Rabu, 17 April 2019

Kaya hati membawa kebahagiaan hidup. 9349.

 ﷺ
Kebahagiaan yang Nampak Jelas di Wajah Rasulullah ﷺ
by yudi
Kebahagiaan Wajah Rasulullah
“YA Rasulullah ﷺ! Halimah binti Abdullah bin Harits As-Sa’diyah ingin masuk.”

Itulah yang membuat Rasulullah ﷺ nampak begitu gembira. Hati beliau ﷺ sungguh rindu, terbesit kenangan-kenangan manis dalam benak beliau ﷺ. Beliau teringat kawasan padang luas Bani Sa’ad, dan masa-masa beliau ﷺ disusui Halimah disana. 

BACA JUGA: Ketika Nabi dan Dua Sahabat Dijamu Seorang Lelaki Anhsar 

Khadijah segera mempersilahkan Halimah masuk. “Ibu… ibu!” tatapan Rasulullah ﷺ tertuju pada Halimah, suara beliau nan lembut menyentuh telinga Khadijah kala memanggil dengan penuh kerinduan.

hadijah menatap Rasulullah ﷺ. Rasulullah ﷺ pun membentangkan selendang beliau untuk kemudian digunakan sebagai hamparan untuk Halimah. Beliau mengusap Halimah dengan penuh kelembutan dan kasih sayang. Kebahagiaan begitu jelas nampak di wajah beliau ﷺ, seakan ia melihat ibu kandung beliau ﷺ, Aminah binti Wahab.

Rasulullah ﷺ kemudian berbicara dengan sang istri, Khadijah binti Khuwailid. Khadijah sangat tersentuh oleh kondisi Halimah, ibunda susuan suaminya ﷺ kala itu. Khadijah pun menuangkan cinta dan kasih sayangnya pada Halimah.

BACA JUGA: Umat Islam yang Berilmu Adalah Pewaris Para Nabi

Dengan rela hati, Khadijah memberikan empat puluh ekor kambing, juga seekor unta untuk membawakannya air di perjalanan. Khadijah pun memberikan bekal seperlunya untuk nanti Halimah bawa pulang ke kampong halamannya. []

https://www.islampos.com/kebahagiaan-yang-nampak-jelas-di-wajah-rasulullah-144238/?

Ketika Madinah Dikunjungi Para Delegasi dari Berbagai Jazirah
by yudi
Madinah Dikunjungi Para Delegasi
TAHUN kesembilan Hijriyah, Madinah mulai dikunjungi oleh para delegasi dari berbagai Jazirah untuk bertemu langsung, mendengar sabda dan petunjuk dari manusia termulia, Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

Salah satu delegasi itu yakni dari Tujib dan Yaman. Untuk sampai ke Madinah, mereka harus menempuh perjalanan jauh melintasi banyak negeri, mendaki gunung dan menyisir gurun. Mereka menambatkan unta dan perbekalan mereka jauh dari masjid-masjid dan jalan-jalan umum Madinah. Agar tidak mengganggu penduduk sekitar, dijaganya unta-unta dan perbekalan mereka oleh seorang anak yang masih belia.


“Walau masih belia, ia pantas untuk itu” kata mereka.

Padahal ia anak yang cerdas lagi tanggap. Kesedihan nampak di wajah anak itu karena tidak dapat bertemu langsung dengan Rasulullah ﷺ, yang selalu menjadi bahan perbincangan di antara mereka. Ia pun hanya bisa duduk di tengah tumpukan barang tanpa bisa menolak. 

Rombongan menuju masjid di tengah Madinah, dan disambut Rasulullah ﷺ. Mereka lalu berbaiat setelah mendengar kebenaran yang disampaikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Mereka pun banyak mendengar nashat-nasihat dari beliau ﷺ. 

Mereka tidak lama bersama Rasulullah ﷺ, karena mereka harus segera pulang ketika urusan telah selesai. Rasulullah ﷺ pun memanggil Bilal bin Rabbah untuk memberi mereka hadiah dengan lebih banyak daripada yang biasa diberikan kepada delegasi lainnya. 

“Apakah di antara kalian ada yang tertinggal?” tanya Rasulullah ﷺ, seperti merasa ada yang mengganjal.

Mereka tertegun, lalu menjawab, “Ada… seorang anak penjaga tunggangan kami.”

Rasulullah ﷺ pun ingin bertemu dengan anak itu sebelum kembali bersama rombongan. Anak itu pun dipanggil. Itulah sikap luar biasa Rasulullah ﷺ, beliau ﷺ menaruh perhatian kepada setiap orang tanpa membedakannya.

“Rasulullah ﷺ,” kata anak itu, “Aku salah satu anggota delegasi itu. Kau telah memenuhi kebutuhan mereka. Sekarang penuhilah kebutuhanku.”
“Apa kebutuhanmu?” tanya Rasulullah ﷺ.
Anak itu tidak meminta apapun kepada Rasulullah ﷺ kecuali ia ingin Rasulullah ﷺ memohonkan ampun kepada Allah agar ia diampuni, dikasihi dan menjadi orang yang kaya hati.
Permintaan ini menunjukan jika anak muda itu telah mengenal Rasulullah ﷺ dengan baik. Jika tidak, mana mungkin ia mengajukan permintaan itu. Beliau ﷺ pun sangat senang dengan anak itu, lalu memberinya hadiah seperti apa yang diberikan kepada sesama rombongan delegasinya. 
Beliau ﷺ pun berdoa, “Ya Allah, ampunilah dia, kasihilah dia, dan jadikanlah kekayaan memenuhi hatinya.” []
Sumber: Dr. Nizar Abazhah. 2009, Dar al-Fikr, Damaskus. Diterjemahkan dari Athfal ma’ al-Rasul. Sahabat-Sahabat Cilik Rasulullah. Jakarta: Zaman.
https://www.islampos.com/ketika-madinah-dikunjungi-para-delegasi-dari-berbagai-jazirah-144241/?


Tiada ulasan: