Selasa, 23 April 2019

Khulafa Ar-Rasyidin, Abu Bakar ash-Shiddiq. 9355.


Keelokan Aisyah dan Turunnya Ayat Tayamum
by yudi
Keelokan Aisyah
SALAH satu keelokan yang ditunjukkan oleh Aisyah kepada kaum muslimin adalah bahwasannya dia menjadi sebab turunnya ayat tayamum.

Dari Aisyah, istri Nabi saw., dia berkata, “Kami bepergian bersama Rasulullah SAW pada salah satu safar beliau. Sampai ketika kami berada di suatu daerah, yang berjarak satu barid dan beberapa mil dari Madinah. Tidak ada air di negeri itu, kalungku terlepas dari leherku lantas kalung itu jatuh. Rasulullah tertahan karena mencarinya sampai terbit fajar, dan rombongan itu tidak membawa air.”

BACA JUGA: Romantisme Rasulullah Bersama Aisyah

Aisyah berkata, “Aku mendapatkan cercaan dan hardikan dari bapakku. Bapakku berkata, ‘Pada setiap safar, kamu selalu menimpakan kesulitan dan bencana bagi kaum muslimin.’

Aisyah kembali berkata, “Allah menurunkan rukhshah tayamum pada waktu itu. Orang-orang melakukan tayamum dan mengerjakan shalat.” Aisyah bertutur lagi, “Bapakku berkata ketika rukhshah tayamum itu diturunkan untuk memudahkan kaum muslimin, ‘Aku tidak tahu, anakku, bahwa engkau ini berkah. Berkah dan kemudahan diberikan Allah kepada kaum muslimin akibat engkau menahan mereka di sini.'” (Musnad Ahmad 6/273, berderajat shahih)

Nabi SAW tidak menikahi gadis selain Aisyah. Nabi menikahinya sesudah menikah dengan Ummul Mukminin Khadijah dan Saudah binti Zam’ah ra., karena keinginan beliau untuk menambah komponen penguat cinta dan pershahabatan antara beliau dengan Abu Bakar ash-Shiddiq ra. Kedudukan Aisyah sangat kuat bertahta pada diri beliau. Ruh beliau yang mulia berpisah meninggalkan jasad beliau yang berada di pangkuan Aisyah. Aisyah ra. hidup sampai dia mengalami fitnah besar sesudah terbunuhnya Utsman bin Affan ra. Terjadilah Perang Jamal, Aisyah keluar untuk mendamaikan antarmuslimin. Aisyah ra. terkenal dengan rasa malunya dan sifat wara’nya.

BACA JUGA: Hari Paling Bahagia bagi Aisyah

Dari Aisyah, dia berkata “Aku masuk ke rumahku yang Rasulullah SAW dan bapakku dikuburkan di situ. Kutanggalkan pakaianku sembari bergumam, ‘Ini hanyalah suamiku dan bapakku.’ Tatkala Umar juga dikuburkan di tempat itu berdampingan dengan mereka maka aku tidak pernah masuk ke rumah itu kecuali dalam keadaan mengenakan pakaian secara Iengkap, karena malu kepada Umar.” (Musnad Ahmad 26405, shahih) []

Sumber: Keistimewaan 62 Muslimah Pilihan/ Penulis: Ali bin Nasyif asy-syuhud/ Penerbit: Ar-Rijal Publishing/ April, 2013
https://www.islampos.com/keelokan-aisyah-dan-turunnya-ayat-tayamum-144916/?

