Khamis, 21 Mac 2019

Mengukur serta mengukir bahagia dalam kehidupan. 9278.




السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
.
"Tawadhu’ adalah sifat yang sangat diidam-idamkan oleh setiap orang. Orang yang paling tinggi kedudukannya adalah mereka yang tidak melihat kedudukannya sendiri. Maka hendaklah kamu bertawadhu' dan tidak menonjolkan diri. Jauhilah sikap takabbur dan cinta akan kedudukan.”

.
Tanamkan sifat merendah diri dan sifat malu dalam diri, agar dirimu sentiasa terhindar dari sifat yang buruk atau tinggi diri.
.
۞اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞
.

Tape, Haram?
by Saad Saefullah
Tape, Haram?
Foto: Bukalapak

ANDA suka makan tape? (tapai) Bisa terbuat dari ketan (pulut) ataupun singkong (ubi kayu). Pembuatan tape mengalami proses fermentasi (penapaian). Sehingga ada anggapan bahwa tape bisa jadi haram. Nah, bagaimana sebenarnya?

Harap dibedakan antara memabukkan (hilang akal) dengan sakit mabuk karena makan makanan tertentu. Bisa saja sebuah makanan menyebabkan sakit bila dikonsumsi, mungkin karena berlebihan atau mungkin karena alergi. Namun, ini bukan termasuk makanan yang memabukkan karena memabukkan adalah menghilangkan akal.

Tape halal, tidak ada yang perlu dirumitkan dalam masalah ini, karena yang diharamkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah makanan dan minuman yang memabukkan, dan pengertian memabukkan adalah yang menghilangkan akal disebabkan oleh makanan atau minuman tersebut.

BACA JUGA: Makanan Haram Sebabkan Iman Menjadi Tipis, Benarkah?

Oleh karenanya, jika makanan tersebut dikonsumsi dengan banyak lalu memabukkan, maka mengonsumsinya meski sedikit pun menjadi haram, berdasarkan sabda Rasulullah ﷺ,


عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَقُوْلُ كُلُّ مُسْكِرٍ حَرَامٌ وَمَا أَسْكَرَ مِنْهُ الْفَرْقُ فَمِلْءُ الْكَفِّ مِنْهُ حَرَامٌ

“Dari Aisyah, beliau berkata, “Saya mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, ‘Setiap yang memabukkan itu haram, dan kalau (minum) satu gentong itu memabukkan, maka meminum satu ciduk tangan pun haram’,” (Hr. Abu Daud: 3587, Tirmizi: 1928, dengan sanad shahih).

Dengan ini, maka illat dan patokannya adalah apakah makanan atau minuman tersebut memabukkan ataukah tidak. Kalau memabukkan berarti haram, sedangkan kalau tidak, berarti halal. Bukan karena ada unsur alkohol ataukah tidak, karena makanan yang mengandung unsur alkohol tidak hanya tape, tetapi juga beberapa buah-buahan, seperti durian, juga minuman yang diambil dari buah pohon siwalan (legen, dalam bahasa Jawa). Bahkan, nasi pun mengandung unsur alkohol.

BACA JUGA: Akibat Suka Makan Makanan Haram

Namun ada dua hal yang perlu diingat:

Harap dibedakan antara memabukkan (hilang akal) dengan sakit mabuk karena makan makanan tertentu. Bisa saja sebuah makanan menyebabkan sakit bila dikonsumsi, mungkin karena berlebihan atau mungkin karena alergi. Namun, ini bukan termasuk makanan yang memabukkan karena memabukkan adalah menghilangkan akal.

Patokan apakah makanan atau minuman itu memabukkan ataukah tidak adalah jika makanan tersebut dikonsumsi oleh orang yang belum pernah minum minuman keras, bukan orang yang sudah biasa teler karena sering minum minuman keras. Wallahu a’lam. []

Sumber: Majalah Al-Furqon, Edisi 12, Tahun ke-7, 1430 H/2009 M/Ustadz Abu Ibrohim Muhammad Ali 

https://www.islampos.com/tape-haram-140222/

Mendirikan Rumah Sakit karena Mulas
Mendirikan Rumah Sakit karena Mulas

AL Manshur Sayf al Din Qalawun (w.1290 M), salah satu penguasa Mamluk Bahri di Mesir. Salah satu prestasi besarnya memukul mundur tentara Tartar pada 1280 M, sekaligus menjadi permulaan masuk Islamnya bangsa Mongol tersebut.

Hubungan bilateral negeri ini memanjang hingga Ceylon (Sri Lanka), di mana penguasa Ceylon pernah mengirimkan duta besar disertai sehelai surat pengantar yang tidak seorang pun warga Kairo yang bisa membacanya.


Singkat kata, Qalawun dianggap sebagai salah satu sultan istimewa di antara sultan-sultan Mamluk lainnya, selain Sayf ad Din Quthuz, dan Baybars.

Syahdan, Qalawun sedang berada di Damaskus. Tidak disangka, di sana dia terserang sakit perut hingga harus dirawat di Rumah Sakit Nuri, Damaskus. Ketika itulah ia bertekad mendirikan sebuah rumah sakit serupa di Kairo setelah sembuh.

Akhirnya dia berhasil mendirikan sebuah rumah sakit di Kairo yang diberi nama Bimaristan al Manshuri. Struktur bangunannya dilengkapi masjid dan sekolah pada 1284 M. Memiliki beberapa ruang poliklinik untuk penyakit berbeda-beda seperti demam, radang mata, dan disentri. Juga dilengkapi laboratorium, apotik, kamar mandi, dapur, dan ruang penyimpanan.


Rumah sakit ini mendapat subsidi dari pemerintah Mamluk sebesar satu juta dirham pertahun. Mempekerjakan pegawai lelaki dan perempuan, serta terbuka untuk semua pasien tanpa memandang jenis kelaminnya. []

https://www.islampos.com/mendirikan-rumah-sakit-karena-mulas-139679/

BIMARISTAN, CATATAN SEJARAH YANG HILANG

Bimaristan_Argun_03
Peradaban Barat masa kini telah menyihir penduduk dunia lewat berbagai kecanggihan teknologi (terutama di bidang peralatan medis dan kedokteran), ternyata tak luput dari sumbangsih besar peradaban Islam di masa silam. Banyak dari cendikiawan Barat yang belum mampu membuat konsep rumah sakit atau Bimaristan ketika itu. Namun tidak dengan Islam, agama ini hadir menorehkan catatan sejarahnya dalam time lineperadaban dunia.

Salah satu puing sejarah kegemilangan Islam yang sangat fenomenal adalah Bimaristan. Kata Bimaristan diadopsi dari bahasa Persia yang bermakna rumah sakit (hospital), bimar berarti penyakit dan stan berarti lokasi atau tempat.

Keberadaan Bimaristan menjadi bukti rekaman sejarah tentang betapa tingginya peradaban Islam pada abad ke-13 M, karena hampir di tiap ibu kota negara Islam terdapat rumah sakit yang telah dilengkapi dengan sekolah kedokteran, perpustakaan dan pusat pengembangan medis. Selain itu, fakta sejarah ini menepis stetmen miring yang sering dilontarkan pihak barat tentang keterbelakangan kaum muslimin di berbagai sektor kehidupan, terutama dalam ilmu pengetahuan.

Dalam sebuah buku yang berjudul “من روائق حضارتنا” karangan DR. Musthafa al-Siba’i dijelaskan bahwa di zaman keemasan peradaban Islam, hampir semua rumah sakit itu digratiskan bagi semua lapisan masyarakat, baik kaya maupun miskin, baik yang jauh ataupun yang dekat dan untuk orang berpendidikan maupun tidak. Semua faktor yang terbingkai dalam integritas rumah sakit mendapat perhatian penuh, dari segi pelayanan, makanan, pakaian, sanitasi lingkungan sampai pembekalan pasca kesembuhan.

Sungguh sebuah hal yang menakjubkan, tatkala rumah sakit pada masa itu telah memiliki seting operasional yang sangat teratur dalam hal manajemen dan administrasi, sehingga tak diragukan lagi jika konsep Bimaristan menjadi ikon peradaban dunia.

Beberapa di antaranya:

Rumah Sakit al-Adhudi (Baghdad)

Rumah sakit ini didirikan oleh Daulah bin Buwaih pada tahun 371 H setelah penelitian al-Razi, seorang dokter ternama yang menentukan lokasi pembangunan dengan cara meletakan empat kerat daging di seluruh kota Baghdad, dari seluruh tempat itulah dipilih lokasi dengan sirkulasi udara terbersih. Pembangunan rumah sakit ini menelan biaya yang tidak sedikit, namun sebanding dengan fungsi dan perananannya di tengah masyarakat. Dilengkapi 24 dokter ahli dengan segala fasilitas penunjang, baik perpustakaan, apotek, dapur, toko, gudang, kebun sebagai penghasil buah-buahan dan puluhan perahu sebagai alat transportasi orang lemah dan miskin. Pada tahun 449 H Khalifah al-Qa’im Biamrillah melakukan renofasi dan penambahan jajaran kepengurusan, tempat tidur, selimut serta pelengkapan berbagai macam obat dan sirup langkah ketika itu.

Rumah Sakit an-Nuri (Damaskus)

Didirikan oleh Sultan Nuruddin Mahmud Zanki al-Syahid pada tahun 549 H atau 1154 M dengan alokasi pendanaan hasil fidya (tebusan) salah seorang raja Eropa. Rumah sakit ini merupakan rumah sakit terbaik di antara puluhan rumah sakit di seluruh negeri. Awal mulanya, Rumah Sakit an-Nuri diperuntukan bagi kaum fakir-miskin, tetapi jika orang-orang kaya terpaksa memerlukan pengobatan di tempat tersebut, mereka juga diizinkan untuk mendapatkannya.

Pada tahun 580 H, Ibnu Jubair singgah di rumah sakit itu. Dia berkisah tentang besarnya nilai humanisme di tempat tersebut. Di dalamnya terdapat persediaan obat-obatan dan makanan dengan standar konsumsi tinggi. Dia juga menemukan ruang rawat khusus penderita penyakit jiwa. Sayang, kemasyhuran rumah sakit ini terhenti pada tahun 1317. Hingga akhirnya didirikan Rumah Sakit al-Ghuraba yang sekarang dibawah kepengurusan Fakultas Kedokteran Universitas Syiria. Karena hal inilah Rumah Sakit an-Nuri ditutup dan dialih fungsikan sebagai sekolah negeri.

Rumah Sakit Besar al-Manshuri

Rumah sakit ini dikenal dengan Rumah Sakit Qolawun yang bernisbat kepada raja al-Manshur Saifuddin Qalawun. Pada mulanya, rumah sakit ini adalah komplek perumahan pejabat, kemudian pada tahun 683 H (1284 M) Manshur Saifuddin Qalawun merombaknya menjadi rumah sakit dengan menambahkan sebuah masjid, sekolah dan panti asuhan di dalamnya. Setiap tahun dia mewakafkan untuk rumah sakit tersebut 1.000 dirham. Sebagian saksi sejarah mengatakan bahwa penyebab pembangunan rumah sakit itu adalah rasa takjub Manshur Saifuddin Qalawun ketika melihat kemajuan pengobatan Rumah Sakit an-Nuri sehingga ia bernadzar untuk membangun rumah sakit yang sama kelak ketika dia diberikan kekuasaan dan nadzar itu terwujud tatkala ia naik tahta menjadi raja.

Rumah Sakit Besar al-Manshuri merupakan salah satu bukti kecanggihan dunia islam dalam hal pengaturan dan penertiban. Di antara hal yang menakjubkan lainnya ialah kemanfaatan rumah sakit tidak terbatas hanya pada pasien-pasien yang tinggal di tempat tersebut, tetapi juga diperuntukkan bagi pasien luar yang membutuhkan pelayanan medis.

Rumah Sakit Marrakesh (Maroko)

Rumah sakit ini dibangun oleh Amirul Mukminin Manshur Abu Yusuf, salah seorang raja Muwahhidin di Maroko. Rumah sakit Marrakesh adalah rumah sakit besar yang indah dengan taman yang berisikan pohon buah-buahan dan bunga. Di samping itu air memasuki semua bagian rumah sakit melalui saluran air yang saling terhubung satu sama lain. Marrakesh adalah sebuah ibu kota Maroko pada masa silam yang berjarak kurang lebih 200 km ke sebelah timur kota Mogador.

Itulah paparan singkat mengenai sejarah keemasan Islam abad ke-13 yang patut kita lestarikan dan renungkan. Karena bukan suatu yang mustahil jika kita kembali membubuhkan tinta emas peradaban Islam dalam lembaran sejarah dunia.

Diterbitkan oleh Muhammad abdulhakim

Innalillahiwainnailaihirojiun
Jenazah Haziq dikebumi selepas Zohor
MyMetro Mutakhir

PENGEBUMIAN jenazah Mohd Haziq Mohd Tarmizi, 17, disempurnakan di Memorial Park Cemetery Bromley selepas Zohor (waktu tempatan), hari ini.

Mohd Haziq adalah antara 50 mangsa yang terkorban dalam serangan pengganas di Masjid Al Noor dan Masjid Linwood di Christchurch, New Zealand pada 15 Mac lalu ketika umat Islam sedang menunggu solat Jumaat.

Terdahulu, Wisma Putra mengesahkan remaja Malaysia itu yang dilaporkan hilang sebelum ini meninggal dunia dalam insiden tembakan rambang di dua masjid di Christchurch, New Zealand, Jumaat lalu.

Dalam satu kenyataan, Wisma Putra menzahirkan ucapan takziah Kerajaan Malaysia kepada keluarga Allahyarham Muhammad Haziq.

“Suruhanjaya Tinggi Malaysia di New Zealand akan memberikan bantuan kepada keluarga dalam proses pengebumian jenazah Allahyarham.

“Menteri di Jabatan Perdana Menteri, Datuk Seri Dr Mujahid Yusof Menteri akan berlepas ke Christchurch 3.30 petang hari ini untuk mewakili kerajaan dalam memberi sokongan kepada rakyat Malaysia yang terjejas akibat kejadian tragis ini,” katanya.

Mohd Haziq adalah anak kedua Mohd Tarmizi Shuib, 42, rakyat Malaysia yang parah dalam serangan di Masjid Al Noor.

Ketika kejadian, Tarmizi bersama dua anaknya, Mohd Haris, 12, dan Muhammad Haziq hadir untuk menunaikan solat Jumaat di masjid itu.

Mohd Haris terselamat tetapi trauma, manakala bapa mereka parah ditembak.

Artikel ini disiarkan pada : Khamis, 21 Mac 2019 @ 11:29 AM
https://www.hmetro.com.my/mutakhir/2019/03/436116/jenazah-haziq-dikebumi-selepas-zohor

Tragedi Christchurch: Wisma Putra sahkan kematian Haziq
Astro Awani | Diterbitkan pada Mac 21, 2019 06:41 MYT
Tragedi Christchurch: Wisma Putra sahkan kematian Haziq
Mohd Haziq antara 50 mangsa yang terkorban dalam tragedi Christchurch.
KUALA LUMPUR: Muhammad Haziq Mohd Tarmizi disahkan antara 50 mangsa yang maut dalam serangan pengganas di Christchurch, New Zealand Jumaat lalu.

Pengesahan dibuat oleh Wisma Putra dalam satu kenyataan media pagi ini.

Muhammad Haziq, 17 tahun, adalah anak Mohd Tarmizi Shuib, 46 tahun, seorang rakyat Malaysia yang turut cedera dalam serangan tersebut.

Rakyat Malaysia lain yang cedera dalam insiden itu ialah Muhammad Nazril Hisham Omar, 46 tahun, dan Rahimi Ahmad, 39 tahun.
Kenyataan Wisma Putra pada Khamis
Kenyataan Wisma Putra pada Khamis

Sebelum ini, kematian Muhammad Haziq dimaklumkan Pengerusi Jawatankuasa Kebajikan Masyarakat Penyayang dan Alam Sekitar Pulau Pinang, Phee Boon Poh.

BACA: Tragedi Christchurch: Mohd Haziq disahkan maut - Exco P. Pinang

BACA: Rakyat Malaysia yang cedera stabil, seorang lagi masih hilang

Namun Wisma Putra dalam kenyataan susulan berkata, ia hanya akan membuat pengesahan selepas pihak berkuasa New Zealand membuat kenyataan rasmi.
http://www.astroawani.com/berita-malaysia/tragedi-christchurch-wisma-putra-sahkan-kematian-haziq-201727?

BACA: "Assalamualaikum..." ucap PM New Zealand buka sidang parlimen

BACA: Hari Tudung tanda sokongan wanita New Zealand Jumaat ini

Hari Tudung tanda sokongan wanita New Zealand Jumaat ini
Ain NajhanAstro Awani | Diterbitkan pada Mac 20, 2019 12:16 MYT
Hari Tudung tanda sokongan wanita New Zealand Jumaat ini
Wanita di New Zealand digalakkan memakai hijab sebagai tanda sokongan pada Jumaat ini. Foto Facebook
TRAGEDI solat Jumaat di Christchurch yang menimpa umat Islam memberi impak yang sangat besar di serata dunia, khususnya buat warga New Zealand.

Susulan insiden itu, seluruh rakyat New Zealand bersatu memberi sokongan tidak henti kepada masyarakat Muslim di sana sejak Jumaat lalu.

Sebagai satu tanda sokongan kepada umat Islam, sebuah gerakan persendirian iaitu ‘Scarves in Solidarity’ menjalankan kempen pemakaian tudung pada hari Jumaat ini bagi kaum wanita di New Zealand.

Kempen memakai tudung ini dijalankan demi memberi penghormatan kepada masyarakat Muslim serta keluarga mangsa dalam tragedi tembakan pengganas di Masjid Al Noor dan Masjid Linwood.

Hebahan kempen ini dibuat melalui entri di Facebook yang memuat naik poster dalam halaman Facebook mereka pada Selasa.
Dengan memakai tudung, langkah ini dijangka menjadi penyatuan hati dan perpaduan rakyat New Zealand bersama wanita Muslim dalam menentang keganasan.

Sehubungan itu, kempen ini juga mendapat respon positif di media sosial, termasuk di Twitter.


Amazing solidarity.

On Friday, Women in New Zealand will wear a scarf to stand w/Muslim women.❤️

This is the attitude the world needs. Proud of my wife Ayesha for launching her http://equalentrance.com  scarf line, b/c representation matters✊🏽

View image on Twitter
This is a touching idea. I was in college in 2001, and some of us wore scarves on campus after 9/11 in solidarity with our Muslim friends. It seemed like a gesture too minuscule to matter, but I hoped it helped a little. I am sad that so many years later so little has changed.

See tutulemma's other Tweets

An amazing response by Scarves in Solidarity and we are 100% behind this. All our Store Managers will be joining on Friday 22nd March and wearing a scarf in support of the Muslim Community. Let's All Stand Together 💗 https://www.facebook.com/AnnahStrettonFashion/posts/2125663427511643 

See Annah Stretton's other Tweets
Tambah itu, Perdana Menteri New Zealand, Jacinda Arden juga turut mengenakan hijab hitam sebagai tanda penghormatan ketika berjumpa komuniti Muslim di Christchurch pada Sabtu lalu.
Perdana Menteri New Zealand, Jacinda Ardern memakai hijab ketika berjumpa bersama komuniti Muslim di Christchurch - Foto AP
Setakat Rabu, dua jenazah pertama mangsa serangan pengganas Christchurch telah disemadikan di Tanah Perkuburan Memorial Park, Linwood.
Hari Tudung tanda sokongan wanita New Zealand Jumaat ini | Astro Awani

Ini yang Sebabkan Finlandia Jadi Negara Paling Bahagia di Dunia
SHERLY PUSPITA
Kompas.com - 21/03/2019, 08:20 WIB
Finlandia.
Finlandia.(Shutterstock)
KOMPAS.com — Tahun ini Finlandia kembali ditetapkan sebagai negara terbahagia di dunia. Dalam hasil studi PBB yang dirilis pada Rabu (20/3/2019), negara yang terkenal dengan museum, taman, hingga seni budayanya terebut menempati posisi teratas dari 156 negara yang disurvei.

Di posisi 10 besar negara paling berbahagia ditempati sesama negara Skandinavia, yaitu Norwegia dan Eslandia, disusul Belanda, Swiss, Kanada, Selandia Baru, dan Austria.
Mungkin Anda akan bertanya-tanya, mengapa Finlandia ditetapkan sebagai negara dengan indeks kebahagiaan tertinggi?

Seorang profesor ekonomi dari University of British Columbia, John Helliwell, mengatakan, survei ini dilakukan dengan mewawancarai warga dari ke-156 negara itu terkait level kebahagiaan mereka.


Selain pertanyaan soal level kebahagiaan, responden juga ditanya soal masalah usia harapan hidup, pendapatan, dukungan sosial, hingga tingkat korupsi.

Namun, tak berhenti di situ, ia menyebut, survei ini juga dibuat berdasarkan tingkat kesejahteraan hidup para imigrannya.

"Memang benar bahwa tahun lalu semua orang Finlandia lebih bahagia daripada penduduk negara lain, tetapi imigran mereka juga imigran paling bahagia di dunia. Ini bukan tentang DNA Finlandia. Ini cara hidup yang dijalani di negara-negara itu,” papar Helliwell.


Berikut paparan lebih rinci yang akan memberi Anda gambaran mengenai indeks kebahagiaan Finlandia yang menempati peringkat pertama di dunia tersebut.
Ilustrasi Istana Kepresidenan Finlandia.
Ilustrasi Istana Kepresidenan Finlandia.(Thinkstock)
1. Kekuatan ekonomi
Jika Anda berpikir negara yang kaya pasti adalah negara yang memiliki indeks kebahagiaan yang tinggi, konsep itu tak sepenuhnya benar. Negara-negara yang paling bahagia di dunia tidak harus yang terkaya, tetapi mereka yang mampu menangani ekonomi global yang tidak stabil.

Finlandia telah mengalami beberapa kali kemerosotan ekonomi dalam beberapa tahun terakhir. Namun, Finlandia mampu bangkit kembali dengan tempo yang cepat. Hanya sekitar enam persen populasi Finlandia yang hidup dalam kemiskinan dan Finlandia memiliki jumlah 'pekerja miskin' terendah di UE setelah kemerosotan ekonomi itu terjadi.
Finlandia juga menarik pajak yang tinggi kepada warga. Namun, pajak tersebut diinvestasikan dengan bijaksana sehingga mampu menciptakan program-program sosial yang merata.

Dari tingginya pajak, Finlandia mampu membentuk sistem jaminan sosial, yang dikenal sebagai Kela yang menyediakan layanan kesehatan gratis untuk semua warga negara dan penduduk Finlandia, dukungan pengangguran, pendidikan tinggi gratis, bahkan 'kotak Kela' gratis untuk setiap bayi yang lahir di Finlandia.

2. Angka korupsi rendah

Tingkat korupsi pejabat di Finlandia disebut sangat rendah. Bahkan, kepolisian di Finlandia disebut sebagai polisi paling dapat dipercaya di dunia. Dari hasil survei, hampir tak ada tindakan korupsi dan kebrutalan yang dilakukan lembaga kepolisian Finlandia.

Kasus suap, penggelapan, penipuan, dan penyalahgunaan jabatan juga sangat jarang terjadi di Finlandia. Faktor inilah yang menjadi nilai tambah hingga Finlandia ditetapkan sebagai negara terbahagia selama dua tahun berturut-turut.
Easymile EZ-10, bus tanpa pengemudi manusia di Finlandia.
Easymile EZ-10, bus tanpa pengemudi manusia di Finlandia.(The Guardian)
3. Kesejahteraan imigran
Finlandia juga disebut sebagai negara yang sangat ramah dan akomodatif terhadap para imigran. Finlandia bahkan menyediakan kelas bahasa Finlandia dan informasi tentang kehidupan di Finlandia bagi para imigran.

Finlandia menerapkan konsep bahwa imigran dapat membantu negara menyelesaikan krisis tenaga kerja akibat tingkat kelahiran di negara tersebut yang rendah.

4. Kebebasan memilih

Satu hal yang dicatat oleh ekspatriat ketika mereka pindah ke Finlandia adalah rasa kebebasan yang mereka dapatkan di sana. Kebebasan tersebut mencakup kebebasan secara fisik dengan banyaknya jumlah ruang terbuka untuk dikunjungi, kebebasan secara sosial dengan undang-undang yang menghargai kebebasan, hingga kebebasan memilih pemimpinnya.

Finlandia menggunakan sistem pemerintahan semipresidensial. Parlemen Finlandia yang disebut Eduskunta atau Riksdag beranggotakan 200 orang dan merupakan otoritas legislatif tertinggi di negara tersebut. Parlemen ini bisa mengubah Konstitusi Finlandia dan mengalahkan hak veto presiden.

https://travel.kompas.com/read/2019/03/21/082000027/ini-yang-sebabkan-finlandia-jadi-negara-paling-bahagia-di-dunia

CORDOVA, SEJARAH YANG TERLUPAKAN
668140e246943757d68952e265e8e8c2
Ketika kita membincangkan sejarah atau masa lalu, biasanya mengundang kita untuk flashback sejenak, menelaah secara totalitas, membaca atau sekadar nostalgia. Karena memang kajian historis peradaban masa lalu adalah sebuah tonggak sejarah untuk mengawali babak baru dengan menjadikan bayang-bayang kejayaan masa silam sebagai cermin untuk menata kehidupan masa depan. Berangkat dari hal tersebut, bisa disimpulkan jika kejayaan adalah hasil usaha bukan hasil sebuah kesempatan yang betul-betul kebetulan, “blessing in disguise”.

Mari kita resapi sejenak sepenggal kenangan yang pernah hinggap dalam ingatan. Kenangan betapa kaum muslimin dan risalah Islam yang dibawanya, pernah bercokol di atas sebuah wilayah benua Eropa selama kurang lebih 800 tahun lamanya. Sebuah rentang waktu yang relatif lama dan membekas cukup mendalam.

Andalusia, sebuah nama yang telah lama mencuri perhatian dunia. Negeri eksotis nan indah, di bawah pemerintahan Islam dari tahun 92 H/711 M hingga tahun 797 H/1492 M. Kekhilafahan Islam dan dinasti kaum muslimin berhasil mengubah wilayah di daratan Eropa itu menjadi simbol kegemilangan peradaban dan kekuatan umat Islam pada masa itu. Bangunan-bangunan dengan estetika dan kemegahan tegak berdiri. Ilmu pengetahuan dan penelitian berkembang pesat. Para sejarawan yang meneliti negeri Andalusia banyak menceritakan bagaimana umat Islam yang berkuasa di wilayah itu berhasil memberikan sumbangsih bagi kemajuan peradaban dan ilmu pengetahuan yang lebih kompleks di seluruh Eropa (terutama dalam hal kemajuan intelektual).

Daratan Andalusia yang menyimpan begitu banyak jejak-jejak sejarah yang rasanya perlu untuk dikaji dan dipelajari, tak terkecuali kota-kota tua di dalamnya yang pernah menjadi saksi bisu pencapaian peradaban Islam masa silam. Diantara kota-kota tersebut, kota destinasi [1]pertama yang menarik untuk kita tapaki kisahnya adalah Cordoba.

Kota yang pernah ditaklukan oleh Panglima perang Tariq bin Ziad ini terkenal sebagai warisan wisata sejarah dengan ratusan uniqueness [2] hasil akulturasi budaya Islam dan Eropa abad pertengahan. Sehingga pantas jika UNESCO meresmikannya sebagai the world heritage site[3].

Selain itu, Cordoba dikenal sebagai “the greatest center of learning”[4]atau pusat belajar dan kebudayaan terbesar di Eropa tatkala kota-kota lain di Eropa saat itu berada pada masa kegelapan. Kecermelangan peradaban kota ini tak jarang menjadi rujukan bangsa-bangsa Eropa saat itu.

Saat itu Cordoba bagai bunga yang menebar harum di Eropa pada Abad pertengahan sebagaimana digambarkan oleh seorang penulis Lane Poole sebagai the wonders of the world. Berikut kutipan tulisan Lane-Poole :

“To Cordoba belong all the beauty and ornaments that delight the eye or dazzle the sight. Her long line of Sultans form her crown of glory; her necklace is strung with the pearls which her poets have gathered from the ocean of language; her dress is of the banners of learning, well-knit together by her men of science; and the masters of every art and industry are the hem of her garments.”

· Islam dan Cordoba

Cordoba –Kordova, bahasa Arab : قرطبة- awalnya bernama Iberi Bath, dibangun pada era kekuasaan Romawi. Berselang lima abad kemudian, kota ini berada dalam kekuasaan Bizantium dibawah pimpinan Raja Goth Barat. Babak baru dari sejarah dunia dimulai tatkala Islam hadir di wilayah ini pada tahun 93 H atau 711 M. Tampilah panglima Thariq bin Zaid sebagai pembuka daratan Andalusia setelah menaklukan pasukan raja Roderic lewat peperangan sepekan -11 hingga 19 Juli 722 M atau 20 hingga 28 Ramadahan 92 H- di muara sungai Rio Barbate. Zaman pun berlalu hingga tiba era kejayaan Islam di daratan Andalusia (khususnya kota Cordoba yang menjadi sentral intelektual di Eropa dengan perguruan-perguruan yang sangat terkenal dalam bidang kedokteran, matematika, filsafat, sastra, bahkan musik).

Pada masa keemasan Islam di Cordoba, lahirlah para ilmuan dan ulama’ caliber dunia. Beberapa di antaranya adalah Muhammad Ibnu Rusydi, yang kemudian lebih dikenal dengan nama Ibnu Rusydi atau Averrous. Ibnu Rusydi merupakan seorang ilmuwan muslim yang sangat berpengaruh pada abad ke-12. Ia adalah seorang filosof yang telah berjasa mengintegrasikan Islam dengan tradisi pemikiran Yunani. Selain itu lahir pula seorang mufasir ternama yaitu Al-Qurtubi yang menulis kitab tafsir al-Qurtubi. Disusul pakar kesehatan modern, Az-Zahrawi, yang memperkenalkan teknik keperawatan dan menciptakan alat dan teknik terbaru untuk bedah luar dan dalam. Ia menulis buku medis bergambar yang dijadikan referensi oleh pakar kedokteran Eropa.

Beberapa situs bersejarah di Cordoba

1. Jembatan Cordoba (Al-Jisr dan Qantharah Ad-Dahr)

Jembatan ini dibangun pada awal abad kedua Hijriyah tahun 101 H atau sekitar 14 abad silam. Dibangun oleh Gubernur Andalusia As-Samh bin Malik pada masa kekhalifahan Sayyidina Umar bin Abdul Aziz dengan rentangan panjang sekitar 400 m, lebar 40 m dan tinggi 30 m. Yang patut dibanggakan dari jembatan ini adalah kemegahan arsitektur yang melebihi jembatan-jembatan lainnya karena memang jembatan ini dibangun tatkala manusia belum mengenal sarana transportasi dan pembangunan yang canggih dan memadai.

2. Masjid Jami’ Cordoba salah satu unsur peradaban Cordoba yang sangat penting dan bangunannya masih tetap bertahan hingga sekarang. Masjid tersebut dalam bahasa Spanyol disebut Mezquita, yang diadopsi dari kata masjid. Mulai dibangun pada masa pemerintahan Abdurrahman ad-Dakhil tahun 170 H / 786 M. Kemudian diteruskan oleh putranya Hisyam dan khalifah-khalifah setelahnya.

Masjid Jami’ Cordoba adalah masjid yang paling tersohor di Andalusia, bahkan di seluruh daratan Eropa. Tidak ada masjid kaum muslimin yang menyerupai masjid ini dari segi estetika, luas, dan besarnya ketika itu. Separuh masjid dibuat beratap dan separuhnya lagi tidak. Jumlah lengkungan bangunan yang beratap ada empat belas buah. Dengan 1000 deret tiang (baik tiang yang besar ataupun kecil), ditambah 113 sumber penerangan (penerangan yang terbesar terdapat 1000 lampu dan yang paling kecil memuat 12 lampu) dan ditaburi dengan berbagai ornamen seni ukir yang beraneka ragam. Tentu di balik keindahan itu ada sebuah makna tersirat bahwa keindahan yang tertuang dalam setiap pilar masjid merupakan kelembutan jiwa untuk mencapai kesempurnaan rasa. Hasrat yang tertuang dalam keseriusan membangun tempat itu adalah klimaks betapa indahnya peradaban Islam di Cordoba.

Satu hal yang tak bisa dipisahkan dari masjid ini adalah mihrab. Konon, mihrab yang masyhur dengan keindahannya tersebut dibuat selama tujuh tahun dan dikerjakan oleh tujuh orang ahli, selain tukang pembantu. Di sebelah utara mihrab terdapat sebuah ruangan yang di dalamnya terdapat beberapa wadah yang terbuat dari emas, perak, dan besi. Semuanya untuk tempat nyala lampu pada setiap malam ke-27 bulan Ramadhan. Di ruangan ini pula terdapat mushaf besar yang hanya dapat diangkat oleh dua orang. Tak hanya itu, terdapat juga mushaf hasil tulisan tangan Utsman bin Affan t. Namun, akhir cerita masjid ini harus berakhir miris karena setelah Reconquista (Penaklukkan kembali Spanyol oleh kaum Kristen), masjid ini dialihfungsikan menjadi sebuah Gereja kategral gotik dengan gaya arsitektur Moor.

3. Universitas Cordoba

Pada era Imperium Abrurrahman III, berdirilah Universitas Cordoba yang termasyhur dan menjadi kebanggaan umat Islam. Berbondong-bondong mahasiswa dari berbagai wilayah, termasuk mahasiswa Kristen dari Eropa menimba ilmu. Dari universitas inilah, Barat menyerap ilmu pengetahuan. Salah satu mahasiswa Kristen yang menuntut ilmu di Spanyol adalah Gerbert d’Aurillac (945-1003) yang kemudian menjadi Paus Sylvester II.

Itulah sekilas cuplikan kota Cordoba. Sayang, masa kejayaan itu hanya bertahan 320 tahun dan harus berakhir tragis. Dinasti Umayyah di Spanyol pun akhirnya runtuh akibat pertikaian dan perebutan kekuasaan. Hingga akhirnya pada 1031 M, Islam terusir dan terhapus dari Cordoba.

Referensi:
· عصرالدولتين الأموية والعباسية وظهور فكرالخوراج لتأليف علي محمد محمدالصلّابي
· http://kisahmuslim.com dan berbagai sumber terkait lainnya.

[1] Tujuan
[2] Keunikan

Diterbitkan oleh Muhammad abdulhakim
CORDOVA, SEJARAH YANG TERLUPAKAN – dunia kertaslecek

RUANG SEJARAH
Library Fantasy Wallpaper 1920x1200 Library Fantasy Art ...
لَنْ يَصْلُحَ آخِرَ هَذِهِ الْأُمَّة إِلاَّ بِمَا صَلُحَ بِهِ أَوَّلُهَا

“Generasi akhir umat ini tidak akan kembali jaya, kecuali dengan apa-apa yang telah mengantarkan kejayaan generasi awal”) الإمام مالك

Menelisik perjalanan umat Islam masa silam tak ubahnya melihat sebuah cermin sebagai indikator kemajuan atau kemunduran umat Islam saat ini. Sisi lain dari sejarah yang selalu mengundang intuisi pembaca untuk sekadar membaca atau mengambil pelajaran dari potret masa lalu. Hal itulah yang mengawali perjalanan perpustakaan dalam rubrik khazanah edisi kali ini.

Keberadaan literatur kuno atau manuskrip hasil buah pemikiran para cendikiawan terdahulu sebelum munculnya percetakan (seperti saat ini) merupakan hal yang sulit untuk ditemui. Tak jarang untuk memiliki kitab-kitab kuno harus mengganti dengan nilai yang tinggi. Selain jarak tempat penyalinan yang jauh dan membutuhkan waktu perjalanan yang cukup panjang, kitab-kitab tersebut disalin secara manual, lembaran demi lembaran sampai terhimpun menjadi satu kitab utuh dengan bilangan jilid tertentu.

Berangkat dari kenyataaan tersebut, muncul sebuah wacana dari sekelompok orang yang memiliki kemampuan finansial dan kepedulian terhadap nilai ilmu pengetahuan pada zaman tersebut untuk mendirikan sebuah tempat dengan koleksi berbagai kitab sebagai sumber khazanah intelektual yang lazim kita sebut saat ini sebagai perpustakaan. Tampillah Khalid bin Yazid dalam panggung sejarah Umat Islam pada tahun 85 H sebagai orang yang pertama kali memperkenalkan perpustakaan Islam.

Selang beberapa masa berikutnya, muncul berbagai jenis perpustakaan baik pribadi maupun milik umum yang tersebar di berbagai wilayah Islam. Perpustakaan dengan jumlah puluhan atau bahkan ratusan menjadi tempat kondusif bagi kelahiran ulama-ulama klasik dan saintis Islam terkemuka seperti Al Ghazali, Al Kindi, Ibu Rush, Al Farabi, Ibnu Khaldun, Ibnu Haitam dan lainnya.

Periodesasi Era Perpustakaan

1. Era Perintisan Perpustakaan

Era perintisan perpustakaan dimulai pada saat Nabi Muhammad ﷺ memerintahkan para sahabatnya untuk melakukan penulisan Al-Qur’an sebagai wahyu. Perintah ini direalisasikan dengan mengangkat 44 sahabat sebagai penulis Al-Qur’an, beberapa diantaranya: Sy. Abu Bakar as-Shidiq, Sy. Umar bin Khattab, Sy. Ali bin Abi Thalib, Sy. Muawiyah bin Abu Sufyan, Zaid bin Tsabit, Ubay bin Ka’ab dan Khalid bin Walid, dll.

Penulisan Al-Qur’an masa itu dilakukan dengan pendektean langsung oleh Rasulullah ﷺ. Hasil penulisan para sahabat yang diabadikan dalam bebatuan tipis, pelepah kurma, kulit dan tulang disimpan di dalam rumah Rasulullah ﷺ. 

Hal lain yang muncul sebagai stimulus perintisan perpustakaan adalah perintah Rasulullah ﷺ kepada para kafir Quraisy yang menjadi tawanan perang Badar untuk mengajari anak-anak muslim Madinah membaca dan menulis sebagai tebusan kebebasan mereka.

2. Era Pembentukan dan Pembinaan Perpustakaan

Lompatan zaman membuat perpustakaan memasuki fase baru dalam lembar sejarah masyarakat Islam. Fase ini menjadi awal dari era kegemilangan peradaban dan Ilmu pengetahuan. 

Setelah adanya upaya pengkodifikasian Al-Qur’an dalam bentuk mushaf, timbul keinginan masyarakat muslim (terutama yang hidup jauh dari masa Rasulullah ﷺ) untuk memahami Al-Qur’an dan ajaran-ajaran Islam sesuai dengan yang dipahami dan dilaksanakan oleh Rasulullah ﷺ ketika itu. Sehingga muncul inisiatif dari sebagian ulama untuk melakukan kodifikasi hadits Rasulullah ﷺ, meski pada awalnya mendapatkan tentangan karena berpegang kepada redaksi hadits yang melarang penulisan ucapan Rasulullah ﷺ selain Al-Qur’an. 

Namun pada masa Umar bin Abdul Aziz (wafat 675 M) beliau memberi mandat kepada Muhammad bin Muslim bin Syihab az-Zuhri al-Madaniy (wafat 695 M) untuk menghimpun hadits dan membukukannya dengan pertimbangan bahwa pelarangan menulis hadits pada masa itu karena dikhawatirkan akan adanya percampuran antara hadits dengan Al-Qur’an.

Kepeloporan Ibn Syihab az-Zuhriy dalam pengkodifikasian hadits ternyata mampu memberi daya magnetis tersendiri bagi ulama-ulama lainnya untuk ikut serta dalam penghimpunan hadits. Sehingga lahirlah koleksi Sahih Bukhari, Sahih Muslim, Sunan Abu Daud, Sunan at-Turmudzi, dan koleksi-koleksi buah karya para ahli hadits.

Perpustakaan dan Gerakan Penerjemahan

Gerakan penerjemahan telah memberi sumbangsih besar dalam era revolusi besar ilmu pengetahuan dan teknologi Islam masa silam, apalagi dengan adanya perpustakaan yang menopang penempatan literatur-literatur klasik dan manuskrip-manuskrip langka sebagai aset berharga sebuah bangsa. 

Era pertama gerakan penerjemahan ini dipelopori oleh Khalifa al-Mansur dari Daulah Abbasiyah. Penerjemahan ke dalam bahasa Arab dimulai dari literasi berbahasa Persia dalam bidang astrologi, ketatanegaraan dan politik, moral, seperti Kalila wa Dimma dan Sindhid. Gerakan penerjemahan dilanjutkan khalifah berikutnya, yaitu Khalifah Al-Makmun (813-833). 

Dalam kurun waktu tersebut, Islam mengalami kemajuan pesat di bidang ekonomi, ilmu pengetahuan, konstruksi dan teknologi, kesenian dan sastra. Kemajuan inilah yang mendorong pemerintahan di masa itu untuk menyediakan berbagai fasilitas termasuk pengembangan perpustakaan sebagai wujud kebebasan intelektual. Pusaran waktu dan kebutuhan yang tinggi akan ilmu pengetahuan membuat pepustakaan mengalami perkembangan pesat. Tak hanya sebagai tempat penyimpanan buku-buku kuno yang didapat dari Persia, Bizantium, Etiophia, dan India, namun telah berkembang sebagai tempat pendidikan, pusat pengembangan ilmu pengetahuan, dan pusat riset astronomi dan matematika.

3. Era Kemunduran Perpustakaan

Era perpustakaan sebagai simbol era revolusi ilmu pengetahuan nyatanya mengalami antiklimaks di penghujung episode sejarah umat Islam. Era kemunduran ini berimbas pada kemunduran peradaban umat Islam masa itu. Kemunduran tersebut tentu tak lepas dari dua faktor dasar, faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal yang melatarbelakangi kemunduran tersebut tak lain karena ketidakberdayaan kaum muslimin terhadap disintegrasi politik sehingga muncul persaingan dalam mendominasi kekuasaan. Hal inilah yang yang membuat sektor pendidikan menjadi terbengkalai.

Faktor eksternal yang menjadi pemicu kemunduran perpustakaan adalah jatuhnya wilayah-wilayah muslim akibat agresi dan peperangan, misalnya agresi tentara Tar-tar yang dipimpin oleh Hulako Khan tahun 1258, berhasil menumbangkan pemerintahan Khilafah Bani Abasiyah di Baghdad dan membantai jutaan kaum muslim di sana. 

Selain menghancurkan kota Baghdad, tentara Mongol juga membakar dan membuang buku-buku ilmu pengetahuan yang berada di perpustakaan Baghdad.

Petaka perang Salib yang juga berdampak pada kehancuran beberapa perpustakaan yang ada di Tripoli, Marrah, Al-Quds, Ghazzah, Asqalan dan kota-kota lainnya.

Beberapa Profil Singkat Perpustakaan Kuno

1 . Perpustakaan AdzDzahiriyah

Terletak wilayah kota tua Damaskus (ibukota Negara Syiria). Lebih tepatnya di wilayah Bab Al-Barid, dekat Masjid Jami’ Al-Umawi. Perpustakaan ini didirikan oleh Sultan Dzahir Baybars pada tahun 676 H. 

Beliau merupakan salah seorang Sultan yang tangguh dan banyak melakukan renovasi serta menaruh perhatian besar terhadap tempat-tempat suci dan bangunan-bangunan Islam di wilayah Syam. Termasuk diantara The Dome Of The Rock di Yerusalem. 

Perpustakaan memiliki banyak literatur klasik berbahasa Arab. Namun kini kurang lebih sebanyak seribu eksemplar dari kitab-kitab induk telah dipindahkan ke perpustakaan Al-Asad (perpustakaan negara Syiria yang dibangun pada tahun 1984) untuk mempermudah pemeliharaan.

2. Perpustakaan Astan Quds Rajavi Al-Markaziyah

Terletak di Masyhad, salah satu kota di provinsi Khurasan Rajavi, timur Iran. Perpustakaan ini didirikan pada tahun 1457 dengan koleksi jutaan lebih manuskrip dan bermacam kitab dalam berbagai bidang keilmuan. 

Tahun 2003, jumlah koleksi kitab sebanyak 30.250 eksemplar, 25.000 kitab kuno, kitab tulisan tangan sebanyak 17.280 dan lainnya sebanyak 72.490 judul.

3. Perpustakaan Al-Khalidiyah

Salah satu perpustakaan Islam kuno di Yerusalem Timur atau Al-Quds Asy-Syarqiyyah yang menjadi aset sengketa antara Islam dan Yahudi. Tepatnya dibangun pada era pertengahan saat Kerajaan Kristen menguasai Yerusalem pada abad 13. 

Perpustakaan ini menyimpan 1.278 manuskrip dan 5.000 eksemplar buku dari era Mamluk dan Utsmaniyah. Dengan cakupan berbagai bidang ilmu Islam dan umum, 18 diantaranya berbahasa Persia dan 46 lainnya berbahasa Turki.

4. Perpustakaan Sulaimaniya

Terletak di Istanbul, Turki dan masih menjadi bagian dari Masjid Agung Sulaimaniyah. Nama Sulaimaniyah sendiri merujuk pada nama salah seorang Sultan dari Kerajaan Utsmani, Sulaiman Al-Qanuni (1495 – 1466 M). 

Perpustakaan ini dibangun atas perintah beliau, guna melengkapi komplek Masjid yang diarsitekturi oleh Mi’mar Sinan, seorang perancang bangunan ternama Dinasti Utsman. Masjid Agung Sulaimaniyah terdiri dari dua bagian; bagian barat yang mencakup perpustakaan, kantor, tempat penelitian, dan tempat menampilkan koleksi mikrofilm. Sementara bagian timur mencakup madrasah bagi pemuda di zaman tersebuat, tempat pemeliharaan koleksi, dan tempat pameran kaligrafi serta cetakan buku.

Sumber:
Syariatullah al Khalidah karangan as Sayyid as Syarif Muhammad bin Alwi al Malikiy


Tiada ulasan: