Sabtu, 12 Januari 2019

Islam Pos Dot Com - Kisah Rasulullah SAW. 9028.



https://www.islampos.com
Zaid bin Harits
Ilustrasi: Pexels
Zaid bin Harits Sudah Ditunggu Bidadari Surga
 

DIALAH Zaid bin Harits, seorang sahabat Rasulullah ﷺ yang termasuk orang-orang yang pertama kali masuk Islam. Nama Zaid bin Harits adalah satu-satunya sahabat yang namanya tercantum dalam al-Qur’an, yakni dalam surat al-Ahzab.

BACA JUGA: Surga yang Dilupakan

Zaid dikenal rajin membaca al-Qur’an, shalat malam dan puasa. Semua orang mengenal Zaid sebagai sahabat yang ahli ibadah. Siang hari ia berpuasa dan malam hari ia perbanyak Shalat.

Di suatu malam ketika menghadapi perang Mu’tah Zaid mendapat giliran berjaga bersama sahabatnya yaitu Hisyam bin Yahya. Hisyam meminta Zaid untuk tidur terlebih dahulu. Zaid pun tidur di sebelah Hisyam. 

Setelah tidur beberapa lama Zaid mengigau. Zaid berbicara dan tertawa-tawa, lalu tangannya bergerak seolah akan menyentuh sesuatu. Dalam ngigaunya tersebut zaid berkata, “semalam… semalam.” Kemudian Zaid bangun dan membaca takbir, tahmid dan tahlil.

“Zaid! ada apa denganmu?” tanya Hisyam.

“Aku baru saja bermimpi Hisyam, mimpi yang aneh.”

“Ceritakanlah padaku tentang mimpimu?”

Zaid pun mulai menceritakan mimpinya.

“Ikutlah dengan kami, wahai zaid!” kata dua orang yang berada dalam mimpinya.

Zaid menurut. Ia mengikuti ke mana dua orang itu melangkah. Mereka mengantar Zaid kepada tempat yang belum pernah Zaid temui. Tempat tersebut sangat indah.

Zaid bin Harits terpukau ketika dua orang tersebut berhenti di depan sebuah kamar. Pelan-pelan Zaid masuk. Diatas ranjang yang terbungkus kain sutra bersulam emas. Duduk seorang perempuan. Ia tersenyum kepada Zaid. Wajahnya cantik sangat cantik. Selama hidup Zaid belum pernah menemui wanita secantik itu.

“Di manakah aku?” tanya Zaid.

RELATED POSTS

Amr bin al-Jamuh, Lelaki Pincang yang Dihadiahi Surga
4 hari lalu

Apakah Aku Bisa Bersamamu di Surga Wahai Rasulullah?
1 bulan lalu

“Engkau berada di surga, wahai Zaid,” jawab wanita cantik itu.
“Lalu siapakah engkau?”
“Aku adalah istrimu, istrimu untuk selamanya. Sudah lama aku menunggumu di sini,” jawab wanita itu sembari tersenyum. 

Zaid mendekat dan hendak menyentuhnya.

“Jangan dulu, wahai Zaid. Sekarang belum saatnya. Engkau harus kembali ke dunia. Insyaallah tiga malam lagi kita akan berbuka bersama,” sergah wanita itu.

“Semalam, semalam saja, jangan tiga malam,” kata Zaid.

“Semua sudah ditentukan, wahai Zaid.”

Itulah isi mimpi Zaid, ia melarang Hisyam menceritakan mimpinya tersebut kecuali Zaid telah syahid.

BACA JUGA: Amr bin al-Jamuh, Lelaki Pincang yang Dihadiahi Surga

Tiga hari menjelang, Zaid berperang dan dalam keadaan puasa sekalipun ia berada di medan perang. Zaid terkepung musuh, Hisyam yang melihatnya dari kejauhan tidak mampu berbuat banyak karena Hisyam sendiri pun tengah menghadapi musuh.

Menjelang matahari tenggelam seorang musuh berhasil melesatkan anak panah dan tepat mengenai tenggorokan Zaid. Zaid pun jatuh tersungkur. Hisyam berlari dari kerumunan musuh dan mendekati Zaid seraya berkata, “Selamat atas buka puasamu hari ini di surga, sahabatku,” kata Hisyam dengan derai air mata.

Mimpi Zaid dengan bidadari tersebut menjadi sesuatu yang nyata. Semua itu tidak lain karena ketaatan Zaid kepada Allah dan Rasul-Nya. []

Sumber: 
77 Cahaya Cinta di Madinah/ Penulis: Ummu Rumaisha/Penerbit: Al-Qudwah Publishing/ Februari, 2015
Zaid bin Harits Sudah Ditunggu Bidadari Surga – Islampos

Daftar Isi Al-Quran dan Terjemahan - Silakan Klik untuk membacanya:
  1. Surat Al Fatihah (Pembukaan)
  2. Surat Al Baqarah (Sapi Betina)
  3. Surat Ali 'Imran (Keluarga 'Imran)
  4. Surat An Nisa' (Wanita)
  5. Surat Al Ma'idah (Hidangan)
  6. Surat Al An'am (Binatang Ternak)
  7. Surat Al A'raf  (Tempat Tertinggi)
  8. Surat Al Anfal (Rampasan Perang)
  9. Surat At Taubah (Pengampunan)
  10. Surat Yunus (Nabi Yunus A.S.)
  11. Surat Hud (Nabi Huud A.S.)
  12. Surat Yusuf (Nabi Yusuf A.S.)
  13. Surat Ar Ra'd (Guruh)
  14. Surat Ibrahim (Nabi Ibrahim A.S.)
  15. Surat Al Hijr (Daerah Pegunungan)
  16. Surat An Nahl (Lebah)
  17. Surat Al Israa' (Memperjalankan Di Malam Hari)
  18. Surat Al Kahfi (Gua)
  19. Surat Maryam (Maryam)
  20. Surat Thaha (Thaahaa)
  21. Surat Al Anbiya' (Kisah Para Nabi)
  22. Surat Al Hajj (Ibadah Haji)
  23. Surat Al Mu'minun (Orang Mukmin)
  24. Surat An Nur (Cahaya)
  25. Surat Al Furqaan (Pembeda)
  26. Surat Asy Syu'ara' (Penyair)
  27. Surat An Naml (Semut)
  28. Surat Al Qashash (Cerita)
  29. Surat Al 'Ankabuut (Laba-Laba)
  30. Surat Ar Ruum (Bangsa Rumawi)
  31. Surat Luqman (Luqman)
  32. Surat As Sajdah ((Sujud)
  33. Surat Al Ahzab (Golongan Yang Bersekutu)
  34. Surat Saba' (Kaum Saba')
  35. Surat Fathir (Pencipta)
  36. Surat Yaasiin
  37. Surat Ash Shaffat (Yang Bershaf-Shaf)
  38. Surat Shaad
  39. Surat Az Zumar (Rombongan-Rombongan)
  40. Surat Al Mu'min (Orang Yang Beriman)
  41. Surat Fushshilat (Yang Dijelaskan)
  42. Surat Asy Syuura (Musyawarah)
  43. Surat Az Zukhruf (Perhiasan)
  44. Surat Ad Dukhaan (Kabut)
  45. Surat Al Jaatsiyah (Yang Berlutut)
  46. Surat Al Ahqaaf (Bukit Pasir)
  47. Surat Muhammad (Nabi Muhammad SAW)
  48. Surat Al Fath (Kemenangan)
  49. Surat Al Hujuraat (Kamar-Kamar)
  50. Surat Qaaf
  51. Surat Adz Dzaariyaat (Angin Yang Menerbangkan)
  52. Surat Ath Thuur (Bukit)
  53. Surat An Najm (Bintang)
  54. Surat Al Qamar (Bulan)
  55. Surat Ar Rahmaan (Yang Maha Pemurah)
  56. Surat Al Waaqi'ah (Hari Kiamat)
  57. Surat Al Hadid (Besi)
  58. Surat Al Mujadilah (Wanita Yang Mengajukan Gugatan)
  59. Surat Al Hasyr (Pengusiran)
  60. Surat Al Mumtahanah (Wanita Yang Diuji)
  61. Surat Ash Shaff (Barisan)
  62. Surat Al Jumu'ah (Hari Jum'at)
  63. Surat Al-Munafiqun (Orang-Orang Munafik)
  64. Surat At Taghabun (Hari Ditampakkan Kesalahan-Kesalahan)
  65. Surat Ath Thalaaq (Talak)
  66. Surat At Tahrim (Mengharamkan)
  67. Surat Al Mulk (Kerajaan)
  68. Surat Al Qalam (Pena)
  69. Surat Al Haqqah (Kiamat)
  70. Surat Al Ma'arij (Tempat-Tempat Naik)
  71. Surat Nuh (Nabi Nuh A.S)
  72. Surat Al Jin (Jin)
  73. Surat Al Muzzammil (Orang Yang Berselimut)
  74. Surat Al Muddatstsir (Orang Yang Berselimut)
  75. Surat Al Qiyamah (Hari Kiamat)
  76. Surat Al Insaan (Manusia)
  77. Surat Al Mursalat (Malaikat-Malaikat Yang Diutus)
  78. Surat An Naba´ (Berita Besar)
  79. Surat An Naazi´ (Malaikat-Malaikat Yang Mencabut)
  80. Surat 'Abasa (Bermuka Masam)
  81. Surat At Takwir (Menggulung)
  82. Surat Al Infithar (Terbelah)
  83. Surat Al Muthaffifiin (Orang-Orang Yang Curang)
  84. Surat Al Insyiqaaq (Terbelah)
  85. Surat Al Buruuj (Gugusan Bintang)
  86. Surat Ath Thaariq (Yang Datang Di Malam Hari)
  87. Surat Al A´Laa (Yang Paling Tinggi)
  88. Surat Al Ghaasyiyah (Hari Kiamat)
  89. Surat Al Fajr (Fajar)
  90. Surat Al Balad (Negeri)
  91. Surat Asy Syams (Matahari)
  92. Surat Al Lail (Malam)
  93. Surat Adh Dhuhaa (Waktu Dhuha)
  94. Surat Alam Nasyrah /Al Insyirah (Bukankah Kami Telah Melapangkan)
  95. Surat At Tiin (Buah Tin)
  96. Surat Al 'Alaq (Segumpal Darah)
  97. Surat Al Qadr (Kemuliaan)
  98. Surat Al Bayyinah (Bukti Yang Nyata)
  99. Surat Al Zalzalah (Goncangan)
  100. Surat Al 'Adiyat (Kuda Perang Yang Berlari Kencang)
  101. Surat Al Qari'ah (Hari Kiamat)
  102. Surat At Takatsur (Bermegah-Megahan)
  103. Surat Al 'Ashr (Masa)
  104. Surat Al Humazah (Pengumpat)
  105. Surat Al Fiil (Gajah)
  106. Surat Quraisy (Suku Quraisy)
  107. Surat Al Ma'un (Barang-Barang Yang Berguna)
  108. Surat Al Kautsar (Nikmat Yang Banyak)
  109. Surat Al Kafirun (Orang-Orang Kafir)
  110. Surat An Nashr (Pertolongan)
  111. Surat Al Lahab (Gejolak Api)
  112. Surat Al Ikhlas (Memurnikan Keesaan Allah)
  113. Surat Al Falaq (Waktu Subuh)
  114. Surat An Naas (Manusia)
....................................

Ketika Allah Bebaskan Aisyah dari Tuduhan Keji
Umar bin Khattab Membeli Dosa dari Seorang Nenek
Aku Tidak Menerima Alasan Umar
Kekuatan Cinta Zainab dan Abul ‘Ash
5 Hadits Ini Terangkan Dosa yang Dilaknat Allah


hadiah surga
Ilustrasi: Pexels
Amr bin al-Jamuh, Lelaki Pincang yang Dihadiahi Surga
 

AMR bin al-Jamuh adalah seorang laki-laki yang pincang. Ia memiliki beberapa anak laki-laki yang ikut bersama Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, dalam sejumlah peperangan. Saat perang Uhud anaknya menahan Amr untuk tidak ikut berperang. Mereka berkata, “Allah telah memberikan uzur untukmu.” mengingat kaki Amr yang pincang tersebut.

Namun, semangat Amr untuk ikut berperang mengantarkan Amr untuk menemui Rasulullah. Ia berkata kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah aku ingin ikut berperang, tapi anak-anakku melarangku pergi denganmu. Demi Allah aku sangat berharap bisa menginjak surga dengan kaki pincangku ini.”


Rasulullah ﷺ menjawab, “Engkau mendapatkan uzur dari Allah sehingga tidak wajib berjihad.” Akan tetapi kemudian Rasulullah ﷺ berkata kepada anak-anak Amr, “Tidak apa-apa jika kalian mengijinkannya. Semoga Allah memberinya mati syahid.”

RELATED POSTS

3 jam lalu

1 bulan lalu

Akhirnya Amr dengan bahagianya ikut dalam perang Uhud dan ia mendapatkan kesyahidannya pada peperangan tersebut.

Setelah peperangan usai, Rasulullah SAW melewati jenazahnya Amr, beliau berkata, “Kulihat engkau berjalan dengan kakimu ini dalam keadaan sehat di surga.”


Kemudian Rasulullah ﷺ menguburnya bersama Abdullah bin Haram, dalam satu kubur. Sebelumnya Amr adalah orang yang selalu mempersiapkan walimah setiap kali Rasulullah ﷺ menikah. Ini merupakan bentuk cinta Amr kepada Rasulullah ﷺ . []

Sumber: Nabi Muhammad ﷺ di Hati Sahabat/ Penulis: Walid al-A’zhami/ Penerbit: Qalam/ 2016

Mush'ab bin Umair, Pendekar di Perang Uhud

Apakah Aku Bisa Bersamamu di Surga Wahai Rasulullah ﷺ?
 

TSAUBAN merupakan salah satu sahabat Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam. Dia adalah salah satu budak yang dibebaskan. Dalam perjalanannya, Tsauban hampir selalu bersama Nabi ﷺ di rumah atau dalam perjalanan.

Setelah Nabi shalallahu alaihi wasallam wafat, Tsauban tinggal selama beberapa tahun di Suriah dan kemudian untuk beberapa waktu di Mesir. Ia juga hadir pada saat kemenangan di Mesir. Tsauban akhirnya meninggal dunia pada usia 51 tahun.

BACA JUGA: Masjid di China Ini Dibangun Sahabat Nabi

Hal ini ditemukan dalam sebuah riwayat bahwa Tsauban sangat memuja Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam sehingga dia tidak dapat menanggung ketidakhadiran Nabi ﷺ yang lama, bahkan untuk sesaat pun!

Suatu hari, Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam melihat Tsauban dalam suasana hati yang sangat muram. Tsauban tampak lemah juga. Nabi shalallahu alaihi wasallam bertanya kepadanya, “Wahai Tsauban! Apa yang terjadi padamu?”

RELATED POSTS

Zaid bin Harits Sudah Ditunggu Bidadari Surga
3 jam lalu

Abu Dzar Meminta Bilal untuk Menginjak Kepalanya
2 hari lalu

Sambutan bagi Nabi ketika Tiba di Kota Madinah
3 hari lalu

Amr bin al-Jamuh, Lelaki Pincang yang Dihadiahi Surga
4 hari lalu
  1 of 5

Tsauban menjawab, “Wahai Rasulullah ﷺ . Aku tidak sakit dan aku tidak merasakan sakit, tapi aku khawatir dengan kedekatanmu padaku yang mungkin tak akan aku alami di surga. Sepertinya kau akan berada di tempat yang tinggi dan aku berada di posisi yang rendah. Aku khawatir aku tidak bisa melihatmu di sana.”

BACA JUGA: Seni Bertanya Ala Sahabat Rasulullah ﷺ.

Pada saat yang sama, satu ayat terungkap.

“Dan barangsiapa yang menaati Allah dan RasulNya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” (Qur’an (4:69), [Bihar al-Anwar vol.2 hal.68)]. []


Sumber: Silsilat al-Ahadith as-Sahihah; # 2933
Baca Surat Al Kahfi, Kenapa Dianjurkan Hari Jum'at?
Mush'ab bin Umair, Menjual Semua Kenikmatan Dunia...
Tuntutlah Ilmu Sampai ke Negeri Cina, Benarkah Itu Hadits?
Lihatlah, Apa Al-Qomah Bisa Ucapkan Syahadat?
Aku Ingin Tahu Seberapa Shalihnya Ubaid bin Umar
Abu Dzar Meminta Bilal untuk Menginjak Kepalanya
Ini Umat Rasulullah Pertama yang Miliki Rumah di Surga
Menyendiri dengan Ilmu, Bergembira Bersama Buku
4 Hal Ini Dimakruhkan Ketika Wudhu
Dosa Berakibat pada Keberlangsungan Sosial? Ini Buktinya


Tiada ulasan: