saya harap mereka tidak akan menantang kita di masa depan," imbuh dia.
Pengiriman sistem rudal S-300 ini sebagai bagian dari tanggapan Rusia atas jatuhnya pesawat Il-20 Rusia yang menewaskan 15 tentara Moskow di Latakia. Pesawat itu tak sengaja ditembak jatuh oleh sistem rudal S-200 Suriah saat merespons serangan empat jet tempur F-16 Israel pada 17 September lalu.
Moskow menuduh pilot Israel sengaja menggunakan pesawat Il-20 sebagai perisai selama serangan mereka terhadap target di Suriah.
(mas)
Menanti Bukti Jet Siluman F-35 Israel Pecundangi...
https://international.sindonews.com/read/1343746/43/menanti-bukti-jet-siluman-f-35-israel-pecundangi-s-300-rusia-di-suriah-1538676850
Israel Sebut S-300 Rusia Tidak Mampu Lindungi Aset Iran di Suriah
BerliantoJum'at, 5 Oktober 2018 - 15:52 WIB

Sistem pertahanan udara S-300 Rusia. Foto/Istimewa
TEL AVIV - Seorang pejabat tinggi Israel mengatakan bahwa kehadiran militer Iran di Suriah masih rentan bahkan setelah Rusia menyediakan Damaskus dengan sistem pertahanan udara S-300 yang lebih canggih."Kami telah menjelaskan kepada Rusia di tingkat tertinggi dalam beberapa hari terakhir bahwa kami tidak tertarik untuk menghadapi Rusia atau Suriah," kata Menteri Kerjasama Regional Israel Tzachi Hanegbi.
"Semakin banyak orang Suriah memahami bahwa upaya kami tidak ditujukan kepada mereka, semakin baik bagi semua pihak," imbuhnya.
"Kami memiliki garis batas. Setiap penempatan militer Iran di Suriah merupakan ancaman bagi keamanan nasional kita," sambungnya.
"Kami akan menggunakan semua cara yang kami miliki untuk mencegah ekspansi (kehadiran militer Iran di Suriah)," kata Hanegbi.
"Dan saya yakin orang-orang Rusia memahami betapa pentingnya kebijakan ini bagi kami," tukasnya seperti dikutip dari Anadolu, Jumat (5/10/2018).
Hanegbi melanjutkan untuk menegaskan bahwa pengiriman S-300 ke Suriah tidak akan mempengaruhi kemampuan angkatan udara Israel.
Jumat lalu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengumumkan bahwa negaranya telah mulai mengirimkan sistem pertahanan udara maju ke Suriah.
Pada bulan September, beberapa F-16 Israel memasuki wilayah udara Suriah dengan tujuan untuk menyerang target militer Suriah di provinsi Latakia barat laut.
Ketika sistem pertahanan udara S-200 Suriah menanggapi pelanggaran itu, pesawat militer Il-20 Rusia dihantam rudal, menghancurkan pesawat dan menewaskan semua 15 prajurit di pesawat.
Tak lama setelah itu, Moskow - menyalahkan Israel atas insiden itu - mengumumkan keputusannya untuk menyediakan Damaskus dengan sistem pertahanan S-300 yang lebih maju.
(ian)
Israel Sebut S-300 Rusia Tidak Mampu Lindungi Aset...
https://international.sindonews.com/read/1343915/43/israel-sebut-s-300-rusia-tidak-mampu-lindungi-aset-iran-di-suriah-1538729813






Tiada ulasan:
Catat Ulasan