Ahad, 17 Mac 2019

Kesihatan lahir dan batin. Risiko Glaukoma. Kondisi Hipnosis. Ego. Tetangga Dunia Akhirat. 9258.




Waspada! 5 Faktor Ini Bisa Tingkatkan Risiko Glaukoma
Minggu, 17 Maret 2019 18:09
Reporter : Rizky Wahyu Permana
Waspada! 5 Faktor Ini Bisa Tingkatkan Risiko Glaukoma
Ilustrasi mata. Shutterstock/szefei

Merdeka.com - Glaukoma merupakan penyebab kebutaan terbesar kedua di dunia setelah katarak. Berbeda dengan katarak, kebutaan dari glaukoma ini tidak bisa disembuhkan. 

BERITA TERKAIT


Mata Sering Kedutan? Bisa Jadi Kamu Menderita Penyakit Ini

Begini Langkah Mudah untuk Cegah Dirimu Kena Penyakit Katarak 

Jika kerusakan terus berlanjut, penglihatan bisa hilang secara permanen. Tanpa adanya pengobatan, glaukoma bisa menyebabkan kebutaan total hanya dalam beberapa tahun saja.

Staf pengajar divisi pelayanan glaukoma di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Departemen Ilmu Kesehatan Mata Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Kirana, dr Astrianda Suryono mengungkapkan bahwa secara umum, ada dua jenis glaukoma yaitu primer dan sekunder. Glaukoma primer penyebabnya tidak diketahui, namun kemungkinan terkait dengan genetik sementara yang sekunder memiliki penyebab yang jelas.

Tria mengatakan, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena glaukoma baik primer maupun genetik. Kepada Health Liputan6.com, Tria mengungkap beberapa faktor risiko tersebut.

1. Genetik

Faktor genetik memiliki peran dalam glaukoma primer. Tria mengatakan jika ada keluarga yang pernah buta karena glaukoma, ada kemungkinan mereka mewariskan gen tersebut pada keturunannya.

"Keturunannya mesti hati-hati," kata Tria.

2. Usia

Pada glaukoma primer, faktor usia juga menyebabkan hal tersebut. Maka dari itu, Tria menyarankan masyarakat untuk melakukan skrining atau pemeriksaan glaukoma secara teratur. Khususnya, jika sudah memasuki usia 60-an.

"Literatur terbaru mengatakan bahwa sebaiknya dari usia 40 sudah diskrining apabila keluarganya ada yang terkena glaukoma."

3. Pemakaian kacamata

Tria mengatakan, mereka yang memiliki kondisi mata miopi atau hipermetropi tinggi diminta untuk berhati-hati. Apalagi jika dia sudah menggunakan kacamata yang ukurannya sangat tinggi.

4. Penyakit gula

Tria mengatakan, penyakit akibat gula seperti diabetes sebenarnya bukan faktor risiko. Namun lebih tepat dikatakan sebagai faktor pemberat.

"Kalau dia punya diabetes, bersama dengan faktor risiko yang lain, risikonya jadi lebih tinggi," kata Tria menjelaskan.

5. Obat-obatan tertentu

Penggunaan obat-obatan tertentu juga dianggap bisa menambah faktor risiko terkena glaukoma. Khususnya glaukoma sekunder. Selain itu, trauma tertentu juga bisa meningkatkan risiko terkena kondisi mata tersebut.

Reporter: Giovani Dio Prasasti
Sumber: Liputan6.com [RWP]

Baca Juga:

Ini 4 pola makan sehat yang harus diikuti pasien glaukoma

Diet glaukoma, lindungi mata lewat makanan

Triggerfish, lensa kontak khusus penderita glaukoma

Obat glaukoma ampuh atasi kebotakan?

Sakit Kepala Sebelah Dapat Menyebabkan Munculnya Masalah Mata Kering

Sejumlah Kebiasaan Buruk yang Dapat Merusak Kesehatan Mata

Menutup Hidung Ketika Bersin Bisa Hadirkan Masalah Telinga Hingga Stroke

Waspada! 5 Faktor Ini Bisa Tingkatkan Risiko Glaukoma | merdeka.com


Waspada! 5 Faktor Ini Bisa Tingkatkan Risiko Glaukoma
Minggu, 17 Maret 2019 18:09
Reporter : Rizky Wahyu Permana
Waspada! 5 Faktor Ini Bisa Tingkatkan Risiko Glaukoma
Ilustrasi mata. Shutterstock/szefei Merdeka.com - Glaukoma merupakan penyebab kebutaan terbesar kedua di dunia setelah katarak. Berbeda dengan katarak, kebutaan dari glaukoma ini tidak bisa disembuhkan. 
BERITA TERKAITSejumlah Manfaat Kesehatan yang Bisa Dipetik dari Buah AnggurMata Sering Kedutan? Bisa Jadi Kamu Menderita Penyakit IniBegini Langkah Mudah untuk Cegah Dirimu Kena Penyakit Katarak 
Jika kerusakan terus berlanjut, penglihatan bisa hilang secara permanen. Tanpa adanya pengobatan, glaukoma bisa menyebabkan kebutaan total hanya dalam beberapa tahun saja.
Staf pengajar divisi pelayanan glaukoma di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Departemen Ilmu Kesehatan Mata Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Kirana, dr Astrianda Suryono mengungkapkan bahwa secara umum, ada dua jenis glaukoma yaitu primer dan sekunder. Glaukoma primer penyebabnya tidak diketahui, namun kemungkinan terkait dengan genetik sementara yang sekunder memiliki penyebab yang jelas.
Tria mengatakan, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena glaukoma baik primer maupun genetik. Kepada Health Liputan6.com, Tria mengungkap beberapa faktor risiko tersebut.
1. Genetik
Faktor genetik memiliki peran dalam glaukoma primer. Tria mengatakan jika ada keluarga yang pernah buta karena glaukoma, ada kemungkinan mereka mewariskan gen tersebut pada keturunannya.
"Keturunannya mesti hati-hati," kata Tria.
2. Usia
Pada glaukoma primer, faktor usia juga menyebabkan hal tersebut. Maka dari itu, Tria menyarankan masyarakat untuk melakukan skrining atau pemeriksaan glaukoma secara teratur. Khususnya, jika sudah memasuki usia 60-an.
"Literatur terbaru mengatakan bahwa sebaiknya dari usia 40 sudah diskrining apabila keluarganya ada yang terkena glaukoma."
3. Pemakaian kacamata
Tria mengatakan, mereka yang memiliki kondisi mata miopi atau hipermetropi tinggi diminta untuk berhati-hati. Apalagi jika dia sudah menggunakan kacamata yang ukurannya sangat tinggi.
4. Penyakit gula
Tria mengatakan, penyakit akibat gula seperti diabetes sebenarnya bukan faktor risiko. Namun lebih tepat dikatakan sebagai faktor pemberat.
"Kalau dia punya diabetes, bersama dengan faktor risiko yang lain, risikonya jadi lebih tinggi," kata Tria menjelaskan.
5. Obat-obatan tertentu
Penggunaan obat-obatan tertentu juga dianggap bisa menambah faktor risiko terkena glaukoma. Khususnya glaukoma sekunder. Selain itu, trauma tertentu juga bisa meningkatkan risiko terkena kondisi mata tersebut.
Reporter: Giovani Dio PrasastiSumber: Liputan6.com [RWP]
Baca Juga:Ini 4 pola makan sehat yang harus diikuti pasien glaukomaDiet glaukoma, lindungi mata lewat makananTriggerfish, lensa kontak khusus penderita glaukomaObat glaukoma ampuh atasi kebotakan?Sakit Kepala Sebelah Dapat Menyebabkan Munculnya Masalah Mata KeringSejumlah Kebiasaan Buruk yang Dapat Merusak Kesehatan MataMenutup Hidung Ketika Bersin Bisa Hadirkan Masalah Telinga Hingga Stroke

Waspada! 5 Faktor Ini Bisa Tingkatkan Risiko Glaukoma | merdeka.com

Mengenal Kondisi Hipnosis
by Sodikin
Mengenal Kondisi Hipnosis
Ilustrasi Hypnosis. Foto: NYTimes

Banyak orang yang beranggapan bahwa hipnotis merupakan tindakan yang berbahaya dan dapat membuat orang yang dihipnotis tidak akan memiliki kesadarannya kembali. Dan ketika seseorang sedang terhipnotis maka ia dalam pengaruh pelaku hipnotis.

Padahal, hipnotis dapat bermanfaat dalam kehidupan orang banyak. Hipnosis adalah sebuah fenomena rasional dan alamiah yang kondisinya sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Dalam literaturnya, kondisi hipnosis adalah kondisi atau saat manusia cenderung lebih “sugestif.”

Ketika berada dalam kondisi itu, seseorang akan lebih mudah untuk menerima saran dan masukan dari orang lain. Jika saran itu bersifat positif, maka akan merubah aspek kehidupannya ke arah yang lebih baik. Namun, kondisi hipnosis dapat bervariasi sesuai dengan situasi dan kondisi seseorang. 
BACA JUGA: Menjadi Hitam Itu Tidak Masalah 
Kondisi hipnosis dalam bagiannya yang berhubungan dengan konsentrasi merupakan sebuah “kondisi” ketika seseorang dapat menyerap informasi dengan semakin cepat.
Semakin dalam seseorang masuk ke “kondisi hipnosis,” maka tingkat sugestivitasnya, seperti daya serap, daya ingat, dan daya pikirnya juga akan semakin baik. Artinya, potensi-potensi panca indranya jauh lebih baik dari biasanya.
Kondisi hipnosis memiliki level tertentu, yaitu :
1. Sugesti ringan, di mana seseorang sudah mulai menerima, mencerna,dan merekam sebuah informasi positif yang kemudian direkam dalam memori.
2. Sugesti sedang, merupakan tahapan dimana seseorang menerima informasi positif jauh lebih cepat dari pada sugesti ringan.
3. Sugesti dalam (deep hypnosis), merupakan tahapan ketika seseorang dapat menerima dan memahami informasi terkini dengan mudah. Bahkan dapat lansung memahami secara cepat maksud dari informasi tersebut (automatic answer). 
Berikut ini garis besar ciri-ciri kondisi hypnosis yang dideskripsikan oleh pakar Hipnosis/Hipnoterapis: 
1. Perhatian yang terpusat atau fokus tunggal (ke dalam konsisi internal)
2. Relaksasi kondisi fisik
3. Peningkatan kemampuan sebagian atau seluruh panca indra
4. Pengendalian refleks dan aktivitas fisik
5. Respons (untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu) terhadap pengaruh pasca hipnosis.
Kondisi dengan ciri-ciri tersebut biasanya terdapat pada aktivitas sebagai berikut :
Meditasi
Ketika anda melakukan meditasi, kondisi hipnosis terjadi saat anda larut dalam suasana meditasi. Kondisi tersebut ditandai dengan hal-hal berikut:
– Fenomena visual, seperti melihat kelopak bunga, pemandangan indah, tempat suci tertentu, atau padang pasir
– Fenomena audio seperti mendengar hembusan angin, dengting air , atau suara lonceng.
– Fenomena kinestik seperti merasakan hawa panas, hawa dingin atau getaran-getaran halus.
Berdoa
Saat anda memanjatkan doa dengan khusyuk, kondisi hipnosis terjadi ketika anda benar-benar larut pada doa yang anda panjatkan. Hal itu berarti anda tersebut memasuki konsentrasi internal.
Dalam kondisi ini anda melakukan penyatuan dengan Tuhan, sehingga tidak memikirkan lagi kondisi keadaan sekitar. Artinya ketika seseorang berada pada kondisi hipnosis, terjadi pergesekan gelombang pikir dari pikiran sadar menuju pikiran bawah sadar.
Membaca dan belajar
Anda tentu pernah membaca novel atau menonton tayangan sinteron. Ketika tengah membaca sebuah novel romansa, tentunya anda pernah mengalami gejolak emosi akibat pengaruh dari cerita yang dibaca.
Gejolak emosi itu ditandai dengan menitikan air mata, ataupun tertawa terbahak-bahak secara tidak sadar. Begitu pula dalam belajar. Saat anda menyukai sebuah mata pelajaran, contohnya matematika, ketika merasa kesulitan memecahkan soal, anda akan semakin penasaran dan mengulik rumus yang ada hingga mendapatkan jawabannya. Dalam peristiwa tersebut, anda secara tidak sadar sendang mengalami kondisi hipnosis.
BACA JUGA: Agar Tak Lagi Egois
Problem solution process
Kondisi hipnosis juga terjadi ketika kita sedang mencari solusi untuk sebuah permasalahan. Dalam kondis tersebut, kita akan membutuhkan ketenangan untuk mencari solusi yang tepat.
Ketika kita berada dalam keadaan tentang, bergeserlah kondisi normal menjadi kondisi hipnosis. Pada kondisi ini, kita dapat memperoleh “the automatic answer” sebuah jawaban yang tidak terpikirkan sebelumnya.
Ketika melakukan praktik ini, perhatikan jawaban yang ingin Anda peroleh. Apakah Anda menginginkan cara negatif atau cara positif? Hal tersebut bergantung pada ”self programing” Anda.
Konser musik
Kondisi hipnosis juga terjadi ketika anda berada dalam hingar bingar konser musik dan sedang mendengarkan alunan musik tertentu. Saat berada dalam kondisi hipnosis tersebut, secara tidak sadar Anda akan asyik bergoyang, melompat bahkan meneriakan kata-kata dalam bait lagu dengan penuh semangat.
Dalam pemahaman hipnosis proses masuknya lagu yang menyenangkan yang ditangkap oleh sistem auido indrawi kita, dan menuju pikiran kita untuk dianalisis. Ketika dirasa benar-benar enak didengar, pikiran akan merangsang seluruh anggota tubuh untuk ikut menikmati musik tersebut.
Pelatihan, Seminar, dan Workshop
Kegiatan pelatihan, seminar dan workshop membutuhkan konsentrasi dan kondisi yang nyaman. Karena itu, motivator atau trainer harus memiliki trik-trik khusus yang dapat membawa peserta dari kondisi normal ke dalam kondisi hipnosis. Karena ketika berada dalam kondisi hipnosis, peserta tidak akan merasa bosan dan antusias untuk mengikuti seminar.
Salah satunya adalah dengan melakukan teknik perangsangan seluruh pancaindra, baik visual, audio maupun kinestik. Di mana, para peserta akan fokus untuk mengikuti materi yang diberikan. Seorang motivator, selain harus membuat peserta mengerti dengan materi yang diberikan, juga harus dapat membuat peserta melakukan perubahan.
Penjualan produk atau jasa
Kondisi hipnosis juga dapat terjadi pada proses jual beli. Dimana seorang penjual produk atau jasa dapat membuat seorang pembeli yang tadinya tidak tertarik untuk membeli, tiba-tiba “ingin” membeli produk tersebut. []
SUMBER: Adhi Susilo Ir.CCI.CH.CHT dan Endah Kemala S.Ikom., HIPNOTIS Metode Terapi untuk kesuksesan karir dan menghilangkan kebiasaan buruk dengan Hypnotherapy

Agar Tak Lagi Egois
Debatnya Paling Kenceng
SETIAP dari kita tentunya kenal dengan istilah yang satu ini. Ya, egois. Kita seringkali mendengar kata-kata ini jika seseorang sedang berselisih pendapat dengan temannya. Sebenarnya apa egois itu sendiri? Egois adalah sifat di mana kita ingin menang sendiri. Sifat yang hanya mementingkan diri sendiri dan tidak peduli dengan apa yang terjadi di sekitar kita.


Sifat egois ini sangatlah berbahaya. Egois merupakan salah satu penyakit hati yang harusnya kita hilangkan dalam hati kita. Maka dari itu beberapa cara di bawah ini semoga bisa membantu Anda yang mulai menyadari bahwa Anda memiliki sifat egois. Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah:

1. Yakinkan hati bahwa kita semua sama

Pertama-tama yang harus kita lakukan adalah meyakinkan hati bahwa kita semua adalah sama. Kita adalah makhluk Allah yang mulia. Setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Maka terimalah semua perbedaan itu dengan lapang dada. Biasanya ketika kita merasa egois, kita hanya akan memikirkan diri kita sendiri tanpa memikirkan orang lain. Cobalah untuk meyakinkan hati bahwa kita semua sama. Sama-sama manusia yang mungkin suatu saat kita pun membutuhkan orang lain. Cobalah untuk memosisikan diri menjadi orang lain karena pada hakikatnya kita semua sama.

2. Percayalah bahwa kita butuh orang lain

Langkah kedua yang bisa kita lakukan untuk menghilangkan sifat egois kita adalah dengan mempercayai bahwa selama kita hidup akan selalu membutuhkan orang lain. Bayangkan jika ketika kita lahir ke dunia ini tanpa adanya orang lain. Tanpa adanya dokter yang membantu persalinan ibu kita, atau tidak ada penjual susu untuk minum kita sehari-hari. Bahkan pakaian yang kita pakai sendiri pun adalah hasil kerja orang lain. Karena hidup ini akan selalu membutuhkan orang lain. Maka rendahkanlah hati kita untuk belajar menghilangkan sifat egois kita. Tidak seharusnya kita acuh kepada orang lain. Karena selama hidup, kita akan selalu membutuhkan orang lain.

3. Hambakan diri pada Allah

Ketika sifat egois itu mulai hadir, sesungguhnya ada penyakit yang tidak sadari mulai melekat pada hati ini. Sudah seharusnya kita menyadari dan membersihkan penyakit itu dalam hati kita. Hambakan diri pada Allah. Percayalah bahwa Allah hanya akan membantu kita ketika kita membantu saudara-saudara kita. Jadilah hamba Allah terbaik, karena Allah telah berbuat baik pada kita maka sudah seharusnya kita berbuat baik pada sahabat-sahabat kita.

BACA JUGA: Tetangga Dunia Akhirat 

4. Ta’wadu

Ta’wadu adalah sikap rendah hati. Sungguh untuk mencapai Dia yang maha Tinggi, kita harus merendahkan diri kita serendah-rendahnya. Sungguh tidak pantas untuk kita menyombongkan diri kita dan tidak peduli pada orang lain. Jika kita sadar, selama ini sudah terlalu banyak nikmat Allah yang telah dicurahkan oleh-Nya. Maka sudah seharusnya kita merendahkan hati, bersyukur dan berterimakasih kepada-Nya. Dengan kerendah hatian, kita akan lebih peduli dengan apa yang terjadi di sekitar kita. []



Tetangga Dunia Akhirat
Anda Belum Bertaubat Jika Tidak Melakukan Ini
SAHABAT-sahabat bunda yang mencintai dan dicintai Allah azza wajalla. Pesan bunda kali ini bicara tentang memuliakan tetangga.

Tetangga menempati kedudukan yang tinggi dalam Islam. Islam memerintahkan ummatnya untuk memperlakukan tetangga dengan baik. Sehingga, tetangga bisa menjadi sebab surga atau neraka bagi seorang Muslim. 

Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah orang yang paling baik sikapnya kepada para tetangga. Saking seringnya Nabi berwasiat tentang tetangga, para sahabat sempat mengira bahwa tetangga akan menjadi salah satu ahli waris. Bahkan Nabi Muhammad menyebutkan, sikap seseorang kepada tetangga menjadi parameter keimanan seorang Muslim.

Berkali-kali Nabi menyatakan, siapa yang beriman kepada Allah Ta’ala dan Hari Akhir hendaklah bersikap baik dengan memuliakan tetangga. Nabi juga memberikan ancaman dengan tidak mengakui sebagai ummatnya siapa pun yang berlaku tidak baik kepada tetangganya.

Sahabat Bunda, tetangga bisa menjadi jembatan bagi kita untuk menuju surga-Nya Allah. Tetangga juga menjadi harga mati bagi kita yang mendambakan kesuksesan dan kebahagiaan hidup di dunia. 

Tak bisa ditawar, Sahabat Bunda. Di tengah kesibukan dan semakin egoisnya masyarakat perkotaan, kita harus senantiasa menjunjung tinggi dan mengamalkan sekuat tenaga anjuran-anjuran Islam tentang berbuat baik kepada tetangga.

Mulai dari menebar salam, kerap menyapa saat berjumpa, juga berbagi kebaikan-kebaikan materi juga maknawi kepada tetangga di sekitar rumah kita. 

Seperti anjuran Nabi yang menyarankan para sahabat agar memperbanyak kuah saat memasak agar bisa dibagikan kepada tetangga, juga anjuran berbuat baik kepada manusia secara umum tanpa memandang suku, ras, agama, warna kulit, juga strata sosial.

Sahabat Bunda, mendoakan tetangga juga menjadi amalan penting. Karena doa untuk orang lain akan menjadi kebaikan pula untuk kita. Semoga lewat tulisan ini kita semakin menjadi manusia yang memuliakan tetangga. Serta menjalani sunnah-sunnah mulia Shalallahu alaihi wassallam.

“Ya Allah, masukkan kami sekeluarga juga tetangga-tetangga kami ke dalam surga-Mu. Berikan kami hidayah dan istiqomahkan hingga akhir hayat”.

Ikuti sejuknya Pesan Bunda Ermi lainnya di Channel TELEGRAM. Cukup klik:

https://t.me/SahabatBundaErmi 

Yuk dukung gerakan #GerakanNasiBerkahJumat Rp 20 RIbu/paket nasi untuk yatim dan dhuafa di Jabodetabek bareng Majelis Keluarga Indonesia pimpinan Babeh Haikal Hasan. Transfer ke rekening Ahmad Haikal Hasan, Bank Muamalat (ATM 147) 3010187415. Jangan lupa kasih kode 02 di akhir angka transfer.
Tetangga Dunia Akhirat - Islampos




















Tiada ulasan: