BERITA TERKAIT
Selasa, 11 Desember 2018 14:03
https://www.youtube.com/watch?v=s18iTNDK4W0
ISRAEL DI AKHIR ZAMAN - Ust. Abdul Somad, Lc. MA
Tegas, Malaysia Larang Atlit Renang Israel Ikuti Kejuaraan Dunia di Negaranya
Sabtu, 12 Januari 2019 10:59
Foto: PM Malaysia Mahathir Muhammad
KIBLAT.NET, Kuala Lumpur – Pemerintah Malaysia menyatakan tetap dalam posisi melarang atlet Israel berlaga di World Swimming Pool 2019 di Kuching, Sarawak, yang akan berlangsung dari 29 Juli hingga 4 Agustus mendatang.
Perdana Menteri Mahathir Mohamad mengatakan, Kamis lalu (10/01), bahwa jika skuad Israel tetap ingin mengikuti perlombaan tersebut merupakan kesalahan.
“Kami tetap menolak (kedatangan mereka). Jika mereka (datang) itu merupakan kesalahan,” kata Mahathir seperti dilansir dari kantor berita Malaysia, Barnama.
Mahathir mengatakan, pihak Israel dibolehkan mengajukan protes namun Malaysia tetap menolak kedatangan atlek mereka.
Turnamen World Swimming Pool 2019 dipandang sebagai kejuaraan penting kualifikasi untuk kejuaraan Tokyo Paralympic Games 2020.
Dewan Paralimpik Malaysia (MPM) sebagai penyelenggara turnamen juga dilaporkan menghadapi dilema menyusul larangan atlet Israel untuk berpartisipasi dalam kompetisi.
Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia, Steven Sim Chee Keong, mengatakan Malaysia tidak akan mengizinkan atlet paralimpik Israel untuk memasuki negara kami untuk berpartisipasi dalam Kejuaraan World Swimming Pool 2019 yang dijadwalkan berlangsung di Sarawak Juli ini.
Dia mengatakan ini karena Malaysia memiliki kebijakan luar negeri yang jelas terhadap Israel.
Sumber: Barnama
Redaktur: Sulhi El-Izzi
Redaktur: Sulhi El-Izzi
https://youtu.be/lxqy7flt9FQ?t=112
Dokter Indonesia Beri Kesaksian Selama Tinggal di Xinjiang, Cina
Kesaksian Muslimah Kazakhstan 16 Bulan Disiksa di Kamp Konsentrasi Cina
Jum'at, 11 Januari 2019 10:30
KIBLAT.NET, Jakarta – Muslimah asal Kazakhstan, Gul Bahar Jaliloa menceritakan kezaliman yang dialaminya selama 16 bulan di kamp konsentrasi milik Pemerintah Cina. Hingga akhirnya ia terbebas lantaran mendapatkan pertolongan dari pemerintah di negeri asalnya Kazakhstan.
“Apa salah saya ketika ditangkap oleh pemerintah Cina, padahal saya warga Kazakhstan dan memiliki paspor. Saya biasa berniaga di wilayah Xinjiang. Tetapi mereka memenjarakan saya lantaran saya dituduh sebagai teroris,” katanya dalam kunjungannya di AQL Islamic Center, Jakarta, Kamis (10/01/2019).
Ia mengungkapkan ketika ditangkap dirinya ditempatkan bersama tahanan wanita lainnya yang berusia 14-80 tahun. Dalam satu ruangan penjara berisi 40 orang. Ruangan tersebut tidak ada ventilasi dan jendela, dengan satu kamera yang memantau tahanan dan satu televisi.
“Tahanan dipermalukan dengan tidak diberikan fasilitas WC yang layak. Ketika tahanan buang hajat, dipaksa untuk disaksikan oleh tahanan lainnya,” ungkapnya sembari terisak menangis mengingat masa sulit itu.
Bahkan Gul Bahar mengatakan bahwa para tahanan tidak diperbolehkan bergerak. Jika diketahui bergerak menoleh ke kanan dan ke kiri akan dikira sedang melakukan ibadah shalat. Akibatnya mereka dipaksa untuk keluar dan mendapatkan perlakuan zalim.
Mereka akan dibawa ke sebuah ruangan yang sangat gelap dan di dalamnya banyak tikus. Begitupun bagi tahanan perempuan yang hamil dan melahirkan di sana, anaknya akan diambil dan sang ibu tidak dapat mengasuhnya.
BACA JUGA Tanda Hari Kiamat: Perzinaan yang Dianggap Biasa
BACA JUGA Awal 2019, Malaysia Berlakukan Larangan Merokok di Seluruh Rumah Makan
BACA JUGA Khutbah Jumat: Mewaspadai Dosa Tersembunyi
“Ketika saya tanya alasan para tahanan ini dipenjara rata-rata jawabannya adalah di rumahnya didapati memiliki Al-Quran dan memiliki pisau lebih dari satu. Peraturan di sana satu rumah hanya diperbolehkan memiliki satu pisau saja,” ujarnya.
Gul Bahar kemudian mengungkapkan siksaan lainnya. Yakni kaki tahanan diborgol dengan berat 5 kg selama 24 jam setiap harinya di penjara. Setiap sepekan sekalinya tahanan disiksa untuk melepas seluruh busananya.
Begitupun apabila diketahui ada gerakan dari wudhu dengan mengusap salah satu anggota badan maka akan disiksa. Akhirnya banyak tahanan yang mengalami gatal-gatal, rambut yang berkutu dan sakit lainnya.
Ketika rambut tahanan sudah terlihat memutih maka akan diwarnai. Selain itu setiap harinya tahanan diberikan krim agar terlihat segar wajahnya.
“Tahanan juga dipaksa memakan obat yang tidak diketahui obat apa itu. Hingga menyebabkan tahanan-tahanan wanita di sana tidak mengalami datang bulan. Setelah meminum obat itu, seakan tubuh ini tidak merasakan apapun baik lapar atau haus,” tuturnya.
Banyak yang meninggal, tetapi naas tidak ada yang mengetahui siapakah dia. Sanak keluarga di luar pun tak mengetahuinya.
“Demi Allah saya bersumpah bahwa siksaan ini saya rasakan di kamp pelatihan pemerintah komunis Cina. Saya tidak takut menyampaikan kebenaran ini agar seluruh dunia tahu atas kejahatan ini,” tukasnya.
Reporter: Hafidz Syarif
Editor: M. Rudy
Editor: M. Rudy
Kesaksian Muslimah Kazakhstan 16 Bulan Disiksa di Kamp Konsentrasi Cina - Kiblat
Tiada ulasan:
Catat Ulasan