Allah Sembuhkan Fatimah karena Shalat Tahajud
by Saad Saefullah
musibah ummu amir
JAM menunjukkan angka 4 pagi. Suasana hening. Tak ada yang bergerak kecuali dedaunan pohon yang ditiup oleh angin malam hari. Ujung-ujung dahan merangkul jendela rumahku.
Tiba-tiba alarm berbunyi. Khadijah langsung mematikan alarm. Bangun dan bergegas ke kamar mandi. Langkahnya begitu berat karena ia tengah mengandung 8 bulan. Perutnya semakin membesar dan kakinya membengkak. Mudah lelah, nafasnya berat dan wajahnya pucat, matanya membengkak karena banyak menangis.
Ia tetap bangun malam itu, padahal adzan subuh masih satu jam lagi. Khadijah adalah teman dekatku, usia perkawinannya sekitar tiga tahun. Pada saat diberitakan positif hamil, ia dan suaminya sangat girang membayangkan segera dapat menggendong anak pertamanya.
Namun pada beberapa bulan usia kehamilannya di saat visit ke dokter spesialis kandungan, setelah mendapatkan pemeriksaan sebagaimana biasa, lalu dokter tersebut mengatakan bahwa bayi yang dikandungnya mengalami kelainan organik, hanya memiliki satu ginjal!
Subhanallah, ini terjadi di negeri Barat, yang ilmu kedokterannya sangat maju. Tetapi para dokternya tidak memiliki perasaan manusiawi sedikitpun, salah satu korbannya adalah temanku Khadijah yang secara psikologis menjadi takut dan mencekam setelah mendengar vonis dokter perihal bayinya.
Khadijah keluar dari pemeriksaan dengan wajah yang layu. Seperti orang yang linglung tidak tahu bagaimana bisa sampai ke rumah, kelahiran pertama dengan bayi yang hanya memiliki satu ginjal? Apa yang harus dilakukan? Ataukah dokternya yang salah mendiagnosa?
Khadijah dan suaminya tetap berikhtiar ke dokter lain, tetapi tetap saja mereka menjelaskan diagnosa yang sama, satu ginjal!!! Setiap kali visit ke dokter harapannya semakin tipis, hingga akhirnya ia pasrah menerima kenyataan.
Dokter terakhir yang menjadi langganannya mengatakan bahwa hendaknya ia jangan membuat dirinya menjadi lelah dan stres, karena hal itu tidak akan merubah keadaan anaknya.
Setelah itu ia sadar bahwa tidak ada yang dapat diperbuat olehnya melainkan menghadap Allah dengan doa. Sejak saat itu ia selalu bangun di sepertiga malam untuk tahajud dan mendoakan anak yang kelak akan dilahirkannya, ia yakin dengan firman Allah SWT:
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS Al Baqarah 2:186)
“Dan jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu.” (QS Al-An’am :t 17)
“Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurniaNya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Yunus: 107.)
“Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”. (Q.S Al Mukmin : 60)
Juga Rasulullah SAW bersabda,
“Setiap malam Allah Ta’ala turun ke langit dunia, ketika datang sepertiga malam terakhir, lalu Allah berfirman, “Barang siapa yang berdoa kepada-Ku akan Aku kabulkan, siapa yang meminta kepada-Ku, Aku berikan, siapa yang memohon ampun kepada-Ku Aku ampuni”. (HR Bukhari Muslim).
Khadijah yakin tidak ada tempat untuk mengadu kecuali kepada-Nya, karena itu ia tidak ragu-ragu untuk selalu bangun satu jam sebelum fajar atau lebih. Meskipun kehamilannya menyebabkan lelah dan kurang tidur.
Setiap malam selalu bangun di sepertiga akhirnya, sujud di tempat shalat dengan penuh khusyu, seraya memohon kepada Allah agar dikaruniai seorang putri yang sehat dengan ginjal normal (dua ginjal). Ia terus berdoa dengan suara yang lirih.
Tangisnya membasahi alas sujudnya. Tidak luput semalam pun dan tidak bosan sedikitpun dari sujud dan ruku’. Meskipun melakukannya dengan susah payah, ia tidak surut dari usahanya dan tidak mengeluh sedikitpun.
Setiap kali dokter kandungan memberitahukan hasil pemeriksaan, semakin bertambah semangatnya untuk qiyamullail di sepertiga malam terakhir.
Suaminya sangat iba kepadanya setiap malam bangun untuk bermunajat, sang suami khawatir istrinya depresi ketika putrinya lahir dengan satu ginjal. Namun ia sadar bahwasanya Allah SWT terkadang mengabulkan doa di akhir (last minutes), sebagaimana Rasulullah SAW bersabda dari Abu Said Al-Khudry,
“Tiada seorang muslim berdoa dengan doa yang tidak mengandung unsur dosa dan memutus silaturahim, melainkan Allah berikan kepadanya tiga kemungkinan: dipercepat pengabulan doanya, ditangguhkan pengabulan doanya sampai di akhirat nanti, atau dihindarkan dari keburukan sebanding dengan kebaikan yang diminta. Para sahabat berkata, “Kalau begitu kita minta sebanyak-banyaknya.” Nabi bersabda, ”Allah lebih banyak lagi (karunia-Nya).” (HR. Ahmad).
Ia selalu mengingatkan suaminya bahwa tidak ada jalan baginya kecuali meminta kepada Allah. Jika tidak meminta kepada Allah, kepada siapa lagi kita meminta? Sebagaimana syair mengatakan:
Jangan meminta sesuatu kepada anak Adam ..
Mintalah kepada Yang pintu-Nya tak tertutup …
Allah marah jika Anda tidak meminta-Nya ..
Sedang anak Adam marah jika diminta …
Bagaimana Anda tidak meminta kepada Allah SWT, sementara Rasulullah telah meriwayatkan dari Tuhan melalui hadits qudsi,
“Hai hambaKu, seandainya yang pertama dari kalian dan yang terakhir dari kalian, seluruh manusia dan jin berdiri di satu tempat, lalu mereka meminta kepadaku, maka akan aku kabulkan permintaannya masing-masing, tidak ada yang berkurang sedikitpun dari-Ku, kecuali seperti berkurangnya air laut ketika jarum dimasukkan ke dalamnya lalu diangkatnya” (HR. Muslim)
Dua pekan sebelum kelahirannya, Khadijah datang ke rumahku. Ketika masuk waktu Zhuhur kami shalat berjamaah. Ketika aku bangun dari shalat, tangannya merengkuh tanganku seraya berkata bahwasanya ia merasakan sesuatu yang aneh.
Lalu kami segera pergi ke rumah sakit, ternyata hal itu adalah tanda-tanda akan melahirkan. Aku berdiri di sampingnya. Ia terus banyak berdoa dan memohon semoga anaknya yang lahir selamat dan normal dengan dua ginjal.
Setelah berjuang antara hidup dan mati, putrinya pun lahir, ia memberinya nama “Fatimah”. Fatimah lahir dengan berat badan yang kurang, posturnya kecil, akibat dari hanya satu ginjal yang dimilikinya. Khadijah menangis dan aku pun tak kuasa menahan tangis, karena membayangkan bagaimana Fatimah dapat hidup dengan hanya satu ginjal?
Tiba-tiba dokter datang dan yang mengejutkan dokter tersebut berkata bahwa ternyata Fatimah kondisinya sehat dan yang lebih mengagetkan lagi dokter menyatakan bahwa ternyata ginjalnya dua (normal). Kami terhenyak sejenak seperti tak percaya dengan semua ini. Subhanallah! Alangkah Penyayangnya Allah kepada makhluk-Nya.
Kini Fatimah berumur 5 tahun, semoga Allah melindunginya dan menjadikannya sebagai penyedap mata bagi yang memandangnya. Wallahu’alam bishshawab. [santiislampos/siramanqolbuku]
https://www.islampos.com/allah-sembuhkan-fatimah-karena-shalat-tahajud-144982/?

Keelokan Aisyah dan Turunnya Ayat Tayamum
by yudi

SALAH satu keelokan yang ditunjukkan oleh Aisyah kepada kaum muslimin adalah bahwasannya dia menjadi sebab turunnya ayat tayamum.
Dari Aisyah, istri Nabi saw., dia berkata, “Kami bepergian bersama Rasulullah SAW pada salah satu safar beliau. Sampai ketika kami berada di suatu daerah, yang berjarak satu barid dan beberapa mil dari Madinah. Tidak ada air di negeri itu, kalungku terlepas dari leherku lantas kalung itu jatuh. Rasulullah tertahan karena mencarinya sampai terbit fajar, dan rombongan itu tidak membawa air.”

Aisyah berkata, “Aku mendapatkan cercaan dan hardikan dari bapakku. Bapakku berkata, ‘Pada setiap safar, kamu selalu menimpakan kesulitan dan bencana bagi kaum muslimin.’
Aisyah kembali berkata, “Allah menurunkan rukhshah tayamum pada waktu itu. Orang-orang melakukan tayamum dan mengerjakan shalat.” Aisyah bertutur lagi, “Bapakku berkata ketika rukhshah tayamum itu diturunkan untuk memudahkan kaum muslimin, ‘Aku tidak tahu, anakku, bahwa engkau ini berkah. Berkah dan kemudahan diberikan Allah kepada kaum muslimin akibat engkau menahan mereka di sini.'” (Musnad Ahmad 6/273, berderajat shahih)

Nabi SAW tidak menikahi gadis selain Aisyah. Nabi menikahinya sesudah menikah dengan Ummul Mukminin Khadijah dan Saudah binti Zam’ah ra., karena keinginan beliau untuk menambah komponen penguat cinta dan pershahabatan antara beliau dengan Abu Bakar ash-Shiddiq ra. Kedudukan Aisyah sangat kuat bertahta pada diri beliau. Ruh beliau yang mulia berpisah meninggalkan jasad beliau yang berada di pangkuan Aisyah. Aisyah ra. hidup sampai dia mengalami fitnah besar sesudah terbunuhnya Utsman bin Affan ra. Terjadilah Perang Jamal, Aisyah keluar untuk mendamaikan antarmuslimin. Aisyah ra. terkenal dengan rasa malunya dan sifat wara’nya.

Dari Aisyah, dia berkata “Aku masuk ke rumahku yang Rasulullah SAW dan bapakku dikuburkan di situ. Kutanggalkan pakaianku sembari bergumam, ‘Ini hanyalah suamiku dan bapakku.’ Tatkala Umar juga dikuburkan di tempat itu berdampingan dengan mereka maka aku tidak pernah masuk ke rumah itu kecuali dalam keadaan mengenakan pakaian secara Iengkap, karena malu kepada Umar.” (Musnad Ahmad 26405, shahih) []
Sumber: Keistimewaan 62 Muslimah Pilihan/ Penulis: Ali bin Nasyif asy-syuhud/ Penerbit: Ar-Rijal Publishing/ April, 2013
https://www.islampos.com/keelokan-aisyah-dan-turunnya-ayat-tayamum-144916/?

Melihat Kedudukan Wanita Sebelum Datangnya Islam
by Saad Saefullah
Daun Muda Andalusia, Sejarah Keemasan Bumi Eropa
Oleh: Lu’lu Dzahidah
Mahasiswa STEI SEBI
luludzah54@gmail.com
WANITA adalah makhluk allah swt yang dimuliakan dalam isalam, pada zaman dahulu orang Yunani kuno memandang wanita sebagai najis dan kotoran hasil perbuatan setan,mereka menyamakan wanita dengan barang dagangan yang bisa diperjualbelikan di pasar-pasar.
Wanita di masa itu hanya mengenal tiga posisi sosial. Pertama, sebagai pemuas nafsu seksual laki-laki. Kedua selir yang bertugas menyenangkan para tuan-tuan bangsawan dan hartawan. Dan ketiga, istri yang berperan di urusan rumah tangga belaka. Entah mengapa budaya dan tradisi sosial memosisikan wanita di persimpangan yang menyedihkan.
Kondisi kemanusian di zaman itu membuat penyiksaan terhadap wanita menjadi hal yang dipandang biasa. Masyarakat menganggap wanita sebagai makhluk yang paling tidak beruntung dan setara dengan air penyakit. Bagi masyarakat Arab jahiliyah, mempunyai anak perempuan dipandang sangat hina dan menjatuhkan martabat. Oleh sebagian suku anak perempuan harus dibunuh atau dikubur hidup-hidup.

Parahnya para filosof yang dianggap bijaksana dalam berpikir ikut terseret dalam menista. Plato menyatakan bahwa wanita sebagai makhluk yang kualitasnya sedikit di atas binatang. Muridnya, Aristoteles, menambahkan lagi kalau wanita adalah manusia yang belum selesai dan tertahan dalam perkembangan tingkat bawah.

Hingga kemudian Islam datang membawa kebenaran yakni dengan Al-Qur’an. Al-Quran satu-satunya agama yang mengabadikan wanita sebagai nama surat yaitu An-Nisa. Al-Quran yang menyatakan adanya perbedaan antara laki-laki dan perempuan, tetapi perbedaan tersebut bukanlah pembeda untuk menguntungkan satu pihak dan merugikan lainnya.
Al-Quran membawa informasi bahwasannya kaum laki-laki dan wanita berasal dari jenis yang sama dan dari keduanya secara bersamaan tuhan mengembangbiakan keturunan manusia. Hal ini terdapat dalam QS. An-Nisa 4:1.
“Wahai manusia! Bertakwalah kepada tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dan (diri)nya dan dari keduanya Allah memperkembangbiakan laki-laki perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang degan nama-Nya saling meminta dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan sesungguhnya allah selalu menjaga dan mengawasimu.”
egitulah konsep kesetaraan laki-laki dan perempuan dalam Islam yang tidak menghalalkan deskriminasi kecuali yang membedakan hanyalah kualitas takwa dan amal saleh (QS.An-nahl 16:97). []
Referensi: Ukhtiy… Hatimu di Jendela Dunia, Penulis: Yuli Hemdi
Kirim OPINI Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi di luar tanggung jawab redaksi.
https://www.islampos.com/melihat-kedudukan-wanita-sebelum-datangnya-islam-144943/?

Allah Telah Memilih dan Menjaga Abu Bakar
by yudi
Allah Memilih Abu Bakar
ABDULLAH bin Utsman bin ‘Amir bin ‘Amr bin Ka’ab bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Luaiy bin Ghalib al-Quraisy at-Taimi, nama yang mungkin tak banyak orang mengetahuinya. Namun, jika Abu Bakar yang disebut pastilah umat Islam mengenalnya. Ayahnya Utsman bin ‘Amir, yang diberi kunyah Abu Quhafah. Nasab Abu Bakar bertemu dengan nasab Rasulullah pada kakek keenam, yaitu Murrah bin Ka’ab. Ibunya bernama Salma binti Shakr yang diberi kunyah Ummu al-Khair.

Abu Bakar as-Shiddiq dilahirkan kurang lebih dua tahun setelah tahun gajah. Abu Bakar tumbuh dan dibesarkan oleh lingkungan yang baik, hal ini dikarenakan kedua orang tua nya yang mulia lagi terhormat di antara kaumnya. 
Abu Bakar saudagar yang sering melakukan perjalanan ke beberapa negeri. Sebelum masuk Islam pun, Abu Bakar sudah dikenal akan kedermawanannya. Abu Bakar tidak pernah sekalipun sujud kepada berhala, dan tidak pernah pula meminum khamr sebagaimana kebiasaan masyarakat Arab lainnya. Fitrah dan juga akal sehatnya menahan ia untuk melakukan perbuatan jahiliyah, tentu ini juga karena Allah telah memilih dan menjaganya.
Semasa hidupnya, Abu Bakar ditemani empat orang istri yang dari merekalah lahir anak-anak yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Diantaranya:
  1. Qutailah binti Abdul ‘Uzza, wanita yang juga pernah ditalaknya di masa jahiliyah. Darinya lahir dua orang anak, yakni Abdullah bin Abu Bakar dan juga Asma binti Abu Bakar.
  2. Ummu Ruman binti ‘Amir, wanita yang sebelumnya pernah menikah dengan al-Harits bin Sakhbarah. Darinya lahir dua orang anak, Abdurrahman dan Aisyah.
  3. Asma binti ‘Umais, yang merupakan salah satu orang yang pertama-tama masuk Islam. Ia ikut berhijrah ke negeri Habasyah dengan suami pertamanya Ja’far bin Abi Thalib yang kemdian wafat di perang Mut’ah. Abu Bakar menikahinya dan dikarunia satu anak bernama Muhammad.
  4. Habibah binti Kharijah, seorang wanita yang berasal dari suku Khazraj Anshar. Ia adalah ibunda Ummu Kultsum yang lahir setelah wafatnya Abu Bakar.

Sumber: Abu Jannah. Sya’ban 1438 H. Serial Khulafa Ar-Rasyidin, Abu Bakar ash-Shiddiq. Jakarta: Pustaka Al-Inabah.

https://www.islampos.com/allah-telah-memilih-dan-menjaga-abu-bakar-144917/?



Tiada ulasan: